Satu - Satunya Tampil Beda, Koran Politik Paling Berani Mengkritik Terpanas dan Perang Terhadap Koruptor, Narkoba, Teroris Musuh Rakyat ~~~~~>>>>> Kami Menerima Artikel, Opini, Berita Kegiatan, Iklan Pariwara dapat mengirimkannya melalui email dutanusantaramerdeka@yahoo.co.id
Tampilkan postingan dengan label Politik. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Politik. Tampilkan semua postingan

Bambang Soesatyo Gelar Jumpa Pers Terkait Perkembangan Partai Golkar


Duta Nusantara Merdeka | Jakarta
Dinamika Partai Golkar jelang Munas 2019 semakin bergemuruh. Aksi berbalas dukungan dan genderang manuver para elit telah ditabuh. Sebagian menginginkan Calon Petahana, Airlangga Hartarto, kembali menduduki tampuk kepemimpinan. Sebagian juga menumpahkan kekecewaan selama ini, dan mengusung figur lain, Bambang Soesatyo, sebagai Nahkoda partai berikutnya.

Banyak yang menyebut Airlangga telah sukses membawa dan mempertahankan Partai Golkar untuk tetap eksis paska turbulensi. Tidak kurang suara-suara yang mendesaknya meletakkan jabatan setelah hasil Pileg 2019 meleset jauh dari target. Bambang Soesatyo yang juga Ketua DPR RI saat ini disebut-sebut sebagai kandidat terkuat.

Munas kali ini tentu bukan sekedar kepentingan politik Partai Golkar semata, tapi juga kepentingan pemerintahan Joko Widodo Jilid II di lima tahun berikutnya. Apalagi, Partai Golkar menjadi salah satu pengusung Sang Petahana. Presiden Terpilih Joko Widodo disebut-sebut sedang menimbang antara 2 (dua) kandidat suksesor Partai Golkar itu.

Sejauh mana kinerja Partai Golkar saat ini di mata kadernya, kiprahnya dalam pemenangan Joko Widodo sebagai Calon Presiden 2019 serta hasil perolehan suara dalam Pileg 2019, disinyalir menjadi pertimbangan penting bagi masa depan Partai Golkar di pemerintahan.

Sebagaimana lazimnya kontestasi, suara kader Partai Golkarlah yang akan menentukan pemenangnya. Tidak hanya itu, restu Joko Widodo sebagai Presiden Terpilih dianggap faktor penting bagi calon kontestan. Lalu, kepada siapa pilihan dan restu itu dialamatkan?

Yorrys Raweyai, Politisi senior Partai Golkar  mengatakan sebanyak 400 DPD Tingkat I dan DPD Tingkat II Partai Golkar telah menyatakan dukungannya kepada Bambang Soesatyo (Bamsoet) untuk maju sebagai calon ketua umum Golkar dalam Musyawarah Nasional (Munas) 2019.

"Bamsoet telah mendapatkan dukungan dari 400 DPD I dan DPD II Partai Golkar untuk menjadi Ketua Umum Golkar periode 2019-2024," tegas Yorrys saat jumpa pers, Minggu (7/7) di Restoran Batik Kuring SCBD, Jakarta Selatan.

Selain itu, Yorrys Raweyai menambahkan, sebetulnya kubunya telah mendapat dukungan dari 26 DPD I Golkar untuk memuluskan langkah Ketua DPR RI itu maju di Munas mendatang.

"Selain dukungan, logistik pun tersedia. Nyaris setiap hari, kubu Bambang menggelar rapat konsolidasi di salah satu rumah Bambang di bilangan Menteng, Jakarta Pusat," tutup Yorrys. (Arianto)



Share:

Aliansi Relawan Jokowi Gelar Halal Bi Halal dan Santuni 10.000 Anak Yatim dan Dhuafa


Duta Nusantara Merdeka | Jakarta
Aliansi Relawan Jokowi (ARJ) menggelar Halal Bihalal bersama seluruh elemen Organ relawan pendukung Jokowi. Acara ini juga dirangkai dengan santunan anak yatim dan dhuafa yang menghadirkan 10.000 anak yatim dan dhuafa.

Dihadiri sejumlah tokoh nasional dan tokoh lintas agama. Dari organisasi masyarakat seperti Muhammadiyah, Nadhatul Ulama dan tokoh lintas agama yang mewakili agama Islam, Kristen, Katholik, Hindu, Buddha, dan Konghucu seperti KH. Said Aqil Siroj, Romo Benny Sutrisno dan lain-lain.

Penanggung Jawab ARJ, Haidar Alwi menjelaskan jika halal bihalal ARJ dihadiri oleh 888 relawan yang tersebar di seluruh Indonesia. Tujuannya untuk meningkatkan silaturrahmi sesama relawan Jokowi yang sudah susah payah berjuang memenangkan Jokowi-Ma’ruf.


”Kami ingin kita semua yang berkumpul disini semakin solid dan mampu mengawal kemenangan Pak Jokowi dan Kyai Ma’ruf Amin dalam periode kedua Iima tahun ke depan. Sehingga kita bisa merangkul seluruh masyarakat Indonesia," ujarnya, di Istora Senayan, Jakarta, Minggu (7/7/2019).

Selain itu, lanjut Haidar Alwi, dengan adanya halal bihalal yang mengundang 10.000 anak yatim dan dhuafa, Haidar berharap relawan yang tergabung di ARJ bisa merangsang kepekaan bahwa di luar sana masih ada banyak saudara kita yang masih belum beruntung. Dari sinilah kita mencoba untuk merajut kembali persatuan yang hampir 6 bulan terakhir ini terpolarisasi.


”Bahwa mensyukuri kemenangan Pilpres ini kita mengekspresikan tidak dengan hura-hura tetapi mencoba mengajak anak yatim dan dhuafa untuk ikut merasakan, ini kemenangan rakyat Indonesia bukan hanya pendukung Jokowi-Ma’ruf,” katanya.

Terakhir, Koordinator ARJ, Aidil Fitri menekankan agar ke depan ARJ tetap bisa menjaga integritas dan solidaritas dalam mendukung Jokowi-Ma’ruf agar bisa fokus membangun negara untuk mencapai Indonesia Maju.

”Pak Jokowi sudah berkomitmen dalam membangun Indonesia menjadi lebih maju lagi. TNI yang harus kita kawal dan dukung bersama. Karena dukungan kita yang menguatkan Pak Jokowi dan Pak Kyai ma'ruf  bisa kerja nyata, tutup Aidil. (Arianto)



Share:

Aliansi Kebangsaan Gotong Royong Indonesia Gelar Doa serta Syukuran atas Terpilihnya Jokowi-Ma'ruf Amin


Duta Nusantara Merdeka |Jakarta
Aliansi Kebangsaan Gotong Royong Indonesia menggelar Doa serta Syukuran atas terpilihnya Bapak IR. H. Joko Widodo - Prof, DR. (HC) KH. Ma'ruf Amin memimpin negara kesatuan Republik Indonesia Tercinta periode 2019-2024 hari Sabtu, 29 Juni 2019 pukul 14.00 -17.00 wib bertempat di Gedung Komunitas Banteng Asli Nusantara JI. Layur 3A Rawamangun Jakarta Timur.

John Nainggolan, S.Hut, Ketua Umum DPP Aliansi Kebangsaan Gotong Royong Indonesia menyatakan, AKGI berdoa lintas iman dan mengucap syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas keputusan Mahkamah Konstitusi Kamis, 27 Juni 2019 bahwa Bapak Ir. H. Joko Widodo bersama Prof. Dr.(H)KH. Ma'ruf Amin menjadi Presiden dan Wakil Presiden NKRI tercinta periode 2019- 2024.


"AKGI ikut berdoa dan mendukung supaya pemerintah ini menuju Indonesia Maju yang membawa kesejahteraan bagi seluruh rakyat Indonesia secara bergotong royong dan AKGI berterima kasih setinggi-tingginya kepada TKN, TKD, Relawan, KPU, BAWASLU, DKPP, aparat keamanan (TNI dan POLRI), Mahkamah Agung, Mahkamah konstitusi dan seluruh elemen masyarakat dari pusat sampai daerah atas terselenggaranya pemilu 2019 dengan jujur dan adil," ujar John.


John mengatakan, AKGI mengucap syukur atas sukses penyelenggaraan pemilu jujur dan adil dengan potong tumpeng dan AKGI ingin menghilangkan permusuhan. Contohnya seperti istilah kampret dan cebong itu tidak baik untuk bangsa ini. Kita sama-sama berpikir untuk mengembangkan bangsa ini lebih maju lagi dan jaya lagi. sehingga meskipun berbeda pilihan kita satu Indonesia. Walaupun ada perbedaan pendapat, ada perbedaan calon, tapi kita semua bersaudara di lndonesia.

"AKGI mengajak kepada seluruh masyarakat Indonesia merajut kembali persatuan dan kesatuan kita, merajut kembali persaudaraan kita, merajut kembali kerukunan kita, karena Indonesia adalah rumah kita bersama menuju lndonesia Maju yang Pancasilais dan Bhineka Tunggal Ika," imbuh John.


AKGI yakin ekonomi lndonesia diproyeksikan menjadi 4 besar dunia pada tahun 2045, yakni ekonomi kita dapat tumbuh 7% di tahun 2024, syaratnya kita telah meletakkan dasar-dasar ekonomi yang kuat dalam 5 tahun kedepan. Setelah itu, kata John, ekonomi dapat lebih cepat bertumbuh, kalau sejak 2029 kita bisa memelihara pertumbuhan di angka 9%-10% selama 20 tahun ke depan. Dengan demikian, di tahun 2045 kita pasti bisa keluar dari middle incometrap. Di saat itu tinggal kita dorong sedikit untuk Indonesia dapat masuk ke dalam kelompok negara maju.

AKGl sangat optimis dengan kemajuan Indonesia. Syaratnya, kita harus bisa berkonsentrasi membangun SDM, infrastruktur dan harmonisasi peraturan-peraturan yang selama ini masih tumpeng tindih. Untuk itu diperlukan stabilitas nasional di mana Pancasila sebagai ideologi Bangsa tidak boleh lagi dipertanyakan. "ldeologi Pancasila adalah ideologi yang paling sempurna yang Tuhan berikan kepada bangsa ini, lebih dari ideologi komunisme, lebih dari pada ideologi declaration of Independent, lebih daripada ideologi sosial, lebih dari pada ideologi dari budaya manapun di dunia ini. Pancasila paling lengkap dan paling sempurna, sebab di dalam Pancasila, semua ideologi yang kita temukan sejak dahulu dan saat ini sudah ada terumus di dalam Pancasila kita. Jadikan Pancasila jadi jiwa kita," tambah John.


