Pertanyaan sederhana sering membuka diskusi soal kekayaan: “Kalau uang bukan masalah, apa yang ingin kamu lakukan?” Banyak orang menyadari, rasa aman lebih penting dibanding kemewahan.
Riset Thomas J. Stanley, Ph.D. dan William D. Danko, Ph.D. menunjukkan ada kesamaan ciri pada Prodigious Accumulators of Wealth (PAW), yaitu individu jago mengakumulasi kekayaan secara konsisten.
Mereka hidup di bawah penghasilan. Artinya, meski berpenghasilan besar, gaya hidup tetap sederhana. Fokus mereka mengalokasikan dana signifikan untuk investasi, menyiapkan cadangan menghadapi krisis ekonomi.
Ciri berikutnya, miliarder ini mengelola waktu, energi, dan uang dengan efisien. Mereka sadar sumber daya terbatas sehingga harus digunakan secara terarah demi akumulasi kekayaan.
Prinsip kebebasan finansial lebih penting daripada pencitraan sosial. Mereka tidak mengejar validasi dari orang lain, melainkan merasa cukup dengan fondasi keuangan yang aman dan kokoh.
Kemandirian juga menjadi kunci. Sebagian besar pengakumulasi kekayaan tidak mendapat subsidi finansial dari orang tua saat dewasa, sehingga terbentuk mental tangguh dalam mengelola uang.
Mereka pun mendidik anak untuk mandiri. Anak-anak diajari bekerja, menabung, serta memahami literasi keuangan sejak dini agar tidak bergantung pada harta warisan orang tua.
Ciri lain adalah keterampilan membaca peluang. Mereka tidak selalu spekulatif, melainkan membangun aset dari bisnis yang dipahami dan bisa dikendalikan dengan baik.
Profesi juga menentukan. Banyak dari mereka memilih bidang yang sesuai kompetensi sehingga bisa memaksimalkan keterampilan, meningkatkan nilai bisnis, dan memperbesar peluang akumulasi aset jangka panjang.
Stanley menegaskan, “Wealth is more often the result of hard work, perseverance, planning, and most of all, self-discipline.” Inilah resep abadi kesuksesan finansial sejati.
Reporter: Thalia Febiola
Editor: Arianto
Tidak ada komentar:
Posting Komentar