Kondisi gula darah tinggi sering kali terjadi tanpa disadari, padahal gejalanya bisa muncul di berbagai bagian tubuh seperti kepala, mata, tenggorokan, dan perut. Deteksi dini sangat penting untuk mencegah komplikasi kronis seperti penyakit ginjal, jantung, hingga gangguan penglihatan.
Menurut Yale Medicine, hiperglikemia yang terjadi terus-menerus dapat merusak organ vital. Penyebab umumnya antara lain pola makan tinggi gula, kurang aktivitas fisik, stres berlebihan, dan kebiasaan begadang. Lalu, apa saja tanda-tanda yang perlu diwaspadai?
Salah satu gejala yang sering muncul adalah sakit kepala. Menurut dr. Anisha Patel dari Medical Office Manhattan, fluktuasi kadar gula darah dapat memicu perubahan hormon seperti epinefrin yang memengaruhi pembuluh darah di otak. Hasilnya, sakit kepala bisa terjadi secara tiba-tiba.
Selain itu, masalah penglihatan juga bisa menjadi indikator. Gula darah tinggi menyebabkan penglihatan kabur sementara karena pembengkakan cairan pada lensa mata. Hal ini akan mereda ketika kadar gula kembali normal, namun tetap perlu ditangani serius.
Di bagian tenggorokan, rasa haus berlebihan sering menjadi pertanda awal. Menurut Prof. Caroline Apovian dari Universitas Boston, tubuh akan mengirim sinyal haus saat sel kehilangan cairan akibat lonjakan glukosa dalam darah. Haus ini bisa muncul hanya dalam waktu beberapa menit setelah konsumsi gula tinggi.
Tanda lainnya adalah mual dan muntah, yang muncul ketika tubuh mengalami komplikasi serius seperti ketoasidosis diabetik (KAD). Kondisi ini terjadi saat tubuh kehabisan insulin dan mulai membakar lemak sebagai sumber energi, menghasilkan keton berbahaya dalam darah.
Tak kalah penting, sering buang air kecil juga menandakan kadar gula darah tak terkendali. Ginjal akan bekerja keras menyaring glukosa berlebih, dan jika tak sanggup, gula dikeluarkan melalui urine. Akibatnya, frekuensi buang air kecil, terutama di malam hari (nokturia), meningkat drastis.
Dengan mengenali gejala gula darah tinggi sedini mungkin, Anda bisa mencegah dampak yang lebih parah. Jangan abaikan sinyal tubuh—konsultasikan dengan dokter jika mengalami tanda-tanda di atas. Ubah pola hidup menjadi lebih sehat, aktif bergerak, dan kurangi konsumsi gula berlebih.
Artikel ini disusun untuk tujuan edukasi kesehatan, bukan pengganti diagnosis medis. Jika Anda atau orang terdekat mengalami gejala, segera konsultasikan ke tenaga medis profesional. PHindari mendiagnosis sendiri tanpa pemeriksaan akurat dari dokter.
Penulis: Lakalim Adalin
Editor: Arianto
ليست هناك تعليقات:
إرسال تعليق