Satu - Satunya Tampil Beda, Koran Politik Paling Berani Mengkritik Terpanas dan Perang Terhadap Koruptor, Narkoba, Teroris Musuh Rakyat ~~~~~>>>>> Kami Menerima Artikel, Opini, Berita Kegiatan, Iklan Pariwara dapat mengirimkannya melalui email dutanusantaramerdeka@yahoo.co.id
Tampilkan postingan dengan label Kilas Balik Bung Karno. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Kilas Balik Bung Karno. Tampilkan semua postingan

Pancasila Lebih Ampuh daripada Komunisme


KILAS BALIK BUNG KARNO

Pancasila Lebih Ampuh daripada Komunisme


       Pemimpin Besar Revolusi Bung Karno dalam setiap waktu kesempatan berpidato ditengah-tengah rakyat selalu komit menegaskan bahwa kita memiliki ideologi yang tidak ada duanya di dunia yakni Pancasila.

    Ideologi Pancasila ini digali dari bumi Indonesia, dari kultur rakyat Indonesia sendiri yang sudah turun menurun sejak zaman nenek moyang dahulu kala sebelum adanya Kerajaan Majapahit dan diadaptasi lagi dengan nilai-nilai islamisme pada zaman Walisongo, sehingga Pancasila merupakan pengejawantahan daripada kehidupan kultur masyarakat Indonesia yang multi agama dan multi budaya.

     Pancasila akan tetap lebih ampuh sebagai ideologis negara Indonesia dan kultur rakyat Indonesia, karena Pancasila lebih ampuh daripada ideologi Komunisme maupun “Declaration of Independence America” tandas Bung Karno.

            Menurut Bung Karno si Penggali Pancasila itu pada 1 Juni 1945  yang ditulis Prof. Moh. Yamin SH bahwa Pancasila bisa dipakai oleh semua negara di dunia, sedangkan komunis ajaran Marsis ataupun ajaran Lenin dan Mao Tse Tung bisa tidak dipakai di negerinya sendiri. Di negara Rusia masih menjadi mata pelajaran mahasiswa seperti juga banyak negara di dunia.

            Bung Karno adalah panggilan akrab Dr. Ir. Soekarno Presiden Pertama Republik Indonesia 1945 – 1967 dan sejak tahun 1968 – 1998 di pimpin Presiden Soeharto. Demikian catatan fakta sejarah tersebut.

Share:

Kilas Balik Bung Karno ~ Pemimpin Alami Dan Realitas


KILAS BALIK BUNG KARNO
PEMIMPIN ALAMI DAN REALITAS

    Tahun 2019 sebagai tahun Politik dan tahun Pesta Demokrasi dengan diselenggarakan Pemilihan Anggota Legislatif dan Pemilihan Presiden merupakan “ Tahun Panas ” yang menyerempet – nyerempet bahaya (Vivere Pericoloso) istilag Bung Karno.

                Sejarah mencatat bahwa lahirnya Pemimpin Besar seperti Bung Karno ketika pertama dipilih dan ditetapkan sebagai Presiden Republik Indonesia oleh Panitia Sembilan, bukan datang dan terjadi secara tiba – tiba menjdi Presiden begitu saja, semata – mata melainkan melalui proses panjang perjuangan dan tidak sendirian.

                Embrio lahirnya Negara Kesatuan Republik Indonesia juga bukan datang begitu saja, akan tetapi proses sejarah perjuangan dari Sabang sampai Merauke yakni seperti perjuangan Teuku Umar dan kawan – kawan di Aceh sampai Imam Bonjol, Pangeran Diponegoro, Sultan Agung di Jawa, Sultan Hasanuddin di Sulawesi dan Kapitan Pattimura di Maluku, dan lain – lain.

                Kemudian dilanjutkan dengan perjuangan 1908 Budi Utomo di sana ada Ki Hajar Dewantara dan kawan – kawan, lalu sampai Sumpah Pemuda 1928 dan Proklamasi 17 Agustus 1945 yang diproklamasikan oleh Dwi Tunggal Sukarno – Hatta yang kemudian kedunya menjadi Presiden dan Wakil Presiden yang pertama.

                Kilas Balik sejarah ini mencerminkan bahwa menjadi Pemimpin melalui Proses perjuangan dan dukungan rakyat, bukan pemimpin Katrol atau Instan atau bikinan. Pemimpin harus lahir yang alami dan realitas. Rakyat boleh menggadang – gadang atau menggiring dari bawah sampai ke Puncak Pimpinan tertinggi seperti Presiden.

                  Generasi pelanjut sebenarnya harus mencontohkan pola pikir dan jiwa kepemimpinan Tokoh Soekarno – Hatta ini, sehingga tidak dengan cara memfitnah atau memburuk – burukan lawan politik di arena pertarungan demokrasi seperti pemilihan Presiden tahun 2019 yang akan datang ini. Sekarang rakyat rindu pemimpin alami dan realitas tersebut. Rindu Soekarno – Hatta yang kedua, adakah ?
Share:

Revolusi 1945 Belum Selesai



Kilas Balik Bung Karno

Revolusi 1945 Belum Selesai

Sukarno-Hata memproklamasikan kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945. Perjuangan menuju kemerdekaan ketika itu didukung oleh kekuatan tentara nasional Indonesia yang bertempur untuk melawan pihak pasukan Belanda.

Di samping itu para diplomat Indonesia turut juga berjuang lewat perundingan dengan pihak Belanda. Perundingan ini diprakarsai oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa.

Revolusi 1945 berhasil mendirikan negara Republik Indonesia. Tetapi perjuangan belum selesai. Sekarang bangsa Indonesia sedang gencar-gencarnya melaksanakan pembangunan di segala bidang. Semangat revolusi 1945 adalah modal dasar bagi pembangunan manusia Indonesia seutuhnya agar negeri ini tidak tertinggal  dari bangsa-bangsa lain di muka bumi ini.

Generasi muda bangsa ini mesti mempersiapkan diri sebaik-baiknya agar pembangunan dapat berjalan dengan lancar. Kaum pelajar dan mahasiswa hendaknya menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi yang dibutuhkan dalam pembangunan nasional. Tanpa iptek Indonesia akan menjadi negara yang paling terbelakang. Oleh karena itu iptek adalah satu-satunya jalan keluar agar bangsa ini bisa sejajar dengan negara-negara maju.