AKGl memberikan perhatian kepada generasi milenial. Lanjut John, anak-anak muda calon pemimpin bangsa menuju Generasi Emas Indonesia 2045 (100 Tahun Indonesia Merdeka), yang akan kita cetak menjadi pemikir-pemikir bangsa, melalui pendidikan dan pengamalan Pancasila bagi generasi milenial sejak usia dini sampai Perguruan Tinggi, (TK, SD, SMP, SMA, S1, S2, S3) sangat penting terutama dalam menjaga Pancasila. Menjawab tantangan terbesar bagi generasi millenial saat ini adalah memberantas berita-berita hoaks dan fitnah, maka memberikan pemahaman mengenai hal tersebut dengan Pancasila sudah tertanam, tumbuh dan berkembang di seluruh insan Indonesia, di hatinya, di Jiwanya, di Jantungnya, bahkan di gerak-geriknya sampai kepada cara berfikirnya, cara berkomunikasinya dengan sesama.

AKGI yakin Bangsa Indonesia menjadi bangsa yang utuh dan kuat, supaya bangsa ini menjadi bangsa panutan, dengan menyampaikan pesan pendidikan dan pengamalan pancasila ini Indonesia menjadi kuat di nadinya, debaran jantungnya, dl ulu hatinya menjadi jaminan kekuatan untuk bukan hanya melindungi Indonesia, tapi akan memberikan aroma harum bagi bangsa-bangsa lain di luar sana, bahkan melirik Indonesia untuk ikut serta di Indonesia karena di Indonesia dipraktekkan sepenuhnya dan seutuhnya. "Indonesia bisa maju atau tidak di tahun 2045 tergantung kita semua mau berpilkir jernih atau tidak. Kalau kita bersatu, AKGl percaya pasti bisa," tutup John. (Arianto)



Share:

Dialog Nasional II dengan Tajuk "Pemindahan Ibu Kota negara: Dampak Ekonomi, Lingkungan Hidup dan Pertahanan Keamanan"


Duta Nusantara Merdeka | Jakarta
Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko menyambut gembira rencana pemindahan ibu kota baru Indonesia di Kalimantan. Kata dia, wilayah itu berada di tengah-tengah. Mencerminkan corak Indonesia Sentris yang menjadi arah pemerintahan Presiden Jokowi.

"Dari sisi pertahanan udara bagus sekali," katanya saat menjadi pembicara dialog nasional II bertema "Pemindahan Ibu Kota negara: Dampak Ekonomi, Lingkungan Hidup, dan Pertahanan Keamanan" di Bappenas, Rabu (26/6/2019). Pembicara lain dalam dialog tersebut adalah Menteri PPN/Ka Bappenas Bambang Brodjonegoro.

Dengan posisi Kalimantan yang berada di tengah-tengah wilayah Indonesia dan relatif minim gangguan bencana alam maupun gempa bumi, ibukota yang baru diharapkan dapat menjadi kebanggaan baru bangsa Indonesia.

Yang perlu dipikirkan ke depan dari sisi pertahanan, kata Moeldoko, adalah bagaimana memindahkan kekuatan armada yang ada saat ini lebih banyak terkonsentrasi di Pulau Jawa.


Moeldoko menambahkan, ada empat syarat yang harus diperhatikan dalam membangun calon ibu kota baru dari segi pertahanan.

Keempat syarat itu yakni kesiapan terhadap ancaman sumber daya nasional, anggaran, teknologi, dan kondisi geografis. Calon ibu kota baru nanti, kata Moeldoko, harus siap menghadapi dua jenis ancaman: tradisional dan non tradidisional.

Ancaman tradisional berupa ancaman militer dari aktor negara yang ingin mengganggu NKRI. Sedangkan ancaman nontradisional berupa ancaman dari aktor non negara seperti terorisme, kriminalitas, penyelundupan obat terlarang, dan ancaman lain yang bisa menimbulkan rasa tidak aman masyarakat.

Untuk menghadapi ancaman tradisional itu, kata Moeldoko, ibu kota yang baru perlu dilengkapi dengan peralatan dan pasukan militer yang memadai. "Diperlukan aspek pendukung seperti bandara, pelabuhan pangkalan militer, akses yang mudah ke kota-kota lain, dan pusat data untuk mencegah kejahatan siber," kata mantan Panglima TNI ini.

Selain itu, penduduk yang tinggal di ibu kota juga perlu dibentuk menjadi masyarakat yang siap siaga, tanggap, dan tangguh. Aspek lain yang perlu diperhatikan, kata Moeldoko, menyangkut lokasi. Lokasi ibu kota harus jauh dari wilayah perbatasan. "Jangan juga di wilayah yang terlalu berbukit," ujarnya.

Edy Prasetyono, salah satu pembahas dari Fisip UI mengharapkan ibu kota baru nanti harus dipikirkan menjadi zona khusus. (Arianto)


Share:

Direktorat Relawan Gelar Silaturahmi Kebangsaan Relawan #01


Duta Nusantara Merdeka | Jakarta
Maraknya fitnah, hoaks, dan ujaran kebencian yang tersebar di masyarakat jelang pilpres 2019 hingga berakhirnya pesta demokrasi tersebut, mengancam sendi-sendi kehidupan berbangsa dan bernegara. Jika hal ini didiamkan, akan menghancurkan rasa persaudaraan dan persatuan bangsa Indonesia. Upaya untuk mempertahankan dan tetap menjaga persatuan dan kesatuan bangsa dan merekatkan kembali anak bangsa yang sekarang ini terpolarisasi secara tidak sengaja, Direktorat Relawan Jokowi-Amin bersama para Relawan #01 menjalin silaturahmi kebangsaan.

Direktorat Relawan menggelar Silaturahmi Kebangsaan Relawan Jokowi Amin 01, hari Sabtu, 22 Juni 2019 pukul 16.00 - 17.00 wib bertempat di Hotel Marc Passer Baroe I Pintu Air V No. 53, RT. 005/RW.08, Ps. Baru, Kec. Sawah Besar, Jakarta Pusat, yang diinisiasi oleh Bravo 5 dan Rumah Kerja (RumKer) DKI,  dihadiri oleh seluruh relawan Jokowi-Amin dari berbagai elemen.


KH. Maman Immanul Hag, Direktur Relawan mengatakan, Tujuan dari diselenggarakannya kegiatan ini merupakan konsolidasi dalam rangka mengawal NKRI paska digelarnya pengumutan suara Pemilu 2019, baik Pilpres maupun Pileg. Diharapkan segala bentuk persaingan maupun ketegangan dalam pesta demokrasi tersebut selesai dengan telah usainya tahap pemungutan suara.

"Silaturahmi Kebangsaan ini mengajak seluruh elemen masyarakat dan semua pihak yang berseberangan karena perbedaan pandangan politik untuk tetap menjaga kerukunan, persatuan, dan tali silaturahmi. Bangsa Indonesia merupakan negara kesatuan yang dianugerahi oleh Tuhan YME berbagai kekayaan dan keanekaragaman suku bangsa, bahasa, agama, ras, dan etnis golongan. serta merupakan amanah dari para pendiri bangsa yang harus kita jaga bersama," ujar Maman.


Acara dimulai dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya, Mengheningkan cipta, sambutan oIeh Direktur Relawan, arahan yang disampaikan Jend (Purn) Fahrul Razi, dan dilanjutkan pembacaan dan penandatangan “lkrar Kebangsaan Relawan #01” oleh seluruh element relawan yang hadir.

Maman menuturkan, ada 5 point ikrar antara lain:

1. Kami Relawan Jokowi Amin, bertaqwa kepada Tuhan YME. Bertanah air satu, tanah air Indonesia. Berideologi negara satu, ideologi Pancasila. Berkonstitusi satu, UUD 1945. Dan, berkebudayaan satu, Bhinneka Tunggal Ika.

2. Kami Relawan Jokowi-Amin, selalu bersedia dan siap siaga menggerakkan jiwa dan raga, membela tanah air dan bangsa Indonesia. Mempertahankan persatuan dan kesatuan nasional, serta mewujudkan perdamaian dunia.


3. Kami Relawan Jokowi-Amin, ikut berperan aktif dalam pembangunan nasional mewujudkan kesejahteraan yang berkeadilan lahir dan bathin untuk seluruh rakyat Indonesia.

4. Kami Relawan Jokowi-Amin, pantang menyerah, pantang putus asa, serta siap berdiri di depan melawan pihak-pihak yang merongrong Pancasila, UUD 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan Bhinneka Tunggal lka yang didasari semangat proklamasi kemerdekaan.

5. "Kami Relawan Jokowi~Amin, bergotong royong, berjuang bersama, mendukung, dan mengawal visi dan misi Indonesia Maju bersama Presiden lr. H. Joko Widodo dan Wakil Presiden KH Ma'ruf Amin," tutup Maman(Arianto)

Share:

Persepsi Keliru tentang Menang-Kalah dalam Demokrasi_Oleh: Wilson Lalengke_


Duta Nusantara Merdeka | Jakarta
Perhelatan demokrasi pemilu serentak (Pilleg dan Pilpres) 2019 sudah berakhir. Proses penghitungan suara di KPU Pusat sudah selesai. Penetapan presiden dan calon presiden terpilih sudah juga dilakukan KPU. Hasilnya, pasangan dengan nomor urut 01, Ir. H. Joko Widodo dan Prof. Dr. KH. Ma’aruf Amin diputuskan sebagai presiden dan wakil presiden terpilih untuk periode 2019-2024 dengan perolehan 55,50 persen atau 85.607.362 suara. Pasangan calon nomor urut 02, Letjen TNI (Purn) H. Prabowo Subianto Djojohadikusumo dan H. Sandiaga Salahuddin Uno, B.B.A., M.B.A mendapat 44,50 persen atau 68.650.239 suara.

Walau sudah selesai, namun hingar-bingar pilpres tampaknya masih meninggalkan persoalan. Kubu pasangan nomor urut 02, Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno, menyatakan bahwa telah terjadi kecurangan yang TSM (Terstruktur, Sistematis, dan Masif) dalam pelaksanaan pilpres kali ini. Para tim sukses, pendukung dan simpatisannya-pun tidak kalah galak. Mereka percaya ada skenario pihak tertentu dalam memenangkan pasangan Jokowi-MA. Pertikaian terkait hasil pilpres akhirnya bergulir ke Mahkamah Konstitusi (MK) dengan materi tuntutan paslon 02 agar MK mendiskualifikasi paslon 01, menetapkan Prabowo Subianto – Sandiaga Uno sebagai pemenang pilpres, atau pemilu diulang.

Terlepas dari hiruk-pikuk pilpres sebagai perwujudan faktual sistim pergantian kepemimpinan nasional secara demokratis, kiranya ada hal maha penting yang perlu dipahami secara benar tentang makna demokrasi yang sesungguhnya. Secara teori, demokrasi diartikan sebagai pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat.
Berdasarkan pengertian ini maka boleh dimaknai bahwa pelibatan dan keterlibatan rakyat menjadi pondasi utama dalam menentukan seseorang yang akan didudukkan di kursi presiden dan wakil presiden.

