Satu - Satunya Tampil Beda, Koran Politik Paling Berani Mengkritik Terpanas dan Perang Terhadap Koruptor, Narkoba, Teroris Musuh Rakyat ~~~~~>>>>> Kami Menerima Artikel, Opini, Berita Kegiatan, Iklan Pariwara dapat mengirimkannya melalui email dutanusantaramerdeka@yahoo.co.id
Tampilkan postingan dengan label Film. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Film. Tampilkan semua postingan

Ricky Hosada Kembali Ramaikan Perfilman Tanah Air


Duta Nusantara Merdeka | Jakarta
Artis senior Ricky Hosada merupakan seorang aktor laga yang sukses di berbagai film layar lebar era tahun 1985-1990 sempat menghilang beberapa waktu lamanya di dunia Intertainment, kembali meramaikan perfilman Indonesia.

"Saya kembali di dunia entertainment sebagai seorang seniman tentu jiwa seninya akan tergerak ingin terus berkarya dan juga saya pernah menjadi juara pertama Kick Boxing di tahun 1990," kata Ricky Hosada didampingi Om Jin Sahabat Anak Indonesia di Jakarta, Selasa (27/12/22)

Ketika ditanya awak media terkait menghilangnya di dunia intertainment, padahal saat itu karirnya sedang melejit. Ricky Hosada menjelaskan, Perjalanan karier saya saat itu memang sedang melejit, bahkan waktu itu di beberapa film layar lebar saya menjadi Peran utama dan ada yang masuk Box Office.

Adapun, Beberapa film yang pernah saya mainkan diantaranya bersama Barry Prima melawan Advent Bangun dalam film Kelabang Seribu tahun 1987, bermain bersama Rani Soraya bertarung melawan Advent Bangun dalam film Bangkitnya si Mata Malaikat pada tahun 1988 bermain film Pendekar Lembah Kuning pada tahun 1988 bermain film Harga Sebuah Kejujuran pada tahun 1988 Pendekar Ilmu Api.

Kemudian, pada tahun 1989 dan sempat bermain dengan bintang laga Australia Peter O Brian dalam produksi PT Rapi Film berjudul Membakar Lingkaran Api pada tahun 1989, Naga Sakti bersama Wieke Widowaty dan Alicia Djohar, Jubah Hitam bersama Wieke Widowaty dan Emma Febry, Cakar Harimau bersama Wieke Widowaty dan Boy Tirayoh, Peluru dan Mesiu bersama Harry Capry dan Wieke Widowaty, Gadis Pendekar bersama Yurike Prastika, Zaitun Sulaiman,Melindas Karang Kapur bersama Johan Saimima, Manusia Penunggu Jenazah bersama Hengky Tornado dan Rani Soraya.

Lalu, Tiada Titik Balik bersama Cinthia Rothrock dan Richard Norton.film terbaru saya film Forbidden tahun 2022 bersama Anna Tairas dan Mahesa, Dea Anissa (Dea Imut red), Leon Dosan,Agatha Feleri, Rani Soraya yang akan segera ditayangkan di bioskop seluruh Indonesia dengan sutradara Hendry Manggal. 

Lanjut Ricky, Pada awal tahun 1990-an saya sempat pergi ke Hong Kong bermain film akan tetapi tidak berjodoh, kemudian saya kembali lagi ke Indonesia dan saya pada tahun 1997 ikut bermain dalam serial TV silat klasik film Tutur Tinular shooting di Beijing Tiongkok.

Masih kata Ricky, hilangnya saya di dunia Intertainment,semua manusia mungkin pernah mengalami atau merasa hidup hampa walaupun saat itu karier saya sedang menanjak, saya memilih kembali ke Ujung Pandang (Makassar-red) karena sakit dan didoakan kesembuhan oleh Pdt. Benyamin Erohi dan Pdt. Daniel Subianto. Merekalah yang melayani dan menuntun saya kepada Tuhan, sejak itulah saya melayani Tuhan dan membuat hati saya bersukacita untuk melayani orang-orang yang butuh pertolongan.

“Sebagai seorang seniman dan pelayan Tuhan, saya kembali ke dunia Intertainment untuk berkarya dalam film dan hadir untuk melayani bersama rekan sejawat. Semoga dengan kembalinya saya di dunia Intertainment ini dapat memberikan manfaat baik di dunia perfilman dan juga rekan sahabat semua,” tutup Ricky Hosada yang kini menjadi pemeran utama dalam film Bioskop Drama Action “FORBIDDEN” (2022).

Sementara itu, Om Jin Sahabat Indonesia mengatakan, Saya mendoakan semoga karier Bang Ricky semakin melejit lagi seperti dahulu kala, karena beliau seorang aktor laga senior yang sudah makan asam garam di dunia Intertainment. Bukan hanya itu, Ricky Hosada juga mendoakan semoga Om Jin beserta teman-teman terus berkarya didunia perfilman. (Arianto)

Share:

Film “Sri Asih” Disambut Positif


Duta Nusantara Merdeka | Jakarta 
Setelah penantian sekian lama, akhirnya “Sri Asih” ditemui penontonnya. Film kedua Bumilangit Cinematic Universe mendapatkan sambutan luar biasa positif yang diberikan oleh penonton yang menghadiri penayangan spesial pada 12 November. Tiket yang dijual terbatas langsung diserbu bahkan sebelum loket dibuka. Antrian panjang mengular di berbagai kota.

Setelah menonton, pujian mengalir deras di media sosial ditujukan kepada sutradara Upi dan tim Bumilangit Cinematic Universe. 

Akun Twitter DarkOushiza menulis, “Aaaarrrgh!!! #SriAsih Bagus banget!!! Ekspektasi gue 100%, kok ya dikasih 200%“. 

Akun reviewer film Keramagz menulis, “SRI ASIH - The Best Indonesian Superhero live action movie so far...!! No debat. Lu ga bakal nyesel nungguin film ini #sriasih”.

Belum lagi pujian yang memenuhi akun media sosial review film Letterboxd. Review bintang lima tampak membanjiri. 

Akun Nan0nkrpt menulis, “GILAAA!!!! ALHAMDULILLAH BANGET KEBAGIAN SPECIAL SHOW. KALIAN HARUS LIATTT, DEMI BAGUSS DEHHH”. 

Akun Djoko Tjahyono menulis, “Tolong kalian percayalah Sri Asih adalah film superhero terbaik yang pernah diproduksi Asia Tenggara. Aku mau nangis tapi ditahan, malu. Nanti aku lanjut nangis pas udah sampai rumah. Thank you Upi, Joko Anwar dan seluruh team Sri Asih yang sudah mewujudkan mimpi saya dan banyak orang Indonesia akhirnya kita ada superhero yang benar-benar stunning untuk ukuran budget yang tidak sebesar Hollywood.”

Kota dan bioskop yang melakukan penayangan spesial adalah: Jakarta di Plaza Senayan, Bekasi di Summarecon Mall, Bandung di Trans Studio Mall, Yogyakarta di Jogja City Mall, Medan di Ringroad Citywalks XXI, Surabaya di Tunjungan 5, Makassar di Panakukkang XXI, Depok di CGV Depok Mall, Karawang di CGV Festive Walk Mall, Semarang di Cinepolis Java Supermall Semarang, dan Malang di Cinepolis Town Square.

Sri Asih sebelumnya sempat muncul di film “Gundala” arahan Joko Anwar pada tahun 2019. Jagat Sinema Bumilangit berlanjut kisahnya dalam film “Sri Asih”. Alana tak mengerti kenapa ia selalu dipengaruhi amarah, tapi ia selalu berusaha melawannya. 

Memasuki usia dewasa, Alana menemukan fakta mengenai asalnya: ia bukan perempuan biasa. Ia mungkin adalah berkah untuk kemanusiaan dan menjadi pelindungnya sebagai Sri Asih. Atau ia bisa juga menyebabkan kehancuran bagi dunia, jika ia tak bisa mengontrol amarahnya.

Menariknya, Film kedua Jagat Sinema Bumilangit “Sri Asih” ini juga dibintangi oleh Jefri Nichol, Christine Hakim, Reza Rahadian, Dimas Anggara, Surya Saputra, Randy Pangalila, Jenny Zhang, Dimas Anggara, Revaldo, Faradina Mufti, Fadly Faisal dan Messi Gusti.

Film “Sri Asih” adalah bagian dari Jagat Sinema Bumilangit, yang dibuka dengan ‘patriot’ pertamanya, yaitu Gundala (tayang 29 Agustus 2019). Sri Asih kini dihadirkan sebagai ‘patriot’ ke-2. 

Tak sampai di situ, keluasan Jagat Sinema Bumilangit akan berlanjut pada film-film dan serial-serial lain yang tengah diproduksi oleh pihak studio, Screenplay Bumilangit. Di antaranya “Virgo and the Sparklings” (dibintangi Adhisty Zara) yang akan tayang di bioskop juga serial “Tira” (diperankan oleh Chelsea Islan) untuk khusus tayang di kanal Disney+.

Dengan lebih dari 1.200 karakter komik yang dipunyai oleh Bumilangit, dapat dipastikan Jagat Sinema Bumilangit akan menjadi sajian yang menghibur, dengan terobosan penceritaan dan produksi yang memuaskan untuk penonton Indonesia.

Segera nantikan kabar terbaru dari film “Sri Asih”, dan ikuti beritanya melalui media sosial Screenplay Bumilangit. (Arianto)

Share:

Film “Sri Asih” Bakal Tayang Di Bioskop 6 Oktober 2022


Duta Nusantara Merdeka | Jakarta 
Dalam sejarah fiksi Indonesia, karakter Sri Asih adalah jagoan pertama yang tampil dalam cergam Indonesia. Sri Asih muncul pertama kali sekitar setengah abad yang lalu, tepatnya pada 1953. Penciptanya, R.A. Kosasih, diakui sebagai “Bapak Komik Indonesia”, karena dedikasi, konsistensi, dan kepiawaiannya dalam menciptakan cerita bergambar.

Film “Sri Asih” membawa lanjutan kisah dalam setelah film “Gundala” (2019)
(6 September, Jakarta) Screenplay Bumilangit meluncurkan trailer dan mengumumkan tanggal tayang film “Sri Asih” di bioskop nasional yaitu 6 Oktober. Film yang merupakan bagian dari Jagat Sinema Bumilangit ini disutradarai oleh Upi, ditulis oleh Upi dan Joko Anwar.
Dibintangi oleh Pevita Pearce, Reza Rahadian, Christine Hakim, Dimas Anggara, Jefri Nichol, Surya Saputra. Sri Asih merupakan jagoan pertama yang tampil dalam cergam Indonesia dan diciptakan oleh Bapak Komik Indonesia, R.A. Kosasih.

Sri Asih sebelumnya sempat muncul di film “Gundala” arahan Joko Anwar pada tahun 2019. Jagat Sinema Bumilangit berlanjut kisahnya dalam film “Sri Asih”. Alana tidak mengerti mengapa dia selalu dikuasai oleh kemarahan. Tapi dia selalu berusaha untuk melawannya. Dia lahir saat letusan gunung berapi yang memisahkan dia dan orang tuanya. Dia kemudian diadopsi oleh seorang wanita kaya yang berusaha membantunya menjalani kehidupan normal. 

Tapi saat dewasa, Alana menemukan kebenaran tentang asalnya. Dia bukan manusia biasa. Dia bisa menjadi kebaikan untuk kehidupan. Atau menjadi kehancuran bila ia tidak dapat mengendalikan amarahnya.
Melanjutkan teaser yang dirilis pada bulan Juli, trailer yang diluncurkan menampilkan Pevita Pearce yang berperan sebagai Alana, seorang petinju. Di trailer digambarkan ia harus mengendalikan amarahnya, sampai ia bersisihan jalan dengan komplotan penjahat. 