Beberapa masalah yang dihadapi bangsa Indonesia antara lain kemiskinan, demokrasi, pelanggaran HAM dan gangguan keamanan. Gerakan separatis mengancam keutuhan NKRI. Pemilu yang bersih dan jujur adalah dambaan setiap insan Indonesia.  Program pembangunan diarahkan agar dapat mengikis kemiskinan rakyat Indonesia. Pendapatan per kapita Indonesia masih jauh di bawah negara kecil seperti Singapura. **(Red-25)


Oleh : I Wayan Budiartawan.
Lulusan Insitut Teknologi Bandung (ITB)
Share:

Selayang Pandang Pancasila


KILAS BALIK BUNG KARNO

Selayang Pandang Pancasila

Duta Nusantara Merdeka |
Pancasila sebagai dasar negara Indonesia sering digoyahkan oleh ideologi yang dianut oleh negara-negara blok Barat dan blok Timur. Bercermin dari pengalaman sejarah PKI sering melakukan pemberontakan untuk menggantikan Pancasila dengan ideologi komunis.

Ideologi komunis identik dengan negara blok Timur. Negara blok Barat sendiri berusaha memasukkan paham paham kapitalis ke dalam negara kita Indonesia. Tercatat dalam sejarah di Sumatera pernah terjadi pemberontakan PRRI/Permesta yang didukung oleh Amerika Serikat.

Sukarno, presiden Indonesia yang pertama,  berusaha mempersatukan paham nasionalis, agama dan komunis dalam apa yang disebut dengan Nasakom. Tahun 1965 meletus pemberontakan G30S/PKI yang paling dahsyat dalam sejarah. Sukarno tumbang digantikan oleh Suharto.

Pasca Suharto berkuasa selama 30 tahun sampai sekarang muncul paham-paham negara berdasarkan agama. Pancasila sekali lagi mendapat tantangan berat karena Indonesia nanti akan dijadikan negara agama oleh gerakan-gerakan organisasi keagamaan yang marak akhir-akhir ini. Pancasila memberi ruang gerak bagi semua agama. Tapi tokoh garis keras di negeri ini menggunakan agama untuk menarik simpati rakyat. **(Red-14)

Oleh :  I Wayan Budiartawan
Share:

Kilas Balik Bung Karno ~ Tahun Vivere Pericoloso



DNM.com

KILAS BALIK BUNG KARNO

TAHUN VIVERE PERICOLOSO

Semua Orang Indonesia sudah tahu, sekarang 2018 – 2019 adalah Tahun Politik. Pada tahun 1964 dulu istilah Bung Karno Tahun Vivere Pericoloso (Tavip – Menyerempet – nyerempet Bahaya) Bahaya apa ? Ya Bahaya Politik ! Terbukti tahun 1965 ada yang disebut Gestok ( Gerakan Satu Oktober) Ada yang bilang dengan istilah G 30 S atau Tragedi Gestapu. Terserahlah!.

Pada waktu itu kondisi negara memang menghadapi masa Genting, ada intrikasi politik di pemerintahan Presiden Soekarno, maka Bung Karno tahu tahun menyerempet – nyerempet bahaya. Di kala itu Bung Karno dijuluki sebagai orang yang memiliki indra yang disebut, Linuwih, Weruh sak duringe winarah” atau firasat sesuatu yang bakal terjadi.

Kalau sekarang Bagaimana ? karena kita tidak mempunyai Pemimpin yang Progresif, Revolusioner, tegas dan berani, maka sejak reformasi 1998 tidak ada perubahan signifikan dalam kehidupan rakyat indonesia di bidang politik, ekonomi, sosial budaya, hukum dan sebagainya. Setiap hari yang kita baca di media cetak, online atau televisi peristiwa kriminal, korupsi, narkoba, teroris, kehidupan individualistis.

Rakyat sudah apatis seolah – olah hidup di negara tanpa pemimpin. Suka – suka hukum rimba, tahanan bisa ditembak berondongan peluru, sudah itu penjahat narkoba bisa bebas berbuat meresahkan masyarakat. Koruptor bisa bebas atau hukuman ringan seperti ini. Semua itu betul – betul bahaya untuk masa depan negara dan bangsa Indonesia karena perekat nasionalisme sudah kandas dan memang sudah “ Vivere Pericoloso ”  

**(Ebiet PR)


Share:

Kilas Balik Bung Karno ~ Soekarno Dalam Dunia Islam



DNM.com

KILAS BALIK BUNG KARNO 


SOEKARNO DALAM DUNIA ISLAM

Bung Karno memang pemimpin yang tidak sempurna, namun lewat berbagai tindakan dan kontribusinya pada dunia Islam, ia patut dicatat dan terus diingatkan lagi untuk generasi kini dan yang akan datang.

Perlu Kita kembali Mengingat Sejarah bahwa Soekarno terlihat terharu pada 7 Maret 1954, dimana pagi itu ia dijadwalkan menutup acara konferensi ulama seluruh Indonesia di Istana Bogor, Jawa Barat. Konferensi yang dihadiri lebih kurang 35 orang ulama terkemuka seluruh Indonesia itu diselenggarakan sejak 4 hari sebelumnya di Cipanas, Puncak.

Konperensi itu antara lain membicarakan hubungan hukum agama dengan hukum negara, ketika republik itu baru berusia 9 tahun. Keputusan alim ulama inilah yang membuat Bung Karno tercenung pagi itu: Presiden Republik Indonesia adalah Penguasa Negara (Walijul Amri Danuri), Soekarno adalah pemimpin yang wajib ditaati dan dipatuhi umat Islam, selama tidak menyalahi syariat Islam.

Sebelumnya, pertemuan dibuka Menteri Agama K.H. Maskur sekitar pukul 9.30 WIB, disusul pembacaaan laporan keputusan-keputusan konperensi oleh Kyai Daud Rusdi dari Palembang.

Setelah itu giliran Presiden Soekarno berpidato. Ia memulai dengan pengantar suatu bangsa jang ingin merdeka harus mempersatukan semua golongan, terutama golongan agama dan nasional.

