Satu - Satunya Tampil Beda, Koran Politik Paling Berani Mengkritik Terpanas dan Perang Terhadap Koruptor, Narkoba, Teroris Musuh Rakyat ~~~~~>>>>> Kami Menerima Artikel, Opini, Berita Kegiatan, Iklan Pariwara dapat mengirimkannya melalui email dutanusantaramerdeka@yahoo.co.id
Tampilkan postingan dengan label Kemenkes. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Kemenkes. Tampilkan semua postingan

Empat Pesan Menkes untuk Eliminasi Penyakit Tropis Terabaikan


Duta Nusantara Merdeka | Jakarta 
Kusta, frambusia, kaki gajah, demam keong (schistosomiasis), dan cacingan merupakan Penyakit Tropis Terabaikan atau Neglected Tropical Disease (NTDs) yang menjadi perhatian dalam peringatan NTDs Day 2024 di Jakarta, Rabu (6/3). 

Dalam acara itu, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) memberikan penghargaan kepada 99 bupati/wali kota atas pencapaian bebas frambusia dan 3 bupati atas pencapaian eliminasi filariasis atau kaki gajah.

Penyakit Tropis Terabaikan merupakan penyakit menular yang diderita oleh orang-orang dengan taraf hidup rendah dan minim perhatian. 

Menurut WHO, secara global terdapat 21 Penyakit Tropis Terabaikan atau NTD yang disebabkan oleh berbagai patogen, termasuk virus, bakteri, protozoa, dan cacing parasit.

“NTD menyebabkan tingginya angka kesakitan, kecacatan, dan stigma, terutama mempengaruhi populasi yang paling miskin dan marjinal, termasuk anak-anak, perempuan, dan lansia,” ujar Deputy WHO Representative to Indonesia Momoe Takeuchi dalam sambutannya pada Neglected Tropical Disease (NTDs) Day 2024.

Direktur Jenderal Kesehatan Masyarakat Maria Endang Sumiwi, mewakili Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Maxi Rein Rondonuwu, menjelaskan, di Indonesia terdapat 8 dari 21 Penyakit Tropis Terabaikan di antaranya kusta, frambusia, kecacingan, filariasis atau kaki gajah, dan schistosomiasis atau demam keong.

Dirjen Maria menambahkan, pada tahun 2023, kasus baru kusta dilaporkan sebanyak 14.376, dengan 11 provinsi dan 124 kabupaten/kota memiliki prevalensi di atas 1 orang per 10.000 penduduk. 

Sementara itu, ditemukan 69 kasus baru frambusia di tahun 2024, tersebar di Maluku, Maluku Utara, Papua Barat, Papua Barat Daya, dan Papua Tengah.

Kendati demikian, upaya eradikasi atau pemberantasan dan eliminasi frambusia terus dilakukan pemerintah dengan melibatkan berbagai pihak. 

Hingga 2023, terdapat 158 kabupaten/kota berstatus bebas frambusia, terdiri atas 10 daerah endemis dan 148 daerah non-endemis. Sementara pada 2024, terdapat 99 kabupaten/kota yang lolos asesmen eradikasi frambusia dan berhak menerima Sertifikat Bebas Frambusia.

“Hingga saat ini, terdapat 6 provinsi yang sudah 100% kabupaten/kota-nya bebas frambusia, yaitu provinsi Lampung, Banten, Jateng, Bali, Kalimantan Tengah dan Kalimantan Timur,” ujar Dirjen Endang.

Sementara itu, eliminasi filariasis sudah dilakukan secara bertahap di 236 kabupaten/kota endemis. Sampai 2023, sebanyak 37 kabupaten/kota telah dinyatakan eliminasi filariasis dan menerima sertifikat dari Menteri Kesehatan. 

Selain itu, 3 kabupaten menerima sertifikat eliminasi pada peringatan NTDs Day 2024, yakni Kabupaten Tasikmalaya, Kabupaten Mukomuko, dan Kabupaten Keerom.

Adapun, schistosomiasis atau penyakit demam keong hanya ditemukan di 2 kabupaten, yaitu Kabupaten Poso dan Sigi, Provinsi Sulawesi Tengah. Kendati demikian, pemerintah tetap memberikan perhatian karena schistosomiasis belum sepenuhnya tereliminasi dari Indonesia.

Mengenai Penyakit Tropis Terabaikan seperti cacingan, pemerintah memberikan perhatian besar dan mengajak seluruh kabupaten/kota untuk bersama-sama menurunkan angka prevalensi cacingan menjadi kurang dari 10 persen.

“Demikian juga dengan cacingan yang tersebar di seluruh kabupaten/kota, menjadi tugas kita bersama untuk menurunkan angka prevalensi cacingan menjadi kurang dari 10%,” imbau Dirjen Endang.

Untuk dapat mengeliminasi berbagai Penyakit Tropis Terabaikan, Menkes Budi Gunadi Sadikin berpesan kepada seluruh kepala daerah yang hadir agar dapat menciptakan lingkungan yang sehat bagi masyarakat. 

Menurut Menkes Budi, berbagai penyakit tropis terabaikan dapat dieliminasi jika masyarakat dapat menjaga lingkungan sehingga berbagai hewan dan binatang yang ada di lingkungan tidak membawa virus, bakteri, atau patogen penyakit.

“Memang, cara yang paling bagus dan paling benar, walaupun susah, adalah jaga lingkungannya. Kalau lingkungannya nggak banyak nyamuk, segala penyakit yang dibawa nyamuk pasti menurun,” ujar Menkes Budi.

Menkes Budi juga menyampaikan, upaya eradikasi dan eliminasi Penyakit Tropis Terabaikan merupakan program kesehatan berkelanjutan yang tidak dapat selesai dalam satu atau dua tahun. 

Upaya mengeliminasi penyakit-penyakit tersebut membutuhkan komitmen bersama untuk menjaga kesehatan lingkungan.

“Jadi, itu saja Bapak, Ibu, jangka panjang, kalau mau sustainable yang mesti diberesin, bikin lingkungan yang bersih. Lingkungan bersih apa aja? Rajin cuci tangan sebelum makan, buang air besar jangan sembarangan, kemudian kalau jalan-jalan di luar pakai sandal, terutama anak-anak. 

Kemudian, kalau ada genangan air yang bisa jadi sarang nyamuk itu dibersihkan. Nah, harusnya kalau itu beres, turun jauh tuh NTD-nya,” kata Menkes Budi. (Arianto)


Share:

Generasi Zilenial: Terapkan Budaya Pangan Olahan Bernutrisi


Duta Nusantara Merdeka | Jakarta 
Kedeputian Bidang Pengawasan Pangan Olahan BPOM turut serta dalam pendidikan keamanan pangan untuk siswa SMA/SMK/Madrasah Aliyah, mahasiswa, dan guru di Indonesia melalui acara Gebyar Zilenial Keamanan Pangan. Dengan tema “Generasi Zilenial: Cerdas Memilih Pangan Olahan Bernutrisi," acara ini berlangsung di Auditorium gedung Merah Putih BPOM, Kamis (09/11/2023).

Kegiatan tersebut memiliki tujuan jelas: mempersiapkan dan mengajak generasi Zilenial untuk berpartisipasi aktif dalam mewujudkan budaya pangan aman. Generasi Zilenial, gabungan Generasi Z dan Milenial, menjadi fokus BPOM sebagai bonus demografi Indonesia di tahun 2030.

Bonus demografi ini, yang mencapai puncaknya pada 2030-an dengan 70% penduduk usia produktif, dianggap sebagai peluang besar untuk meraih Indonesia Emas 2045. Rita Endang, Deputi Bidang Pengawasan Pangan Olahan, menyatakan pentingnya implementasi keamanan pangan sepanjang rantai pangan dengan keterlibatan masyarakat.

"Seiring dengan perkembangan zaman di era 4.0, pola hidup masyarakat menjadi lebih cepat dan lebih mudah dalam mendapatkan pangan yang dikonsumsi. BPOM sebagai instansi yang bertanggung jawab dalam penjaminan keamanan pangan, mengajak generasi muda untuk ikut berpartisipasi mewujudkan budaya pangan aman dan menjadi role model bagi lingkungannya," ungkapnya.

Pada acara ini, talkshow interaktif dilaksanakan dengan tema “Kiat Memilih Pangan Olahan Bernutrisi bagi Generasi Emas Indonesia.” Narasumber yang dihadirkan, antara lain Koordinator Substansi Kurikulum Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia, Yogi Anggraena, serta Direktur Pemberdayaan Masyarakat dan Pelaku Usaha Pangan Olahan, Ema Setyawati.

Menanggapi hal tersebut, Yogi Anggraena memberikan perspektifnya terkait kesehatan peserta didik. Ia menyatakan, “Kebugaran dan kesehatan peserta didik merupakan hal yang sangat penting dan ini sangat berkaitan dengan pangan yang dikonsumsi. Para guru atau pengajar wajib turut memperhatikan apa saja yang muridnya konsumsi di lingkungan sekolah.”

Sementara itu, Direktur Pemberdayaan Masyarakat dan Pelaku Usaha Pangan Olahan, Ema Setyawati, menambahkan, “Melalui kegiatan ini diharapkan kita semakin memahami cara memilih pangan olahan bernutrisi. Kita semua berharap ini dapat masuk menjadi bagian dari kurikulum muatan lokal di sekolah, sehingga dapat diakses oleh semua siswa. Semoga dengan pemahaman cara memilih pangan olahan bernutrisi ini dapat membantu mengatasi triple burden of malnutrition termasuk masalah gizi pada anak usia sekolah.”

Triple burden of malnutrition, yang mencakup kekurangan gizi, kelebihan berat badan, dan kekurangan zat gizi mikro, menjadi perhatian BPOM. Melalui kegiatan ini, BPOM berharap generasi muda dapat aktif mewujudkan budaya pangan aman, menjadi teladan bagi lingkungan sekitarnya. Generasi muda diharapkan mampu memilih makanan olahan yang aman, bermutu, dan bernutrisi, serta ikut mempromosikan gaya hidup sehat. Dengan demikian, mereka dapat berkontribusi menuju Generasi Emas 2045.

Penulis: Lakalim Adalin
Editor: Arianto 



Share:

Menkes Budi Dorong Konsep: Menjaga Sehat Lebih Baik daripada Mengobati


Duta Nusantara Merdeka | Jakarta 
Menteri Kesehatan Republik Indonesia, Budi Gunadi Sadikin, menekankan konsep kesehatan yang benar dalam kuliah umum di Gedung A Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, Sabtu (11/11). Menurutnya, konsep yang tepat adalah menjaga orang tetap sehat, bukan sekadar mengobati orang yang sudah sakit.

"Yang menarik buat saya adalah to promote healthy life and well-being tidak ada kata-kata to cure people. Menjaga orang tetap sehat dan sejahtera, jadi tidak ada kata-kata mengobati orang sakit," ujar Menkes Budi.

Menkes Budi mengungkapkan bahwa sebelum menjabat, 80% anggaran di Kementerian Kesehatan digunakan untuk mengobati orang sakit, mengurus dokter spesialis, rumah sakit, alat kesehatan, dan obat-obatan, bukan untuk menjaga orang tetap sehat. Hal ini menjadi dasar pemikiran bahwa ada yang salah dengan konsep kesehatan yang telah diterapkan.

Untuk merubah konsep tersebut, Menkes Budi memimpin inisiasi 6 pilar transformasi kesehatan, salah satunya adalah transformasi layanan primer. Revitalisasi Puskesmas, Posyandu, dan Puskesmas Pembantu (Pustu) menjadi fokus utama dalam transformasi ini.

Menkes Budi menjelaskan, "Itu sebabnya di undang-undang yang baru kita bikinnya revitalisasi layanan Primer. Itu gak berhenti di 10.000 Puskesmas tingkat kecamatan dan kelurahan. Kita ada 34 provinsi, 514 kabupaten/kota. Kita mau turunin 85.000 Puskesmas pembantu di level desa dan 300.000 di level dusun."