Selain itu, ada juga penjelasan mengenai Jagabumi dan Alana yang ditasbihkan sebagai titisan Dewi Asih. Banyak pemeran bermunculan, dan banyak kisah menanti untuk dibuka. Trailer makin seru dengan diiringi lagu oleh Muse berjudul “Feeling Good”.

Upi, sutradara dan penulis skenario dari “Sri Asih” mengaku sudah tidak sabar untuk mengenalkan Sri Asih kepada khalayak ramai, “Saya membuat film ini untuk para fans pencinta film jagoan. Dan semoga film Sri Asih bisa menjadi penawar dahaga akan hadirnya tokoh jagoan Indonesia yang bisa dibanggakan!” ujar Upi dalam konferensi pers di Jakarta, Selasa (06/09).

Sementara itu, Joko Anwar, produser juga penulis skenario dari “Sri Asih” mengatakan, “Tiga tahun menunggu kelanjutan cerita Jagat Sinema Bumilangit setelah Gundala tidak akan sia-sia. Kami bekerja semaksimal mungkin agar Sri Asih bisa memuaskan penonton.”

Asal tahu saja, Setelah sebelumnya beberapa pemeran sudah diumumkan yaitu Pevita Pearce sebagai Alana / Sri Asih, Christine Hakim sebagai Eyang Mariani, Surya Saputra sebagai Prayogo Adinegara,dan Jefri Nichol sebagai Tangguh. Bintang-bintang film Indonesia terbaik turut meramaikan. Mereka adalah Reza Rahadian sebagai Jatmiko, Randy Pangalila sebagai Mateo Adinegara, Jenny Zhang sebagai Sarita Hamzah, Dimas Anggara sebagai Kala, Revaldo sebagai Jagau, Faradina Mufti sebagai Renjana, Fadly Faisal sebagai Gilang dan Messi Gusti sebagai Alana kecil. (Arianto)


Share:

Sangat Menyentuh Pesan dan Kesan Aktifis dan Jurnalis Yang Hadir Nobar Film Sayap-Sayap Patah


Duta Nusantara Merdeka | Jakarta
Film 'Sayap-Sayap Patah yang telah tayang serentak sejak 18 Agustus 2022 di sejumlah bioskop di seluruh Indonesia ternyata bukan hanya sekedar hiburan semata namun dapat memberikan edukasi dan wawasan kebangsaan bagi yang menontonnya,   terbukti sejumlah elemen masyarakat turut ambil bagian untuk mengikuti nonton bareng film Sayap-Sayap Patah yang di insiasi oleh LAKSI, adapun acara nonton bareng film tersebut digelar pada hari Kamis tanggal 1 September 2022 di bioskop Lotte mart Bintaro pada jam 18,20 sampai selesai. Adapun peserta yang hadir dalam acara nobar  tersebut berjumlah sekitar 80 orang. 

Kordinator LAKSI Azmi Hidzaqi menggatakan bahwa dalam film itu  menggambarkan begitu beratnya tugas Polri khususnya Densus 88 dalam menangani para teroris serta resiko yang dihadapinya dalam menindak tegas para teroris. Kami mengajak  elemen masyarakat yang turut nobar film ini diharapkan dapat bersinergi dengan Kepolisian untuk bersama-sama melawan bahaya terorisme ”

Nobar di hadiri langsung oleh sejumlah aktivis mahasiswa dan  komunitas jurnalis  hingga masyarakat, Azmi  mengatakan bahwa film ini telah memberikan banyak nilai edukasi,  informasi dan juga mengingatkan kita agar tetap waspada, karena  kejadian kerusuhan di Mako Brimob yang lalu sebagai pelajaran penting bagi kita semua agar kedepannya tidak terulang kembali aksi kekerasan yang telah dilakukan oleh kelompok terorisme. 

Film bergenre drama aksi tersebut, berlatar belakang kisah nyata kerusuhan di Mako Brimob pada 2018, yang menewaskan lima anggota Densus 88. Film itu menggambarkan bagaimana tahanan teroris di Rumah Tahanan Mako Brimob Kelapa Dua Depok, berupaya membuat keonaran dengan mendobrak ruang tahanan dan menyandera personil Densus 88 yang akhirnya mereka gugur dalam tugas. Pesan dan kesan yang di sampaikan dalam film Sayap-Sayap Patah itu sangat mengharukan oleh karena kita mesti mengambil hikmah dan pelajaran dalam setiap kejadian. **
Share:

FILM ~ Sayap-Sayap Patah Tentang Lelaki Manis Dan Perempuan Yang Gagah


Duta Nusantara Merdeka | Jakarta
Saya jarang menonton film Indonesia. Karena kebanyakan filmnya membuat saya kecewa. Mudah ditebak. Hiperbolis. Menjauh dari kenyataan. Pendek kata, recehan.

Tapi Sayap-Sayap Patah beda. Film ini dibentuk dengan beban emosional sutradaranya, Rudi Soejarwo. Ia mengalami momen tak terbahasakan dalam hidup. Sebagai anak polisi. 

"Semacam dendam kecil yang kerap mengganggu tidurnya."

Maka film ini adalah bayang-bayang Rudi Soejarwo. Kenangan yang mengendap. Rasa takut, benci dan kerinduan yang menyatu. 

Ia bertaruh begitu banyak dalam film ini. Bukan hanya nama baik, tapi juga wasiat sang ayah. Janji yang harus dia tunaikan.

Rudi sedang bercerita sebagai dia yang mengalami. Maka jika kemudian film ini mengaduk-aduk emosi, menguras air mata, sudah semestinya. Karena Rudi sedang mengungkap apa yang umumnya tidak dipahami.

Sesuatu yang dianggap biasa oleh khalayak, tapi berbekas begitu dalam bagi orang yang menjalani. Rudi ingin membawa penonton ikut mengalami peristiwa yang tak cukup diungkapkan dengan kata-kata.

Film ini juga dibentuk dengan bingkai pemikiran Denny Siregar selaku produsernya. Denny, sebagaimana Rudi, juga adalah dia yang mengalami. Denny memvisualkan perjalanan panjangnya dalam memahami radikalisme.


Selama ini Denny dikenal sebagai salah satu tokoh yang getol menyuarakan perlawanan terhadap radikalisme dan terorisme. Ia kerap merobohkan simbol-simbol yang dikultuskan oleh mereka. Dan karenanya, dia dijadikan musuh bersama.

Denny membuka topeng simbol-simbol itu. Menunjukkan pada khalayak bahwa mereka itu profan, naif, bahkan bejat. Mereka sama tidak tahunya dengan orang kebanyakan.

Ia sampai pada pertanyaan, apakah manusia itu? Apa yang membuat seseorang bisa berubah menjadi sedemikian buas?

Film ini tidak hendak menghakimi. Tapi memberikan gambaran tentang dua kelompok yang sama-sama meyakini kebenaran. Mereka ada di kubu yang berlainan. Satu dan yang lain saling meniadakan. 

Kebenaran itu sendiri akhirnya menjadi nisbi. Penontonlah yang akan menilai sendiri.

Ada sesuatu yang ganjil dalam film ini. Biasanya karakter patriotik itu digambarkan macho dan kekar. Apalagi tokoh yang diperankan adalah polisi yang biasa menembus malam, bergumul dengan bahaya.

Tapi aktor utama film ini adalah Nicholas Saputra, lelaki yang manis. Seseorang yang ketika kita memandangnya, akan jatuh hati dengan tatapan matanya, dengan kelembutan sikapnya.

Tapi Rudi sengaja mempertemukan dua unsur yang berbahaya. Sebab tokoh perempuan dalam film ini diperankan Ariel Tatum. Seorang gadis tegar, gagah dan terkesan pemberontak.

Perpaduan keduanya menjungkirbalikkan persepsi umum tentang maskulinitas. Yang kita temui dalam film ini adalah lelaki yang manis dan perempuan yang gagah. 

Keduanya bergulat dalam satu tarikan napas. Terengah-engah berjuang memahami makna hidup dan pengorbanan. Dan dalam bergulirnya roda takdir itu, tidak ada yang patut disalahkan.

Satu perbuatan berdampak pada perbuatan lainnya. Satu pilihan selalu ada konsekuensinya.

Peran antagonis juga membuat saya terkejut. Iwa K yang dikenal murah senyum, innocent, tiba-tiba berubah menjadi buas. Dan untuk pertama kalinya dalam hidup, saya terpaksa membencinya. Membenci sosoknya dalam film itu.

Tidak ada yang hitam-putih dalam film ini. Bahkan ketika membicarakan teroris, ada orang-orang baik yang terjebak di sana. Tidak semuanya binatang. Mereka pernah tersesat, tapi kemudian sadar dan mengambil sikap.

Memang ada banyak pertanyaan menggantung yang tak mungkin terjawab oleh durasi. Dan mungkin baru terbuka dalam sekuelnya nanti. Tapi film ini memang tidak bermaksud berhenti pada satu titik peristiwa.

Kerusuhan di Mako Brimob 2018 itu hanya gambaran. Yang ingin dimunculkan dalam film ini adalah peringatan, bahwa terorisme itu nyata. Ada dan terus bergerak dalam senyap di sekitar kita.

Selama ini propaganda pendukung teroris selalu menyuarakan sebaliknya. Kerusuhan di Mako Brimob misalnya, lima orang menjadi korban kebiadaban mereka. Tapi kabar bohong berkeliaran mengaburkan fakta.

Film ini adalah satu dari sedikit film Indonesia yang berhasil membuat saya termenung. Kekejian dan kemuliaan berkelindan. Baik dan buruk saling mengisi ruang.

Dan sebagaimana Gusdur, ketika menonton film ada saja peristiwa yang terlewat. Saya juga mengalami hal yang sama. Sebab saat menonton, saya sibuk dengan pikiran sendiri.

Karenanya, jika film ini sudah tayang di bioskop nanti, saya akan menontonnya sekali lagi. Memahami setiap kilatan peristiwa, menyambung satu benang merah dengan lainnya. Agar pesan dalam film ini menjadi gambaran utuh di kepala.

Itu berarti, saya juga harus siap menitikkan air mata untuk kedua kali. Bangsat memang Rudi dan Denny ini.. **

Kajitow Elkayeni
Share:

Film Just Mom Siap Tayang 27 Januari di Bioskop


Duta Nusantara Merdeka | Jakarta
Film ‘Just Mom’ yang diperankan oleh Cristine Hakim dan disutradarai oleh Jeihan Angga, diproduksi oleh Hanung Bramantyo dan Palwoto yang telah diputar pada Jakarta Film Week dan Jogja Netpac Asia Film Festival beberapa bulan lalu telah resmi merilis Official Posternya Official Trailernya.

Film yang merupakan hasil kolaborasi Taman Wisata Candi, Injourney dan Dapur Film ini menceritakan mengenai Siti yang diperankan oleh Christine Hakim, seorang ibu dengan rasa rindu mendalam terhadap anak-anaknya yang sudah tumbuh dewasa. 

Kemudian hadir seorang ODGJ yang diperankan oleh Ayushita W. Nugraha dalam keluarga ibu Siti yang mampu mengisi rasa sepi dan rindu Ibu Siti terhadap anak-anaknya meskipun pada akhirnya membawa keluarga tersebut pada keadaan yang berbeda.

“Film ini merupakan film yang personal karena kami secara kolektif mengumpulkan pengalaman pengalaman semuanya dengan ibunya masing-masing. Jadi harapan saya ketika nanti semua sudah selesai menonton filmnya, semua langsung ingin menghubungi ibunya. Itu tujuannya itu,” ungkap produser film ini, Hanung Bramantyo dalam keterangan tertulisnya. Jum'at (14/01).

