Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri menginstruksikan seluruh kader mendukung pemerintahan Prabowo Subianto, menyikapi tantangan fiskal dan geopolitik global yang kian kompleks.
Instruksi disampaikan saat seluruh kader PDIP berkumpul di Bali, Kamis (31/7/2025), dalam agenda bimbingan teknis. Namun banyak menilai, kegiatan ini berkaitan dengan sikap politik PDIP ke depan.
Di tengah sorotan publik, Prabowo memberi amnesti kepada Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto dan abolisi untuk Thomas Lembong. Momen ini bersamaan dengan konsolidasi PDIP di Bali.
Publik menilai langkah Megawati strategis. PDIP memilih tidak menjadi oposisi keras demi menghindari fragmentasi internal. Ketegangan justru dapat dimanfaatkan kekuatan lain untuk melemahkan partai.
Megawati dinilai mengambil posisi mendekat ke Prabowo untuk menghindari tekanan lebih besar dari kekuatan lama yang pernah mengintervensi PDIP melalui jalur hukum.
Keputusan ini disebut sebagai strategi bertahan. Jika PDIP menantang Prabowo sekarang, ancaman perpecahan justru membesar, dan lawan politik lama bisa kembali menyerang dari dalam.
Koalisi ini bukan tanpa syarat. Sinyal kuat terlihat dari pembebasan Hasto. Banyak pihak menilai, ini bagian dari kompromi yang menguntungkan kedua belah pihak secara politik.
PDIP tetap mempertahankan identitas ideologisnya, namun memainkan siasat politik realistis. Megawati memilih berkoalisi sebagai langkah taktis demi stabilitas internal dan kekuatan jangka panjang.
Langkah Prabowo mendekati PDIP diyakini sebagai upaya mencegah oposisi keras yang dapat mengganggu konsolidasi nasional. Megawati pun tetap jadi figur penentu dalam dinamika politik nasional.
Kini, muncul tanda-tanda perubahan peta kekuasaan. Kedekatan PDIP dan Prabowo memberi sinyal bahwa kompromi politik pragmatis menjadi arus utama jelang transisi pemerintahan.
Penulis: Lakalim Adalin
Editor: Arianto
ليست هناك تعليقات:
إرسال تعليق