Satu - Satunya Tampil Beda, Koran Politik Paling Berani Mengkritik Terpanas dan Perang Terhadap Koruptor, Narkoba, Teroris Musuh Rakyat ~~~~~>>>>> Kami Menerima Artikel, Opini, Berita Kegiatan, Iklan Pariwara dapat mengirimkannya melalui email dutanusantaramerdeka@yahoo.co.id
Tampilkan postingan dengan label Diskusi. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Diskusi. Tampilkan semua postingan

Diskusi Publik "Memperkuat Langkah Penghapusan Diskriminasi Ras dan Etnis"


Duta Nusantara Merdeka | Jakarta
Rasisme adalah paham atau doktrin yang menyatakan bahwa perbedaan biologis yang melekat pada ras manusia menentukan capaian budaya atau individu. Sistem ini kemudian mendorong superioritas suatu ras atas ras lain yang dianggap lebih rendah. Dalam praktik, perbedaan biologis ini kemudian menjadi instrumen pembeda yang mewujud dalam bentuk tindakan intoleransi, diskriminasi dan kekerasan.

Dalam 20 tahun terakhir, republik ini telah mencatat praktik diskriminasi dan kekerasan terhadap etnis Tionghoa pada 1998 dan warga Papua, yang berasal dari ras Melanesia. Dua peristiwa itu, bukan hanya membukukan praktik dehumanisasi terhadap etnis Tionghoa dan Papua, tetapi juga menimbulkan kekerasan, perampasan hak, dan trauma berkepanjangan. Peristiwa yang baru saja menimpa warga Papua di Surabaya (16/8) bahkan menimbulkan ketegangan baru di tengah warga Papua, yang hingga kini belum teratasi.

Peaceful Papua Initiative (PPI) dan SETARA Institute menggelar Diskusi Publik "Memperkuat Langkah Penghapusan Diskriminasi Ras dan Etnis" yang bertujuan untuk promosi penghapusan praktik diskriminasi ras dan etnis dan membangun kesadaran publik tentang bahaya rasisme bagi kebhinekaan Indonesia dengan mendorong berbagai elemen penyelenggara negara melakukan upaya-upaya penghapusan diskriminasi ras dan etnis serta menghimpun masukan tentang desain penghapusan diskriminasi ras dan etnis yang berkelanjutan.

Peaceful Papua Initiative (PPI) adalah inisiatif sejumlah organisasi masyarakat sipil dan elemen civil society untuk mendorong penanganan Papua secara damai dengan menjadikan dialog Jakarta-Papua sebagai instrumen penyelesaian konfik di Papua.

Halili, Direktur Riset SETARA Institute mengatakan, SETARA Institute menentang dehumanisasi terhadap masyarakat Papua yang hadir akibat pelanggengan rasisme dan stigmatisasi. Pengakuan atas hak yang melekat pada mereka sebagai manusia berada di titik rawan dan rapuh sebagaimana ditunjukkan dengan frekuensi insiden kekerasan terhadap masyarakat Papua yang tinggi, sehingga melanggar kebebasan berekspresi dan menyatakan pendapat, hak atas rasa aman, dan hak berpindah. Pelanggaran HAM dan kebebasan masyarakat Papua menjadi catatan buruk berkelanjutan karena kegagalan negara mencari solusi berkeadilan di Papua.

"Pengalaman kekerasan berbasis ras pada 1998 telah meyakinkan pemerintah indonesia untuk membentuk reguiasi yang menjamin dan memastikan kesetaraan ras dan etnis dengan identitas tunggal: bangsa Indonesia. Basis historis kesatuan Indonesia yang dibentuk dari keragaman suku, ras dan agama ini yang dalam banyak episode selalu terkoyak dan menghadapi ujian. Selain jaminan kesetaraan di dalam Konstitusi RI, pada Oktober 2008, Indonesia telah memiliki sebuah jaminan legal yang menjadi landasan bagi penghapusan diskriminasi ras dan etnis, melalui UU No. 40 2008 tentang Penghapusan Diskriminasi Ras dan Etnis," ujar Halili dalam diskusi publik di Hotel Ashley JI. KH. Wahid Hasyim No. 73-75, Jakarta Pusat. Kamis (12/9)


UU ini telah menegaskan keberlakuan UU No. 29/1999 tentang Ratifikasi Konvensi Penghapusan Diskriminasi Rasial, lanjut Halili, sebagai hukum domestik Indonesia. Dengan UU ini setiap praktik diskriminasi dapat dikategorikan sebagai tindakan kriminal. UU ini telah menjadi preseden hukum baru dalam disiplin hukum Indonesia, di mana tindakan diskriminasi yang sebelumnya tidak dianggap sebagai sebuah tindakan kriminal, saat ini bisa dipersoalkan secara hukum (pidana). Berdasarkan UU ini pula, institusi Polri telah menjerat sejumlah orang yang melakukan tindak pidana diskriminasi ras di Surabaya (16/8) lalu.

Menurut Halili, Stigmatisasi yang mengendap di banyak benak warga dalam bentuk ketidakbersediaan berinteraksi dengan warga yang berbeda ras adalah bentuk intoleransi pasif yang selama ini penghakimannya diletakkan pada domain moralitas Sosial. Padahal, jika endapan itu memuncak, maka ekspresi diskriminasi dan persekusi bisa terjadi sebagaimana dialami oleh etnis Tionghoa dan warga Papua.

Oleh karena itu, kata Halili, mainstreaming toleransi harus menjadi kebutuhan kita menjaga Kesatuan Republik Indonesia. Sebagai sebuah nilai imperatif demokrasi, praktik toleransi harus terus digelorakan untuk memperkuat demokrasi yang sedang tumbuh di Indonesia.

"Persekusi rasial yang dialami oleh mahasiswa Papua di Surabaya menggambarkan bahwa kerja advokasi promosi toleransi dan ketersediaan UU Penghapusan Diskriminasi Ras dan Etnis belum menjadi jaminan mengikis endapan rasisme sejumlah warga dan sejumlah aparat negara. Peran pencegahan ini yang tampaknya kosong dan tidak menjadi kerja berkelanjutan," tutur Halili.

Komnas HAM, kata Halili, yang melalui Pasal 8 UU 40/2008 diberi mandat melakukan pemantauan, penilaian kebijakan, pencarian fakta terkait diskriminasi ras dan etnis serta menyajikan rekomendasi bagi otoritas negara, tampaknya belum memiliki desain kerja yang sistematis dan berkelanjutan, sehingga potensi praktik diskriminasi akan selalu muncul dan berulang. Padahal, dalam penyelesaian perkara diskriminasi ras dan etnis adanya jaminan ketidakberulangan (guarantees of non-repetition) adalah bagian inheren dari resolusi sebuah persitiwa diskriminasi.

Turut hadir dalam diskusi ini, para Pembicara Diskusi: Charles Honoris, Anggota DPR RI selaku Fraksi PDIP Perjuangan, Brigjen Pol. Dedi Prasetyo selaku Karopenmas Divhumas Polri,  Hairansyah selaku Komisioner Komnas HAM RI, Ninik Rahayu selaku Anggota Ombudsman RI selaku Mikael Hilman selaku Aktivis Muda Papua/Advokat, Bonar Tigor Naipospos selaku Peneliti Senior SETARA Institute, dimoderatori Halili, Direktur Riset SETARA Institute.

"SETARA Institute mendorong agar peristiwa yang dialami sejumlah mahasiswa Papua dan warga Papua, semestinya menjadi momentum untuk memperkuat langkah penghapusan diskriminasi ras dan etnis secara berkelanjutan atas semua ras dan etnis yang hidup dan membentuk republik. Bukan hanya Komnas HAM yang perlu bergegas, tetapi juga aparat penegak hukum dan seluruh penyelenggara negara menjadikan elemen kesetaraan ras dan etnis sebagai variabel penilai berbagai kebijakan negara," tutup Halili. (Arianto)









Share:

FGD Polri Gelar Diskusi yang Bertajuk "Merajut Kebhinnekaan Menuju Indonesia Maju"


Duta Nusantara Merdeka | Jakarta
FGD Divisi Humas Polri menggelar diskusi yang bertajuk "Merajut Kebhinnekaan Menuju Indonesia Maju" pada rabu, 11 September 2019 pukul 11:30 - 15:00 wib bertempat di Ballroom Grand Kemang Hotel, Jakarta Selatan dengan narasumber: Irjen. Pol. Muhammad Iqbal, S.I.K., M.H, Kepala Divisi Humas Polri, Lenis Kogoya, Staf Khusus Presiden Kelompok Kerja Papua, Letjen TNI (Purn) Agus Widjojo, Gubernur Lemhannas RI, dan Kirana Larasati, Millenial Influencer, dimoderatori Fristian Griec.

Irjen. Pol. Muhammad Iqbal, S.I.K., M.H, Kepala Divisi Humas Polri saat memberikan sambutan mengatakan, dalam merajut kebhinnekaan, kita harus bersatu dalam keberagaman, prinsip Kebhinnekaan adalah mengelola dan menjaga persatuan dan kesatuan NKRI, sedangkan tugas polri adalah memelihara, melayani, mengayomi dan menjaga NKRI  serta merajut Kebhinnekaan di Nusantara.


Lenis Kogoya, Staf Khusus Presiden Kelompok Kerja Papua mengatakan merajut Kebhinnekaan itu, perlu kedewasaan sikap dan perilaku, sikap dimulai dari hati untuk mempersatukan kasih sesama manusia, tidak korupsi, tidak marah, dan lain-lainnya, didalam Injil diberitakan, Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu.

"Cara menjaga keberagaman di Indonesia adalah perilaku toleransi di Indonesia harus didorong ditengah masyarakat. Sedangkan faktor penghambat intoleransi berupa tidak saling menghargai diantara masyarakat, tidak ada toleransi di masyarakat, adat istiadat yang berbeda yang dapat mempengaruhi gangguan stabilitas, serta etnis, suku dan budaya yang berbeda. Faktor faktor tersebut dapat dinetralisir dengan frame kebhinekaan ditengah masyarakat Indonesia," tutur Muhammad Iqbal. (Arianto)



Share:

Jalan Buntu UUD 1945 Palsu: Indonesia (Terancam) Tanpa Presiden


Duta Nusantara Merdeka | Jakarta
Musyawarah Kekeluargaan Gotong Royong (MKGR) usai memperingati Ulang Tahun Kemerdekaan Bangsa Indonesia yang ke-74 pada Sabtu (17/8) mengadakan diskusi publik terbatas dengan tema Jalan Buntu UUD 1945 Palsu: Indonesia Terancam Tanpa Presiden.

