Delima Silalahi: Pengakuan Wilayah Adat Di Indonesia Masih Alami Sejumlah Hambatan
POLYTRON Fox-R Seri Terbaru Siap Mengaspal di Indonesia
Pameran yang diikuti berbagai brand yang ikut memeriahkan pasar kendaraan Indonesia, dan POLYTRON yakin bahwa industri kendaraan listrik akan mendapatkan pasar yang sedikit demi sedikit akan meningkat seiring berjalannya waktu, apalagi saat ini harga bahan bakar minyak yang juga ikut merangkak naik.
Dalam hal ini, bersamaan dengan pembukaan pameran, pada tanggal 2 November 2022 POLYTRON memperkenalkan model bisnis baru yaitu program sewa baterai motor listrik yang bertujuan untuk membuat harga motor listrik premium POLYTRON lebih terjangkau untuk semua orang dengan mengesampingkan biaya baterai. Dengan program penyewaan baterai ini, konsumen akan membayarkan sewa bulanan dan POLYTRON akan bertanggung jawab atas perbaikan baterai, biaya perawatan, dan biaya penggantian baterai untuk memberikan pengalaman ‘bebas khawatir’. Bisnis baru ini menunjukkan komitmen POLYTRON dalam pembangunan motor listrik yang berkesinambungan terutama sisi pengolahan baterai bekas yang masih digunakan pada produk lain.
POLYTRON juga memberikan promo khusus bagi pelanggan setianya, yaitu bagi konsumen awal yang membeli motor listrik POLYTRON di tahun 2023 dapat menikmati biaya sewa baterai permanen selama kendaraan masih digunakan.
Di saat yang sama, POLYTRON juga merilis unit motor listrik baru, dengan nama Fox-R dan T-Rex dengan berbagai pembaruan dan keunggulan fitur terbaru yang bisa melengkapi kebutuhan Anda akan mobilitas sehari-hari yang praktis, hemat dan ramah lingkungan.
“IMOS adalah ajang yang dinanti-nantikan oleh pecinta otomotif, apalagi untuk kaum milenial, ajang ini merupakan acara yang wajib dihadiri untuk ‘hunting’ kendaraan terbaru yang akan dibelinya untuk menemani kesehariannya dalam mobilitas sehari-hari, dengan mempertimbangkan fitur yang canggih dan harga yang affordable,” kata Tekno Wibowo selaku Commercial Director POLYTRON di Jakarta, Rabu (02/11).
Selain itu, Tekno Wibowo juga memperkenalkan tipe terbaru dengan nama Fox-R yang hadir dengan power berkekuatan 3KW dengan kecepatan maksimum bisa berlari di 90Kmh. Fox-R hadir dengan kapasitas baterai yang besar 3,7 kWh yang dapat dipastikan akan memberikan kemudahan bagi Anda dalam mobilitas sehari-hari. Dengan sekali pengisian Fox-R bisa ‘lari’ hingga mencapai 130km. Pengisian dayanya juga mudah, bisa portable, dimana pun dan kapanpun. Terdapat indikator baterai yaitu ketika berada di posisi nol hingga mencapai 80%, lama pengisiannya hanya berkisar 4 jam 30 menit.
Menariknya, Varian T-Rex yang merupakan varian tertinggi dari POLYTRON juga ikut dikenalkan oleh Tekno. T-Rex mampu berlari dengan kecepatan 130 Kmh dengan kekuatan baterai yang super bertenaga 7,6 kWh untuk Anda yang membutuhkan tenaga ekstra dengan jangkauan yang lebih jauh, yaitu bisa mencapai 130km dalam satu kali pengisian.
Untuk warna dan design, POLYTRON juga memproduksinya dengan warna yang berani dan bold seperti, crimson red, pearl white, midnight black, graphite grey, dan bumblebee yellow. Sedangkan design-nya POLYTRON membangun motor listriknya dengan design kekinian, sporty, futuristik dan ergonomis. Sedangkan untuk fiturnya POLYTRON tetap mengedepankan motor listrik yang hemat, ramah lingkungan dan pelayanan after sales yang mendukung.
Seraya mendukung perkembangan industri motor listrik di Indonesia, POLYTRON juga mendukung upaya pemerintah yang akan memberikan subsidi untuk kendaraan motor listrik. POLYTRON juga akan membangun ekosistem motor listriknya dengan berbagai kemudahan seperti, program sewa baterai, konektifitas, alternatif pembiayaan untuk korporasi, dan stasiun pengisian daya cepat ke depannya.
