Radiant Utama Interinsco Mengangkat Ramzy Siddiq Amier Sebagai Direktur
HOKI Stock Split 1:4
Kinerja Pool Advista Indonesia Tertekan
Marhaendra, Direktur PT Pool Advista Indonesia Tbk mengatakan, Hasil Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) Menerima dan menyetujui Laporan Tahunan Perseroan untuk tahun buku yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2019 termasuk Laporan Direksi dan Laporan Tugas Pengawasan Dewan Komisaris Perseroan selama tahun buku 2019.
"Selain itu, Menyetujui dan mengesahkan Laporan Keuangan Perseroan yang telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Heliantono & Rekan sebagaimana dalam Laporannya Nomor : 00297/2.0459/AU.1/08/1107-2/1/IV/2020 tanggal 29 April 2020, atas laporan keuangan tahun buku 2019 dengan opini wajar," kata Marhaendra kepada awak media di Kantor PT Pool Advista Indonesia Jakarta. Jum'at (28/08)
Disisi lain, lanjutnya, Rapat berdasarkan musyawarah untuk mufakat, memutuskan untuk menyetujui Tidak ada penggunaan laba untuk tahun buku 2019. karena Perseroan mengalami kerugian.
Lebih lanjut, Marhaendra menambahkan, Dalam Rapat juga disetujui Perubahan susunan anggota Direksi dan Dewan Komisaris Perseroan yaitu Pemberhentian Bapak Asa Mirzaqi dari jabatannya selaku Direktur Utama Perseroan, terhitung sejak tanggal penutupan Rapat ini dan pengangkatan Bapak Mujoko Yandri Panjaitan sebagai Direktur Utama Perseroan yang baru.
Demikian juga, tutur Marhaendra, Pemberhentian Bapak Hadi Budiman dari jabatannya selaku Komisaris Utama Independen Perseroan dan Bapak Freddy Gunawan dari jabatannya selaku Komisaris Perseroan.
"Selanjutnya, RUPST menyetujui Pengangkatan Bapak Budi Purwanto sebagai Komisaris Utama, Bapak Ahmad Santoso sebagai Komisaris Independen dan Bapak Marhaendra sebagai Komisaris," pungkasnya. (Arianto)
INOV Tebar Dividen
Tunas Baru Lampung Rencana Buy-back Saham Tahap II
Electronic City Hadir di 28 Kota di Indonesia
Wiradi, Direktur Utama PT Electronic City Indonesia, Tbk mengatakan, Di dalam RUPST telah disetujui antara lain penetapan penggunaan laba bersih tahun Buku 2019, penunjukan akuntan publik untuk audit laporan keuangan tahun 2020, penetapan remunerasi anggota Direksi dan Komisaris tahun 2020, dan penyesuaian anggaran dasar Perseroan.
"Perseroan membukukan pendapatan Rp 1.978,6 miliar. Kontribusi terhadap pendapatan terbesar masih disumbangkan oleh penjualan barang elektronik bermerek yang mencapai Rp 1.861,5 miliar, disusul pendapatan sewa sebesar Rp 85,7 millar dan komisi penjualan barang konsinyasi Rp 6,1 millar," kata Wiradi saat Public Expose setelah Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) di Hotel Borobudur Jakarta. Senin (10/08)
Menutup tahun 2019, tutur Wiradi, Perseroan berhasil mencatatkan laba tahun berjalan Rp 33,269 milliar dan Peningkatan laba ini berkat upaya Perseroan dalam memperbaiki margin penjualan.
Menghadapi New Normal, lanjutnya, Electronic City berkomitmen untuk tetap memberikan pelayanan terbaik dengan menghadirkan berbagai produk kesehatan seperti Air Purifier, Produk Sterilizer dan masker platinum silicon yang dijual di seluruh toko dan www.eci.id.
Menurut Wiradi, Kelebihan yang dimiliki oleh www.eci.id adalah setiap transaksi menggunakan cicilan 0% dengan Kartu Kredit bank yang berpartisipasi akan bebas dari Biaya/Tambahan Biaya Layanan Kartu Kredit, sehingga kami pastikan Konsumen hanya akan membayar sesuai dengan harga produk yang dibeli.
Dan yang pasti, tegas Wiradi, Seluruh transaksi di www.eci.id juga akan mendapatkan gratis pengiriman serta instalasi selama berada di wilayah Jabodetabek. Konsumen juga dapat memilih fitur pick up store dimana konsumen dapat mengambil produk yang dibeli online di toko terdekat dan tidak perlu mengantri terlalu lama.
