Politisi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, Dewi Tanjung menyorot rencana kelompok yang ngotot menggelar reuni akbar di tengah pandemi Covid-19.
Dengan tegas, Dewi Tanjung meminta pemimpin kelompok yang ngotot ingin mengadakan reuni akbar tersebut agar ditangkap, dan apabila melawan ditembak mati saja daripada selalu membuat gaduh di negeri ini.
Bahkan Dewi Tanjung menyebut, mereka tersebut keturunan Yaman yang menumpang hidup di Indonesia dan jangan sampai mereka sok berkuasa di negeri ini.
"Kalo ada Kelompok yg Ngotot ingin mengadakan Reuni Akbar.
Tangkap Pemimpin mereka apabila melawan TEMBAK MATI aja dari pada selalu bikin gaduh di negara orang. Mereka ini keturunan Yaman yg Numpang Hidup di Indonesia jangan sampai mereka sok berkuasa di negara ini. Muak liat mereka," tulis Dewi Tanjung melalui akun twitternya Dewi Tanjung15 @DTanjung15 pada Senin, 16 November 2020. (Dilansir oleh BentengSumbar.com)
Sebelumnya diberitakan, Ketua PA 212 Slamet Maarif mengatakan pihaknya berencana akan menggunakan Monas dalam kegiatan Reuni 212.
Slamet juga mengklaim pihaknya sudah mengajukan surat izin ke Pemprov DKI sejak tiga bulan lalu.
"Oh iya itu agenda reuni masih kami bahas ya, apakah kami akan laksanakan seperti biasa tahun-tahun yang lalu atau ada perubahan," ujar Slamet di Petamburan, Jakarta, Selasa, 10 November 2020, dikutip dari Wartakota.
Fraksi PDIP DPRD DKI Jakarta meminta Gubernur Anies Baswedan untuk mengkaji secara matang untuk memberikan rekomendasi kawasan Monumen Nasional (Monas) sebagai tempat kegiatan Reuni Akbar oleh Persaudaraan Alumni (PA) 212.
Ketua Fraksi PDIP DPRD DKI Gembong Warsono menjelaskan, permintaan tersebut bukannya tanpa alasan, karena saat ini Monas masih ditutup untuk umum di masa pandemi Corona Virus Desease 2019 (Covid-19).
"Ya pemprov harus melakukan kajian yang matang untuk bisa merekomendasikan izin pemanfaatan Monas. Itu aja," ucap Gembong dengan Jelas. **
Kontributor DNM : Ayub Nasution