Film Just Mom diperankan oleh Christine Hakim, Ayushita, Niken Anjani, Ge Pamungkas, Dea Panendra dan Toran Waibro akan tayang di Bioskop Indonesia mulai tanggal 27 Januari 2022 . 

"Film ini diharapkan mampu menyampaikan kehangatan dan mampu membawa penonton merasakan kerinduan mendalam Ibu Siti untuk berkumpul dengan keluarga kecilnya," ujar Hanung.

“Saya berharap film ini dapat menjadi bahan renungan bagi anak-anak muda. Film ini seharusnya mengingatkan kita semua akan peran seorang ibu,” kata Ibu Christine ketika menceritakan harapan terhadap film ini.

So, Jangan lupa saksikan Just Mom di seluruh Bioskop Indonesia. (Arianto)
Share:

"TEKA-TEKI TIKA" Siap Tayang 23 Desember 2021


Duta Nusantara Merdeka | Jakarta
Film “TEKA-TEKI TIKA” akan hadir sebagai film perayaan tutup tahun dari Starvision yang selalu dinanti penonton setelah Ngenest (2015), Cek Toko Sebelah (2016), Susah Sinyal (2017), Milly & Mamet (2018) dan Imperfect (2019). Sempat sekali alfa karena pandemi dan tidak bisa hadir di akhir tahun 2020, tetapi akan terbayar tuntas oleh TEKA-TEKI TIKA ini. Film produksi Indie Picture bekerjasama dengan Imajinari dan Fosa Pictures ini menandakan kembalinya Ernest Prakasa dengan gaya baru yang belum pernah dilakukan sebelumnya, yaitu mengeksplorasi misteri dalam drama keluarga. Film ini akan tayang serentak di bioskop nasional pada 23 Desember.

Berkisah tentang Budiman (Ferry Salim) dan Sherly (Jenny Zhang) yang tengah merayakan ulang tahun pernikahan di rumah megah mereka. Arnold (Dion Wiyoko), Laura (Eriska Rein), Andre (Morgan Oey), dan Jane (Tansri Kemala) datang untuk merayakan sembari berakhir pekan. 

Mereka tengah berbahagia juga karena Budiman akan mendapatkan proyek besar dari pemerintah. Tapi suasana makan malam yang hangat mendadak terganggu oleh kehadiran seorang perempuan misterius. 

Perempuan itu, Tika (Sheila Dara Aisha), mengaku sebagai anak kandung Budiman. Maksud kedatangannya, adalah meminta ganti rugi karna selama ini sudah ditelantarkan. Siapa sebenarnya Tika? Apa yang ia inginkan dari keluarga ini? Saksikan selengkapnya di TEKATEKI TIKA!

“Ketika Ernest Prakasa menyampaikan premis film TEKA-TEKI TIKA sebagai karya ke-6 yang akan ditulis dan disutradarainya, saya langsung excited. Kami segera intens berdiskusi dan sepakat bahwa sudah saatnya penonton-penonton tercinta karya-karya Ernest diajak untuk merasakan pengalaman menonton berbeda. Masih tentang keluarga tetapi dengan genre dan pendekatan yang baru,” kata Produser Chand Parwez Servia dari Starvision dalam konferensi pers di Jakarta. Kamis (16/12)

Ernest Prakasa menceritakan, “Film ke-5 saya, ‘Imperfect: Karier, Cinta, & Timbangan’ (2019), menggenapi lima film drama komedi berturut-turut yang saya tulis dan sutradarai sejak “Ngenest” (2015). Sebagai seniman yang tentunya ingin selalu berkembang dan mengeksplorasi diri, saya memiliki kerinduan untuk bermain-main di luar zona nyaman yang selama ini saya kuasai betul setiap ceruknya. Akhirnya, hadirlah TEKA-TEKI TIKA. 

Sebuah eksperimen saya mengeksekusi cerita dengan genre yang jauh berbeda dari semua project film yang pernah saya kerjakan sebelumnya. Elemen misteri, drama keluarga, dan sedikit bumbu komedi saya coba ramu sebagai sebuah racikan yang menyegarkan, baik bagi saya sendiri, dan semoga juga, bagi para penonton kelak. Dari segi penyutradaraan, ini juga menjadi ajang saya mencoba menapaki level berikutnya dalam hal pengadeganan, dengan tuntutan blocking yang melibatkan banyak pemain dan pastinya menguji ketajaman visi visual saya.

Untuk pemilihan peran, Ernest menjelaskan “Di film ini juga saya bersyukur bisa kembali bekerja sama dengan aktor dan aktris yang selalu bisa saya andalkan performanya seperti Dion Wiyoko, Morgan Oey, dan Sheila Dara. Juga, saya terhormat bisa diperkuat oleh dua seniman luar biasa dalam diri Ayu Laksmi dan Whani Darmawan. Melengkapi line-up film ini, akan hadir juga Eriska Rein, Ferry Salim, Jenny Zhang, dan lain sebagainya.”

“Menjalani proses syuting dengan prokes ketat di situasi pandemi, menjadi komitmen untuk hadirkan tontonan terbaik yang bisa dinikmati bersama-sama orang terkasih juga keluarga saat liburan akhir tahun. Usai proses syuting kami menjalani proses editing, dan dilanjutkan rentetan pasca produksi yang seru. Kami percaya TEKA-TEKI TIKA akan memberi pengalaman menonton istimewa yang dikerjakan dari dan dengan hati sebagai pesan, dan diharapkan berkesan untuk penontonnya,” ujar Chand Parvez Servia dengan optimis. 

Saksikan TEKA-TEKI TIKA mulai 23 Desember 2021 di bioskop-bioskop kesayangan Anda. (Arianto)
Share:

Film Akad Tayang di Bioskop Februari 2022


Duta Nusantara Merdeka | Jakarta
Film Akad yang terinspirasi dari lagu berjudul sama ciptaan Moh. Istiqamah Djamad (Is), akan tayang di bioskop mulai Februari 2022. Film yang dibintangi sederetan aktor kawakan yakni Kevin Julio, Indah Permatasari, Mathias Muchus juga Debo Andryos, Jennifer Coppen, dan Nino Fernandez ini mengambil lokasi shooting di Destinasi Pariwisata Super Prioritas (DPSP) The Mandalika di pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB).

Direktur Utama ITDC Abdulbar M. Mansoer dalam sambutannya mengatakan, "Dukungan kami atas pembuatan film ini merupakan salah satu upaya kreatif kami dalam mempromosikan DPSP The Mandalika sekaligus meningkatkan minat wisatawan untuk berkunjung ke kawasan yang kami kelola. 

Asal tahu saja, The Mandalika memiliki pemandangan alam yang indah sehingga akan memberikan pengalaman yang tak terlupakan bagi para pengunjung dan kami percaya film AKAD ini akan mampu menangkap potensi yang dimiliki The Mandalika dan menyampaikan pesan tersebut kepada khalayak luas.

"Film Akad adalah kisah dari penerjemahan lirik lagu berjudul "Akad'' ke dalam sebuah film. Film ini adalah film tentang bagaimana manusia bertemu dan menjalani hidup dengan pasangan yang dicintainya," kata Sutradara sekaligus Penulis Skenario Reka Wijaya saat jumpa pers di Jakarta. Jum'at (03/12)

Selain itu, katanya, Film Akad dikemas sederhana dan mudah dipahami, namun saya ingin menggambarkan bait-bait lagu 'Akad' ke dalam perasaan-perasaan tertentu, seperti: harapan, kerinduan, pengorbanan, kasih sayang, ketakutan, penolakan, prasangka, marah, benci, dan jatuh cinta. 

Dan yang pasti, ungkap Reka, Film Akad merupakan terobosan kreatif yang menunjukan sinergi antara industri film dan sektor pariwisata, sejalan dengan upaya pemerintah yang terus mendorong kunjungan wisatawan domestik dan berwisata ke lndonesia. 

Film Indonesia ini diproduksi IFI Sinema bekerja sama dengan PT Pengembangan Pariwisata Indonesia (Persero) atau Indonesian Tourism Development Corporation (ITDC), BUMN pengembang DPSP The Mandalika, bersama E-Motion Entertainment dan Maxstream serta didukung oleh Wuling Motor.

"Harapannya, film ini dapat menjadi semangat baru ditengah keterbatasan kita di era pandemi, dan dapat mendorong maju industri perfilman, musik, sektor pariwisata dan tentunya keselarasan sektor lainnya agar dapat menggerakkan roda perekonomian bangsa," pungkasnya. (Arianto)

Share:

Whether the Weather Is Fine Menutup Jakarta Film Week 2021


Duta Nusantara Merdeka | Jakarta
Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Provinsi DKI Jakarta sukses menyelenggarakan festival film bertaraf internasional, Jakarta Film Week 2021. Festival film ini dibuka oleh Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan pada Kamis, 18 November 2021, dan ditutup pada Minggu 21 November 2021 oleh Wakil Gubernur (Wagub) DKI Jakarta Ahmad Riza Patria bersama dengan Kepala Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Provinsi DKI Jakarta, Andhika Permata.

Wagub Ahmad Riza Patria mengatakan, festival film salah satu bagian dari ekosistem yang perlu dibangun. Untuk itu, pemerintah ikut mendukung berlangsungnya Jakarta Film Week 2021. “Film festival dapat menjadi pelengkap ekosistem, serta bentuk apresiasi dan edukasi yang memiliki kontribusi besar dalam perkembangan industri film dan menjadi komitmen nyata DKI Jakarta dalam membangun ekosistem perfilman untuk bangkit pada era tatanan baru pascapandemi Covid-19,” ungkap Wagub Ahmad Riza Patria, di malam penutupan Jakarta Film Week 2021.

“Saya tidak akan membicarakan apapun tentang film ini, yang saya harapkan semua bisa enjoy menonton film ini, dan terima kasih,” ujar Carlo sebelum pemutaran film Whether the Weather Is Fine.

Acara dilanjutkan dengan penyerahan piala untuk para pemenang kompetisi Jakarta Film Week. Di tahun pertama penyelenggaraanya, Jakarta Film Week memberikan Piala Cakra Wahana (CSW) untuk para pemenang. Di mana piala CSW ini memiliki makna tersendiri yang lekat dengan imej Kota Jakarta.

“Piala ini terinspirasi dari ikon baru Kota Jakarta yaitu Jembatan CSW, Cakra memiliki makna senjata dan lingkaran, sekaligus mengambil dari elemen CSW yang memiliki nama Indonesia Cakra Selaras Wahana. Sedangkan Kencana memiliki arti emas, yang menandakan penghargaan ini adalah sebuah penghargaan tertinggi yang diberikan dalam Penyelenggaraan Jakarta FilmWeek,” ungkap Andhika Permata, selaku Kepala Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Provinsi DKI Jakarta.

Berikut daftar para pemenang film kompetisi di Jakarta Film Week 2021. 

Untuk kategori Global Feature Award (penghargaan film panjang internasional terbaik) dimenangkan oleh Petite Maman karya. Céline Sciamma. Dengan special mention untuk film Money Has Four Legs karya
Maung Sun.

Untuk kategori Direction Award atau (penghargaan film panjang Indonesia terbaik) dimenangkan oleh Dari Hal Waktu karya Agni Tirta. Dengan Special mention Death Knot karya Cornelio Sunny. 

Untuk Global Short Award (penghargaan film pendek internasional terbaik) dimenangkan oleh The Girls Are Alright karya Gwai Lou. Dengan special mention, Diary Of Cattle karya Lidia Afrilita dan David Darmadi.

Satu penghargaan lagi, yaitu Jakarta Film Fund Award dimenangkan oleh Ringroad karya Andrew Kose. Dengan special mention One Night In Chinatown karya William Adiguna. Selamat untuk para pemenang. Semoga menjadi pemicu lahirnya karya-karya berikutnya.