Hadir sejumlah pengurus teras MKGR, kaum intelektual muda dan senior, perwakilan Emak-emak Militan,  pegiat media massa dan youtuber dan lainnya. Acara dibuka oleh Ketum MKGR Letjen TNI Purn. Soeyono.


Hadir sebagai nara Sumber eks Wagub DKI Jakarta Mayjen TNI Purn Purn. Prijanto, Eks Anggota PAN Djoko Edi, dan Hatta Taliwang yang datang kemudian.

 Sebagai pembicara awal setelah Ketum MKGR Letjen TNI Purn. Soeyono membuka Dialog Publik Terbatas adalah Djoko Edi yang menekankan bahwa ada peluang mempidanakan pihak-pihak yang memalsukan dokumen negara, apalagi itu adalah UUD 1945 asli.

 Prijanto sendiri dari Rumah Kebangkitan Indonesia menekankan pentingnya adendum dari UUD 1945 tanpa perlu merombak total sebagaimana terjadi selama 4 kali, yaitu  hingga 2002.

Hatta Taliwang sebagai anggota dewan dalam periode Amandemen mengakui kesalahan dirinya dan membalas kesalahan itu dengan ikut aktif menyuarakan kembali ke UUD 1945 yang asli.

Djoko Edi berharap MKGR mau membangun kino-kino yang ada untuk memberi kesadaran umum kepada seluruh rakyat Indonesia.

"Jokowi sulit untuk dilantik menjadi Presiden bila mengacu pada UUD 1945 versi 2002 dimana syarat perolehan suara Jokowi tidak memadai dari hasil Pemilu 17 April 2019," Kata Djoko Edi. **
Share:

Narko: Dapur Istana Rakyat Sebagai Oase Aktivis Berkumpul


Duta Nusantara Merdeka | Jakarta
Ada tempat nongkrong baru tapi lama, yaitu Dapoer Istana Rakyat dengan slogan, tempat sejarah Kebangsaan, tempat nongkrong romantis tempat diskusi kerakyatan, tempat ngopi dan makan.

Tempat ini dikenal sebagai Rumah Kedaulatan Rakyat, yang juga menjadi Pusat Dokumentasi Politik, Jalan Guntur Nomor 49, Pasar Manggis, Setiabudi, Jakarta Selatan.


Di rumah yang sebelumnya milik Subandio dan Maria Ulfah, tokoh Partai Sosialis Indonesia, inilah Sri Bintang Pamungkas melalui Rakyat Bergerak dan Jaringan Aktivis Lawan Amandemen berdiskusi hingga terus mengalami dinamika perubahan sejak Direktur LBH ForJIS Muhammad Nur Lapong mengelola diskusi setiap Jumat sore. 

Launching sebuah cafe , Jumat (19/7) dibuka oleh Narko pemilik usaha untuk para aktivis militan dari berbagai kalangan. Acara Launching dibuka sebelumnya dengan diskusi publik bertema "Pelanggaran HAM Pemilu 2019" dengan moderator Muhammad Nur Lapong, sedangkan pembicara Natalius Pigai, aktivitis Kemanusiaan dan dokter Zulkifki S. Ekomei, tim kesehatan peduli Kematian Petugas KPPS pada Pemilu 2019. 

"Ini Cafe baru mulai untuk mengakomasi kawan kawan aktivis lintas generasi, lintas status sosial, pokoknya lintas segalanya. Menu murah terjangkau kami siapkan di sini. Tapi itu Cafe pun bisa dikunjungi siapa saja atau kalangan umum" jelas Narko.

Rumah Kedaulatan Rakyat di Jalan Guntur 49 merupakan warisan Soebagio Sastrowardoyo tokoh sosialis yang cukup menonjol mengkritik Rezim Orba lewat tulisannya.

Kini Rumah Kedaulatan Rakyat serasa menjadi Oase bagi para aktivis yang bisa turun di Lapangan berdemo. Tercatat nama-nama tokoh yang sering mengisi acara di Guntur 49 seperti Sri Bintang Pamungkas, Benny Akbar Fatah, Djoko Edi, dr. Zulkifki dan lainnya. **
Share:

Banteng Indonesia Luncurkan Lembaga Diskusi dan Kajian PRAKARSA WIDYACITTA


Duta Nusantara Merdeka | Jakarta
Mengambil momentum Hari Lahir Pancasila tanggal 1 Juni,  Banteng Indonesia (Barisan Penegak Trisakti Bela Bangsa) menggelar seri diskusi dan kajian perdana bertema "Memperkuat Pemahaman Ideologi Pancasila" sekaligus peluncuran _Lembaga Diskusi dan Kajian PRAKARSA WIDYACITTA_ hari Sabtu, 1 Juni 2019 pukul 16:00 - 18:00 wib bertempat di Jl Cikini Raya, Gedung Impression Lantai 4, Cikini, Jakarta Pusat, dengan pembicara Ir. I Ketut Guna Artha selaku Ketua Umum- Wawan Fahrudin, S.IP selaku Wasekjen dan rekan-rekan.

Ir. I Ketut Guna Artha menjelaskan, Terinspirasi dari Hari Pendidikan Nasional dan menyikapi bahwa sejatinya orientasi pendidikan harus menghasilkan karakter ketauladanan, memotivasi dan melayani sebagaimana yang telah dipelopori Ki Hajar Dewantara, maka kami melahirkan PRAKARSA WIDYACITTA.

"Nama PRAKARSA WIDYACITTA dipilih dengan makna inisiatif pembelajaran olah pikir dan rasa yang diproyeksikan sebagai embrio lembaga diskusi dan kajian," tandas Arta. (Arianto)


Share:

HMI Komisariat FKIP Unsyiah Adakan Diksi


Duta Nusantara Merdeka | Banda Aceh

Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Komisariat FKIP Unsyiah adakan DIKSI (Diskusi Interaktif, komunikatif, Solutif dan Inspirati) di Solong Ulee Kareng, Banda Aceh, Rabu (29 Mei 2019). Hadir sebagai pemateri Dr. Darni M. Daud mantan rektor Unsyiah. 

Diskusi yang bertajuk "Tantangan Generasi Milenial, Knowledge_ based Economy, dan  Enterprenership serta berbagai hal aktual" berlangsung menjelang buka puasa bersama. Selain mahasiswa dan aktivis kampus,  kegiatan juga dihadiri aktivis sosial politik,  Andi Kurniawan (Sekjend JIMI), Irfan (pengusaha/ dosen UIN) dan tokoh pemuda Aceh Timur,  Muammar serta caleg DPRK Pidie PPP, dapil 3 Chaidir M.Pd.

Dalam pemaparannya Dr.  Darni memberi masukan terkait kesiapan generasi millineal dalam menghadapi era kompetitif.  Menurutnya kekuatan ekonomi sangatlah penting karena idealisme bisa dibeli, politik juga muaranya ke bidang ekonomi. Dr. Mengingatkan pentingnya jiwa enterpreneship agar generasi millineal tidak menjadi 'penonton', sekaligus ketergantungan pada pemerintah tidak seratus persen lagi. 

Setelah pemaparan singkat, diskusi dilanjutkan dengan tanya jawab dan diakhiri dengan buka puasa bersama serta shalat magrib berjama'ah. Dalam kesempatan itu Dr. Darni membagikan buku karyanya secara gratis kepada peserta diskusi. **
Share:

Dari "Pebisnis Kerusuhan" sampai Penumpang Gelap Bernama "Teroris"


Duta Nusantara Merdeka | Jakarta
Francis Fukuyama, dalam buku terbarunya berjudul Identity: The Demand for Dignity and the Politics of Resentment (2018) memunculkan fenomena politik global di dekade kedua Abad ke-21 yaitu politik identitas. Istilah ini mengacu pada kristalisasi kebencian yang muncul dan berkembang dalam hampir semua kelompok masyarakat, dengan beragam isu dan sebabnya, yang mengambil bentuk dalam rupa identitas kelompok. Energi dasar dari politik identitas ini adalah kebencian terhadap praktek terbuka yang dinilai tidak adil atau tidak selaras dengan idealisme kelompok.

Boni Hargens selaku Direktur Lembaga Pemilih Indonesia dalam diskusi menuturkan, menguatnya gejolak perlawanan terhadap proses penghitungan suara hasil pemilu oleh KPU dengan asumsi menuduh yang dibangun dengan sengaja, tanpa dasar empiric dan legal yang kuat, bahwa ada kecurangan dalam pilpres 2019.

"Dalam rangka menghadapi 22 Mei 2019, dimana KPU akan secara resmi mengumumkan pemenang pemilu presiden 2019, upaya pendaur-ulangan kekerasan menjadi bisnis politik yang mahal," tutur Boni selaku Pengantar diskusi Problem Demokrasi Elektoral atau Sekedar Mainan Bandar Politik? hari sabtu, 11 Mei 2019 pukul 16.45 - 18.00 wib di Ammarin Restaurant, Plaza Sentral GF, Jalan Jenderal Sudirman Kav. 47, Karet Semanggi, RT.5/RW.4, Karet Semanggi, Jakarta.

"Bisnis kekerasan adalah praktek yang lumrah di banyak tempat di dunia. Tetapi kelumrahan itu tidak memberikan legitimasi apapun hari ini di sini, di negeri ini, untuk kita membenarkan apa yang mereka upayakan dengan segala macam cara untuk mengacaukan pemilu dan demokrasi," tegas Boni.

"Lembaga Pemilih Indonesia (LPI) sejak tahun 2009, mendiskusikan ancaman radikalisme keagamaan dan bahaya politik identitas sebagai tantangan terberat bagi implementasi demokrasi elektoral , terutama dalam merawat keindonesiaan sebagai identitas kolektif kita sebagai sebuah negara-bangsa," imbuh Boni.

Hari ini, lanjut Boni, setidaknya sejak  2016, kita melihat fenomena mobilisasi massa ideologis yang murni dan saleh untuk menjadi kekuatan politik dalam rangka meraih tujuan kepentingan dari para bandar dan pemain dalam bisnis politik elektoral.

"Bahwa musuh demokrasi, musuh kita, sudah membesar kekuatannya karena para bandar politik mendapat dukungan dari kelompok teroris, perkara kita sudah melompat dari perkara pemilu menjadi perkara kemanusiaan yang universal karena terorisme adalah musuh kemanusiaan-terlepas dari segala bentuk identitas agama, suku, ras, dan apapun," jelas Boni.