“Dan perjuangan kita meniadakan penjajahan baik politik dan ekonomis kini belum selesai dan tidak akan berhasil jika kita terus-menerus bertengkar antara kita sama kita!” Menurut Bung Karno itu tetap tak berarti Islam harus tunduk kepada yang bukan Islam.

“Melainkan persatuan itu adalah sekedar perkawinan, koordinasi di dalam perjuangan menyempurnakan negara kita ini. Negara Republik Indonesia hanyalah sekedar wadah jang harus kita sempurnakan dan di dalam mana kita dapat mengembangkan agama kita sebaik-baiknya. Dapatkah kita sempurnakan air di dalam gelas, kalau gelas itu retak, sekalipun terbuat dari emas?”

Konon, pemberian nama sekelas Sultan kepada Bung Karno saat itu untuk mengimbangi pengaruh Darul Islam,  yang didirikan S.M. Kartosoewirjo, yang makin membesar di beberapa wilayah Indonesia. Kartosoewirjo bahkan saat itu didapuk menjadi Imam, antara lain oleh Kahar Moezakkar di Sulawesi Selatan dan Teungku Muhammad Daud Beureueh di Aceh.

Dalam konteks Republik Indonesia yang tidak mempunyai raja atau sultan, tetapi Presiden Republik, maka kedudukan presiden mempunyai kekuatan hukum seperti sultan, seperti dinukil dari hadits nabi Muhammad.

Itu memang gelar politis, dan Bung Karno tahu benar itu hanya siasat menandingi sang Imam Kartosoewirjo. Negara tak boleh kalah oleh upaya memecah belah negara, apapun alasannya. **
Share:

Kilas Balik Bung Karno ~ Karakter Bangsa




KILAS BALIK BUNG KARNO

KARAKTER  BANGSA

Soekarno ketika pidato kata sambutan setelah menerima ijazah gelar Insinyur dari ITB (Institut Teknologi Bandung) mengatakan bahwa : Ijazah ini bisa robek, bisa terbakar jadi abu atau hilang tak berbekas. Tapi yang menerima Ijazah ini telah terbentuk jiwa karakternya menjadi cermin karakter bangsa yang abadi sepanjang zaman.

Karakter figur Pribadi jati diri Bung Karno memang sudah menjadi karakter Bangsa Indonesia diawali sejak Bung Karno melahirkan pancasila tanggal 1 Juni 1945 dua bulan sebelum Indonesia Merdeka 17 Agustus 1945. Pancasila sebagai pengejawantahan karakter jati diri Bung Karno, telah menjadi alas dasar karakter bangsa Indonesia. Sehingga bangsa ini walau terdiri berbagai ras, suku, etnis, agama, bisa menjadi satu kesatuan karena terikat oleh Bineka Tunggal Ika nya Pancasila.

Apabila ideologi Bangsa Indonesia bukan Pancasila, mungkin negeri ini sudah tercabik-cabik beberapa bagian dengan ideologi yang berlainan pula. Tepatlah yang dikatakan oleh Bung Karno bahwa ijazah bisa hilang menjadi abu tapi karakter penerimanya menjadi milik karakter Bangsa Indonesia yang tidak hilang sepanjang zaman. **(YH)
Share:

Pancasila Potret Kultur Masyarakat Indonesia



Kilas Balik Bung Karno
Pancasila Potret Kultur Masyarakat Indonesia

            Pemimpin Besar Revolusi Bung Karno dalam setiap waktu kesempatan berpidato ditengah-tengah rakyat selalu komit menegaskan bahwa kita memiliki ideologi yang tidak ada duanya di dunia yakni Pancasila.

            Ideologi Pancasila ini digali dari bumi Indonesia, dari kultur rakyat Indonesia sendiri yang sudah turun menurun sejak zaman nenek moyang dahulu kala sebelum adanya Kerajaan Majapahit dan diadaptasi lagi dengan nilai-nilai islamisme pada zaman Walisongo, sehingga Pancasila merupakan pengejawantahan daripada kehidupan kultur masyarakat Indonesia yang multi agama dan multi budaya.

            Pancasila akan tetap lebih ampuh sebagai ideologis negara Indonesia dan kultur rakyat Indonesia, karena Pancasila lebihh ampuh daripada ideologi Komunisme maupun “Declaration of Independence America” tandas Bung Karno.

            Menurut Bung Karno si Penggali Pancasila itu pada 1 Juni 1945  yang ditulis Prof. Moh. Yamin SH bahwa Pancasila bisa dipakai oleh semua negara di dunia, sedangkan komunis ajaran Marxis ataupun ajaran Lenin dan Mao Tse Tung bisa tidak dipakai di negerinya sendiri. Di negara Rusia masih menjadi mata pelajaran mahasiswa seperti juga banyak negara di dunia.

         Bung Karno adalah panggilan akrab Dr. Ir. Soekarno Presiden Pertama Republik Indonesia 1945 – 1967 dan sejak tahun 1968 – 1998 di pimpin Presiden Soeharto. Demikian catatan fakta sejarah tersebut. **(YH)
Share:

Makna Sumpah Pemuda

Sang Proklamator Ir. Soekarno
          
       Sejarah lahirnya Proklamsi 17 Agustus 1945 embrionya tetap mencakup para pejuang pra kemerdekaan Indonesia. Misalnya perjuangan Imam Bonjol, Pangeran Diponegoro, Patimura, dan lain – lain di abad 15 – 18. Kemudian disusul generasi 1908 Kebangkitan Nasional, ada Budi Utomo, Ki Hajar Dewantara, HOS Tjokroaminoto, KH Ahmad Dahlan dan lain-lain.

           Selanjutnya generasi 1928 ada Soekarno, Hatta, M. Yamin, WR Supratman dan lain-lain utusan dari wilayah nusantara Sabang – Merauke berkumpul di Jakarta dengan Deklarasi Sumpah Pemuda tepat pada tanggal 28 Oktober 1928. Sekarang sudah 28 Oktober 2017, tapi fakta sejarah tidak bisa dilupakan. Anak-anak Muda pada waktu itu tujuannya memiliki negara sendiri yang berdaulat dan dipimpin oleh bangsa sendiri, bukan oleh bangsa asing.

