Duta Nusantara Merdeka | Jakarta
Belakangan, modus penipuan digital dengan teknik social engineering kembali mencuat. Kali ini, penipu memanfaatkan fitur terbaru WhatsApp, yakni Share Screen atau Bagikan Layar, untuk menjerat korban secara licik.
Fitur tersebut sebenarnya dirancang agar pengguna bisa berbagi tampilan layar dengan lawan bicara. Namun, di tangan penipu, fungsi ini disalahgunakan untuk mencuri data pribadi, OTP, hingga akses perbankan.
Biasanya, penipu menyamar sebagai pihak resmi, seperti petugas pemerintah atau lembaga keuangan. Mereka berpura-pura mengingatkan adanya kewajiban administrasi yang belum selesai, misalnya pembuatan KTP digital.
Setelah korban lengah, penipu mengarahkan korban untuk menyalakan fitur Share Screen. Begitu layar aktif, semua informasi yang muncul di ponsel bisa diintip real-time oleh si penipu.
Dengan cara ini, mereka bisa mengirim OTP, lalu mengambil alih akun WhatsApp korban. Tak berhenti di situ, rekening bank pun bisa dibobol, bahkan akun digunakan untuk menipu orang lain.
Pengalaman hampir menjadi korban dialami Wali Kota Jakarta Pusat, Arifin. Dalam unggahan di Instagram, ia memperlihatkan momen saat ditelepon penipu yang mengaku petugas kecamatan.
Awalnya, suara pria pura-pura meminta bantuan penyelesaian KTP Digital. Tak lama, seorang perempuan ikut menyamar sebagai staf pendataan, lalu menuntun Arifin membuka fitur Share Screen.
Namun, Arifin curiga sejak awal. Ia menolak mengikuti instruksi, sekaligus mengingatkan masyarakat agar tidak gampang percaya. “Hati-hati! Jangan pernah bagikan data pribadi pada nomor asing,” ujarnya tegas.
Menurutnya, setiap informasi resmi hanya berasal dari kanal pemerintah sah. “Mari bersama lebih waspada agar tidak jadi korban penipuan digital,” imbuhnya melalui akun media sosial.
Modus semacam ini sejatinya hanyalah evolusi dari teknik lama, yakni manipulasi psikologis korban. Bedanya, kini mereka mengandalkan fitur baru yang belum familiar bagi banyak pengguna.
Agar aman, masyarakat dianjurkan melakukan beberapa langkah: selalu verifikasi penelepon melalui call center resmi, aktifkan otentikasi dua faktor (2FA), hingga rajin memperbarui aplikasi dan sistem ponsel.
Selain itu, penting mengedukasi keluarga, terutama orang tua yang sering jadi target. Jika data finansial sudah terlanjur bocor, segera hubungi bank untuk memblokir rekening sebelum terlambat.
Hal paling utama, jangan pernah menyalakan Share Screen untuk orang asing. Terutama saat membuka aplikasi mobile banking, dompet digital, atau layanan pinjaman online yang rawan dibobol penipu.
Penulis: Lakalim Adalin
Editor: Arianto
Tidak ada komentar:
Posting Komentar