Dalam upaya mendorong reindustrialisasi berbasis sumber daya alam, Persatuan Insinyur Indonesia (PII) menggelar Focus Group Discussion (FGD) Industrialisasi Series 4.0 bertajuk "AI untuk Sawit Cerdas: Mengakselerasi dari Perkebunan ke Pabrik" di Jakarta, Rabu (23/07/2025).
FGD ini mengangkat pentingnya transformasi industri kelapa sawit melalui integrasi kecerdasan buatan (AI), mulai dari hulu hingga hilir. Prof. Dr.-Ing. Hendro Wicaksono, Data-Driven Industrial Systems, Constructor University menegaskan bahwa AI bukan hanya soal teknologi, tapi tentang membangun ekosistem kolaboratif yang berdampak ekonomi dan sosial.
Menurut Hendro, salah satu tantangan terbesar digitalisasi sawit adalah fragmentasi data antar pelaku industri. Untuk itu, dibutuhkan sistem federated data yang menjaga kedaulatan data masing-masing aktor sambil tetap memungkinkan kolaborasi melalui ruang berbagi yang aman.
AI sebagai Jembatan Ekonomi Rakyat dan Inovasi Teknologi
Sawit memiliki potensi strategis sebagai jembatan antara ekonomi rakyat dan teknologi tinggi. Dengan 14 juta hektare lahan dan 46 juta ton CPO per tahun, sektor sawit menyerap lebih dari 16 juta tenaga kerja. Namun, kurang dari 8% petani sawit memanfaatkan teknologi digital secara aktif.
Reindustrialisasi berbasis AI menuntut keterlibatan banyak aktor—pemerintah, akademisi, startup, dan industri. Namun, masih terdapat tantangan seperti minimnya infrastruktur internet di sentra sawit, rendahnya adopsi teknologi di tingkat petani, serta belum adanya standar interoperabilitas data nasional.
“Digitalisasi hanya akan berhasil bila disertai orkestrasi kolaboratif dan insentif. Pemerintah perlu hadir mengatur regulasi, mendukung platform, dan membuka ruang uji coba melalui sandbox,” ujar Hendro.
FGD ini menghasilkan beberapa rekomendasi konkret: pilot project SawitAI Hub di lima wilayah prioritas, pelatihan vokasi petani berbasis AI Agro 101, penyusunan standar interoperabilitas data, hingga sertifikasi nasional sistem berbasis AI untuk agroindustri.
“Indonesia punya peluang besar menjadi pemimpin global AI sektor sawit. Tapi semua harus dimulai dari perencanaan dan konsolidasi lintas sektor,” tegasnya.
FGD juga mengusulkan pembentukan Forum Sawit Cerdas Indonesia sebagai wadah kampus, startup, dan petani untuk mendorong inovasi dari lapangan.
Reporter: Lakalim Adalin
Editor: Arianto
Tidak ada komentar:
Posting Komentar