Satu - Satunya Tampil Beda, Koran Politik Paling Berani Mengkritik Terpanas dan Perang Terhadap Koruptor, Narkoba, Teroris Musuh Rakyat ~~~~~>>>>> Kami Menerima Artikel, Opini, Berita Kegiatan, Iklan Pariwara dapat mengirimkannya melalui email dutanusantaramerdeka@yahoo.co.id
Tampilkan postingan dengan label Sejarah. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Sejarah. Tampilkan semua postingan

Napak Tilas Perjalanan Sang Proklamator di Rumah Kelahiran Bung Hatta Bukittinggi


Duta Nusantara Merdeka | Bukittinggi
Satu langkah untuk mengenang salah seorang dari Proklamator Kemerdekaan Indonesia adalah dengan memotret jejak kehidupan dan penghidupannya di masa lampau. Dan mencoba untuk hadir di tempat-tempat yang sarat kenangan agar bisa merasakan kembali suasana kehidupan di masa lalu itu salah satunya dilakukan dengan membangun kembali rumah kelahiran Bung Hatta. 

Di rumah bergaya klasik yang berlokasi di Bukittinggi itu, kini wisatawan bisa mengenal lebih dekat kehidupan Bung Hatta sewaktu kecil hingga perjuangannya untuk mewujudkan kemerdekaan Republik Indonesia.

Hadirnya kembali rumah kelahiran Bung Hatta diharapkan mendorong generasi penerus bisa mempelajari dan lebih memahami kepribadian serta ketokohan Bung Hatta sebagai pemimpin terkemuka di Republik ini.

Siapa tak kenal Bung Hatta atau Mohammad Hatta di negeri ini. Pria yang lahir dengan nama Muhammad Athar di Bukittinggi, 12 Agustus 1902, itu merupakan anak dari pasangan Muhammad Djamil dan Siti Saleha. Di kota kecil yang indah inilah Bung Hatta dibesarkan di lingkungan keluarga ibunya. Ayahnya, Muhammad Djamil, meninggal ketika Bung Hatta berusia delapan bulan. 

Dari ibunya, Hatta memiliki enam saudara perempuan, di mana Bung Hatta adalah anak laki-laki satu-satunya. Ayah tirinya, Haji Ning sangat sayang kepadanya. Awalnya bahkan ia tak
tahu ayahnya adalah ayah tiri sampai ketika usianya 5 tahun.

Menurut keterangan salah seorang _tour guide_ Rumah Kelahiran Bung Hatta, Susi Susetiowati, ayah dari Wakil Presiden pertama sekaligus Proklamator Kemerdekaan Republik Indonesia tersebut meninggal pada usia 30 tahun. 

“Jadi ayahnya itu punya istri 3, salah satunya adalah ibunya Bung Hatta. Pada saat Bung Hatta usia delapan bulan, ayahnya meninggal di usia 30 tahun. Jadi ia dibesarkan oleh ibu dan mamaknya atau yang berarti pamannya,” kata Susi dalam keterangan tertulisnya, Minggu (17/04). 

Bung Hatta berada di rumah kelahirannya hanya selama 11 tahun. Pada tahun 1913, Bung Hatta pindah ke Padang untuk melanjutkan pendidikannya di  Meer Uitgebreid Lager Onderwijs (MULO), yang kini dikenal dengan SMP 1 Padang. Bung Hatta juga menimba pendidikan di Prins Hendrik School (PHS) di Batavia. Dan melanjutkan pendidikan di Handels Hooge School- sekolah dagang di Rotterdam, Belanda dari tahun 1921-1932.

Walaupun relatif singkat berada di rumah kelahirannya di Bukittinggi, tetapi suasana dari kehidupan di rumah ini memberikan kenangan yang mendalam serta berperan besar dalam pembentukan wataknya. Bung Hatta dikenal dengan sosok yang sederhana, disiplin, penuh dengan kasih sayang, tidak banyak bicara, dan senang sekali membaca buku. 

Sifat-sifat itu dicontohnya dari sang Kakek, H. Marah atau Pak Gaek. Kesehariannya, melihat sosok Pak Gaek yang merupakan kontraktor pos partikelir bekerja dengan ketelitian, disiplin, organisasi yang baik, dan tepat waktu dalam menyiapkan segala kebutuhan pengiriman, sehingga memberikan kesan yang berbekas di benak Bung Hatta.

“Teman-temannya menilai beliau dengan sosok yang dingin, kaku, lebih suka membaca buku, daripada menghabiskan waktu untuk membicarakan hal yang tidak penting. Beliau ini benar-benar pekerja keras, dan disiplin sekali seperti kakeknya,” kata Susi. 

Sejak kecil, Bung Hatta juga dididik dalam lingkungan keluarga yang taat melaksanakan ajaran Islam. Kakeknya dari pihak ayah, Abdurrahman Batuhampar dikenal sebagai ulama pendiri Surau Batuhampar. Hidup di lingkungan keluarga religius, membuat Bung Hatta pun tidak pernah meninggalkan ibadah. 

“Jadi Bung Hatta ini, kalau sudah waktunya shalat, beliau langsung bergegas ke masjid. Dan kalau pulang ke rumah, saat isya ataupun subuh setelah dari masjid, ia tidak masuk ke rumah lewat pintu depan, melainkan pintu belakang, karena ia takut membangunkan orang rumah, begitu besar toleransi beliau dalam memikirkan orang lain,” ujarnya.

*Pembangunan Kembali*

Rumah tempat kelahiran Bung Hatta, Sang Proklamator Kemerdekaan Republik Indonesia berada di Jalan Soekarno-Hatta Nomor 37, Bukittinggi, Sumatera Barat. Fisik asli rumah tersebut sudah runtuh di tahun 1960-an, tetapi atas gagasan Ketua Yayasan Pendidikan Bung Hatta, rumah tersebut dibangun ulang sebagai upaya mengenang dan memperoleh gambaran masa kecil sang proklamator di Kota Bukittinggi. 

Pada November 1994 sampai dengan Januari 1995 dimulailah penelitian untuk mendapatkan bentuk rumah yang akan dibangun. Didasarkan kepada foto yang ada dalam memoar Bung Hatta dan beberapa foto yang masih disimpan oleh keluarga, dimulailah menginterpretasikannya ke dalam gambar perencanaan.

“Pada tahun 1994 dibanggunnya, dan selesai pada tahun 1995. Ini tidak mengubah bangunan. Jadi dahulu bangunan ini sudah hancur, hancurnya saat zaman Belanda, dan tanah ini sempat dibeli oleh penduduk asli sini, pemilik Toko Sabar. Sebenarnya bangunan ini sampai depan sana, karena ada pelebaran jalan, jadi hanya segini yang bisa dibangun,” ujarnya.

Salah satu bukti pergeseran lokasi ini adalah letak sumur yang semula berada di belakang rumah, kini bergeser ke dalam kamar salah satu paman Bung Hatta, Idris. Di masa lalu, bagian depan bangunan langsung menghadap ke sawah milik kakek Bung Hatta. Tetapi seiring perkembangan Kota Bukittinggi, sawah tersebut kini menjadi Jalan  Soekarno-Hatta.

“Mangkanya ada sumur di dalam kamar, ini yang satu-satunya asli hanya sumur tua ini. Sampai sekarang masih dipakai juga airnya, dialiri di teras dan di atas,” ujarnya. 

Ruang utama di lantai bawah dan lantai atas digunakan untuk memajang berbagai dokumentasi tentang perjalanan hidup Bung Hatta. Wisatawan dapat melihat bagian silsilah keluarga Bung Hatta, baik dari pihak ibu maupun ayahnya, bagan tersebut terpampang di dinding sebelah kiri dari pintu masuk.

Di kamar yang terletak di belakang rumah ini, pengunjung juga dapat menemukan koleksi berupa sepeda ontel tua, dan dokar tua yang dahulu pernah dipergunakan Bung Hatta semasa mudanya. Di belakang kamar tersebut merupakan kamar Bung Hatta saat masih bujang.

“Semua barang-barang yang ada di sini juga replika, jadi meniru barang-barang yang ada di foto dahulu kala,” kata Susi. 

Untuk mengembalikan suasana lalu, rumah ini juga dilengkapi dengan peralatan seperti tempat tidur (kui) kuningan dari Inggris, kero hitam (tempat tidur hitam), tempat tidur ukir yang digunakan oleh Bung Hatta serta perabotan lainnya seperti kursi, meja, dan beberapa koleksi foto serta lukisan yang berasal dari pihak keluarga.

Berlatar sejarah inilah, pemerintah menetapkan Rumah Kelahiran Bung Hatta sebagai gedung warisan bersejarah yang perlu terus dijaga dan dilestarikan. 

*Kondisi Rumah Bung Hatta*

Letak Museum Rumah Kelahiran Bung Hatta sangat dekat dengan jantung Kota Bukittinggi atau hanya perlu waktu berjalan sekitar 15 menit dari Jam Gadang. Wisata museum ini sayang jika dilewatkan, apalagi untuk tiket masuk sama sekali tidak dikenakan biaya. Museum ini beroperasi setiap hari, mulai pukul 08.00-17.00 WIB.