Menurut Boni, yang harus kita lakukan adalah memberikan dukungan sebesar-besarnya kepada aparat kepolisian, TNI dan komunitas intelijen dalam menertibkan "kenakalan" para bandar kerusuhan politik dan dalam menumpas kaum teroris yang menjadi penumpang gelap dalam huru-hara pemilu ..

Sambil memberikan dukungan kepada aparat keamanan, Boni menambahkan, kita juga harus mengawasi dengan kritis para penyelenggara Negara agar tidak melakukan tindakan yang melampaui kewenangan konstitusional. Penerapan pasal makar oleh Polri adalah langkah yang tepat dan konstitusional. Hal itu tidak melawan prinsip hukum demokrasi. Menghadapí ancaman terorisme yang nyata menjelang 22 Mei 2019, masyarakat tidak perlu resah. Yang dibutuhkan saat ini adalah kedamaian dan ketenangan.

"Demokrasi hanya bisa hidup karena adanya aturan main (rule of the game). Kalau demokrasi tidak memakai aturan, itu namanya anarki. Mereka yang  menolak aturan demokrasi dan memaksakan diri menang pemilu adalah bagian darí kelompok anarkis yang harus dihadapi dengan pendekatan hukum yang kuat," tutup Boni.(Arianto)




Share:

Diskusi Konsolidasi Demokrasi Pasca Soeharto


Duta Nusantara Merdeka | Jakarta
Intensitas sirkulasi hoaks kian tinggi di masa menjelang hari pemilihan umum. Dampak kerusakan hoaks dapat mengancam kualitas demokrasi. Beredarnya berita bohong, perudungan siber, ujaran kebencian, kemarahan yang dibuat-buat, dan pembocoran data pribadi bisa menjadi bagian dari disinfomasi dan malinformasi yang mengacaukan akal sehat.

Lembaga Pemilih Indonesia (LPI) menggelar Diskusi Konsolidasi Demokrasi Pasca Soeharto: 'Masa Depan vs Masa Lalu' di Restoran Ammarin Lt. 2, Plaza Central, Semanggi, Jakarta, hari Senin,15 april 2019 dengan Pengantar Diskusi : Boni Hargens dan para narasumber : Arbi Sanit selaku Guru Besar Fisip UI, M. Lukman Edy selaku Politisi PKB, Achmad Baidowi selaku Politisi PPP, Titi Anggraini selaku Direktur Perludem dan August Mellaz selaku Direktur Sindikasi Pemilu, dimoderatori : Ghivani Adilah Irwanda selaku Finalis Abnon Jakpus 2019

Arbit Sani selaku Guru Besar Ilmu Politik Universitas Indonesia menuturkan bahwa "Berita bohong jelang pencoblosan perlu diwaspadai, sebab hal itu dapat mengacaukan proses pemilihan, karena pemilu kali ini bercorak mobilisasi, bukan partisipasi, jadi bisa saja itu berita itu mendorong mobilisasi massa,".

Sedangkan Politisi PKB Lukman Edy menyampaikan, ancaman people power di negara demokrasi adalah kebohongan besar. People power di negara demokrasi adalah turun ke TPS, bukan turun ke jalan, tidak mengakui pemilu, lalu menggagalkan penyelenggaraan pemilu.

Titi Anggraini selaku Direktur Eksekutif Perkumpulan untuk Pemilu dan Demokrasi (Perludem)  menjelaskan, ada dua hal yang menjadi tantangan kita menjelang pemungutan suara:
-  soal akses informasi mengenai teknis tata cara penghitungan suara dan pemungutan suara oleh pemilih.
-  soal akses informasi tentang partai politik dan caleg yang mereka pilih di dapilnya.

Titi menambahkan bahwa penyelenggara pemilu perlu menjelaskan soal teknis pemilihan ke pemilih agar kejadian di luar negeri tidak terjadi juga dalam negeri.

Pemilu di Indonesia adalah salah satu pemilu terbaik di dunia. Kalau sengketa hasil pemilu, ada MK. Kalau pelanggaran dan sengketa proses juga ada Bawaslu. tutup Titi.(Arianto)

Share:

Bersatu Wujudkan "NTT Bangkit"


Duta Nusantara Merdeka | Jakarta
Terpilihnya Victor Bungtilu Laiskodat dari Partai Nasional Demokrat dan Drs Josef Nae Soi MM dari Partai Golkar menjadi Gubernur dan Wakil Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTT) semenjak dilantik pada 5 September 2018 membawa harapan baru bagi masyarakat NTT menatap masa depan yang lebih berpengharapan.

Melalui Visi "NTT Bangkit" kedua pemimpin ini berusaha mengangkat martabat masyarakat di daerahnya untuk mencapai tingkat sejahtera. "Visi besar Gubernur dan Wakil Gubernur NTT adalah NTT Bangkit. Bangkit dalam banyak aspek, seperti bangkit dari kemiskinan, infrastruktur yang terbatas, normalisasi pemanfaatan potensi. Saat ini, fokus pada pariwisata," tegas Aba Maulaka selaku Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika NTT kepada awak media, usai menjadi nara sumber dalam Forum Merdeka Barat (FMB), hari Rabu, 10 April 2019 di Ruang Auditorium Kementerian Komunikasi dan Informatika, Jalan Medan Merdeka Barat Nomor 10, Jakarta Pusat, dengan tema "Menuju Indonesia Merdeka Sinyal".

Di bidang komunikasi dan informatika Aba Maulaka menjelaskan, masyarakat NTT terbantu dengan adanya internet. "Dengan ketersediaan jaringan internet, memudahkan masyarakat berkomunikasi dengan anggota keluarga di tempat yang berbeda.

Selain, pelayanan publik di pemerintahan provinsi dan jajaran terkait dapat terbantu. Aspek usaha masyarakat juga, mulai dari marketing/pemasaran juga menjadi terbantu," jelasnya.

Bahkan, lanjut Aba Maulaka, untuk memudahkan seluruh potensi yang ada di NTT, Pimpinan memerintahkan agar dibuat suatu aplikasi. "Bagaimana mengetahui potensi masing-masing daerah; produknya, pemasaran, pengolahan, dan lainnya. Ini harus dapat diketahui secara online.

Disiapkan aplikasi, sehingga potensi peternakan, pertanian, dan hasil ikan dapat diangkat. Investor tertarik untuk ke sana, sehingga membuat dunia usaha UMKM lebih simple dalam mengembangkan usaha. Dengan dukungan IT membuat mata rantai pemasaran menjadi pendek, Keuntungan menjadi lebih besar," tuturnya.

Pemerintah pusat yang dimotori oleh Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla sangat intens menggalakkan potensi di daerah tersebut. Air merupakan kunci pertumbuhan ekonomi di NTT. Sebab itu, dibangun tujuh bendungan. Upaya pembangunan bendungan untuk mengatasi sulitnya air, termasuk untuk bercocok tanam. Setelah Raknamo di Kabupaten Kupang kemudian selesai Bendungan Rotiklot di Belu (berkapasitas 3,2 juta m3 pada Maret 2018), Bendungan Napun Gete di Sikka (berkapasitas tampung 6,9 juta m3 ditargetkan selesai tahun 2020), Bendungan Temef di Timor Tengah Selatan (kapasitas tampung 56 juta m3 ditargetkan selesai tahun 2022), Manikin (Kabupaten Kupang), Mbay (Nagekeo), dan Kolhua (Kota Kupang). (Arianto)

Share:

Jangan Pilih Presiden Yang Miliki Beban Sejarah Kelam


Duta Nusantara Merdeka | Jakarta
Rumah Gerakan percaya pemerintah saat ini akan membentuk Pengadilan HAM Ad Hoc sebagai langkah penyelesaian kasus penculikan dan penghilangan paksa aktivis 1997/1998. "Karena presiden saat ini tidak memiliki beban sejarah. Dan memang kita sebaiknya tidak memilih presiden yang memiliki beban sejarah kelam," ujar Ketua Umum Rumah Gerakan 98 dalam diskusi "Bentuk Pengadilan HAM Ad Hoc" di Jakarta, Selasa (9/4).

Menurut Bernard, saat ini merupakan golden momentum bagi pemerintah untuk menjalankan hasil penyelidikan Komnas HAM dan rekomendasi DPR terkait kasus ini. Ditambahkannya, saat pemerintahan Presiden Megawati sudah ada keinginan untuk Indonesia meratifikasi statuta Roma terkait Pengadilan Kriminal Internasional (ICC), namun dipemerintahan SBY prosesnya berhenti.


Aktivis KBRD Garda Sembiring yang menjadi pembicara mengatakan kasus penculikan ini belum dapat dihentikan. "Status korbannya masih hilang. Kalau dikatakan meninggal, harus ada bukti yang mendukung hal tersebut," ujarnya.

Pada kesempatan yang sama, Komisioner Komnas HAM Beka Ulung Hapsara mengatakan isu penculikan dan penghilangan paksa aktivis 1997/1998 merupakan isu bangsa yang menjadi beban sejarah. "Kasus yang memiliki dukungan politik kuat saat ini adalah penculikan aktivis," ujarnya.

Menurut Beka Kejaksaan Agung harus didorong untuk menuntaskan kasus ini karena memiliki kewenangan memanggil paksa. "Sampai kapan pun, jika ini tidak dituntaskan akan menjadi pemerintahan kedepan, karena kasus ini tidak mengenal kadaluwarsa. Tanpa pengadilan HAM Ad Hoc, kasus penculikan dan penghilangan paksa aktivis 1997/1998 akan menjadi beban setiap pemerintahan," tutupnya. (Arianto)





Share:

Muspika Kabupaten Kutai Kartanegara Ikuti Acara FGD Jelang Pemilu Serentak 17 April 2019


Duta Nusantara Merdeka | Tenggarong 
Jelang pemilihan umum (pemilu) serentak yang jatuh pada tanggal 17 April 2019 mendatang. Seluruh jajaran Muspida di Kabupaten Kutai Kartanegara mengikuti acara Focus Group Discussion (FGD) yang di selenggarakan Polres Kutai Kartanegara bertempat di Ballroom Hotel Grand Fatma, Tenggarong.

Kapolres Kutai Kartanegara AKBP Anwar Haidar dalam sambutannya mengatakan, kepada para Muspida, terutama seluruh masyarakat Kutai Kartanegara bisa menjaga Kamtibmas dan meramaikan pemilu 2019 agar aman, damai dan sejuk, sesuai dengan tema acara “Nyoblos Itu Keren".