"Menariknya, Ada beberapa keuntungan dengan menjadi member E-Cityzen antara lain harga khusus member, mendapatkan update promo setiap minggunya dan memperoleh poin yang dapat dÃtukar dengan berbagai hadiah menarik serta customer dapat melakukan registrasi via website/App di Android/ke Customer service di toko, tanpa dipungut biaya," pungkasnya. (Arianto)
Kinerja Meta Epsi Tumbuh Positif
Badan Anggaran (Banggar) DPR RI dan pemerintah menyepakati anggaran pembangunan infrastruktur sebesar Rp419.2 triliun untuk APBN 2020. Belanja untuk pembangunan infrastruktur tersebut naik 4,9%% dari outlook realisasi tahun 2019 yang sebesar Rp399,7 triliun.
Kahar Anwar, Direktur Utama PT Meta Epsi Tbk (MTPS) memaparkan, Perseroan menjalankan usaha di bidang Engineering, Procurement dan Construction (EPC) telah berhasil mencatatkan Pendapatan usaha di tahun 2019 sebesar Rp207,203 miliar.
"Sepanjang tahun 2019, Perseroan berhasil mencetak laba bersih sebesar Rp23,712 miliar atau tumbuh sebesar 27,68% dari laba bersih yang dihasilkan di tahun 2018 sebesar Rp18.571 miliar. Perseroan juga berhasil membukukan kontrak baru sebesar Rp52,542 miliar," kata Kahar Anwar saat Public Expose setelah Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan di Jakarta. Rabu (05/08)
Di tahun 2019, lanjutnya, Perseroan berhasil mendapatkan beberapa proyek pemerintahan maupun swasta, dimana proyek pemerintahan masih mendominasi dari sector kelistrikan, baik dari PT PLN (Persero) dan PT Pertamina (Persero).
Selain itu, tutur Kahar Anwar, Perseroan juga telah berhasil mengembangkan bisnisnya dengan merambah ke sektor swasta diantaranya, Perseroan telah berhasil mendapatkan beberapa proyek untuk pembangunan maupun pengembangan pabrik garmen yang berlokasi di Tangerang dan Tasikmalaya.
"Disisi lain, ucapnya, Perseroan telah bekerja keras menjalankan berbagai strategi di sepanjang tahun 2019, sehingga memperoleh kinerja keuangan dan operasional yang baik dan menggembirakan," pungkasnya. (Arianto)
BELL Raih Emiten Terbaik 2020
Kinerja Uni-Charm Indonesia Positif
Ditengah Covid-19, MTDL Bukukan Laba Bersih Rp 156 Miliar
Duta Nusantara Merdeka | Jakarta
PT Metrodata Electronics Tbk (“MTDL”) mencatatkan kinerja positif pada Semester I-2020 dengan membukukan laba bersih sebesar Rp 156,0 miliar atau tumbuh 2,3% YoY dibandingkan pada periode yang sama tahun sebelumnya yaitu sebesar Rp 152,5 miliar. Sementara pendapatan MTDL di Semester I-2020 mencapai Rp 6,20 triliun, naik 0,8% YoY dari periode yang sama pada tahun 2019 yang tercatat sebesar Rp 6,16 triliun.
Randy Kartadinata, Direktur PT Metrodata Electronics Tbk mengungkapkan bahwa kontribusi pendapatan masih di dominasi oleh unit bisnis Distribusi.
“Kontribusi pendapatan terbesar masih berasal dari unit bisnis Distribusi yaitu sebesar 72%, diikuti oleh unit bisnis Solusi dan Konsultasi sebesar 28%. Jika melihat kontribusi dari unit bisnis Solusi dan Konsultasi di masa pandemi ini, maka terjadi peningkatan dari 25% tahun lalu menjadi 28% di Semester I-2020 ini sejalan dengan semakin banyaknya perusahaan melakukan transformasi digital,” kata Randy dalam keterangan tertulis kepada media. (29/07)
Selain itu, lanjutnya, Pendapatan bertumbuh seiring dengan permintaan akan produk, layanan, dan infrastruktur IT yang terus meningkat ditengah pemberlakuan sistem bekerja dari rumah (work from home/WFH). Randy menambahkan, Perseroan mampu mengejar penjualan yang sempat tertinggal pada kuartal sebelumnya sejak dilonggarkan aturan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) oleh pemerintah.
