Perayaan HUT RI ke-80 terasa berbeda tahun ini. Indonesia Prison Products and Arts Festival (IPPAFest) 2025 menghadirkan panggung bagi kreativitas luar biasa para Warga Binaan dari seluruh negeri.
Menteri Imigrasi dan Pemasyarakatan, Agus Andrianto, membuka acara dengan pesan menyentuh: keterbatasan ruang tidak pernah mampu membatasi semangat, harapan, dan kemanusiaan.
Berlokasi di Aloha PIK 2, Tangerang, Jumat (8/8), IPPAFest ke-2 menjadi ajang pameran karya seni, kerajinan, hingga produk kreatif yang lahir dari balik jeruji besi.
Mengusung tema “Merdeka Kreativitas Walau Tempat Terbatas”, festival ini memamerkan hasil pembinaan yang membuktikan Warga Binaan mampu berkarya, berinovasi, dan memberi kontribusi nyata bagi bangsa.
Berbagai pertunjukan dan atraksi langsung dari Warga Binaan memukau pengunjung. Masyarakat disuguhi bukti bahwa kreativitas dapat mekar bahkan di tempat yang paling tidak terduga.
“IPPAFest adalah jendela peradaban. Di balik tembok tinggi, tumbuh semangat, keterampilan, dan tekad untuk berubah,” tegas Agus dalam pidato pembukaannya.
Menurut Agus, kegiatan ini juga menjadi jembatan antara dunia pemasyarakatan dan masyarakat, membuka pandangan bahwa Warga Binaan bukan sekadar objek hukuman.
Festival ini pun membawa misi ekonomi. Produk karya Warga Binaan didorong untuk masuk ke pasar lebih luas melalui kolaborasi dengan pelaku usaha dan mitra strategis.
“Ini bukan hanya festival seni, tapi juga peluang ekonomi inklusif yang berkelanjutan,” ujar Agus sambil mengajak sektor swasta memperluas pemasaran produk.
Direktur Jenderal Pemasyarakatan, Mashudi, menegaskan ada empat tujuan IPPAFest: mendorong kewirausahaan, mempromosikan karya Warga Binaan, melaksanakan pembinaan di tengah masyarakat, dan merayakan kemerdekaan dengan semangat pembaruan.
Dengan semangat asta dasawarsa kemerdekaan, IPPAFest 2025 menjadi bukti bahwa di balik keterbatasan, selalu ada ruang untuk tumbuh, berdaya, dan memuliakan kemerdekaan.
Penulis: Lakalim Adalin
Editor: Arianto
ليست هناك تعليقات:
إرسال تعليق