Susi melanjutkan, sejak relaksasi kebijakan yang dilakukan pemerintah, kini Rumah Kelahiran Bung Hatta menjadi salah satu destinasi wisata sejarah yang ramai dikunjungi. 

“Semenjak sudah tidak ada PPKM lagi, sekarang ramai lagi Museum Kelahiran Bung Hatta, meski puasa juga ramai, biasanya pagi dan sore wisatawan berkunjung ke sini,” kata Susi.

Keberadaan Rumah Kelahiran Bung Hatta memberikan peluang bagi masyarakat setempat untuk dapat meningkatkan pendapatan ekonomi mereka. Lantaran Rumah Kelahiran Bung Hatta kini menjadi museum yang di mana daya tarik utama atau magnet tersendiri bagi wisatawan untuk berkunjung ke Bukittinggi.

Apalagi kini, seperti yang pernah disampaikan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Salahuddin Uno, bahwa relaksasi kebijakan yang dilakukan pemerintah, seperti penghapusan tes antigen untuk pelaku perjalanan domestik dapat memberikan dampak yang signifikan terhadap peningkatan kunjungan wisatawan. 

“Kami berupaya maksimal menghadirkan program serta kebijakan yang tepat manfaat, tepat sasaran, dan tepat waktu, dalam upaya memulihkan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif (parekraf),” ujar Menparekraf Sandiaga. (Lak/Tha)
Share:

Sebagai Aktivis Kudu Membaca Buku Pemikiran Sang Revolusioner


Duta Nusantara Merdeka | Jakarta
Buku Pemikiran Sang Revolusioner karya DR. Syahganda Nainggolan penting untuk dibaca bagi para aktivis. Buku setebal 370 halaman plus xxii ini bisa membuka pandangan Aktivis terhadap kondisi Indonesia saat  ini.

Buku yang diluncurkan selagi tokoh nya sedang di dalam tahanan ini dibuka dengan sambutan dari Hariman Siregar (xvi); Jenderal TNI Purn. Gatot Nurmantyo (xviii); M. Din Syamsuddin (xxi).

Buku ini dimulai dengan artikel tahun 2020,2019, 2018 - 2013 menunjukkan bagaimana kapasitas intelektual Syahganda dalam menorehkan pemikiran dengan konsisten terhadap semangat perjuangan membela rakyat kecil yang tiada henti.

Track record Syahganda sebagai aktivis dicatat dengan 1984. Ia sangat progresif dengan jiwa pemberontakannya terhadap pemasangan kebebasan berpendapat di kampus.

Hasil pemikiran Revolusioner Syahganda ini merupakan bentuk perlawanan terhadap ketidakadilan sosial, di tengah keserakahan oligarki politik sosial dan ekonomi. Mayoritas dimuat di RM Online, FNN online dan lainnya.

Ikut sertanya Syahganda dalam Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) tidak lepas dari perhatiannya terhadap kemerosotan dalam berbagai bidang kehidupan yang dialami rakyat. Doktor dari Universitas Indonesia dengan disertasi Kesejahteraan Buruh mendirikan lembaga kajian Sabang Merauke Circle (SMC).

"Semangat perjuangan kebangsaan Syahganda takkan pernah bisa padam meski ia ditahan di Bareskrim," tulis Jenderal TNI Purn. Gatot Nurmantyo dalam sambutannya.

Menurut Gatot, sikap Syahganda merupakan semangat perjuangan kebangsaan yang telah mendarah-daging pada setiap diri rakyat Indonesia. Landasan teori - teori filsuf dunia secara komprehensif dibahas oleh Syahganda.

Syahganda demikian usil membandingkan pandangan seorang bupati dengan Bung Karno. Di halaman 283 (Dedi Mulyadi, Bung Karno dan Pemimpin Inlander) Syahganda membahas _"seeing is believing"_, dimana seseorang cenderung mempercayai apa yang dilihatnya tanpa mendalami lebih jauh apa di balik yang terlihat tersebut.

Dalam seeing is believing penglihatan fisik menjadi acuan utama tanpa melihat masalah esensi menjadi sekunder. Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi kagum dengan peninggalan Belanda atas infrastruktur irigasi karena kokoh bertahan hingga saat ini.

Sedangkan Bung Karno selain melihat infrastruktur pertanian, juga mengkritik apa yang dibangun Belanda adalah dengan tujuan memudahkan pengambilan rempah dan kekayaan alam lainnya.

Buku ini kaya dengan pandangan aktual saat ini. Banyak tokoh yang dibahas, mulai dari Anies Baswedan, Prabowo, Rachmawati, Eggi Sujana, hingga Habib Rizieq Shihab. Sehingga, rasanya para aktivis belum lengkap mengaku Aktivis bila tidak pernah membaca buku ini. **
Share:

Nusantara Menyangrai Sekaligus Dialog Interaktif


Duta Nusantara Merdeka | Kota Medan
Dalam rangka memperingati HUT RI 75 Andri ramadhan selaku pemilik #identitas_kopi cafe yang terletak dikawasan jalan bhayangkara Medan, menyelenggarakan kegiatan nusantara menyangrai yang dirangkai dengan dialog interaktif, dengan Tema "Mengenang nilai-nilai perjuangan pahlawan nasional sisingamangaraja XII dan putri/boru lopian"

Hadir sebagai Pembicara Guru besar sejarah UISU Dr.H.Dahlena sari Marbun M.Ed, Raja Julio sinambela selaku cicit pahlawan nasional sisingamangaraja XII, P. Wilson silaen selaku pemerhati sejarah & budaya yang juga salah seorang pendiri Forum Sisingamangaraja XII, Tugino Ketum Forum pemberdayaan petani sejahtera mandiri sumut,Ali isnandar nst dari Kontras sumut,andri ramadhan sebagai moderator diskusi serta rekan dari media online maupun cetak beserta rekan rekan dari mahasiswa.

Dalam hal ini "P WILSON SILAEN" sebagai salah satu pendiri Forum Sisingamangaraja XII  sekaligus pemerhati sejarah & budaya mengatakan "Makna dari 17 agustus ini" Untuk mengingat nilai nilai perjuangan nasional, Pertanyaan nya,"Apakah bangsa ini sudah merdeka"??

"Secara fisik sudah, tetapi secara psikologi politik, ekonomi, budaya dan pendidikan belum. Contoh "Dalam sektor pertanian (Agraris) rakyat /masyarakat tani masih belum merdeka. Apakah fakta ini,harus dibiarkan, mengingat saat ini dan kedepannya indonesia akan menghadapi krisis pangan.

Sesungguhnya dan seharusnya sebagai negara agraris hal tersebut tidak  perlu terjadi mengingat negara kita ini adalah negara agraris.

Justru karna itu momentum ini merangsang para petani (masyarakat pinggiran yang selama beberapa dekade termarginalkan oleh sistem) bangkit untuk menunjukkan sikap mengabdi terhadap negara dan bangsa agar mampu mengantisipasi krisis pangan serta perekonomian yang telah terlantar di hadapan kita.


Semogalah pemerintah (Negara) mau menyikapi aspirasi tulus dari masyarakat kecil (petani) untuk memberdayakan lahan lahan tidur yang di telantarkan oleh sistem yang berlaku saat ini.

Maka dari itu pemerintah harus lebih cepat menyikapi, membuka ruang kepada masyarakat (kelompok tani) untuk memberdaya kan serta mengelola lahan lahan tidur yang di telantarkan."cetus P wilson silaen" saat bincang bincang dihadapan rekan rekan media.

Disisi lain "andri ramadhan selaku penggiat kopi serta pelaku usaha mengatakan dalam hal ini pemerintah harus lebih mensuport dan berperan aktif untuk komoditi per kopian ujar andri mengakhiri..

Wartawan DNM : Didi Atmawijaya
Share:

Suarakan Amanat Penderitaan Rakyat, Gerakan Soekarno Muda Deklarasi.


Duta Nusantara Merdeka | Jakarta
Gerakaan Soekarno Muda (GSM) Deklarasi Menyuarakan Amanat Penderitan Rakyat Bertempat Di Jalan Jaksa no 21 Pondok Bambu Jakarta Timur.

Latar belakang Gerakan Soekarno Muda (GSM) Menyuarakan Amanat Penderitaan Rakyat ini tertulis Di rilis yang di berikan kepada para awak media yang hadir,Amanat Penderitaan Rakyat  ini terinfirasi Oleh Bung Karno Presiden Pertama Repulbik Indonesia Ini dengan pemikiran Tri Sakti yang adalah dialetika dari Amanat Penderitaan Rakyat (Ampera),Tri sakti sendiri yaitu Berdaulat dalam bidang Politik,Berdikari dalam bidang ekonomi dan berkepribadian dalam Kebudayan.