“Dengan dibukanya PSBB dan dimulainya masa transisi new normal di bulan Juni 2020, telah memberikan kesempatan Metrodata melakukan akselerasi ketertinggalan penjualan dua bulan sebelumnya, dan menghasilkan penjualan yang stabil dibandingkan tahun lalu,” ujarnya.
Pada kesempatan yang sama, Direktur Utama PT Metrodata Electronics Tbk Susanto Djaja menyebutkan, kondisi ini juga didukung oleh kesiapan dari seluruh elemen dan sistem yang dimiliki Perseroan.
“Kami beruntung telah mempersiapkan diri untuk bekerja mobile sejak 10 tahun lalu di mana para tim sales kami sudah menerapkan mobile office. Kesiapan sistem TIK dan tenaga ahli Metrodata inilah yang menolong kami untuk selalu siap siaga menolong kebutuhan pelanggan di masa pandemi ini. Pelanggan membutuhkan respon yang cepat dalam pengadaan khususnya Notebook dan Personal Computer untuk memampukan karyawannya bekerja WFH. Alhasil, kami menjadi salah satu pilihan utama bagi para pelanggan dimasa sulit ini,” ujar Susanto.
Susanto menambahkan bahwa meningkatnya kebutuhan IT turut menyebabkan Perseroan menaikan anggaran belanja modal mencapai Rp 450 miliar dari yang sebelumnya Rp 260 miliar. Sebesar Rp 440 miliar akan dialokasikan untuk pendanaan alat-alat IT, dan sisanya Rp 10 miliar akan digunakan untuk upgrade internal system TIK Perseroan.
Sementara itu, Randy mengungkapkan posisi keuangan Perseroan saat ini berada pada posisi yang sangat kuat. Di mana kondisi likuiditas Perseroan sangat baik diikuti dengan minimnya pinjaman bank serta financial institution lainnya.
“Kondisi likuiditas sangat baik dengan posisi cash in bank mencapai Rp 1,4 triliun berasal dari hasil collection yang efektif dimasa pandemi. Kondisi likuiditas tersebut jauh lebih baik dibandingkan dengan kondisi sebelumnya di mana cash in bank hanya di kisaran Rp 700 miliar.” Randy melanjutkan,
“Pinjaman ke bank dan ke financial institution sangat minim hanya Rp 25 miliar. Itupun sebenarnya ingin kami lunasi tetapi tidak diperbolehkan oleh pihak leasing, karena terkait adanya penalti jika pelunasan dipercepat,” tutup Randy. ,(Arianto)
Metrodata Tebar Dividen Sebesar Rp 81,03 Miliar
Duta Nusantara Merdeka | Jakarta
PT Metrodata Electronics Tbk (“Metrodata”/“MTDL”), sebagai Digital Solution & Distribution Company di bidang Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) yang sahamnya tercatat di Bursa Efek Indonesia sejak tahun 1990, memutuskan untuk membagikan dividen, sebesar total Rp81,03 miliar atau 22,7% dari laba bersih tahun 2019 yang tercatat sebesar Rp 357 miliar. Hal ini diputuskan dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Tahunan untuk tahun buku 2019 yang digelar pada Jum'at (26/06) di Jakarta.
Susanto Djaja, Presiden Direktur MTDL mengungkapkan, RUPS Tahunan telah memutuskan pembagian dividen, yang tentunya didukung atas keberhasilan MTDL
dalam meraup laba bersih pada tahun 2019, serta tidak terlepas dari kinerja yang dihasilkan oleh seluruh pemangku kepentingan.
"Saat ini, MTDL menyediakan produk-produk TIK yang dibutuhkan seperti PC dan notebook, server dan storage, smartphone, networking,
software, dan lain sebagainya. MTDL telah bermitra dengan lebih dari 100 pemegang brand produk TIK ternama. Melalui anak usahanya, PT Synnex Metrodata Indonesia (SMI), MTDL menjadi satu-satunya perusahaan di Indonesia yang ditunjuk Intel Corporation sebagai Intel® IoT Solution Aggregator dan bekerjasama untuk mengembangkan solusi Internet of Things (IoT) di Indonesia," kata Susanto dalam keterangan tertulis kepada media.
