Satria Antaran Prima Bakal Stock Split
Kuartal-III 2020, Totalindo Eka Persada Rugi Rp68 Miliar
"Sedangkan Rugi Komprehensif Periode Berjalan sebesar Rp68.377.408.557 atau naik dibandingkan dengan Rugi Komprehensif Periode Berjalan Rp30.177.771.896 pada periode yang sama tahun sebelumnya," kata Direktur PT Totalindo Eka Persada Tbk, Salomo Sihombing saat Public Expose di Jakarta. Rabu (16/12)
Selain itu, kata Salomo, Beban pokok pendapatan turun menjadi Rp138.687.446.950 dibandingkan dengan tahun sebelumnya, beban pokok pendapatan yang berhasil dicapai perseroan sebesar Rp433.024.651.155.
Namun, lanjutnya, Total aset perseroan mencapai Rp2.689.384.699.720 hingga periode 30 September 2020 turun dari total aset Rp2.750.633.755.024 hingga periode 31 Desember 2019.
Selanjutnya juga disampaikan,
Perseroan berhasil memperoleh kontrak baru senilai Rp369, 05 Miliar dari proyek Apartemen The Parc South City di Pondok Cabe, Tangerang Selatan.
Salomo menambahkan, di tengah menurunnya tren bisnis konstruksi akibat pandemi Covid-19, Perseroan telah membuktikan performa dan kinerja cukup baik. Perolehan proyek The Parc South City di masa sulit saat ini merupakan satu prestasi bagi Perseroan.
Disisi lain, lanjut Salomo, pencapaian total nilai kontrak baru menjadi Rp993 miliar atau 82,77% hingga September 2020 dari target nilai kontrak baru tahun 2020 sebesar Rp500 miliar - 1,2 Triliun untuk tahun ini dengan acuan pipeline sampai dengan 2021 senilai Rp4,997 Triliun.
"Kami merasa bersyukur dan yakin dapat menutup tahun ini dengan mencatat beberapa nilai kontrak baru dan salah satunya dari proyek The Parc South City. Hal ini menunjukkan bahwa Perseroan mampu bertahan di tengah ketidakpastian perekonomian dan memberikan kinerja terbaik," pungkasnya. (Arianto)
Kuartal-III 2020, Laba Tempo Scan Pacific Rp495,7 Miliar
Penjualan Produk Homeware INOV Melesat di Kuartal III-2020
Semester I 2020, Laba Tridomain Performance Materials US$ 6,16 Juta
Bank Sinarmas Raih Laba Rp119 Miliar
Kuartal III-2020, Pendapatan Sumber Alfaria Trijaya Naik
BELL Supply Kain Sehat untuk Bahan Pelindung
Trans Power Marine Tebar Dividen Sebesar Rp 23,5 per Saham
Rudy Sutiono, Corporate Secretary PT Trans Power Marine Tbk mengatakan, Pada tahun 2019, volume produksi batu bara nasional mengalami kenaikan sekitar 16% menjadi 610 juta ton yang memberikan dampak positif terhadap kinerja TPM. Selain mengoptimalkan semua kapal miliknya, TPM juga menyewa kapal dari pihak ketiga untuk mengakomodir permintaan pelanggan yang melebihi
kapasitas kapal yang dimiliki.
"Berdasarkan hasil RUPS Tahunan pada tanggal 30 Juli 2020, TPM membagikan dividen tunai sebesar kurang lebih 51% dari laba bersih tahun 2019 yaitu sebesar Rp 61.882.550.000 (enam puluh satu milyar delapan ratus delapan puluh dua juta lima ratus lima puluh ribu rupiah) atau Rp 23,5 (dua puluh tiga koma lima rupiah) per saham," ujar Rudy saat Public Expose setelah Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan di Jakarta. Rabu (30/07)
Disisi lain, tuturnya, Dalam mempertahankan kegiatan industri Perusahaan di tengah kondisi ekonomi dan industri yang kurang kondusif, Perusahaan menerapkan serta melaksanakan strategi-strategi bisnis yang sangat baik. Dengan kedisiplinan dan kerja keras serta pemeliharaan rutin armada kapal, loyalitas terhadap pelanggan serta sumber daya manusia yang terus ditingkatkan, membawa TPM pada tingkat yang optimal.
