Malam Gala Premiere Tinggal Meninggal berlangsung meriah di Jakarta, menandai debut penyutradaraan Kristo Immanuel. Film produksi Imajinari ini sukses membuat penonton larut dalam tawa dan air mata.
Dengan kemasan komedi getir, Tinggal Meninggal menyuguhkan kisah yang segar, menyentuh, dan relatable. Sejak awal pemutaran, bioskop dipenuhi gelak tawa diselingi isak haru, membuktikan kekuatan narasi dan akting.
Film ini menjadi pengingat penuh empati bagi siapa pun yang pernah merasa ‘tidak cukup’ atau ‘tidak pas’. Pesannya jelas: semua orang valid apa adanya.
Dave Hendrik memuji kejutan cerita dan kekuatan naskah. Angga Yunanda menyebutnya seperti “permen yang meledak di mulut,” sementara Shenina Cinnamon menegaskan pentingnya kepekaan pada perasaan orang lain.
Indra Jegel menyoroti kekompakan ensemble cast, tanpa satu pun adegan terbuang. Ringgo Agus Rahman bahkan mengaku terhubung secara emosional dengan karakter Gema yang diperankan Omara.
Tak hanya menonton, undangan juga menikmati sajian unik dari film yang dihadirkan di dunia nyata, seperti Pear Shaken Americano ala TingNing dan London Fried Chicken.
Gala Premiere ini menjadi ruang perayaan bersama, dihadiri komika, aktor, penulis, kreator konten, hingga sineas lintas generasi. Banyak yang menyebutnya “cermin getir kehidupan anak muda zaman sekarang.”
Bagi penonton yang ingin mengamankan Advance Ticket Sales (ATS) penayangan 14 Agustus 2025, tiket tersedia di jaringan bioskop XXI, CGV, dan Cinepolis di berbagai kota besar Indonesia.
Kristo Immanuel membuktikan dirinya bukan sekadar komika, melainkan sutradara dengan visi berani. Tinggal Meninggal adalah surat cinta untuk siapa pun yang pernah merasa berbeda.
Penulis: Lakalim Adalin
Editor: Arianto
ليست هناك تعليقات:
إرسال تعليق