Program

Program film yang hadir yaitu Global Feature yang berisi pemutaran film panjang, Global Short yang berisi pemutaran film pendek, dari Indonesia dan internasional. Film panjang dan pendek terpilih akan berkompetisi untuk memenangkan Global Feature Award dan Global Short Award. Hadir pula Direction Award, kompetisi untuk film-film Indonesia yang diputar selama festival.

Program lain yang fokus pada pendanaan yaitu Jakarta Film Fund. Tim program Jakarta Film Week memilih lima ide cerita film pendek yang kemudian melewati proses mentoring, movielab penyutradaraan, penulisan naskah dan penyuntingan gambar. Semua film ikut ditayangkan pada saat festival berlangsung, di CGV Grand Indonesia.

Program lain yang diselenggarakan selama Jakarta Film Week antara lain Masterclass untuk pekerja film profesional. Diadakan secara daring pada 20 November 2021, dengan narasumber Mmabatho Kau dan Sahana Kamath. Hadir juga program Talks dan Community, masing-masing akan diadakan dua sesi.

Talks sesi pertama diadakan pada Sabtu, 20 November 2021, pukul 15.00 WIB, secara offline di Ashley Hotel, Jakarta dan online, dengan tema Tren Investasi dan Antusiasme Audiens Pasca Pandemi. Sesi kedua diadakan pada Minggu 21 November, pukul 16.00 WIB, secara offline di Hotel Ashley dan online, dengan tema Strategi Kreatif Pasca Pandemi di Industri Film.

Untuk Community sesi pertama, diadakan secara online di Ashley Hotel, Jakarta pada Jumat, 19 November 2021, pukul 15.30 WIB dengan tema Mempertemukan Festival Film Berbasis Komunitas. Sesi kedua, mengangkat tema Film Critics vs Film Reviews, diadakan pada Minggu 21 November 2021. Kegiatan akan diselenggarakan secara offline di Ashley Hotel, Jakarta dan secara online.

Jakarta Film Week akan kembali menyapa penontonnya di tahun 2022. (Arianto)
Share:

One Night Stand Siap Tayang 27 November 2021


Duta Nusantara Merdeka | Jakarta
One Night Stand, akan hadir sebagai konten original terbaru Bioskop Online. Film arahan sutradara Adriyanto Dewo ini akan tayang mulai 27 November 2021 mendatang. Bercerita tentang sebuah pertemuan singkat, namun memberikan makna yang mendalam. Seperti yang diungkap oleh sang sutradara, bahwa One Night Stand adalah kisah perjumpaan sekaligus perpisahan. Yang akan memberikan satu perjalanan penuh yang akan membawa pengaruh bagi mereka yang merasakannya.

“One Night Stand adalah kisah perjalanan cinta seseorang dengan kisah dalam satu hari, pertemuan - pernikahan - perpisahan, dan kematian. Dan perjalanan ini ditempuh oleh dua karakter yang perlahan saling jatuh cinta. One Night Stand adalah kisah tentang perjalanan dua manusia yang bertemu dan kemudian berpisah, seperti yang kita alami setiap hari,” ungkap Adriyanto Dewo selaku sutradara.

Hari ini, 15 November 2021, official trailer One Night Stand sudah bisa disaksikan. Lewat trailer itu, penonton bisa sedikit mengintip perjalanan para tokoh di dalam film One Night Stand. 

Film ini dibintangi oleh Putri Marino sebagai Lea, Jourdy Pranata sebagai Baskara, Agnes Naomi sebagai Ayu, dan Elang El Gibran sebagai Dimas.

Ceritanya sendiri tentang perasaan cocok yang tidak sengaja didapati lewat sebuah perjalanan. Baskara atau Ara tidak sengaja bertemu dengan Lea. Pertemuan itu dalam suasana duka, karena Ara berniat untuk menghadiri pemakaman seseorang yang dekat dengannya. 

Namun di hari yang sama, Ara juga harus menghadiri sebuah acara pernikahan.“Lea dan Ara saling menemukan, saling sadar, dan belajar, walaupun itu pertama kali ketemu. Tanpa tahu bagaimana nanti ujungnya. Kita sama-sama merasa nyaman,” kata Putri Marino yang memerankan karakter Lea.

Meski baru pertama kali bertemu, Ara dan Lea saling belajar, bertanya, berbantah bahkan menggugat hidup dengan kejujuran. Kehangatan keduanya mungkin saja akan bikin penonton senyum-senyum sendiri dan mungkin teringat seseorang yang sekarang entah di mana.

Jangan lewatkan kisah manis keduanya lewat film One Night Stand yang akan tayang di Bioskop Online 26 November 2021. Tiket pre-order film One Night Stand sudah bisa dibeli mulai 12 November 2021. 

Penonton juga bisa mendapatkan harga promo sebesar Rp20.000, selama periode 12 hingga 25 November 2021.

Kamu bisa menonton film One Night Stand melalui website www.bioskoponline.com, atau melalui aplikasi Bioskop Online, yang bisa diunduh di App Store atau di Google Play Store. (Arianto)

Share:

Shenina Cinnamon Ajak Generasi Muda Hadiri Jakarta Film Week 2021


Duta Nusantara Merdeka | Jakarta
Penyelenggaraan Jakarta Film Week akan dilakukan pada 18-21 November, secara daring dan luring. Festival film yang diinisiasi oleh Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Provinsi DKI Jakarta ini, akan diadakan secara luring di CGV Grand Indonesia, Metropole Cinema XXI, dan Hotel Ashley.

Tiket acara luring dapat dipesan secara gratis melalui LOKET, mulai tanggal 11 November 2021. Sedangkan pemutaran film secara daring eksklusif tayang di Vidio.com.

Jakarta Film Week telah menerima submisi film sebanyak 277 film. Jumlah tersebut sudah termasuk film panjang dan film pendek, dari berbagai jenis genre. Film-film tersebut berasal dari Asia, Eropa dan negara lain, dengan total 30 negara partisipan.

Jakarta Film Week akan dibuka dengan world premiere dari film Indonesia yaitu Ranah 3 Warna, produksi MNC Pictures yang disutradarai Guntur Soeharjanto. Sementara Whether The Weather is Fine, produksi Globe Studios dan karya sutradara asal Filipina, Carlo Francisco Manatad akan menjadi film penutup.

Whether The Weather Is Fine merupakan film ko-produksi antar negara, termasuk Filipina, Indonesia, Qatar, Prancis, Singapura, Jerman dan sudah tayang perdana di Locarno Film Festival ke-74.

Selain Film Ranah 3 Warna, sejumlah film juga akan world premiere di Jakarta Film Week, di antaranya; Just Mom produksi Hanung Bramantyo dengan sutradara Jeihan Angga, Kadet 1947 karya Rahabi Mandra dan Aldo Swastia yang diproduksi oleh Temata Studio, Marapu Fire & Ritual, sebuah film dokumenter karya Andrew Campbell, dan Dari Hal Waktu karya Agni Tirta.

Ada juga film-film internasional yang sudah masuk festival bergengsi di dunia akan tayang perdana di Indonesia melalui Jakarta Film Week, di antaranya Petite Maman karya sutradara Perancis Celiné Sciamma, Black Box karya sutradara Yann Gozlan, Souad karya sutradara Ayten Amin dari Mesir, Barbarian Invasion karya Tan Chui Mui sutradara senior asal Malaysia, Death Knot Film perdana Cornelio Sunny, Film black comedy asal Myanmar, Money Has Four Legs, FilmSuperhero lokal, Mang Jose asal Filipina, Film dari Jepang Me and The Cult Leader dan juga film dari Malta yang berjudul Luzzu.

Program film yang akan hadir yaitu Global Feature yang berisi pemutaran film panjang, Global Short yang berisi pemutaran film pendek, dari Indonesia dan internasional. Film panjang dan pendek terpilih akan berkompetisi untuk memenangkan Global Feature Award dan Global Short Award. Hadir pula Direction Award, kompetisi khusus untuk film-film Indonesia yang diputar selama festival.

Diputarnya film-film tersebut menjadi momen spesial, karena tidak semua diputar untuk umum di Indonesia. Seperti yang diungkapkan oleh Festival Ambassador Jakarta Film Week, Shenina Cinnamon. Jika ada kesempatan dapat menghadiri sebuah festival film, Shenina menyarankan manfaatkanlah kesempatan tersebut sebaik mungkin, karena belum tentu film yang tayang di festival ini akan diputar lagi di Indonesia.

“Festival film itu buat saya adalah ajang di mana kita bisa menyaksikan film-film yang mungkin tidak bisa kita saksikan di banyak tempat secara mudah. Dan ini kita cuma tinggal datang untuk menyaksikan film tersebut. Mungkin juga film tersebut cuma sekali itu saja ditayangkan di negara kita. Ini sesuatu yang spesial, belum lagi kalau bisa ketemu dengan pembuat filmnya langsung,” ungkap Shenina. Kamis (11/11)

Sebagai seorang aktor dan penikmat film, Shenina dengan sangat antusias mengajak siapapun untuk meramaikan Jakarta Film Week. “Siapapun khususnya generasi muda, ayo datang ke Jakarta Film Week. Rasakan serunya nonton film - film keren dari banyak negara. Nikmati atmosfer berpetualangan dari satu cerita ke cerita film berikutnya.” lanjutnya.

Shenina Cinnamon mengatakan bahwa dirinya sudah menanti beberapa judul film yang akan tayang di Jakarta Film Week. Di antaranya Barbarian Invasion, Dari Hal Waktu, Mang Jose, Zero, Death Knot, Just Mom dan The Tales of the Black Saint.

Program lain yang fokus pada pendanaan yaitu Jakarta Film Fund. Lima ide cerita film pendek yang telah melewati pitching forum, proses mentoring dari pembuat film professional, movielab penyutradaraan, penulisan naskah dan penyuntingan gambar, diproduksi dan akan ditayangkan pada saat festival berlangsung. (Arianto)

Share:

Jakarta Film Week Bakal Digelar 18-21 November 2021


Duta Nusantara Merdeka | Jakarta
Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Provinsi DKI Jakarta resmi meluncurkan Jakarta Film Week, festival film berskala Internasional di Jakarta, yang akan berlangsung pada 18 - 21 November 2021 mendatang. Penyelenggaraan Jakarta Film Week dilakukan baik secara online maupun offline. Kegiatan festival secara offline akan diadakan di CGV, Cinema XXI dan Hotel Ashley, sedangkan pemutaran film secara online eksklusif tayang hanya di Vidio.com. Tiket dapat diakses mulai tanggal 10 November melalui Loket.

Turut hadir Andhika Permata Kepala Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif DKI Jakarta, Rina Damayanti selaku Direktur Festival, Shenina Cinnamon selaku Festival Ambassador, Ismail Basbeth selaku Juri, Lisa Siregar selaku Program Coordinator dan Andhy Pulung selaku Board Festival di Jakarta Film Week.

Hadirnya Jakarta Film Week, diharapkan membuka kesempatan dan peluang baru untuk berkarya. Juga diharap bisa menjadi bagian penguatan ekonomi pasca pandemi. Karena itu, Disparekraf ikut memberikan dukungan atas berlangsungnya festival berskala internasional ini.

“Jakarta Film Week ​​dapat menjadi media apresiasi dan edukasi yang memiliki kontribusi besar dalam perkembangan industri film. Inilah saatnya ibukota memiliki ajang apresiasi dan edukasi film yang berkelanjutan,” ungkap Andika Permata, selaku Kepala Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif DKI Jakarta saat virtual meeting. Jumat (5/11)

Dalam penyelenggaraannya, Jakarta Film week juga memiliki festival ambassador, yaitu Shenina Cinnamon, yang akan mengajak penonton film, khususnya generasi muda untuk lebih mengenal tentang sebuah festival film.