Ritman atau yang akrab di panggil Bung Iky Wandan,Mandataris Gerakan Soekarno Muda (GSM) memberikan keterangan,Tujuan Didirikan Gerakan Soekarno Muda (GSM) ini kepada jurnalis.

“Kita lihat situasi dan kondisi Bangsa ini sudah tidak sesuai dengan cita-cita Founding Fathers Proklamasi bangsa kita ini,pertama Soekarno sebagai sosok tokoh memperjuangkan bangsa ini dengan berbagai macam perjuangan untuk itu kehadiran gerakan ini merupakan salah satu estafet untuk menuruskan niat Bung Karno.dan kedua kita tetap berpegang teguh ke murnian Pancasila dan kembali ke Undang-Undang Dasar 1945 yang Asli.”terangnya.

Ritman juga menjelaskan  untuk elemen-elemen yang tergabung di Gerakan Soekarno Muda (GSM) terdiri dari elemen-elemen mahasiswa dari berbagai universitas seperti Universitas Bung Karno,Universitas Esa Unggul,Universitas Ibnu Khaldun,UNJ dan lain lain.

“Jadi ada sekitar 7(tujuh) sampai 8(delapan) kampus yang tergabung di dalam ini,kemudian kita juga tergabung dari elemen Organisasi Kampus (OKP) dari HMI,PMI,Gemini, dan GPI dengan tujuan tidak ada utusan-utusan tapi ini berdasarkan inisiatif atau keinginan”tutupnya. **
Share:

Museum Muhammadiyah Akan Diresmikan November 2020



Duta Nusantara Merdeka| Yogyakarta
Seiring dengan dimundurkannya agenda Muktamar hingga Juli 2022 karena pandemi Covid-19 yang belum berakhir sampai saat ini, maka Muhammadiyah juga memutuskan untuk mengundurkan jadwal peresmian Museum Muhammadiyah yang seyogyanya akan dilaksanakan pada bulan Juni 2020 menjadi November 2020.

Museum Muhammadiyah akan dibuka untuk umum karena Digagas sebagai etalase sejarah dan dinamika pergerakan dakwah pencerahan Muhammadiyah di masa lalu, masa kini dan rencana Muhammadiyah di masa yang akan datang, Museum Muhammadiyah ini membawa wajah baru bagi museum modern yang edukatif, rekreatif, berbasis teknologi virtual-digital sekaligus ramah anak, perempuan dan difabel.

“Akan banyak mengadopsi teknologi modern untuk memvisualisasikan museum. Semua teknologi yang dikembangkan oleh anak bangsa sendiri,” ujar Tim Ahli Museum Muhammadiyah Aris Winarno dalam Covid Talk, Selasa (21/7).

Museum Muhammadiyah ini Terletak di kompleks kampus 4 Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta, museum setinggi 5 lantai yang pembangunannya dimulai pada 2017 dengan peletakan batu pertama oleh Presiden RI Joko Widodo, akan mengusung misi besar Muhammadiyah merebut tafsir sejarah.

Ketua PP Muhammadiyah Dadang Kahmad menyatakan dinamika perjuangan Muhammadiyah sejak 1912, termasuk keterlibatan Muhammadiyah dalam berbagai momen penting nasional harus dirawat agar generasi yang akan datang dapat melihat Muhammadiyah secara utuh.

“Perjalanan panjang Muhammadiyah menorehkan sejarah penuh dengan perjuangan yang luar biasa. Melahirkan karya-karya monumental yang hari ini bisa kita rasakan dalam bidang pendidikan, kesehatan, sosial, dan lain-lain, termasuk dalam bidang literasi Suara Muhammadiyah (majalah tertua di Indonesia) masih hidup,” jelas Dadang pada kesempatan terpisah, Senin (20/7).

“Museum ini menjadi bukti yang tak terbantahkan tentang perjuangan Muhammadiyah selama 100 tahun lebih dalam kiprahnya memajukan, mencerdaskan, dan mensejahterakan Indonesia yang  sampai hari ini seperti sekarang, perjuangan melawan Covid luar biasa, tidak ada tandingannya dengan organisasi lain, kita yang terdepan,” imbuhnya.

Selain mengusung tema yang akan terus diperbarui dalam periode waktu tertentu sehingga tidak membosankan, Museum Muhammadiyah selain menampilkan perjuangan Muhammadiyah di tingkat daerah, nasional hingga sebarannya di 24 negara, juga memberikan fasilitas bagi para akademisi yang melakukan penelitian hingga kelompok kesenian yang ingin berkreasi. **






Source : Muhammadiyah.or.id


Share:

Keraton Kesultanan kutai Kartanegara Laksanakan Kegiatan Mengulur Naga Dan Belimbur


Duta Nusantara Merdeka | Kutai Kartanegara
Keraton Kesultanan Kutai Kartanegara Ing Martadipura Jl.Diponogoro, Kel.Panji, Kec.Tenggarong, Kab.Kukar, telah dilaksanakan kegiatan Mengulur Naga dan Belimbur. Minggu (15/09/2019), pukul 09.00 Wita.

Acara Belimbur dan mengulur Naga merupakan penutupan rangkaian acara tradisi Erau Adat Kutai Kartanegara Ing Martadipura, yang di hadiri :
• Bapak Hadi Mulyadi.MSi.,SSi (Wakil Gubernur  Kaltim).
• Brigjen TNI Richard TH Tampubolon (Kasdam VI/Mlw beserta Isteri).
• Bapak Drs.Makmur HAPK (Ketua DPRD Prov.Kaltim).
• Kolonel Info.Ilyas Dandim 0905/Bpk Mewakili Pangdam.
• Letkol Inf Windardo S.Sos.,MM (Kasi Pers Korem 091/ASN) Mewakili Danrem 091/ASN.
• Drs Adji Muhammad Arifin (Sultan Kutai Kartanegara Ing Martadipura).
• Adjei Pangeran Hario Atmo Kesumo (Ketua Majelis Tata Nilai adat sekaligus Menteri Penasehat Kesultanan).
• GKAA Paku Alam IX (Al Haj SM Anglingkusumo).
• Gray. Fita Wiroyudho.
• Kesultanan Jogyakarta :
- RM.SM.Syailendra SS Narendra (Kesultanan Yogyakarta).
- DR.Sultan A.M.H.Andrian Sulaiman.ST.,MBA.
- Ibu.Dra.Hj.R Ay Yani Soekotjo Kuswodidjojo (Aspri Bidang Media).
- Ibu Nina Triana (Sekjen FSKN).
• Kesultanan Sumenep :
- Ir.Izedrik Emir Moeis,M.Sc.
- Ir. Andreas Nugroho Adi.
• Kesultanan Sumbawa :
- Danny Satya Pandelaki.
- Dharmawaty Madilaoe.
• Kesultanan Gowa :
- Andi Bau Malik Barammamase.
- Hj. Andi Yulianti M.
• Kesultanan Gunung Tabur (H.Adjie Bahrul Hadi.SH, dan Adjie Bakhrun).

Dan dihadiri pula, oleh :
• Drs.Edi Damansyah.M.Si (Bupati Kukar).
• Abdul Rasid.SE.,MSi (Ketua DPRD Kab.Kukar).
• Letkol.CHB Asmawi ST (Korwil III BIN).
• AKBP Anwar Haidar.SIK.,MSi (Kapolres Kukar).
• Mayor.Inf Muhammad Edi (Kasdim 0906/Tgr).
• Darmo Wijoyo.SH.,MH (Kejari Kukar).
• Didit Pambudi Widodo.SH.,MH (Ketua Pengadilan Tenggarong).
• Drs.H.Sunggono.MM (Sekertaris Daerah).
• Akhmad Taufik Hidayat.SIP.,MM (Asisten Pemerintahan dan Kesra).
• Ir.H.Sukhrawardy S (Asisten Perekonomian dan Pembangunan).
• Dr.M.Irfan Pranata.SE.,M.Si (Asisten Umum).
• Damly Rowelcis.SH (mewakili Kepala Kejaksaan Tinggi Kaltim).
• H.Misran (Tokoh Masyarakat Kukar).
• Seluruh Kepala Dinas/Kepala Badan/Kepala Kantor, Organisasi Perangkat Daerah Kabupaten Kukar.
• Para Tokoh masyarakat/Tokoh Agama/Tokoh Adat/Tokoh Pemuda/Paguyuban/Perwakilan Forum Pembauran Kebangsaan Kabupaten Kukar.
• Seluruh Perwira Kodim 0906/Tgr.
• Seluruh Perwira Polres Kukar.
• Seluruh Kerabat Kesultanan Ing Martadipura.
• Seluruh Tamu Undangaan serta masyarakat yang ikut memeriahkan acara Belimbur sekitar puluhan ribu pengujung.

Dikegiatan Mengulur Naga dan Belimbur, Wakil Gubernur Kalimantan Timur. Bapak Hadi Mulyadi.MSi.SSi, dalam sambutannya mengatakan, Negara Kesatuan Republik Indonesia 74 tahun kita bersatu 17.000 Ribu pulau 400 suku bangsa 6 agama Bersatu dalam negara kesatuan republik Indonesia inilah yang patut kita syukuri Kalimantan Timur miniatur negara kesatuan negara kesatuan Republik Indonesia adalah Keraton Kabupaten Kutai Kartanegara menjadi contoh.