Beberapa istilah yang dimunculkan dalam proses pemilu sering salah kaprah, dan akhirnya menggiring kepada salah persepsi publik terhadap makna demokrasi itu. Contohnya, kata “kontestan” yang merujuk kepada para kandidat pasangan presiden dan wakil presiden membawa pengertian bahwa pasangan-pasangan calon adalah para peserta pertandingan memperebutkan kejuaraan.
Kontestan, atau yang sekonotasi dengan itu, sebenarnya adalah peserta perlombaan yang hanya dapat berhasil meraih gelar juara melalui sebuah adu kekuatan, kelebihan, dan kedigdayaan yang dimiliki oleh pribadi-pibadi atau kelompok peserta kontestasi atau lomba. 

Kekuatan fisik dan non-fisik personal menjadi pondasi utama bagi seseorang untuk menang atas peserta lainnya, tanpa melibatkan secara langsung orang lain diluar diri kontestan tersebut.

Dalam sisim demokrasi, hal sebaliknya yang terjadi. “Kemenangan” seseorang atau sebuah pasangan capres-cawapres ditentukan oleh orang lain. Artinya, rakyat banyak menjadi faktor utama keterpilihan seseorang, misalnya dalam ajang pemilihan pemimpin di suatu komunitas. Oleh karena itu, kegiatan demokrasi harus dipahami bukan sebagai sebuah ajang perlombaan, ajang kalah-menang, apalagi adu kekuatan (semisal adu kekuatan program, dan lain-lain). Demokrasi hakekatnya mesti dipandang sebagai wahana artikulasi kehendak, sebagai wadah menyampaikan keinginan atau aspirasi dari publik, para pemilih.

Sebagaimana halnya di masa lampau dan di berbagai penjuru dunia, pemilihan umum (termasuk Pilpres) hanyalah satu bentuk implementasi demokrasi di bidang politik. Ia harus dilihat sebagai wadah yang disediakan negara bagi rakyatnya untuk menyatakan pendapatnya, untuk menentukan pilihan-pilihannya. Oleh karena itu, sesuatu yang tidak dipilih oleh mayoritas rakyat tidak dapat dianggap lemah, tidak punya kelebihan, atau tidak bagus. Demikian juga seseorang yang tidak terpilih dalam sebuah ajang pilpres, misalnya, tidak bisa dikategorikan sebagai pihak yang kalah. Yang bersangkutan hakekatnya hanya tidak dipilih oleh orang kebanyakan.

Demokrasi terwujudkan dalam banyak bentuk. Perdebatan di forum parlemen yang bermuara pada keputusan-keputusan yang dihasilkan adalah salah satu bentuk demokrasi. Dalam perdebatan dan diskusi tersebut sesungguhnya tidak ada kalah-menang. Yang terjadi adalah sebuah proses “saling mencocokkan ide” dari masing-masing peserta debat. Nah, ketika sebuah keputusan dihasilkan, maka tidak semestinya ada pihak yang merasa dikalahkan atau dimenangkan.

Dalam proses bermasyarakat, demokrasi sangat penting bagi semua anggota komunitas. Demokrasi memungkinkan pertukaran gagasan, usulan, saran, dan pendapat. Melalui musyawarah yang dilandasi oleh semangat demokrasi, segala persoalan yang ada dapat dicarikan solusi pemecahannya. Semua pihak dilibatkan secara sama dalam menyampaikan ide atau gagasannya. Semua pihak juga dilibatkan secara sama dalam menerima gagasan dan ide dari sesama peserta musyawarah.

Ketika dalam diskusi tersebut terjadi proses voting atau pengambilan suara, maka wujud demokrasi harus ditampilkan sebagai bukan perlombaan atau kontestasi. Voting hanyalah sebuah mekanisme yang difungsikan untuk memilih altenatif-altenatif yang ditawarkan. Oleh karena itu, sekali lagi, jika sesuatu (ide, gagasan, usulan, dan sejenisnya) tidak dipilih mayoritas, maka tidak berarti sesuatu itu kalah. Ide atau gagasan yang tidak dipilih itu tetap memiliki kekuatan intrinsik di dalam dirinya yang tidak bisa dikatakan “dikalahkan” oleh sesuatu ide yang lain yang menjadi pilihan mayoritas.

Dalam konteks pilpres 2019, sesungguhnya merupakan kekeliruan besar untuk memberikan label “kalah” ke pasangan Prabowo-SU. Dalam pemaknaan demokrasi yang benar, pasangan ini hanya tidak dipilih oleh mayoritas rakyat. Kekuatan, kelebihan, kedigdayaan, dan sejenisnya tetaplah masih melekat pada diri pasangan ini, dan tidak dapat dikatakan “dikalahkan” oleh kekuatan, kelebihan, dan kedigdayaan pasangan Jokowi-MA. Buktinya, pasangan nomor 02 dipilih oleh 68.650.239 rakyat pemilih Indonesia atau sebesar 44,50 persen. Bukankah itu berarti hampir setengah dari jumlah keseluruhan rakyat di negeri ini menilai mereka sebagai yang terbaik?

Sekali lagi, pilpres yang demokratis bukan soal menang-kalah, tetapi soal terpilih atau tidak terpilih. Menang-kalah ditentukan oleh kekuatan dan kelemahan individu, sedangkan keterpilihan ditentukan oleh orang lain. 

Kedepan, kedewasaan menyikapi kehendak rakyat yang direpresentasikan oleh akumulasi suara orang per orang dalam sebuah komunitas amat urgent dan mendesak untuk ditingkatkan oleh setiap warga masyarakat di negeri ini. (Arianto)


Share:

Permohonan Gugatan Paslon 02 Prabowo - Sandi Lemah Berpotensi Ditolak


Duta Nusantara Merdeka | DNM
Sidang gugatan perdana sengketa Pilpres yang diajukan paslon 02 Prabowo Subianto - Sandiaga Uno, yang dilaksakan pada, 14 /06 /2019 kemaren

Dengan agenda pembacaan permohonan  gugatan ,dari permohonan gugatan banyak poin poin yang tidak relepan dengan dengan kewenangan MK sebagai pokok gugatan dan dalilnya pun hanya bersipat asumsi untuk dapat dinilai sangat lemah kemungkinan berpotensi ditolak MK nantinya, Hal  yang demikian  jelas diungkapkan  Fransiskus Faozisokhi L , dengan jelas (15/06/2019) di Jakarta saat dihubungi via telephone.

Juga materi gugatan tim hukum Prabowo-Sandi , lebih sebagai pledoi subyektif aktivis kepada pemerintah yang berbasis opini ketimbang suatu dakwaan jernih dan obyektif yang berbasis data dan fakta hukum tentang pemilu, gugatan juga tidak fokus dan terlampau melebar," Ujar " Fransiskus Faozisökhi L .

Kemudian Lanjut Fransiskus Faozisökhi L , yang juga tokoh Muda Nias Selatan di  Jabodetabek .

Menurut Fransiskus Faozisökhi L , mengatakan, potensi besar kemungkinan gugatan tersebut ditolak, Karena dalil dan bukti yang ajukan masih dominan asumsi sebalik tidak bisa bukti yang menguatkan .

"Soalnya mekanisme pengadilan di MK lebih dominan pada kewenangan sengketa perselisihan  hasil pemilu 

"Apabila tim hukum BPN lebih menitik beratkan dalil-dalil dugaan adanya kecurangan paslon 01 yang diduga terstruktur, sistemasis, masif dan brutal (TSMB),dan tidak bisa dibuktikan maka gugatan dapat berpotensi untuk tidak dapat diterima oleh MK," Ucap Fransiskus Faozisökhi L .

"Terkait gugatan yang didalilkan yang berhubungan dengan perkara ada dugaan  pelanggaran pidana dan pelanggaran administrative ,jelas bukan kewenangan MK ,tapi ranah  kewenangan Badan Pengawas Pemilu

yang  Jelas ranah kewenangan MK , secara yuridis adalah untuk memeriksa, mengadili dan memutus sengketa atau perselisihan tentang hasil  pemilihan umum tertuang ini jelas tertuang dalam ketentuan UUD 1945 Pasal 24C ayat (1)" ujar  Fransiskus Faozisökhi L dengan tegas.

"Bukan berarti MK pokus hanya mengadili sengketa perselisihan pemilu,  juga MK mengadili perselisihan dalam proses pemilu , apabila terdapat pelanggaran yang bersifat terstruktur, sistematis, dan masif (TSM) yang akhirnya mempengaruhi hasil pemilu " Ujarnya .

Tapi perlu diingat kata Fransiskus Faozisökhi L , Jika  Paslon O2 tidak mampu membuktikan secara TSM akan tumbang di MK nanti ," ujarnya

"Karena bukti secara materiil perlu kerja keras untuk mengumpulkan bukti-bukti,sebab, membuktikan TSM tidaklah mudah karena aturan ,TSM harus terdapat bukti yang menunjukkan adanya dugaan pelanggaran, misalnya Aparat pemerintah pusat maupun daerah yang diduga telah menyalah gunakan kewenagan dan kekuasaannya dalam memihak salah paslon harus jelas TSM nya terpenuhi .

"Kemudian poin dari hasil permohonan gugatan pada sidang gugatan paslon O2 yang di gelar ,jumat 14 Juni  2019 kemaren , dinilai banyak kejanggalan, jika disimak pemaparan permohonan gugatan Paslon ,O2  yang disampaikan para Jubir TIM kuasa hukum, Paslon O2, menyebutkan banyak kecurangan bersipat subtansional ketimbang prosudural yang notabenenya  pelanggaran Terstruktur , Sistimatik ,Massif (TSM) intinya dominan bersipat asumsi serta narasi ," ujar, Fransiskus Faozisökhi L ,dengan tegas.

Apalagi gugatan permohonan pihak  02 masih di ranah kualitatif bukan kuantitaf, sementara aturan keputusan di MK lebih mengedepankan sengketa hasil perselisihan perolehan suara .

"Sesuai dikatakan Prof H Yusril Ihza Mahendra, SH , MH dengan jelas yang (dilansir beberapa Media Nasional )

"Jika hanya, yang digugat ranahnya hanya bersipat kualitatif akan saya patahkan ,apalagi dengan tidak bisa membuktikan data yang palid serta akurat.

"Maka untuk itu MK sebagai lembaga keadilan sengketa pemilu agar netral kalau bisa buat keputusan sela agar lebih obyektif , Ujarnya , Prof Yusril 14/07 / 2019 di Jakarta .

Kemudian intinya kata  Prof H Yusril Ihza Mahendra  SH.MH " Saya heran apa kemauan pihak paslon 02 Prabowo Sandi". **

Kontributor DNM : A. Nasution
Share:

Separatisme dalam Demokrasi Indonesia


Duta Nusantara Merdeka | Jakarta
Seorang Profesor Mahfud MD beberapa waktu lalu sempat menjadi bulan-bulanan, dibully sana-sini, karena pernyataan beliau yang sedikit pedas bagi sebagian orang. Statement Prof Mahfud soal _“hard liner province”_ atau provinsi garis keras yang menjadi basis kemenangan pasangan calon nomor 02 di Pilpres lalu telah memicu ketegangan sosial-politik di beberapa daerah yang tersentil. Bahkan, Senator DPD RI asal Aceh, Fachrul Razi, bersuara keras dan memaksa sang Profesor yang merupakan ‘ahlinya ahli’ hukum Indonesia itu meminta maaf kepada publik. Dengan rendah hati, Profesor itupun meminta maaf (https://news.detik.com/berita/d-4531490/ucapan-provinsi-garis-keras-disoal-mahfud-md-minta-maaf).