“Sebagai festival ambassador saya ingin mengajak semua, khususnya generasi muda untuk lebih mengenal apa itu film festival. Bagaimana berjalannya dan ada apa aja di dalamnya. Buat khalayak ramai, mungkin bisa jadi tertarik dan ikut terjun ke industri perfilman setelah ikut hadir. Sementara untuk aktor dan sineas, ini adalah kesempatan untuk mempertemukan film dengan para penontonnya,” ucap Shenina.

Program Jakarta Film Week

Jakarta Film Week akan dibuka dengan world premiere dari film Indonesia yaitu Ranah 3 Warna, produksi MNC Pictures yang disutradarai Guntur Soeharjanto. Sementara Whether The Weather is Fine karya sutradara asal Filipina, Carlo Francisco Manatad akan menjadi film penutup. Sebelumnya film produksi Globe Studios ini tayang perdana di Locarno Film Festival ke-74 dan berkompetisi di The Script Development Fund, Asian Cinema Fund dari Busan International Film Festival 2014.

Program film lain yang akan hadir yaitu Global Feature yang berisi pemutaran film panjang, Global Short yang berisi pemutaran film pendek, dari Indonesia, FIlipina, Malaysia, Thailand, China, Perancis, Jepang, Myanmar, Italia, Kanada, New Zealand, Hongkong, dan Korea Selatan.

Film panjang dan pendek terpilih akan berkompetisi untuk memenangkan Global Feature Award dan Global Short Award. Hadir pula Direction Award, kompetisi khusus untuk film-film Indonesia yang diputar selama festival. Selain itu, para pelaku industri juga berkesempatan untuk memamerkan karya-karya mereka di ruang exhibition dan showcase yang terletak di lokasi utama festival.

Program lain yang fokus pada pendanaan yaitu Jakarta Film Fund. Tim program Jakarta Film Week akan memilih lima ide cerita film pendek yang akan mendapatkan dana dukungan
produksi dan mentoring dari pembuat film professional, movielab penyutradaraan, penulisan naskah dan penyuntingan gambar. Semua film yang telah selesai diproduksi akan ditayangkan pada saat festival berlangsung.

Program lain yang diselenggarakan selama Jakarta Film Week antara lain Masterclass untuk pekerja film profesional, Talks untuk diskusi isu terkini dalam industri film, dan juga Community sebagai wadah bertukar pengalaman dan memperkuat jaringan.

Sementara itu, Rina Damayanti selaku direktur festival mengungkapkan, “Sebagai festival film berskala internasional, Jakarta Film Week menjadi ruang pertemuan filmmaker dan film-film dariberbagai negara untuk memupuk dan mengembangkan jaringan industri kreatif dalam rangka membangun kebersamaan dalam beradaptasi dengan perkembangan baru dunia perfilman pasca pandemi,” ungkap Rina.

Jakarta Film Week diharapkan menjadi wadah bagi para pelaku industri film Indonesia, terutama di Jakarta agar semakin berkembang baik secara wacana, keterampilan juga pengembangan jaringan. Selain itu dapat menjadi pemicu bagi industri film di daerah lain untuk semakin berkembang sehingga bisa meningkatkan kualitas industri film di Indonesia secara keseluruhan. Seluruh program dan informasi terkait Jakarta Film Week sudah dapat diakses di laman www.jakartafilmweek.com. (Arianto)

Share:

'Akhirat: A Love Story' Siap Tayang di Bioskop


Duta Nusantara Merdeka | Jakarta 
BASE Entertainment bekerja sama dengan Studio Antelope akhirnya mengumumkan tanggal tayang “Akhirat: A Love Story” di bioskop yaitu pada 2 Desember 2021. Film yang dibintangi oleh Adipati Dolken dan Della Dartyan ini merupakan film debut panjang pertama dari Jason Iskandar, sutradara yang sebelumnya telah banyak berprestasi di sirkuit film pendek. Menjanjikan kisah fantasi romansa tentang dua orang anak manusia berbeda keyakinan yang dihadapkan pada pilihan yang menentukan.

Dalam trailer 2 menit yang diluncurkan, penonton diajak melihat Timur (diperankan oleh Adipati Dolken) dan Mentari (diperankan oleh Della Dartyan) yang punya agama berbeda namun saling jatuh cinta. Suatu hari, mereka kecelakaan dan berpindah dunia. Di dunia lain ini, keduanya diberikan kesempatan untuk bersama selamanya. Tapi apakah kesempatan ini adalah ujian atau pilihan? Mereka harus memutuskan apa yang paling baik bagi mereka berdua.

Jason Iskandar mengatakan bahwa ia mendapatkan inspirasi dari sekelilingnya, Ada berapa banyak pasangan yang harus berkorban hanya karena beda keyakinan. Kemudian saya berandaiandai: ‘bagaimana jika ada kesempatan untuk cinta mereka di sebuah dunia fantasi, keputusan apa yang akan kita buat?’ 

"Sepanjang proses pengembangan cerita, saya menanyakan pertanyaan ini ke beberapa teman yang menjalani hubungan beda keyakinan, dan jawaban-jawaban mereka menjadi insight berharga untuk proses kreatif Akhirat: A Love Story," kata Jason dalam keterangan tertulisnya. Selasa (02/11)

Di dalam film, penonton akan diajak melihat penggambaran dunia yang berbeda. Di sini Jason memberikan representasinya sendiri mengenai alam setelah kematian. Dengan pendekatan fantasy romance, Jason membawa sesuatu yang berbeda. 

Ia mengatakan, “Sebab cerita fantasi selalu mengajak kita berkaca. Saya rasa kekuatan cerita fantasi adalah membawa penonton ke dalam situasi yang tidak familiar, lalu mengajak mereka berpikir: apa yang akan mereka lakukan jika mereka ada di situasi yang sama. Apakah mereka akan membuat keputusan yang benar atau justru sebaliknya? Jadi walaupun gambaran yang ada di film ini merupakan fiksi dan fantasi, kita tetap bisa berkaca dengan apa yang terjadi di dunia nyata.”Bagi Jason inti film ini adalah cinta dan tak terbatas pada cinta antar pasangan, 

"Kehidupan tak bisa dipisahkan dari cinta. Secara tematik, film ini memang membicarakan cinta. Namun bentuk cinta itu bermacam-macam, cinta pada orang tua, significant others, sahabat, semua punya wujud yang berbeda. Jadi kalau kita bicara cinta, mau tak mau kita juga membicarakan kehidupan ini secara umum. Sebab hidup butuh cinta dan dunia butuh cinta," ujarnya.

Asal tahu saja, Film “Akhirat: A Love Story” didukung sepenuhnya oleh PT. Indofood CBP Sukses Makmur, Tbk melalui brand Chitato (produk keripik kentang) dan Ichi Ocha (produk minuman teh dalam kemasan). Dua brand tersebut dekat dengan generasi muda Indonesia. Melalui sponsorship ini, Chitato dan Ichi Ocha ikut mendukung antusiasme generasi muda untuk kembali menonton film Indonesia di bioskop. (Arianto)

Share:

Jelang Tayang di Bioskop, Film Paranoia Raih Nominasi Film Terbaik Piala Citra FFI 2021


Duta Nusantara Merdeka | Jakarta
Miles Films bersiap merilis film terbarunya, Paranoia. Film drama thriller pertama dari sutradara Riri Riza dan produser Mira Lesmana ini akan hadir serentak di seluruh Indonesia pada 11 November 2021, hanya di bioskop. Hari ini, tepat 1 bulan menjelang penayangannya di bioskop, Paranoia merilis tiga cuplikan adegan. Masing-masing adegan memperlihatkan balutan genre drama thriller yang kuat. Kekuatan film Paranoia terbukti dengan perolehan nominasi Piala Citra untuk Film Cerita Panjang Terbaik, Sutradara Terbaik, Pemeran Utama Perempuan Terbaik serta Penata Suara Terbaik dari Festival Film Indonesia 2021.

"Paranoia adalah film dengan pendekatan baru bagi Miles Films, adalah sebuah kehormatan mendapatkan nominasi Film Cerita Panjang Terbaik di FFI 2021. Terima kasih kepada para Juri Nominasi FFI 2021 atas apresiasinya," ujar Mira Lesmana di Jakarta. Senin (11/10)

“Perfilman Indonesia tengah menunjukkan semangatnya untuk kembali bergairah dan membuktikan bahwa kita mampu untuk terus berkarya dan berprestasi di tengah situasi ini. Bioskop juga telah beroperasi kembali dan dengan menjalankan protokol kesehatan sebaik-baiknya, saya percaya pecinta film Indonesia akan kembali ke bioskop untuk turut membangkitkan kembali industri film kita,” lanjut Mira dengan optimis.

Dari tiga cuplikan adegan Paranoia yang dirilis hari ini oleh Miles Films, selain terlihat kekuatan para aktornya, memang juga dapat dirasakan kepiawaian penyutradaraan Riri Riza serta desain suara yang prima yang memperkuat balutan genre drama thriller yang menegangkan.

Cuplikan pertama adalah adegan tokoh Gion (Lukman Sardi) memasuki sebuah rumah secara paksa pada malam hari. Ia tampak gusar saat mendapati rumah tersebut sudah ditinggalkan. Lukman Sardi tampil meyakinkan sebagai tokoh penuh amarah dan dendam yang nampak siap untuk mengejar kemanapun apa yang ia cari.

Cuplikan berikutnya adalah adegan menegangkan. Tokoh Dina (Nirina Zubir) terlihat panik dan bergegas memasukkan barang ke bagasi mobil. Di dalam mobil sudah ada Laura (Caitlin North-Lewis), anaknya yang terlihat tegang. Nampaknya mereka sedang berusaha melarikan diri. Dina mencoba menyalakan mobil berkali-kali namun tidak berhasil. Ia mengalami serangan panik dan memukul-mukul setir dengan histeris. Penampilan Nirina sangat brilian, tak heran ia menyabet nominasi Pemeran Utama Perempuan Terbaik FFI 2021.

Cuplikan adegan yang ketiga memperlihatkan interaksi tokoh Laura (Caitlin North-Lewis) dan Raka (Nicholas Saputra). Adegan dibuka dengan Laura yang diam-diam membongkar isi meja di dalam vila milik Raka. Tanpa dia sadari, Raka sudah berada di pintu villa memergokinya. 

Cuplikan ini memperlihatkan interaksi yang sangat menarik dari dua aktor yang berbeda generasi. Nicholas Saputra nampak berbeda dari tokoh yang pernah ia perankan sebelumnya.

"Saya beruntung sekali bisa bekerja dengan mereka. Caitlin, Nico, Lukman, dan Nirina adalah aktoraktor berbakat besar yang mencurahkan segala kemampuannya untuk tokoh yang mereka perankan. Bagi saya yang terpenting adalah bagaimana aktor dapat mencari pengalaman diri mereka dalam menafsirkan tokoh yang dimainkan. Luka masa lalu dan rasa takut yang mengikutinya bisa ditampilkan dengan baik dan tetap terlihat menarik dalam bingkai gambar,” tutur sutradara Riri Riza tentang penampilan para aktor film Paranoia. 

"Film Paranoia adalah penjelajahan genre baru bagi saya.Skenario film ini mengajak kita masuk dalam pengalaman cerita yang menegangkan. Bekerjasama dengan penata sinematografi Teoh Gay Hian, Penata Suara dan Penata Musik Aria Prayogi, adalah proses yang memberi saya banyak pengalaman baru. Walau bekerja dalam kondisi terbatas karena pandemi, film ini tetap memberi banyak kesenangan. Bangga sekali film Paranoia menerima apresiasi dari FFI," lanjut Riri dengan antusias.