Pada kesempatan yang sama, Randy Kartadinata, Direktur MTDL mengatakan, Perseroan memiliki basis yang kuat untuk menyediakan berbagai solusi terbaru untuk mendukung transformasi digital para pelanggan korporat dalam bentuk emerging technologies, seperti Big Data and Analytics, Digital Business Platform, Microservices, Testing Tools, Artificial Intelligence (AI), IT Security, dan solusi-solusi lainnya.
Randy melanjutkan, pada Kuartal I-2020, MTDL mampu mencatatkan laba bersih sebesar Rp 94,3 miliar, atau naik 10,1% YoY dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 85,6 miliar. MTDL juga membukukan pertumbuhan penjualan sebesar 4,9% YoY dari Rp3,2 triliun di Kuartal I-2019 menjadi Rp 3,4 triliun di Kuartal I-2020.
Di tengah ketidakpastian ekonomi akibat pandemi Covid-19, kata Randy, MTDL mampu mendapatkan pertumbuhan penjualan di unit bisnis Solusi & Konsultasi sebesar 15,4% dan unit bisnis Distribusi sebesar 1,4%. Pertumbuhan tersebut didukung dengan adanya upaya diversifikasi yang dilakukan masing-masing unit bisnis, sumber daya manusia, serta manajemen yang baik dalam proses penjualan, implementasinya serta proses penagihan.
Pada Kuartal II-2020, Randy menambahkan, Dampak pandemi Covid-19 lebih dirasakan pada unit bisnis Distribusi Perseroan, karena sebagian toko pelanggan tutup khususnya di Jabodetabek dan Pulau Jawa, namun sebagian dari toko tersebut masih melakukan penjualannya melalui online.
Sementara penjualan kepada para pelanggan di luar Pulau Jawa masih berjalan dengan baik.
Di sisi lain, imbuhnya, unit bisnis Solusi & Konsultasi masih bertumbuh sejalan dengan dukungan kami untuk memampukan para karyawan dari pelanggan korporasi kami untuk bekerja dari rumah Para pelanggan utama bisnis Solusi & Konsultasi berasal dari industri perbankan, telekomunikasi dan sektor lain yang tidak terlalu terdampak terhadap pandemi Covid-19 ini.
“Diharapkan semakin banyak perusahaan yang
membutuhkan layanan terkait transformasi digital yang menjadi salah satu dasar bagi kami untuk terus tumbuh secara berkelanjutan, serta menjadi perusahaan penyedia teknologi digital terpercaya,” tutup Susanto. (Arianto)
Laba INOV Naik 40%
Duta Nusantara Merdeka | Jakarta
PT Inocycle Technology Group Tbk ("INOV") adalah emiten pertama untuk produk daur ulang serat staple buatan, yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang menghadirkan solusi global untuk masalah lokal, yakni mengubah sampah menjadi sumber daya baru yang telah tersertifikasi aspek environmental, social and governance (ESG) dari The Planet Mark.
Direktur INOV Victor Choi mengatakan, Perseroan mencatatkan kenaikan penjualan 25% dari Rp 395,6 miliar di 2018 ke Rp 494,7 miliar di 2019. Sementara laba tahun berjalan meningkat 40% dari Rp 16,0 miliar di tahun 2018 ke Rp 22,5 miliar di tahun 2019.
"Bisnis inti Inocycle adalah menciptakan nilai- nilai dari limbah plastik PET secara lokal dan mengurangi dampak potensial terhadap pencemaran plastik di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) atau di laut," kata Victor Choi dalam keterangan tertulis kepada media. Kamis (28/05)
Di tahun 2019, ujar Victor Choi, INOV memulai babak baru dalam perjalanannya dengan mencatatkan perusahaan di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Juli 2019. Sejak saat itu, jumlah saham biasa yang beredar meningkat 50% dari 1,2 miliar di tahun 2018 menjadi 1,8 miliar di tahun 2019.
Dari segi bisnis, lanjutnya, Hasil penjualan di tahun 2019 meningkat secara signifikan pada setiap segment produk INOV. Segmen SF- Staple Fiber menjadi contributor terbesar dengan penjualan Rp 385 miliar (29% yoy), diikuti oleh produk non-woven Rp 63 miliar (20% yoy), perabot rumah Rp 23 miliar (stabil), CF-Carded Fiber Rp 16,5 miliar (21% yoy) dan produk lainnya Rp 7 miliar (24% yoy). Semuanya membukukan kenaikan penjualan 25% dibandingkan dengan tahun 2018.