"Yang terpenting, semua masyarakat bisa mengedepankan persaudaraan dalam perbedaan. Karena, siapapun yang menjadi pemimpinya, kita tetap jaga Kesatuan dan Persatuan NKRI,” tegas Kapolres Kukar AKBP Anwar Haidar dihadapan para peserta yang hadir.

Dalam kesempatan itu juga, AKBP Anwar Haidar mengajak semua element masyarakat bisa mensukseskan pemilu dan menghimbau kepada masyarakat agar datang ke tempat pemungutan suara (TPS) untuk menggunakan hak pilihnya. "Harapan saya masyarakat tidak golput,” ungkap Kapolres.


Turut hadir dalam acara FGD (Focus Group Discussion) di Ballroom Hotel Grand Fatma, yakni : Wakapolres Kukar (Kompol Wiwit Adisatria), PJU Polres Kukar, Kepala Lapas kelas IIB Tenggarong (Didik Heru Sukoco), Kajari Tenggarong (Kasmin), Kesbangpol Kaltim (Eko Susanto), Komisioner KPU Kukar (Erlyando Saputra), Ketua Panwaslu Kukar (M Rahman), Ketua MUI Kukar (Irianto), Kepala Satpol PP Kukar dan Linmas (Fida Hurasani), beserta undangan dan peserta sebanyak 150 orang. Acara FGD,  kemudian dilanjutkan dengan diskusi hingga pukul 12.50 Wita. **

Watawan DNM : Imam Sudrajat
Share:

Young On Top 10 Tahun dengan Tajuk #Menyatukan INDONESIA


Duta Nusantara Merdeka | Jakarta
Tanggal 6 April 2019 menandai perjalanan Young On Top yang ke 10 tahun. Selama 1 dekade Young On Top telah menginspirasi jutaan generasi Milenial Indonesia. Di tahun kesepuluh ini, Young On Top sebagai salah satu komunitas anak muda terbesar dan yang paling konsisten menjalankan visinya yaitu: "to create stronger generations of lndonesia" kini tersebar di 24 kota di Indonesia. Young On Top atau yang lebih dikenal dengan YOT, mengambil peran aktif dalam menyatukan Indonesia di antara perbedaan-perbedaan dengan mengusung tema: #MenyatukanINDONESIA.

PT. YOT Inspirasi Nusantara menggelar Konferensi Pers Young On Top sebagai salah satu komunitas anak muda serta programnya sepanjang tahun 2019 hari Jumat, 29 Maret 2019 pukul 14.00 - 16.00 wib bertempat di Plug & Play Indonesia, Generali Tower Gran Rubina Business Park, Lt. 20, Jl. H.R. Rasuna Said,RT.2/RW.5, Karet Kuningan, Jakarta, dihadiri narasumber Billy Boen selaku Founder & CEO Young On Top dan Riki Sonjaya selaku Direktur Operasional Young On Top.

Billy Boen sebagai founder Young On Top berpesan. "Di tahun poltik ini. saya berharap seluruh anak muda di Indonesia bersatu dan tidak terpecah belah. Selama 10 tahun. Young On Top sudah membuktikan bahwa perbedaan itu indah dengan meyelenggarakan berbagai event dan program yang menyatukan Indonesia, Organisasi Komunitas Young On Top menghormati dan berbagi tanpa melihat perbedaan suku, ras, agama. status sosíal, jenjang pendidikan, kesuksesan karir dan lainnya."

Billy juga menyampaikan bahwa 10 Tahun bukanlah umur yang pendek untuk sebuah brand dan community organization. Bukan perjalanan yang mudah untuk membuat YOT menjadi sebesar hari ini. Banyak perjuangan berat yang mungkin seringkali tidak disadari oleh YoTers yang harus dilewati oleh tim Young On Top pusat.

Di tahun ke 10 ini, Young On Top akan menyelenggarakan acara dan program yang pastinya akan menginspirasi puluhan ribu anak muda secara offline, bahkan jutaan anak muda secara online. Diantaranya Connext Conference yang akan hadir dan menyebarkan inspirasi ke 10 kota di Indonesia diantaranya Bali. Medan, Palembang, Purwokerto, Bandung, Semarang, Samarinda, Surabaya. Pekanbaru dan Pontianak. 

Selain itu. event tahunan terbesar Young On Top. yakni Young On Top National Conference akan diselenggarakan tepat pada hari ulang tahun Young On Top. Acara yang akan diselenggarakan pada Hari Sabtu. 6 April 2019 ini akan mengundang pembicara-pembicara inspiratif, diantaranya Billy Boen selaku Founder YOT. Wishnutama selaku CEO NET Medi. Najwa Shihab selaku Journaist & Founder Narasi.tv, Chelsea Islan selaku Founder Youth of Indonesia, Bani Mulia selaku Managing Director PT. Samudera Indonesia Tbk. Agung Hapsah selaku Content Creator. William & Winston Utomo selaku COO & CEO IDN Media, Budi Sadikin selaku CEO Inalum, Nareend selaku Profesional Photographe dan Wulan Tilaar selaku vice Chairwoman Martha Tilaar Group. Ungkapnya.


Agar dapat mencapai visinya, lanjut Billy, disamping menyelenggarakan berbagai event tersebut secara offline, memasuki dekade kedua ini. Young On Top akan meluncurkan SocialConnext mobile app dengan tagline "Aplikasinya Generasi Muda Inspiratif Indonesia". yang akan menyatukan seluruh anak-anak muda di Indonesia secara digital sehingga mereka bisa mendapatkan lebih dari 10.000 inspirasi positif dalam bentuk video. podcast, maupun artikel, serta tersambung satu sama lain. kapanpun dan dimanapun mereka berada.

Karena dengan teknologi digital. kita dapat mengoneksikan seluruh anak muda di Indonesia. Sesuai dengan tema Young On Top yang kami usung di tahun kesepuluh yaitu: #MenyatukanINDONESIA. Di dalam mobile app ini, nantinya YoTers dapat berinteraksi (chat) langsung dengan sesama YOTers, diskusi secara langsung dengan para mentor YOT yang dikurasi secara profesional dalam fitur AskMentor dan mendapatkan puluhan ribuan konten inspiratif secara eksklusif, serta banyak penawaran menarik dari Young On Top dan mitra-mitra yang bekerjasama dengan Young On Top. Ujar Billy.

Mau sukses di usia muda? Ayo Jadi bagian dari -YOT 2.0. Jangan lagi ada batasan dalam belajar dan berbagi. Sekarang sudah jamannya terkoneksi 24 jam sehari, 7 hari seminggu, dan 365 hari setahun. Dengan mengusung #MenyatukanINDONESIA. harapan saya untuk YoT dan YOTers satu : Mari Kita bersatu dan Jadikan Indonesia negara maju. Seperti yang disampaikan oleh Presiden Republik Indonesia, Siapa yang siap utuk menghadapi Revolusi Industri 4.0? Anak-anak muda Indonesia, YoTers" harap Billy Boen lewat akun Twitternya @billyboen.

Young On Top mengucapkan terima kasih atas kepercayaan yang telah diberikan oleh perusahaan/brand berikut yang telah menyatakan dukungannya untuk seluruh inisiatif dan program Young On Top selama tahun 2019, diantaranya Sosro Grup, Optik Seis, GDILab, Top Karir, Bank BRI. HERE Technologies Indonesia, GK-Plug and Play Indonesia dan Twitter Indonesia. Tutup Billy.(Arianto)

Share:

Kantor Staf Presiden Gelar Future Leader’s Talk


Duta Nusantara Merdeka | Medan
Kerjakanlah apa yang kamu sukai, lakukan apa yang kamu yakini benar, maka kamu akan menemukan kebahagiaan yang ‘tak ada mata uang’-nya, yang tak bisa ditukar dengan apapun.

Inspirasi nan filosofis itu tercetus dalam ‘Future Leader’s Talk: Horas Medan’ yang digagas Kantor Staf Presiden bersama anak muda Sumatera Utara di Potret Café, Babura, Medan Baru, hari Jum’at, 22 Maret 2019.

Dialog santai ini menghadirkan tiga narasumber yakni Tenaga Ahli Kantor Staf Presiden Syska Hutagalung, Komika Majelis Lucu Indonesia Reza ‘Coki’ Pardede dan aktivis sosial Togu Simorangkir dimoderatori Agung Hikmat dari Kantor Staf Presiden.

Togu Simorangkir selaku tokoh muda inspiratif Sumatera Utara memutuskan pulang kampung setelah enam belas tahun merantau. Master bidang konservasi primata dari Oxford Brookes University, Inggris ini terpanggil menolong anak-anak yang kesulitan akses belajar dan membaca di Pulau Samosir.

“Sebenarnya alasan saya pulang kampung ke Sumut karena ‘patik palimahon’, menghormati orang tua seperti ajaran agama,” ujar Togu.

Pegiat literasi yang mendirikan kapal belajar untuk tempat membaca bagi anak-anak di sekitar Danau Toba ini menceritakan kisah awal perjuangannya.

“Saya keluar dari organisasi internasional dengan gaji sekitar 20 juta rupiah per bulan lalu membuka usaha jualan air minum. Untungnya dua ribu rupiah per galon, seribu rupiah buat saya, seribunya lagi buat yayasan,” ujar pendiri Yayasan Alusi Taoutoba pada 18 Juni 2009 itu.

Saat ini sudah ada 8 rumah belajar yang ia buat agar anak-anak di sekitar Danau Toba tetap dapat membaca. Untuk menghidupkan rumah belajar itu, Togu dan rekannya Biston Hutahuruk rela berjalan kaki sejauh 305,65 kilometer mengitari Danau Toba dalam rangka mengumpulkan donasi secara independen tanpa bantuan pemerintah.

“Saya bersyukur tersesat di jalan yang benar. Secara finansial memang terjun bebas, tapi saya menemukan happiness yang tidak bisa dinilai,” ungkap peraih anugerah Kick Andy Heroes 2019 ini.

Anak desa dari Silulu, Kecamatan Gunung Malela, Kabupaten Simalungun, itu tak menyesal ketika suatu saat membatalkan undangan ‘reuni’ ke Inggris menjadi pembicara sebuah seminar demi mendengar ajakan kepala desa untuk membuat perpustakaan di kampungnya.