Film Paranoia yang dibintangi oleh Nirina Zubir, Nicholas Saputra, Lukman Sardi, dan Caitlin North Lewis ini akan menjadi sajian yang memuaskan bagi mereka yang ingin merasakan lagi pengalaman sinema utama di bioskop.

Menariknya, Paranoia, film produksi terbaru dari Miles Films, akan mulai tayang hanya di bioskop Indonesia mulai 11 November 2021. Ikuti perkembangan film Paranoia melalui akun-akun sosial media Miles Films. (Arianto)

Share:

BASE Entertainment Luncurkan Film 'Akhirat: A Love Story'


Duta Nusantara Merdeka | Jakarta
BASE Entertainment bekerja sama dengan Studio Antelope bersiap untuk meluncurkan film terbaru, “Akhirat: A Love Story”. Film “Akhirat: A Love Story” merupakan debut panjang pertama dari Jason Iskandar, sutradara yang sebelumnya telah banyak berprestasi di sirkuit film pendek. Setelah sebelumnya film arahan Jason Iskandar ini mengeluarkan foto-foto first look dan teaser poster, teaser trailer resmi dirilis hari ini. 

Film “Akhirat: A Love Story” berkisah tentang Timur, seorang akuntan muda yang jatuh cinta kepada Mentari, seorang seniman berjiwa bebas. Dengan perbedaan yang mereka punyai, mereka tetap teguh untuk bersama. Tapi lalu tragedi melanda, Timur dan Mentari mengalami kecelakaan mobil yang membuat mereka koma. 

Di dalam ketiadaan tersebut, mereka menemukan diri berada di persimpangan di antara alam manusia dan alam baka. Tak ingin dipisahkan, Timur dan Mentari kini menjelajahi ruang antar dunia akhirat dan bertemu dengan jiwa-jiwa lain yang juga memilih nasib yang sama. Dengan akhirat yang tak sama, mereka harus berjuang untuk cinta yang mereka punyai.

Mengusung genre Fantasy Romance, film “Akhirat: A Love Story” akan memberikan warna baru untuk penonton film Indonesia. Meski begitu, ceritanya sendiri berangkat dari sesuatu yang personal. 

"Semua orang mungkin pernah jatuh cinta, tapi kekuatan cerita fantasi adalah mengajak penonton membayangkan situasi yang lebih istimewa. Oleh karena itu Akhirat: A Love Story akan membawa penonton mengarungi kisah cinta yang lain daripada yang lain," kata Jason Iskandar selaku sutradara dalam keterangan tertulisnya. Jum'at (08/10)

Film yang direncanakan akan dirilis di akhir tahun ini diharapkan dapat menjadi pilihan bagi penonton Indonesia untuk kembali ke bioskop. Shanty Harmayn selaku produser mempersembahkan film ‘Akhirat: A Love Story’ untuk penonton Indonesia yang menyukai film romantis, namun juga mengajak untuk berpikir dalam lagi tentang cinta. 

Ia menyatakan bahwa, “Film ‘Akhirat: A Love Story’ bisa jadi pilihan yang cocok bagi mereka yang ingin ke bioskop lagi, karena dari awal film ini memang dikhususkan untuk layar lebar. Lewat film ini, semoga penonton terhibur dan dapat menjadi pengalaman yang meninggalkan kesan.”

Film “Akhirat: A Love Story” merupakan produksi BASE Entertainment bekerja sama dengan Studio Antelope. Film telah menyelesaikan proses syuting dari 2 - 26 September 2020 (21 hari syuting) dengan menjalankan protokol kesehatan ketat dan sekarang siap ditayangkan segera. (Tha/Lak)

Share:

Penayangan Spesial Film NUSSA Dibuka untuk Ke-3 Kalinya


Duta Nusantara Merdeka | Jakarta
Terjual habis di banyak kota pada penayangan spesial sebelumnya, NUSSA terbukti menjadi film animasi karya anak bangsa yang paling dinanti penayangannya. Demi memenuhi rasa penasaran para penggemar, Visinema Pictures dan The Little Giantz kembali menggelar penayangan spesial NUSSA secara eksklusif untuk ketiga kalinya sebelum tayang di bioskop pada 14 Oktober 2021.

Kesempatan terakhir untuk nonton duluan film NUSSA ini hanya berlangsung dua hari di 10 kota pada 9 dan 10 Oktober 2021. Di hari pertama penayangan 9 Oktober, film NUSSA akan hadir di Cinépolis Palembang Icon, Cinépolis Pejaten Village (Jakarta), Cinépolis Mall of Serang (Banten), Cinépolis Istana Plaza (Bandung), dan Cinépolis Living World (Pekanbaru). 

Sedangkan untuk hari kedua 10 Oktober, bioskop yang akan disambangi Nussa dan Rarra adalah Cinépolis Java Supermall (Semarang), Cinépolis Malang Town Square (Malang), Cinépolis Plaza Renon (Bali), dan Cinépolis Citimall (Sampit).

Produser film Nussa, Ricky Manoppo meyakini bahwa film NUSSA dapat diterima di pasar internasional. Adapun dua faktor utama yang membuat Ricky percaya dengan kualitas film Nussa adalah cerita dan animasinya. Visinema bersama The Little Giantz sangat memperhatikan dua faktor ini sampai akhirnya film NUSSA tayang di BIFAN.

"Selain itu, Film NUSSA adalah karya besar yang kami produksi bersama ratusan kreator berbakat asli Indonesia. Hasil dari kerja keras yang kami lakukan hampir 3 tahun ini, diharapkan dapat menggairahkan dunia animasi yang berkualitas di Indonesia. Jadi, inilah saat yang tepat bagi masyarakat untuk mendukung kreasi karya anak bangsa dengan cara menonton film NUSSA di bioskop," kata Ricky di Jakarta. Rabu (06/10)

Untuk pembelian tiket penayangan spesial NUSSA kali ini, masyarakat dapat mengakses website atau membuka aplikasi Cinépolis. Mengingat di periode penayangan spesial pertama dan kedua tiket film NUSSA terjual habis, masyarakat yang ingin menonton duluan film NUSSA diharapkan untuk segera membeli dan mengamankan tiket.(Arianto)

Share:

Chicco Jerikho Ajak Penonton Maknai Kebebasan Berpendapat


Duta Nusantara Merdeka | Jakarta 
Aum! film kolaborasi perdana Jefri Nichol dan Chicco Jerikho tayang di Bioskop Online mulai hari ini, 30 September 2021. Lewat film yang disutradari oleh Bambank “Ipoenk” K.M. ini, Jefri Nichol dan Chicco Jerikho mengajak penonton untuk memaknai kembali ar dari perjuangan dan kebebasan berpendapat.

Bukan cuma sekedar film, tapi Aum! sampai meninggalkan kesan tersendiri bagi pemainnya. Seper yang dialami oleh Chicco Jerikho, di mana ia sampai memiliki pandangan baru tentang ar kebebasan setelah bermain di film ini. Ia menjadi lebih bersyukur dengan kondisi saat ini, di mana ia diberi kebebasan dalam berkarya.

“Gue jadi lebih bersyukur dengan apa yang kita punya sekarang, maunya manfaan sebaik mungkin. Kita buat itu jauh lebih baik karena kita dak dibatasi, dak seper dulu. Karena itu berkaryalah sampai kemana mana,” ungkap Chicco Jerikho. Jum'at (30/09)

Selain pesan perjuangan yang kuat, penayangan Aum! juga memiliki sisi menarik tersendiri. Karena di hari pertama penayangannya, film Aum! berhasil menjadi trending topic Twier. Seper apakah kira-kira film Aum! secara keseluruhan, dan apakah pesannya tepat dengan tujuannya sebagai refleksi tentang kebebasan berpendapat?

Agar dak penasaran segera tonton dan beli ketnya di Bioskop Online, dengan harga ket Rp20.000. Jefri Nichol, sebagai salah satu pemain di film Aum! mengajak penonton untuk menyaksikan film ini secara legal di Bioskop Online.

“Semoga film ini menjadi sesuatu yang menarik. Semoga terhibur dengan film Aum! Ini, bisa dibilang ini warna baru, experience yang baru keka nonton film dan yang terpenng jangan nonton film bajakan,” tutur Jefri Nichol.

Bukan cuma melihat aksi Jefri Nichol dan Chicco Jerikho yang saling memukau, dalam film Aum! penonton juga akan menyaksikan akting aktor pendukung seperti Agnes Natasya dan Aksara Dena. Segera tonton Aum! di Bioskop Online, yang bisa diakses melalui situs www.bioskoponline.com dan juga melalui aplikasi, yang dapat diunduh di App Store dan Google Play Store. (Arianto)

Share:

Angga: Film Nussa Dibuat dengan Tujuan Layar Lebar


Duta Nusantara Merdeka | Jakarta
Menggunakan teknologi animasi yang telah dikembangkan sedemikian rupa, film animasi NUSSA garapan Visinema dan studio animasi The Little Giantz akan memberikan pengalaman menonton terbaiknya di bioskop. Digarap lebih dari 3 tahun oleh animator, artist, dan engineer Indonesia; film NUSSA yang dilengkapi dengan audio dan animasi berkualitas tinggi ini siap menyambut teman-teman dengan format terutuhnya di bioskop pada 14 Oktober 2021.

Selain berusaha memberikan pengalaman menonton terbaik dengan merilis film NUSSA di bioskop. Angga Dwimas Sasongko selaku eksekutif produser dari film NUSSA mengatakan bahwa salah satu alasan kenapa Ia dan tim merilis NUSSA di bioskop adalah untuk menghargai jalur distribusi film. “Film NUSSA dibuat dengan tujuan layar lebar. Kami (Visinema dan The Little Giantz) ingin menghargai roadmap distribusi yang selama ini menjadi fondasi industri film Indonesia,” tegas Angga di Jakarta. Jum'at (24/09)

Selain itu, kata Angga, Visinema dan The Little Giantz juga meminta maaf kepada sahabat NUSSA, khususnya keluarga Indonesia yang terhambat untuk menonton film NUSSA bersama anak di bioskop. Melihat saat perilisan poster dan official trailer terbaru beberapa waktu lalu, banyak orang tua yang menyayangkan perilisan film NUSSA di bioskop; sementara anak mereka belum dapat menonton karena terhalang protokol kesehatan yang berlaku. 

Mewakili Visinema dan The Little Giantz, Ricky Manoppo produser film NUSSA berjanji akan tetap berusaha menghadirkan NUSSA ke seluruh keluarga Indonesia. “Saat ini kami sedang berusaha semaksimal mungkin agar setelah penayangan di bioskop selesai, film Nussa dapat disaksikan bersama-sama oleh semua keluarga Indonesia. Namun, bagi mereka yang sudah vaksin dan berusia lebih dari dua belas tahun, mari kita menonton NUSSA dengan kualitas terbaiknya di bioskop.”

Asal tahu saja, Film Animasi Nussa; dapat ditonton dan dinikmati oleh semua kalangan dan umur. Mereka yang ingin bernostalgia masa kecil saat sekolah atau rindu kenangan ketika bermain bersama sahabat, tentunya dapat menikmati NUSSA. Buat pecinta animasi, pastinya juga wajib untuk menonton film NUSSA yang secara keseluruhan filmnya dikerjakan oleh kreator asli Indonesia. (Arianto)

Share:

Jakarta Film Week Gelar Program Jakarta Film Fund


Duta Nusantara Merdeka | Jakarta
Di tengah pandemi yang masih berlangsung, Jakarta Film Week, sebuah festival film berskala internasional yang diinisiasi Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Provinsi DKI Jakarta, hadir untuk tetap menghidupkan semangat berkreasi para pelaku industri perfilman. Salah satu program yang dihadirkan dalam festival ini adalah Jakarta Film Fund. Sebuah kompetisi ide cerita untuk pembuatan film pendek yang memberi dukungan produksi, teknis, dan pelatihan untuk lima proposal yang terpilih.

