Banyak perempuan tak menyadari bahwa sikap sederhana yang dilakukan demi cinta justru bisa membuatnya terlihat tidak bernilai di mata pria, dan ini berdampak pada harga diri serta relasi jangka panjang.
Dalam dinamika hubungan, ada sejumlah perilaku yang jika dilakukan terus-menerus bisa menurunkan daya tarik emosional seorang perempuan. Salah satunya adalah selalu tersedia kapan pun dia butuh, bahkan setelah ghosting.
Perempuan yang "mahal" tahu batasan waktu dan prioritas. Sikap terlalu mudah diakses membuat pria kehilangan rasa menghargai.
Kebiasaan bertanya “Aku cantik nggak?” berulang kali justru mengikis kepercayaan diri. Validasi internal jauh lebih penting dari pujian sesaat.
Begitu pula ketika perempuan menyetujui semua ajakan meski tak nyaman, hanya demi membuat pria betah.
Pria cenderung menghormati perempuan yang punya batas dan sikap tegas, bukan yang hanya ingin menyenangkan.
Berbagi terlalu banyak tentang trauma masa lalu saat masih PDKT bukanlah sinyal kekuatan.
Menyimpan sebagian cerita adalah bentuk menjaga harga diri. Misterius itu menarik.
Mengajak bicara soal jodoh dan nikah di awal hubungan juga bisa memberi kesan putus asa. Perempuan yang fokus pada kehidupannya akan lebih menarik secara alami.
Memaafkan terlalu mudah atas kesalahan besar, seperti diselingkuhi atau dibohongi, hanya mengajarkan bahwa diri kita pantas disakiti.
Sama halnya dengan memamerkan pasangan di media sosial secara berlebihan tanpa ada timbal balik, itu menunjukkan keraguan akan hubungan itu sendiri.
Berusaha jadi versi cewek idaman pria tanpa mengenal jati diri hanya membuat seseorang kehilangan arah.
Perempuan yang berdaya tahu siapa dirinya, fokus tumbuh, dan tak butuh validasi dari siapa pun.
Penulis: Lakalim Adalin
Editor: Arianto
Tidak ada komentar:
Posting Komentar