"Terkait dampak Covid-19 terhadap bisnis INOV, sejauh ini memang permintaan global terganggu, namun kami telah melakukan diversifikasi produk dengan mulai memproduksi masker dan alat pelindung diri (APD) dari polypropylene," pungkasnya. (Arianto)
Kuartal I, Laba BTPN Tumbuh 48%
Duta Nusantara Merdeka | Jakarta
Di tengah kondisi global yang menantang akibat pandemi Covid-19, PT Bank BTPN Tbk berhasil membukukan kinerja positif pada kuartal I-2020, dengan pertumbuhan laba bersih 48% secara year on year (yoy) sebesar Rp 752 miliar. Sementara itu, penyaluran kredit tumbuh 12% (yoy) dari Rp 139,8 triliun menjadi Rp 157 triliun.
Pada periode yang sama aset Bank BTPN mencapai Rp 199,7 triliun tumbuh 4% (yoy). Adapun dengan rasio kecukupan modal (capital adequacy ratio/CAR) sebesar 22,5%, Bank BTPN masih memiliki kemampuan ekspansi yang kuat.
Ongki Wanadjati Dana, Direktur Utama Bank BTPN mengatakan, penyaluran kredit tersebut tetap dilakukan dengan mengedepankan prinsip kehati-hatian, sehingga mampu menghasilkan pertumbuhan yang berkualitas. Rasio kredit bermasalah (non performing loan/NPL) tercatat relatif rendah, yaitu 0,97% (gross).
“Dengan situasi perekonomian global yang tidak menentu, ditambah perkembangan terkini penyebaran Covid-19, kami berusaha mempertahankan kinerja bank tetap positif. Hal ini merupakan bentuk komitmen kami dalam mendukung perekonomian Indonesia,” kata Ongki dalam keterangan tertulis. Senin (18/5)
Selain itu, ujar Ongki, Penyaluran kredit salah satunya ditopang segmen korporasi sebesar Rp 92 triliun. Dalam melayani kelompok nasabah ini, Bank BTPN fokus menyalurkan pembiayaan melalui sejumlah sindikasi untuk proyek ketahanan energi, ketahanan pangan, serta infrastruktur.
Selain melalui sindikasi, Bank BTPN memberikan pinjaman secara bilateral ke perusahaan swasta nasional, badan usaha milik negara (BUMN), industri otomotif, hingga perusahaan yang bergerak di bidang ekspor impor.
“Pembiayaan segmen korporasi menunjukkan komitmen jangka panjang kami dan pemegang saham pengendali Sumitomo Mitsui Banking Corporation (SMBC) dalam mewujudkan kesejahteraan serta pertumbuhan ekonomi Indonesia yang berkelanjutan,” kata Ongki.
Selain pembiayaan korporasi, lanjutnya, penyaluran kredit ditopang segmen kredit usaha kecil dan menengah, komersial, serta kelompok prasejahtera produktif melalui anak usaha, BTPN Syariah. Untuk menyeimbangkan laju pertumbuhan kredit, Bank BTPN menghimpun pendanaan senilai Rp 161,2 triliun sampai akhir kuartal I-2020, meningkat 3% dari periode yang sama tahun lalu. Jumlah tersebut terdiri atas dana pihak ketiga (DPK) senilai Rp 97,1 triliun, pinjaman pihak lain Rp 57 triliun, serta pinjaman subordinasi Rp 7,1 triliun.
Dari total DPK, Ongki menuturkan, Bank BTPN berhasil meningkatkan porsi current account savings account (CASA) menjadi 29% pada kuartal I-2020, lebih tinggi dibandingkan porsi pada kuartal I-2019 yang sebesar 21%.
Hingga akhir Maret 2020, imbuhnya, jumlah pengguna terdaftar Jenius mencapai lebih dari 2,5 juta nasabah, tumbuh 85% dari akhir Maret 2019 yang sebanyak 1,4 juta nasabah. Adapun jumlah simpanan (funding) melalui Jenius mencapai Rp 8,3 triliun. Data ini menunjukkan inovasi digital Bank BTPN mulai membuahkan hasil. Masyarakat juga semakin terbiasa menggunakan produk dan layanan digital.