Ia lebih memilih pulang dari bekerja di sebuah NGO di Kalimantan dengan uang sendiri. “Padahal kalau berangkat ke Inggris, semuanya diongkosi, dapat uang saku pula. Tapi, jika saat itu tidak memilih pulang kampung, rumah dan kereta bacaan bagi anak-anak di Toba tidak akan pernah ada. Hidup kita harus berguna bagi orang lain,” jelas Togu.


Togu menekankan hanya ada dua kunci menegaskan berbagai pencapaiannya selama ini: komitmen dan konsistensi. “Untuk mengubah hal-hal besar tak harus melakukan hal-hal besar. Jangan berpikir pada angka, tapi kualitas,” kata pria yang pernah bertemu dengan Presiden Jokowi di Istana Negara untuk mendapat bantuan Rp 100 juta funa pengembangan perpustakaan di Samosir itu,

Kerja yang Membahagiakan Diri

Sementara itu, Coki menegaskan, kesuksesan tak bisa dinilai dari materi. “Tunjukkan pada orangtua bahwa apa yang kita lakukan adalah passion yang bisa membuat kita bahagia. Kalau orangtua melihat kita bahagia, pasti mereka akan bahagia, karena pada dasarnya setiap orangtua ingin anaknya bahagia,” jelas penyiar radio yang melejit lewat ajang pencarian bakat Stand Up Comedy Indonesia ini.

Syska Hutagalung dari KSP memaparkan jalan hidupnya sebagai anak muda kampung dari Tarutung. “Saya kerap dirisak karena berasal dari desa. Tapi saya buktikan, ‘Si Tarutung’ ini bisa sukses,” jelas perempuan berlatar belakang pendidikan hukum itu.

Syska memaparkan tugas Kantor Staf Presiden memantau program-program prioritas Presiden Jokowi dapat tepat sampai kepada penerima manfaatnya. “Dalam program sertifikasi tanah dan perhutanan sosial yang jadi ranah kerja saya misalnya, KSP tidak bekerja di balik meja. Kami menelusuri hingga ke pelosok daerah mencari temuan lapangan apakah semuanya sesuai sasaran,” jelas Syska.

Syska menyatakan, bekerja di institusi publik seperti yang dia lakukan benar-benar sebuah ‘pengabdian’. “Pengabdian itu kata dasarnya bukan ‘abdi’ tapi ‘pengap’, kita kerja keras 24 jam dalam 7 hari, layaknya restoran siap saji yang tak pernah berhenti melayani,” seloroh tenaga ahli Kedeputian II Kantor Staf Presiden yang membidangi kajian strategis isu-isu sosial, ekologi, dan budaya strategi.

“Walaupun pekerjaannya nyaris tanpa henti, kita tetap harus nikmati dan berbahagia, karena yang kita perjuangkan adalah keberpihakan untuk masyarakat,” tutup Syska.(Arianto)


Share:

Wakapolda Lampung Gelar Talk Show Dan Deklarasi Pemilu Damai


Duta Nusantara Merdeka | Lampung
Waka Polda Lampung Brigjen Pol Teddy Minahasa,SH.,SIK,  didampingin oleh Karo Ops Kombes Pol Drs. Yosi Hariyoso,MSI,  Dirkrim um Kombes Pol Bobi Marpaung  dan seluruh staf Ops Polda Lampung melaksanakan acara "Talk Show" sekaligus deklarasi Pemilu Damai, Aman dan Sejuk, di Taman Keanekaragaman hayati Kab.Mesuji. dengan Tema "Siapa Bilang Pemilu Rawan", dengan Narasumber dari Polda Lampung Kombes Pol Boby Marpaung Dirkrimum Polda Lampung, Komisioner KPU Ibu HandiMulyaningsing, Pengamat Politik Bapak Himawan Indrajad.

Acara diikuti oleh Forkifinda Kab.Mesuji. Ketu, MUI Kab.Mesuji. Ketua FKUB Kab. Mesuji, Ketua Organisasi Partai Politik, Organisasi Masyarakat, Tokoh Masyarakat, Tokoh Adat, Tokoh Pemuda Kab.Mesuji dan Perwakilan Pelajar SMA Kab. Mesuji atau sebagai pemilih Milenial.

Pendapat dari Kimisioner KPU, kerawanan Pemilu mungkin saja terjadi.karena pemilu yang akan datang pertama kali dilaksanakan secara serentak, kita harus hati-hati Misalnya tahap kampanye, kampanye media cetak, media online rawan sekali dengan kejadian yang berhubungan dengan pidana seperti spanduk-spanduk yang dapat menciptakan kerawanan pemilu.dan masih banyak lagi kerawanan-kerawanan yang berhubungan dengan pemilu yang akan datang.

Pendapat dari Kombes Pol Boby marpaung, kami dari Polda tidak mau berandai-andai tentang kerawanan, karena kita mengharapkan pemilu ini aman dan menurut kami kerawanan ini diciptakan oleh siapa, dan kami dari Polda telah mempersiapkan personil-personil kami untuk memberikan kenyamanan, keamanan dan kami mohon bantuan dari steakholder dan masyarakat, Tokoh Masy,adat, pemuda untuk bekerja sama dengan kami menciptakan keamanan dlm pemilu nanti. Tentunya UU Pemilu ini sudah diatur, bagi yang melakukan tindak pidana pemilu tentu ada saksinya.


Pendapat dari Pengamat Hukum, keinginan kami pemilu ini dapat berjalan Lancar, aman dan damai, dan kami mengharap para masyarakat dapat mengawal bahwa pemilu ini dapat berjalan aman, damai, sejuk khususnya di Kab.Mesuji ini, dan saya menghimbau kepada masyarakat gunakan hak pilih saudara sesuai dengan hati nurani saudara-saudara hindari hal-hal yang dapat menciptakan keretakan dalam hubungan masyarakat kita khususnya masyarskat Kab. Mesuji. (Imam Sudrajat)
Share:

Kantor Staf Presiden Gelar Future Leader’s Talk di Banjarmasin


Duta Nusantara Merdeka | Banjarmasin
Di masa pemerintahan Presiden Jokowi, anggapan bahwa birokrasi dijalankan oleh aparatur negara berusia lanjut yang kurang mengerti perkembangan zaman kekinian harus dibuang jauh-jauh. Era Jokowi memberi kesempatan luas bagi generasi muda, termasuk dari kelompok usia milenial, untuk berperan serta aktif menjalankan roda pemerintahan, bahkan di lingkaran dalam terdekatnya.

Pesan itu tersampaikan dalam Sharing muda Kalimantan Selatan Sessions ‘Future Leader’s Talk’ bersama staf muda Kantor Staf Presiden di kafe Eatboss, Banjarmasin, hari Rabu, 6 Maret 2019. Dalam acara ini, KSP menghadirkan tiga orang tenaga ahli dari kalangan milenial yakni Agung Hikmat, Syska Hutagalung dan Deswitha Arvinci Stiefi.

“Saya kepo banget dengan apa yang dikerjakan KSP, terutama setelah membaca novel ‘Sophismata’ karya Alanda Kariza yang menyebut Kantor Staf Presiden berisi banyak anak muda smart dan tidak didominasi orang-orang tua sebagaimana persepsi kita tentang kantor-kantor pemerintah,” kata Tri Mahyuni, mahasiswi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lambung Mangkurat.

Para tenaga ahli Kantor Staf Presiden menjelaskan fungsi KSP sebagai lembaga yang bertugas menerjemahkan visi politik presiden.

“Misalnya saat Presiden Jokowi menyatakan tekadnya membangun Indonesia dari pinggiran, kita menjelaskan bagaimana konsepnya, mengawasi penyaluran dana desa dan transfer ke daerah,” papar Agung Hikmat.

Menurut Agung, saat ini merupakan era anak muda ‘menguasai’ berbagai sektor di Indonesia. “Lihat saja film-film keren yang banyak disukai penonton dan memenangkan berbagai penghargaan. Semuanya karya anak muda. Juga di bidang lain, terutama fintech dan industri rintisan digital atau start-up,” paparnya.

Pria yang menyelesaikan master bidang manajemen inovasi di Skotlandia dan Denmark ini mengungkapkan, anak muda Indonesia sudah dipercaya menjadi pemegang keputusan dan menggerakkan roda pemerintahan. Sempat bekerja di perusahaan telekomunikasi dan menjadi konsultan bisnis, Agung mengaku awalnya skeptis apakah bisa memberikan kontribusi maksimal saat banting setir ke dunia birokrasi.

“Tapi ternyata anak muda banyak didengar. Ada upaya serius birokrasi dalam mengubah dirinya. Di era pemerintahan Jokowi, anak muda mendapat mandat sebagai pejabat pembuatan keputusan,” kisahnya.

Masuk Kantor Staf Presiden di kedeputian yang membidangi kajian pengelolaan isu sosial, ekologi dan dan  budaya strategis, Agung mendapat tantangan besar. “Atasan saya memberikan challenge, bagaimana caranya agar pemerintah dalam mengambil keputusan harus berbasis data,” kenangnya.

Sebagai anak muda berusia 30-an tahun, ia kaget mendapat tantangan itu, tapi Agung memutuskan menerimanya. Dengan kerja keras dan kerjasama banyak pihak, Kantor Staf Presiden pun melakukan melakukan inovasi. Hingga akhirnya tidak sedikit kebijakan dan peraturan presiden yang lahir dari kontribusi anak-anak muda ini. Di antara peraturan presiden terkini yang terbit atas andil mereka yakni Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 95 Tahun 2018 tentang Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik (SPBE) dan Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2018 tentang Strategi Nasional Pencegahan Korupsi.

Agung berharap pikiran-pikiran ‘out o the box’ anak muda ‘Banua’ agar tidak memfokuskan kesejahteraan daerah pada sektor tambang. “Coba kembangkan sektor lain di Kalsel, seperti mengangkat potensi Itik Alabio, wisata Pulau Matasiri atau mengembangkan Batik Sasirangan,” urainya.

Bagi Agung, sukses harus didefinisikan sebagai ‘berdamai dengan diri sendiri’. “Jangan menganggap sukses semata dari gaji yang besar, tapi lebih kepada bagaimana kita menemukan misi hidup ini,” tegasnya.


*Mulai dari lingkungan terdekat*

Syska Hutagalung menjelaskan dialog dengan anak muda daerah merupakan ‘side event’ setelah tugas utama digelar. Sehari sebelumnya, KSP bersama Kementerian Kominfo, Kemristekdikti dan Universitas Lambung Mangkurat menggelar Diskusi Publik bertopik ‘Pembangunan, Inovasi, dan Sumber Daya Lokal’.

