Hari Tidak Merokok
Sedunia 31 Mei 2018
RUANG SEMPIT BAGI PEROKOK
(Oleh
: EBIET PRAYUGO RADITYO)
Tanpa disadari oleh
semua orang karena kesibukan pribadi masing-masing, di sebuah Stasiun Besar
Kereta Api di Jakarta tiba-tiba saja suasana heboh disebabkan ulah seorang pria
berbadan tegap kekar melakukan pemukulan bertubi-tubi kepada seorang laki-laki
petugas keamanan di kawasan stasiun tersebut. Akibatnya si petugas itu terjajar
ke pagar dan tak sadarkan diri karena kepala terbentur pagar besi dan berdarah.
Kemudian pelaku pemukulan diamankan pihak berwajib dan korban dilarikan ke
rumah sakit.
Ada apa gerangan?
Semua orang disitu terkejut mencari tahu apa penyebab kehebohan itu? Rupanya
hanya gara-gara sebatang rokok. Pria tegap kekar tadi sedang menikmati sebatang
rokok, kebetulan dikawasan “Dilarang Merokok” dan Petugas keamanan tadi menegur
memberitahukan agar jangan merokok di kawasan tersebut. Tapi pria tegap itu
tidak senang dengan teguran itu, tersinggung dan melakukan pemukulan. Ah,
gara-gara sebatang rokok!
DUA
ALTERNATIF
Apa sebabnya orang
merokok, walau mereka tahu bahwa merokok itu merugikan kesehatan? Jawabannya
bervariasi.
Para perokok umumnya
menjawab bahwa merokok itu menyenangkan. Rokok mudah diperoleh dimana saja,
harga murah terjangkau, aroma sedap merangsang panca indera manusia. Bahkan
tangan perokok dan mata berperan sedemikian rupa gayanya ketika menikmati cita
rasa nikotin rokok. Pantas saja orang bisa emosi dan berbuat onar gara-gara
terganggu merokoknya?
Pendeknya bagi
perokok bahwa rokok adalah sahabat akrab yang setia menemani dirinya di waktu
setelah makan, justru dikala stress sekalipun. Tanpa rokok baginya hidup ini
tidak nyaman. Perokok itu pun tahu hanya ada dua alternatif yakni berhenti merokok atau korban rokok?
Ada teori yang menyatakan
rokok adalah komponen yang disebut anteoratis, merangsang nafsu seseorang
seperti seksual dan sejenisnya, sehingga merokok berdampak kejiwaan secara
langsnug menurut para ilmuan bahwa nikotin rokok mempunyai karakteristik yang
fantastis merangsang si perokok timbul semangat setelah lesu akibat lelah
bekerja. Sehingga para ilmuan menyebutkan nikotin adalah sama dengan obat bius
walaupun nikotin rokok tidak sekeras jenis narkoba.
Tapi dibalik
kenikmatan nikotin rokok itu berakibat aroma dan asap menagganggu orang lain di
sekitar, mulut dan gigi perokok menjadi hitam, bahkan nikotin rokok memproduksi
racun karinogenik, penyebab kanker
paru-paru, kaki rapuh, katarak, iritasi tenggorokan, gelembung paru-paru
melebar emphysema dan penyakit
jantung koroner si perokok sendiri.
Hasil studi para
ilmuan di negara-negara maju seperti Amerika Serikat, Inggris, Perancis
menyatakan bahwa satu dari dua yang meninggal dunia akibat jantung koroner
disebabkan oleh kecanduan merokok. Dan khusus bagi wanita perokok berat selain
terserang penyakit paru-paru juga menimbulkan penyakit kanker rahim. Juga
menyebabkan lebih cepat menopouse dan mengganggu kehamilan berupa si janin
bayi, bakal penyebab IQ.