Upaya untuk menjaga kesehatan juga ditekankan pada kalangan anak muda. Melalui kurikulum pendidikan, aspek kesehatan dimasukkan ke dalam materi pembelajaran. Menkes Budi menyebutkan, "Kita sudah ada 60 kurikulum kesehatan masuk ke pendidikan PAUD, TK, SD, SMP, SMA."

Edukasi promosi kesehatan diarahkan kepada generasi muda, dengan penekanan pada pencegahan penyakit. Menkes Budi menyadari pentingnya memulai edukasi sedini mungkin, dan tahun depan rencananya akan menjadi bagian resmi dari kurikulum.

Dalam konteks transformasi kesehatan, Menkes Budi menekankan bahwa promosi kesehatan bukanlah usaha yang dapat dilakukan secara eksklusif. "Yang namanya promosi kesehatan itu sifatnya inklusif bukan eksklusif harus dilakukan jadi gerakan," ungkapnya.

Penulis: Lakalim Adalin 
Editor: Arianto 


Share:

Kementerian Kesehatan Buka Portal Layanan Data


Duta Nusantara Merdeka | Jakarta 
Dalam langkah besar untuk meningkatkan transparansi dan memudahkan akses informasi kesehatan di Indonesia, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia meresmikan Portal Layanan Data. Portal ini merupakan inisiatif untuk menyediakan akses penuh kepada data kesehatan di seluruh Indonesia melalui satu pintu, yang dapat diakses oleh masyarakat umum, peneliti, akademisi, serta para analis dan penyusun kebijakan.

Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin, menyatakan bahwa tujuan utama dari portal ini adalah memberikan akses data yang baik kepada peneliti dan periset di bidang kesehatan. "Supaya penelitian di bidang kesehatan dan sektor kesehatan bisa maju lebih cepat lagi, lebih berkembang lagi karena mereka mendapatkan akses data yang baik," ungkap Menkes Budi.

Dalam Portal Layanan Data ini, pengguna dapat menemukan berbagai informasi yang telah dikumpulkan oleh personil Kementerian Kesehatan dan organisasi mitra. Data yang tersedia mencakup informasi terkini seputar COVID-19, hasil pengumpulan data rutin, hingga survei nasional seperti Survei Status Gizi Indonesia (SSGI), Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas), dan Riset Fasilitas Kesehatan (Rifaskes).

Sementara itu, Kepala Badan Kebijakan Pembangunan Kesehatan, Syarifah Liza Munira, menjelaskan bahwa portal ini memberikan akses data melalui satu kanal yaitu layanandata.kemkes.go.id. "Pengguna portal juga bisa mendapatkan dan mengunduh berbagai dokumen terkait pengumpulan data seperti kuesioner, buku kode, pedoman, dan laporan baik dari pengumpulan data secara nasional maupun di tingkat provinsi," tambah Liza.

Tidak hanya data mentah, portal ini juga menyediakan peta, diagram, dan produk visualisasi data untuk membantu pengguna dalam memahami dan mengkomunikasikan data dengan lebih mudah. Langkah ini diharapkan dapat memicu peningkatan kualitas penelitian, pembuatan kebijakan, dan pengambilan keputusan strategis di bidang kesehatan.

Peluncuran Portal Layanan Data ini disambut dengan baik oleh para pemangku kepentingan, termasuk para peneliti, akademisi, dan wakil dari berbagai organisasi mitra serta unit di Kementerian Kesehatan. Acara ini juga dilengkapi dengan webinar pemanfaatan data kesehatan yang melibatkan pakar dari dalam dan luar negeri, sehingga peserta dapat memahami lebih dalam potensi dan manfaat dari akses data yang disediakan oleh portal ini.

Dengan peluncuran Portal Layanan Data ini, Kementerian Kesehatan mengukuhkan komitmennya dalam mewujudkan pelayanan kesehatan yang berkualitas dan menghadirkan transparansi informasi kepada masyarakat. Untuk informasi lebih lanjut dan untuk mengakses portal ini, masyarakat dapat mengunjungi situs resmi layanandata.kemkes.go.id. Terus pantau berita selanjutnya untuk pembaruan terkait perkembangan portal ini dan bagaimana akses data ini dapat membawa perubahan positif dalam bidang kesehatan di Indonesia.

Penulis: Lakalim Adalin
Editor: Arianto 


Share:

Sanksi Tegas Pelaku, Menkes Budi Akhiri Perundungan Dokter


Duta Nusantara Merdeka | Jakarta 
Menteri Kesehatan (Menkes) RI Budi Gunadi Sadikin mengatakan telah mengeluarkan Instruksi Menteri Kesehatan "Tentang Pencegahan dan Perundungan Terhadap Peserta Didik Pada Rumah Sakit Pendidikan Di Lingkungan
Kementerian Kesehatan" untuk mengakhiri praktik perundungan yang terjadi pada peserta pendidikan kedokteran spesialis (PPDS).

Sebelumnya telah menyebar di media sosial mengenai tindak kekerasan yang dilakukan oleh dokter senior kepada dokter peserta pendidikan kedokteran spesialis di salah satu rumah sakit Kemenkes.

 Setelah dilakukan interview, korban mengalami stres karena mendapatkan tekanan pekerjaan yang tidak berhubungan dengan kedokteran.

''Kami mulai memanggil dokter-dokter spesialis di lingkungan rumah sakit Kemenkes, dan kami menemukan bahwa praktik perundungan yang dialami oleh dokter umum maupun peserta didik dokter spesialis di rumah sakit vertikal sudah terjadi puluhan tahun,'' ujar Menkes Budi pada konferensi pers di gedung Kemenkes, Jakarta, Kamis (20/7).

Perundungan ini menyebabkan kerugian bukan hanya mental, tapi fisik dan finansial bagi peserta didik.

 Modus pembentukan karakter dokter-dokter muda biasa menjadi alasan perundungan.

Menkes Budi acap kali menanyakan kepada pimpinan maupun dokter senior dan kepada dokter peserta didik terkait kasus perundungan di rumah sakit. Ia hanya mendapatkan jawaban yang kontradiktif.

''Praktik perundungan ini kalau saya tanya ke pimpinan rumah sakit selalu dijawab tidak ada, saya nggak tahu apakah ini denial. 

Tapi kalau saya tanya ke dokter peserta didik selalu ada kasus perundungan,'' ucapnya.

Menkes Budi mengungkapkan sejumlah kasus perundungan yang pernah ia terima di antaranya, ada kelompok di mana peserta didik ini diperlakukan sebagai asisten, sebagai sekretaris, sebagai pembantu pribadi. 

Mereka diperintah mengantarkan cucian ke laundry, bayar laundry, hingga antar jemput anak dokter senior.

Bahkan di antara para korban ada yang diminta mengeluarkan biaya hingga puluhan juta untuk kepentingan pribadi oknum dokter spesialis.

''Kasus itu tidak pernah berani disampaikan oleh para junior, dan akibatnya begitu dia jadi senior dia melakukan hal yang sama. 

Oleh karena itu kita berusaha untuk semua rumah sakit vertikal di Kemenkes untuk memutus praktik perundungan pada program pendidikan spesialis kedokteran. Kita akan jalankan ini dengan tegas,'' katanya.

Terkait perundungan itu, Menkes Budi telah mengeluarkan Instruksi Menteri Kesehatan Nomor HK.02.01/Menkes/1512/2023 Tentang Pencegahan dan Perundungan Terhadap Peserta Didik Pada Rumah Sakit Pendidikan Di Lingkungan Kementerian Kesehatan yang akan berlaku hari ini, Kamis (20/7).

IMK No. HK.02.01-MENKES-1512-2023 ttg Pencegahan dan Penanganan Perundungan Terhadap Peserta Didik Pada RS Pendidikan di Lingkungan Kemenkes-signed

Menkes Budi juga telah memfasilitasi bagi siapapun yang ingin mengadukan kasus perundungan dokter pada pendidikan kedokteran spesialis melalui whatsapp 081299799777 dan website https://perundungan.kemkes.go.id/ .

Aduan itu akan diterima oleh Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan dan akan langsung ditelusuri oleh tim Inspektorat. Kemenkes akan menjamin keamanan identitas pelapor.

Setelah terkonfirmasi adanya kasus perundungan, ada 3 jenis sanksi yang diberlakukan bagi pelaku perundungan berdasarkan hasil investigasi tim Inspektorat yang harus ditindaklanjuti oleh pimpinan Rumah Sakit Pendidikan dan juga unit terkait, yakni:

Bagi tenaga pendidik dan pegawai lainnya:

 a) Sanksi ringan berupa teguran tertulis;

 b) Sanksi sedang berupa skorsing selama jangka waktu 3 (tiga) bulan; dan 

c) Sanksi berat berupa penurunan pangkat satu tingkat lebih rendah selama 12 (dua belas) bulan, pembebasan dari jabatan, pemberhentian sebagai pegawai rumah sakit, dan/atau pemberhentian untuk mengajar.

Bagi peserta didik: 

a) Sanksi ringan berupa teguran lisan dan tertulis; 

b) Sanksi sedang berupa skorsing paling sedikit 3 (tiga) bulan; dan

 c) Sanksi berat berupa mengembalikan peserta didik kepada penyelenggara pendidikan dan/atau dikeluarkan sebagai peserta didik.

Khusus kepada Pimpinan Rumah Sakit Pendidikan yang terjadi kasus perundungan di rumah sakitnya, dikenakan sanksi: 

a. Sanksi ringan berupa teguran tertulis; 

b. Sanksi sedang berupa skorsing selama jangka waktu 3 (tiga) bulan; dan

 c. Sanksi berat berupa penurunan pangkat satu tingkat lebih rendah selama 12 (dua belas) bulan, pembebasan dari jabatan, dan/atau pemberhentian sebagai pegawai rumah sakit.

''Kita berharap bisa memutus puluhan tahun praktik perundungan yang dilakukan kepada PPDS yang selama ini tidak mau didiskusikan sekarang kita putus. 

Jadi buat teman-teman peserta didik bisa konsentrasi belajar, lebih kondusif suasananya, dan bebas dari perundungan,'' ucap Menkes Budi.

Berita ini disiarkan oleh Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik, Kementerian Kesehatan RI. 

Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi nomor hotline Halo Kemenkes melalui nomor hotline 1500-567, SMS 081281562620 dan alamat email kontak[at]kemkes[dot]go[dot]id (Arianto).


Share:

Sejumlah Yayasan Minta Pemerintah Segera Atasi Kekosongan Obat Antivirus Hepatitis C


Duta Nusantara Merdeka | Jakarta
Hepatitis C adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus hepatitis C (HCV). Infeksi virus ini dapat mengakibatkan peradangan yang mengganggu fungsi kerja hati, sirosis bahkan kematian. Saat ini Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Kesehatan seharusnya menyediakan 2 obat program untuk mengobati Hepatitis C yang harus digunakan sebagai kombinasi dan tidak bisa digunakan sebagai obat tunggal.

Caroline Thomas dari Yayasan Peduli Hati Bangsa yang mendampingi orang dengan Hepatitis menyampaikan bahwa dari catatan Pemantauan Berbasis Komunitas yang dilakukan organisasi tersebut, sejak 2019 telah terjadi beberapa kali kekosongan obat.

“Kekosongan salah satu dari obat kombinasi untuk melawan Hepatitis C ini telah terjadi berulang kali, yaitu selama 5 bulan pada tahun 2019, 9 bulan pada tahun 2020, 3 bulan pada tahun 2022, dan setidaknya 5 bulan pada tahun 2023 ini dan masih sedang berlangsung. Kekosongan obat hepatitis C yang terjadi secara terus menerus membuktikan bahwa Kementerian Kesehatan telah menunjukkan ketidakmampuannya dan kegagalannya dalam merencanakan dan mengadakan tersedianya obat secara berkelanjutan” ujar Caroline kepada awak media di Jakarta, Minggu (29/05/2023).