“Harapannya dengan dukungan pemerintah dan dukungan masyarakat yang kuat maka industri motor listrik akan makin maju dan berkembang. POLYTRON akan terus mengedepankan inovasi dan kreasi agar dapat memenuhi kebutuhan kendaraan listrik di Indonesia,” tutup Tekno.
Selama pameran, POLYTRON membuka booking pre-order dan pembelian secara langsung di lokasi booth D1A ataupun melalui kanal www.blibli.com dengan promo launching berupa potongan harga, dari harga awal Rp18 juta (off the road), menjadi Rp16,5 juta ditambah dengan voucher cashback sebesar Rp250 ribu.
“Blibli, pelopor ekosistem perdagangan dan gaya hidup omnichannel terdepan di Indonesia menyambut positif kerjasama dengan POLYTRON dalam menghadirkan produk inovasi green technology Motor Listrik Fox-R. Selaku mitra bisnis, Blibli bangga dapat dipercaya dan tumbuh bersama dalam pengembangan lebih jauh ekosistem kendaraan listrik di Indonesia.
Hal ini diperkuat dengan komitmen Blibli sebagai platform penyedia otomotif terdepan yang menjamin kenyamanan dan orisinalitas produk dalam berbelanja online. Sebagai exclusive e-commerce partner peluncuran Motor Listrik Fox-R, Blibli memberikan penawaran spesial ekstra cashback Rp250 ribu dan fasilitas cicilan 0% hingga 24 bulan selama periode 3-20 November 2022 bagi para penggemar otomotif ramah lingkungan. Blibli percaya berkolaborasi dengan partner yang memiliki visi dan misi yang sejalan mampu mendorong penguatan ekosistem ramah lingkungan melalui peran digitalisasi,” papar Lay Ridwan Gautama, Executive Vice President (EVP) of Digital Product and Automotive Category Blibli.
Berdasarkan data dari Kementerian Perhubungan menyatakan bahwa sampai Juli 2022 populasi motor listrik menyentuh 19.698 unit di Indonesia. Blibli sendiri sudah menerapkan green technology dalam operasionalnya, di antaranya adalah penggunaan armada e-bike untuk layanan pengantaran produk segar di Jabodetabek dan forklift berbasis baterai yang beroperasi di seluruh warehouse Blibli. Menghadirkan produk dan layanan terbaik bersama brand partner sejalan dengan strategi bisnis Blibli yaitu Pasti Puas Pasti di Blibli yang berfokus pada menghadirkan produk dengan kualitas terdepan. (Arianto)
Bappenas Bersama GIZ GmbH Gelar Digital Grounds: Towards A Green Digital Economy
Kegiatan ini bertujuan untuk mendukung transformasi digital di Indonesia melalui penguatan aktivitas di antaranya pemanfaatan teknologi digital beserta faktor pendukung (enabler) digital. Transformasi digital juga termasuk Program Prioritas dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024 khususnya Prioritas Nasional 5 "Infrastruktur untuk Mendukung Ekonomi dan Pelayanan Dasar".
"Sebagai mitra global, Indonesia dan Jerman bertekad untuk bekerja sama dalam kemitraan yang saling menguntungkan untuk membangun inisiatif strategis dalam mempercepat transformasi digital yang berkelanjutan, ramah lingkungan, dan pembangunan ekonomi yang tangguh," kata Atiek Fadhilah - Project Manager, Make-IT Indonesia dalam konferensi pers "Digital Grounds: Towards A Green Digital Economy" di Jakarta, Kamis (20/10).
Berfokus pada ekonomi hijau, ujar Atiek, Make-IT bertujuan untuk memberikan dukungan strategis bagi start-up teknologi yang berorientasi sosial dan agenda berkelanjutan, terutama dalam mengatasi tantangan pembangunan di sektor energi bersih, perlindungan lingkungan, pengelolaan sumber daya alam, dan ekonomi sirkular.