"TPM telah membuktikan pencapaian yang luar biasa di tahun 2019 dengan peningkatan pendapatan usaha sekitar 9% menjadi USD 47,7 juta dan pertumbuhan laba sebesar kurang lebih 8% menjadi USD 8,4 juta. TPM juga membagikan dividen tunai sebesar Rp 61.882.550.000 sebagai ucapan terima kasih atas dukungan pemegang saham selama ini" kata Rudy.
"Sementara itu, Realisasi Capex TPM di tahun 2019 sebesar USD 8,6 juta adalah pembelian 2 set kapal tunda dan tongkang serta untuk perbaikan dan pemeliharaan armada, yang didukung oleh dana internal Perusahaan dan pinjaman bank. Di tahun 2020 TPM merencanakan Capex sekitar Rp. 45 milyar yang akan dipergunakan untuk perbaikan dan pemeliharaan armada kapal," pungkasnya. (Arianto)
Kinerja Indo Kordsa Tahun 2019 Positif
Duta Nusantara Merdeka |
PT Indo Kordsa Tbk dengan Kode Emiten BRAM (Perseroan) menggelar Public Expose Tahunan setelah Rapat Umum Pemegang Saham pada Rabu, 10 Juni 2020 bertempat di Le Meridien Hotel, Jl. Jend. Sudirman No.Kav. 18-20 Karet Tengsin, Tanah Abang, Jakarta Pusat.
Presiden Direktur PT Indo Kordsa Tbk menyampaikan, Pada tahun 2019, penjualan di pasar domestik menyumbang 49% terhadap total penjualan bersih, yakni sebesar USD 121,228 ribu. Dibandingkan tahun 2018 penjualan domestik mencatatkan penurunan sebesar 0,29%.
- Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) yang diperoleh sejak tahun 2016;
- Enviromental Management System ISO 14001:2015 oleh Lloyd's Register Indonesia. Di peroleh pada 19 Mei 2017.
Kinerja Sampoerna Agro Positif
Duta Nusantara Merdeka | Jakarta
PT Sampoerna Agro Tbk beserta anak perusahaannya ("Sampoerna Agro" atau "Perseroan") menggelar Public Expose pada Rabu, (18/12) di Jakarta. Dengan agenda paparan mengenai laporan keuangan konsolidasian yang diaudit bersama dengan statistik kinerja operasionalnya untuk periode yang berakhir pada September 2019 ("9M19").
Budi Halim, Direktur Utama PT Sampoerna Agro Tbk dalam paparan publik menyampaikan, Sampoerna Agro mampu membukukan kinerja keuangan yang lebih baik di kuartal ketiga tahun 2019 ("3Q19"), berkat skala ekonomi yang lebih tinggi, sehingga penjualan konsolidasian berhasil melonjak dibandingkan dengan kuartal kedua di tahun 2019 ("2019"). Jumlah penjualan konsolidasian di 3Q19 meningkat 49% lebih tinggi mencapai sebesar Rp903,45 miliar, meskipun harga jual produk unggulan masih menurun.
"Penjualan minyak sawit dan inti sawit Perseroan, yang menyumbang sebesar 96% dari penjualan konsolidasian,
berkontribusi secara signifikan terhadap peningkatan kinerja pada 3Q19. Penjualan dari kedua produk andalan tersebut meningkat dari Rp 578,12 miliar pada 2Q19 menjadi Rp862,43 miliar pada 3019 seiring dengan kenaikan volume penjualan yang melebihi penurunan harga jual," ujar Budi saat jumpa pers di BEI Jakarta. Rabu (18/12)
Pada 3Q19, kata Budi, Perseroan menjual minyak sawitnya dengan harga rata-rata sebesar Rp6.569 per Kg, atau 2% lebih rendah dibanding 2019. Inti sawit juga membukukan harga jual rata-rata 4% lebih rendah, yakni sebesar Rp3,362 per kg. Akan tetapi, volume penjualan untuk keduanya dalam kuartal melonjak, masing-masing sebesar 52% dan 50%, dengan jumlah produksi yang mencapai 117,123 ton dan 27,665 ton. Landasan utama peningkatan kinerja Perseroan pada 3Q19 terutama didukung lonjakan produksi yang disertai dengan pencapaian produktivitas operasional yang lebih tinggi.
