Citra Indonesia di Jepang tercoreng akibat tingkah sekelompok pesilat yang dianggap mengganggu ketertiban umum. Kelompok tersebut adalah PSHT (Persaudaraan Setia Hati Terate), yang berlatih silat di ruang publik tanpa izin dari otoritas setempat.
Dalam salah satu aksinya, mereka membentangkan spanduk besar di jembatan pedestrian dan berdiri berjejer di eskalator stasiun. Warga Jepang protes karena aksi tersebut dianggap kampungan, mengganggu kenyamanan publik, dan tidak menghormati aturan sosial di Jepang.
Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Tokyo segera merespons situasi ini. Dalam pernyataannya, pihak kedutaan menyebutkan bahwa perwakilan PSHT telah meminta maaf kepada masyarakat Jepang dan berjanji akan mematuhi seluruh peraturan selama berada di Negeri Sakura.
Namun, polemik belum usai. Belum lama ini, kasus kriminal baru melibatkan tiga Warga Negara Indonesia (WNI) kembali mencoreng nama bangsa. Mereka terlibat dalam aksi perampokan brutal di rumah warga Jepang, bahkan menyiksa korban secara fisik.
Aksi kekerasan itu sempat viral di media lokal dan memicu kekhawatiran publik Jepang terhadap meningkatnya kejahatan yang melibatkan WNI. Kementerian Luar Negeri (Kemenlu RI) mencatat lonjakan signifikan kasus kriminal yang dilakukan WNI di Jepang sejak awal tahun 2025.
Fenomena ini menciptakan tantangan serius bagi hubungan bilateral Indonesia-Jepang. Di tengah upaya diplomasi budaya dan penguatan hubungan masyarakat, tindakan tidak bertanggung jawab dari segelintir oknum justru menodai citra kolektif bangsa.
Para pengamat hubungan internasional menilai bahwa diperlukan edukasi menyeluruh bagi komunitas diaspora Indonesia di luar negeri, terutama soal etika sosial dan hukum negara setempat. Hal ini penting untuk menjaga nama baik Indonesia di mata dunia.
Sementara itu, komunitas Indonesia di Jepang pun menyatakan keprihatinannya. Mereka khawatir aksi-aksi negatif tersebut akan berdampak pada kebijakan imigrasi dan hubungan antarwarga. Banyak yang meminta agar pemerintah Indonesia bersikap tegas dan aktif melakukan pembinaan terhadap WNI di luar negeri.
Penting bagi seluruh WNI yang tinggal atau berkunjung ke luar negeri untuk sadar bahwa mereka membawa wajah Indonesia. Setiap perilaku, sekecil apa pun, bisa berdampak besar terhadap persepsi negara tuan rumah.
Jika tren negatif ini terus berlanjut, Indonesia terancam kehilangan kepercayaan dari masyarakat internasional. Kesadaran kolektif dan disiplin individu menjadi kunci untuk memulihkan kembali citra positif bangsa di luar negeri.
Penulis: Lakalim Adalin
Editor: Arianto
ليست هناك تعليقات:
إرسال تعليق