Pada 12 September 2021, pendaftaran peserta Jakarta Film Fund resmi ditutup. Hingga pendaftaran berakhir, telah terkumpul sebanyak 141 proposal film pendek. Jumlah ini menunjukkan tingginya minat pembuat film untuk mengikuti Jakarta Film Fund, meski di tengah kondisi yang serba terbatas karena pandemi.

“Kami menerima respon luar biasa dari para pembuat film di Jakarta yang masih punya mimpi kuat untuk terus berkarya di tengah pandemi. Ini sangat menggembirakan, sebab Jakarta Film Week tidak hanya menjadi momentum bangkit kembalinya industri perfilman, tapi juga mendorong regenerasi sineas di Indonesia,” ungkap Lisa Siregar, selaku koodinator program Jakarta Film Week. Senin (20/09)

Dari total proposal ide cerita yang telah terdaftar, finalis sudah melalui proses kurasi dan 10 proposal ide cerita terpilih berhak mengikuti pitching forum. Dari pitching forum tersebut, akan dipilih kembali lima proposal terbaik. Kelima proposal terpilih inilah yang akan mendapatkan dana bantuan produksi masing-masing sebesar Rp 30.000.000,-. Para juri yang akan memilih lima proposal terbaik tersebut di antaranya, Gumilar Ekalaya, selaku Plt. Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Provinsi DKI Jakarta, sutradara dan penulis skenario Yosep Anggi Noen dan sinematografer sekaligus perwakilan Dewan Kesenian Jakarta Agni Ariatama.

“Setelah melalui proses yang cukup panjang terpilih lima proposal yang dikurasi oleh orang-orang berpengalaman di bidangnya, Jakarta Film Week ini menjadi angin segar bagi pelaku industri Perfilman di Indonesia untuk kembali menghadirkan film-film sekaligus menjadi ruang edukasi serta mempromosikan bakat-bakat baru di dunia film yang kemudian menjadibermanfaat besar bagi ekosistem perfilman Jakarta dan juga menjadi bagian dari upaya bersama membangun kembali sinema Indonesia serta yang tidak kalah pentingnya tujuan dari Jakarta film ini adalah sebagai bagian dari upaya untuk membantu para produser produser lokal. Kelima proposal yang terpilih memiliki keberagaman narasi, keberagaman narasi ini patut dapat apresiasi karena membuktikan tingginya kreativitas pelaku industri kreatif lokal, semoga hasil karya nanti sesuai dengan harapan kita bersama sehingga mampu menampilkan kepada publik jika karya-karya sineas Indonesia tidak kalah dengan karya-karya internasional serta besar harapan ini menjadi momentum kebangkitan industri kreatif di tengah pandemi,”  terang Gumilar Ekalaya, selaku Plt. Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Provinsi DKI Jakarta.

Peserta yang karyanya terpilih juga akan mendapat pembekalan movielab penyutradaraan, penulisan naskah dan penyuntingan gambar yang didampingi oleh mentor yang sudah berpengalaman di bidangnya.
Beberapa narasumber film maker nasional yang akan berpartisipasi antara lain penulis skenario Irfan Ramly, manajemen produksi film oleh Gita Fara, pengantar ediitng oleh Andhy Pulung dan penyutradaraan bersama Yosep Anggi Noen.

Berikut Lima pemenang proposal ide cerita Jakarta Film Fund yang terpilih adalah; And That What Married is (Vivian Felicia Idris), One Night in Chinatown (William Adiguna), Ringroad (Andrew Kose), Sebelum malam Hari, Kita Masih Bersama (Cindyfia Gusdiah Wati) dan Suatu Hari di Tempat pemancingan (Mohamad Alfath Kamil). Semua film yang telah selesai diproduksi akan ditayangkan pada saat festival berlangsung, yaitu pada 18 hingga 21 November 2021.

Selain Jakarta Film Fund, masih ada program lainnya yang bisa diikuti oleh para pembuat film dalam dan luar negeri, yaitu program Film Submission. Pembuat film dapat berpartisipasi dengan mendaftarkan film panjang dan pendek melalui situs www.jakartafilmweek.com. Pendaftaran film ini masih akan terus dibuka hingga 30 September 2021 mendatang.
Film-film yang terdaftar akan diseleksi dan dapat memenangkan tiga kategori penghargaan, yaitu penghargaan film film panjang internasional terbaik, penghargaan film panjang Indonesia terbaik dan penghargaan film pendek internasional terbaik. (Lak/Tha)

Share:

Tiga Film Indonesia Terseleksi Masuk Busan International Film Festival 2021


Duta Nusantara Merdeka | Jakarta
Busan International Film Festival kembali mengumumkan seleksinya, dan tiga film Indonesia terseleksi masuk ke dalamnya! Tiga film ini akan ditayangkan di Busan International Film Festival (BIFF), yang digelar di Busan, Korea Selatan pada 6-15 Oktober 2021. Ketiga film itu adalah Seperti Dendam, Rindu Harus Dibayar Tuntas; Yuni; dan film pendek Laut Memanggilku.

Seperti Dendam, Rindu Harus Dibayar Tuntas adalah sebuah film adaptasi novel Eka Kurniawan yang disutradarai oleh Edwin dan sebelumnya telah berhasil meraih Golden Leopard di Locarno International Film Festival Agustus lalu. Yuni adalah karya sutradara Kamila Andini, dan film ini telah terpilih untuk berkompetisi di Toronto International Film Festival yang diadakan September ini. Seperti Dendam, Rindu Harus Dibayar Tuntas dan Yuni terseleksi masuk ke program A Window on Asian Cinema. 

Sementara film pendek Laut Memanggilku adalah besutan Tumpal Tampubolon, yang terseleksi masuk ke kompetisi film pendek di BIFF dalam program Wide Angle. Bagi Laut Memanggilku, BIFF akan menjadi world premiere.

“Saya selalu mencari-cari alasan untuk bisa kembali ke Busan International Film Festival yang sudah saya anggap sebagai ‘rumah’ untuk saya. Jadi, senang sekali tahun ini Yuni bisa Asian Premiere di Busan,” tutur Ifa Isfansyah, produser dari film Yuni di Jakarta. Rabu (15/09)

Produser Seperti Dendam, Rindu Harus Dibayar Tuntas memiliki nostalgia yang sama, “Busan akan selalu menempati tempat yang spesial karena film pertama kami, Babi Buta Yang Ingin Terbang, 2008, sutradara Edwin dan saya sebagai produser, berkompetisi dalam program New Currents, sebuah program kompetisi untuk film pertama dan kedua yang didedikasikan untuk new discovery sutradara-sutradara muda Asia,” tutur Meiske Taurisia.

Nada serupa juga disampaikan oleh Mandy Marahimin, produser film pendek Laut Memanggilku, “Busan International Film Festival adalah sebuah festival film yang secara konsisten mendukung film-film Asia, dan kami merasa bangga bisa terpilih untuk berkompetisi di sana.”

Ketiga film ini secara bersama menampilkan kisah manusia Indonesia walau masing-masing menuturkannya dengan latar belakang (dan waktu) yang berbeda. Laut Memanggilku bertutur tentang kerinduan seorang anak kecil, Yuni bicara tentang mimpi dan batasan yang dialami perempuan di Indonesia, sementara Seperti Dendam, Rindu Harus Dibayar Tuntas bercerita tentang toxic masculinity dan budaya pop.

“Bisakah saya membuat film yang mendefinisikan ulang dampak dari budaya populer sambil juga mengkritik ide toxic masculinity? Saya selalu mempertanyakan di mana tempat bagi para manusia sensitif di Indonesia, yang mengagungkan machismo dan kerap menggunakan ‘bahasa kekerasan’ sebagai ekspresi kesehariannya,” Edwin menjelaskan motivasinya menyutradarai film ini.

Bagi Kamila Andini, “Yuni terinspirasi dari salah satu puisi terkenal karya Sapardi Djoko Damono berjudul ‘Hujan di Bulan Juni’. Hujan yang jatuh di musim yang tidak tepat. Saya membangun karakter Yuni sebagai seorang remaja yang dipaksa untuk dewasa tidak pada waktunya. Seorang remaja yang penuh mimpi, dengan media sosial saat ini yang menunjukkan dunia ada di genggamannya, tetapi yang harus dipikirkannya adalah menghadapi lamaran dan menikah. Saya mendengar begitu banyak cerita tentang gadis remaja yang punya potensi dan prestasi tapi harus gagal karena pernikahan, dan saya merasa perlu untuk membicarakan isu ini.”

Sementara bagi Tumpal, “Film ini lahir dari rasa kehilangan akan hal-hal sederhana yang telah dirampas dari kita oleh pandemi ini; jabat erat, rangkulan, pelukan, ciuman. Melalui film ini saya memikirkan ulang makna dari sentuhan, bagaimana selama ini sentuhan dari orang-orang dan makhluk hidup lainnya, telah membentuk, merawat, mengobati, dan menemani saya. Saya belajar bahwa saya tidak sendirian,” ujarnya tentang inspirasi dari Laut Memanggilku.

Tahun ini ada empat film Indonesia yang akan diputar di Busan. “Tidak ada yang lebih menyenangkan selain merayakan ini bersama teman-teman pembuat film di Indonesia. Kebahagiaan tersendiri justru di masa krisis ini banyak film Indonesia memperoleh pencapaian yang membanggakan,” ujar Ifa.

Selain ketiga film ini ada juga film Penyalin Cahaya karya Wregas Bhanuteja yang sebelumnya telah diumumkan terseleksi masuk ke Busan International Film Festival program New Currents. Film Penyalin Cahaya menjadi wakil film Indonesia ketiga yang lolos setelah Edwin (Babi Buta Yang Ingin Terbang) pada 2008 dan Kamila Andini (The Mirror Never Lies) pada 2011 berkompetisi di program yang sama.

Seperti Dendam, Rindu Harus Dibayar Tuntas diperkirakan akan tayang di bioskop-bioskop di Indonesia pada akhir 2021, sementara Yuni direncanakan akan tayang pada 2022. (Arianto)


Share:

IKLAN

IKLAN

KIRIM BERITA SILAHKAN KLIK

KIRIM BERITA ANDA KESINI! Merasa Terbantu Dengan Publikasi ? Ayo Traktir Kopi Untuk Admin Dengan Cara Berbagai Donasi. Terimakasih :)



BREAKING NEWS

~||~ Wabah Virus Corona (Covid-19) Semakin Meningkat, Warga Diharapkan Untuk Tetap Di Rumah ~||~ Aktifitas Di Luar Rumah Wajib Gunakan Masker Dan Patuhi Protokol Kesehatan ~||~ #DIRUMAHSAJA ~||~

Kilas Balik Bung Karno

Kilas Balik Bung Karno - Makna Proklamasi

Ir. Soekarno (Sang Proklamator) Setiap Tahun kita Memperingati Hari Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia, Maka kita tidak bisa t...

Like Fanpage

Follow In Twitter

Breaking News

IKUTI KAMI


loading...

