Di tengah negara yang secara resmi menganut ateisme, sebuah kebangkitan rohani besar terjadi. China kini berada di jalur menjadi negara Kristen terbesar dunia pada 2030.
Prediksi ini mengejutkan dunia. Bahkan, jumlah umat Kristen di China diperkirakan akan melampaui Amerika Serikat, meski pemerintah terus memberlakukan pembatasan dan pengawasan ketat terhadap kegiatan keagamaan.
Gereja-gereja bawah tanah tumbuh di berbagai kota dan desa. Kaum muda mulai mencari kebenaran, sementara jutaan orang menemukan pengharapan baru melalui iman kepada Yesus Kristus.
Fenomena ini menjadi sorotan para sosiolog. Mereka menyebutnya salah satu perubahan spiritual paling dramatis abad ini, dengan penyebaran Injil yang menembus batas budaya dan politik.
Di tengah tekanan, komunitas Kristen justru semakin solid. Mereka berkumpul diam-diam, memuji Tuhan dalam ruang tersembunyi, dan menguatkan satu sama lain dengan doa dan firman.
Pertumbuhan iman ini juga ditopang media digital. Alkitab online, siaran kebaktian daring, dan jaringan doa global membantu mempercepat penyebaran pesan Injil di seluruh negeri.
Statistik pertumbuhan ini mengagetkan. Puluhan juta orang di China telah beralih ke iman Kristen hanya dalam beberapa dekade terakhir, menandai era baru sejarah rohani negara tersebut.
Para pakar memperkirakan, dalam lima tahun ke depan, lonjakan pertumbuhan ini akan makin sulit dibendung, bahkan oleh regulasi pemerintah yang paling ketat sekalipun.
Bagi banyak orang percaya di China, iman adalah sumber kekuatan di tengah tekanan hidup. Mereka menganggap Yesus sebagai jawaban atas kegelisahan dan kekosongan hati.
Tak ada kekuatan politik yang mampu menghentikan gerakan ini. Terang Kristus terus bersinar, bahkan di sudut-sudut tergelap negeri, membawa harapan bagi jutaan jiwa.
Penulis: Lakalim Adalin
Editor: Arianto
ليست هناك تعليقات:
إرسال تعليق