Tidak berhitung bulan, pernyataan Mahfud MD itu kini mewujud. Gaung genderang referendum, yang bagi pengusungnya hakekatnya adalah pernyataan keinginan merdeka, lepas dari keterikatan dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), mulai ditabuh. Setidaknya, Aceh dengan ide Darul Nanggroe Aceh dan beberapa provinsi di Sumatera dengan ide Republik Andalas Merdeka, telah menjadi wacana yang tiba-tiba menyeruak di ruang baca kita. Pada tingkat tertentu, tentunya fakta itu dapat menjadi bukti pembenar atas apa yang disinyalir mantan Ketua Mahkamah Konstitusi, Mahfud MD akhir April lalu.

Ketika yang menjadi obyek ucapan Profesor Mahfud adalah keterkaitan _hard liners_ dengan paslon nomor 02, maka semestinya pernyataan itu juga mewakili fenomena _hard liners province_ tertentu lainnya dengan paslon nomor 01. Sebab, siapa yang bisa menduga sifat “garis keras” beberapa daerah pendukung paslon nomor 01 tidak bergolak jika junjungannya kalah atau dikalahkan pada Pilpres 17 April 2019 lalu? Sangat terbuka kemungkinan rakyat Sulawesi Utara meminta referendum (baca: merdeka) jika paslonnya dikalahkan. Demikian juga Nusa Tenggara Timur, Maluku, dan Papua. Belum lagi “garis keras” kelompok Nahdatul Ulama dengan Banser dan Anshor-nya, yang dapat saja berubah menjadi pembelot NKRI akibat jagoannya gagal. _Who knows?_

Pertikaian yang berujung ke pemisahan diri menjadi sebuah negeri yang berdaulat di jaman kerajaan di nusantara dan banyak bagian negara lainnya dahulu kala, umumnya dipicu oleh ketidakpuasan sekelompok rakyat dan pimpinan wilayahnya terhadap rajanya. Raja yang menjalankan pemerintahan absolut, otoriter, diktator, dan bahkan semau-pribadinya sendiri, telah menjadi faktor pendorong utama bagi rakyat untuk memperjuangkan kehidupan yang bebas dari pemerintahan raja tersebut. Sayangnya, muara dari hampir semua perjuangan itu adalah memisahkan diri ke dalam suatu negeri merdeka, berdaulat, yang tidak dalam lingkaran pemerintahan di kerajaan awalnya.

Revolusi Perancis (1789–1799) menjadi tonggak sejarah yang merupakan momok menakutkan bagi raja-raja di masa itu, terutama di daratan Eropa. Pemberontakan rakyat Perancis terhadap Raja Louis XVI telah melahirkan sebuah negara Republik Perancis pada Desember 1792.  Pemikiran-pemikiran konservatif yang terkait dengan tradisi dan hierarki monarki, aristokrat, dan gereja, dihancurkan dan digantikan oleh prinsip-prinsip baru, yakni kebebasan, persamaan, dan persaudaraan (liberte, egalite, fraternite). Untuk meredam gejolak serupa terjadi di negara-negara kerajaan lainnya di Eropa, masing-masing raja menyusun strategi pemerintahan mereka sesuai dengan keinginan rakyatnya. Pada poin inilah, ide tentang demokrasi yang diperkenalkan oleh masyarakat Yunani kuno (Athena tahun 508 SM) mendapat tempat terhormat untuk dikaji dan diimplementasikan dalam kehidupan sosial-politik masyarakat modern.

Kota-kota di Yunani kuno yang disebut Polis, menyelenggarakan pemerintahannya dengan sistim demokrasi langsung. Pelibatan rakyat secara langsung dalam pemerintahan dilaksanakan melalui pemilihan umum yang substansinya sama dengan apa yang kita kenal sekarang sebagai referendum. Dalam sistim demokrasi langsung ala Polis Yunani kuno, rakyat hanya disuguhkan dua alternatif pilihan: “Ya” dan “Tidak”. Contoh, jika pemerintah kota ingin menerapkan aturan atau kebijakan untuk mengeksekusi mati seorang yang diduga penjahat, pemerintah akan mengundang rakyat untuk memberikan suaranya, dengan sebuah pertanyaan: apakah Anda setuju si A dieksekusi mati akibat dugaan kejahatan yang dilakukannya? Rakyat cukup menjawab “Ya” atau “Tidak”.

Pemikiran demokrasi kuno itu diadopsi oleh hampir seluruh negara kerajaan di Eropa untuk menjadi bagian dari sistim pemerintahannya. Ide demokrasi ini selanjutnya berkembang ke dalam bentuknya seperti yang dikenal saat ini, melalui pemilihan umum (pemilu). Sejak berakhirnya perang dunia kedua (1939-1945), sistem pemerintahan demokrasi dipandang sebagai sebuah sistem pemerintahan terbaik bagi sebuah negara. Hal ini dibuktikan dengan fakta bahwa setiap negara baru yang lahir pasca 1945, hampir seluruhnya berbentuk pemerintahan republik.

Di Indonesia, awalnya pemilu dilaksanakan hanya untuk memilih wakil-wakil rakyat yang akan diberikan mandat memilih presiden dan wakil presiden, juga calon gubernur dan wakil gubernur, hingga seterusnya calon bupati/walikota dan wakilnya. Para wakil rakyat yang dipilih melalui pemilu itu juga akan bertugas menjalankan fungsi-fungsi legislatif lainnya, yakni membuat undang-undang, mengawasi pelaksanaan undang-undang, dan membuat perencanaan anggaran negara. Dalam delapan kali pemilu (1955, 1971, 1977, 1982, 1987, 1992, 1997, 1999), rakyat pemilih hanya masuk ke tempat pemungutan suara untuk memilih wakil-wakilnya (anggota DPR dan DPRD).

Sejak pemilu 2004, berdasarkan UUD 1945 yang sudah diamandemen, pemilu juga dimaksudkan untuk memilih presiden dan wakil presiden. Dalam 4 kali pemilu di orde reformasi, Indonesia telah melahirkan 2 presiden dengan latar belakang dan karakter kepemimpinan yang berbeda. Hal ini tentu saja menarik untuk dijadikan bahan perenungan, kajian, dan tulisan. Namun, mari kita kembali ke laptop, sesuai judul tulisan ini.

Hakekatnya, salah satu fungsi sistim pemerintahan demokrasi, baik untuk pemilihan perwakilan rakyat, pemilihan presiden, maupun penyampaian aspirasi melalui mekanisme demokrasi, adalah untuk meredam perpecahan dalam masyarakat sebuah negara berdaulat. Demokrasi dipandang sebagai sebuah sistim pemerintahan yang menyatupadukan rakyat melalui sebuah mekanisme penyaluran aspirasi yang sama, di saat yang sama, dengan pilihan-pilihan dan aturan yang disepakati bersama (egalite). Disamping persamaan, penyampaian aspirasi dilaksanakan secara langsung oleh masing-masing rakyat pemilih dengan kebebasan penuh, tanpa tekanan dan paksaan. Bahkan untuk tidak datang ke tempat pemungutan suarapun alias golput, semua rakyat bebas tanpa ancaman sanksi apapun (liberte).

Suara-suara sumbang bernuansa separatisme yang muncul usai momentum demokrasi dilaksanakan biasanya disebabkan oleh ketidakpuasan terhadap hasil pelaksanaan demokrasi (baca: pemilu). Sekelompok rakyat pemilih yang kalah akan mengambil sikap skeptis terhadap hasil demokrasi yang dicapai, yang akhirnya memicu sistim berpikir komunalnya untuk lebih memilih sikap denial (penolakan) daripada memberikan endorsement (persetujuan).

Skeptisisme semacam ini umumnya berkembang di negara-negara yang rakyatnya terdiri atas berbagai bangsa. Kekecewaan atas hasil pemilu yang tidak sesuai harapan mayoritas sebuah komunitas dapat menjadi pemicu naiknya adrenalin separatisme yang tumbuh berkembang berbasis kebangsaan di komunitas tersebut. Menilik dari besarnya jumlah pemilih paslon 02 yang kecewa karena kekalahan paslon pilihannya di Provinsi Aceh dan Sumatera Barat, termasuk daerah-daerah lain di sekitarnya, dapat kita maklumi bahwa genetika ke-Aceh-an bangsa Aceh, genetika ke-Minang-an masyarakat Minangkabau, genetika ke-Melayu-an bangsa Melayu, dan sejenisnya, mencuat ke permukaan menampakkan eksistensinya untuk tidak dipandang sebelah mata. Solusi reaktif yang muncul adalah berpisah dari NKRI melalui bahasa “referendum”. Hal serupa juga sangat mungkin terjadi jika paslon nomor 1 kalah, ego kebangsaan Minahasa, Nusa Tenggara Timur, Maluku, dan Papua, dan bahkan Wong Solo dan Wong NU akan bereaksi dan memunculkan wacana beraroma separatisme.

Fenomena separatisme tersebut sesungguhnya kasat mata terjadi pada kasus perpecahan partai-partai politik di Indonesia selama ini. Para kandidat ketua partai bersama pendukungnya yang kalah dalam pemilihan ketua partai, lebih memilih memisahkan diri dari partainya dan mendirikan partai baru. Gerindra, misalnya, lahir setelah Prabowo gagal dalam Konvesi Capres Golkar 2004 dan Partai Nasdem didirikan setelah Surya Paloh digilas kalah oleh Aburizal Bakri saat pemilihan ketua partai Golkar tahun 1999. Termasuk juga, walau tidak persis sama, dengan Megawati yang mendirikan PDI-Perjuangan setelah kalah dalam Kongres PDI di Medan tahun 1996. Kasus serupa juga banyak terjadi di beberapa lembaga dan organisasi masyarakat, seperti Peradi yang pecah menjadi 3 organisasi Perhimpunan Advokat Indonesia, PWI-Reformasi yang terpisah dari induknya, PWI, dan lain-lain. Sumuanya dipicu oleh kekalahan dalam proses pemilihan pemimpin organisasinya.

