Guru Madin di Demak, Ahmad Zuhdi, viral setelah menolak uang denda senilai Rp12,5 juta dalam proses perdamaian dengan wali murid.
Pak Zuhdi (63), pengajar Madrasah Diniyah Roudhotul Muta'alimin, terlibat perselisihan dengan salah satu wali murid. Kesepakatan damai pun tercapai.
Sebagai bentuk tanggung jawab, pihak wali murid menyerahkan uang ganti rugi. Namun, secara mengejutkan, Pak Zuhdi menolak uang itu.
Dengan nada tulus, ia berkata, "Saya ikhlas." Ucapan yang menggetarkan banyak hati di tengah budaya yang serba hitung-hitungan materi.
Keputusan tersebut bukan karena beliau kaya atau tak butuh uang, melainkan karena prinsip hidup yang mengedepankan ketulusan dalam mengabdi.
Baginya, mendidik adalah amanah. Bukan sekadar profesi, tapi laku hidup yang digerakkan oleh hati yang sabar dan ridho.
Kisah ini menyebar cepat di media sosial, memantik kekaguman dan refleksi di tengah masyarakat yang haus akan keteladanan moral.
Banyak warganet mengaku terharu. Tak sedikit yang merasa malu, sebab di dunia yang kian pragmatis, masih ada sosok seikhlas Pak Zuhdi.
Ia mengingatkan bahwa pendidikan bukan hanya tentang transfer ilmu, melainkan juga tentang karakter, akhlak, dan keteladanan sejati.
Sikap beliau menjadi pengingat bahwa kebaikan dan keikhlasan belum musnah. Masih ada guru yang mendidik dengan hati, bukan sekadar angka.
Penulis: Lakalim Adalin
Editor: Arianto
ليست هناك تعليقات:
إرسال تعليق