Emiten baja dan konstruksi, PT Lionmesh Prima Tbk (LMSH) mencatatkan penurunan penjualan signifikan sepanjang 2024. Total penjualan tercatat Rp91,62 miliar, turun 18,91% dari Rp112,98 miliar pada 2023.
"Penurunan ini dipicu oleh turunnya harga jual per kilogram serta melemahnya volume penjualan menjadi 8.382 ton," kata Direktur Utama LMSH, Lawer Supendi, saat Public Expose di Jakarta, Kamis (26/06/2025).
Disisi lain, LMSH membukukan rugi tahun berjalan sebesar Rp7,48 miliar dengan margin rugi bersih mencapai -8,16%. Realisasi penjualan tahun 2024 hanya mencapai 57,26% dari target Rp160 miliar.
Melihat kondisi global dan ketatnya persaingan—terutama dari produk berteknologi Induction Furnace—yang lebih murah meski berkualitas lebih rendah, LMSH berencana memperkuat efisiensi operasional dan menjaga daya saing.
Target penjualan 2025 diproyeksikan Rp102,7 miliar, dengan estimasi laba bersih sebesar Rp2,57 miliar jika situasi geopolitik dan ekonomi global membaik.
Perseroan juga memproyeksikan beban usaha akan tetap stabil, dengan kenaikan sekitar 5% pada biaya penjualan. Guna menghadapi ketidakpastian global, langkah strategis akan difokuskan pada optimalisasi utilisasi produksi dan efisiensi biaya.
Dari sisi pasar modal, LMSH menerima surat peringatan dari BEI karena belum memenuhi ketentuan free float saham. Akibatnya, perdagangan saham sempat dihentikan sementara. Perseroan saat ini tengah menjajaki opsi strategis guna meningkatkan likuiditas dan proporsi saham publik.
Meskipun tantangan masih ada, LMSH tetap menunjukkan tekad untuk bangkit dengan strategi jangka menengah yang realistis dan adaptif terhadap perubahan pasar baja dan konstruksi nasional.
Reporter: Lakalim Adalin
Editor: Arianto
ليست هناك تعليقات:
إرسال تعليق