Pada kesempatan yang sama, Dr. dr. Irsan Hasan, SpPD-KGEH, FINASIM selaku Ketua Perhimpunan Peneliti Hati Indonesia menjelaskan Hepatitis C dapat disembuhkan dan jika tidak diobati memiliki dampak terhadap penurunan kualitas hidup orang dengan Hepatitis C serta mempercepat perkembangan penyakit dan dapat berujung pada kematian. Lebih lanjut lagi, Dr. Irsan menyatakan “Indonesia tidak akan pernah mencapai target eliminasi Hepatitis pada 2030 jika orang dengan Hepatitis C tidak diobati”.

Tema Hari Hepatitis Global yang diperingati setiap tanggal 28 Juli selama 2 tahun berturut-turut menekankan pada mendekatkan akses layanan Hepatitis karena penyakit ini tidak dapat menunggu untuk mendapatkan penanganan dan pengobatan. Indonesia sendiri mengadopsi tema ini dan tahun 2022 Pemerintah Indonesia mencanangkan tema “Menuju Generasi Bebas Hepatitis”.

Secara global, WHO mencatat 325 juta orang hidup dengan hepatitis, dengan lebih dari 1,1 juta orang meninggal setiap tahunnya akibat hepatitis B dan hepatitis C. 

Hepatitis adalah salah satu penyakit dan krisis kesehatan yang paling mematikan dan terabaikan. Penyakit inimerenggut nyawa setiap 30 detik. Jessica Hicks, Direktur World Hepatitis Alliance, memperingatkan melalui pesan singkat kepada Peduli Hati Bangsa bahwa pada tahun 2040, kematian akibat virus hepatitis diperkirakan akan melebihi kematian akibat gabungan HIV, malaria, dan tuberkulosis.

Salah satu tanggung jawab Kementerian Kesehatan seperti yang tercantum dalam Peraturan Menteri Kesehatan RI No 53 tahun 2015 tentang penanggulangan Hepatitis Virus adalah Pengobatan untuk Hepatitis C. Dikutip langsung dari situs Inaproc, portal Pengadaan Barang/Jasa Nasional yang dibentuk oleh Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Indonesia, total pagu untuk penyediaan obat Hepatitis pada 2023 mencapai Rp. 14,7 miliar.

Kejanggalan ini menimbulkan reaksi dari berbagai organisasi masyarakat. Sebanyak 150 orang peserta aksi damai gabungan dari organisasi-organisasi yang peduli dengan Hepatitis menuntut Pemerintah Indonesia melalui aksi damai pada 29 Mei 2023 di kantor Kementerian Kesehatan agar segera memenuhi kebutuhan obat bagi orang yang hidup dengan Hepatitis C. 

Sementara itu, Koordinator Aksi, Ade Hermawan, yang juga Ketua Umum Yayasan Mutiara Maharani menyatakan lebih jauh lagi bahwa “Perbaikan perencanaan pengadaan obat Hepatitis C di Indonesia yang berkelanjutan sebaiknya melibatkan pasien dan atau komunitas, sehingga lebih efektif dalam perencanaan serta efisien dalam pelaksanaannya”.

Para peserta aksi damai juga meminta audit Kementerian Kesehatan dalam perencanaan, pelaksanaan dan pemantauan pengadaan obat Hepatitis C serta hasilnya agar dapat dipaparkan kepada publik secara transparan, akuntabel, dan terbuka sehingga masyarakat dapat turut mengawasi. (Lak)


Share:

Melalui SATUSEHAT Kemenkes Pangkas Pelaporan Kesehatan


Duta Nusantara Merdeka | Jakarta 
Kementerian Kesehatan RI akan memangkas sistem pelaporan kesehatan melalui SATUSEHAT. Platform tersebut mempersingkat pelaporan kesehatan yang dilakukan oleh tenaga kesehatan dari yang semula melalui 400 aplikasi menjadi 8 aplikasi. 

"Kalau dulu pelaporan aplikasi di sistem kesehatan itu kita bisa identifikasi lebih dari 400 aplikasi pelaporan secara digital. Dengan satu sehat itu cuman jadi 8 pelaporan. Jadi di Puskesmas yang tadinya bikin laporan mengisi aplikasi segala macam itu semuanya ada 400 aplikasi, nanti dengan SATUSEHAT itu akan menjadi 8 aplikasi," ujar Wakil Menteri Kesehatan Prof. dr. Dante Saksono Harbuwono pada konferensi pers Rapat Kerja Kesehatan Nasiional di Jakarta, Kamis (23/2). 

SATUSEHAT merupakan salah satu cara Kemenkes mengintegrasikan data rekam medis pasien di fasilitas kesehatan ke dalam satu platform Indonesia Health Services. Platform ini merupakan perwujudan dari pilar ke enam transformasi sistem kesehatan yaitu pilar transformasi teknologi kesehatan. 

Rapat Kerja Kesehatan Nasional (Rakerkesnas) dilakukan selama dua hari pada 23-24 Februari 2023, diikuti 800 peserta Kepala Dinas Kesehatan Provinsi, Kabupaten/Kota, direktur rumah sakit, dan kepala lab kesehatan masyarakat.

Rakerkesnas 2023 mengusung tema Harmoni Transformasi Pusat dan Daerah untuk mengoptimalkan dan mempercepat hasil kerja pembangunan kesehatan. Sinergi sistem kesehatan nasional agar lebih kuat, siaga, antisipatif, responsif, dan tangguh dalam menghadapi ancaman kesehatan.

Setelah Sesi pembukaan, dilanjutkan penjelasan pilar yang lebih detail oleh penanggung jawab teknis terkait. Pada pertemuan ini juga dilakukan sesi berbagi best practice tiap tiap pilar transformasi. Sesi terakhir adalah diskusi tematik yang bertujuan untuk menghasilkan rekomendasi percepatan implementasi transformasi kesehatan. (Arianto)

Share:

Kemenkes Kirim 65 Tenaga Medis dan 2,5 Ton Logistik Kesehatan Untuk Korban Gempa Turki-Suriah


Duta Nusantara Merdeka | Jakarta 
Kementerian Kesehatan mengirimkan tim medis dan logistik kesehatan tahap awal untuk membantu penanganan gempa bumi yang terjadi di Turki dan Suriah.

Upacara pelepasan bantuan dilaksanakan di Landasan Udara TNI AU, Halim Perdanakusuma, Jakarta, Sabtu (11/2).

Plt. Kepala Pusat Krisis Kesehatan, Sumarjaya mengatakan dalam misi kemanusiaan ini, Kementerian Kesehatan akan mengirimkan 65 tenaga medis . 

“Tim medis ini akan diberangkatkan hari Senin, dalam satu kloter dengan pesawat khusus,” kata Sumarjaya. 

Tenaga medis yang dikirim terdiri dari 3 jenis yakni dokter spesialis, tenaga kesehatan dan tenaga pendukung kesehatan. 

Dokter spesialis terdiri dari spesialis bedah, spesialis orthopedi, spesialis anestesiologi, ahli pediatri, spesialis emergensi, spesialis kandungan, dan psikiatater

Tenaga kesehatan yakni dokter umum, perawat kamar bedah, perawat IGD, perawat ICU, Psikolog, farmasi, bidan, epidemiolog, ahli gizi dan kesehatan lingkungan.  

Tenaga pendukung kesehatan diantaranya administrasi, logistik, dan koordinator kesehatan. 

Nantinya, tim kesehatan dari Kemenkes akan bergantung dengan 39 tenaga medis dari TNI, Polri dan BNPB sebagai Emergency Medical Team (EMT). Dengan demikian total tenaga medis yang akan diberangkatkan ke Turki dan Suriah sebanyak 104 orang.  

Sumarjaya menekankan bahwa dalam misi kemanusiaan ini, Kementerian Kesehatan mengutamakan pada penyediaan layanan kesehatan yang cepat dan tepat kepada korban terdampak gempa. 

Dengan pertimbangan itu, pemerintah Indonesia akan mendirikan rumah sakit lapangan dengan layanan EMT tipe 2. Dimaksud dengan layanan EMT tipe 2, karena peralatan dan layanan kesehatan yang disediakan tergolong lengkap serta dapat melakukan tindakan operasi khusus di lapangan. 

Terkait dengan kapasitas, Sumarjaya mengatakan bahwa rumah sakit lapangan EMT tipe 2 memiliki kapasitas cukup besar. Diantaranya mampu melayani pasien rawat jalan sebanyak 100-150 orang per hari, rawat inap 10 pasien per hari, bedah minor 10 pasien per hari, bedah mayor 1-2 pasien per hari dan mobile mampu melayani 50 pasien per hari.  

“Kalau sekarang yang kita bawa Tim EMT tipe 3, tidak semua negara punya, kita upgrade dari tipe 2 karena di lapangan kita butuh X-ray, butuh meja operasi, itu kita bahwa semua,” jelasnya. 

Disamping tim medis, pada tahap awal ini, Kementerian Kesehatan juga akan mengirimkan 2,5 ton logistik kesehatan terdiri dari logistik non medis, perangkat medis, obat-obatan, dan Bantuan Medis Habis Pakai (BMHP).

Sementara itu, terkait dengan persiapan tim, Sumarjaya menyebutkan bahwa tenaga kesehatan diminta untuk mempelajari situasi dan kondisi disana. Sebab, suhu di Turki dan Suriah saat ini sangat dingin, dengan suhu mencapai minus 7 derajat celcius. 

“Personal kit sudah kita siapkan, karena disana suhunya minus 2 sampai minus 7 derajat celcius, untuk logistik personal kita akan dibantu oleh teman-teman BNPB,” terangnya. 

Sumarjaya membeberkan bahwa pengiriman tim kesehatan akan mendukung tim pendahulu yang mulai berangkat Sabtu (11/2). 

Tim pendahulu yang dikirim adalah Tim Middle Urban Search and Rescue (MUSAR) menggunakan pesawat Hercules C-130 dan Boeing-737. 

Total personil yang diberangkatkan sebanyak 65 orang terdiri dari 47 orang dari Basarnas dan 15 orang dari BNPB. 

Tim tersebut rencananya akan ditempatkan ke wilayah paling parah terdampak gempa yakni Gaziantep, Diyarbakır, Kahramanmaraş, dan Hatay, dan akan bertugas selama satu bulan untuk membantu penanganan pasca gempa.

Tim MUSAR merupakan prioritas pemerintah mengingat pentingnya pencairan dan penyelamatan korban yang tertimbun reruntuhan bangunan dan selama ini masih dicari pasca gempa yang terjadi pada Senin, 6 Februari 2023. 

Selain bantuan SAR, pada saat yang sama pemerintah melalui Kementerian Pertahanan juga mengirimkan bantuan logistik awal sebanyak 5 ton untuk korban terdampak gempa. Bantuan tersebut terdiri dari sepatu, makanan, hingga selimut.

Setelah mengirimkan tim pendahuluan, selanjutnya pemerintah akan mengirimkan tim medis yang tergabung dalam Tim Emergency Medical Team (EMT) pada Senin, 13 Februari 2023 menggunakan satu pesawat khusus. 

Total tim medis yang akan diberangkatkan sebanyak 104 orang dengan rincian 65 orang dari Kementerian Kesehatan, 17 orang dari TNI, 17 orang dari Polri dan 4 orang dari BNPB. 

Tim EMT ini akan fokus menangani kegawatdaruratan awal korban gempa yakni kasus-kasus yang berkaitan dengan patah tulang dan cedera lainnya. 