Jika ide demokrasi, yang terlahir kembali melalui Revolusi Perancis, dipandang sebagai sebuah sistem pemerintahan yang lebih baik dari sistem lainnya, mengapa hasil pemilu bisa menjadi trigger bagi munculnya ide pemisahan diri di kalangan kelompok yang kalah dalam pemilu? Jawabnya, karena ternyata pemilu kita hanya keras pada ide persamaan (egalite) dan kebebasan (liberte) dalam berdemokrasi, belum radikal pada ide persaudaraan (fraternite) yang harus melekat menyatu pada demokrasi itu sendiri. Mungkin hal ini yang lebih penting untuk diwacanakan oleh Profesor Mahfud MD dan para pemimpin bangsa kedepannya. _Oleh: Wilson Lalengke_ (Arianto)



Share:

Aliansi Relawan Pemenangan Jokowi-Amin Desak Pemerintah RI Cabut Paspor serta Kewarganegaraan Muhammad Rizieq Shihab


Duta Nusantara Merdeka | Jakarta
Aliansi Relawan Pemenangan Jokowi-Amin yang terdiri dari: Tim 7, Militan 34, Forum Kajian Fitnah Akhir Zaman, Muslim Cyber Army-Jokowi, Sahabat Jokowi & Panca Tunggal- Banten menggelar konferensi pers Terkait hasil sidang BAWASLU, yang menolak tuduhan adanya kecurangan TSM kepada pihak kubu 01, hari Selasa, 21 Mei 2019 pukul 16.30 - 17.30 wib bertempat di Ruang Jampang 3-4 Lantai 3, Fave Hotel PGC Cililitan, JI. MayJen Soetoyo No. 76, Cililitan, Kramat Jati, Jakarta Timur.

Prof.DR.KPAr. Anwar Husin, SH.MH.MM selaku Militan 34 menyatakan, Aliansi Relawan Pemenangan Jokowi-Amin mendesak pemerintah Rl untuk mencabut paspor atau kewarganegaraan Muhammad Rizieq Shihab, karena yang bersangkutan sudah membahayakan keamanan Negara dan tidak taat terhadap hukum yang berlaku di Indonesia.

Diki Candra MM selaku Ketua Muslim Cyber Army-Jokowi mengatakan Saudara Muhammad Rizieq Shihab seperti yang kita ketahui, selalu membuat statement yang berulang-ulang tentang masalah kecurangan-kecurangan, bahkan kecurangan bersifat terstruktur, masif dan sistematis, bahkan menyerukan mengadakan people power dan sebagainya, ini tentu membuat situasi didalam negeri menjadi panas, bahkan situasi yang bisa tidak terduga terjadi adalah seperti situasi di Timur Tengah dan sebagainya yaitu perang saudara yang ditimbulkan dari satu kebencian yang mendalam, karena bagi umat islam, ini dianggap sebuah pengkhianatan yang mana harus dihadapi dengan jihad, ini satu hal sangat rawan bagi masyarakat Indonesia.

"Kepada Muhammad Rizieq Shihab beberapa hari yang lalu saya sudah menantang mubahalah, saya pribadi menantang itu kepada beliau, namun sampai hari ini tidak ada jawaban, padahal semua media sudah memberitakan, kita lihat seandainya Muhammad Rizieq Shihab dan Amin Rais dalam beberapa hari tidak berani menerima tantangan ini, berarti mereka bohong," tegas Diki.

"Mubahalah adalah doa yang dilakukan dengan sungguh-sungguh untuk memohon jatuhnya laknat Allah SWT atas siapa yang berbohong."

Tujuan mubahalah itu untuk membuktikan siapa yang berbohong dan siapa yang jujur atas penilaian bahwa Pemilu 2019 penuh kecurangan.

"Dengan meminta kepada Allah SWT berupa laknat mati dalam keadaan hina satu bulan setelah mubahalah, bagi siapa yang salah atau bohong atas berbagai tuduhan kecurangan," kata Diki.

Berhubung saudara Muhammad Rizieq Shihab ada di luar negeri, Mubahalah bisa dilakukan dengan Teleconference dan semua caranya yang sesuai syariat Islam," tutup Diki.(Arianto)


Share:

Statement KBID AKSPEL PP GMKI Tentang People Power


Duta Nusantara Merdeka | Jakarta
Ketua bidang aksi dan pelayanan PP GMKI Efpranoto mengatakan bahwa ancaman gerakan  People Power tidak hanya tindakan inskontitusional, namun juga inkonsisten . Semua aturan main dalam pemilu sudah ditetapkan bersama sehingga hasilnya harus diterima bersama.

“Kalau sudah kekeh tidak percaya KPU, Bawaslu bahkan MK ini menjadi lucu, ibaratnya orang main bola dia gak percaya wasitnya, hakim garisnya bahkan mungkin lapangannya tapi tetap mau bertanding, seharusnya kalau sudah tidak percaya dengan instrumennya ya dari awal tidak usah bertanding”.

Menanggapi ancaman People Power Efpranoto pun mengatakan bahwa gerakan people power merupakan gerakan bersama untuk melawan musuh bersama, sebagai contoh gerakan perjuangan kemerdekaan yang menempatkan penjajah Belanda dan Jepang  sebagai musuh bersama.

“Gerakan People Power itu harus murni basisnya adalah kepentingan bersama, hari ini selain kepentingan prakmatis kekuasaan kita tidak melihat isu bersama apa yang diperjuangkan dari gerakan itu ?”.

Efpranoto melanjutkan kepada tokoh-tokoh besar yang menyerukan gerakan ini untuk dapat bertanggungjawab dihadapan hukum segala akibat yang ditimbulkan nantinya dan kepada kepolisian ia menyampaikan dukungan untuk menindak tegas segala upaya melawan hukum

“Semua hal yang menyangkut kepentingan umum sudah diatur dalam undang-undang dan ruang untuk protespun sudah ada, mari kita gunakan jalur itu supaya lebih bermartabat dan kepada pak polisi jangan pernah takut menangkap provokator yang membuat gaduh ruang publik,” ujar Efpranoto.

Aktivis GMKI ini juga mendukung pernyataan Kapolri tentang “Ancaman Pidana People Power” yang disampaikan bersama panglima TNI dalam rapat kerja dengan dewan pertimbangan daerah  di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (7/5/2019).

“Pernyataan kapolri bersama panglima TNI sudah tepat sebagai warning, untuk mempertegas status hukum mengingat masifnya seruan gerakan People Power dan ini bisa jadi  kekawatiran beliau terhadap pihak-pihak tertentu yang dapat menghasut dan menjadikan  kelompok tersebut sebagai musuh bersama yang akhirnya dapat menambah sejarah kelam bangsa ini,” tutup Efpranoto.(Arianto)




Share:

KOMPAK Minta Ombudsman Periksa KPU dan BAWASLU


Duta Nusantara Merdeka | Jakarta
Para pendukung Prabowo hendaknya tidak berhenti pada euporia kemenangan dalam Pilpres 2019. Sebab, di tubuh petahana pun membiarkan para pendukungnya untuk mengekspresikan diri merasa sukses sebagai pemenang juga.

Jadi, siapa pemenang sesungguhnya?

Untuk menghindari konflik horizontal di tengah selayaknya Ombudsman Republik Indonesia turun tangan untuk menyudahi Simpang siur data yang diterbitkan dan disiarkan oleh media cetak dan televisi mainstream.

Tuntutan kami pada Ombudsman Republik Indonesia  sebagai berikut :

Pertama, Ombudsman Republik Indonesia harus periksa KPU dan BAWASLU atas kinerja mereka yang buruk. Baik kinerja KPU dan Bawaslu sudah menelan anggaran APBN senilai 25 triliun.

Kedua, Ombudsman Republik Indonesia hendaknya membongkar kejahatan struktural, massif, dan berkelanjutan dari kedua belah pihak.

Ketiga, Ombudsman Republik Indonesia juga bisa mereferensikan kepada Mahkamah Konstitusi dan Mahkamah Agung untuk mengeluarkan fatwa penghentian penghitungan suara sampai terhentinya kecurangan.

Keempat, meminta KPU untuk mendiskualifikasi  pelaku kecurangan sesuai aturan dalam Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017

Demikianlah tuntutan kami dari Koalisi Masyarakat Pemilih Anti Kecurangan (KOMPAK). **(rel)
Share:

Hasil Exit Poll Pemilu di Melbourne


Duta Nusantara Merdeka |Melbourne
Komunitas Peduli Pemilu Indonesia di Melbourne rilis hasil kegiatan exit poll terhadap para pemilih di 22 TPS yang berlokasi di KJRI Melbourne hari sabtu, 13 April 2019 pukul 09.00 -17.00 waktu setempat.

 Exit Poll yang kami lakukan mengambil sampel sebanyak 110 responden secara acak yang terdiri dari 45% responden laki-laki dan 55% responden perempuan sesuai dengan persentase komposisi gender DPT (Daftar Pemilih Tetap) kota Melbourne yang menjadi kerangka acuan kami.

Berdasarkan latar belakang usia, 45.45% responden berusia di bawah 28 tahun, 31.82% berusia 29-38 tahun, 11.82% berusia 39-48 tahun dan 10.91% berusia lebih dari 49 tahun. Exit Poll dilakukan dengan survei wawancara tatap muka yang dilakukan terhadap pemilih yang baru saja menyalurkan hak pilihnya di bilik suara.

Berikut hasil dari kegiatan exit poll yang kami selenggarakan beberapa waktu lalu:

Pilihan Presiden:
Joko Widodo - KH Maruf Amin        80.91 %
Prabowo Subianto - Sandiaga Uno   10.91 %
Rahasia/Tidak Jawab                           8.18 %

Kepuasan terhadap kinerja presiden saat ini:
45.45% Sangat puas
42.73 % Cukup puas
4.55% Kurang puas
0.91% Tidak puas sama sekali
6.36% Tidak jawab

Pilihan Partai berdasarkan persentase suara terbanyak:
39.09 % PSI
24.55 % PDI-P
20.00 % Tidak Jawab/Rahasia
6.36 % PKS
2.73 % Golkar
2.73 % PKB
1.82 % Nasdem
1.82 % PAN

Kegiatan exit poll merupakan bentuk kepedulian terhadap proses pesta demokrasi 5 tahunan yang berlangsung untuk memilih pemimpin Indonesia.(Arianto)
Share:

Tebar Politik Identitas Prabowo Ancam Persatuan Bangsa


Duta Nusantara Merdeka | Jakarta
Kehadiran Prabowo dalam panggung politik nasional membawa cerita kelam dalam rezim otoriter Soeharto, Sekembalinya dari Yordania pasca pemecatannya pada tahun 1998 silam.

Jelas jelas Prabowo terbukti terlibat dalam penculikan aktivis atas aksi untuk menuntut lengsernya rezim Soeharto Begitulah ungkapkan , FERY INDRIANTO, selaku SEKJEN DPP PEMUDA BRAVO 5D engan jelas, Melalui Realisnya yang diterima dutanusantaramerdeka.com

Yang pasti kehadiran Prabowo di penggung politik menandai telah membawa cerita kelam Demokrasi yang sedang menuju pendewasaan, setelah 20 tahun reformasi berlalu .

Lanjut Ferry Indrianto, Sekjen Pemuda Bravo 5 katakan, Setelah kalah dalam dua putaran Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden, Sebelumnya calon sebagai Wakil Presiden berpasangan dengan Megawati pada Pilpres 2009 gagal dan Calon Presiden berpasangan dengan Hatta Rajasa tahun 2014, Pada Pilpres 2014 Juga gagal.

" Tim Pemenangan Prabowo Melalui Tabloit Obor Rakyat mengusik kita dengan isu Jokowi keturunan PKI, namun isu itu tidak berhasil memenangkan Prabowo ,"ujarnya 

Untuk diketahui sejak awal mesin Politik identitas ini terus dimainkan sejak itu di kenalkan pada saat Prabowo berambisi inggin menguasai Jakarta , Setelah kadernya sendiri Basuki Cahaya Purnama "Ahok" membelot dari gerindra (saat ini kader PDIP). 