Menurutnya, Peningkatan hasil panen tertinggi dibukukan oleh kebun Perseroan di Sumatera Selatan dengan masuknya periode siklus panen tinggi, meskipun di tengah cuaca yang kian panas dan kekeringan yang cukup intens pada kuartal tersebut. Kebun Sumatera Selatan membukukan lonjakan produksi minyak sawit sebesar 32% secara kwartalan.
Pada 9M19, lanjutnya, Perseroan membukukan penjualan konsolidasian sebesar Rp2.267,08 miliar, atau 1% lebih rendah dibanding periode yang sama di tahun sebelumnya ("9M18") terutama disebabkan oleh penurunan harga jual yang signifikan. Harga jual rata-rata Perseroan untuk minyak sawit dan inti sawit pada 9M19 mengalami penurunan masing-masing sebesar 12% dan 33%, dibandingkan 9M18.
Namun demikian, tegasnya, penurunan kinerja kedua produk tersebut dapat diredam sebagian dengan naiknya volume penjualan . Volume penjualan minyak sawt naik menjadi 292,198 tons pada 9M19, atau naik sebesar 19% dibandingan 9M18. Adapun inti sawit juga mengalami kenaikan sebesar 3% menjadi 64,440 tons di 9M19.
"Kami yakin bahwa komitment Perseroan dalam melakukan kegiatan intensifikasi kebun akan berdampak positif seiring dengan pemulihan harga komoditas sawit. Harga minyak sawit yang diperdagangkan juga telah melonjak 40% sejak akhir bulan September. Pemicunya adalah efek gabungan dari kekhawatiran bahwa jumlah pasokan akan menurun signifikan serta kenaikan permintaan untuk program B30 Indonesia," tutup Budi. (Arianto)
Bank Maybank Indonesia Gelar Paparan Publik Kinerja Tahun 2019
Duta Nusantara Merdeka | Jakarta
PT. Bank Maybank Indonesia, Tbk menggelar Paparan Publik Tahun 2019 pada Rabu, 18 Desember 2019 di Gedung Sentral Senayan 3 lantai 28 Jl. Asia Afrika No. 8 Gelora Bung Karno, Jakata. Dengan agenda Paparan Kinerja Sembilan Bulan Tahun 2019.
Thilagavathy Nadason selaku Direktur PT. Bank Maybank Indonesia, Tbk dalam Paparan Publik menyampaikan, Pendapatan operasional sebelum provisi naik 2,0% YoY didukung pertumbuhan pendapatan non-bunga (+23,2% YoY), pengelolaan biaya secara berkelanjutan dan kenaikan pendapatan bunga bersih (+1,4% YoY). Sedangkan Laba bersih setelah pajak dan kepentingan non pengendali (PATAMI) turun sebesar 25,9% YoY menjadi Rp1,1 triliun, karena peningkatan provisi kredit sebesar 59,4% YoY.
"Pendapatan selain bunga (fee income) tumbuh 23,2% YoY menjadi Rp1,9 triliun didukung oleh fee dari bisnis Global Markets, administrasi kredit, pemulihan kredit (loan recovery), bancassurance, dan lain-lain. Marjin Bunga Bersih (NIM) membaik (QoQ menjadi 4,97% didukung peningkatan hasil aktiva produktif & penurunan biaya dana," ujar Thilagavathy Nadason saat Paparan Publik di Jakarta. Rabu (18/12)
Dia menjelaskan, Kredit Bank menurun sebesar 1,1% terutama dari segmen Community Financial Services (CFS) Non Ritel (7,0% YoY), CFS Ritel (-4,0% YoY). Namun Perbankan Global tumbuh kuat sebesar 13,7% YoY.