Dalam situasi seperti saat ini, Ongki mengungkapkan, likuiditas merupakan tantangan utama yang dihadapi industri perbankan. Bank BTPN termasuk salah satu bank yang memiliki likuiditas sangat kuat dan mencukupi untuk menopang target perusahaan. Selain mengandalkan dana pihak ketiga (DPK), obligasi dan pinjaman bilateral pihak lain, Bank BTPN juga mendapat sokongan dari perusahaan induk berupa standby facility sebagai sumber pendanaan. Adapun total fasilitas pendanaan (offshore borrowing limit facility) yang diberikan SMBC mencapai US$ 2,8 miliar (sekitar Rp 46 triliun).
"Kecukupan likuiditas Bank BTPN juga terlihat pada liquidity coverage ratio (LCR) sebesar 212% dan net stable funding ratio (NSFR) sebesar 116% yang jauh di atas ketentuan minimum regulator 100%. Sebagai informasi LCR merupakan instrumen untuk menghitung rasio likuiditas jangka pendek, sedangkan NSFR untuk menghitung rasio likuiditas jangka panjang," pungkasnya. (Arianto)
Total Aset BWS Meningkat Sebesar 24.65%
Duta Nusantara Merdeka | Jakarta
perlambatan akibat perlambatan ekonomi global yang berdampak pada perekonomian Indonesia yang menyebabkan pengetatan pada pasar dana pihak ketiga (DPK) sehingga mendorong suku bunga DPK naik.
Pizza Hut Indonesia Buka Outlet ke-500
Duta Nusantara Merdeka | Jakarta
Kinerja Rig Tenders Indonesia Tahun 2019 Mulai Membaik
Duta Nusantara Merdeka | Jakarta
Untuk mengamankan pasokan batubara domestik, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Indonesia memerintahkan produsen batubara untuk mencadangkan jumlah tertentu dari produksi mereka untuk konsumsi dalam negeri (kewajiban pasar domestik). Selain itu, pemerintah dapat menyesuaikan pajak ekspornya untuk mencegah ekspor batubara. Pemerintah bertujuan untuk lebih banyak konsumsi batubara domestik karena ingin batubara memasok sekitar 30 persen dari bauran energi negara pada tahun 2025.
Indonesia menghasilkan 528 Mt batubara pada tahun 2018, meningkat 14% dari tahun sebelumnya 461 Mt, karena pemerintah memperbolehkan beberapa produsen batubara besar untuk menaikkan kuota produksi mereka.t Adapun tahun 2019, kementerian energi telah menetapkan target produksi indikatif yang lebih rendah dari 489Mt. Kementerian menjelaskan bahwa 95,73 juta ton batubara DMO akan digunakan untuk listrik, 5,4 juta ton untuk metalurgi, 1,49 juta ton untuk pupuk, 16,15 juta ton untuk industri semen, 3 juta ton untuk industri tekstil, 6,2 juta ton untuk industri tekstil, 6,2 juta ton untuk kertas industri dan 14,500 juta ton untuk kurung.
PT Rig Tenders Indonesia Tbk menggelar Public Expose usai Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan pada Rabu pagi, 25 September 2019 bertempat di Ruang Jade Lt. 2 Hotel Park Regis Arion Kemang Jl. Kemang Raya No. 7 Kebayoran Baru.
Abdul Rahman Abbas, Presiden Direktur PT Rig Tenders Indonesia Tbk dalam pemaparannya mengatakan, Arus kas dari aktivitas operasi meningkat 350 kali lipat menjadi AS$7,74 juta akibat hasil positif dari kegiatan operasional Perseroan. Arus kas untuk aktivitas investasi menjadi negatif karena ada arus kas untuk perolehan aset tetap lebih tinggi dari arus kas dari penjualan aset tetap. Arus kas untuk aktivitas pendanaan merupakan pembayaran pinjaman bank. Secara umum, arus kas Perseroan masih dibatas aman.
Menurut Abdul Rahman, Liabilitas lancar di tahun 2019 berkurang menjadi AS$19,25 juta, yaitu 30,07% lebih rendah dibandingkan liabilitas lancar di tahun 2018. Jumlah liabilitas juga berkurang sekitar 29,23% menjadi AS$20,11 juta di tahun 2019. Sedangkan Beban Umum dan Administrasi di tahun 2019 menurun 15,3% dibandingkan tahun sebelumnya, menjadi AS$3.04 juta, didorong oleh perbaikan sistem internal dan efisiensi pengeluaran.
