Daging ayam telah lama menjadi menu favorit masyarakat Indonesia karena rasanya lezat, mudah diolah, sekaligus sumber protein lebih terjangkau dibandingkan daging merah. Namun, konsumsi harian ternyata membawa risiko kesehatan.
Menurut Eating Well, ayam kaya protein dengan sembilan asam amino esensial, serta nutrisi penting seperti selenium, fosfor, dan vitamin B3. Kandungan ini membantu menjaga energi, metabolisme, dan rasa kenyang lebih lama.
Meski begitu, ahli gizi mengingatkan agar konsumsi ayam tidak berlebihan. Pola makan monoton berisiko menyebabkan tubuh kehilangan nutrisi penting dari sumber protein lain seperti ikan, telur, dan kacang-kacangan.
Salah satu efek buruk makan ayam terlalu sering adalah kenaikan berat badan. Asupan protein berlebihan akan disimpan tubuh sebagai lemak sehingga memicu obesitas dan meningkatkan risiko penyakit jantung.
Selain itu, ayam mentah rentan terkontaminasi Salmonella dan Campylobacter. Jika dimasak kurang matang atau terjadi kontaminasi silang, risiko keracunan makanan meningkat, terutama bagi anak-anak, ibu hamil, dan lansia.
Daging ayam dengan kulit juga mengandung lemak jenuh dan kolesterol tinggi. Konsumsi berlebihan bisa memicu peningkatan kadar lipid darah yang berhubungan langsung dengan kesehatan kardiovaskular.
Lebih jauh, sebagian ayam diternak menggunakan antibiotik dan hormon pertumbuhan. Jika dikonsumsi terus-menerus, sisa zat tersebut dapat memengaruhi keseimbangan hormon tubuh serta menimbulkan resistensi antibiotik.
Ahli diet menyarankan memilih daging ayam tanpa kulit, diolah dengan cara sehat seperti direbus atau dipanggang, serta tetap memvariasikan sumber protein. Dengan begitu, manfaat ayam tetap bisa diraih tanpa mengorbankan kesehatan jangka panjang.
Keseimbangan gizi menjadi kunci. Makan ayam setiap hari memang praktis, tetapi tubuh tetap membutuhkan asupan beragam nutrisi dari makanan lain demi menjaga daya tahan dan metabolisme optimal.
Penulis: Lakalim Adalin
Editor: Arianto
ليست هناك تعليقات:
إرسال تعليق