Selain itu, lanjutnya, Rasio Kredit UMKM terhadap total kredit Bank sebesar 23,65% dan komposisi penyaluran kredit kepada usaha produktif terhadap total kredit Bank sebesar 75,59% (di atas ketentuan minimum). NPL membaik YoY and QoQ, tercatat sebesar 2,63% (gross) dan 1,53% (net) per Sep-19.
Namun, kata Thilagavathy Nadason, Simpanan Nasabah meningkat 4,3% YoY. Rasio dana murah (CASA) tercatat sebesar 36,44%. Indikator likuiditas terkelola secara sehat: Loan-to-Deposit Ratio (LDR - bank saja) sebesar 96,25% per Sep 19. (Modified LDR bank saja: 83,34%). Liquidity Coverage Ratio (LCR bank saja) triwulanan sebesar 169,70%. LCR (bank saja) bulanan Sep-19 sebesar 132,39%.
Seiring dengan pertumbuhan Perbankan Syariah, jelas Thilagavathy Nadason, Aset Syariah tumbuh 10,6% menjadi Rp33,4 trilun dan berkontribusi 18,8% terhadap total aset Bank. Sedangkan Pembiayaan Syariah tumbuh 3,0% menjadi Rp24,5 triliun. Simpanan Syariah tumbuh signifikan 45,9% menjadi Rp26,4 triliun. Begitupun Non Performing Financing (NPF) membaik signifikan ke 1,30% per Sep-19 dari 2,87% per Sep-18.
"Mengenai Pemodalan, Total Aset tumbuh 2,6% YoY menjadi Rp177,9 triliun. Permodalan tetap kuat dengan CAR sebesar 20,09% (Tier I: 18,24%) dan total modal sebesar Rp26,8 triliun per Sep-19," pungkasnya. (Arianto)
Laba Darma Henwa Meningkat 44.3%
Duta Nusantara Merdeka | Jakarta
PT Darma Henwa Tbk (DEWA) menggelar Paparan Publik Perseroan pada Selasa, (3/12) di Royal Kuningan Hotel Jakarta. Di tengah permintaan batubara yang belum membaik, Perseroan mampu meningkatkan kinerjanya. Dari sejumlah proyek pertambangannya, sampai dengan 30 September 2019, Perseroan berhasil meningkatkan volume overburden menjadi 82,70 juta Bcm, atau naik 9.1% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 75,78 juta Bcm. Hingga kuartal ketiga 2019, coal delivery atau produksi batubara Perseroan mencapai 11,44 juta ton atau meningkat 22,1% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 9,37 juta ton.
Saptari Hoedaja, Presiden Direktur PT Darma Henwa Tbk dalam paparan publik menjelaskan, Saat ini Perseroan mengelola empat proyek yakni Proyek Batubara Bengalon milik PT Kaltim Prima Coal, Proyek Batubara Asam Asam milik PT Arutmin Indonesia, Proyek Batubara Satui milik PT Cakrawala Langit Sejahtera. Kemudian, ada pula Proyek Jasa Pelayanan Pelabuhan yang dikerjakan oleh anak usaha perseroan, PT Dire Pratama.
"Sampai akhir September 2019, terjadi peningkatan produksi, karena Perseroan melakukan banyak perbaikan pada fundamental operasionalnya. Dengan kinerja yang terus meningkat sampai kuartal ke-3, kami optimis kinerja tahun ini akan lebih baik dibanding tahun sebelumnya," ujar Saptari Hoedaja saat paparan publik di Jakarta. Selasa (03/12)
Melihat kinerja ketiga proyek tersebut, kata Saptari Hoedaja, sampai dengan akhir tahun 2019 Perseroan diperkirakan akan mampu memproduksi overburden sebesar 125,7 juta Bcm, atau naik 20,85% dibanding tahun 2018 sebesar 104 juta Bcm. Sedangkan produksi batubara diperkirakan akan mencapai 17 juta ton atau naik 33,47% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 12,73 juta ton.