      Mereka bersumpah dengan tiga kalimat saja tapi bermakna multi dimensional yakni Berbahasa Satu, Berbangsa Satu, Bertanah Air Satu yaitu Indonesia. Lagu kebangsaan karya WR Supratman pertama kali dikumandangkan pada tanggal 28 Oktober 1928, Indonesia Raya.

     Generasi sekarang dan kedepan seharusnya menghargai karya besar bangsa dan pemuda kita waktu itu. Apa mungkin kalau generasi muda sekarang mau dicekoki narkoba bisa mengerti tentang makna Sumpah Pemuda. *(YH)

Share:

APA ITU GESTOK ?

     
Presiden Ir. Soekarno
    
            Sejarah tidak bisa dilupakan setiap kali datang bulan September tentu orang akan mengingatnya tentang peristiwa G30S. Kalau Bung Karno menyebutnya Gestok. Apa itu Gestok ? Gerakan Satu Oktober. Karena menurut Bung Karno dan dibenarkan oleh Rahmawati Soekarnoputri, gerakan berdarah yang dilakukan oleh sekelompok serdadu tidak dikenal itu terjadi sekitar pukul 01.15 Wib sampai subuh pukul 04.00 Wib dini hari sudah masuk tanggal 1 Oktober 1965 makanya disebut Gestok (Gerakan Satu Oktober).

      Gerakan Satu Oktober itu telah menewaskan sedikitnya 7 Jenderal termasuk Jenderal Ahmad Yani, Menteri Panglima Angkatan Darat (Menpangad) waktu itu. Presiden Soekarno menangis tersedu-sedu ketika melayat dalam upacara pemakaman Jenazah Tujuh Pahlawan Revolusi itu akibat pembunuhan sadis tak berkemanusiaan oleh serdadu tak dikenal. Kemudian Bung Karno menaikkan pangkat setingkat kepada semua korban dengan gelar Tujuh Pahlawan Revolusi Anumerta (Anugerah Mempertahankan Tanah Air).

                Menurut saksi sejarah Rahmawati Soekarnoputri merupakan anak ketiga pasangan Soekarno – Fatrmawati bahwa yang benar peristiwa sejarah pahit berdarah itu adalah Gestok atau Gerakan Satu Oktober bukan G30 S.

Karena menurut Rahmawati pada tanggal 30 September 1965 itu Presiden Soekarno masih menyampaikan pidato acara di Convension Hall Jakarta sekitar jam 21.00 Wib. Berarti malam dan belum kejadian apa-apa, kenapa Pemerintahan Pak Harto menyebutnya dengan G30 S.

Belakangan baru terbuka bahwa rentetan G30 S itu adalah Kudeta Militer ekstrem yang tidak didukung oleh seluruh militer dan rakyat. Makanya Presiden Soekarno bertahan sampai 1967. Tapi Bung Karno tidak melakukan “Pembersihan” di Kabinet dan institusi militer sehingga kelompok ekstrem yang waktu itu disebut Kontra Revolusi bebas bermanuver politik.


Pidato Presiden Soekarno pada 17 Agustus 1966 berjudul “JAS MERAH” dan Pidato 17 Agustus 1967 berjudul Nawaksara di tolak MPRS yang sudah dikuasai kelompok ekstrem kontra revolusi. Bung Karno  dipenjarakan oleh Pjs Presiden Soeharto di Wisma Yaso sampai meninggal tanggal 21 Juni 1970 tanpa peradilan hukum. Parahnya lagi dalam catatan sejarah selama pemerinta Orde Baru pimpinan Jenderal Soeharto hampir terhapus nama Sang Proklamator  Soekarno – Hatta. Dan lucunya lagi sejarahwan Anhar Gonggong yang mengkritik “Kejahatan Politik” Orde Baru itu justru dipenjarakan pula.  Segenggam kekuasaan lebih berarti dari pada sekeranjang kebenaran kata filsof Plato. **( Yudhi Harsoyo)
Share:

Kilas Balik Bung Karno - Makna Proklamasi

Ir. Soekarno (Sang Proklamator)

Setiap Tahun kita Memperingati Hari Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia, Maka kita tidak bisa terlepaskan identik dengan Makna Sosok Bung Karno, yakni Sang Proklamator.

Sungguh Kelahiran Republik Indonesia ini yang diproklamasikan oleh Sokerna -  Hatta pada Tanggal 17 Agustus 1945 di Pegangsaan Timur adalah hasil kerja dan perjuangan panjang Rakyat Indonesia dari Sabang sampai Merauke.

Rakyat Indonesia pantang Menyerah terhadap cengkeraman penjajah yang menjajah Bangsa Indonesia, berdasarkan catatan sejarah setidaknya ada 6 Negara yanh pernah Menjajah Indonesia Portugis (1509 - 1595), Spanyol (1521 - 1692), Belanda  (1602 - 1942), Perancis (1806 - 1811), Inggris  (1811 - 1816), Jepang (1942 - 1945).

Dari Perjalanan Panjang tersebut Akhirnya Indonesia dinyatakan Merdeka pada 17 Agustus 1945 dan sekarang sudah 72 Tahun Bangsa Indonesia Merdeka, masih banyak yang perlu dibenahi di negeri tercinta ini. Karena saat ini Indonesia tidak berperang melawan para Penjajah. Namun Indonesia terus berperang melawan Korupsi, Narkoba dan Teroris yang menjadi Utama, agar Indonesia Maju dan Berkembang, dan mampu Meminimalisir isu SARA yang sekarang ini kian merebak menjadi Makna Proklamasi sesungguhnya saat ini.

Kemerdekaan Rakyat Indonesia ini sebagai wujud pengejawantahan amanad UUD 1945, Landasan Konstitusi dan Pancasila sebagai Ideologi dasar negara Republik Indonesia, Jadi tidak ada salahnya jika kita renungkan sejenak Makna Proklamasi ini dan menatap kedepan bahwa banyak Persoalan Bangsa yang masih butuh perhatian dan perlu perbaikan menuju kesejahteraan hidup rakyat yang miskin dan berdiri sejajar dengan negara-negara lain di Dunia. 

