Rakerkonas APINDO ke-34 siap digelar pada 4–6 Agustus 2025 di Bandung. Forum ini menjadi panggung strategis dunia usaha untuk merespons tantangan ekonomi nasional menuju cita-cita besar Indonesia Emas 2045.
Ketua Umum APINDO, Shinta W. Kamdani, menegaskan dunia usaha tengah berada dalam situasi kompleks. Lemahnya konsumsi rumah tangga dan kontraksi belanja pemerintah memperlihatkan perlambatan yang perlu segera ditangani bersama.
Data pertumbuhan ekonomi kuartal I 2025 yang hanya 4,87% menjadi alarm keras. Terlebih, Purchasing Managers’ Index (PMI) manufaktur terus berada di bawah 50 selama tiga bulan, mengindikasikan kontraksi sektor riil.
Tantangan tak hanya datang dari dalam negeri. Ketidakpastian global, perang tarif, krisis rantai pasok, hingga kebijakan tarif resiprokal Amerika Serikat semakin menekan sektor industri, terutama industri padat karya.
Namun di balik tekanan, dunia usaha masih menyalakan harapan. Realisasi investasi Triwulan II 2025 mencapai Rp477,7 triliun dan menciptakan lebih dari 1,2 juta lapangan kerja baru, menandakan geliat yang tak boleh diabaikan.
Rakerkonas menjadi ajang konsolidasi pengusaha nasional dan daerah untuk menyatukan suara. Melalui semangat Indonesia Incorporated, pelaku usaha ingin menjadi mitra aktif, bukan sekadar pelaksana kebijakan.
Shinta menyebut pentingnya konsistensi kebijakan dan percepatan reformasi struktural. Dunia usaha mendorong deregulasi nyata, peningkatan kualitas SDM, dan penciptaan ekosistem bisnis yang sehat dan adil.
APINDO juga mengapresiasi progres diplomasi ekonomi, seperti kesepakatan Joint Statement dengan Amerika Serikat yang membuka peluang pasar ekspor dan memperkuat kepercayaan investor luar negeri terhadap Indonesia.
Selain itu, APINDO mendorong percepatan perundingan IEU-CEPA serta perluasan akses pasar ke RCEP, CPTPP, dan BRICS+ sebagai strategi diversifikasi ekspor di tengah gejolak perdagangan global yang tak menentu.
Untuk menjaga keberlangsungan industri padat karya, APINDO mengusulkan insentif konkret seperti pembebasan PPN jasa subkontrak, restitusi PPN dipercepat, dan akses pembiayaan yang inklusif bagi pelaku usaha.
Stimulus juga dibutuhkan dalam bentuk subsidi iuran BPJS Kesehatan, potongan tarif listrik dan gas, serta pengembangan PLTS atap sebagai energi alternatif yang ramah lingkungan dan berkelanjutan.
Sementara itu, Anthony Hilman selaku Ketua SC Rakerkonas menyatakan penyelenggaraan di luar Jakarta membuktikan komitmen APINDO merespons langsung tantangan struktural dunia usaha daerah seperti logistik, birokrasi, dan keamanan usaha.
Forum ini akan menghadirkan tokoh nasional dan menteri strategis seperti Menko Perekonomian, Menko Infrastruktur, Menteri Ketenagakerjaan, dan Menteri UMKM untuk berdialog langsung dengan pelaku usaha.
APINDO juga menggelar Dialog Ekonomi bersama ekonom senior seperti Wijayanto Samirin dan Raden Pardede, sebagai ruang diskusi konkret untuk mempercepat transformasi ekonomi nasional berbasis kondisi lapangan.
Melalui Rakerkonas ke-34, APINDO ingin memastikan bahwa kebijakan ekonomi nasional disusun berdasarkan realitas dunia usaha, bukan pendekatan top-down yang tidak adaptif terhadap kebutuhan pelaku usaha di lapangan.
Dalam semangat kolaboratif Indonesia Incorporated, APINDO menegaskan bahwa pelaku usaha siap menjadi penggerak utama dalam mewujudkan transformasi ekonomi menuju Indonesia Emas 2045 yang tangguh, adil, dan berdaya saing global.
Penulis: Lakalim Adalin
Editor: Arianto
ليست هناك تعليقات:
إرسال تعليق