Dari sisi keuangan, Saptari Hoedaja mengungkapkan, Total Aset Perseroan pada tanggal 30 September 2019 adalah sebesar USD 517,41 juta, atau naik 24,64% dari posisi tanggal 31 Desember 2018 sebesar USD 415,09 juta. Kenaikan total aset disebabkan karena adanya kenaikan Aset Lancar yaitu Kas dan Setara Kas dan Aset Lancar Lainnya yang berasal dari pinjaman bank.
Sedangkan, Total Liabilitas Perseroan pada tanggal 30 September 2019 adalah sebesar USD 285,40 juta atau naik sebesar 54,86% dibandingkan dengan Total Liabilitas per 31 Desember 2018 sebesar USD 184,29 juta. Kenaikan Total Liabilitas disebabkan karena adanya kenaikan Utang Bank yang digunakan untuk meningkatkan kinerja operasional Perseroan.
Selain itu, kata Saptari Hoedaja, Ekuitas Perseroan pada tanggal 30 September 2019 adaiah sebesar USD 232,00 atau naik 0.5% dari posisi tanggal 31 Desember 2018 sebesar USD 230,80 juta karena Perseroan berhasil membukukan Laba Komprehensif untuk periode 9 (Sembilan) bulan yang berakhir pada 30 September 2019.
Seiring dengan peningkatan produksi, lanjut Saptari Hoedaja, Perseroan berhasil membukukan peningkatan pendapatan sebesar USD 237,92 juta atau naik 25,97% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya sebesar USD 188,86 juta. Mayoritas pendapatan masih berasal dari jasa kontraktor batubara. Proyek batubara Bengalon memberikan pendapatan USD 165,09 juta. Kemudian pendapatan dari Proyek Batubara Asam Asam tercatat sebesar USD 60,84 juta. Dan Proyek Batubara Satui menyumbang pendapatan sebesar USD 10,22 juta.
Begitupun, Laba Kotor Perseroan sampai dengan 30 September 2019 sebesar USD 17,31 juta, atau naik 164,270 dibanding periode yang sama tahun sebelumnya sebesar USD 6,60 juta. Kenaikan terjadi karena persentase peningkatan pendapatan lebih tinggi dibanding persentase peningkatan Beban Pokok Pendapatan.
Menurutnya, Laba Usaha Perseroan sampai dengan 30 September 2019 sebesar USD 7,16 juta, atau naik 47,9% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya sebesar USD 4,84 juta. EBITDA Perseroan sampai akhir September 2019 tercatat sebesar USD 28,74 juta, atau naik 22,39% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya sebesar USD 23,49 juta.
"Sampai dengan akhir September 2019, Perseroan berhasil membukukan Laba Komprehensif sebesar USD 1,19 juta atau meningkat 44.3% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya sebesar USD 0,82 juta," pungkasnya. (Arianto)
Laba Bersih Tugu Insurance Naik 174%
DutaNusantara Merdeka | Jakarta
PT Asuransi Tugu Pratama Indonesia Tbk (Tugu Insurance) menggelar Public Expose 2019 pada Kamis, 14 November 2019 di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, dengan agenda Presentasi Kinerja lII/2019.
Dalam public ekspose, Bapak Indra Baruna selaku Presiden Direktur Tugu Insurance, memberikan pemaparan khusus terkait laba bersih yang memiliki kenaikan 174% pada periode Januari-September 2019.
Menurut Indra, Kenaikan laba bersih diperoleh dari pendapatan premi bruto konsolidasi yang meningkat 45%, yang dimiliki dari berbagai sector, mulai dari sector energy, non-energy, commercial serta retail business.
Selain itu, kata Indra, Peningkatan laba bersih tidak terlepas dari kemampuan perseroan untuk meningkatkan hasil investasi dan hasil usaha lainnya, salah satunya dengan menjadikan bisnis retail sebagai salah satu strategi utama dalam pengembangan perusahaan.
Selanjutnya, "Beberapa produk ritel yang menjadi andalan meliputi, tdrive untuk asuransi kendaraan, tdrive untuk asuransi sepeda motor, tfracture untuk asuransi patah tulang," imbuhnya.