"Saya Bangga dengan rekan-rekan semua yang selalu mengedepankan kepentingan bangsa dan sekarang Kalimantan Timur adalah sebagai ibu kota negara lestarikan Budaya Kutai Kartanegara keseluruh penjuru".



Sifat orang Kutai Kartanegara selalu terbuka dengan orang luar, ujarnya Wagub Kaltim.

Prosesi mengulur Naga diawali dengan Tepong Tawar Oleh Sultan Kutai Kartanegara Ing Martadipura, Drs.Adji Muhammad Arifin, menyampaikan, "Belimbur merupakan tradisi saling menyiramkan air kepada sesama anggota masyarakat yang merupakan bagian dari ritual penutup Festival Erau. Tradisi ini menjadi wujud rasa syukur masyarakat atas kelancaran pelaksanaan Erau. Selain itu, belimbur memiliki maksud filosofis sebagai sarana pembersihan diri dari sifat buruk dan unsur kejahatan. Air yang menjadi sumber kehidupan dipercaya sebagai media untuk melunturkan sifat buruk manusia".

Lanjutnya, ritual ini dilakukan setelah upacara rangga titi berakhir. Dimulainya ritual ini ditandai dengan dipercikkannya air tuli (air yang diambil dari Kutai Lama) oleh Sultan kepada para hadirin. Setelahnya, masyarakat saling menyiramkan air kepada sesamanya. Ritual ini terbuka untuk masyarakat umum, kecuali orangtua yang membawa anak dibawah umur serta para lansia, kata Sultan Kukar.

Lanjutnya, Pada masa sekarang, tradisi ini berkembang menjadi festival penuh suka cita. Selain memiliki nilai filosofis, ajang ini juga menjadi sarana menjalin keakraban antarmasyarakat dalam suasana yang jauh dari tata krama formal, kata Sultan Kukar.

Seiring perkembangan zaman, masyarakat kini tidak sekadar menyiram secara harfiah. Ada beberapa diantara mereka yang sampai menggunakan media seperti pompa pemadam kebakaran atau membungkus air dalam kantong-kantong plastik. Bagi para remaja, festival ini menjadi ajang perang air antarsesamanya yang hanya terjadi diacara belimbur. Tutupnya.

Ditempat kegiatan yang sama, Kapolres Kukar AKBP Anwar Haidar.S.IK.,M.Si, menghimbau kepada seluruh masyarat "agar dalam melaksanakan acara Tradisi Adat Erau Kutai Kartanegara Ing Martadipura yang penuh dengan kesakralan ini, jangan sampai ada yang menodai dengan tindakan yang menyalahi atauran Adat itu sendiri, oleh karena itu mari saling menjaga dan melestarikan budaya ini dengan baik." Kata Kapolres.


Selanjutnya, Sultan Kukat Ing Martadipura, Drs.Adji Muhammad Arifin  mendampingi Wakil Gubernur Kaltim, Forkopimda Provinsi Kaltim, beserta Forkopimda Kabupaten Kutai Kartanegara serta para Raja-Raja dan Tamu Undangan untuk masuk ke dalam Keraton Kutai Kartanegara Ing Martadiura. (Imam Sudrajat)
Share:

Mari Isi Pengetahuan Kita Dengan Ramaikan Perpustakaan Nasional


Duta Nusantara Merdeka | Jakarta
Menyandang sebagai Perpustakaan Tertinggi di dunia, Perpustakaan Nasional di Jalan Medan Merdeka Selatan Nomor 11,Jakarta boleh menjadi kebanggaan bagi warga Jakarta khususnya dan kebanggaan bangsa Indonesia pada umumnya. 

Pertama, ada jutaan koleksi bacaan yang bisa anda temukan di sini. Dimana yang telah berumur di atas 5 tahun akan dipindahkan ke Gedung Perpustakaan Nasional di Jalan Salemba Raya, Jakarta.

Kedua, dengan ketinggian 24 lantai maka seluruh kebutuhan para peminat buku, kutu buku, atau yang hanya ingin wisata ke Smart Library akan terpenuhi kebutuhannya. Mulai dari membaca buku gratis, tersedia kantin, hingga tempat sholat yang nyaman dari ruang yang full AC hingga pukul 18.00 sore.

Ketiga, dibuka kesempatan untuk menjadi anggota perpustakaan secara gratis dengan masa berlaku kartu selama 10 tahun. Tempat lain masa berlaku mungkin hanya 3 tahun paling lama, tapi di sini diberikan "2 Repelita".

Keempat, bila ingin adakan diskusi publik, maka manajemen menyediakan tempat gratis alias tanpa bayar serupiah pun. Tujuan nya tentu saja untuk mendekatkan masyarakat kepada perpustakaan.

Kelima, pelayanan dari staf perpustakaan yang ramah akan anda temui. Anda akan diberitahu Pasword dari Free Wifi yang ada, tanpa anda tanya terlebih dahulu.

Masih banyak manfaat yang akan anda terima bila ingin mengisi pengetahuan umum dan khusus di Perpustakaan Nasional. Agar lebih yakin maka kami persilakan datang saja ke sana.

Jangan lupa, kuota pelayanan kartu anggota  baru hanya dijatah 500 orang per hari. Khusus Sabtu dan Minggu kuota dikurangi menjadi 400 orang untuk jatah menjadi anggota Perpustakaan Nasional.

Karna Perpusnas sekarang fokus pada pelayanan inklusi sosial, jadi ga cuma gudang buku, tapi ada layanan anak, tempat khusus disabilitas, tempat rapat, layanan multimedia, dll. Untuk menarik orang, bahkan sering ada acara² seminar/workshop/bedah buku di lantai 2.

Sudahlah... Nggak usah banyak pertimbangan, datang ke Perpusnas dan segera mendaftar jadi anggota Perpustakaan Nasional Republik Indonesia. Tapi, jangan lupa ajak kawan, dan tentu saja baca buku di sana. **
Share:

Dinas Pariwisata Dan Kebudayaan Jakarta Barat Menghibahkan Alat Musik Tradisional Ke 26 Group


Duta Nusantara Merdeka | Jakarta Barat
Kepala Suku Dinas dan Kebudayaan Jakarta Barat Achmad Syahrofi menyerahkan dan menghibahkan alat musik tradisional, dari 26 berbagai kelompok (group) penerima alat musik tradisional seperti marawis, rebana dan gambang kromong se Jakarta Barat, di Kantor Sudin Pariwisata dan Kebudayaan, Gedung Walikota Jakarta Barat, Jalan Raya Kembangan No.2 Jakarta Barat Blok B Lt.4, Kelurahan Kembangan, Kecamatan Kembangan, Jakarta Barat, Rabu (02/01/2019).

Kepala Sudin Pariwisata dan Kebudayaan Jakarta Barat Ahmad Syahrofi mengatakan, pemberian ini sebagai bentuk keperdulian Pemda DKI Jakarta (Sudin Pariwisata dan Kebudayaan Jakarta Barat) kepada warga Jakarta, agar lebih mengenal dan dekat dengan Kesenian dan Budaya terutama Kebudayaan Betawi. 26 dari berbagai kelompok (gruop) yang sudah diserahkan dan dihibahkan alat musik tradisonal, berupa Rebana, Marawis dan Gambang Kromong kepada masyarakat se Jakarta Barat," kata Ahmad Syahrofi.


"Karena ini hibah yang diambil dari uang rakyat, maka kami berharap semaksimal mungkin agar alat-alat ini supaya dijaga dan dirawat dengan benar dan jangan dibiarkan tergeletak tanpa manfaat," kata Ahmad Syahrofi.

Pada kesempatan itu, Ahmad Syahrofi juga berharap kepada generasi milenial untuk selalu menjaga dan memelihara seni dan budaya tradisonal asli Indonesia ditengah hiruk - pikuk budaya K-POP yang sedang digandrungi anak remaja jaman sekarang.

"Diera globalisasi seperti sekarang, remaja dan pemuda jangan terpengaruh oleh budaya negarif yang berasal dari luar. Cintailah budaya lokal," imbuhnya Kasudin Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Jakarta Barat Ahmad Syahrofi.


Ahmad Syahrofi juga berpesan kepada generasi muda jangan terpengaruh oleh Narkoba. Lebih baik sibukanlah dengan hal - hal positif seperti berlatih musik tradisional, marawis, rebana atau gambang kromong.

Ketua Pemuda RW. 003 Kelurahan Kapuk, Kecamatan Cengkareng, Muhidin salah satu penerima alat musik tradisional, mengucapkan terima kasih kepada Sudin Pariwisata dan Kebudayaan Jakarta Barat yang telah menghibahkan seperangkat alat marawis kepada pemuda RW. 003 Kelurahan Kapuk.