Maka Prabowo  terus melakukan memanuver politik dengan mesin-mesin Propaganda Politik Identitas mulai dihidupkan 

Dengan memberi stigma kepada publik bahwa Ahok adalah seorang " Kafir dan Penista Agama" yang tidak layak menjadi Gubernur Jakarta setelah di tinggal Jokowi menjadi Presiden sejak 2014.

Tambah Ferry  jelaskan bahwa pada Pilpres 2019 Politik identitas yang dianggap ampuh mengalahkan Ahok pada Pilkada Jakarta kini kembali di gunakan Prabowo dan Timnya. 

"Prabowo menggunakan Ormas Keagamaan Garis Keras untuk menyuburkan Politik Identitas tersebut. 

Jelasnya Kata Ferry  Isu-isu Identitas dikemas secara apik dengan bungkusan momentum keagamaan dan terus direproduksi melalui doktrin-doktrin bahwa lawan Jokowi di dukung oleh kelompok dan Partai Pro kafir dan penista agama. " Alankah kotorya politik Prabowo .

"Untiuk di ingat Prabowo telah menebar dan membawa Indonesia diambang Perpecahan atas nama Politik Identitas ," Ucap Ferry .

"Hal ini fakta terlihat dalam dinamika yang terbangun selama kampanye Pilpres 2019 yang saat ini masih berlangsung  

"Maka dari itu Prabowo tidak pantas dan dipilih, karena manuver  politik di nilai menebarkan benih ancaman terhadap Persatuan Bangsa .Intinya ini sangat berbahaya sekali",tandas Ferry.

Wartawan DNM : A. Nasution
Share:

Capres #01 Jokowi Pesan Jangan Kendor Harus Terus Gaspol


Duta Nusantara Merdeka | Solo
Jangan kendor harus terus gaspol. Pesan ini disampaikan Calon Presiden nomor urut #01 Joko Widodo (Jokowi) kepada simpatisannya yang memenuhi Stadion Sriwedari Solo, Selasa sore, 9 April 2019.

Dalam orasinya, Jokowi mengingatkan bahwa pada pemilihan presiden 2014, saat dirinya berpasangan dengan Jusuf Kalla, berhasil meraup 66 persen suara di Provinsi Jawa Tengah.

“Tapi melihat antusiasme, militansi sore hari ini, saya tidak mau lagi 66 persen. Minimal 70 persen, setuju? Nanti kalau dapatnya 75 persen boleh, 80 persen boleh, 85 persen boleh, 90 persen juga boleh. Angkat jarinya!!” kata Jokowi menyemangati simpatisannya.

Untuk kota Solo, pada tahun 2014 pasangan Jokowi-JK memperoleh 84 persen suara. “Jangan sampai dapatnya sama seperti 2014, harus lebih dari 84 persen. Dapat berapa nanti? Di atas 90 persen. Tunjuk jarinya!,” seru Jokowi.

Capres petahana ini yakin dan optimis akan perolehan suaranya nanti. “Insyaallah apa yang kita sepakati hari ini akan terjadi, tapi harus kerja keras,” imbuh Jokowi.

“Hati-hati. Jateng akan sangat menentukan menang dan tidaknya kita, karena tambahan presentase elektabilitas di Jateng akan kita pakai untuk menutup di tempat lain. Oleh sebab itu, kita harus bekerja keras,” tutup Jokowi.(Arianto)




Share:

Jangan Pilih Presiden Yang Miliki Beban Sejarah Kelam


Duta Nusantara Merdeka | Jakarta
Rumah Gerakan percaya pemerintah saat ini akan membentuk Pengadilan HAM Ad Hoc sebagai langkah penyelesaian kasus penculikan dan penghilangan paksa aktivis 1997/1998. "Karena presiden saat ini tidak memiliki beban sejarah. Dan memang kita sebaiknya tidak memilih presiden yang memiliki beban sejarah kelam," ujar Ketua Umum Rumah Gerakan 98 dalam diskusi "Bentuk Pengadilan HAM Ad Hoc" di Jakarta, Selasa (9/4).

Menurut Bernard, saat ini merupakan golden momentum bagi pemerintah untuk menjalankan hasil penyelidikan Komnas HAM dan rekomendasi DPR terkait kasus ini. Ditambahkannya, saat pemerintahan Presiden Megawati sudah ada keinginan untuk Indonesia meratifikasi statuta Roma terkait Pengadilan Kriminal Internasional (ICC), namun dipemerintahan SBY prosesnya berhenti.


Aktivis KBRD Garda Sembiring yang menjadi pembicara mengatakan kasus penculikan ini belum dapat dihentikan. "Status korbannya masih hilang. Kalau dikatakan meninggal, harus ada bukti yang mendukung hal tersebut," ujarnya.

Pada kesempatan yang sama, Komisioner Komnas HAM Beka Ulung Hapsara mengatakan isu penculikan dan penghilangan paksa aktivis 1997/1998 merupakan isu bangsa yang menjadi beban sejarah. "Kasus yang memiliki dukungan politik kuat saat ini adalah penculikan aktivis," ujarnya.

Menurut Beka Kejaksaan Agung harus didorong untuk menuntaskan kasus ini karena memiliki kewenangan memanggil paksa. "Sampai kapan pun, jika ini tidak dituntaskan akan menjadi pemerintahan kedepan, karena kasus ini tidak mengenal kadaluwarsa. Tanpa pengadilan HAM Ad Hoc, kasus penculikan dan penghilangan paksa aktivis 1997/1998 akan menjadi beban setiap pemerintahan," tutupnya. (Arianto)





Share:

Capres #01 Jokowi Yakin Raih 60 Persen Suara di Karawang


Duta Nusantara Merdeka | Karawang
Setelah berkampanye bersama di Kota Tangerang hari Minggu Kemarin, hari ini, Selasa 9 April 2019, Calon presiden nomor urut #01 Joko Widodo (Jokowi) kembali berkampanye bersama Calon Wakil Presiden Kiai Maruf Amin di Kabupaten Karawang, Jawa Barat.

Dalam kampanyenya di Stadion Olahraga Singaperbangsa, Jokowi lagi-lagi mengingatkan simpatisannya untuk tingkatkan militansi.

Apalagi tinggal 1 minggu lagi jelang pencoblosan tanggal 17 April. Jokowi menargetkan bisa meraup suara minimal 50 persen sampai 60 persen.

"Perlu saya ingatkan 2014, (pasangan) Jokowi-JK di Kabupaten Karawang (menang) 40 persen. Tapi dengan militansi hari ini saya meyakini diatas 60 persen," ujar Jokowi di Karawang, Jawa Barat, Rabu 9 April 2019.

"Siapa yang setuju target kita minimal 60 (persen) tunjuk jari? Kalau semangat seperti ini saya juga semangat banget. Saya meyakini insyaallah minimal 60 persen," lanjut dia.

Artinya kata Jokowi, boleh saja kalau 65 persen sampai 80 persen. Tapi minimal 60 persen.

"Di sini tadi saya sudah bisik-bisik ke Abah Junaidi. Tadi saya sampaikan ini kalau Kabupaten Karawang minimal 50 persen, Abah Junaidi yang tanggung jawab dan seluruh jamaahnya juga ikut tanggung jawab," ucap Jokowi.

Jokowi lalu menuturkan agar pesta demokrasi ini diisi penuh dengan kegembiraan. Jangan ada rasa ketakutan dari masyarakat dengan adanya pesta demokrasi.

"Jangan sampai ada yang menakuti, pesimis, jangan sampai ada yang marah-marah. Betul pesta demokrasi adalah kegembiraan," tuturnya.

Terakhir Jokowi mengingatkan tanggal 17 April jangan lupa pilih paslon yang pakai baju putih.

"Tinggal 8 hari, marilah kita gerakkan saudara kita untuk nanti tanggal 17 (April) berbondong-bondong ke TPS, setuju? Memakai baju putih karena yang mau dicoblos bajunya? (putih), nomor kosong satu," tutup Jokowi.(Arianto)
Share:

Capres #01 Jokowi Optimis Raih 60 Persen Suara di Jawa Barat


Duta Nusantara Merdeka | Jawa Barat
Calon Presiden nomor urut 01 Joko Widodo optimistis bisa unggul dalam pemungutan suara di Provinsi Jawa Barat dalam pemilihan presiden 2019. Dirinya meyakini raihan suaranya bersama Kiai Ma'ruf Amin bisa mencapai minimal 60 persen.

Hal tersebut ia tegaskan saat berkampanye sekaligus menghadiri Apel Akbar Kesetiaan Gerak Lurus Bersama Relawan Buruh #01 di Gedung Sabilulungan, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, hari Selasa, 9 April 2019.

"Di Provinsi Jawa Barat dulu (2014) Jokowi-JK dapat 40 persen. Tahun ini 2019 setelah melihat antusiasme siang hari ini saya yakin insyaallah di atas 60 persen. Asal seluruh pekerja dan buruh semuanya bergerak. Setuju?" ujar Jokowi.

Jokowi mengaku ia merasakan sendiri dukungan dari rakyat Tanah Pasundan itu setiap dirinya bersalaman dan menyapa masyarakat di daerah-daerah yang dikunjunginya. Oleh karena itu, menurutnya 60 persen suara bukanlah angka yang sulit untuk dicapai.

"Kalau saya lihat semangatnya hari ini angka 60 persen bukan angka yang sulit. Dari 40 meloncat ke 60. Itu minimal ya. Artinya 65 (persen) boleh, 70 (persen) boleh, 80 (persen) boleh. Tapi minimal 60 (persen)," tegasnya.

Di hadapan ribuan relawan pekerja dan buruh yang hadir, Jokowi juga mengatakan bahwa dirinya akan membentuk tim bersama dengan KSPSI dan seluruh federasi untuk membahas revisi Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 78 Tahun 2015 tentang Pengupahan.

"Yang ingin saya sampaikan kepada pekerja. Nanti kita bentuk tim bersama dengan KSPSI dan seluruh federasi untuk revisi PP 78. Kita bicara bareng-bareng duduk satu meja. Setuju?" ungkapnya.

Tak hanya itu, capres petahana ini juga berjanji akan melanjutkan pembangunan rumah murah untuk pekerja dan buruh. Menurut Jokowi, program ini sudah dimulai dan ia sendiri sudah meninjau rumah-rumah yang telah dihuni.

"Kedua, pembangunan rumah murah untuk pekerja dan buruh. Sudah kita mulai sebetulnya. Saya sudah tinjau yang sudah dihuni. Dan akan kita lanjutkan dalam jumlah yang lebih besar. Ini penting sekali," tutupnya.(Arianto)



Share:

Capres #01 Jokowi Bangun 7 Bendungan di NTT


Duta Nusantara Merdeka | Kupang
Air merupakan kunci pertumbuhan ekonomi di Nusa Tenggara Timur (NTT). Oleh karenanya tidaklah heran jika di NTT dibangun tujuh bendungan.