Merdeka..!! Merdeka..!! Merdeka..!! 
Share:

Kilas Balik Bung Karno ~ Juni Bulan Bung Karno


Juni Bulan Bung Karno

Momentum Istimewa Bagi Bangsa Indonesia tidak bisa dipungkiri, jika pada Bulan Juni dikatakan Bulannya Bung Karno. Banyak peristiwa penting yang terjadi dalam Bulan Juni ini terutama jika kita mengkaitkan dengan Sang Proklamator Indonesia Ir. soekarno 

Setidaknya ada 3 Hal yang terjadi pada bulan juni ini, Pertama Lahirnya Presiden Soekarno pada tanggal 6 Juni 1901, Kedua Hari Lahirnya Dasar Negara Republik Indonesia yakni Pancasila yang di gagas Bung Karno dalam Pidatonya di sidang BPUPKI pada Tanggal 1 Juni 1945, dan yang Ketiga adalah sebuah proses akhir dari kehidupan sang Putra Fajar, dimana karena sakit yang dideritanya Bung Karno Wafat pada tanggal 21 Juni 1970 di RSPAD Jakarta.

Sejarah mencatat bahwa Peristiwa di Bulan Juni ini dirasa tidak berlebihan jika dinamai Bulannya Bung Karno. Sebab melalui Perannya Bung Karno mampu Mempersatukan Indonesia dari Keberagaman menjadi Satu Kesatuan yang utuh melalui Pancasila.

Cukup Heran rasanya jika saat ini hari lahirnya Pancasila yang telah ditetapkan Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada setiap tanggal 1 juni menjadi hari libur nasional masih menjadi Kontroversi di berbagai kalangan. Semoga dengan dijadikannya Bulan Juni Bulannya Bung Karno, tidak ada upaya pihak-pihak tertentu untuk menghilangkan gagasan dan pemikiran Bung Karno. ** (EPR)
Share:

KILAS BALIK BUNG KARNO - PANCASILA HARGA MATI

PANCASILA HARGA MATI

Pemimpin Besar Revolusi Ir. Soekarno pernah mengatakan dalam pidatonya yang terakhir bahwa "Jangan Sekali-Kali Meninggalkan Sejarah" atau yang sering kita kenal dengan sebutan "JASMERAH" hal ini disampaikan Soekarno dalam pidatonya disaat situasi dan kondisi yang cukup gawat.

Saat ini Indonesia hampir dihadapkan dalam kondisi tersebut, dimana kondisi perpolitikan mengalami kesenjangan, adanya berbagai persoalan yang menjurus ke sara, yang lama-kelamaan memicu perang saudara, belum lagi munculnya perbedaan pendapat terhadap para tokoh agama, mencederai dan menghilangkan nilai-nilai dasar negara atau Pancasila, adanya gerakan radikal,  jika terus larut dalam kondisi ini maka akan mengganggu kebhinekaan dan stabilitas Negara Indonesia.

Jika kita telusuri secara singkat catatan sejarah bahwa Bung Karno menciptakan sebuah Gagasan yakni Pancasila melalui pemikiran panjang sehingga tercipta lima sendi mulai dari Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab, Persatuan Indonesia, Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan  dalam permusyawaratan/perwakilan Dan Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia. Hal inilah yang akhirnya ditetapkan sebagai dasar negara dan tertuang dalam Pembukaan UUD 1945.

Jadi Pancasila merupakan Harga Mati bagi Rakyat Indonesia, sehingga tidak bisa ditawar-tawar atau diubah-ubah dengan berbagai pemahaman-pemahaman, karena Ideologi Pancasila sudah Final sebagai dasar dan pedoman Negara Indonesia.
Share:

KILAS BALIK BUNG KARNO - Peran Soekarno Menentukan Kemerdekaan Melalui Islam

KILAS BALIK BUNG KARNO - Peran Soekarno Menentukan Kemerdekaan Melalui Islam

Ir. Soekarno adalah Presiden Indonesia pertama yang menjabat pada periode 1945 – 1966. Ia memainkan peranan penting untuk memerdekakan bangsa Indonesia dari penjajahan Belanda. Ia adalah penggali Pancasila. Ia adalah Proklamator Kemerdekaan Indonesia bersama dengan Mohammad Hatta pada tanggal 17 Agustus 1945

Soekarno dilahirkan di Blitar, 6 Juni 1901 dengan nama Kusno Sosrodihardjo. Ayahnya bernama Raden Soekemi Sosrodihardjo, Ibunya bernama Ida Ayu Nyoman Rai berasal dari Buleleng, Bali. Ketika masih kecil, karena sering sakit-sakitan, menurut kebiasaan orang Jawa oleh orang tuanya namanya diganti menjadi Soekarno.

Sejak itu Soekarno terus belajar dan menjadi aktivis pergerakan melawan penjajahan . Tidak bisa dipungkiri bahwa peran Sejarah Perjuangan umat Islam melawan penjajahan kolonial Portugis, Belanda, dan Inggris dimulai dari kerajaan-kerajaan, dan kemudian diteruskan oleh perjuangan rakyat semesta yang dipimpin sebagian besar oleh para ulama. Jadi perjuangan ini dirintis sejak dari perlawanan kerajaan-kerajaan Islam, kemudian diteruskan dengan munculnya pergerakan sosial di daerah-daerah, yaitu perlawanan rakyat terhadap kolonial/penjajahan dan para agen-agennya, sampai dengan munculnya kesadaran bernegara yang merdeka.

Dalam perjuangan di kawasan Nusantara, khususnya Indonesia yang mayoritas penduduknya muslimin, maka peranan Ajaran Islam dan sekaligus Umat Islamnya punya arti yang sangat penting  dan tidak dapat dihapus dalam panggung sejarah Indonesia.

Atas desakan berbagai tokoh-tokoh agar Soekarno memproklamasikan kemerdeka-an republik Indonesia. maka Soekarno menetapkan moment tepat untuk kemerdekaan Republik Indonesia yakni dipilihnya tanggal 17 Agustus 1945 saat itu bertepatan dengan tanggal 17 Ramadhan, bulan suci kaum muslim yang diyakini merupakan tanggal turunnya wahyu pertama kaum muslimin kepada Nabi Muhammad SAW yakni Al Qur-an. Pada tanggal 18 Agustus 1945, Soekarno dan Mohammad Hatta diangkat oleh PPKI menjadi Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia. Pada tanggal 29 Agustus 1945 pengangkatan menjadi presiden dan wakil presiden dikukuhkan oleh KNIP. Dan ini merupakan peran penting Agama Islam dalam sejarah Indonesia. 