"Semoga dengan adanya alat musik ini, kami bisa berkarya dan terhindar dari hal-hal negarif. Kami akan terus berlatih sampai mahir dan akan menjaga alat ini semaksimal mungkin," kata Muhidin.


Hal senada juga dikatakan Ketua Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Kebon Jeruk Mukroni, ia juga mengucapkan terima kasih kepada Kasudin Pariwisata dan Kebudayaan Jakarta Barat atas supportnya yang telah memberikan alat musik tradisional berupa marawis.

"Semoga dengan adanya alat-alat ini, kami dan pemuda-pemuda lainnya bisa melakukan hal-hal positif dan bisa terhindar dari hal-hal negarif seperti narkoba dan kejahatan lain nya," ujarnya Mukroni. 

Wartawan DNM : Imam Sudrajat
Share:

Pilpres 2019 Milik Kaum Muda


Duta Nusantara Merdeka | Jakarta
Ultah MKGR ke-59 jatuh pada hari Kamis 3 Januari 2019. Acara peringatan seperti biasa dimulai dengan ziarah ke makam Bapak Pendiri MKGR Mayjen Soegandhi di TMP Kalibata. Sejak  pukul 7 pagi dinihari di pintu  utama makam sudah dipenuhi para anggota dan pengurus MKGR, baik dari DPP maupun daerah.

Sekjen MKGR Ir. Edwin Nasution membuka prosesi ziarah ke makam dengan mengisahkan keakraban dirinya dengan almarhum yang meninggal pada 25 Juli 1991."Saya ingat benar pesan beliau, agar kader MKGR sejati untuk menjaga kerukunan di antara sesama anggota, bahu membahu dalam membangun bangsa dengan kemampuan dan keahliannya masing-masing."  Kata Edwin. 

Ultah MKGR ke-59 jatuh pada hari Kamis 3 Januari 2019. Acara peringatan seperti biasa dimulai dengan nyekar ke makam Bapak Pendiri MKGR Mayjen Soegandhi di TMP Kalibata. Sejak kapan pukul 7 pagi dinihari lobi utama makam sudah dipenuhi para anggota dan pengurus MKGR, baik dari DPP maupun daerah.

Sekjen MKGR Edwin Nasution membuka prosesi ziarah ke makam dengan mengisahkan keakraban dirinya dengan almarhum yang meninggal pada 25 Juli 1991."Saya ingat benar pesan beliau, agar kader MKGR sejati untuk menjaga kerukunan dan gotong royong di antara sesama anggota, bahu membahu dalam membangun bangsa dengan kemampuan dan keahliannya masing-masing."  Kata Edwin.


Ketum MKGR Letjen Purn. R. H. Soeyono memaparkan tentang elan (masa masak) seseorang. Bung Karno lahir 1901 dan berkuasa 1945 sampai dengan 1965. Pak Harto kelahiran 8 Juni 1921 berkuasa sejak 1971(Pemilu) sampai 1998. Demikian banyak contoh lain, bahwa masa muda adalah emas seseorang. 

" Jokowi memang kelahiran 21 Juni 1961, tapi kali ini ia didampingi calon wakil Ma'ruf Amien yang 11 Maret 1943 dan dianggap sepuh ukuran kita. Beda dengan Prabowo yang didukung oleh Sandiaga Uno kelahiran 28 Juni 1969. Dari situ kita akan tahu kemana arah pilihan rakyat dalam Pemilu / Pilpres kali ini," Ungkap Ketum Soeyono. 

Ketua Bidang Tenaga Kerja, Tani dan Nelayan Suta Widhya SH mengatakan bahwa dulu MKGR  identik dengan Golkar, karena melahirkan Golongan Karya. Sehingga punya bargaining position dalam ranah kekuasaan dan aktivitasnya.


" Bila itu dilakukan maka niscaya MKGR akan besar. Tapi, bila bersikap netral  terhadap kekuasaan, maka aktivitas mandirilah yang utama yang harus ditunjukkan. Secara organisasi, untuk aman dan nyaman,  netral kali ini menjelang Pilpres 17 April 2019 akan menempatkan posisi kita tetap tidak berpihak kemana pun." Komentar Suta.

Meski secara organisasi bersikap netral, namun saat prosesi foto bersama mayoritas kader MKGR menunjukkan simbol 2 jari. Tidak ada ada yang protes dengan simbol 2 jari, dan simbol lain  hanyalah tangan terkepal. **
Share:

Loyalis Anak NKRI Adakan Lomba Lagu Kebangsaan di SDN 01 Kemayoran


Dalam rangka Peringatan Hari Pahlawan pada 10 November merupakan momentum yang sangat baik bagi segenap pemuda Indonesia, Loyalis Anak NKRI (LA NKRI), hari sabtu, 10 Nopember 2018 pukul 10.00 - 17.00 wib mengadakan lomba menyanyikan lagu kebangsaan bertempat di SDN 01 Kemayoran.


Acara di sambut dengan antusias dan meriah sekaligus di dukung oleh Forum Bhineka Tunggal Ika, Yayasan Ma'hadul Ilmi Nur Fadhilah dan Rumah Doa Rehuel. di hadiri 300 orang dan 60 peserta lomba. dan Lomba terbagi dalam 4 kelompok : TK, SD, SMP dan ibu2 Warga setempat. 



Ketua Umum LA NKRI wikan Selur mengatakan bahwa, sekarang ini terjadi anak2 lebih hafal lagu asing daripada lagu2 Kebangsaan. Terjadi krisis nasionalisme dan patriotisme, Untuk menanamkan rasa Nasionalisme dan Patriotisme, harus dilakukan sejak usia dini, maka LA NKRI berkomitmen untuk melaksanakan acara2 serupa secara Berkesinambungan. **(Red-62)

Kontributor DNM : Arianto


Share:

Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia Gelar Sarasehan & Deklarasi “Pemuda Indonesia Membangun Bangsa”


Dalam rangka Peringatan Hari Pahlawan pada 10 November merupakan momentum yang sangat baik bagi segenap pemuda Indonesia,  Perhimpunan Mahasiswa Katholik Republik Indonesia (PMKRI) menggelar sarasehan dan deklarasi dengan tema : “Pemuda Indonesia Membangun Bangsa”, hari sabtu, 10 Nopember 2018 pukul 14.00 - 17.00 wib bertempat di Ballroom Hotel Cemara Jakarta Pusat. dengan Keynote Speaker, AKBP. Ratno Kuncoro. SIK selaku Kasubdit Keamanan Khsusus Baintelkam Polri dan para Narasumber, Juventus Prima Yoris Kago selaku Ketua Presidium PPPMKRI, Robaytullah Kusuma Jaya selaku Ketua Umum, DPP GMNI Najih Presetyo selaku Ketua Umum DPP IMM, dimoderatori oleh Alfred Rodriques Januar Nabal selaku Ketua LKPP PP PMKR.

Pemuda Indonesia selalu memainkan peranan penting dalam sejarah perjalanan negara-bangsa Indonesia. Mereka menjadi aktor penting yang menentukan arah perjalanan negara-bangsa Indonesia dalam beberapa peristiwa sejarah. Dimulai dengan peristiwa Sumpah Pemuda pada 28 Oktober 1928 sebagai sejarah yang paling monumental dan menjadi penanda awal hadirnya kekuatan pemuda. Peristiwa Sumpah Pemuda menandakan dimulainya persatuan bangsa Indonesia, berkumpul bersama, kemudian berikrar untuk kesatuan tanah air, bangsa, dan bahasa Indonesia. Adanya ikrar persatuan ini dilatar-belakangi oleh persamaan nasib dan sepenanggungan sebagai orang-orang terjajah. 

Pentingnya peran pemuda dalam arah perjalanan bangsa Indonesia terbukti dalam peristiwa monumental lainnya, yang hingga hari ini dikenal sebagai peristiwa Rengas dengklok pada 16 Agustus 1945. Para pemuda yang dipimpin oleh Soekarni, Wikana, dan Chairul melakukan penculikan terhadap Soekarno-Hatta ke Rengasdengklok untuk mendesak kedua tokoh nasional tersebut mempercepat proklamasi Indonesia. Alhasil, Indonesia memproklamasikan dirinya sebagai negara-bangsa pada 17 Agustus 1945. Hadirnya pemuda dalam sejarah negara-bangsa terus berlanjut melalui gerakan mahasiswa tahun 1966. Peristiwa pada tahun 1966 menandakan bangkitnya gerakan mahasiswa secara nasional sebagai respon atas ketidakstabilan pemerintahaan pada saat itu. 

Gerakan mahasiswa yang tergabung dalam Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia (Disingkat KAMI) memunculkan Tri Tura (Tiga Tuntutan Rakyat) terkait pembubaran PKI, perombakan kabinet, dan penurunan harga sembako. Gerakan masif di kalangan mahasiswa ini berhasil mengakhiri kekuasaan orde lama. 

Memasuki era milenium kedua, peran pemuda paling signifikan terwujud dalam gerakan reformasi 1998. Gerakan mahasiswa pada tahun tersebut dengan tegas menolak segala bentuk korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN) yang menggerogoti nadi kehidupan negara-bangsa Indonesia. Selain itu, gerakan pada tahun 1998 berhasil meruntuhkan otoritarianisme orde baru dan mengantarkan negara-bangsa Indonesia menuju alam demokratisasi. 

Pemuda menjadi eksponen penting yang mengubah arah perjalanan negara-bangsa Indonesia. Pada masa sekarang, Indonesia menghadapi persoalan yang menggerogoti eksistensi kebangsaan Indonesia. Tantangan kebangsaan Indonesia dewasa ini bersifat multidimensi. Jika pada masa-masa awal kemerdekaan, eksistensi bangsa Indonesia diuji melalui agresi fisik, menyerang kekuasaan secara langsung, dan terlihat sangat kasat mata; pada masa sekarang tantangan dan ancaman atas eksistensi kebangsaan Indonesia dilakukan melalui cara-cara yang tidak kasat mata dan masuk ke setiap lini, bahkan lini-lini terkecil dari sebuah bangsa. 

Menguatnya infiltrasi ideologi-ideologi asing melalui gerakan radikalisme dan ekstremisme, dan globalisme yang kian mengaburkan batas-batas sebuah bangsa dan negara merupakan beberapa fakta yang menghantam dinamika kebangsaan Indonesia. Wujud paling mutakhir wacana globalisasi adalah munculnya revolusi industri 4.0. Digitalisasi menandai lahirnya era revolusi industri 4.0. Munculnya superkomputer, robot pintar, kendaraan tanpa pengemudi, dan sebagainya bisa menggantikan manusia dalam melaksanakan pekerjaan sehari-hari. Teknologi digital telah menciptakan inovasi-inovasi di bidang lapangan pekerjaan, namun pada saat bersamaan mampu menghancurkan pasar-pasar yang telah ada sebelumnya. 

Disruptif teknologi ini terjadi begitu cepat, bisa menciptakan dan menghancurkan sesuatu secara sekilas. Selain itu, dinamika politik hari-hari ini banyak melahirkan kebisingan-kebisingan daripada wacana-wacana konstruktif di ruang publik. Satu wujud kebisingan yang paling nyata saat ini adalah aksi hoax. 

Fenomena hoax telah menjadi konsumsi publik yang tidak hanya merusak nalar pribadi orang, tetapi merusak solidaritas dan persatuan di masyarakat. Kebangsaan Indonesia dengan cirinya yang pluralistik pun menjadi momok yang menakutkan karena polarisasi yang dihasilkan aksi hoax ini. Pemuda merupakan satu kekuatan penting yang menopang keberlanjutan perjalanan negara-bangsa Indonesia. Beragam persoalan yang menggerogoti
kehidupan negara-bangsa Indonesia hari-hari ini tetap membutuhkan peran serta pemuda Indonesia dalam menyikapinya. Pemuda sebagai satu kekuatan penting dalam dinamika kebangsaan akan terwujud apabila konsolidasi di tingkatan pemuda dilaksanakan dengan baik. 

Peringatan Hari Pahlawan pada 10 November merupakan momentum yang sangat baik bagi segenap pemuda Indonesia untuk mengkonsolidasikan kekuatannya bagi pembangunan bangsa dan membendung segala bentuk ideologi dan gerakan yang kontraproduktif dengan wacana kebangsaan Indonesia. Melalui kegiatan seminar dan deklarasi Pemuda Indonesia Membangun Bangsa, Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia sebagai bagian dari Pemuda Indonesia merasa bertanggungjawab untuk mengajak segenap
elemen pemuda Indonesia untuk

1. Bersatu padu menjaga ideologi Pancasila dari infiltrasi ideologi-ideologi yang merusak nilai-nilai kebangsaan Indonesia

2. Memerangi segala bentuk aktivitas hoax yang menggerogoti nilai persatuan bangsa Indonesia

3. Menyambut kehadiran revolusi industri 4.0 sebagai kesempatan pemuda Indonesia untuk berinovasi dan berdaya cipta demi pembangunan bangsa Indonesia. **(Red-59)

Konributor DNM : Arianto
Share:

Kapolsek Cengkareng Bagi Sembako Dan Kerja Bakti Di Makam Pendekar Pitulung

Refleksi Peringatan Hari Pahlawan


Duta Nusantara Merdeka | Jakarta Barat
Kapolsek Cengkareng Polres Metro Jakarta Barat Kompol H Khoiri.SH.MH, mengadakan pembagian sembako dan kerja bakti di kawasan Makam Pendekar Pitulung  'Ronda Macan Betawi' yang terletak di Jalan Kapuk Rawa Gabus RT.07/011 Kapuk, Cengkareng, Jakarta Barat.

Kegiatan itu bertujuan untuk memperingati hari Pahlawan yang jatuh pada 10 November.


Kapolsek Cengkareng Kompol H Khoiri.SH.MH,  mengucapkan terima kasih kepada warga Kapuk, khususnya ahli waris makam pendekar si Ronda, H.Marsim, yang berkesempatan di ijinkan untuk berziarah serta melakukan kerja bakti dalam rangka menyambut hari Pahlawan.

"Semoga dengan kehadiran kita bersama dengan dan Media Cetak dan Media Online dapat mempublikasikan makam ini dan masyarakat Cengkareng khususnya warga Jakarta bahkan Indonesia mengetahuinya keberadaan makam tersebut, karena selama ini warga Cengkareng maupun warga Jakarta tidak mengetahui bahwa di Cengkareng ada makam Pendekar" Ucap Kompol H Khoiri.


Selain berziarah ke makam pendekar Betawi, kata Khoiri, pihaknya bersama warga melakukan pemasangan papan plang nama Pendekar dan dilanjutkan pembagian sembako serta ramah tamah makan bersama dengan  ibu- ibu Bhayangkari dan warga sekitar.


"Kita pasang plang nama agar masyarakat tahu kalau di sini (Cengkareng) ada makam pendekar Betawi, dan juga kita berikan sembako terhadap warga sekitar guna mempererat tali silaturahmi," Katanya Kapolsek Cengkareng Kompol H Khoiri.SH.
MH. **(Red-40)

Kontributor DNM : Imam Sudrajat
Share:

PD IPM Kota Medan Gelar Diskusi Dan Nobar Film G30S/PKI

Pimpinan Daerah Ikatan Pelajar Muhammadiyah Kota Medan menggelar kegiatan Diskusi dan Nonton Bareng Film Dokumenter G30S/PKI di Masjid Taqwa Jl. Demak Medan. (29/30)

Kegiatan  Diskusi dan Nobar ini menghadirkan Tokoh Umat Islam Sumatera Utara Rafdinal, S.Sos,  MAP yang juga selaku Wakil Ketua GNPF Sumut dan M. Faisal Bahar selaku Koordinator Santri Berbuat.

Acara tesebut diawali dengan sholat Maghrib Berjamaah, Kegiatan ini Berjalan sukses dan acara yang digelar ini merupakan kegiatan pertama PD IPM Kota Medan yang di ketuai oleh Gilang Kirana Pamungkas Lubis.


Dalam Sambutannya Ketua Umum Pimpinan Daerah Ikatan Pelajar Muhammadiyah Kota Medan Gilang Kirana ini mengatakan kutipan dari sebuah ungkapan bahwa "Bangsa Yang Besar Adalah Bangsa Yang Tidak Akan Lupa Dengan Sejarah Bangsanya " ujarnya.

Gilang menambahkan, kegiatan ini digelar agar kader ipm di kota medan dapat menghandle banyaknya isu-isu yang berkembang di publik tentang pergerakan PKI di indonesia, maka melalui kegiatan inilah salah satu cara agar kaum pemuda dan pelajar mampu menghadang pergerakkan PKI sesuai dengan Isu tersebut dan dengan harapan serta mengajak seluruh pelajar khususnya dikota medan tidak lupa lagi dengan sejarah indonesia yang pernah dikhianati oleh PKI ujarnya kepada dutanusantaramerdeka.com **(Red-07)
Share:

Harlah Bung Karno : "Bung Karno Tak Pernah Mati"