Pada kesempatan ini, kata Abdul Rahman, Perseroan mencatat kerugian di tahun buku 2019 meskipun penjualan telah meningkat. Hal ini dikarenakan adanya peningkatan beberapa beban.Jumlah rugi per saham di tahun 2019 tercatat di AS$0,014 yaitu membaik 39,4% dibandingkan AS$0,0231 rugi per saham di tahun 2018.Hal ini menunjukkan bahwa upaya Perseroan sudah mulai membuahkan hasil yang baik. Aset lancar meningkat 27,85% menjadi AS$18,32 juta pada tahun 2019 dibandingkan tahun2018.Total aset menurun 20,88% dari AS$80,10 juta ditahun 2018 menjadi AS$63,38 juta di tahun 2019.
Selain itu, kata Abdul Rahman, Manajemen pada tanggal 12 Juni 2019, menjual 1 aset Perseroan berupa Kapal Accomodation Work Barge dengan nama Kaspadu 1 untuk mengurangi beban keuangan Perseroan yang cukup signifikan. dikarenakan Kaspadu 1 tidak beroperasi selama 4 tahun 5 bulan serta mengintensifkan pemasaran untuk proyek-proyek baru di Indonesia dan Mengeksplorasi jenis layanan yang berpotensi.
"Mengadakan Monthly QHSE untuk meningkatkan pengetahuan dan kewaspadaan karyawan akan keamanan dalam bekerja serta Efesiensi biaya operasional sehingga memberikan dampak yang signifikan terhadap kondisi keuangan dan kegiatan operasional Perseroan," tutup Abdul Rahman. (Arianto)
Pendapatan Pelita Samudera Shipping Naik 16%
Duta Nusantara Merdeka | Jakarta
pengembangan armada yang berkelanjutan untuk melayani basis pelanggan yang lebih besar akan menempatkan PSS dalam jalur yang tepat untuk menciptakan nilai tambah kepada para pemegang sahamnya," tutup Iriawan. (Arianto)
Kinerja Dwi Guna Laksana Tunjukkan Trend Positif
Duta Nusantara Merdeka | Jakarta
• Menjalankan usaha di bidang perdagangan batubara dan jasa pelabuhan.
• Salah satu pemasok batubara ke PLN dengan jumlah kontrak jangka panjang terbanyak.
• Salah satu pemasok batubara ke PLN Batubara melalui spot contract.
• Memiliki dan mengoperasikan dermaga yang berlokasi di Kintap, Kalimantan Selatan.
Selain itu, kata Herman, Anak Perusahaan Perseroan menandatangani spot contract sebagai pemasok batubara di PT PLN Batubara dan Memulai kerjasama dengan Berau Coal sebagai pemasok batubara tahun 2018.
Kinerja Steel Pipe Industry Indonesia Kuartal I Tahun 2019 Positif
Duta Nusantara Merdeka |Jakarta
Saranacentral Bajatama Optimis Kinerja Tahun 2019 Membaik
Duta Nusantara Merdeka |Jakarta
Pada tahun 2018 pertumbuhan ekonomi di Indonesia dipandang masih stabil. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), laju pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2018 adalah sebesar 5,17%, meningkat jika dibandingkan dengan laju pertumbuhan ekonomi tahun 2017 sebesar 5,07%, tetapi jauh dibawah target Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) sebesar 5,4%. Dari sisi inflasi, laju inflasi Indonesia pada 2018 melambat ketimbang tahun sebelumnya.
Data Kementerian Perdagangan menunjukkan Indonesia saat ini menjadi importir baja terbesar ketiga di dunia dan defisit perdagangan baja merupakan yang terbesar kedua setelah defisit perdagangan minyak dan gas. Impor besi dan baja ke Indonesia pada tahun 2018 sebesar USD 10,245 Miliar, meningkat 28,31% dibandingkan dengan impor besi dan baja pada tahun 2017 sebesar USD 7,985 miliar. Kenaikan impor besi dan baja tak bisa dianggap remeh karena berkontribusi sebesar 6,45% terhadap total impor nonmigas sepanjang januari-desember 2018.
Penjualan baja Indonesia saat ini masih didominasi oleh permintaan dari sektor konstruksi, diikuti oleh sektor otomotif, sektor migas, shipbuilding, permesinan dan industri elektronik.
Kemampuan suplai industri baja (crude steel) dalam negeri sebesar 6,8 juta ton per tahun. Karena itu, Indonesia masih harus mengimpor sebanyak 5,4 juta ton untuk memenuhi kebutuhan yang mencapai 12,94 juta ton per tahun.