 “Jadi setiap ke daerah, kami tak jadi melulu rapat dengan pemerintah daerah dan lain-lain, tapi ada waktu khusus untuk mendengarkan suara anak muda,” katanya.

Pada kesempatan ini, Syska memotivasi anak-anak muda Banjarmasin untuk mencoba memberikan kontribusi bagi pembangunan dengan mulai dari membangun diri dan lingkungan terdekat. “Hal itu bisa dimulai dari hal sekecil apapun,” ujar Syska.

Syska memberi contoh, kalau di tingkat pusat ada forum Musyawarah Perencanaan Pembangunan Nasional atau Musrenbangnas, maka milenial di daerah bisa memberikan sumbang sarannya dalam perencanaan di level desa.

“Berikan masukan pada perencanaan dan pengawasan Dana Desa yang kini rata-rata diterima Rp 1,3 miliar per tahun di tiap desa. Mulailah dari langkah-langkah seperti itu,” saran perempuan yang sempat menjadi lawyer ini.

Syska mengajak anak-anak muda Kalsel rajin mengembangkan diri. “Bangun network. Menambah teman penting, tapi lebih penting lagi bagaimana membuat jaringan baru itu sebagai nilai tambah bagi diri kita,” ungkapnya.

Diskusi ini juga mengundang anak-anak muda lokal yang tak kalah keren. Mereka yakni President Young on Top Banjarmasin Arief Bimantara dan pendiri Rumah Kreatif-Pintar Banjarmasin pemenang Astra Awards 2016 Muhammad Aripin.

“Carilah ide sebagai solusi kreatif untuk memecahkan sebuah masalah,” ucap Arief.

Sementara itu Bima memberi tips tiga hal untuk pengembangan diri. “Banyaklah membaca, bergaul dengan orang-orang positif, dan sering-seringlah melakukan ‘solo traveling’ sehingga kita menyadari potensi diri dan terbiasa mengambil keputusan,” pungkasnya.

Generasi milenial tak bisa dianggap remeh. Mereka bergerak dengan segala kesibukan, kreativitas dan produktivasnya. Menjadi entrepreneur, masuk korporasi atau terlibat di birokrasi sekalipun, milenial kita menunjukkan kapasitas dan kualitas yang membanggakan.(Arianto)
Share:

Diskusi Publik ‘Pembangunan, Inovasi dan Sumber Daya Lokal’


Duta Nusantara Merdeka | Banjarmasin
Paramater perekonomian dan hasil-hasil pembangunan yang dicapai secara positif dalam empat tahun pemerintahan Jokowi-JK layak membuat anak muda Indonesia optimistis.

Pernyatan itu ditegaskan Deputi II Kepala Staf Kepresidenan Yanuar Nugroho saat tampil sebagai pembicara dalam Diskusi Publik ‘Pembangunan, Inovasi dan Sumber Daya Lokal’ di Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin, hari Selasa, 5 Maret 2019.

“Tugas negara memberi harapan, memberi rasa dan memberi optimisme bahwa Anda punya masa depan. Melihat masa depan dengan kepala tegak,” ucap Yanuar.

Di depan ratusan mahasiswa ULM, Deputi KSP yang membidangi kajian dan pengelolaan isu-isu sosial, ekologi dan budaya strategis itu menekankan saat ini dunia sedang berubah. "Ayo, mulai pikirkan. Apa yang Anda sasar? Setelah lulus ngapain? Mau kerja? Jadi wirausahawan? Semua terbuka lebar,” imbuh Yanuar.

Doktor inovasi teknologi dan perubahan sosial Manchester Business School ini memberi alasan mengapa masa depan Indonesia amat cerah. Lima parameter raport yang menjadi tolak ukur sebagai negara semuanya baik: pertumbuhan ekonomi, kemiskinan, kesenjangan, inflasi dan tingkat pengangguran.

“Angka pengangguran kita saat ini terendah selama 20 tahun terakhir. Pertumbuhan ekonomi kita stabil, inflasi terjaga rendah dan tingkat kemiskinan turun menjadi 1 digit, 9,66%, terendah sepanjang sejarah republik ini,” paparnya.

Yanuar menggarisbawahi, lima paramater ekonomi itu jadi modal terkuat Indonesia untuk maju. “Sebagai mahasiswa dari salah satu kampus terbaik di Kalimantan, pikiran Anda harus yakin bahwa masa depan terbuka lebar dan cerah,” tegasnya.

Yanuar juga menjawab pertanyaan Rahmatullah, mahasiswa Fakultas Ekonomi ULM tentang pengembangan produk unggulan lokal, dalam hal ini Itik Alabio, salah satu rumpun itik khas yang sebaran asli geografisnya ada di Kalimantan Selatan.

Ia menekankan seharusnya potensi Itik Alabio bisa dioptimalkan sebagai komoditas andalan Kalsel sehingga produknya berkembang pesat seperti Empek-Empek Palembang, Rendang Padang, atau Gudeg Jogja.

“Kalau dikembangkan citarasanya dan dikemas dengan baik, bukan tak mungkin Itik Alabio go internasional. Seperti rendang yang kini dikemas dalam kaleng dan jadi produk ekspor andalan,” terang Yanuar.

“Palembang saja dalam sehari mengekspor tujuh ton empek-empek ke luar Sumsel, termasuk ke negara-negara tetangga. Saya yakin, Itik Alabio Kalsel pasti bisa,” paparnya.


*Bangun SDM Lewat Bidikmisi*

Dalam forum diskusi yang sama, Menteri Kemristekdikti Mohamad Nasir menekankan, nilai daya saing Indonesia selalu naik dalam Global Competitiveness Index. “Jangan berkecil hati pada pembangunan SDM kita,” ujarnya.

Menurut Nasir, negara membuka kesempatan luas bagi anak muda untuk maju. Salah satunya dengan pemberian Beasiswa ‘Bidikmisi’ sebagai bantuan biaya pendidikan bagi mahasiswa tidak mampu .

“Dengan Beasiswa Bidikmisi seperti ini, semua orang bisa mendapat kesempatan luas untuk maju. Anda anak petani bisa jadi pemimpin. Saya pun anak petani, bisa jadi Menteri Kemristekdikti,” kata pria asal Ngawi, Jawa Timur itu.

Menteri Nasir menyatakan, ada 5039 anak penerima Beasiswa ‘Bidikmisi’ termasuk dari kawasan tertinggal, terdepan dan terluar. “Di Kalimantan Selatan ada 109 mahasiswa penerima Beasiswa ‘Bidikmisi’,” jelasnya.

Pembicara lain dalam diskusi ini yakni Direktur Informasi dan Komunikasi Perekonomian dan Maritim Kementerian Komunikasi dan Informatika Septriana Tangkary, Kepala Balitbangda Pemprov Kalimantan Selatan H. M. Amin ST, MT, Akademisi ULM Dr. Aminuddin Prahatama Putra, M.Pd.

Septriana menyatakan, bukan mimpi Indonesia akan jadi bangsa besar. “Sesuai visi Presiden Jokowi, Indonesia jadi ibukota digital di Asia,” paparnya.

Dipaparkan, pemerintah bekerja untuk mewujudkan pemerataan ekonomi. Termasuk di antaranya dalam pembangunan ICT secara merata.

Untuk itu, di tengah derasnya perkembangan ‘internet of things’, ia mengajak anak muda menggunakan medsos dengan bijak. “Gunakan gawai yang kita miliki untuk menghasilkan konten-konten positif dan mencerahkan,” pesannya.

Rektor Universitas Lambung Mangkurat Bpk. Prof. Dr. H. Sutarto Hadi, M.Si., M.Sc. sangat mengapresiasi digelarnya diskusi publik di Universitas Lambung Mangkurat. “Mahasiswa ULM bisa mereguk ilmu dari para pembicara hebat, dan melangkah menuju masa depan dengan penuh optimisme,” tutup Sutarto Hadi.(Arianto)


Share:

Rakyat Bergerak Bersatu Gelar Hoax yang Gagal Total Menipu Rakyat ?


Duta Nusantara Merdeka | Jakarta
Ratna Sarumpaet resmi menjalani sidang perdana kasus penyebaran berita bohong dan keonaran di PN Jaksel, pada Kamis 28 Februari 2019.

Dalam dakwaan, terungkap hebatnya Ratna memperdaya Prabowo cs, dan gagal total menipu rakyat.

Kala itu semua publik heboh menyalahkan Pemerintahan Jokowi dengan sengaja membuat keonaran dan kegaduhan menyebarkan kabar hoax penganiayaan. Melalui cerita dan foto-foto wajah yang lebam & bengkak yang disebut penganiayaan.

Rakyat Bergerak Bersatu menggelar diskusi publik Hoax yang Gagal Total Menipu Rakyat ? hari Senin, 4 Maret 2019 pukul 14.00 -17.00 wib bertempat di D'Hotel Guntur Setiabudi Jakarta selatan dihadiri Narasumber : 

- Willy Prakarsa selaku Aktivis 98 - JARI 98,

- Gus Sholeh Mz selaku Forum Komunikasi Ulama,

- KP Norman Hadinegoro selaku Ketua Forum Silaturahim Keraton Nusantara dan

- Stanislaus R selaku Pengamat Intelijen.

Selanjutnya, berita masih hangat penyebar hoax yang gagal pengaruhi rakyat adalah tiga emak-emak di Karawang diduga melakukan kampanye hitam dan ujaran hoaks soal "Jokowi menang, adzan dilarang dan pernikahan sejenis diperbolehkan". Dan tak kalah gemparnya, juga ada hoax 7 kontainer surat suara yang sudah tercoblos. Dan masih banyak lain lagi hoax yang gagal menipu rakyat.

Namun sangat disayangkan, para pelaku hoax yang notabene para pendukung salah satu Capres itu kini dicampakkan seperti peribahasa "Habis Manis Sepah Dibuang".

Acara ditutup dengan pembacaan Deklarasi Bersama: *"Haram Pilih Pemimpin yang Pendukungnya Kerap Sebar Hoax !!*

                                                                                              Reporter : Arianto
Share:

Presiden Jokowi Undang Pengurus Serikat Pekerja Perkebunan ke Istana


Duta Nusantara Merdeka | Jakarta
Presiden Joko Widodo hari Kamis, 21 Februari 2019, mengundang pengurus dan perwakilan dari Federasi Serikat Pekerja Perkebunan Nusantara (FSPBUN). Presiden ingin mendengar langsung persoalan-persoalan yang dihadapi para pekerja perkebunan di Indonesia.

