Ricky Hosada Kembali Ramaikan Perfilman Tanah Air
Film “Sri Asih” Disambut Positif
Film “Sri Asih” Bakal Tayang Di Bioskop 6 Oktober 2022
Sangat Menyentuh Pesan dan Kesan Aktifis dan Jurnalis Yang Hadir Nobar Film Sayap-Sayap Patah
FILM ~ Sayap-Sayap Patah Tentang Lelaki Manis Dan Perempuan Yang Gagah
"Semacam dendam kecil yang kerap mengganggu tidurnya."
Film Just Mom Siap Tayang 27 Januari di Bioskop
"TEKA-TEKI TIKA" Siap Tayang 23 Desember 2021
Film Akad Tayang di Bioskop Februari 2022
Whether the Weather Is Fine Menutup Jakarta Film Week 2021
One Night Stand Siap Tayang 27 November 2021
Shenina Cinnamon Ajak Generasi Muda Hadiri Jakarta Film Week 2021
Tiket acara luring dapat dipesan secara gratis melalui LOKET, mulai tanggal 11 November 2021. Sedangkan pemutaran film secara daring eksklusif tayang di Vidio.com.
Jakarta Film Week telah menerima submisi film sebanyak 277 film. Jumlah tersebut sudah termasuk film panjang dan film pendek, dari berbagai jenis genre. Film-film tersebut berasal dari Asia, Eropa dan negara lain, dengan total 30 negara partisipan.
Jakarta Film Week akan dibuka dengan world premiere dari film Indonesia yaitu Ranah 3 Warna, produksi MNC Pictures yang disutradarai Guntur Soeharjanto. Sementara Whether The Weather is Fine, produksi Globe Studios dan karya sutradara asal Filipina, Carlo Francisco Manatad akan menjadi film penutup.
Whether The Weather Is Fine merupakan film ko-produksi antar negara, termasuk Filipina, Indonesia, Qatar, Prancis, Singapura, Jerman dan sudah tayang perdana di Locarno Film Festival ke-74.
Selain Film Ranah 3 Warna, sejumlah film juga akan world premiere di Jakarta Film Week, di antaranya; Just Mom produksi Hanung Bramantyo dengan sutradara Jeihan Angga, Kadet 1947 karya Rahabi Mandra dan Aldo Swastia yang diproduksi oleh Temata Studio, Marapu Fire & Ritual, sebuah film dokumenter karya Andrew Campbell, dan Dari Hal Waktu karya Agni Tirta.
Ada juga film-film internasional yang sudah masuk festival bergengsi di dunia akan tayang perdana di Indonesia melalui Jakarta Film Week, di antaranya Petite Maman karya sutradara Perancis Celiné Sciamma, Black Box karya sutradara Yann Gozlan, Souad karya sutradara Ayten Amin dari Mesir, Barbarian Invasion karya Tan Chui Mui sutradara senior asal Malaysia, Death Knot Film perdana Cornelio Sunny, Film black comedy asal Myanmar, Money Has Four Legs, FilmSuperhero lokal, Mang Jose asal Filipina, Film dari Jepang Me and The Cult Leader dan juga film dari Malta yang berjudul Luzzu.
Program film yang akan hadir yaitu Global Feature yang berisi pemutaran film panjang, Global Short yang berisi pemutaran film pendek, dari Indonesia dan internasional. Film panjang dan pendek terpilih akan berkompetisi untuk memenangkan Global Feature Award dan Global Short Award. Hadir pula Direction Award, kompetisi khusus untuk film-film Indonesia yang diputar selama festival.
Diputarnya film-film tersebut menjadi momen spesial, karena tidak semua diputar untuk umum di Indonesia. Seperti yang diungkapkan oleh Festival Ambassador Jakarta Film Week, Shenina Cinnamon. Jika ada kesempatan dapat menghadiri sebuah festival film, Shenina menyarankan manfaatkanlah kesempatan tersebut sebaik mungkin, karena belum tentu film yang tayang di festival ini akan diputar lagi di Indonesia.
“Festival film itu buat saya adalah ajang di mana kita bisa menyaksikan film-film yang mungkin tidak bisa kita saksikan di banyak tempat secara mudah. Dan ini kita cuma tinggal datang untuk menyaksikan film tersebut. Mungkin juga film tersebut cuma sekali itu saja ditayangkan di negara kita. Ini sesuatu yang spesial, belum lagi kalau bisa ketemu dengan pembuat filmnya langsung,” ungkap Shenina. Kamis (11/11)
Sebagai seorang aktor dan penikmat film, Shenina dengan sangat antusias mengajak siapapun untuk meramaikan Jakarta Film Week. “Siapapun khususnya generasi muda, ayo datang ke Jakarta Film Week. Rasakan serunya nonton film - film keren dari banyak negara. Nikmati atmosfer berpetualangan dari satu cerita ke cerita film berikutnya.” lanjutnya.
Shenina Cinnamon mengatakan bahwa dirinya sudah menanti beberapa judul film yang akan tayang di Jakarta Film Week. Di antaranya Barbarian Invasion, Dari Hal Waktu, Mang Jose, Zero, Death Knot, Just Mom dan The Tales of the Black Saint.