Hal ini disampaikan Calon Presiden nomor urut #01 Joko Wododo (Jokowi) ketika berkampanye di Lapangan Bola Lasiana, Jln. Timor Raya, Kecamatan Kelapa Lima, Kota Kupang.

“Di tempat lain hanya dua, tiga bendungan. Di sini tujuh bendungan,” ujar Jokowi.

Upaya pembangunan bendungan itu adalah untuk mengatasi sulitnya air, termasuk untuk bercocok tanam.

“Dengan air bisa bercocok tanam, tanam padi, tanam singkong,” tutur Jokowi.

Tujuh bendungan itu adalah Raknamo berada di Kabupaten Kupang, Rotiklot (Belu), Napun Gete (Sikka), Temef (Timor Tengah Selatan), Manikin (Kabupaten Kupang), Mbay (Nagekeo), dan Kolhua (Kota Kupang).

Dalam orasinya itu, Jokowi mengingatkan sewaktu pemilihan presiden 2014, ia yang berpasangan dengan Jusuf Kalla mendapat 66 persen.

Melihat animo simpatisan yang menghadiri kampanyenya hari ini, Jokowi yakin akan mendulang 80 persen.

“Saya yakin minimal 80 persen. Minimal loh ya, bisa 85 persen boleh, 90 persen boleh, 95 persen boleh,” tutup Jokowi yang disambut teriakan “setujuu....” (Arianto)
Share:

Capres #01 Jokowi Sarankan Kampanye Jangan Korbankan Kesatuan Kita


Duta Nusantara Merdeka | Kupang
Calon presiden nomor urut #01 Joko Widodo (Jokowi) mengatakan dirinya sependapat apabila dalam setiap kampanye selalu menampilkan keberagaman dan kebinekaan.

“Saya sepakat sekali bahwa setiap kampanye itu yang dikemukakan kebinekaan, keberagaman, dan yang penting adalah kesatuan kita sebagai negara," ujar Jokowi di Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), Senin 8 April 2019.

Hal ini disampaikan Jokowi saat ditanya wartawan mengenai pernyataan Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang mengkritik konsep atau 'run down' kampanye akbar Prabowo-Sandi di GBK. SBY di surat yang ditujukan kepada Sekjen Demokrat Hinca Panjaitan, Ketua Dewan Kehormatan Amir Syamsudin, Waketum Syarief Hasan itu, menyebut konsep kampanye pasangan 02 tidak lazim dan tidak inklusif.

"Saya kira memang seperti itu, payung yang bagus untuk mengingatkan kita semuanya bahwa kontestasi politik ini ada setiap 5 tahun. Jangan mengorbankan kesatuan kita, persatuan, persaudaraan, kerukunan," lanjut dia.

Sejak awal kampanye, Jokowi menyampaikan ia selalu mengusung kampanye yang tidak berbau sara dan politik identitas.

“Ya sejak awal saya tunjukkan itu keberagaman, kebinekaan dalam seni budaya, karnaval. Saya kira itu yang memang kita hindari politik identitas, politik sara," tutup Jokowi. (Arianto)
Share:

Millenial Kebumen Nobar Hologram Jokowi-Amin


Duta Nusantara Merdeka | Kebumen
Minggu malam, 7 April 2018, Stadion Candradimuka dipenuhi anak muda dan ribuan warga dari beragam komunitas. Mereka datang berbondong-bondong dari berbagai penjuru wilayah Kabupaten Kebumen, untuk menyaksikan event besar bertajuk ‘Millenial Nobar Hologram Jokowi-Amin’ yang digelar oleh TKN dan TKD Kebumen serta Komunitas Se-Kebumen

Para pengunjung yang terdiri dari beberapa komunitas anak muda seperti ‘Santri Milenial’, ‘Mafia Sholawat’, dan warga berbagai usui ini sangat antusias menyaksikan cara kampanye yang berbeda dan belum pernah ada. Cara Kampanye yang sangat Mileneal menurut mereka. Saat pidato hologram Jokowi dimulai, semua dengan cermat memperhatikan penampilan capres 01 itu. Sesekali mereka pun berswafoto karena merasa sayang jika sampai melewatkan kampanye yang menggunakan teknologi modern tersebut.

Baik salam, maupun pertanyaan-pertanyaan yang dilemparkan Jokowi ditanggapi dengan semarak oleh ribuan ‘Cah Ngapak Kebumen’, Kampanye Jokowi melalui hologram ini tampak seperti nyata. Ada interaksi antara Jokowi dan para pendukungnya. Terutama saat Jokowi memaparkan program-program yang langsung bersentuhan dan dirasakan oleh masyakarat kelas menengah ke bawah di desa-desa.


“Untuk meningkatkan kesejahteraan bapak dan ibu,
pemerintah sudah meluncurkan berbagai program

Ada MEKAAR, membina ekonomi keluarga sejahtera
ada pembiaayaan ultra mikro atau UMi
ada kredit usaha rakyat atau KUR
ada Bank Wakaf Mikro
ada bank mikro nelayan

Semua tujuannya sama, mempermudah akses permodalan untuk kesejahteraan Bapak dan Ibu
katanya dulu susah dapat bantuan modal usaha

Sekarang masih susah atau sudah gampang?
Senang nggak dapat bantuan?
Mau dilanjutkaaaan?
Mau ditambah lagi modalnya?” tanya Jokowi.

Warga pun serentak menjawab, “Mauuuuuu…”

Jokowi pun melanjutkan pidatonya,

“Sebentar lagi kita dihadapkan pada satu pilihan
satu tekad
satu semangat
untuk Indonesia Maju

kita menatap Indonesia dengan optimistis
untuk mewujudkan Indonesia Maju
coblos nomor 01, Nol Satu

Saya ingin mengajak Bapak Ibu untuk menjadi bagian dari perjuangan kita semua
Saya dan Kiai Haji Ma’ruf Amin membutuhkan dukungan Bapak Ibu sekalian
Bapak Ibu bersedia berjuang?
Bapak Ibu setuju?
Coblos nomor berapa?”


Semua pun kompak berteriak menjawab, “Bersedia…. Setuju…. Nol Satu…”

Salah seorang milenial Kebumen yang hadir, Wati Surmini, mengaku kagum dengan cara kampanye yang baru dilihatnya.

“Bagus banget. Keren. Pak Jokowi seperti nyata. Gambarnya jelas, bicaranya juga jelas. Tutur katanya santun, bijak. Tidak menjelek-jelekkan orang lain. Wah, saya jadi tambah suka pada Pak Jokowi. Saya makin percaya pada Pak Jokowi. Ya Allah, Pak Jokowi 1 periode lagi...” kata perempuan 18 tahun yang bakal menunaikan hak pilihnya untuk kali pertama ini.

Apresiasi serupa datang dari Acmad Sobir, 28, yang sengaja jauh-jauh datang dari Kecamatan Kutowinangun ke Stadion Candradimuka begitu mendengar ada Kampanye Hologram Jokowi-Amin. Achmad Sobir merasa penasaran.

Setelah menyaksikan kampanye era baru ini, Sobir bukan hanya terpesona pada hologramnya, tapi juga sangat kagum pada apa yang disampaikan Jokowi dan Ma'ruf Amin. Dengan antusias ia menceritakan pengalamannya hadir di acara tersebut.

“Ini sangat bagus, lompatan teknologi yang sangat keren dari Pak Jokowi terlebih ini produk anak bangsa. Kita seakan-akan berhadapan langsung dengan calon presiden. Pasangan yang luar biasa. Pasangan Pak Jokowi, KH Ma'ruf Amin sosok religius yang dekat dengan masyarakat. Harapannya bisa membawa masyarakat ke depan lebih baik,” jelasnya.

Sementara itu Gus Fachrudin Achmad, pengasuh Pondok Pesantren Al Hasani Desa Jatimulyo Kebumen, yang ditemui di lokasi menyatakan paparan berbentuk hologram ini sangat membantu masyarakat terutama kalangan milenial memahami program-program Pak Jokowi.

“Teroboson seperti ini juga sangat membantu masyarakat di daerah-daerah yang tidak bisa dihadiri Pak Jokowi untuk mengetahui program kampanye Pak Jokowi,” tutup pria 40 tahun itu.(Arianto)





Share:

KIRIM BERITA SILAHKAN KLIK

KIRIM BERITA ANDA KESINI! Merasa Terbantu Dengan Publikasi ? Ayo Traktir Kopi Untuk Admin Dengan Cara Berbagai Donasi. Terimakasih :)



BREAKING NEWS

~||~ KPU Tetapkan Pasangan Prabowo Subianto & Gibran Rakabuming Raka Menjadi Presiden Terpilih ~||~ Kampung Rakyat Indonesia Siap Sukseskan PILKADA Serentak Tahun 2024 ~||~ Hak Angket Kian Redup ~||~ Pasangan Capres & Cawapres Anies Baswedan - Muhaimin Iskandar dan Pasangan Ganjar Pranowo - Mahfud MD Resmi Layangkan Gugatan Hasil Pilpres Ke Mahkamah Konstitusi ~||~ #PEMILUDAMAI ~||~

Kilas Balik Bung Karno

Kilas Balik Bung Karno - Makna Proklamasi

Ir. Soekarno (Sang Proklamator) Setiap Tahun kita Memperingati Hari Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia, Maka kita tidak bisa t...

Like Fanpage

Follow In Twitter

Breaking News

IKUTI KAMI


loading...