"Menariknya, Tugu Insurance akan terus mengembangkan inovasi produk dan layanan untuk kebutuhan atas kebutuhan perlindungan masyarakat. Setiap produk dan layanan yang diberikan Tugu Insurance akan selalu memperhatikan fairness, simple dan cepat," tutupnya. (Arianto)
Kinerja Indo Straits 2019 positif
Duta Nusantara Merdeka | Jakarta
Laba bersih Sarimelati Kencana Meningkat 47%
Duta Nusantara Merdeka | jakarta
PT Sarimelati Kencana Tbk didirikan pada tahun 1987 dan memegang perjanjian waralaba untuk restoran Pizza Hut di Indonesia dari Pizza Hut Asia Pacific Franchise Pte. Ltd., anak perusahaan Yumi Brands, Inc. Per November 2019, Perusahaan mengoperasikan 501 gerai Pizza Hut Restaurants (PHR), Pizza Hut Delivery (PHD), dan Pizza Hut Express (PHE) di lebih dari 80 kota di 5 pulau besar di Indonesia, termasuk Papua Barat.
PT Sarimelati Kencana Tbk. ("Perseroan") (Kode Ticker BEl: PZZA), waralaba restoran Pizza Hut di seluruh Indonesia untuk Pizza Hut Asia Pacific Franchise Pte. Ltd., anak perusahaan Yumi Brands, Inc., merilis laporan keuangan yang belum diaudit untuk periode yang berakhir 30 September 2019 (9M-19).
Steven Christopher Lee, Presiden Direktur PT Sarimelati Kencana Tbk dalam Public Expose 2019 mengatakan, Kami bangga dapat terus membukukan pencapaian kinerja yang baik dalam periode sembilan bulan pertama tahun 2019. Kami berharap kinerja yang baik ini akan terus berlanjut sampai akhir tahun.
"Kami melihat adanya potensi pertumbuhan yang berkelanjutan di Indonesia dalam tahun-tahun mendatang karena Indonesla sangat luas dan terus bertumbuh. Oleh sebab itu, saat ini kami sedang mengembangkan rencana ekspansi untuk merambah ke daerah-daerah baru di mana kami belum mempunyai gerai dalam tahun-tahun mendatang," ujar Steven saat public Expose di Gedung Smesco Jakarta. Kamis (14/11)
Selama 9M-19, kata Steven, Perusahaan telah mencatat pertumbuhan penjualan bersih yang menggembirakan sebesar 14,2% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya. Penjualan bersih tumbuh menjadi Rp2,9 triliun didukung oleh segmen restoran dan pesan antar. Biaya operasional Perusahaan selama 9M-19 meningkat sebesar 13,3%, lebih rendah dibanding tingkat pertumbuhan penjualan bersih.
Menurutnya, Hal ini memungkinkan Perusahaan untuk meningkatkan laba operasional dari Rp159 miliar selama 9M-18 menjadi Rp202 miliar selama 9M-19 atau naik sebesar 27,4% dibanding periode yang sama tahun lalu.
Tumbuhnya penjualan bersih, lanjutnya, efisiensi dalam operasional perusahaan dan tingkat utang yang rendah berkontribusi terhadap pertumbuhan laba bersih yang signifikan sebesar 47% menjadi Rp149 miliar.
Selain itu, kata Steven, Total utang berbiaya bunga (9M-19: Rp75 miliar) juga menurun secara signifikan sebesar Rp155 miliar, setara dengan turun 67,2% dibanding periode yang sama tahun lalu (9M-18: Rp230 miliar). Penurunan jumlah total utang ini berdampak terhadap penurunan biaya bunga sebesar Rp21 miliar, 72,5% lebih rendah dibanding 9M-18. Perusahaan tidak mempunyai pembiayaan dalam denominasi USD dan karena itu Perusahaan memiliki eksposur yang sangat terbatas terhadap risiko mata uang.
Sampai dengan November 2019, tegasnya, sebanyak 50 gerai telah ditambahkan ke dalam sistem, sehingga saat ini Perusahaan telah mengoperasikan sebanyak 501 gerai yang merupakan gabungan dari Pizza Hut Restaurant (PHR), Pizza Hut Delivery (PHD) dan Pizza Hut Express (PHE) di seluruh Indonesia.
