Prospek penyelenggaraan haji pasca pembentukan Badan Penyelenggara Haji (BP Haji) menjadi sorotan dalam Seminar Nasional yang digelar Universitas Yarsi, Rabu (30/7/2025), dengan mengangkat isu penguatan layanan berbasis profesionalisme dan kolaborasi sektor keilmuan.
Rektor Universitas Yarsi, Prof. Dr. Faisal Jalal, SP.GK, PH.D, menegaskan pentingnya pendekatan holistik dalam penyelenggaraan ibadah haji, khususnya terkait kesehatan jamaah dan efisiensi manajemen keuangan syariah.
Ia menyebut ibadah haji bukan sekadar ritual, tetapi perjalanan spiritual kompleks yang melibatkan lebih dari 220 ribu jamaah Indonesia setiap tahunnya, dengan kondisi fisik, latar budaya, dan ekspektasi yang sangat beragam.
Menurutnya, profesionalisasi penyelenggaraan ibadah haji harus menyesuaikan diri dengan tantangan zaman, termasuk tantangan teknologi, demografi lansia, dan kesiapan mental jamaah menghadapi kondisi padat dan ekstrem di tanah suci.
Prof. Faisal menyatakan kesiapannya mendukung BP Haji melalui kontribusi akademik di bidang kedokteran, psikologi, gizi, hingga keuangan syariah, untuk memastikan haji bukan hanya sah secara fiqih, tapi juga layak secara manusiawi.
Prof. Faisal juga berharap agar sistem kuota dan masa tunggu haji dapat segera diperbaiki. Ia menyebut antrean haji di beberapa daerah mencapai lebih dari 40 tahun, dan itu menggerus keadilan bagi umat.
Lebih lanjut,, Ia menyampaikan kesiapan menjadi tuan rumah forum-forum akademik lanjutan terkait isu haji dan umrah, serta membuka diri untuk terlibat dalam edukasi, penelitian, dan rekomendasi kebijakan publik.
Seminar ini menjadi bagian dari upaya kolektif membangun tata kelola haji nasional yang profesional, kolaboratif, serta mampu memberikan nilai tambah bagi masyarakat, baik secara spiritual, sosial, maupun ekonomi.
Reporter: Lakalim Adalin
Editor: Arianto
-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar