“ Saat ini seluruh negara dunia masih dilanda pandemi covid 19, termasuk Indonesia. Dalam kondisi yang penuh keprihatinan ini Pemerintah di setiap negara tentu harus membuat kebijakan untuk melindungi warga negaranya, baik berupa kebijakan lockdown ataupun pembatasan sosial berskala mikro.
Dalam konteks ini, terjadi dilema baru terkait dengan aktivitas ekonomi masyarakat untuk memenuhi keperluan hidup sehari – hari, maka Pemerintahpun melahirkan kebijakan yang terkait dengan program pemulihan ekonomi nasional. Kegiatan ekonomi masyarakat masih diperbolehkan, namun harus mematuhi protokol kesehatan yang ditetapkan.
Disinilah letak strategis teknologi memfasilitasi kegiatan ekonomi agar tetap berlangsung dengan meminimalisir kemungkinan pertemuan antara penjual dan pembeli untuk mencegah kemungkinan terjadinya kluster baru penularan covid 19. Begitupun dengan strategi pemasaran dengan memanfaatkan teknologi informasi secara maksimal melalui apa yang disebut dengan Digital Marketing “, ujar Dede Farhan Aulawi di Bandung, Selasa (15/6).
Hal tersebut ia sampaikan ketika menjadi narasumber motivasi bisnis dalam pelatihan “Digital Marketing Melalui Pemanfaatan Marketplace dan Media Sosial Bagi Pelaku Usaha Mikro Kota Bandung” yang diselenggarakan oleh Balatkop Dinas Koperasi dan UKM Kota Bandung pada tanggal 15 – 18 Juni 2021. Adapun tempat penyelenggaraan pelatihan ini dilaksanakan di kampus LPKIA Jl. Soekarno Hatta No. 456 Bandung. Pada kesempatan tersebut, Dede mengapresiasi terobosan – terobosan inovatif Kepala UPT Balatkop Kota Bandung Herna Hendriana yang secara konsisten dan berkesinambungan terus melakukan pembinaan para pelaku UMKM di kota Bandung.
Kemudian Dede juga mengajak agar seluruh peserta pelatihan mengikuti pelatihan dengan sungguh – sungguh agar mampu mengambil manfaat secara maksimal. Hasil dari pelatihan ini harus mampu diterapkan dalam usahanya masing – masing untuk meningkatkan pangsa pasar dan sekaligus meningkatkan nilai omzet penjualan, serta tidak lupa mampu menggetoktularkan ilmunya kepada anak, adik ataupun pegawai yang bekerja di tempat usaha masing – masing. Ujarnya.
Dalam paparannya Dede juga menyampaikan terkait dengan tantangan masa depan bisnis bahwa salah satu prasyarat agar bisa leading dan kompetitif dalam bisnis adalah keinginan untuk selalu dan terus belajar. Hal ini tidak sekedar meningkan pengetahuan dan wawasan saja, melainkan untuk meningkatkan kemampuan beradaptasi dengan perkembangan teknologi dan kemajuan zaman.
Sebagaimana diketahui bahwa teknologi IT saat ini terus mengalami lompatan perkembangan yang super cepat, maka tantangan bagi para pelaku usaha mikro adalah memanfaatkan perkembangan teknologi ini untuk menunjang perkembangan usahanya, termasuk dalam memperluas pangsa pasar yang mampu menyerap produk – produk yang dihasilkannya.
“ Orientasi pasar produk saat ini tidak hanya sebatas di kota Bandung saja. Silakan manfaatkan platform digital seperti marketplace – marketplace secara maksimal. Tidak hanya sekedar meng-upload gambar dan harga saja, melainkan juga harus mampu dikemas dalam bahasa bisnis yang tepat.
Begitupun seluruh instrumen media sosial seperti instagram, twitter, facebook, dan lain – lain juga harus dimanfaatkan untuk kepentingan bisnis secara optimal. Seiring dengan hal tersebut maka kemampuan bahasa asing khususnya bahasa Ingegeris juga perlu ditingkatkan. Bukan untuk gaya – gayaan, melainkan tuntutan zaman akan kemampuan praktis untuk mengenalkan aneka produk yang dihasilkan ke pasar internasional “, pungkas Dede mengakhiri keterangan. **