Refleksi Hari Lahir Bung Karno


Hari ini, 6 Juni, kita memperingati kelahiran Bung Karno. Seratus tujuh belas tahun lalu, putra sang fajar lahir dari rahim ibundanya, Idayu Nyoman Rai, di Surabaya.
Soekarno wafat 21 Juni 1970. Hingga hari ini jasadnya telah terbaring di Blitar selama 48 tahun.
Tapi, sejatinya Bung Karno tak pernah mati. Ia dicoba dibunuh berkali-kali, gagasan dan pemikirannya diberangus. Tapi, Bung Karno hidup kembali.
Sampai hari ini pemikirannya masih dibicarakan dan ditafsirkan, cerita tentang hidup dan perjuangannya masih dikisahkan dari generasi ke generasi, dan namanya masih disebut dengan takzim.
Bung Karno, seperti dikatakan Ben Anderson, adalah manusia zamannya: masa pergerakan kebangsaan yang penuh lintasan pemikiran dan aksi dari seluruh dunia.
Bung Karno mengagumi tokoh-tokoh besar yang mendahuluinya: Jose Rizal, pahlawan dan martir nasional Filipina; Sun Yat Sen, tokoh besar nasionalisme Tiongkok; Mahatma Gandhi, pencinta damai dari India; Kemal Pasha Attartuk, pembebas rakyat Turki.
Baca Juga : 
Bung Karno juga belajar dari perjuangan tokoh-tokoh itu, dan dengan demikian merasa bahwa gerakan kemerdekaan Indonesia harus menjadi satu bagian dari gerakan emansipasi dari seluruh dunia jajahan.
Disitu tertanam suatu kesadaran global yang belakangan berbunga dalam bentuk Konferensi Asia-Afrika dan gagasan New Emerging Forces (Nefos).
Dengan menggunakan bahasa Indonesia, retorika Bung Karno tampil sebagai pembentuk utama nasionalisme Indonesia. Lewat pidato-pidatonya yang menggelora, Bung Karno menunjukkan cintanya kepada sesama orang Indonesia, sekaligus mengajak rakyat mencintainya sebagai pemimpin bangsa.
Ia adalah juru bicara paling terkemuka angkatannya, kaum pergerakan kebangsaan.
Pramoedya Ananta Toer, sastrawan besar Indonesia, bersaksi bahwa Bung Karno telah memberikan semua untuk negeri ini–karir, kedudukan, bahkan nyawanya– untuk persatuan, kesatuan, dan perdamaian bangsanya. Itulah puncak-puncak kebenaran Sukarno yang tak akan terhapus sampai kapanpun.
Bung Karno juga berjuang keras mengajak bangsanya menjadi bangsa yang penuh percaya diri, menjadi tuan dan puan di tanah airnya sendiri.
“Dia bangkitkan harga diri bangsa secara massal, setelah tiga abad lebih menjadi babu dan kuli, dengan mental pasif dan minder, pasrah nrimo,” kata Pramoedya.
Dari Bung Karno dan zamannya kita bisa mengambil bibit gagasan penting tentang nasionalisme, bukan sebagai warisan nenek moyang tetapi sebagai komitmen untuk masa depan. Bung Karno dan angkatannya lah yang pertama membayangkan diri sebagai “orang Indonesia”.
Dari zaman itu kita juga bisa belajar bahwa menjadi manusia Indonesia bukan suatu yang alamiah, tetapi sesuatu yang diciptakan sejarah modern, yang menuntut tekad, solidaritas, kerelaan berkorban, dan terutama harapan.
Manusia Indonesia yang dibayangkan oleh tokoh-tokoh pergerakan adalah manusia yang berdiri tegak, tidak bongkok dan tidak menginjak, terbuka, dinamis, inklusif, bernyali, dan berperikemanusiaan.
Sepanjang hayatnya Bung Karno telah berhasil memainkan perannya sebagai penyambung lidah rakyat Indonesia. Lebih dari tokoh pergerakan kebangsaan semasanya, ia berhasil memadukan ilmu pengetahuan modern dengan pemahaman sejarah dan sosio-kultural rakyat Indonesia, untuk menyusun kekuatan dan menggunakan kekuatan itu.
Itu semua mewujud pada suatu doktrin perjuangan– yang dikenal luas sebagai Marhaenisme– yang mencerminkan karakteristik bangsa Indonesia “yang memikul dan terpukul natur Indonesia”. Soebadio Sastrosatomo dalam sebuah tulisannya menyebut kenyataan sejarah ini dalam formulasi “Soekarno adalah Indonesia, dan Indonesia adalah Soekarno”.
Kini, hampir setengah abad Bung Karno wafat, tapi sejatinya ia tak pernah mati. Seperti sepenggal bait sajak Sitor Situmorang: Insan Soekarno telah tiada ditengah bangsa/Namun hadir kekal sebagai amal sejarah.*





Imran Hasibuan
Share:

KIRIM BERITA SILAHKAN KLIK

KIRIM BERITA ANDA KESINI! Merasa Terbantu Dengan Publikasi ? Ayo Traktir Kopi Untuk Admin Dengan Cara Berbagai Donasi. Terimakasih :)



BREAKING NEWS

~||~ KPU Tetapkan Pasangan Prabowo Subianto & Gibran Rakabuming Raka Menjadi Presiden Terpilih ~||~ Kampung Rakyat Indonesia Siap Sukseskan PILKADA Serentak Tahun 2024 ~||~ Hak Angket Kian Redup ~||~ Pasangan Capres & Cawapres Anies Baswedan - Muhaimin Iskandar dan Pasangan Ganjar Pranowo - Mahfud MD Resmi Layangkan Gugatan Hasil Pilpres Ke Mahkamah Konstitusi ~||~ #PEMILUDAMAI ~||~

Kilas Balik Bung Karno

Kilas Balik Bung Karno - Makna Proklamasi

Ir. Soekarno (Sang Proklamator) Setiap Tahun kita Memperingati Hari Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia, Maka kita tidak bisa t...

Like Fanpage

Follow In Twitter

Breaking News

IKUTI KAMI


loading...