Setelah Tim EMT diberangkatkan, selanjutnya akan ada pengiriman tim medis tahap kedua yang nantinya fokus pada penanganan penyakit-penyakit yang mungkin muncul pasca gempa. Tim kedua ini rencananya akan dikirim bulan depan.

Bantuan tahap ketiga, berupa logistik, peralatan dan bantuan lainnya masing-masing untuk Turki dan Suriah. 

Gempa bumi besar berkekuatan magnitudo 7,8 dan 7,7 mengguncang Turki dan Suriah pada Senin (6/2) dini hari waktu lokal dan menghancurkan banyak gedung dan rumah serta mengakibatkan banyak korban jiwa. 

Hingga 10 Februari 2023, tercatat sudah 21.051 orang meninggal dunia dan 74.909 orang mengalami luka-luka akibat serangkaian gempa dahsyat yang melanda Turki-Suriah.

Secara rinci, korban meninggal di Suriah tercatat sebanyak 3.377 orang dan korban luka mencapai 2030 orang. Sementara korban meninggal di Turki, dilaporkan sebanyak 17.674 orang dan korban luka mencapai 72.879 orang. (Lak/Tha)

Share:

Kemenkes Bersama Komisi IX DPR RI Pastikan Penyiapan Fasilitas Kesehatan di IKN


Duta Nusantara Merdeka | Jakarta 
Kementerian Kesehatan mempersiapkan pelayanan kesehatan di Ibu Kota Nusantara. Hal ini menjadi pokok pembahasan pada acara kunjungan kerja spesifik Komisi IX DPR RI bidang kesehatan di kawasan Titik Nol Ibu Kota Nusantara (IKN) yang dihadiri oleh Sekjen Kemenkes Kunta Wibawa Dasa Nugraha, Kamis siang (2/2).  

"Bukan hanya membangun rumah sakit (RS) dari sisi pelayanan rujukan, namun juga membangun Puskesmas (di tingkat pertama) untuk penguatan promotif dan preventifnya. Di samping itu, kita akan perkuat juga surveilans pencegahan penyakit dan laboratorium kesehatannya", ucap Sekjen Kunta.

Lebih lanjut disampaikan, Kemenkes akan mendirikan RS yang dapat dimanfaatkan oleh semua masyarakat di IKN. Kemenkes juga akan mengintegrasikan RS tersebut dengan RS TNI/POLRI dan RS Pendidikan yang terhubung dengan Fakultas Kedokteran di Universitas di IKN. 

Selain berfokus pada penyiapan infrastruktur di IKN, Kemenkes juga terus berupaya meningkatkan mutu layanan dan kualitas sumber daya manusia (SDM) kesehatan di wilayah penyangga. 

Saat ini, Kementerian Kesehatan mendorong pemenuhan sarana prasarana dan alat kesehatan di lima Puskesmas yang saat ini berada di wilayah penyangga IKN melalui alokasi DAK Fisik tahun 2022 atau 2023, yakni Puskesmas Sungai Merdeka, Kab. Kutai Kertanegara; Puskesmas Maridan, Puskesmas Sepaku I, Puskesmas Sepaku III, dan  Puskesmas Semoi II di Kab. Penajam Paser Utara.

Terdapat dua RS yang berlokasi paling dekat dengan wilayah otorita IKN, yakni RS Sepaku di Kabupaten Penajam Paser Utara dan RS Aji Batara Agung Dewa Sakti di Kabupaten Kutai Kertanegara. Kedua RS tersebut saat ini tidak hanya melayani masyarakat, namun juga para pekerja di kawasan IKN”, terang Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Timur, dr. Jaya Mualimin.

Di penghujung kegiatan, Komisi IX DPR RI mengharapkan komitmen dari seluruh mitra kerja kesehatan dan jajaran pemerintah daerah, untuk dapat mempercepat pembangunan kesehatan di IKN.

"Mudah-mudahan percepatan pembangunan (kesehatan) di IKN bisa berjalan dengan baik", pungkas Wakil Ketua Komisi IX DPR RI, Emanuel Melkiades Laka Lena.

Kementerian Kesehatan berterima kasih atas atensi dan dukungan Komisi IX DPR RI dalam upaya pembangunan sebuah ekosistem kesehatan yang luas dan terintegrasi di IKN. (Arianto)

Share:

200 Vial Fomepizole Tiba di Indonesia


Duta Nusantara Merdeka | Jakarta 
Obat gangguan ginjal akut injeksi, Fomepizole 1,5 ml, dalam bentuk vial telah tiba di Indonesia pada Sabtu (29/10) dini hari. Sebanyak 200 vial didatangkan dari Jepang yang merupakan donasi dari PT Takeda Indonesia.

Fomepizole akan langsung dikirim ke instalasi Farmasi Pusat. Obat tersebut keluar langsung dari bandara pukul 2 dini hari pada Sabtu (29/10), setelah melewati proses di bandara. 

“Hibah ini dilaksanakan dengan itikad baik atas nama kemanusiaan untuk kepentingan kesehatan anak Indonesia” ujar Menkes. 

Kementerian Kesehatan melalui Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan akan mendistribusikan obat tersebut sesuai yang dibutuhkan kepada seluruh rumah rujukan tingkat propinsi di Indonesia.
 
"Obat antidotum ini akan diberikan secara gratis kepada seluruh pasien di Indonesia," ujar Menkes pada Sabtu (29/10) di Jakarta.
 
Sebelumnya telah diketahui 10 dari 11 pasien gangguan ginjal akut yang mengkonsumsi obat sirup yang diduga tercemar senyawa kimia tertentu berangsur membaik kondisinya setelah diberi obat ini selama dalam perawatan di rumah sakit rujukan RSCM. Tiga orang anak sudah tidak membutuhkan ventilator dan 1 orang sudah dipulangkan.

Bisa disimpulkan bahwa obat ini (Fomepizole) memberikan dampak positif untuk pengobatan pasien gangguan ginjal akut.
 
Indonesia telah mendatangkan Fomepizole dari Singapura,Australia dan Jepang. Selanjutnya akan datang dari Amerika Serikat.
 
"Ini upaya yang kita lakukan untuk melakukan pencegahan peningkatan kasus gangguan ginjal akut progresif atipikal. Kita akan didistribusikan ke seluruh rumah sakit pemerintah yang merawat pasien gangguan ginjal akut,” ucap Menkes. (Lak/Tha)

Share:

Kasus Monkeypox Pertama di Indonesia Terkonfirmasi


Duta Nusantara Merdeka | Jakarta 
Kementerian Kesehatan memastikan satu warga negara Indonesia terkonfirmasi menderita monkeypox (cacar monyet). Pasien tersebut merupakan seorang laki-laki berusia 27 tahun, dengan riwayat perjalanan ke Belanda, Swiss, Belgia dan Perancis sebelum tertular. 
 
Berdasarkan penelusuran, pasien berpergian ke luar negeri antara tanggal 22 Juli hingga tiba kembali di Jakarta pada 8 Agustus 2022. Pasien mulai mengalami gejala awal monkeypox di tanggal 11 Agustus 2022. 
 
Setelah berkonsultasi ke beberapa fasilitas kesehatan, pasien masuk ke salah satu rumah sakit milik Kementerian Kesehatan pada tanggal 18 Agustus dan hasil test PCR pasien terkonfirmasi positif pada malam hari tanggal 19 Agustus. 
 
"Saat ini pasien dalam keadaan baik, tidak sakit berat dan ada cacarnya atau ruam-ruamnya di muka, di telapak tangan dan kaki. Pasien tidak perlu dirawat di rumah sakit, tapi cukup isolasi mandiri," ungkap Juru Bicara Kementerian Kesehatan RI dr. Mohammad Syahril, Sp.P, MPH dalam keterangan pers (20/8).
 
dr. Syahril menghimbau masyarakat agar tidak panik karena daya tular dan fatalitas cacar monyet sangat rendah dibandingkan dengan Covid-19. Sebagai gambaran, saat ini ada 39,718 kasus konfirmasi cacar monyet diseluruh dunia namun yang meninggal hanya 12 orang, atau kurang dari 0.001% dari total kasus.
 
Transmisi monkeypox tidak semudah COVID-19 yang melalui droplet di udara. 

“Penularan monkeypox melalui kontak erat,” kata dr Syahril.
 
Konfirmasi kasus monkeypox pertama di Indonesia telah ditindaklanjuti oleh Dinas Kesehatan DKI Jakarta bersama Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes untuk melakukan surveilans kepada masyarakat atau kontak erat dari pasien. 
 
Sebagai bentuk kewaspadaan, tambah dr. Syahril, Kemenkes sudah melakukan pemantauan intensif di seluruh pintu masuk Indonesia, baik dari udara, laut, maupun darat yang berhubungan langsung kepada negara-negara yang sudah melaporkan adanya kasus monkeypox. Sekitar 89 negara yang sudah melaporkan adanya kasus cacar monyet di negaranya. 
 
Pemerintah juga sudah memberikan status kewaspadaan kepada seluruh maskapai penerbangan dan pelabuhan untuk bersama memberikan suatu kewaspadaan apabila ada penumpangnya yang mempunyai gejala cacar monyet. 
 
Langkah berikutnya, ucap dr. Syahril, pihaknya sudah memberikan sosialisasi dan edukasi kepada seluruh masyarakat, seluruh petugas kesehatan, dan seluruh fasilitas pelayanan kesehatan untuk mewaspadai cacar monyet. 
 
dr. Syahril mengingatkan kepada seluruh masyarakat agar selalu melakukan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) dan meningkatkan protokol kesehatan. 
 
"Protokol kesehatan ini bukan hanya untuk monkeypox saja tapi juga untuk seluruh penyakit menular," kata dr. Syahril. 
 
Pemerintah telah memberikan pedoman kepada seluruh Dinas Kesehatan di Indonesia, seluruh rumah sakit, dan seluruh Puskesmas untuk memberikan perhatian yang lebih terhadap monkeypox. Ia berharap jangan sampai ada petugas kesehatan di fasilitas kesehatan manapun yang tidak paham dengan cacar monyet, karena ini bagian dari kewaspadaan. 
 
Pemeriksaan PCR untuk monkeypox saat ini baru bisa dilakukan di dua tempat, yakni di laboratorium rujukan nasional BKPK Kemenkes, dan laboratorium Institut Pertanian Bogor. 
 
Saat ini sedang dalam proses penambahan 10 laboratorium yang ditingkatkan untuk melakukan pemeriksaan PCR tersebut. Ada pula beberapa rumah sakit yang sudah bisa melakukan PCR. 
 
Dikatakan dr. Syahril, Kemenkes sudah menyiapkan 1.200 reagen untuk pemeriksaan monkeypox. Pemeriksaan dilakukan manakala ada kecurigaan monkeypox. 
 
"Pemeriksaan PCR monkeypox ini berbeda dengan pemeriksaan PCR COVID-19. PCR monkeypox dilakukan dengan swab pada ruam-ruam yang ada di tubuh pasien," ujar dr. Syahril. 
 
Pasien monkeypox juga tidak diperlukan ruang isolasi sebagaimana pasien COVID-19. Ruang isolasi untuk pasien COVID-19 memerlukan tekanan negatif, sementara untuk pasien monkeypox ruang isolasi tersebut tidak diperlukan. 

Terapi Perawatan klinis untuk cacar monyet harus dioptimalkan sepenuhnya untuk meringankan gejala, mengelola komplikasi, dan mencegah gejala sisa jangka panjang. Pasien harus diberi cairan obat dan makanan untuk mempertahankan gizi yang memadai. 

Infeksi bakteri sekunder harus diobati sesuai indikasi. Antivirus yang dikenal sebagai tecovirimat yang dikembangkan untuk cacar dilisensikan oleh European Medicines Agency (EMA) untuk monkeypox pada tahun 2022 berdasarkan data pada penelitian pada hewan dan manusia. 