                                                             
(Ebiet PR)
Share:

SUPERSEMAR Antara Perintah Dan Kudeta




Kilas Balik Bung Karno
Supersemar Antara Perintah Dan Kudeta

Sejarah Republik Indonesia bisa saja tenggelam, namun belum tentu akan hilang dari ingatan para sejarawan maupun para pejuang yang sudah mengabdikan dirinya buat Bangsa Indonesia terutama dalam mempertahankan keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Pemimpin Besar Revolusi, Ir. Soekarno pernah mengalami situasi Politik yang cukup berat pasca adanya Gerakan 30 September 1965 atau yang sering dikenal dengan G30/S PKI dan telah memakan korban, namun Bung Karno menyebut Gerakan tersebut merupakan Gerakan Satu Oktober (Gestok) sebab Kejadian Dini Hari tersebut sudah masuk pada tanggal 1 Oktober 1965.

Gerakan tersebut telah membuat situasi Politik Indonesia terguncang dan membuat perbedaan pendapat antara Presiden Soekarno dan Menteri/Panglima Angkatan Darat Jenderal Soeharto, Perbedaan Pendapat tersebut terfokus dalam menyelesaikan Situasi dan Krisis Nasional yang semakin hari terus Memuncak, dari segi ekonomi, Politik dan Keamanan, ditambah dengan Aksi para Mahasiwa dan Rakyat yang melakukan Demonstrasi di berbagai tempat.

Presiden Soekarno yang Juga Panglima Tertinggi Militer dianggap tidak dapat mengendalikan situasi Indonesia yang semakin terpuruk saat itu, sehingga pada tanggal 11 Maret 1966, Presiden Soekarno mengadakan Sidang Paripurna Bersama Kabinet 100 Menteri untuk Mengambil Keputusan dan Jalan Keluar dari Krisis yang Melanda Indonesia.

Sang Proklamator tersebut masih berkeyakinan bahwa persoalan bangsa  Indonesia dapat diselesaikan, namun situasi Politik mendesaknya untuk segera mengambil Keputusan, agar persoalan tersebut diserahkan kepada Letjen Soeharto yang pada waktu itu menjabat sebagai Panglima Angkatan Darat, Dan Soeharto merasa Mampu untuk Mengatasi Masalah yang terjadi, sehingga Presiden Soekarno Menerbitkan Surat pada tanggal 11 Maret 1966, yang kita Kenal sebagai Surat Perintah Sebelas Maret (Supersemar), dan Soeharto Langsung Menjalankan Tugasnya diantaranya membubarkan PKI.

Setelah Terbitnya Surat Perintah Tersebut, banyak Opini terbangun di masyarakat Indonesia, bahkan banyak pihak menduga bahwa Soekarno Bukan Presiden Republik Indonesia lagi, sehingga tampak terjadi dualisme kepemimpinan di Indonesia. Namun Bung Karno berupaya meyakinkan Semua pihak bahwa dia Masih Presiden, Namun Kekuasaan yang dipegangnya perlahan telah beralih kepada Soeharto.

Sampai saat ini Surat tersebut menjadi Kontroversi karena banyak pendapat dari berbagai pihak dan kalangan sejarahwan yang berbeda pandangan dan tanggapan tentang isi dari supersemar tersebut, karena sampai saat ini juga belum ditemukan Surat Asli yang telah dikeluarkan oleh Bung Karno di Istana Bogor tersebut. (EPR)
Share:

KILAS BALIK BUNG KARNO - Jangan Melecehkan Pancasila



JANGAN MELECEHKAN PANCASILA

Pemimpin Besar Revolusi Bung Karno ternyata tidak habisnya untuk diperbincangkan sepanjang zaman karena pertama Bung Karno sebagai orang besar berlabel internasional setara dengan orang-orang terkenal yang juga Pemimpin Besar lainnya di Dunia seperti Mahatma Gandi, Jahwaral Nehru, Fidel Castro, Gamal Abdul Nasser, Mao Tje Tung dan lain-lain. Di atas mereka ada juga Thomas Jeferson, Abraham Lincoln, Lenis dan lain-lain.

Kedua ada karya besar Bung Karno yang tidak ada duanya di dunia yakni Pancasila. Karya besar filosofi Bung Karno ini menjadi idiologi negara dan Bangsa Indonesia, karena digali dari bumi sendiri, dari multi kultur Bangsa Indonesia.

Banyak orang Indonesia yang kurang paham tentang makna falsafah Pancasila, sehingga mereka kurang atau tidak menerima ideologi Pancasila sebagai pedoman hidup rakyat Indonesia.

Oleh sebab itu tidak heran jika Sukmawati salah satu Puteri Proklamator Bung Karno mengadukan ke pihak berwajib kelompok in-toleransi karena dinilai telah melecehkan Pancasila berarti melecehkan karya besar Bung Karno, otomatis telah melecehkan Kultur Bangsa Indonesia. *(Yudhi Harsoyo)
Share:

KIRIM BERITA SILAHKAN KLIK

KIRIM BERITA ANDA KESINI! Merasa Terbantu Dengan Publikasi ? Ayo Traktir Kopi Untuk Admin Dengan Cara Berbagai Donasi. Terimakasih :)



BREAKING NEWS

~||~ KPU Tetapkan 3 Pasang Calon Presiden dan Wakil Presiden 2024 - 2029 ~||~ Kampung Rakyat Indonesia Siap Sukseskan Pemilu 2024 ~||~ #PEMILUDAMAI ~||~

Kilas Balik Bung Karno

Kilas Balik Bung Karno - Makna Proklamasi

Ir. Soekarno (Sang Proklamator) Setiap Tahun kita Memperingati Hari Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia, Maka kita tidak bisa t...

Like Fanpage

Follow In Twitter

Breaking News

IKUTI KAMI


loading...

