Dalam rangka perlindungan anak di era digital, Deputi Peningkatan Kualitas Anak, Perempuan, dan Pemuda Kemenko PMK Woro Srihastuti Sulistyaningrum (Lisa) mewakili Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy membuka acara "Safer Internet Day 2024" mengusung tema "Save Internet Save You," di Aula Heritage Kemenko PMK, pada Sabtu (24/2).
Lisa menyoroti tantangan menjadikan internet sebagai lingkungan yang positif bagi anak-anak yang kini tumbuh bersandingan dengan teknologi.
Menurut dia, anak-anak Indonesia, mayoritas yang sudah menjadi digital native, menghabiskan waktu hingga 4-5 jam per hari di internet. Angka mencengangkan tersebut menunjukkan perlunya kesigapan untuk memastikan penggunaan internet yang aman. Studi juga menunjukkan bahwa sekitar 79 persen anak-anak yang menggunakan internet tidak memiliki pengaturan yang baik dari orang tua mereka.
Dalam upaya meningkatkan kesadaran masyarakat, Safer Internet Day melibatkan berbagai pihak, termasuk kementerian, lembaga, institusi swasta, relawan, serta pembina dan pengasuh anak-anak. Lisa mengajak mereka untuk memahami peran mereka dalam mengawal anak-anak saat beraktivitas online.
Sementara itu, Imron Rosadi, Asisten Deputi Pemenuhan Hak dan Perlindungan Anak, menjelaskan, Safer Internet Day merupakan puncak rangkaian kegiatan yang melibatkan anak-anak dan pemuda. Ini mencakup kelas pendalaman untuk pencegahan eksploitasi anak dan lomba video suara anak. Tujuannya adalah meningkatkan partisipasi anak dan pemuda untuk menciptakan lingkungan internet yang lebih aman.
Kegiatan ini juga berfokus pada melibatkan insan media dan dunia usaha dalam upaya bersama menjadikan lingkungan internet lebih ramah anak. Selaras dengan itu, Safer Internet Day turut mendukung upaya mencetuskan regulasi perlindungan anak di dunia digital.
Dengan kerja sama antara Kemenko PMK, Kementerian PPPA, ECPAT Indonesia, PKPA, KOMPAK Jakarta, dan YouTube, Safer Internet Day diisi oleh narasumber dari berbagai latar belakang. Tujuannya tak hanya meningkatkan kesadaran, tetapi juga menciptakan kolaborasi lintas sektor demi perlindungan anak-anak di dunia digital.
Reporter: Lakalim Adalin
Editor: Arianto