NONTON VIDEO DAPAT DUIT

10 Berita Populer

IKLAN

IKLAN
Ingin Pasang Iklan hubungi Kami di 0812 6582 534

Label

(SAS) #2019GantiPresiden Accounting Aceh Aceh Timur Adat Istiadat Advokat AFF Agama Agraria AIDS Air Aisyiyah Aksara Aksi Aksi Sosial Aktivis Aktivitis Al Washliyah Album Amien Rais Anak Anak Yatim Anarkis Angkatan Darat Anies Baswedan Animal Anti Korupsi Arisan Artikel Artis Arus Mudik Asahan Asian Games ASN Asuransi Asusila Atlet Award Bacaleg Bachtiar Ahmad Sibarani Baksos Bakti Sosial Balap Liar Banda Aceh Bandar Lampung Bandara Bandung Banjir BANK Bank Sumut Bansos Banten Bantuan Sosial Bapenas Bappenas Basarnas Batubara Bawang Putih Bawaslu Bayi Bazar BBM Bea Cukai Beasiswa Begal Bekraf Beladiri Belanja Bencana Bencana Alam Beras Berita Bhabinkamtibmas Bhayangkara Bhayangkari Bioskop Bisnis BKPRMI BM PAN BNI BNN BNPT Bobby Nasution Bom Bunuh Diri Boomerang BPJS BPN BRI Brimob Buka lapak Bukit Asam Buku Bulog BUMN Bung Karno Bupati Bursa saham Bursasaham Buruh Bus Capital market CCTV Cerpen Cianjur Cikampek Citilink conference Cosplayer Covid-19 Covid-19 Satgas Covid19 Cuaca Cuci Tangan Curanmor Cyber Daerah Dakwah Dance Debat Presiden Debt Collector Dede Farhan Aulawi Deklarasi Deli Serdang Demonstrasi Densus 88 Desa Dewan Pengawas Dewata Sakti Dharma Pertiwi Dialog Digital Dinas Perhubungan Dirgahayu HUT RI Disiplin Diskusi Dongeng Donor Darah DPD RI DPR Duka Cita E-Money Effendi Simbolon Ekonom Ekonomi Ekspor Impor Electronics Elektronik Emas Empat Pilar Entertainment Es cream ESDM event Fashion Festival FIFA Film Film Horor Film seri Anak Fintech FISIP Flores Timur Formasi Formula E Forum Furniture Futsal G30S/PKI GAAS Games Ganja Ganjil Genap Garut Gebyar Kemerdekaan Gempa Geng Motor Genppari Gereja Gizi Buruk Go Pay Go-Jek Gojek Golkar Gotong Royong Grab Gubernur Guru Besar Gym Haedar Nasir ham HANI Harbolnas Hari Ibu Hewan Hiburan HIV HMI Hoax Hotel Hp Hukum Humas Humbahas HUT HUT Bhayangkara HUT RI HUT TNI Hutan Ibadah Ibadah Haji Ibu Negara Idul Adha Idul Fitri IKLAN Imlek IMM Indonesia Industri inflasi Informasi Infrastruktur Inspektorat Inspirasi Internasional Internet Intoleran Investor IPK IPM IPPI Islam IWAPI Jakarta Jakarta Barat Jakarta Pusat Jalan Jambore Nasional Jawa Tengah Jawa Timur Jayapura Jokowi Juara Jum'at Barokah Jumanji Jumat Jumat Berkah Jurnalis Kaliber Kampanye Kampung Rakyat Indonesia Kampus Kamtibmas Kapolda Kapoldasu Kapolri Kapolsek Kapolsek Kepolisian Karaoke Karhutla Karya Tulis Kasus KDRT Keadilan Keagamaan Keamanan Kebakaran Kebangsaan Kebersihan Kebudayaan Kebun Kecantikan Kecelakaan Kedokteran Kegiatan Kegiatan seminar Kehutanan Kejahatan Kejaksaan Kejuaraan Kejurnas Kekerasan Kelestarian Alam Keluarga Kemalingan Kemanusiaan Kemenag Kemendag Kemendagri Kemendesa Kemendikbud Kemenhub Kemenkes Kemenkumham Kemenlu KEMENPAN-RB Kemenparekraf Kemenperin kemenristek Kemensos Kementan Kemiskinan Kendaraan Dinas Kepala Daerah Kepedulian keperdulian Kepolisian Kerajaan Kereta Api kerja Paksa Kerjasama Kesehatan Kesejahteraan Keselamatan Kesenian Ketahanan Pangan Ketenagakerjaan Keuangan Khilafahtul Muslimin Kilas Balik Bung Karno Kivlan Zen KKP KNPI Kohati kompetisi Kompolnas Komputer Komunitas kon Konferensi KONI Konsumen Koperasi Kopermasu Kopi Korupsi Kota Medan KPK KPR KPU Kriminal KRYD KSAD Kudeta Kuliner Kunjungan Kerja Kutai Kartanegara Labuhan Batu Lahan Lakalantas Laksi Lalu Lintas Lampung Langka Langkat Lapas Launching Launching Album Launching Aplikasi Launching Buku LAZISMU Lebaran Legislatif Lembaga LGBT Lifestyle Lingkungan Lingkungan Hidup LIPPI Listrik Lock Down Lomba lomba lari London LPPI LPS LSM Lukas Enembe Madina Mahasiswa Mahkamah Agung Mainan anak Majalengka Makanan Jepang Makassar Makkasar Mall Maluku Market Outlook Masjid Masker Mata Uang Maulid Nabi Mayday MDMC Media Media Sosial Megapolitan Menag Mendag Mendagri Menembak Menteri Menteri Perdagangan millenial Minuman Keras Minuman sehat Minyak Goreng Minyak Makan Miras Mobil MOI Motivasi MoU MPR MPR RI Mudik Muhammadiyah Muharram MUI Munas Musibah Musik Musyawarah Narkoba Narkotika NasDem Nasional Natal Natal & Tahun Baru New Normal NII NKRI NU ODGJ Office Ojek Online Ojol Olah Raga Olahraga Ombusman Omicron Online Operasi Patuh Operasi Yustisi Opini Organisasi Ormas Otomotif P Padang Pagelaran Pahlawan Pajak Pakta Integritas Palestina Pameran PAN Pancasila Papua Parawisata Pariwisata Partai Demokrat Partai Politik Partai UKM Partai Ummat Pasar Pasar modal Pasar Murah Pasar Tradisional Patroli PC PDI Perjuangan PDIP Perjuangan pe Pedagang Pegadaian Pelajar Islam Indonesia Pelantikan Pelatihan Pelayanan Publik Pelecehan seks Pelukis Peluncuran Pemadam Kebakaran Pemalakan Pembangunan Pembayaran Elektronik Pembunuhan pemerasan Pemerintah Pemerintahan Pemerkosaan Pemilu Pemuda Pemuda Melati Indonesia Pemuda Muhammadiyah Pemuka Agama pen Penandatanganan Pencabulan Pencemaran Nama Baik Penculikan Pencurian Pendataan Pendidikan Penelitian Penembakan Penerbangan Penertiban Pengabdian Pengadilan Pengadilan Negeri Pengajian Pengamanan Pengamat Penganiayaan Pengawasan Pengetahuan Penggelapan Penghargaan Penghijauan Pengusaha Penipuan Penistaan Agama Penulis Penyakit Penyandang Disabilitas Penyuluhan Perampasan Perayaan Perbankan Percut Sei Tuan Perdagangan Perekonomian Perempuan & Anak Peresmian Pergaulan Perhubungan Perikanan Peristiwa Perjanjian Perjudian Perkawinan Perlombaan Permainan Perpajakan Pers Pertamina Pertanahan Pertanian Perusahaan Pesawat Terbang PET Pileg Pilkada PIlkades Pilpres Pin Pinjam meminjam uang Pinjaman Online PKL PKS PMI Polairud Polantas Polisi Cilik Politik POLRI Polwan Pondok Pesantren Ponpes Pornografi Posko Ummat PPKM PPWI Pra Kerja Pramuka Praperadilan Prawita Genppari Premanisme Presiden Prestasi Primbon Politik Prokes promo Property Prostitusi Protokol Kesehatan PSSI Public Expose Publik expose Puisi Pungli PUPR Pusat Perbelanjaan Puskesmas PWI Qurban Radikalisme Rafdinal Ragam Rakernas Rakor Ramadhan Reksadana Rektor Relawan Relawan Jokowi Religi Remisi Rentan Renungan resa Restoran Reuni 212 Revolusi Mental Reward RKUHP Robot Ruang Guru Rumah Rumah sakit Rups Rusia RUU Saber Pungli Sabu Sahabat Anak Salon Samosir Samsat Samsung Sanitasi air.Lingkungan hidup Santri SAR Satlantas Satpol PP Satwa Sejarah Sekolah Sembako Seminar Sengketa Seniman Senjata Senjata Api Sepak Bola Separatis Sepeda Sepeda sehat Serdang Bedagai Sertifikat Sertijab sho Sigli Silaturahim Silaturahim. KUYAI Kartanegara Silaturahmi Silaturrahim SIM Simpan Pinjam Simulasi Smartphone Soekarno Solar Somasi Sosial Sosialisasi Startup Stasiun STOP PRES...!!! Studi Ilmiah Stunting Suku bunga Sulawesi Selatan Sumatera Barat Sumatera Utara Sumpah Jabatan Sumut Sungai Superstore Suplemen Surabaya Surat Terbuka Suriyono Adi Susanto Suriyono Adi Susanto {SAS) Survei Survey susu Swab Antigen Syafi'i Ma'arif Syariah Syawal Takjil Tali Kasih Talkshow Tanjung Balai Tantama Tapanuli Tengah Tawuran Teknologi Teror Terorisme Tes Urine Tiket Tilang Tips Tjahyo Kumolo TNI TNI AU TNI-Polri Tokoh Tokoh Agama Tokoh Masyarakat Tol Toys Kingdom ToysKingdom Tragedi Transportasi Trend Rambut True Money Uang Uang Palsu Ujaran Kebencian UKM Ukraina Ulama umkm UMSU Undang-Undang UNIMED UniPin Universitas Unjuk Rasa Upacara Usaha Rakyat UU Cipta Kerja UU ITE UUD 1945 Vaksinasi Vaksinasi booster Valentine Day Verifikasi Viral Virus Corona Walikota Wanita Wapres Wartawan Webinar Wirausaha Wisata WNA Workshop Yogyakarta Zulkifli Hasan

Arsip Berita

IKUTI BERITA VIDEO KAMI DI YOUTUBE

POS PETIR

VIRUS COVID-19

Wabah Virus Corona (Covid-19) Sudah Menyerang Indonesia, Setiap Hari Korban Semakin Bertambah Sampai ada yang Meninggal, Rakyat Semakin Cemas dan Khawatir, Bagai Tersambar Petir Mendengar Virus Corona.

HALLO KRING..!!!

12 PAS

PANCASILA UDAH FINAL

Pembahasan RUU Haluan Ideologi Pancasila Banyak Penolakan Dari Berbagai Kalangan Masyarakat, Memang Seharusnya Tidak Usah Dibahas Dan Lebih Baik Dibatalkan. Pancasila Dasar Negara.
Tendangan 12 PAS Dihentikan

SOS

INDONESIA DARURAT NARKOBA

Sudah dijatuhi hukuman mati bahkan sudah ada yang dieksekusi, tapi masih banyak bandar narkoba semakin merajalela, terbukti banyak yang ditangkap petugas Polisi maupun BNN (Badan Narkotika Nasional) tapi belum kapok juga mereka, justru sipir penjara malah terlibat. Kalau sudah darurat begini, hukuman mati jangan berhenti, jalan terus!.

QUO VADIS

Kunjungan Statistik

Online

IKLAN USAHA ANDA


PRO KONTRA VAKSINASI

~> Program Vaksinasi Yang Diluncurkan Pemerintah Mendapat Sorotan Dari Berbagai Masyarakat, sehingga terjadi pro dan kontra

<~ Memang Sebenarnya Harus Jelas Disampaikan, Maksud dan Tujuan Vaksinasi, Karena dilapangan Ada Perbedaan Orang Yang Akan Divaksin dan Yang Tidak Boleh Divaksin, membuat masyarakat Bingung

Link Terkait

close
Banner iklan disini