Dalam beberapa tahun terakhir, Indonesia, terutama Kalimantan Selatan, telah menghadapi tantangan serius dalam bentuk kebakaran lahan yang merugikan, terutama bagi perkebunan kelapa sawit. Dalam mengatasi masalah ini, Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Direktorat Jenderal Perkebunan telah memainkan peran penting.
"Hari ini Direktorat Jenderal Perkebunan Kementan bersama dengan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, pemerintah provinsi Kalsel, TNI, Badan Penanggulangan Bencana Nasional, dan Gapki melakukan operasi pemadaman kebakaran lahan gambut di Kalimantan Selatan," kata Dirjen Perkebunan Kementan, Andi Nur Alam Syah saat meninjau sekaligus melakukan pemadaman kebakaran lahan di Desa Syamsudin Noer, Kecamatan Landasan Ulin, Kota Banjarbaru, Rabu (4/10/2023).
Dalam upaya ini, Andi menyebut, Direktorat Jenderal Perkebunan Kementan memberikan dukungan berupa 10 unit pompa air untuk mempercepat pemadaman kebakaran lahan. Tujuan utama adalah melindungi lahan perkebunan kelapa sawit dari kebakaran yang meluas.
Menurut Dirjen Perkebunan Kementan, kebakaran lahan telah menjadi dampak dari fenomena El Nino. Oleh karena itu, penting bagi semua pihak terkait untuk tetap waspada dan mempersiapkan upaya-upaya pencegahan serta antisipasi. Hal ini bertujuan agar hasil produksi perkebunan, termasuk kelapa sawit, tetap terjaga mutu dan kualitasnya, serta ketersediaan bahan baku aman terkendali.
Dalam dua tahun terakhir, Kementan telah memberikan bantuan berupa 431 unit pompa pemadam kebakaran kepada Dinas Perkebunan Provinsi/Kabupaten serta Kelompok Tani Peduli Api (KTPA) di daerah-daerah rawan terjadinya kebakaran hutan dan lahan (Karhutla), termasuk Sumatera Utara, Sumatera Selatan, Riau, Jambi, Kalimantan Timur, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, dan Nusa Tenggara Barat. Bantuan ini diharapkan dapat meningkatkan kapasitas petugas dalam menanggulangi kebakaran dan membantu Satgas Karhutla.
Untuk memantau potensi kebakaran lahan perkebunan, Direktorat Jenderal Perkebunan, Kementerian Pertanian, menggunakan aplikasi digital bernama "Strategi Pengendalian Kebakaran Lahan Perkebunan – Pastikan Api dan Asap Menghilang" (SiKARLA PADAM). Aplikasi ini berbasis web dan berfungsi sebagai sistem informasi deteksi titik panas (hotspot) di lahan perkebunan. Dengan menggunakan teknologi ini, pihak berwenang dapat merespons cepat terhadap potensi kebakaran dan mengambil langkah-langkah preventif yang diperlukan.
Melalui kerjasama antara berbagai pihak terkait dan penerapan teknologi yang canggih, diharapkan Indonesia dapat mengatasi tantangan kebakaran lahan dengan lebih efisien dan melindungi keberlanjutan sektor perkebunan, termasuk industri kelapa sawit, yang merupakan salah satu penyumbang utama perekonomian negara. Dalam menghadapi tantangan lingkungan seperti ini, sinergi dan kolaborasi antarinstansi dan penerapan teknologi modern adalah kunci untuk menjaga keberlanjutan dan keamanan sumber daya alam Indonesia.
Reporter: Lakalim Adalin
Editor: Arianto