NONTON VIDEO DAPAT DUIT

10 Berita Populer

IKLAN

IKLAN
Ingin Pasang Iklan hubungi Kami di 0812 6582 534

Label

(SAS) #2019GantiPresiden Accounting Aceh Aceh Timur Adat Istiadat Advokat AFF Agama Agraria AIDS Air Aisyiyah Aksara Aksi Aksi Sosial Aktivis Aktivitis Al Washliyah Album Amien Rais Anak Anak Yatim Anarkis Angkatan Darat Anies Baswedan Animal Anti Korupsi Arisan Artikel Artis Arus Mudik Asahan Asian Games ASN Asuransi Asusila Atlet Award Bacaleg Bachtiar Ahmad Sibarani Baksos Bakti Sosial Balap Liar Banda Aceh Bandar Lampung Bandara Bandung Banjir BANK Bank Sumut Bansos Banten Bantuan Sosial Bapenas Bappenas Basarnas Batubara Bawang Putih Bawaslu Bayi Bazar BBM Bea Cukai Beasiswa Begal Bekraf Beladiri Belanja Bencana Bencana Alam Beras Berita Bhabinkamtibmas Bhayangkara Bhayangkari Bioskop Bisnis BKPRMI BM PAN BNI BNN BNPT Bobby Nasution Bom Bunuh Diri Boomerang BPBD BPJS BPN BPOM BRI Brimob Buka lapak Bukit Asam Buku Bulog BUMN Bung Karno Bupati Bursa saham Bursasaham Buruh Bus Caleg Capital market CCTV Cerpen Cianjur Cikampek Citilink conference Cosplayer Covid-19 Covid-19 Satgas Covid19 Cuaca Cuci Tangan Curanmor Cyber Daerah Dakwah Dance Debat Presiden Debt Collector Dede Farhan Aulawi Deklarasi Deli Serdang Demonstrasi Densus 88 Desa Dewan Pengawas Dewata Sakti Dharma Pertiwi Dialog Digital Diklat Dinas Perhubungan Dirgahayu HUT RI Disiplin Diskusi Dongeng Donor Darah DPD RI DPR Duka Cita E-Money Effendi Simbolon Ekonom Ekonomi Ekspor Impor Electronics Elektronik Emas Empat Pilar Entertainment Es cream ESDM event Fashion Festival FIFA Film Film Horor Film seri Anak Fintech FISIP Flores Timur Formasi Formula E Forum Furniture Futsal G30S/PKI GAAS Games Ganja Ganjar Ganjil Genap Garut Gebyar Kemerdekaan Gempa Geng Motor Genppari Gereja Gibran Gizi Buruk Go Pay Go-Jek Gojek Golkar Gotong Royong Grab Gubernur Guru Besar Gym Haedar Nasir ham HANI Harbolnas Hari Ibu Hewan Hiburan HIV HMI Hoax Hotel Hp Hukum Humas Humbahas HUT HUT Bhayangkara HUT RI HUT TNI Hutan Ibadah Ibadah Haji Ibu Negara Idul Adha Idul Fitri IKLAN Imlek IMM Indonesia Industri inflasi Informasi Infrastruktur Inspektorat Inspirasi Internasional Internet Intoleran Investor IPK IPM IPPI Islam IWAPI Jakarta Jakarta Barat Jakarta Pusat Jalan Jambore Nasional Jawa Tengah Jawa Timur Jayapura Jokowi Juara Jum'at Barokah Jumanji Jumat Jumat Berkah Jurnalis Kaliber Kampanye Kampung Rakyat Indonesia Kampus Kamtibmas Kapolda Kapoldasu Kapolri Kapolsek Kapolsek Kepolisian Karaoke Karhutla Karya Tulis Kasus KDRT Keadilan Keagamaan Keamanan Kebakaran Kebangsaan Kebersihan Kebudayaan Kebun Kecantikan Kecelakaan Kedokteran Kegiatan Kegiatan seminar Kehutanan Kejahatan Kejaksaan Kejuaraan Kejurnas Kekerasan Kelestarian Alam Keluarga Kemalingan Kemanusiaan Kemenag Kemenaker Kemendag Kemendagri Kemendesa Kemendikbud Kemenhub Kemeninfo Kemenkes Kemenkeu Kemenko Kemenkumham Kemenlu KEMENPAN-RB Kemenparekraf Kemenperin Kemenpora kemenristek Kemensos Kementan Kemiskinan Kendaraan Dinas Kepala Daerah Kepedulian keperdulian Kepolisian Kerajaan Kereta Api kerja Paksa Kerjasama Kesehatan Kesejahteraan Keselamatan Kesenian Ketahanan Pangan Ketenagakerjaan Keuangan Khilafahtul Muslimin Kilas Balik Bung Karno Kivlan Zen KKP KNPI Kohati kompetisi Kompolnas Komputer Komunitas kon Konferensi KONI Konsumen Koperasi Kopermasu Kopi Kopi Pagi Korupsi Kota Medan KPK KPR KPU Kriminal KRYD KSAD Kudeta Kuliner Kunjungan Kerja Kutai Kartanegara Labuhan Batu Lahan Lakalantas Laksi Lalu Lintas Lampung Langka Langkat Lapas Launching Launching Album Launching Aplikasi Launching Buku LAZISMU Lebaran Legislatif Lembaga LGBT Lifestyle Lingkungan Lingkungan Hidup LIPPI Listrik Lock Down Lomba lomba lari London LPPI LPS LSM Lukas Enembe Madina Mahasiswa Mahkamah Agung Mainan anak Majalengka Makanan Jepang Makassar Makkasar Mall Maluku Market Outlook Masjid Masker Mata Uang Maulid Nabi Mayday MDMC Medan Denai Media Media Sosial Megapolitan Menag Mendag Mendagri Menembak Menteri Menteri Perdagangan millenial Minuman Keras Minuman sehat Minyak Goreng Minyak Makan Miras Mobil MOI Motivasi MoU MPR MPR RI Mudik Muhammadiyah Muharram MUI Munas Musibah Musik Musyawarah Musywil Narkoba Narkotika NasDem Nasional Natal Natal & Tahun Baru New Normal NII NKRI NU ODGJ Office Ojek Online Ojol Olah Raga Olahraga Ombusman Omicron Online Operasi Patuh Operasi Yustisi Opini Organisasi Ormas Otomotif P Padang Padangsidimpuan Pagelaran Pahlawan Pajak Pakta Integritas Palestina Pameran PAN Pancasila Papua Parawisata Pariwisata Partai Demokrat Partai Politik Partai UKM Partai Ummat Pasar Pasar modal Pasar Murah Pasar Tradisional Paspampres Patroli PC PDI Perjuangan PDIP Perjuangan pe Pedagang Pegadaian Pelajar Pelajar Islam Indonesia Pelantikan Pelatihan Pelayanan Publik Pelecehan seks Pelukis Peluncuran Pemadam Kebakaran Pemalakan Pembangunan Pembayaran Elektronik Pembunuhan pemerasan Pemerintah Pemerintahan Pemerkosaan Pemilu Pemuda Pemuda Melati Indonesia Pemuda Muhammadiyah Pemuka Agama pen Penandatanganan Pencabulan Pencemaran Nama Baik Penculikan Pencurian Pendataan Pendidikan Penelitian Penembakan Penerbangan Penertiban Pengabdian Pengadilan Pengadilan Negeri Pengajian Pengamanan Pengamat Penganiayaan Pengawasan Pengetahuan Penggelapan Penghargaan Penghijauan Pengusaha Penipuan Penistaan Agama Penulis Penyakit Penyandang Disabilitas Penyuluhan Perampasan Perayaan Perbankan Percut Sei Tuan Perdagangan Perekonomian Perempuan & Anak Peresmian Pergaulan Perhubungan Perikanan Peristiwa Perjanjian Perjudian Perkawinan Perlombaan Permainan Perpajakan Pers Pertamina Pertanahan Pertanian Perusahaan Pesawat Terbang PET Pileg Pilkada PIlkades Pilpres Pin Pinjam meminjam uang Pinjaman Online PKL PKS PMI Polairud Polantas Polisi Cilik Politik POLRI Polwan Pondok Pesantren Ponpes Pornografi Posko Ummat PPKM PPWI Pra Kerja Prabowo Pramuka Praperadilan Prawita Genppari Premanisme Presiden Prestasi Primbon Politik Prokes promo Property Prostitusi Protokol Kesehatan PSI PSSI Public Expose Publik expose Puisi Pungli PUPR Pusat Perbelanjaan Puskesmas PWI Qurban Radikalisme Rafdinal Ragam Rakernas Rakor Ramadhan Reksadana Rektor Relawan Relawan Jokowi Religi Remisi Rentan Renungan resa Restoran Reuni 212 Revolusi Mental Reward RKUHP Robot Ruang Guru Rumah Rumah sakit Rups Rusia RUU Saber Pungli Sabu Sahabat Anak Salon Samosir Samsat Samsung Sanitasi air.Lingkungan hidup Santri SAR Satlantas Satpol PP Satwa Sejarah Sekolah Sembako Seminar Sengketa Seniman Senjata Senjata Api Sepak Bola Separatis Sepeda Sepeda sehat Serdang Bedagai Sertifikat Sertijab sho Sigli Silaturahim Silaturahim. KUYAI Kartanegara Silaturahmi Silaturrahim SIM Simalungun Simpan Pinjam Simulasi Smartphone Soekarno Solar Somasi Sosial Sosialisasi Startup Stasiun STOP PRES...!!! Studi Ilmiah Stunting Suku bunga Sulawesi Selatan Sumatera Barat Sumatera Utara Sumpah Jabatan Sumut Sungai Superstore Suplemen Surabaya Surat Terbuka Suriyono Adi Susanto Suriyono Adi Susanto {SAS) Survei Survey susu Swab Antigen Syafi'i Ma'arif Syariah Syawal Takjil Tali Kasih Talkshow Tanjung Balai Tantama Tapanuli Tengah Tawuran Teknologi Teror Terorisme Tes Urine Tiket Tilang Tips Tjahyo Kumolo TNI TNI AU TNI-Polri Tokoh Tokoh Agama Tokoh Masyarakat Tol Toys Kingdom ToysKingdom Tragedi Transportasi Trend Rambut True Money Uang Uang Palsu UIN Ujaran Kebencian UKM Ukraina Ulama UMJ umkm UMSU Undang-Undang UNIMED UniPin Universitas Unjuk Rasa Upacara Usaha Rakyat UU Cipta Kerja UU ITE UUD 1945 Vaksinasi Vaksinasi booster Valentine Day Verifikasi Viral Virus Corona Walikota Wanita Wapres Wartawan Webinar Wirausaha Wisata WNA Workshop Yogyakarta Zulkifli Hasan

Arsip Berita

IKLAN

IKLAN

IKUTI BERITA VIDEO KAMI DI YOUTUBE

POS PETIR

VIRUS COVID-19

Wabah Virus Corona (Covid-19) Sudah Menyerang Indonesia, Setiap Hari Korban Semakin Bertambah Sampai ada yang Meninggal, Rakyat Semakin Cemas dan Khawatir, Bagai Tersambar Petir Mendengar Virus Corona.

HALLO KRING..!!!

12 PAS

PANCASILA UDAH FINAL

Pembahasan RUU Haluan Ideologi Pancasila Banyak Penolakan Dari Berbagai Kalangan Masyarakat, Memang Seharusnya Tidak Usah Dibahas Dan Lebih Baik Dibatalkan. Pancasila Dasar Negara.
Tendangan 12 PAS Dihentikan

SOS

INDONESIA DARURAT NARKOBA

Sudah dijatuhi hukuman mati bahkan sudah ada yang dieksekusi, tapi masih banyak bandar narkoba semakin merajalela, terbukti banyak yang ditangkap petugas Polisi maupun BNN (Badan Narkotika Nasional) tapi belum kapok juga mereka, justru sipir penjara malah terlibat. Kalau sudah darurat begini, hukuman mati jangan berhenti, jalan terus!.

QUO VADIS

Kunjungan Statistik

Online

IKLAN USAHA ANDA


PRO KONTRA VAKSINASI

~> Program Vaksinasi Yang Diluncurkan Pemerintah Mendapat Sorotan Dari Berbagai Masyarakat, sehingga terjadi pro dan kontra

<~ Memang Sebenarnya Harus Jelas Disampaikan, Maksud dan Tujuan Vaksinasi, Karena dilapangan Ada Perbedaan Orang Yang Akan Divaksin dan Yang Tidak Boleh Divaksin, membuat masyarakat Bingung

Link Terkait

close
Banner iklan disini