Tecovirimat belum tersedia secara luas. Jika digunakan untuk perawatan pasien, tecovirimat idealnya harus dipantau dalam konteks penelitian klinis dengan pengumpulan data prospektif.
 
Terkait vaksinasi, WHO belum memberikan rekomendasi untuk vaksinasi massal dalam menghadapai monkeypox. Ada dua atau tiga negara yang sudah melakukan vaksinasi dan Indonesia juga sedang memproses untuk pengadaannya dan harus melalui rekomendasi dari Badan POM. 
 
Pasien monkeypox akan sembuh sendiri manakala tidak ada infeksi tambahan atau tidak ada komorbid yang berat yang dapat memperparah kondisi pasien. 
 
"Kalau pasiennya tidak ada komorbid dan tidak ada penyakit pemberat lain, Insya Allah sebetulnya pasien ini bisa sembuh sendiri," ucap dr. Syahril. 
 
Gejala cacar monyet mirip dengan gejala cacar air, namun lebih ringan. Gejala dimulai dengan demam, sakit kepala, nyeri otot, dan kelelahan. Perbedaan utama antara gejala cacar air dan cacar monyet adalah bahwa cacar monyet menyebabkan pembengkakan pada kelenjar getah bening (limfadenopati) sedangkan cacar air tidak. 

Cacar monyet biasanya merupakan penyakit yang sembuh sendiri dengan gejala yang berlangsung dari 2 hingga 4 minggu. (Lak/Tha)


Share:

Kemenkes Temukan 18 Orang Dugaan Kasus Hepatitis Akut


Duta Nusantara Merdeka | Jakarta
Kementerian Kesehatan melaporkan telah menemukan dugaan kasus Hepatitis Akut yang belum diketahui penyebabnya kepada 18 orang. Kasus tersebut berasal dari Sumatera Utara, Sumatera Barat, Kepulauan Bangka Belitung, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Timur dan Kalimantan Timur. Paling banyak di DKI Jakarta dengan 12 kasus.

Dari 18 kasus tersebut, 9 kasus masuk status pending classification, tujuh discarded, satu dalam proses verifikasi dan satu probable. 7 kasus discarded terdiri dari 1 orang positif Hepatitis A, 1 orang positif Hepatitis B, 1 orang positif Tifoid, 2 orang demam berdarah dengue, 2 lainnya berusia lebih dari 16 tahun. Selain itu, dari hasil investigasi kontak tidak ditemukan adanya penularan langsung dari manusia ke manusia.

“7 dari 18 pasien diduga Hepatitis Akut dinyatakan meninggal, namun saat ini masih belum dipastikan apakah meninggal karena penyakit Hipertensi Akut atau ada faktor lainnya,” 
terang Juru Bicara Kementerian Kesehatan sekaligus Direktur Utama RS Penyakit Infeksi Sulianti Saroso, dr. Mohammad Syahril, Sp.P, MPH dalam keterangan pers di Jakarta, Jumat (13/5).

dr. Syahril mengungkapkan pasien yang diduga Hepatitis Akut ini memiliki rentang usia 0-20 tahun. Paling banyak anak yang berusia 5-9 tahun ada 6 orang, usia 0-4 tahun ada 4 orang, usia 10-14 tahun ada 4 orang, dan usia diatas 15-20 tahun ada 4 orang. 

Adapun gejala yang ditemukan pada pasien dugaan Hepatitis Akut yakni demam, mual, muntah, hilang nafsu makan, diare akut, lemah, nyeri bagian perut, nyeri pada otot dan sendi, kuning di mata dan kulit, gatal-gatal, dan urine seperti air teh.

“Meski gejala yang ditemukan mengarah pada Hepatitis Akut namun belum bisa dipastikan pasien menderita Hepatitis Akut, sehingga perlu dilakukan pemeriksaan laboratorium lebih lanjut,” terangnya.

Sebagai tindak lanjut, Kementerian Kesehatan bersama pihak terkait terus melakukan upaya investigasi dengan melakukan analisis pathogen menggunakan Whole Genome Sequencing (WGS) maupun penyelidikan epidemiologi lebih lanjut untuk memastikan penyebab dari kejadian Hepatitis Akut ini. (Lak/Tha)
Share:

Upaya Kemenkes Antisipasi Penyebaran Hepatitis Akut di Indonesia


Duta Nusantara Merdeka | Jakarta
Penyakit Hepatitis Akut yang pertama kali ditemukan di Inggris Raya pada 5 April 2022 dilaporkan terus meluas. Per Jumat (13/5), penyakit Hepatitis Akut telah terdeteksi di 20 negara dengan jumlah kasus 228 orang, yang mana lebih dari 50 kasus tambahan saat ini masih diselidiki.  

Di indonesia, dugaan kasus Hepatitis Akut dilaporkan mencapai 18 kasus, dimana 9 kasus masuk status pending classification, tujuh discarded, satu dalam proses verifikasi dan satu probable.

7 kasus discarded  terdiri dari 1 orang positif Hepatitis A, 1 orang positif Hepatitis B, 1 orang positif Tifoid, 2 orang demam berdarah dengue, 2 lainnya berusia lebih dari 16 tahun. Selain itu, dari hasil investigasi kontak tidak ditemukan adanya penularan langsung dari manusia ke manusia.

Juru Bicara Kementerian Kesehatan, dr. Mohammad Syahril, Sp.P, MPH mengatakan Kementerian Kesehatan telah melakukan berbagai upaya mitigasi untuk mengantisipasi meluasnya penyakit Hepatitis Akut di Indonesia. 

Langkah pertama, mengumpulkan informasi global seputar Hepatitis Akut secara cepat. 

“Sejak ditemukan penyakit Hepatitis Akut di Inggris Raya, Kemenkes bergegas melakukan koordinasi dengan lembaga-lembaga kesehatan dari negara-negara lain seperti CDC dan Pemerintah Inggris untuk mendapatkan pembelajaran terkait dengan kondisi yang sedang terjadi. Kemenkes juga aktif informasi global maupun regional melalui informasi resmi yang dikeluarkan oleh WHO, CDC, dan Pemerintah Inggris,” katanya. 

Kedua, meningkatkan kewaspadaan publik. Upaya peningkatan kepedulian publik dengan melakukan sosialisasi dan edukasi terkait kejadian ini sejak akhir bulan April kemarin, berkoordinasi dengan seluruh Dinas Kesehatan di Indonesia untuk mensosialisasikan langkah-langkah penanggulangan penyakit ini serta menerbitkan Surat Edaran tentang Kewaspadaan terhadap temuan Hepatitis Akut yang belum diketahui penyebabnya.

Ketiga, memperkuat deteksi dengan melakukan penyelidikan epidemiologi, melakukan analisis pathogen menggunakan teknologi Whole Genome Sequencing (WGS) dan pengembangan pelaporan kasus menggunakan sistem NAR.

Keempat, menyusun pedoman tata laksana terkait kasus Hepatitis Akut.

Kementerian Kesehatan juga telah menunjuk RSPI Sulianti Saroso sebagai salah satu RS rujukan untuk kasus Hepatitis Akut yang masih belum diketahui penyebabnya ini. 

Penunjukan ini karena RSPI Sulianti Saroso dinilai memiliki tenaga kesehatan yang akseptabel dan fasilitas kesehatan yang memadai seperti ruangan bertekanan negatif dan laboratorium pemeriksa. 

Di samping upaya-upaya mitigasi yang dilakukan Kementerian Kesehatan, dr. Syahril mengatakan masyarakat juga perlu meningkatkan kewaspadaan dengan melakukan serangkaian pencegahan agar terhindar dari penyakit misterius tersebut. 

Ia menyarankan masyarakat untuk melakukan langkah pencegahan seperti mencuci tangan pakai sabun, memasak makanan dan minuman hingga matang, menggunakan alat makan yang bersih, menghindari kontak dengan orang sakit, memakai masker, menjaga jarak dan menghindari kerumunan.

Pihaknya juga menyarankan agar masyarakat tetap waspada terhadap gejala Hepatitis Akut yang ditandai dengan gangguan gastrointestinal seperti sakit perut, mual, muntah, diare. Gejala dapat berlanjut dengan air kencing berwarna pekat seperti teh, BAB putih pucat, kulit & mata kuning, bahkan sampai penurunan kesadaran. 

Apabila anak mengalami gejala yang mengarah ke Hepatitis Akut, disarankan segera dirujuk ke fasilitas pelayanan kesehatan terdekat untuk mendapatkan penanganan medis lebih lanjut.

“Kita mengingatkan agar masyaraat lebih peduli terhadap kejadian ini karena kejadiannya cepat sekali, maka kita tidak boleh menunda sampai ada gejala-gejala yang berat, jangan menunggu sampai mata atau kulit kuning, sampai tidak sadar dan kejang-kejang, tapi mulai dari gejala-gejala awal seperi mual, muntah diare harus segera ditangani agar tidak berlanjut ke gejala yang lebih berat,” pesannya. (Lak/Tha)
Share:

Pemerintah Lakukan Investigasi Kontak 3 kasus Hepatitis Akut Pada Anak


Duta Nusantara Merdeka | Jakarta
Juru Bicara Kementerian Kesehatan, dr. Siti Nadia Tarmizi, M.Epid mengungkapkan bahwa Pemerintah melalui Kementerian Kesehatan dan Dinas Kesehatan DKI Jakarta melakukan investigasi kontak untuk mengetahui faktor risiko terhadap tiga kasus hepatitis akut pada Anak. Hal ini disampaikan pada keterangan pers di Jakarta, Kamis (5/5).

“Berdasarkan hasil investigasi kontak terhadap kasus yang meninggal dunia, ketiganya datang ke fasilitas kesehatan pada kondisi stadium lanjut, sehingga hanya memberikan sedikit waktu bagi tenaga kesehatan untuk melakukan tindakan pertolongan” ungkap dr. Nadia.

Pada ketiga kasus ini, anak berusia 2 tahun belum mendapatkan vaksinasi hepatitis, usia 8 tahun baru mendapatkan vaksinasi satu kali, dan usia 11 tahun sudah mendapatkan vaksinasi. Ketiganya negatif COVID-19. Berdasarkan hasil investigasi juga didapati bahwa satu kasus memiliki penyakit penyerta.

“sampai saat ini, ketiga kasus ini belum bisa kita golongkan sebagai penyakit  hepatitis akut dengan gejala berat tadi, tetapi masuk pada kriteria pending klasifikasi karena masih ada pemeriksaan laboratorium yang harus dilakukan terutama pemeriksaan adenovirus dan pemeriksaan Hepatitis E yang membutuhkan waktu antara 10 sampai 14 hari ke depan,” ucap dr. Nadia.

Selain itu, tambah dr. Nadia, tidak ditemukan riwayat hepatitis dari anggota keluarga lain dari ketiga anak. Dan tidak ditemukan anggota keluarga lain yang memiliki gejala sama. Keluhan utama yang disampaikan dari saluran cerna, mengalami keluhan mual, muntah, dan diare hebat. (Lak/Tha)
Share:

Tidak Ada Kaitan antara Vaksinasi COVID-19 dengan Penyakit Hepatitis Akut pada Anak


Duta Nusantara Merdeka | Jakarta
Kementerian Kesehatan membantah adanya kaitan antara vaksinasi COVID-19 dengan penyakit Hepatitis Akut yang Belum Diketahui Penyebabnya pada Anak. 

Hal tersebut disampaikan oleh Lead Scientist untuk kasus ini, Prof. dr. Hanifah Oswari, Sp. A(K), pada acara keterangan pers di Jakarta, Kamis (5/5).

“Kejadian ini dihubungkan dengan vaksin COVID-19 itu tidak benar, karena kejadian saat ini tidak ada bukti bahwa itu berhubungan dengan vaksinasi COVID-19,” ungkap Prof Hanifah.

