Setelah sukses dengan Inang (2022), sutradara Fajar Nugros kembali ke genre horor lewat Perempuan Pembawa Sial. Film ini mengangkat kisah mencekam berbalut mitos Jawa yang jarang diangkat di layar lebar.
Fajar dikenal lewat karya drama dan komedi seperti Refrain, trilogi Yowis Ben, dan Srimulat. Namun Inang menjadi titik balik kariernya, membuktikan kemampuannya menciptakan ketegangan setara kisah menguras emosi.
Inang sukses menembus festival internasional BiFan 2022 dan meraih dua nominasi Festival Film Indonesia. Kini, Rukman Rosadi kembali berperan di Perempuan Pembawa Sial membawa energi akting yang intens.
Film ini menghidupkan mitos bahu laweyan, kepercayaan Jawa tentang kutukan yang membuat pria meninggal jika menyentuh perempuan secara intim. Narasinya mengeksplorasi trauma, stigma, dan perjuangan melawan takdir.
Inspirasi juga datang dari dongeng Bawang Putih Bawang Merah, memadukan realisme magis dengan kritik sosial. Hasilnya, horor yang bukan sekadar menakutkan, tetapi juga menyentuh emosi dan mengajak refleksi penonton.
Tokoh utama, Mirah, dikucilkan karena dianggap pembawa sial. Setiap pria yang menyentuhnya akan mati, membuatnya terusir dan hidup dalam rasa bersalah yang tak terjawab.
Kehidupannya berubah saat bertemu Bana, pemilik warung makan yang tak takut padanya. Namun, kisah cinta mereka harus berhadapan dengan ancaman kutukan yang tak kunjung pudar.
Perempuan Pembawa Sial tayang perdana di Jogja-NETPAC Asian Film Festival (JAFF) 2024 dan memenangkan Best Editing, membuktikan kualitas teknis serta kekuatan visualnya.
Film ini siap menghantui bioskop mulai 18 September 2025, menawarkan pengalaman horor sarat makna dari salah satu sineas visioner Indonesia.
IDN Pictures, rumah produksi film ini, berfokus pada storytelling berbasis data untuk menciptakan karya relevan bagi generasi Milenial dan Gen Z Indonesia.
Penulis: Lakalim Adalin
Editor: Arianto
Tidak ada komentar:
Posting Komentar