Tidak semua investasi mudah dipahami. Namun, ada satu yang paling sederhana sekaligus terbukti: emas. Konsistensi, kesabaran, dan ketersediaan dana menjadi kunci keberhasilannya.
Emas bukan cara cepat kaya, melainkan instrumen perlindungan kekayaan. Dari generasi ke generasi, emas terbukti menjaga hasil kerja keras dari hantaman inflasi.
Ekspektasi sederhana membuat emas semakin memuaskan. Saat harga melonjak, kepuasan meningkat. Saat turun, nilainya tetap memberi rasa aman sebagai aset lindung.
Awal September, harga emas global menembus USD 3508 per troy ounce, setara Rp1,9 juta per gram. Lonjakan ini dipicu ketidakpastian ekonomi internasional.
Sentimen penggerak harga emas terus hadir, baik dari ekspektasi penurunan suku bunga AS, pelemahan dolar, maupun faktor geopolitik yang mengguncang pasar global.
Berbeda dengan instrumen spekulatif, emas cocok dipegang jangka panjang. Filosofi "hold forever" membuat investor lebih tenang tanpa terbebani fluktuasi jangka pendek.
Dalam dua tahun terakhir, emas memberikan imbal hasil signifikan. Tahun 2024 mencatat kenaikan 25%, sementara hingga September 2025 sudah menguat 35%.
Emas mengajarkan tiga hal penting: fokus pada input, belajar sabar, dan merasa cukup. Mindset ini membuat investasi lebih bijak dan berkelanjutan.
Seperti kata pakar, emas bukan untuk mereka yang tidak sabar. Ia tidak menjanjikan kekayaan instan, tetapi melindungi kekayaan ketika instrumen kertas gagal.
Penulis: Lakalim Adalin
Editor: Arianto
Tidak ada komentar:
Posting Komentar