Lebih lanjut Prof Hanifah menyampaikan bahwa sampai saat ini juga belum ada bukti yang menunjukkan adanya kaitan penyakit Hepatitis Akut Yang Belum Diketahui Penyebabnya dengan virus COVID-19, melainkan adanya kejadian yang koinsiden (bersamaan). 

Sebagai upaya peningkatan kewaspadaan, pencegahan, dan pengendalian Infeksi Hepatitis Akut pada Anak, pemerintah telah menerapkan beberapa hal, diantaranya dengan mengeluarkan Surat Edaran Nomor HK.02.02/C/2515/2022 tentang Kewaspadaan terhadap Penemuan Kasus Hepatitis Akut yang Tidak Diketahui Etiologinya (Acute Hepatitis Of Unknown Aetiology). 

Selain itu, Kemenkes telah menunjuk antara lain Rumah Sakit Penyakit Infeksi Prof Dr. Sulianti Saroso dan Laboratorium Fakultas Kedokteran UI sebagai laboratorium rujukan untuk pemeriksaan spesimen. 

Pemerintah juga meminta seluruh tenaga kesehatan dan fasilitas pelayanan kesehatan untuk menerapkan pencegahan  dan pengendalian infeksi, khususnya untuk infeksi virus. Selain itu juga diharapkan adanya rumah sakit rujukan di setiap Kabupaten. (Lak/Tha)
Share:

Masyarakat Agar Waspada Setelah 3 Pasien Anak Dengan Hepatitis Akut Meninggal Dunia


Duta Nusantara Merdeka | Jakarta
Kementerian Kesehatan telah meningkatkan kewaspadaan dalam dua pekan terakhir setelah Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan Kejadian Luar Biasa (KLB) pada kasus Hepatitis Akut yang menyerang anak-anak di Eropa, Amerika dan Asia, dan belum diketahui penyebabnya sejak 15 April 2022. 

Kewaspadaan tersebut meningkat setelah tiga pasien anak yang dirawat di RSUPN Dr. Ciptomangunkusumo Jakarta dengan dugaan Hepatitis Akut yang belum diketahui penyebabnya meninggal dunia, dalam kurun waktu yang berbeda dengan rentang dua minggu terakhir hingga 31 April 2022. 

Ketiga pasien ini merupakan rujukan dari rumah sakit yang berada di Jakarta Timur dan Jakarta Barat. 

Gejala yang ditemukan pada pasien-pasien ini adalah mual, muntah, diare berat, demam, kuning, kejang dan penurunan kesadaran. 

Saat ini, Kementerian Kesehatan RI sedang berupaya untuk melakukan investigasi penyebab kejadian hepatitis akut ini melalui pemeriksaan panel virus secara lengkap. Dinas kesehatan Provinsi DKI Jakarta sedang melakukan penyelidikan epidemiologi lebih lanjut.

“Selama masa investigasi, kami menghimbau masyarakat untuk berhati-hati dan tetap tenang. Lakukan tindakan pencegahan seperti mencuci tangan, memastikan makanan dalam keadaan matang dan bersih, tidak bergantian alat makan, menghindari kontak dengan orang sakit serta tetap melaksanakan protokol kesehatan,” kata Juru Bicara Kementerian Kesehatan dr. Siti Nadia Tarmizi, M.Epid dalam keterangan tertulisnya, Minggu (01/05)

Jika anak-anak memiliki gejala kuning, sakit perut, muntah-muntah dan diare mendadak, buang air kecil berwarna teh tua, buang air besar berwarna pucat, kejang, penurunan kesadaran agar segera memeriksakan anak ke fasilitas layanan kesehatan terdekat, tutur dr. Nadia. 

Sejak secara resmi dipublikasikan sebagai KLB oleh WHO, jumlah laporan terus bertambah, tercatat lebih dari 170 kasus dilaporkan oleh lebih dari 12 negara. 

WHO pertama kali menerima laporan pada 5 April 2022 dari Inggris Raya mengenai 10 kasus Hepatitis Akut yang Tidak Diketahui Etiologinya (Acute Hepatitis of Unknown aetiology ) pada anak-anak usia 11 bulan-5 tahun pada periode Januari hingga Maret 2022 di Skotlandia Tengah. 

Kisaran kasus terjadi pada anak usia 1 bulan sampai dengan 16 tahun. Tujuh belas anak di antaranya (10%) memerlukan transplantasi hati, dan 1 kasus dilaporkan meninggal. Gejala klinis pada kasus yang teridentifikasi adalah hepatitis akut dengan peningkatan enzim hati, sindrom jaundice (Penyakit Kuning) akut, dan gejala gastrointestinal (nyeri abdomen, diare dan muntah-muntah). Sebagian besar kasus tidak ditemukan adanya gejala demam. 

Penyebab dari penyakit tersebut masih belum diketahui. Pemeriksaan laboratorium diluar negeri telah dilakukan dan virus hepatitis tipe A, B, C, D dan E tidak ditemukan sebagai penyebab dari penyakit tersebut. Adenovirus terdeteksi pada 74 kasus dil luar negeri yang setelah dilakukan tes molekuler, teridentifikasi sebagai F type 41. SARS-CoV-2 ditemukan pada 20 kasus, sedangkan 19 kasus terdeteksi adanya ko-infeksi SARS-CoV-2 dan adenovirus. 

Kementerian Kesehatan melalui Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit mengeluarkan Surat Edaran Nomor HK.02.02/C/2515/2022 Tentang Kewaspadaan terhadap Penemuan Kasus Hepatitis Akut yang Tidak Diketahui Etiologinya (Acute Hepatitis Of Unknown Aetiology) tertanggal 27 April 2022.

Surat Edaran tersebut dimaksudkan untuk meningkatkan dukungan Pemerintah Daerah, fasilitas pelayanan kesehatan, Kantor Kesehatan Pelabuhan, sumber daya manusia (SDM) kesehatan, dan para pemangku kepentingan terkait kewaspadaan dini penemuan kasus Hepatitis Akut yang Tidak Diketahui Etiologinya. 

Kemenkes meminta Dinas Kesehatan Provinsi dan Kabupaten/Kota, Kantor Kesehatan Pelabuhan, Laboratorium Kesehatan Masyarakat dan Rumah Sakit untuk antara lain memantau dan melaporkan kasus sindrom Penyakit Kuning akut di Sistem Kewaspadaan Dini dan Respon (SKDR), dengan gejala yang ditandai dengan kulit dan sklera berwarna ikterik atau kuning dan urin berwarna gelap yang timbul secara mendadak dan memberikan Komunikasi, Informasi, dan Edukasi (KIE) kepada masyarakat serta upaya pencegahannya melalui penerapan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat. 

Kemenkes juga meminta pihak terkait untuk menginformasikan kepada masyarakat untuk segera mengunjungi Fasilitas Layanan Kesehatan (Fasyankes) terdekat apabila mengalami sindrom Penyakit Kuning, dan membangun dan memperkuat jejaring kerja surveilans dengan lintas program dan lintas sektor. 

“Tentunya kami lakukan penguatan surveilans melalui lintas program dan lintas sektor, agar dapat segera dilakukan tindakan apabila ditemukan kasus sindrom jaundice akut maupun yang memiliki ciri-ciri seperti gejala hepatitis” ucap dr. Nadia.

Bagi Dinas Kesehatan, KKP, dan Rumah Sakit juga diminta segera memberikan notifikasi/laporan apabila terjadi peningkatan kasus sindrom jaundice akut maupun menemukan kasus sesuai definisi operasional kepada Dirjen P2P melalui Public Health Emergency Operation Centre (PHEOC) melalui Telp./ WhatsApp 0877-7759-1097 atau e-mail: poskoklb@yahoo.com. (Lak/Tha)
Share:

Kasus Aktif COVID-19 Terus Turun Diikuti Penurunan Kasus Konfirmasi Harian


Duta Nusantara Merdeka | Jakarta
Hari ini Kamis (10/03), Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mencatat kasus aktif COVID-19 kembali turun dan sudah menyentuh angka 399.583 setelah sehari sebelumnya (9/3) sempat di posisi 417.219. Penurunan kasus aktif ini konsisten sejak 28 Februari 2022, dari 569.736 hingga kini mulai menyentuh angka 300 ribu. Selain itu, angka kasus konfirmasi harian hari ini juga mengalami penurunan menjadi 21.311 dari hari sebelumnya yang berada di angka 26.336. Catatan ini membuat angka keterisian rumah sakit nasional menjadi 26% (10/3). Berkuang dari angka sebelumnya yang sempat tercatat 27% (9/3).

“Angka penurunan kasus aktif COVID-19 terus turun secara konsisten sejak akhir Februari 2022 lalu. Ini memberikan optimisme pada upaya penanganan COVID-19 yang saat ini dilakukan pemerintah. Namun begitu angka vaksinasi lengkap dan booster harus ditingkatkan untuk membentuk kekebalan kelompok di tahun ini,” ujar dr. Siti Nadia Tarmizi M.Epid., Juru Bicara Vaksinasi COVID-19 Kemenkes.

Selain menurunnya angka kasus aktif yang diikuti agka konfirmasi kasus dan keterisian rumah sakit, raport positif dari upaya pengendalian COVID-19 juga mencatatkan penambahan angka kesembuhan pasien. Pasien yang sembuh hari ini bertambah hingga 38.399 dari hari sebelumnya yang sempat di 31.705. 

Laju vaksinasi juga kembali menyentuh level lebih dari 2 juta dosis per hari. Hari ini, vaksinasi COVID-19 dosis 1 sudah diberikan kepada 192.891.436 (92,62%). Vaksinasi dosis 2 juga sudah diberikan kepada 150.069.223 (72,06%). Untuk vaksinasi dosis 3 atau booster sudah diberikan kepada 13.905.146 (6,68%). Laju vaksinasi hari ini bertambah 2.027.873 dosis dari hari sebelumnya.

“Tanpa memperkuat dan mempertahankan diri dengan vaksinasi lengkap 2 dosis serta vaksinasi booster, harapan untuk segera mengakhiri pandemi akan sulit. Kunci dari mengakhiri pandemi adalah kesediaan seluruh masyarakat untuk melakukan vaksinasi primer dan booster serta menjalankan protokol kesehatan dengan ketat sampai kondisi dinyatakan membaik,” pungkas dr. Nadia. (Lak/Tha)
Share:

Tren Perbaikan Kasus COVID-19 Terus Terjadi, Salah Satunya Penambahan Jumlah Provinsi dengan Kasus Turun


Duta Nusantara Merdeka | Jakarta
Situasi penanganan COVID-19 secara nasional terus mengalami perbaikan. Terdapat 15 provinsi yang mengalami penurunan kasus harian dan 8 provinsi yang mengalami pelandaian. Sebelumnya pada akhir Februari 2022 diumumkan ada 14 provinsi yang mengalami penurunan kasus dan 7 provinsi yang mengalami pelandaian. Sulawesi Selatan menjadi provinsi terbaru yang mencatat konsistensi penurunan kasus pada Rabu (2/3), ditambah 14 provinsi lainnya yang lebih dahulu masuk fase tersebut akhir Februari lalu. Sedangkan Maluku Utara menjadi provinsi terbaru yang masuk daftar pelandaian kasus bersama dengan 7 provinsi yang masuk fase tersebut beberapa waktu lalu.
 
Dengan perbaikan tersebut, hingga hari ini (3/3), tren jumlah pasien dirawat di rumah sakit juga terus mengalami penurunan menjadi 32%, turun dari hari sebelumnya yang sempat di posisi 33%. Selain itu, rata-rata tujuh hari terakhir, positivity rate nasional mengalami penurunan menjadi 16,3% minggu ini dibandingkan minggu sebelumnya yang sempat tercatat di 18,2%.
 
