Hendarsam Marantoko, Politisi Partai Gerindra menyoroti peran Presiden Prabowo sebagai pemimpin kuat yang membawa agenda revolusioner secara sistemik dan bertahap. Ia menekankan bahwa revolusi saat ini tidak dilakukan dengan gaduh, namun perlahan memperbaiki akar masalah struktural.
Salah satunya adalah perubahan aliran ekonomi dari pola top-down menjadi pendekatan dari bawah. Menurutnya, pertumbuhan ekonomi harus dirasakan oleh masyarakat kecil, bukan hanya lingkar elite.
"Sektor ketahanan pangan jadi bukti konkret: negara langsung membeli hasil panen petani dengan harga wajar, memangkas rantai distribusi dan mengamankan stok nasional," kata Hendarsam saat Diskusi Interaktif bertajuk “Menuju Indonesia Maju: Refleksi Pemerintahan Prabowo Semester I-2025” yang digelar Pustaka Institute di Jakarta, Selasa (8/7).
Program lain seperti subsidi jagung dan gandum juga diluncurkan untuk memperkuat swasembada pangan yang berdikari. Prabowo dinilai tahu persis siapa pemain besar yang mengganggu sektor strategis, dan mulai memotong jalur-jalur yang koruptif.
Ketahanan energi dan efisiensi fiskal juga menjadi sorotan. Presiden mulai menempatkan orang-orang tepercaya di instansi strategis seperti Bea Cukai untuk menjaga integritas penerimaan negara.
Di bidang pendidikan, Prabowo mendorong lahirnya Akademi Kader Bangsa, sekolah unggulan non-APBN bagi anak-anak berpotensi dari daerah.
Hendarsam menyebut strategi ini meniru sistem pendidikan India dan China yang mencetak elite global. Visi Prabowo disebut mengarah pada tiga prinsip: berdikari, berdaulat, dan berkepribadian dalam budaya.
"Semua langkah ini bukan proyek instan, tapi investasi jangka panjang untuk kejayaan Indonesia di 100 tahun kemerdekaannya," pungkasnya.
Reporter: Lakalim Adalin
Editor: Arianto
ليست هناك تعليقات:
إرسال تعليق