"Kami sangat bangga dapat menghadirkan gerai Pizza Hut ke-500 di Indonesia. Kami senang dapat berbagi pencapaian ini dengan setiap pihak yang terlibat, termasuk para rekanan, pemasok, pemegang saham, para karyawan kami yang berdedikasi. Kami juga sangat berterima kasih atas dukungan dan cinta dari para konsumen kami di Indonesia," tutupnya. (Arianto)
Laba Cikarang Listrindo Kuartal Ketiga 2019 Naik Sebesar 30,1%
Duta Nusantara Merdeka | Jakarta
Laba Envy Technologies Melonjak 79% di Q3
Duta Nusantara Merdeka | Jakarta
Perusahaan penyedia jasa teknologi, PT Envy Technologies Indonesia Tbk (ENVY:1J) membukukan kinerja yang bertumbuh signifikan sepanjang sembilan bulan pertama tahun ini atau per September 2019, seiring dengan kenaikan bisnis sistem integrasi informatika.
Mengacu laporan keuangan, Envy mencatatkan laba bersih melonjak 79% menjadi Rp 5,61 miliar pada periode Sembilan bulan tersebut, dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2018 yakni Rp 3,13 miliar.
Melonjaknya laba bersih perusahaan ditopang dengan pendapatan perseroan yang juga melesat menjadi Rp 121.41 miliar, atau tumbuh hingga 147% dibandingkan dengan per September 2018 yakni Rp 49,18 miliar.
Presiden Direktur Envy, Dato' Sri Mohd Sopiyan bin Mohd Rashdi mengatakan lini Sistem Integrasi informatika tetap menjadi penyumbang pendapatan terbesar, yakni bisnis meningkat 110% year on year (yoy).
"Kegiatan usaha ini [Sistem Integrasi Informatika] berkontribusi 67% dari total pendapatan per September 2019. Kami terus konsisten untuk fokus dengan arah permintaan pasar layanan digital, "kata Dato' Sri Mohd Sopiyan, dalam acara paparan publik di Hotel Raffles Jakarta. Rabu (06/11)
Menurut Dato' Sri Mohd Sopiyan, Perseroan memiliki tiga bisnis utama yakni Sistem Integrasi Infomatika, Sistem Integrasi Komunikasi, dan Jasa Pengamanan Teknologi Informasi.
Pada periode hingga September ini, kata Dato' Sri Mohd Sopiyan, bisnis Sistem Integrasi Informatika menyumbang Rp 80,86 miliar, atau naik 108% dan peiode yang sama 2018 yakni Rp 38,86 miliar. Sistem Integrasi Telekomunikasi sebesar Rp 39,99 miliar, melesat 330% dari sebelumnya Rp 9,29 miliar, dan Jasa Pengamanan Teknologi Informasi sebesar Rp 567,47 juta, atau turun 45% dari sebelumnya Rp 1,03 miliar.
Hingga kuartal lII-2019, lanjut Dato' Sri Mohd Sopiyan, aset Envy tumbuh mencapai Rp 361,53 miliar, bertambah dari posisi akhir Desember 2018 yakni Rp 170,65 miliar, ekuitas tercatat Rp 320,47 miliar dari akhir Desember 2018 yakni Rp 103,80 miliar, sementara kewajiban berhasil ditekan menjadi Rp 41,07 miliar dari Desember 2018 yakni Rp 66,85 miliar.
Dengan pencapaian ini, kata Dato' Sri Mohd Sopiyan, perseroan memprediksi laba tahun berjalan akhir 2019 bisa melebihi dan proyeksi dibandingkan dengan akhir Desember 2018.
Dato' Sri Mohd Sopiyan menuturkan bahwa beberapa strategi yang akan ditempuh Perseroan di antaranya ekspansi di bisnis Big Data dan data analytics, atificial inteligence (kecerdasan buatan/Al), dan Intemet of Thing (loT).
Selain itu, kata Dato' Sri Mohd Sopiyan, perseroan juga akan fokus pada layanan block chain, core systen (sistem inti) di industri layanan jasa keuangan, QRIS (QR Code Indonesia Standard), keamanan siber (cyber security) dan integrasi sistem telekomunikasi.