Sebanyak 16 pengurus FSPBUN dengan diketuai oleh Tuhu Bangun diterima Presiden di Istana Merdeka, Jakarta.

"Beliau mengundang para pengurus Serikat Pekerja untuk menanyakan persoalan-persoalan dari perkebunan," tutur Menteri BUMN, Rini Soemarno, di kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, yang mendampingi Presiden dalam pertemuan tersebut.

Dalam pertemuan tersebut, Rini menjelaskan, Presiden Joko Widodo menitipkan pesan agar aset-aset Perkebunan Nusantara yang jumlahnya mencapai kurang lebih satu juta hektare untuk dapat dijaga sekaligus dikembangkan.


"Sehingga Perkebunan Nusantara itu bisa memberikan kesejahteraan kepada karyawannya maupun masyarakat sekelilingnya dan juga negara," imbuhnya.

Persoalan kesejahteraan karyawan juga didengar langsung oleh Presiden selama pertemuan. Kepada Menteri BUMN, Presiden menekankan betul agar Perkebunan Nusantara memerhatikan kesejahteraan karyawan.

Salah satu upaya yang terpikir lewat dialog tersebut ialah dengan memberikan hak kelola lahan bagi para karyawan yang telah mengabdi dan bekerja di Perkebunan Nusantara selama beberapa tahun ke belakang.

"Bapak Presiden meminta kepada saya supaya karyawan-karyawan dari perkebunan ini yang sudah mengabdi 10 tahun ke atas bisa mendapatkan lahan 1.000 meter persegi sehingga mereka mendapatkan ketenangan tinggal di sana dan punya tempat tinggal yang permanen. Komitmen mereka untuk menjaga kebun-kebun ini juga menjadi tinggi," tutupnya.


                                                                 Reporter : Arianto
Share:

PKS Tolak RUU Penghapusan Kekerasan Seksual


Duta Nusantara Merdeka | Jakarta
Di tahun politik yang kian memanas, publik kembali tersentak dengan aksi penolakan RUU Penghapusan Kekerasan Seksual (RUU P-KS) oleh sejumlah ormas. Selanjutnya diberitakan juga bahwa Parpol berbasis Islam, PKS menolak RUU P-KS. Di sisi lain,
sebilangan kelompok pendukung kuat RUU P-KS menggelar konferensi pers Melawan Hoax RUU P-KS".

Fraksi PKS DPR RI menggelar Diskusi Publik dengan tema : "Kontroversi RUU Penghapusan Kekerasan Seksual" hari Rabu, 13 Februari 2019 pukul 12.30 - 16.00 wib bertempat di Ruang Rapat Pleno Fraksi PKS, Lt. 3 Gedung Nusantara 1 DPR RI, Jl. Jenderal Gatot Subroto, Jakarta Pusat. dengan KEYNOTE SPEECH Dr. H. Jazuli Juwaini, M.A selaku Ketua Fraksi PKS DPR RI. serta PEMBICARA dan MODERATOR

-  Drs. H.M Iqbal Ramzi selaku Anggota Komisi VIII FPKS DPR RI dengan Sub-tema:  ”Proses Perjalanan RUU Penghapusan Kekerasan Seksual.”
-  Dr. Dinar Dewi Kania selaku Peneliti INSISTS dengan Sub-tema: “Menimbang Kekerasan Seksual Di Indonesia”
-  Prof. Topo Santoso, SH., MH., Ph.D selaku Guru Besar Fakultas Hukum Universitas Indonesia dengan Sub-tema: “ Perspektif Hukum Pidana Terhadap Terminologi Kejahatan, Penyimpangan Dan Kekerasan Seksual.”
-  Khariroh Ali selaku Komisioner Komisi Nasional Anti Kekerasan terhadap Perempuan periode 2014-2019 dengan Sub-tema: “Potret Kejahatan, Kekerasan Dan Penyimpangan Seksual Di Masyarakat.”

Umumnya masyarakat dengan pandangan sekilas akan mengatakan," "RUU ini bagus, melindungi perempuan dari tindak kekerasan seksual, kenapa ditolak?" Ada lagi yang bergumam, "Hanya orang yang keras hati dan tidak berperasaan saja yang tega menolak RUU P-KS ini". Memang tidak mudah untuk menjelaskan muatan ideologi Feminis Radikal (baik yang Libertarian atau Kultural), serta dampak negatif atau positif. RUU ini bila sampai disyahkan. Namun juga tidak telalu sulit untuk mengidentifikasi bahwa ruh RUU ini tidak berkeindonesiaan.

Salah satunya adalah definisi kekerasan seksual yang panjang berbaris-baris dalam satu kalimat, dan terkesan terjemahan dari bahasa asing, sehingga kurang akrab dalam nalar pikir orang Indonesia.

"Kekerasan Seksual adalah setiap perbuatan merendahkan, menghina, menyerang, dan/atau perbuatan lainnya terhadap tubuh, hasrat seksual seseorang, dan/atau Fungsi reproduksi secara paksa, bertentangan dengan kehendak seseorang, yang menyebabkan seseorang itu tidak mampu memberikan persetujuan dalam keadaan bebas, karena ketimpangan relasi kuasa dan/atau relasi gender, yang berakibat atau dapat berakibat penderitaan atau kesengsaraan secara fisik, psikis, seksual, kerugian secara ekonomi, sosial, budaya, dan/atau politik".

Masyarakat Indonesia sangat memerlukan perlindungan hukum terkait dengan tindak kejahatan seksual. Namun demikian, keberadaan RUU P-KS yang diusulkan ini terkesan hanya melindungi sekelompok perempuan dan mengabaikan kaum perempuan lainnya. Dan ini juga merupakan bentuk kekerasan yang ingin dilembagakan melalui konstitusi yang bersifat binding dan compulsory, Sebab jika ingin melakukan aborsi, misalnya, sesuai dengan ide kebebasan yang diyakini, kenapa meski mempidanakan pihak-pihak yang melarang aborsi berbasis hukum agama.

Sekiranya RUU ini dipandang mendesak dan diperlukan untuk wanita dan menjamin ketahanan keluarga Indonesia, kenapa istilah yang di kekerasan, bukan kejahatan seksual? istilah kekerasan seksual adalah istilah manipulatif, penuh intrik/ jebakan, Karena istilah ini digunakan lebih untuk maksud pemaksaan dari pada maksud-maksud yang lebih positif dan akurat dalam pandangan masyarakat. Jadi RUU ini kesannya tidak mempidanakan segala kegiatan seksual yang tidak ma'ruf dan tidak legal selama dilakukan tanpa unsur paksaan, Sebab yang dipidanakan hanyalah aborsi paksa, homo paksa, lesbi paksa, dan lain-lainnya yang terkait dengan konsep kontrol seksuał dalam ideologi feminism dan tertulis jelas dalam Naskah Akademik RUU ini. Maka dalam batasan tertentu tidak berlebihan jika RUU ini adalah parasit bagi ketahanan keluarga Indonesia.

                                                                Reporter : Arianto




Share:

KIRIM BERITA SILAHKAN KLIK

KIRIM BERITA ANDA KESINI! Merasa Terbantu Dengan Publikasi ? Ayo Traktir Kopi Untuk Admin Dengan Cara Berbagai Donasi. Terimakasih :)



BREAKING NEWS

~||~ KPU Tetapkan Pasangan Prabowo Subianto & Gibran Rakabuming Raka Menjadi Presiden Terpilih ~||~ Kampung Rakyat Indonesia Siap Sukseskan PILKADA Serentak Tahun 2024 ~||~ Hak Angket Kian Redup ~||~ Pasangan Capres & Cawapres Anies Baswedan - Muhaimin Iskandar dan Pasangan Ganjar Pranowo - Mahfud MD Resmi Layangkan Gugatan Hasil Pilpres Ke Mahkamah Konstitusi ~||~ #PEMILUDAMAI ~||~

Kilas Balik Bung Karno

Kilas Balik Bung Karno - Makna Proklamasi

Ir. Soekarno (Sang Proklamator) Setiap Tahun kita Memperingati Hari Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia, Maka kita tidak bisa t...

Like Fanpage

Follow In Twitter

Breaking News

IKUTI KAMI


loading...