DENDA
BERAT
Para perokok umumnya
merasa sakit untuk berhenti merokok, kecuali dokter sudah benar-benar
melarangnya dan itu pun kalau si perokok dalam kondisi “sudah gawat darurat”
Tapi ada cara lain yang bisa mempersempit ruang gerak para perokok, misalnya
boleh merokok di tempat-tempat tertentu dan dilarang ditempat-tempat tertentu
pula. Contoh ini sudah ada di beberapa negara dan kota-kota besar seperti
Amerika Serikat, Inggris, Perancis, Tiongkok, Singapore dan Jakarta (Indonesia)
dan lain-lain, meskipun hanya pada tempat-tempat tertentu.
Di Singapore perokok
yang melanggar peraturan di kenakan denda uang kalau dirupiahkan sekitar Rp.1
juta. Di Amerika Serikat yang paling baik melaksanakan larangan merokok
tersebut di New York dan Los Angeles sampai turun drastis dari 40 persen
menjadi 25 persen di tahun 1965. Assosiasi Psikiater AS menyatakan nikotin
rokok sebagai kategori penyakit berbahaya yang di pantau oleh FDA (Food and Drug Administration) dimana
produk-produk tembakau harus diawasi dan di semua restoran dibuat larangan
merokok, bahkan di California dan Texas sudah ada ancaman Penjara bagi perokok
yang melanggar larangan tersebut.
Larangan merokok di
tempat-tempat tertentu di kawasan negara-negara Asia lebih keras dan berat
dibandingkan negara-negara barat, karena 60 persen pria dan 5 persen wanita
perokok di dunia adalah kawasan Asia sangat potensial. Hongkong dan Singapore
memberlakukan pajak tinggi mencapai 300 persen. Sementara di Tiongkok terdata
penduduknya sebagai perokok terbesar di Dunia mencapai 400 juta lebih atau
sekitar 30 persen dari jumlah penduduknya dan sekaligus sebagai negara
penghasil terbesar tembakau di dunia. Larangan belum begitu keras, walau di
kota-kota seperti Beijing dan Guangzhou terdapat tulisan larangan merokok
seperti “For you and Me, Dont Smoking” (Untuk
kamu dan aku jangan merokok) meskipun di tempat umum masih banyak orang
merokok. Larangan merokok dengan denda berat belum di patuhi secara sukarela.
HARI
TIDAK MEROKOK
Negara Eropa lainnya
seperti Perancis baru di tahun 1993 mulai bergerak melarang merokok di sembarangan
tempat. Inggris sejak tahun 1971 sudah melakukan gerakan anti Nikotin. Di
Manchester (Inggris) di Jerman dan Italia mempunyai persamaan persepsi untuk
mempersempit gerakan perokok dengan pertimbangan pasien jantung koroner karena
nikotin rokok beresiko tinggi menghimbau agar tidak bolak-balik ke rumah sakit,
kalau larangan merokok tidak diindahkan lagi, karena resikonya kematian.
Mengamati perspektif
kehidupan bagi para perokok karena menyangkut kebijakan politik disetiap negara
maupun faktor ekonomi karena menyangkut perdagangan dan industri serta sosial
budaya karena terikat pergaulan hidup masyarakat maka sejumlah negera tersebut
memberlakukan peringatan pada bungkus rokok berupa himbauan bahwa merokok itu
merugikan kesehatan.
Lebih 100 negara di
dunia telah menyepakati dan menetapkan pada setiap tanggal 31 Mei Komunitas
perokok dan masyarakat dihimbau untuk “Tidak Merokok Sehari Penuh” apa bisa ?
semuanya terserah dan tergantung kepada niat si perokok sendiri. Kalau memang
di hati meyakinkan satu hari tidak merokok, Ya Bisa! Tapi kalau tidak mau tahu,
atau pura-pura tidak tahu, atau memang tidak tahu sama sekali ya nikmatilah
nikotin itu. Merokok, Tidak! Merokok, Tidak ! Merokok Tidak !, Tidak Merokok !
***
*
Penulis adalah Sekretaris Jenderal Kampung Rakyat Indonesia