Program lain yang fokus pada pendanaan yaitu Jakarta Film Fund. Lima ide cerita film pendek yang telah melewati pitching forum, proses mentoring dari pembuat film professional, movielab penyutradaraan, penulisan naskah dan penyuntingan gambar, diproduksi dan akan ditayangkan pada saat festival berlangsung. (Arianto)
Jakarta Film Week Bakal Digelar 18-21 November 2021
'Akhirat: A Love Story' Siap Tayang di Bioskop
Jelang Tayang di Bioskop, Film Paranoia Raih Nominasi Film Terbaik Piala Citra FFI 2021
BASE Entertainment Luncurkan Film 'Akhirat: A Love Story'
Penayangan Spesial Film NUSSA Dibuka untuk Ke-3 Kalinya
Chicco Jerikho Ajak Penonton Maknai Kebebasan Berpendapat
Angga: Film Nussa Dibuat dengan Tujuan Layar Lebar
Jakarta Film Week Gelar Program Jakarta Film Fund
Pada 12 September 2021, pendaftaran peserta Jakarta Film Fund resmi ditutup. Hingga pendaftaran berakhir, telah terkumpul sebanyak 141 proposal film pendek. Jumlah ini menunjukkan tingginya minat pembuat film untuk mengikuti Jakarta Film Fund, meski di tengah kondisi yang serba terbatas karena pandemi.
“Kami menerima respon luar biasa dari para pembuat film di Jakarta yang masih punya mimpi kuat untuk terus berkarya di tengah pandemi. Ini sangat menggembirakan, sebab Jakarta Film Week tidak hanya menjadi momentum bangkit kembalinya industri perfilman, tapi juga mendorong regenerasi sineas di Indonesia,” ungkap Lisa Siregar, selaku koodinator program Jakarta Film Week. Senin (20/09)
Dari total proposal ide cerita yang telah terdaftar, finalis sudah melalui proses kurasi dan 10 proposal ide cerita terpilih berhak mengikuti pitching forum. Dari pitching forum tersebut, akan dipilih kembali lima proposal terbaik. Kelima proposal terpilih inilah yang akan mendapatkan dana bantuan produksi masing-masing sebesar Rp 30.000.000,-. Para juri yang akan memilih lima proposal terbaik tersebut di antaranya, Gumilar Ekalaya, selaku Plt. Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Provinsi DKI Jakarta, sutradara dan penulis skenario Yosep Anggi Noen dan sinematografer sekaligus perwakilan Dewan Kesenian Jakarta Agni Ariatama.
“Setelah melalui proses yang cukup panjang terpilih lima proposal yang dikurasi oleh orang-orang berpengalaman di bidangnya, Jakarta Film Week ini menjadi angin segar bagi pelaku industri Perfilman di Indonesia untuk kembali menghadirkan film-film sekaligus menjadi ruang edukasi serta mempromosikan bakat-bakat baru di dunia film yang kemudian menjadibermanfaat besar bagi ekosistem perfilman Jakarta dan juga menjadi bagian dari upaya bersama membangun kembali sinema Indonesia serta yang tidak kalah pentingnya tujuan dari Jakarta film ini adalah sebagai bagian dari upaya untuk membantu para produser produser lokal. Kelima proposal yang terpilih memiliki keberagaman narasi, keberagaman narasi ini patut dapat apresiasi karena membuktikan tingginya kreativitas pelaku industri kreatif lokal, semoga hasil karya nanti sesuai dengan harapan kita bersama sehingga mampu menampilkan kepada publik jika karya-karya sineas Indonesia tidak kalah dengan karya-karya internasional serta besar harapan ini menjadi momentum kebangkitan industri kreatif di tengah pandemi,” terang Gumilar Ekalaya, selaku Plt. Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Provinsi DKI Jakarta.
Peserta yang karyanya terpilih juga akan mendapat pembekalan movielab penyutradaraan, penulisan naskah dan penyuntingan gambar yang didampingi oleh mentor yang sudah berpengalaman di bidangnya.
Beberapa narasumber film maker nasional yang akan berpartisipasi antara lain penulis skenario Irfan Ramly, manajemen produksi film oleh Gita Fara, pengantar ediitng oleh Andhy Pulung dan penyutradaraan bersama Yosep Anggi Noen.
Berikut Lima pemenang proposal ide cerita Jakarta Film Fund yang terpilih adalah; And That What Married is (Vivian Felicia Idris), One Night in Chinatown (William Adiguna), Ringroad (Andrew Kose), Sebelum malam Hari, Kita Masih Bersama (Cindyfia Gusdiah Wati) dan Suatu Hari di Tempat pemancingan (Mohamad Alfath Kamil). Semua film yang telah selesai diproduksi akan ditayangkan pada saat festival berlangsung, yaitu pada 18 hingga 21 November 2021.
Selain Jakarta Film Fund, masih ada program lainnya yang bisa diikuti oleh para pembuat film dalam dan luar negeri, yaitu program Film Submission. Pembuat film dapat berpartisipasi dengan mendaftarkan film panjang dan pendek melalui situs www.jakartafilmweek.com. Pendaftaran film ini masih akan terus dibuka hingga 30 September 2021 mendatang.
Film-film yang terdaftar akan diseleksi dan dapat memenangkan tiga kategori penghargaan, yaitu penghargaan film film panjang internasional terbaik, penghargaan film panjang Indonesia terbaik dan penghargaan film pendek internasional terbaik. (Lak/Tha)