NONTON VIDEO DAPAT DUIT

10 Berita Populer

IKLAN

IKLAN
Ingin Pasang Iklan hubungi Kami di 0812 6582 534

Label

(SAS) #2019GantiPresiden Accounting Aceh Aceh Timur Adat Istiadat Advokat AFF Agama Agraria AIDS Air Aisyiyah Aksara Aksi Aksi Sosial Aktivis Aktivitis Al Washliyah Album Amien Rais Anak Anak Yatim Anarkis Angkatan Darat Anies Baswedan Animal Anti Korupsi Arisan Artikel Artis Arus Mudik Asahan Asian Games ASN Asuransi Asusila Atlet Award Bacaleg Bachtiar Ahmad Sibarani Baksos Bakti Sosial Balap Liar Banda Aceh Bandar Lampung Bandara Bandung Banjir BANK Bank Sumut Bansos Banten Bantuan Sosial Bapenas Bappenas Basarnas Batubara Bawang Putih Bawaslu Bayi Bazar BBM Bea Cukai Beasiswa Begal Bekraf Beladiri Belanja Bencana Bencana Alam Beras Berita Bhabinkamtibmas Bhayangkara Bhayangkari Bioskop Bisnis BKPRMI BM PAN BNI BNN BNPT Bobby Nasution Bom Bunuh Diri Boomerang BPBD BPJS BPN BPOM BRI Brimob Buka lapak Bukit Asam Buku Bulog BUMN Bung Karno Bupati Bursa saham Bursasaham Buruh Bus Caleg Capital market CCTV Cerpen Cianjur Cikampek Citilink conference Cosplayer Covid-19 Covid-19 Satgas Covid19 Cuaca Cuci Tangan Curanmor Cyber Daerah Dakwah Dance Debat Presiden Debt Collector Dede Farhan Aulawi Deklarasi Deli Serdang Demonstrasi Densus 88 Desa Dewan Pengawas Dewata Sakti Dharma Pertiwi Dialog Digital Diklat Dinas Perhubungan Dirgahayu HUT RI Disiplin Diskusi Dongeng Donor Darah DPD RI DPR Duka Cita E-Money Effendi Simbolon Ekonom Ekonomi Ekspor Impor Electronics Elektronik Emas Empat Pilar Entertainment Es cream ESDM event Fashion Festival FIFA Film Film Horor Film seri Anak Fintech FISIP Flores Timur Formasi Formula E Forum Furniture Futsal G30S/PKI GAAS Games Ganja Ganjar Ganjil Genap Garut Gebyar Kemerdekaan Gempa Geng Motor Genppari Gereja Gibran Gizi Buruk Go Pay Go-Jek Gojek Golkar Gotong Royong Grab Gubernur Guru Besar Gym Haedar Nasir ham HANI Harbolnas Hari Ibu Hewan Hiburan HIV HMI Hoax Hotel Hp Hukum Humas Humbahas HUT HUT Bhayangkara HUT RI HUT TNI Hutan Ibadah Ibadah Haji Ibu Negara Idul Adha Idul Fitri IKLAN Imlek IMM Indonesia Industri inflasi Informasi Infrastruktur Inspektorat Inspirasi Internasional Internet Intoleran Investor IPK IPM IPPI Islam IWAPI Jakarta Jakarta Barat Jakarta Pusat Jalan Jambore Nasional Jawa Tengah Jawa Timur Jayapura Jokowi Juara Jum'at Barokah Jumanji Jumat Jumat Berkah Jurnalis Kaliber Kampanye Kampung Rakyat Indonesia Kampus Kamtibmas Kapolda Kapoldasu Kapolri Kapolsek Kapolsek Kepolisian Karaoke Karhutla Karya Tulis Kasus KDRT Keadilan Keagamaan Keamanan Kebakaran Kebangsaan Kebersihan Kebudayaan Kebun Kecantikan Kecelakaan Kedokteran Kegiatan Kegiatan seminar Kehutanan Kejahatan Kejaksaan Kejuaraan Kejurnas Kekerasan Kelestarian Alam Keluarga Kemalingan Kemanusiaan Kemenag Kemenaker Kemendag Kemendagri Kemendesa Kemendikbud Kemenhub Kemeninfo Kemenkes Kemenkeu Kemenko Kemenkumham Kemenlu KEMENPAN-RB Kemenparekraf Kemenperin Kemenpora kemenristek Kemensos Kementan Kemiskinan Kendaraan Dinas Kepala Daerah Kepedulian keperdulian Kepolisian Kerajaan Kereta Api kerja Paksa Kerjasama Kesehatan Kesejahteraan Keselamatan Kesenian Ketahanan Pangan Ketenagakerjaan Keuangan Khilafahtul Muslimin Kilas Balik Bung Karno Kivlan Zen KKP KNPI Kohati kompetisi Kompolnas Komputer Komunitas kon Konferensi KONI Konsumen Koperasi Kopermasu Kopi Kopi Pagi Korupsi Kota Medan KPK KPR KPU Kriminal KRYD KSAD Kudeta Kuliner Kunjungan Kerja Kutai Kartanegara Labuhan Batu Lahan Lakalantas Laksi Lalu Lintas Lampung Langka Langkat Lapas Launching Launching Album Launching Aplikasi Launching Buku LAZISMU Lebaran Legislatif Lembaga LGBT Lifestyle Lingkungan Lingkungan Hidup LIPPI Listrik Lock Down Lomba lomba lari London LPPI LPS LSM Lukas Enembe Madina Mahasiswa Mahkamah Agung Mainan anak Majalengka Makanan Jepang Makassar Makkasar Mall Maluku Market Outlook Masjid Masker Mata Uang Maulid Nabi Mayday MDMC Medan Denai Media Media Sosial Megapolitan Menag Mendag Mendagri Menembak Menteri Menteri Perdagangan millenial Minuman Keras Minuman sehat Minyak Goreng Minyak Makan Miras Mobil MOI Motivasi MoU MPR MPR RI Mudik Muhammadiyah Muharram MUI Munas Musibah Musik Musyawarah Musywil Narkoba Narkotika NasDem Nasional Natal Natal & Tahun Baru New Normal NII NKRI NU ODGJ Office Ojek Online Ojol Olah Raga Olahraga Ombusman Omicron Online Operasi Patuh Operasi Yustisi Opini Organisasi Ormas Otomotif P Padang Padangsidimpuan Pagelaran Pahlawan Pajak Pakta Integritas Palestina Pameran PAN Pancasila Papua Parawisata Pariwisata Partai Demokrat Partai Politik Partai UKM Partai Ummat Pasar Pasar modal Pasar Murah Pasar Tradisional Paspampres Patroli PC PDI Perjuangan PDIP Perjuangan pe Pedagang Pegadaian Pelajar Pelajar Islam Indonesia Pelantikan Pelatihan Pelayanan Publik Pelecehan seks Pelukis Peluncuran Pemadam Kebakaran Pemalakan Pembangunan Pembayaran Elektronik Pembunuhan pemerasan Pemerintah Pemerintahan Pemerkosaan Pemilu Pemuda Pemuda Melati Indonesia Pemuda Muhammadiyah Pemuka Agama pen Penandatanganan Pencabulan Pencemaran Nama Baik Penculikan Pencurian Pendataan Pendidikan Penelitian Penembakan Penerbangan Penertiban Pengabdian Pengadilan Pengadilan Negeri Pengajian Pengamanan Pengamat Penganiayaan Pengawasan Pengetahuan Penggelapan Penghargaan Penghijauan Pengusaha Penipuan Penistaan Agama Penulis Penyakit Penyandang Disabilitas Penyuluhan Perampasan Perayaan Perbankan Percut Sei Tuan Perdagangan Perekonomian Perempuan & Anak Peresmian Pergaulan Perhubungan Perikanan Peristiwa Perjanjian Perjudian Perkawinan Perlombaan Permainan Perpajakan Pers Pertamina Pertanahan Pertanian Perusahaan Pesawat Terbang PET Pileg Pilkada PIlkades Pilpres Pin Pinjam meminjam uang Pinjaman Online PKL PKS PMI Polairud Polantas Polisi Cilik Politik POLRI Polwan Pondok Pesantren Ponpes Pornografi Posko Ummat PPKM PPWI Pra Kerja Prabowo Pramuka Praperadilan Prawita Genppari Premanisme Presiden Prestasi Primbon Politik Prokes promo Property Prostitusi Protokol Kesehatan PSI PSSI Public Expose Publik expose Puisi Pungli PUPR Pusat Perbelanjaan Puskesmas PWI Qurban Radikalisme Rafdinal Ragam Rakernas Rakor Ramadhan Reksadana Rektor Relawan Relawan Jokowi Religi Remisi Rentan Renungan resa Restoran Reuni 212 Revolusi Mental Reward RKUHP Robot Ruang Guru Rumah Rumah sakit Rups Rusia RUU Saber Pungli Sabu Sahabat Anak Salon Samosir Samsat Samsung Sanitasi air.Lingkungan hidup Santri SAR Satlantas Satpol PP Satwa Sejarah Sekolah Sembako Seminar Sengketa Seniman Senjata Senjata Api Sepak Bola Separatis Sepeda Sepeda sehat Serdang Bedagai Sertifikat Sertijab sho Sigli Silaturahim Silaturahim. KUYAI Kartanegara Silaturahmi Silaturrahim SIM Simalungun Simpan Pinjam Simulasi Smartphone Soekarno Solar Somasi Sosial Sosialisasi Startup Stasiun STOP PRES...!!! Studi Ilmiah Stunting Suku bunga Sulawesi Selatan Sumatera Barat Sumatera Utara Sumpah Jabatan Sumut Sungai Superstore Suplemen Surabaya Surat Terbuka Suriyono Adi Susanto Suriyono Adi Susanto {SAS) Survei Survey susu Swab Antigen Syafi'i Ma'arif Syariah Syawal Takjil Tali Kasih Talkshow Tanjung Balai Tantama Tapanuli Tengah Tawuran Teknologi Teror Terorisme Tes Urine Tiket Tilang Tips Tjahyo Kumolo TNI TNI AU TNI-Polri Tokoh Tokoh Agama Tokoh Masyarakat Tol Toys Kingdom ToysKingdom Tragedi Transportasi Trend Rambut True Money Uang Uang Palsu UIN Ujaran Kebencian UKM Ukraina Ulama UMJ umkm UMSU Undang-Undang UNIMED UniPin Universitas Unjuk Rasa Upacara Usaha Rakyat UU Cipta Kerja UU ITE UUD 1945 Vaksinasi Vaksinasi booster Valentine Day Verifikasi Viral Virus Corona Walikota Wanita Wapres Wartawan Webinar Wirausaha Wisata WNA Workshop Yogyakarta Zulkifli Hasan

Arsip Berita

IKUTI BERITA VIDEO KAMI DI YOUTUBE

POS PETIR

VIRUS COVID-19

Wabah Virus Corona (Covid-19) Sudah Menyerang Indonesia, Setiap Hari Korban Semakin Bertambah Sampai ada yang Meninggal, Rakyat Semakin Cemas dan Khawatir, Bagai Tersambar Petir Mendengar Virus Corona.

HALLO KRING..!!!

12 PAS

PANCASILA UDAH FINAL

Pembahasan RUU Haluan Ideologi Pancasila Banyak Penolakan Dari Berbagai Kalangan Masyarakat, Memang Seharusnya Tidak Usah Dibahas Dan Lebih Baik Dibatalkan. Pancasila Dasar Negara.
Tendangan 12 PAS Dihentikan

SOS

INDONESIA DARURAT NARKOBA

Sudah dijatuhi hukuman mati bahkan sudah ada yang dieksekusi, tapi masih banyak bandar narkoba semakin merajalela, terbukti banyak yang ditangkap petugas Polisi maupun BNN (Badan Narkotika Nasional) tapi belum kapok juga mereka, justru sipir penjara malah terlibat. Kalau sudah darurat begini, hukuman mati jangan berhenti, jalan terus!.

QUO VADIS

Kunjungan Statistik

Online

IKLAN USAHA ANDA


PRO KONTRA VAKSINASI

~> Program Vaksinasi Yang Diluncurkan Pemerintah Mendapat Sorotan Dari Berbagai Masyarakat, sehingga terjadi pro dan kontra

<~ Memang Sebenarnya Harus Jelas Disampaikan, Maksud dan Tujuan Vaksinasi, Karena dilapangan Ada Perbedaan Orang Yang Akan Divaksin dan Yang Tidak Boleh Divaksin, membuat masyarakat Bingung

Link Terkait

close
Banner iklan disini