Kinerja PT Central Omega Resources Tbk (DKFT) pada kuartal I-2025 mencuri perhatian. Pendapatan perusahaan melonjak drastis menjadi Rp960 miliar, atau naik 427% dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang hanya Rp80 miliar. Pertumbuhan signifikan ini tidak lepas dari pulihnya aktivitas penjualan bijih nikel usai kendala perizinan di tahun sebelumnya.
"Produksi bijih nikel mencapai 996.598 ton, dengan penjualan sebesar 932.014 ton. Sebagai perbandingan, pada kuartal I-2024, kegiatan operasional sempat terhambat karena menunggu persetujuan rencana kerja dan anggaran biaya (RKAB)," kata Direktur DKFT, Feni Silviani Budiman, saat Public Expose di Jakarta, Selasa (17/06/2025).
Tak hanya pendapatan, laba kotor juga melonjak menjadi Rp219 miliar, naik 230% dari Rp66 miliar tahun sebelumnya. Lebih mencengangkan lagi, laba bersih (laba tahun berjalan) perusahaan melonjak hingga 3.887%, dari Rp3 miliar menjadi Rp137 miliar. EBITDA pun turut meningkat signifikan, dari Rp40 miliar menjadi Rp214 miliar—naik 439%.
Lebih lanjut, Feni menegaskan bahwa pencapaian ini menunjukkan komitmen DKFT untuk terus menciptakan nilai tambah bagi pemegang saham serta mendukung pemangku kepentingan lainnya. Strategi ekspansi juga ditekankan, mulai dari revisi RKAB, peningkatan cadangan nikel, hingga akuisisi IUP dan kerja sama operasi.
Dalam aspek keberlanjutan, DKFT aktif berkontribusi terhadap pengurangan emisi karbon. Perusahaan menandatangani perjanjian pembangunan PLTS (Pembangkit Listrik Tenaga Surya) dan mulai mengadopsi energi ramah lingkungan sebagai bagian dari transisi energi bersih.
DKFT juga terlibat dalam perdagangan karbon (carbon trading) serta aktivitas sosial-lingkungan yang memperkuat komitmennya dalam menjalankan bisnis secara berkelanjutan. "Langkah strategis ini tak hanya memperkuat kinerja keuangan, tapi juga membangun masa depan industri tambang yang lebih hijau," tambahnya.
Reporter: Lakalim Adalin
Editor: Arianto
Tidak ada komentar:
Posting Komentar