Marcus Tullius Cicero, seorang filsuf dan orator besar Romawi, menulis pandangan tajam tentang kehidupan sosial pada 43 SM. Mengejutkan, tulisannya masih relevan hari ini.
Cicero menggambarkan orang miskin hanya bisa bekerja keras tanpa henti, sementara orang kaya terus mengeksploitasi tenaga mereka demi keuntungan pribadi yang semakin meluas.
Ia menyoroti tentara sebagai garda terdepan, melindungi baik rakyat kecil maupun kaum berpunya. Namun ironisnya, mereka sendiri sering dilupakan dalam kebijakan negara.
Dalam catatannya, Cicero juga menyindir para wajib pajak yang harus membiayai semua pihak, dari rakyat hingga penguasa, tanpa mendapat keadilan setimpal.
Lebih pedas lagi, bankir digambarkan sebagai pihak yang merampok hasil kerja rakyat, dengan dalih aturan keuangan yang kerap menguntungkan kalangan elite.
Pengacara, menurut Cicero, justru kerap menyesatkan masyarakat. Bukan membawa keadilan, melainkan memperumit hukum demi kepentingan klien yang berduit.
Tak kalah satir, dokter dianggap menagih mahal dari penderitaan rakyat. Bagi Cicero, profesi ini cenderung menaruh nilai komersial di atas rasa kemanusiaan.
Preman dalam catatannya digambarkan hanya menakut-nakuti masyarakat kecil, menambah beban kehidupan rakyat yang sudah terhimpit tekanan sosial dan ekonomi.
Politisi menjadi aktor terakhir. Cicero menulis, mereka hidup bahagia di atas jerih payah rakyat, tentara, pajak, dan semua pihak tertindas lainnya.
Apa yang ditulis Cicero pada 43 SM tampak seperti ramalan yang menembus zaman. Kini, masyarakat modern melihat kebenaran itu nyata dalam kehidupan sehari-hari.
Penulis: Lakalim Adalin
Editor: Arianto
Tidak ada komentar:
Posting Komentar