Tak hanya itu, kata Dato' Sri Mohd Sopiyan, Envy selama ini juga masih mendapatkan pendapatan berulang dari beberapa bisnis layanan digital di antaranya perpajakan berbasis cloud dan non-cloud, dan keamanan siber berbasis cloud dan non-cloud.
Selain itu, kata Dato' Sri Mohd Sopiyan, Pendapatan berulang juga berasal dari bisnis core system atau sistem inti berbasis cloud dan non-cloud (klien sektor perbankan, pembiayaan non-bank dan asuransi). serta teknologi pembayaran digital berbasis cloud dan non-cloud, ritel cerdas (smart retail). dan lelang multimedia.
"Strategi tahun ini, penguatan posisi sebagai penyelenggara layanan jasa keamanan informasi digital, pengembangan eksponensial layanan big data dan layanan digital sektor keuangan serta penguatan posisi sebagai mitra para perusahaan," kata Dato' Sri Mohd Sopiyan.
"Perseroan tercatat di Bursa Efek Indonesia dengan kode saham ENVY pada 8 Juli 2019 dengan meraih IPO sebesar Rp 222 miliar (harga IPO Rp 370 per saham) yang digunakan untuk ekspansi usaha. Hingga Jumat 1 November 2019, saham ENVY naik 3,42% á evel Rp 2.720/saham, dengan kenaikan dalam tiga bulan terakhir mencapai 125% dan kapitalisasi pasar sebesar Rp 4,90 triliun," tutup Dato' Sri Mohd Sopiyan. (Arianto)
Kinerja Jembo Cable Company Positif
Duta Nusantara Merdeka | Jakarta
PT Jembo Cable Company Tbk dengan Kode Emiten JECC (Perseroan) menggelar Public Expose Tahunan pada Rabu, 30 Oktober 2019 bertempat di Mega Glodok Kemayoran Office Tower B Lantai 6 Jakarta dengan agenda Penjelasan Kinerja Perseroan Triwulan II Tahun Buku 2019
Turut hadir antara lain: Santoso selaku Direktur PT Jembo Cable Company Tbk, Nanyang Santoso selaku Direktur PT Jembo Cable Company Tbk, dan
Cahayadi Santoso selaku Direktur PT Jembo Cable Company Tbk, dan Antonius Benady selaku Direktur PT Jembo Cable Company Tbk.
Antonius Benady, Direktur PT Jembo Cable Company Tbk dalam paparan publik mengatakan, Penjualan Bersih 2.159,08 dibandingkan dengan 2.801,47 mencapai 77,07% dari budget 2019, sedangkan Laba Kotor 237,54 dibandingkan dengan 352,78 mencapai 67,33% dari budget 2019,
dan Laba Sebelum Manfaat Pajak 97,29 dibandingkan dengan 143,31 mencapai 67,89% dari budget 2019.
"Laba Komprehensif Tahun Berjalan 70,36 dibandingkan dengan sebesar 107,48 mencapai 65,46% dari budget 2019, dan Laba per Saham 469,10 dibandingkan dengan 710,85 mencapai 65,99 % dari budget 2019," ujar Antonius dalam paparannya.
Antonius melanjutkan, Strategi Perseroan antara lain: Melakukan pengendalian biaya di semua departemen, Fokus pada produksi dan layout produk, Efisiensi dan efektivitas produksi dan manajemen operasi, serta Mencapai stabilitas keuangan dan pembayaran deviden yang tetap.
Selain itu, "Mendorong dan meningkatkan penjualan pada produk yang bermargin tinggi, Meningkatkan kerjasama dengan vendor-vendor material, Perluasan jaringan distribusi, Mengembangkan budaya organisasi berdasarkan pada fokus pelanggan, serta Meletakkan dasar yang baik dan kuat sehingga karyawan dapat meraih target sesuai kemampuan," tutup Antonius. (Arianto)
CAS Group Catat Kinerja Positif Semester I Tahun 2019
Duta Nusantara Merdeka | Jakarta