Riset Reuters Institute Digital News Report 2025 mengungkap mayoritas orang Indonesia ternyata memilih menghindari berita karena berbagai alasan personal.
Hasil survei menunjukkan 75 persen masyarakat Indonesia enggan membaca berita, lebih tinggi dibandingkan rata-rata global dari 42 negara yang hanya 71 persen.
Laporan tersebut dianalisis tiga akademisi University of Canberra, yakni Sora Park, Caroline Fisher, serta Lilik Dwi Mardjianto, yang mendalami alasan publik menghindari berita.
Sebanyak 29 persen responden menyebut berita memicu perdebatan tidak produktif, sementara jumlah sama merasa liputan politik terlalu mendominasi ruang informasi.
Sekitar 25 persen masyarakat mengaku berita menurunkan suasana hati, liputan perang dan konflik berlebihan, serta merasa jenuh dengan banjir informasi harian.
Ada pula 24 persen responden yang menilai berita tidak memberikan manfaat langsung, sementara 23 persen lainnya meragukan kredibilitas karena bias dan ketidakpercayaan.
Sebanyak 19 persen publik menganggap berita tidak relevan dengan kehidupan sehari-hari, sedangkan 12 persen menilai informasi terlalu rumit untuk diikuti.
Data literasi media memperlihatkan sepertiga masyarakat Indonesia pernah mendapat pendidikan literasi, yang memengaruhi sumber verifikasi informasi yang mereka gunakan.
Masyarakat yang terliterasi cenderung mengandalkan laman pemerintah resmi (46 persen), media terpercaya (40 persen), mesin pencarian (32 persen), hingga situs pengecekan fakta (32 persen).
Namun, bagi kelompok tanpa pendidikan literasi, komentar pembaca di media online serta opini pribadi lebih berpengaruh ketimbang sumber resmi pemerintah atau laman verifikasi.
Para peneliti menilai meskipun informasi resmi pemerintah dianggap valid, publik tetap menaruh curiga karena adanya potensi bias terkait kepentingan kekuasaan.
Fenomena news avoidance ini menunjukkan masyarakat membutuhkan berita yang relevan, jernih, tidak berlebihan, serta mampu menyajikan perspektif sehat bagi kesehatan mental.
Penulis: Lakalim Adalin
Editor: Arianto
Tidak ada komentar:
Posting Komentar