NONTON VIDEO DAPAT DUIT

10 Berita Populer

IKLAN

IKLAN
Ingin Pasang Iklan hubungi Kami di 0812 6582 534

Label

(SAS) #2019GantiPresiden Accounting Aceh Aceh Timur Adat Istiadat Advokat AFF Agama Agraria AIDS Air Aisyiyah Aksara Aksi Aksi Sosial Aktivis Aktivitis Al Washliyah Album Amien Rais Anak Anak Yatim Anarkis Angkatan Darat Anies Baswedan Animal Anti Korupsi Arisan Artikel Artis Arus Mudik Asahan Asian Games ASN Asuransi Asusila Atlet Award Bacaleg Bachtiar Ahmad Sibarani Baksos Bakti Sosial Balap Liar Banda Aceh Bandar Lampung Bandara Bandung Banjir BANK Bank Sumut Bansos Banten Bantuan Sosial Bapenas Bappenas Basarnas Batubara Bawang Putih Bawaslu Bayi Bazar BBM Bea Cukai Beasiswa Begal Bekraf Beladiri Belanja Bencana Bencana Alam Beras Berita Bhabinkamtibmas Bhayangkara Bhayangkari Bioskop Bisnis BKPRMI BM PAN BNI BNN BNPT Bobby Nasution Bom Bunuh Diri Boomerang BPBD BPJS BPN BPOM BRI Brimob Buka lapak Bukit Asam Buku Bulog BUMN Bung Karno Bupati Bursa saham Bursasaham Buruh Bus Caleg Capital market CCTV Cerpen Cianjur Cikampek Citilink conference Cosplayer Covid-19 Covid-19 Satgas Covid19 Cuaca Cuci Tangan Curanmor Cyber Daerah Dakwah Dance Debat Presiden Debt Collector Dede Farhan Aulawi Deklarasi Deli Serdang Demonstrasi Densus 88 Desa Dewan Pengawas Dewata Sakti Dharma Pertiwi Dialog Digital Diklat Dinas Perhubungan Dirgahayu HUT RI Disiplin Diskusi Dongeng Donor Darah DPD RI DPR Duka Cita E-Money Effendi Simbolon Ekonom Ekonomi Ekspor Impor Electronics Elektronik Emas Empat Pilar Entertainment Es cream ESDM event Fashion Festival FIFA Film Film Horor Film seri Anak Fintech FISIP Flores Timur Formasi Formula E Forum Furniture Futsal G30S/PKI GAAS Games Ganja Ganjar Ganjil Genap Garut Gebyar Kemerdekaan Gempa Geng Motor Genppari Gereja Gibran Gizi Buruk Go Pay Go-Jek Gojek Golkar Gotong Royong Grab Gubernur Guru Besar Gym Haedar Nasir ham HANI Harbolnas Hari Ibu Hewan Hiburan HIV HMI Hoax Hotel Hp Hukum Humas Humbahas HUT HUT Bhayangkara HUT RI HUT TNI Hutan Ibadah Ibadah Haji Ibu Negara Idul Adha Idul Fitri IKLAN Imlek IMM Indonesia Industri inflasi Informasi Infrastruktur Inspektorat Inspirasi Internasional Internet Intoleran Investor IPK IPM IPPI Islam IWAPI Jakarta Jakarta Barat Jakarta Pusat Jalan Jambore Nasional Jawa Tengah Jawa Timur Jayapura Jokowi Juara Jum'at Barokah Jumanji Jumat Jumat Berkah Jurnalis Kaliber Kampanye Kampung Rakyat Indonesia Kampus Kamtibmas Kapolda Kapoldasu Kapolri Kapolsek Kapolsek Kepolisian Karaoke Karhutla Karya Tulis Kasus KDRT Keadilan Keagamaan Keamanan Kebakaran Kebangsaan Kebersihan Kebudayaan Kebun Kecantikan Kecelakaan Kedokteran Kegiatan Kegiatan seminar Kehutanan Kejahatan Kejaksaan Kejuaraan Kejurnas Kekerasan Kelestarian Alam Keluarga Kemalingan Kemanusiaan Kemenag Kemenaker Kemendag Kemendagri Kemendesa Kemendikbud Kemenhub Kemeninfo Kemenkes Kemenkeu Kemenko Kemenkumham Kemenlu KEMENPAN-RB Kemenparekraf Kemenperin Kemenpora kemenristek Kemensos Kementan Kemiskinan Kendaraan Dinas Kepala Daerah Kepedulian keperdulian Kepolisian Kerajaan Kereta Api kerja Paksa Kerjasama Kesehatan Kesejahteraan Keselamatan Kesenian Ketahanan Pangan Ketenagakerjaan Keuangan Khilafahtul Muslimin Kilas Balik Bung Karno Kivlan Zen KKP KNPI Kohati kompetisi Kompolnas Komputer Komunitas kon Konferensi KONI Konsumen Koperasi Kopermasu Kopi Kopi Pagi Korupsi Kota Medan KPK KPR KPU Kriminal KRYD KSAD Kudeta Kuliner Kunjungan Kerja Kutai Kartanegara Labuhan Batu Lahan Lakalantas Laksi Lalu Lintas Lampung Langka Langkat Lapas Launching Launching Album Launching Aplikasi Launching Buku LAZISMU Lebaran Legislatif Lembaga LGBT Lifestyle Lingkungan Lingkungan Hidup LIPPI Listrik Lock Down Lomba lomba lari London LPPI LPS LSM Lukas Enembe Madina Mahasiswa Mahkamah Agung Mainan anak Majalengka Makanan Jepang Makassar Makkasar Mall Maluku Market Outlook Masjid Masker Mata Uang Maulid Nabi Mayday MDMC Medan Denai Media Media Sosial Megapolitan Menag Mendag Mendagri Menembak Menteri Menteri Perdagangan millenial Minuman Keras Minuman sehat Minyak Goreng Minyak Makan Miras Mobil MOI Motivasi MoU MPR MPR RI Mudik Muhammadiyah Muharram MUI Munas Musibah Musik Musyawarah Musywil Narkoba Narkotika NasDem Nasional Natal Natal & Tahun Baru New Normal NII NKRI NU ODGJ Office Ojek Online Ojol Olah Raga Olahraga Ombusman Omicron Online Operasi Patuh Operasi Yustisi Opini Organisasi Ormas Otomotif P Padang Padangsidimpuan Pagelaran Pahlawan Pajak Pakta Integritas Palestina Pameran PAN Pancasila Papua Parawisata Pariwisata Partai Demokrat Partai Politik Partai UKM Partai Ummat Pasar Pasar modal Pasar Murah Pasar Tradisional Paspampres Patroli PC PDI Perjuangan PDIP Perjuangan pe Pedagang Pegadaian Pelajar Pelajar Islam Indonesia Pelantikan Pelatihan Pelayanan Publik Pelecehan seks Pelukis Peluncuran Pemadam Kebakaran Pemalakan Pembangunan Pembayaran Elektronik Pembunuhan pemerasan Pemerintah Pemerintahan Pemerkosaan Pemilu Pemuda Pemuda Melati Indonesia Pemuda Muhammadiyah Pemuka Agama pen Penandatanganan Pencabulan Pencemaran Nama Baik Penculikan Pencurian Pendataan Pendidikan Penelitian Penembakan Penerbangan Penertiban Pengabdian Pengadilan Pengadilan Negeri Pengajian Pengamanan Pengamat Penganiayaan Pengawasan Pengetahuan Penggelapan Penghargaan Penghijauan Pengusaha Penipuan Penistaan Agama Penulis Penyakit Penyandang Disabilitas Penyuluhan Perampasan Perayaan Perbankan Percut Sei Tuan Perdagangan Perekonomian Perempuan & Anak Peresmian Pergaulan Perhubungan Perikanan Peristiwa Perjanjian Perjudian Perkawinan Perlombaan Permainan Perpajakan Pers Pertamina Pertanahan Pertanian Perusahaan Pesawat Terbang PET Pileg Pilkada PIlkades Pilpres Pin Pinjam meminjam uang Pinjaman Online PKL PKS PMI Polairud Polantas Polisi Cilik Politik POLRI Polwan Pondok Pesantren Ponpes Pornografi Posko Ummat PPKM PPWI Pra Kerja Prabowo Pramuka Praperadilan Prawita Genppari Premanisme Presiden Prestasi Primbon Politik Prokes promo Property Prostitusi Protokol Kesehatan PSI PSSI Public Expose Publik expose Puisi Pungli PUPR Pusat Perbelanjaan Puskesmas PWI Qurban Radikalisme Rafdinal Ragam Rakernas Rakor Ramadhan Reksadana Rektor Relawan Relawan Jokowi Religi Remisi Rentan Renungan resa Restoran Reuni 212 Revolusi Mental Reward RKUHP Robot Ruang Guru Rumah Rumah sakit Rups Rusia RUU Saber Pungli Sabu Sahabat Anak Salon Samosir Samsat Samsung Sanitasi air.Lingkungan hidup Santri SAR Satlantas Satpol PP Satwa Sejarah Sekolah Sembako Seminar Sengketa Seniman Senjata Senjata Api Sepak Bola Separatis Sepeda Sepeda sehat Serdang Bedagai Sertifikat Sertijab sho Sigli Silaturahim Silaturahim. KUYAI Kartanegara Silaturahmi Silaturrahim SIM Simalungun Simpan Pinjam Simulasi Smartphone Soekarno Solar Somasi Sosial Sosialisasi Startup Stasiun STOP PRES...!!! Studi Ilmiah Stunting Suku bunga Sulawesi Selatan Sumatera Barat Sumatera Utara Sumpah Jabatan Sumut Sungai Superstore Suplemen Surabaya Surat Terbuka Suriyono Adi Susanto Suriyono Adi Susanto {SAS) Survei Survey susu Swab Antigen Syafi'i Ma'arif Syariah Syawal Takjil Tali Kasih Talkshow Tanjung Balai Tantama Tapanuli Tengah Tawuran Teknologi Teror Terorisme Tes Urine Tiket Tilang Tips Tjahyo Kumolo TNI TNI AU TNI-Polri Tokoh Tokoh Agama Tokoh Masyarakat Tol Toys Kingdom ToysKingdom Tragedi Transportasi Trend Rambut True Money Uang Uang Palsu UIN Ujaran Kebencian UKM Ukraina Ulama UMJ umkm UMSU Undang-Undang UNIMED UniPin Universitas Unjuk Rasa Upacara Usaha Rakyat UU Cipta Kerja UU ITE UUD 1945 Vaksinasi Vaksinasi booster Valentine Day Verifikasi Viral Virus Corona Walikota Wanita Wapres Wartawan Webinar Wirausaha Wisata WNA Workshop Yogyakarta Zulkifli Hasan