Kebutuhan baja yang meningkat setiap tahunnya harus diîmbangi dengan tumbuhnya investasi baru di Indonesia, untuk mengurangi ketergantungan terhadap produk baja impor. Indonesia masih memiliki potensi untuk tumbuh dengan kuat dan berkembang dari segi pembangunan infrastruktur dan peningkatan investasi. Hal ini pada gilirannya akan memberikan dampak positif terhadap industri baja nasional secara umum dan khususnya untuk Perseroan.
PT Saranacentral Bajatama Tbk (BAJA) menggelar Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan yang dilanjutkan dengan Paparan Publik, hari Jum'at, 28 Juni 2019 pukul 10:00 - 11.00 wib bertempat di GEDUNG BAJA TOWER C LANTAI 9 di Jakarta.
"Perseroan terus berkarya dan melakukan inovasi dalam setiap lini produksi, Saat ini Perseroan memproduksi 3 (tiga) jenis produk baja lapis, yaitu: Baja Lapis Seng (BjLS), Baja Lapis Aluminium Seng (BjLAS) dan Baja Lapis Aluminium Seng Berwarna (SARANACOLOR) yang diproduksi dengan menggunakan mesin-mesin berteknologi tinggi, karena dilengkapi dengan Teknologi NOF (Non-Oxidation Furnace) yang dapat menghasilkan produk dengan kualitas jauh lebih baik dibandingkan produk yang dihasilkan dengan menggunakan mesin berteknologi konvensional," jelas Handaja.
Tahun 2018, lanjut Handaja, Perseroan berhasil membukukan kenaikan penjualan bersih sebesar 5.0% menjadi Rp1.28 triliun dari sebelumnya Rp 1,22 miliar di tahun 2017. Penjualan yang dihasilkan oleh Perseroan pada tahun 2018 merupakan kontribusi dari penjualan BjLS sebesar 39,8%, BjLAS sebesar 56,6%, Saranacolor 3,2%, sedangkan 0,4% merupakan non-produksi.
"Perseroan pada tahun 2018 harus menghadapi tantangan naiknya harga CRC di pasar global karena produsen utama baja dunia, yakni China, mengurangi suplai baja jenÃs CRC. Akibatnya harga jadi semakin mahal, yang menyebabkan beban pokok penjualan meningkat tajam, sehingga Perseroan membukukan laba kotor yang jauh lebih rendah di tahun 2018. Di samping itu, nilai tukar rupiah pada pada kuartal akhir 2018 cenderung melemah," tegas Handaja.
Hal ini menyebabkan Perseroan membukukan kerugian kurs mata uang asing - bersih sebesar Rp40,3 miliar di tahun 2018. Sebagai hasilnya, Handaja menuturkan, Perseroan mencatat rugi tahun berjalan sebesar Rp96,69 Miliar pada tahun 2018. Dari sisi total aset, Perseroan juga mencatat jumlah aset yang turun tipis sebesar 4,8% menjadi Rp901,18 miliar di tahun 2018.
RENCANA STRATEGIS 2018
Perekonomian Indonesia tumbuh lebih kuat pada level 5,17% di tahun 2018 dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi 2017 sebesar 5,07%. Selain kenaikan harga komoditas, investor juga optimis tentang penguatan fundamental ekonomi Indonesia dan hasil kerja pemerintah pusat (terutama terkait pembangunan infrastruktur).
Berbekal strategi yang kami jalankan dalam menghadapi tantangan dan kondisi di tahun 2018 dan melihat peluang bisnis di tahun-tahun mendatang, kata Handaja, Perseroan optimis bahwa kinerja pada tahun 2019 akan jauh lebih baik dari apa yang dicapai di tahun sebelumnya, berbagai upaya yang dilakukan di tahun-tahun sebelumnya akan membuahkan hasil.
Perseroan telah menetapkan strategi yang utamanya adalah penerapan efisiensi disegala kegiatan operasional, khususnya efisiensi dalam penggunaan bahan baku, bahan penolong dan energi, serta pengembangan yang difokuskan untuk meningkatkan kualitas dan produktivitas yang akan memberi dampak pada peningkatan kinerja Perseroan. "Dengan melakukan itu semua, yang didukung oleh penerapan tata kelola yang baik dan sistem pengendalian yang kokoh dalam rangka melindungi aset-aset Perseroan untuk meningkatkan nilai para pemegang saham, maka Perseroan akan memperlihatkan kinerja yang semakin baik di tahun-tahun mendatang," tutup Handaja. (Arianto)