“Setelah menunjukkan tren perbaikan yang cukup signifikan di akhir Februari lalu, pemerintah optimis akan terus mengendalikan pandemi dan berusaha menahan agar  laju kasus tidak melonjak lebih tinggi lagi, terutama agar tidak membebani sistem layanan kesehatan,” kata dr. Siti Nadia Tarmizi M.Epid., Juru Bicara Vaksinasi COVID-19 Kemenkes.
 
Hari ini, angka kasus konfirmasi secara nasional kembali bisa ditekan ke angka 37.259, setelah sebelumnya sempat naik ke angka 40.920 (2/3). Kemudian angka kesembuhan pasien per hari juga masih terjaga di level 42.193 (3/3), sedikit berubah dari hari sebelumnya yang sempat mencapai 42.935 (2/3). Catatan lainnya adalah angka kematian yang juga kembali bisa ditekan ke angka 232 (3/3) dari hari sebelumnya yang sempat mencapai 376 (2/3).
 
“Upaya paling efektif saat ini untuk mencegah lebih banyak lagi kesakitan dan risiko kematian akibat terinfeksi COVID-19 adalah melalui vaksinasi lengkap diikuti dengan vaksinasi booster. Cakupan vaksinasi lengkap yang luas, ditambah pemberian booster sangat bermanfaat tidak hanya untuk individu tapi komunitas yang luas,” kata dr. Nadia.
 
Vaksinasi secara ilmiah terbukti mampu menekan risiko terburuk dari infeksi COVID-19. Sementara itu, data-data yang saat ini diteliti Kemenkes menunjukkan 69% dari 5.013 pasien COVID-19 yang meninggal, belum mendapat vaksinasi lengkap. Hal ini diperburuk juga oleh kondisi komorbid dan lanjut usia.
 
“Pemerintah sangat menganjurkan untuk terus disiplin menjalankan protokol kesehatan serta melindungi diri melalui vaksinasi terutama bagi lanjut usia dan memiliki komorbid,” tutup dr. Nadia. (Lak/Ant)

Share:

Kolaborasi dan Penguatan Layanan Kesehatan Menjadi Hal Penting dalam 2 Tahun Penanganan Pandemi COVID-19


Duta Nusantara Merdeka | Jakarta
Rabu (2/3) ini tepat menandai dua tahun lamanya pandemi COVID-19 di Indonesia. Momentum ini ditandai dengan pengumuman dua kasus pertama positif COVID-19 di Indonesia oleh Presiden Joko Widodo pada tanggal yang sama di tahun 2020 lalu. Hingga saat ini, pemerintah dan masyarakat telah melewati beberapa gelombang pandemi COVID-19 dari 2020 dengan gelombang varian Alpha, Delta di 2021 dan penyebaran varian Omicron Januari 2022.

“Pembelajaran pandemi COVID-19 selama dua tahun ini sangat banyak. Pertama adalah pentingnya kolaborasi. Tidak mungkin Kemenkes mampu bekerja sendirian menangani pandemi ini. Kita harus inklusif dan bekerja sama dengan banyak pihak, termasuk para ahli, media, tokoh masyarakat, tokoh agama, organisasi masyarakat, dan instansi pemerintah lintas sektor,” ujar dr. Siti Nadia Tarmizi M.Epid., Juru Bicara Vaksinasi COVID-19 Kemenkes.

Pentingnya kolaborasi ini termasuk dalam hal mempercepat laju vaksinasi COVID-19. Hingga Rabu (2/3) vaksinasi dosis 1 sudah diberikan kepada 190.979.676 (91,70%) penduduk, dan vaksinasi dosis 2 sudah diberikan kepada 144.565.875 (69,41%) penduduk. Sementara itu vaksinasi dosis 3 (booster) sudah diberikan kepada 10.249.634 (4,92%) penduduk.

Selain kolaborasi, dr. Nadia juga melihat pandemi menunjukkan pentingnya penguatan layanan kesehatan hingga ke daerah-daerah. “Penguatan layanan kesehatan tentunya sangat krusial di masa pandemi, terutama layanan kesehatan yang mampu menjangkau masyarakat yang berada di pelosok daerah. Sepanjang pandemi, kami terus berkoordinasi dengan pemerintah daerah dan dinas kesehatan di seluruh Indonesia untuk memastikan kita memiliki layanan kesehatan yang mampu memenuhi kebutuhan kesehatan masyarakat,” tambah dr. Nadia.

Beberapa hasil positif dari strategi penguatan layanan kesehatan adalah dengan menurunnya jumlah pasien COVID-19 di rumah sakit menjadi 33% dari total kapasitas nasional dibanding kemarin (1/3) yang sempat berada di posisi 34%. Selain itu, jumlah kesembuhan juga meningkat hari ini menjadi 42.935 dibanding hari kemarin di posisi 39.887.

Positivity rate harian juga mengalami penurunan menjadi 12,24% dibanding Senin (28/2) di angka 18,21%. Pemeriksaan spesimen juga diperkuat pada Selasa (1/3) lalu kembali ke level 438.751 setelah sebelumnya pada Senin (28/2) di level 276.215 karena libur peringatan Isra’ Miraj.

Namun, dr. Nadia juga mengingatkan peran penting masyarakat untuk membantu pemerintah menangani pandemi. “Perjuangan kita belum selesai dan kita tidak boleh patah semangat. Sudah banyak keberhasilan yang kita peroleh selama 2 tahun ini, namun kami masih butuh bantuan dan dukungan masyarakat. Menjalankan protokol kesehatan dan melengkapi vaksinasi agar kita dapat segera mencapai minimal 70% dari total target vaksinasi nasional,” tutup dr. Nadia. (Lak/Ant)

Share:

14 Provinsi Konsisten Catat Penurunan Kasus COVID-19 dengan Angka Kesembuhan Pasien Terus Meningkat


Duta Nusantara Merdeka | Jakarta
Hingga akhir Februari 2022, Kemenkes mencatat sudah ada 14 provinsi yang konsisten dalam penurunan kasus konfirmasi harian COVID-19. 14 provinsi tersebut adalah DKI Jakarta, Banten, Jawa Barat, Jawa Timur, Bali, NTB, Maluku, Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah, Sulawesi Utara, Sumatera Selatan, Sulawesi Tenggara, Papua, dan Papua Barat.

Selain itu, 7 provinsi lain tercatat kasus hariannya sudah melandai di antaranya, Jawa Tengah, Sumatera Utara, Sulawesi Selatan, Sumatera Barat, Gorontalo, Bengkulu, dan Lampung. Faktor inilah yang juga membuat posisi perawatan pasien di rumah sakit melandai karena kontribusi pasien di daerah dengan populasi besar juga ikut turun. Hingga Selasa (1/3), pasien dirawat di rumah sakit secara nasional turun menjadi 34% dari hari sebelumnya di posisi 35% (28/2).

“Per hari ini Selasa (1/3), konfirmasi kasus harian berada di posisi 24.728 kasus per hari. Sangat jauh jika dibandingkan posisi tertinggi yang sempat mencatat angka 64.718 kasus per hari. Tingkat keterisian tempat tidur rumah sakit (bed occupancy ratio/BOR) juga masih sangat terkendali dengan kecenderungan menurun,” kata dr. Siti Nadia Tarmizi M.Epid., Juru Bicara Vaksinasi COVID-19 Kemenkes.

Data Kemenkes juga menunjukkan bahwa di beberapa daerah dalam minggu terakhir Februari kemarin mengalami penurunan positivity rate, diantaranya: DKI Jakarta, Bali, Banten, Jawa Barat, Jawa Timur, Maluku, Papua, NTB, Papua Barat, Kalimantan Selatan, Sulawesi Utara, Sumatera Selatan, Sulawesi Tenggara, dan Kalimantan Tengah.

“Meskipun dalam pantauan kami masih ada beberapa provinsi di Jawa dan luar Jawa yang meningkat, tapi secara agregat kita bisa melihat penanganan pandemi secara nasional membaik karena provinsi dengan kota-kota besar padat penduduk sudah melewati puncaknya dalam waktu yang cukup konsisten,” ujar dr. Nadia.

Perbaikan indikator penanganan pandemi juga tampak dari angka kesembuhan pasien di rumah sakit yang terus meningkat secara nasional. Hingga Senin (28/2), angka kesembuhan pasien ada di posisi 43.992. Angka ini lebih baik dari hari sebelumnya Minggu (27/2) yang ada di posisi 39.384. 

“Beberapa hari yang lalu, kita juga mencatat rekor angka kesembuhan harian tertinggi sejak awal pandemi ini diumumkan sebesar 61.361 (25/2), melewati rekor sebelumnya pada 6 Agustus 2021 yang sempat menyentuh angka 48.832,” ujar dr. Nadia.

Namun demikian, data menunjukkan risiko kematian tertinggi masih terjadi pada pasien yang belum menerima vaksinasi lengkap, lansia, dan memiliki komorbid. Dari catatan Kemenkes pada 5.013 pasien yang meninggal akibat COVID-19 dari 21 Januari-26 Februari 2022, komorbid terbanyak yang ditemukan di pasien meninggal adalah diabetes melitus dan bahkan 21% pasien memiliki komorbid lebih dari satu. 

“Hingga Sabtu (26/2), dari 5.013 pasien yang meninggal akibat COVID-19, 69% belum divaksinasi lengkap, 57% di antara pasien meninggal tersebut adalah lansia dan 45% memiliki komorbid,” jelas dr. Nadia.

Untuk menekan angka kematian, Kemenkes terus meningkatkan dan memperluas layanan kesehatan serta mempercepat laju vaksinasi. Memberikan vaksinasi lengkap hingga booster adalah upaya agar pertahanan terhadap virus COVID-19 menjadi lebih tinggi, terutama bagi lansia, pasien dengan komorbid, dan anak-anak terhadap risiko bergejala berat hingga kematian akibat  COVID-19.

Untuk vaksinasi booster, kini sudah dapat diberikan kepada seluruh masyarakat yang berusia diatas 18 tahun, dan telah menerima vaksinasi dosis primer minimal tiga bulan sebelumnya. Pemerintah juga telah resmi menambahkan regimen vaksin booster, yakni vaksin sinopharm. dengan demikian ada 6 jenis regimen vaksin booster yang digunakan di indonesia; Sinovac, Astrazeneca, Pfizer, Moderna, Janssen (J&J), dan Sinopharm. (Lak/Tha)

Share:

KIRIM BERITA SILAHKAN KLIK

KIRIM BERITA ANDA KESINI! Merasa Terbantu Dengan Publikasi ? Ayo Traktir Kopi Untuk Admin Dengan Cara Berbagai Donasi. Terimakasih :)



BREAKING NEWS

~||~ KPU Tetapkan 3 Pasang Calon Presiden dan Wakil Presiden 2024 - 2029 ~||~ Kampung Rakyat Indonesia Siap Sukseskan Pemilu 2024 ~||~ #PEMILUDAMAI ~||~

Kilas Balik Bung Karno

Kilas Balik Bung Karno - Makna Proklamasi

Ir. Soekarno (Sang Proklamator) Setiap Tahun kita Memperingati Hari Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia, Maka kita tidak bisa t...

Like Fanpage

Follow In Twitter

Breaking News

IKUTI KAMI


loading...

