Kementerian Kesehatan RI menetapkan batas konsumsi gula harian maksimal 50 gram atau sekitar 4 sendok makan untuk menjaga kesehatan tubuh.
Sementara itu, American Heart Association (AHA) menyarankan asupan ideal tak lebih dari 100 kalori atau 6 sendok teh gula per hari.
Kelebihan konsumsi gula dalam jangka panjang menjadi salah satu pemicu utama penyakit ginjal kronis stadium akhir atau End-Stage Kidney Disease (ESKD).
Penyebab paling dominan adalah diabetes tipe 2. Kondisi ini merusak glomeruli secara perlahan hingga pasien harus menjalani dialisis.
Penyebab kedua adalah hipertensi kronik. Tekanan darah tinggi merusak pembuluh halus di ginjal, memicu nefrosklerosis, dan gagal fungsi ginjal.
Glomerulonefritis, infeksi, dan gangguan autoimun juga berkontribusi terhadap 10–20% kasus ESKD, terutama di negara tropis dan berkembang.
Dominasi diabetes dan hipertensi dipicu oleh tingginya prevalensi global—537 juta penderita diabetes dan 1,3 miliar pengidap hipertensi pada 2021.
Keduanya merusak nefron dan glomerulus secara bertahap, menyebabkan fibrosis ginjal hingga kerusakan permanen yang tidak bisa dipulihkan.
Faktor gaya hidup seperti obesitas, kurang aktivitas fisik, pola makan tinggi gula, serta kebiasaan merokok memperparah kondisi tersebut.
Data WHO menegaskan, penyakit ginjal kronis dapat dicegah dengan mengelola kadar gula darah, menjaga tekanan darah, dan deteksi dini.
Pencegahan juga bisa dilakukan lewat edukasi gizi, perubahan pola hidup, dan pemantauan kesehatan rutin untuk menghindari risiko cuci darah.
Penulis: Lakalim Adalin
Editor: Arianto
ليست هناك تعليقات:
إرسال تعليق