Arsip Berita

IKUTI BERITA VIDEO KAMI DI YOUTUBE

POS PETIR

VIRUS COVID-19

Wabah Virus Corona (Covid-19) Sudah Menyerang Indonesia, Setiap Hari Korban Semakin Bertambah Sampai ada yang Meninggal, Rakyat Semakin Cemas dan Khawatir, Bagai Tersambar Petir Mendengar Virus Corona.

HALLO KRING..!!!

12 PAS

PANCASILA UDAH FINAL

Pembahasan RUU Haluan Ideologi Pancasila Banyak Penolakan Dari Berbagai Kalangan Masyarakat, Memang Seharusnya Tidak Usah Dibahas Dan Lebih Baik Dibatalkan. Pancasila Dasar Negara.
Tendangan 12 PAS Dihentikan

SOS

INDONESIA DARURAT NARKOBA

Sudah dijatuhi hukuman mati bahkan sudah ada yang dieksekusi, tapi masih banyak bandar narkoba semakin merajalela, terbukti banyak yang ditangkap petugas Polisi maupun BNN (Badan Narkotika Nasional) tapi belum kapok juga mereka, justru sipir penjara malah terlibat. Kalau sudah darurat begini, hukuman mati jangan berhenti, jalan terus!.

QUO VADIS

Kunjungan Statistik

Online

IKLAN USAHA ANDA


PRO KONTRA VAKSINASI

~> Program Vaksinasi Yang Diluncurkan Pemerintah Mendapat Sorotan Dari Berbagai Masyarakat, sehingga terjadi pro dan kontra

<~ Memang Sebenarnya Harus Jelas Disampaikan, Maksud dan Tujuan Vaksinasi, Karena dilapangan Ada Perbedaan Orang Yang Akan Divaksin dan Yang Tidak Boleh Divaksin, membuat masyarakat Bingung

Link Terkait

close
Banner iklan disini