NONTON VIDEO DAPAT DUIT

10 Berita Populer

IKLAN

IKLAN
Ingin Pasang Iklan hubungi Kami di 0812 6582 534

Label

(SAS) #2019GantiPresiden Accounting Aceh Aceh Timur Adat Istiadat Advokat AFF Agama Agraria AIDS Air Aisyiyah Aksara Aksi Aksi Sosial Aktivis Aktivitis Al Washliyah Album Amien Rais Anak Anak Yatim Anarkis Angkatan Darat Anies Baswedan Animal Anti Korupsi Arisan Artikel Artis Arus Mudik Asahan Asian Games ASN Asuransi Asusila Atlet Award Bacaleg Bachtiar Ahmad Sibarani Baksos Bakti Sosial Balap Liar Banda Aceh Bandar Lampung Bandara Bandung Banjir BANK Bank Sumut Bansos Banten Bantuan Sosial Bapenas Bappenas Basarnas Batubara Bawang Putih Bawaslu Bayi Bazar BBM Bea Cukai Beasiswa Begal Bekraf Beladiri Belanja Bencana Bencana Alam Beras Berita Bhabinkamtibmas Bhayangkara Bhayangkari Bioskop Bisnis BKPRMI BM PAN BNI BNN BNPT Bobby Nasution Bom Bunuh Diri Boomerang BPBD BPJS BPN BPOM BRI Brimob Buka lapak Bukit Asam Buku Bulog BUMN Bung Karno Bupati Bursa saham Bursasaham Buruh Bus Caleg Capital market CCTV Cerpen Cianjur Cikampek Citilink conference Cosplayer Covid-19 Covid-19 Satgas Covid19 Cuaca Cuci Tangan Curanmor Cyber Daerah Dakwah Dance Debat Presiden Debt Collector Dede Farhan Aulawi Deklarasi Deli Serdang Demonstrasi Densus 88 Desa Dewan Pengawas Dewata Sakti Dharma Pertiwi Dialog Digital Diklat Dinas Perhubungan Dirgahayu HUT RI Disiplin Diskusi Dongeng Donor Darah DPD RI DPR Duka Cita E-Money Effendi Simbolon Ekonom Ekonomi Ekspor Impor Electronics Elektronik Emas Empat Pilar Entertainment Es cream ESDM event Fashion Festival FIFA Film Film Horor Film seri Anak Fintech FISIP Flores Timur Formasi Formula E Forum Furniture Futsal G30S/PKI GAAS Games Ganja Ganjar Ganjil Genap Garut Gebyar Kemerdekaan Gempa Geng Motor Genppari Gereja Gibran Gizi Buruk Go Pay Go-Jek Gojek Golkar Gotong Royong Grab Gubernur Guru Besar Gym Haedar Nasir ham HANI Harbolnas Hari Ibu Hewan Hiburan HIV HMI Hoax Hotel Hp Hukum Humas Humbahas HUT HUT Bhayangkara HUT RI HUT TNI Hutan Ibadah Ibadah Haji Ibu Negara Idul Adha Idul Fitri IKLAN Imlek IMM Indonesia Industri inflasi Informasi Infrastruktur Inspektorat Inspirasi Internasional Internet Intoleran Investor IPK IPM IPPI Islam IWAPI Jakarta Jakarta Barat Jakarta Pusat Jalan Jambore Nasional Jawa Tengah Jawa Timur Jayapura Jokowi Juara Jum'at Barokah Jumanji Jumat Jumat Berkah Jurnalis Kaliber Kampanye Kampung Rakyat Indonesia Kampus Kamtibmas Kapolda Kapoldasu Kapolri Kapolsek Kapolsek Kepolisian Karaoke Karhutla Karya Tulis Kasus KDRT Keadilan Keagamaan Keamanan Kebakaran Kebangsaan Kebersihan Kebudayaan Kebun Kecantikan Kecelakaan Kedokteran Kegiatan Kegiatan seminar Kehutanan Kejahatan Kejaksaan Kejuaraan Kejurnas Kekerasan Kelestarian Alam Keluarga Kemalingan Kemanusiaan Kemenag Kemenaker Kemendag Kemendagri Kemendesa Kemendikbud Kemenhub Kemeninfo Kemenkes Kemenkeu Kemenko Kemenkumham Kemenlu KEMENPAN-RB Kemenparekraf Kemenperin Kemenpora kemenristek Kemensos Kementan Kemiskinan Kendaraan Dinas Kepala Daerah Kepedulian keperdulian Kepolisian Kerajaan Kereta Api kerja Paksa Kerjasama Kesehatan Kesejahteraan Keselamatan Kesenian Ketahanan Pangan Ketenagakerjaan Keuangan Khilafahtul Muslimin Kilas Balik Bung Karno Kivlan Zen KKP KNPI Kohati kompetisi Kompolnas Komputer Komunitas kon Konferensi KONI Konsumen Koperasi Kopermasu Kopi Kopi Pagi Korupsi Kota Medan KPK KPR KPU Kriminal KRYD KSAD Kudeta Kuliner Kunjungan Kerja Kutai Kartanegara Labuhan Batu Lahan Lakalantas Laksi Lalu Lintas Lampung Langka Langkat Lapas Launching Launching Album Launching Aplikasi Launching Buku LAZISMU Lebaran Legislatif Lembaga LGBT Lifestyle Lingkungan Lingkungan Hidup LIPPI Listrik Lock Down Lomba lomba lari London LPPI LPS LSM Lukas Enembe Madina Mahasiswa Mahkamah Agung Mainan anak Majalengka Makanan Jepang Makassar Makkasar Mall Maluku Market Outlook Masjid Masker Mata Uang Maulid Nabi Mayday MDMC Medan Denai Media Media Sosial Megapolitan Menag Mendag Mendagri Menembak Menteri Menteri Perdagangan millenial Minuman Keras Minuman sehat Minyak Goreng Minyak Makan Miras Mobil MOI Motivasi MoU MPR MPR RI Mudik Muhammadiyah Muharram MUI Munas Musibah Musik Musyawarah Musywil Narkoba Narkotika NasDem Nasional Natal Natal & Tahun Baru New Normal NII NKRI NU ODGJ Office Ojek Online Ojol Olah Raga Olahraga Ombusman Omicron Online Operasi Patuh Operasi Yustisi Opini Organisasi Ormas Otomotif P Padang Padangsidimpuan Pagelaran Pahlawan Pajak Pakta Integritas Palestina Pameran PAN Pancasila Papua Parawisata Pariwisata Partai Demokrat Partai Politik Partai UKM Partai Ummat Pasar Pasar modal Pasar Murah Pasar Tradisional Paspampres Patroli PC PDI Perjuangan PDIP Perjuangan pe Pedagang Pegadaian Pelajar Pelajar Islam Indonesia Pelantikan Pelatihan Pelayanan Publik Pelecehan seks Pelukis Peluncuran Pemadam Kebakaran Pemalakan Pembangunan Pembayaran Elektronik Pembunuhan pemerasan Pemerintah Pemerintahan Pemerkosaan Pemilu Pemuda Pemuda Melati Indonesia Pemuda Muhammadiyah Pemuka Agama pen Penandatanganan Pencabulan Pencemaran Nama Baik Penculikan Pencurian Pendataan Pendidikan Penelitian Penembakan Penerbangan Penertiban Pengabdian Pengadilan Pengadilan Negeri Pengajian Pengamanan Pengamat Penganiayaan Pengawasan Pengetahuan Penggelapan Penghargaan Penghijauan Pengusaha Penipuan Penistaan Agama Penulis Penyakit Penyandang Disabilitas Penyuluhan Perampasan Perayaan Perbankan Percut Sei Tuan Perdagangan Perekonomian Perempuan & Anak Peresmian Pergaulan Perhubungan Perikanan Peristiwa Perjanjian Perjudian Perkawinan Perlombaan Permainan Perpajakan Pers Pertamina Pertanahan Pertanian Perusahaan Pesawat Terbang PET Pileg Pilkada PIlkades Pilpres Pin Pinjam meminjam uang Pinjaman Online PKL PKS PMI Polairud Polantas Polisi Cilik Politik POLRI Polwan Pondok Pesantren Ponpes Pornografi Posko Ummat PPKM PPWI Pra Kerja Prabowo Pramuka Praperadilan Prawita Genppari Premanisme Presiden Prestasi Primbon Politik Prokes promo Property Prostitusi Protokol Kesehatan PSI PSSI Public Expose Publik expose Puisi Pungli PUPR Pusat Perbelanjaan Puskesmas PWI Qurban Radikalisme Rafdinal Ragam Rakernas Rakor Ramadhan Reksadana Rektor Relawan Relawan Jokowi Religi Remisi Rentan Renungan resa Restoran Reuni 212 Revolusi Mental Reward RKUHP Robot Ruang Guru Rumah Rumah sakit Rups Rusia RUU Saber Pungli Sabu Sahabat Anak Salon Samosir Samsat Samsung Sanitasi air.Lingkungan hidup Santri SAR Satlantas Satpol PP Satwa Sejarah Sekolah Sembako Seminar Sengketa Seniman Senjata Senjata Api Sepak Bola Separatis Sepeda Sepeda sehat Serdang Bedagai Sertifikat Sertijab sho Sigli Silaturahim Silaturahim. KUYAI Kartanegara Silaturahmi Silaturrahim SIM Simalungun Simpan Pinjam Simulasi Smartphone Soekarno Solar Somasi Sosial Sosialisasi Startup Stasiun STOP PRES...!!! Studi Ilmiah Stunting Suku bunga Sulawesi Selatan Sumatera Barat Sumatera Utara Sumpah Jabatan Sumut Sungai Superstore Suplemen Surabaya Surat Terbuka Suriyono Adi Susanto Suriyono Adi Susanto {SAS) Survei Survey susu Swab Antigen Syafi'i Ma'arif Syariah Syawal Takjil Tali Kasih Talkshow Tanjung Balai Tantama Tapanuli Tengah Tawuran Teknologi Teror Terorisme Tes Urine Tiket Tilang Tips Tjahyo Kumolo TNI TNI AU TNI-Polri Tokoh Tokoh Agama Tokoh Masyarakat Tol Toys Kingdom ToysKingdom Tragedi Transportasi Trend Rambut True Money Uang Uang Palsu UIN Ujaran Kebencian UKM Ukraina Ulama UMJ umkm UMSU Undang-Undang UNIMED UniPin Universitas Unjuk Rasa Upacara Usaha Rakyat UU Cipta Kerja UU ITE UUD 1945 Vaksinasi Vaksinasi booster Valentine Day Verifikasi Viral Virus Corona Walikota Wanita Wapres Wartawan Webinar Wirausaha Wisata WNA Workshop Yogyakarta Zulkifli Hasan

Arsip Berita

IKUTI BERITA VIDEO KAMI DI YOUTUBE

POS PETIR

VIRUS COVID-19

Wabah Virus Corona (Covid-19) Sudah Menyerang Indonesia, Setiap Hari Korban Semakin Bertambah Sampai ada yang Meninggal, Rakyat Semakin Cemas dan Khawatir, Bagai Tersambar Petir Mendengar Virus Corona.

HALLO KRING..!!!

12 PAS

PANCASILA UDAH FINAL

Pembahasan RUU Haluan Ideologi Pancasila Banyak Penolakan Dari Berbagai Kalangan Masyarakat, Memang Seharusnya Tidak Usah Dibahas Dan Lebih Baik Dibatalkan. Pancasila Dasar Negara.
Tendangan 12 PAS Dihentikan

SOS

INDONESIA DARURAT NARKOBA

Sudah dijatuhi hukuman mati bahkan sudah ada yang dieksekusi, tapi masih banyak bandar narkoba semakin merajalela, terbukti banyak yang ditangkap petugas Polisi maupun BNN (Badan Narkotika Nasional) tapi belum kapok juga mereka, justru sipir penjara malah terlibat. Kalau sudah darurat begini, hukuman mati jangan berhenti, jalan terus!.

QUO VADIS

Kunjungan Statistik

Online

IKLAN USAHA ANDA


PRO KONTRA VAKSINASI

~> Program Vaksinasi Yang Diluncurkan Pemerintah Mendapat Sorotan Dari Berbagai Masyarakat, sehingga terjadi pro dan kontra

<~ Memang Sebenarnya Harus Jelas Disampaikan, Maksud dan Tujuan Vaksinasi, Karena dilapangan Ada Perbedaan Orang Yang Akan Divaksin dan Yang Tidak Boleh Divaksin, membuat masyarakat Bingung

Link Terkait

close
Banner iklan disini