NONTON VIDEO DAPAT DUIT

10 Berita Populer

IKLAN

IKLAN
Ingin Pasang Iklan hubungi Kami di 0812 6582 534

Label

(SAS) #2019GantiPresiden Accounting Aceh Aceh Timur Adat Istiadat Advokat AFF Agama Agraria AIDS Air Aisyiyah Aksara Aksi Aksi Sosial Aktivis Aktivitis Al Washliyah Album Amien Rais Anak Anak Yatim Anarkis Angkatan Darat Anies Baswedan Animal Anti Korupsi Arisan Artikel Artis Arus Mudik Asahan Asian Games ASN Asuransi Asusila Atlet Award Bacaleg Bachtiar Ahmad Sibarani Baksos Bakti Sosial Balap Liar Banda Aceh Bandar Lampung Bandara Bandung Banjir BANK Bank Sumut Bansos Banten Bantuan Sosial Bapenas BAPER Bappenas Basarnas Batu Akik Batubara Bawang Putih Bawaslu Bayi Bazar BBM Bea Cukai Beasiswa Begal Bekraf Beladiri Belanja Bencana Bencana Alam Beras Berita Bhabinkamtibmas Bhayangkara Bhayangkari Bioskop Bisnis BKPRMI BM PAN BNI BNN BNPT Bobby Nasution Bom Bunuh Diri Boomerang BPBD BPJS BPN BPOM BRI Brimob Buka lapak Bukit Asam Buku Bulog Bulukumba BUMN Bung Karno Bupati Bursa saham Bursasaham Buruh Bus Caleg Capital market CCTV Cerpen Cianjur Cikampek Citilink conference Cosplayer Covid-19 Covid-19 Satgas Covid19 Cuaca Cuci Tangan Curanmor Cyber Daerah Dakwah Dance Debat Presiden Debt Collector Dede Farhan Aulawi Deklarasi Deli Serdang Demonstrasi Densus 88 Desa Dewan Pengawas Dewata Sakti Dharma Pertiwi Dialog Digital Diklat Dinas Perhubungan Dirgahayu HUT RI Disiplin Diskusi Dongeng Donor Darah DPD RI DPR Duka Cita E-Money Effendi Simbolon Ekonom Ekonomi Ekspor Impor Electronics Elektronik Emas Empat Pilar Entertainment Es cream ESDM event Fashion Festival FGD FIFA Film Film Horor Film seri Anak Fintech FISIP Flores Timur Formasi Formula E Forum Furniture Futsal G30S/PKI GAAS Games Ganja Ganjar Ganjil Genap Garut Gaza Gebyar Kemerdekaan Gempa Geng Motor Genppari Gereja Gibran Gizi Buruk Go Pay Go-Jek Gojek Golkar Gotong Royong Grab Gubernur Guru Besar Gym Haedar Nasir ham HANI Harbolnas Hari Ibu Hewan Hiburan HIV HMI Hoax Hotel Hp Hukum Humas Humbahas HUT HUT Bhayangkara HUT RI HUT TNI Hutan Ibadah Ibadah Haji Ibu Negara Idul Adha Idul Fitri IKLAN Imlek IMM Indonesia Industri inflasi Informasi Infrastruktur Inspektorat Inspirasi Internasional Internet Intoleran Investor IPK IPM IPPI Islam ITB IWAPI Jakarta Jakarta Barat Jakarta Pusat Jalan Jambore Nasional Jawa Tengah Jawa Timur Jayapura Jokowi Juara Jum'at Barokah Jumanji Jumat Jumat Berkah Jurnalis Kaliber Kampanye Kampung Rakyat Indonesia Kampus Kamtibmas Kapolda Kapoldasu Kapolri Kapolsek Kapolsek Kepolisian Karaoke Karhutla Karya Tulis Kasus KDRT Keadilan Keagamaan Keamanan Kebakaran Kebangsaan Kebersihan Kebudayaan Kebun Kecantikan Kecelakaan Kedokteran Kegiatan Kegiatan seminar Kehutanan Kejahatan Kejaksaan Kejuaraan Kejurnas Kekerasan Kelestarian Alam Keluarga Kemalingan Kemanusiaan Kemenag Kemenaker Kemendag Kemendagri Kemendesa Kemendikbud Kemenhub Kemeninfo Kemenkes Kemenkeu Kemenko Kemenkumham Kemenlu KEMENPAN-RB Kemenparekraf Kemenperin Kemenpora kemenristek Kemensos Kementan Kemiskinan Kendaraan Dinas Kepala Daerah Kepedulian keperdulian Kepolisian Kerajaan Kereta Api kerja Paksa Kerjasama Kesehatan Kesejahteraan Keselamatan Kesenian Ketahanan Pangan Ketenagakerjaan Keuangan Khilafahtul Muslimin Kilas Balik Bung Karno Kivlan Zen KKP KNPI Kohati kompetisi Kompolnas Komputer Komunitas kon Konferensi KONI Konsumen Koperasi Kopermasu Kopi Kopi Pagi Korupsi Kota Medan KPK KPR KPU Kriminal KRYD KSAD Kudeta Kuliner Kunjungan Kerja Kutai Kartanegara Labuhan Batu Lahan Lakalantas Laksi Lalu Lintas Lampung Langka Langkat Lapas Launching Launching Album Launching Aplikasi Launching Buku LAZISMU Lebaran Legislatif Lembaga LGBT Lifestyle Lingkungan Lingkungan Hidup LIPPI Listrik Lock Down Lomba lomba lari London LPPI LPS LSM Lukas Enembe Madina Mahasiswa Mahkamah Agung Mainan anak Majalengka Makanan Jepang Makassar Makkasar Mall Maluku Market Outlook Masjid Masker Masyarakat Mata Uang Maulid Nabi Mayday MDMC Medan Denai Media Media Sosial Megapolitan Menag Mendag Mendagri Menembak Menteri Menteri Perdagangan millenial Minuman Keras Minuman sehat Minyak Goreng Minyak Makan Miras Mobil MOI Motivasi MoU MPR MPR RI Mudik Muhammadiyah Muharram MUI Munas Musibah Musik Musyawarah Musywil Narkoba Narkotika NasDem Nasional Natal Natal & Tahun Baru New Normal NII NKRI NTT NU ODGJ Office Ojek Online Ojol Olah Raga Olahraga Ombusman Omicron Online Operasi Patuh Operasi Yustisi Opini Organisasi Ormas Otomotif P Padang Padangsidimpuan Pagelaran Pahlawan Pajak Pakta Integritas Palestina Pameran PAN Pancasila Papua Parawisata Pariwisata Partai Demokrat Partai Politik Partai UKM Partai Ummat Pasar Pasar modal Pasar Murah Pasar Tradisional Paspampres Patroli PC PDI Perjuangan PDIP Perjuangan pe Pedagang Pegadaian Pelajar Pelajar Islam Indonesia Pelantikan Pelatihan Pelayanan Publik Pelecehan seks Pelukis Peluncuran Pemadam Kebakaran Pemalakan Pembangunan Pembayaran Elektronik Pembunuhan pemerasan Pemerintah Pemerintahan Pemerkosaan Pemilu Pemuda Pemuda Melati Indonesia Pemuda Muhammadiyah Pemuka Agama pen Penandatanganan Pencabulan Pencemaran Nama Baik Penculikan Pencurian Pendataan Pendidikan Penelitian Penembakan Penerbangan Penertiban Pengabdian Pengadilan Pengadilan Negeri Pengajian Pengamanan Pengamat Penganiayaan Pengawasan Pengetahuan Penggelapan Penghargaan Penghijauan Pengusaha Penipuan Penistaan Agama Penulis Penyakit Penyandang Disabilitas Penyuluhan Perampasan Perayaan Perbankan Percut Sei Tuan Perdagangan Perekonomian Perempuan & Anak Peresmian Pergaulan Perhubungan Perikanan Peristiwa Perjanjian Perjudian Perkawinan Perlombaan Permainan Perpajakan Pers Pertamina Pertanahan Pertanian Perusahaan Pesawat Terbang PET Pileg Pilkada PIlkades Pilpres Pin Pinjam meminjam uang Pinjaman Online PKL PKS PMI Polairud Polantas Polisi Cilik Politik POLRI Polwan Pondok Pesantren Ponpes Pornografi Posko Ummat PPKM PPWI Pra Kerja Prabowo Pramuka Praperadilan Prawita Genppari Premanisme Presiden Prestasi Primbon Politik Prokes promo Property Prostitusi Protokol Kesehatan PSI PSSI Public Expose Publik expose Puisi Pungli PUPR Pusat Perbelanjaan Puskesmas PWI Qurban Radikalisme Rafdinal Ragam Rakernas Rakor Ramadhan Reksadana Rektor Relawan Relawan Jokowi Religi Remisi Rentan Renungan resa Restoran Reuni 212 Revolusi Mental Reward RKUHP Robot Ruang Guru Rumah Rumah sakit Rups Rusia RUU Saber Pungli Sabu Sahabat Anak Sains Salon Samosir Samsat Samsung Sanitasi air.Lingkungan hidup Santri SAR Satlantas Satpol PP Satwa Sejarah Sekolah Sembako Seminar Sengketa Seniman Senjata Senjata Api Sepak Bola Separatis Sepeda Sepeda sehat Serdang Bedagai Sertifikat Sertijab sho Sigli Silaturahim Silaturahim. KUYAI Kartanegara Silaturahmi Silaturrahim SIM Simalungun Simpan Pinjam Simulasi Smartphone Soekarno Solar Somasi Sosial Sosialisasi Startup Stasiun STOP PRES...!!! Studi Ilmiah Stunting Suku bunga Sulawesi Selatan Sumatera Barat Sumatera Utara Sumpah Jabatan Sumut Sungai Superstore Suplemen Surabaya Surat Terbuka Suriyono Adi Susanto Suriyono Adi Susanto {SAS) Survei Survey susu Swab Antigen Syafi'i Ma'arif Syariah Syawal Takjil Tali Kasih Talkshow Tanjung Balai Tantama Tapanuli Tengah Tawuran Teknologi Teror Terorisme Tes Urine Tiket Tilang Tips Tjahyo Kumolo TNI TNI AU TNI nasional TNI-Polri Tokoh Tokoh Agama Tokoh Masyarakat Tol Toys Kingdom ToysKingdom Tragedi Transportasi Trend Rambut True Money Uang Uang Palsu UIN Ujaran Kebencian UKM Ukraina Ulama UMJ umkm UMSU Undang-Undang UNIMED UniPin Universitas Unjuk Rasa Upacara Usaha Rakyat UU Cipta Kerja UU ITE UUD 1945 Vaksinasi Vaksinasi booster Valentine Day Verifikasi Viral Virus Corona Walikota Wanita Wapres Wartawan Webinar Wirausaha Wisata WNA Workshop Yogyakarta Zulkifli Hasan

Arsip Berita

IKLAN

IKLAN

IKUTI BERITA VIDEO KAMI DI YOUTUBE

POS PETIR

VIRUS COVID-19

Wabah Virus Corona (Covid-19) Sudah Menyerang Indonesia, Setiap Hari Korban Semakin Bertambah Sampai ada yang Meninggal, Rakyat Semakin Cemas dan Khawatir, Bagai Tersambar Petir Mendengar Virus Corona.

HALLO KRING..!!!

12 PAS

PANCASILA UDAH FINAL

Pembahasan RUU Haluan Ideologi Pancasila Banyak Penolakan Dari Berbagai Kalangan Masyarakat, Memang Seharusnya Tidak Usah Dibahas Dan Lebih Baik Dibatalkan. Pancasila Dasar Negara.
Tendangan 12 PAS Dihentikan

SOS

INDONESIA DARURAT NARKOBA

Sudah dijatuhi hukuman mati bahkan sudah ada yang dieksekusi, tapi masih banyak bandar narkoba semakin merajalela, terbukti banyak yang ditangkap petugas Polisi maupun BNN (Badan Narkotika Nasional) tapi belum kapok juga mereka, justru sipir penjara malah terlibat. Kalau sudah darurat begini, hukuman mati jangan berhenti, jalan terus!.

QUO VADIS

Kunjungan Statistik

Online

IKLAN USAHA ANDA


PRO KONTRA VAKSINASI

~> Program Vaksinasi Yang Diluncurkan Pemerintah Mendapat Sorotan Dari Berbagai Masyarakat, sehingga terjadi pro dan kontra

<~ Memang Sebenarnya Harus Jelas Disampaikan, Maksud dan Tujuan Vaksinasi, Karena dilapangan Ada Perbedaan Orang Yang Akan Divaksin dan Yang Tidak Boleh Divaksin, membuat masyarakat Bingung

Link Terkait

close
Banner iklan disini