Kemudian, Atiek menambahkan, Kami menjangkau khalayak yang lebih luas dan membidik start-up hijau di tingkat daerah dan di luar kota metropolitan. Transformasi digital membawa kemungkinan baru dalam mengembangkan, mempromosikan, dan mengadopsi inovasi teknologi hijau. Penggunaan teknologi digital bersih yang cerdas dapat berfungsi sebagai pendorong utama untuk aksi perlindungan iklim, kelestarian lingkungan, dan mencapai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan PBB (UN SDGs)."
Untuk diketahui, Indeks Ekonomi Hijau/Green Economy Index (GEI) yang diluncurkan pada Agustus 2022, ekonomi hijau dapat meningkatkan perekonomian Indonesia dengan pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) sebesar 6,1-6,5 persen per tahun hingga tahun 2050 dan Pendapatan Nasional Bruto (GNP) yang lebih tinggi sebesar 25- 34 persen pada tahun 2045. Selain itu, ekonomi hijau juga menghasilkan tambahan 1,8 juta tenaga kerja di sektor hijau pada tahun 2030, tersebar di sektor energi, kendaraan elektronik, restorasi lahan, dan pengelolaan limbah.
Sementara itu, Daniel Schroeder Lead Advisor, Digital Transformation Center (DTC) Indonesia mengatakan, DTC merupakan inisiatif hub teknologi global yang mendukung pengembangan ekosistem digital di negara-negara mitra, salah satunya Indonesia. Kegiatan tersebut bertujuan untuk mempersempit kesenjangan digital, mengurangi disparitas, dan memberikan kesempatan yang sama kepada semua kelompok masyarakat untuk mendapatkan manfaat dari prospek digitalisasi.
"Menariknya, UMKM mendominasi struktur ekonomi Indonesia, dan transformasi digital akan memberdayakan UMKM untuk mengembangkan bisnis mereka dan meningkatkan daya saing mereka, yang pada gilirannya, berkontribusi untuk mendorong pertumbuhan ekonomi digital," ucapnya. (Lak/Tha)
Indonesia Berbagi Pengalaman Untuk Bangun Manajemen Pengendalian Karhutla Global
Pemanfaatan Hutan Di Areal 30 Juta Ha Dukung Pencapaian Target Net Sink Folu 2030
Kembali Gandeng Waste4Change, Sociolla Bersama Sukin Konsisten Promosikan Sustainable Lifestyle
WALHI: RKUHP Potensi Mengancam Perlindungan Lingkungan Hidup
Antisipasi Sektor Energi, KLHK Pacu Kontribusi Sektor Kehutanan dalam Pengendalian Perubahan Iklim
Komunitas Sahabat Saung Sukun Gelar Buka Puasa Bersama dan Santunan Anak Yatim Piatu
Momentum Hari Peduli Sampah Nasional, Nestlé Ajak Masyarakat untuk Peduli terhadap Lingkungan
Hentikan Menjadikan Laut sebagai Tempat Sampah! Laut adalah Masa Depan Bangsa Indonesia sebagai Bangsa Maritim
Bulan Menanam Pohon Nasional, Nestlé Indonesia Mengawali Penanaman 10.000 Pohon di Karawang
Peringati Hari Ciliwung 2021, GCB Luncurkan Ekowisata dan Eduwisata di Sungai Ciliwung
Kolaborasi Nestlé Indonesia dan IRRI untuk Kurangi Emisi Karbon Produksi Beras di Indonesia
Cisco Komitmen Capai Net Zero Emisi Gas Rumah Kaca pada Tahun 2040
Terkait hal tersebut, pemerintah menekankan untuk tidak hanya sekedar fokus pada digitalisasi fasilitas atau pun layanan publik. Terlebih lagi, sektor publik dan swasta perlu mengembangkan lingkungan sosial, budaya, dan ekonomi masyarakat sekitar. Targetnya, segala perangkat dan kemudahan yang dimungkinkan oleh teknologi akan menjadi pendukung terciptanya kenyamanan dan peningkatan kualitas hidup masyarakat agar menjadi lebih hijau, berkelanjutan, dan inklusif.
Dalam perjalanan Indonesia menuju SDGs, tentu diperlukan perencanaan dan kerja sama antara pemerintah dan pihak swasta. Untuk itu, pada bulan Oktober, Ikatan Ahli Perencanaan Indonesia (IAP) bersama dengan Cisco, perusahaan yang telah berpartisipasi aktif dalam menyediakan solusi teknologi berkelanjutan, menghadirkan sesi diskusi untuk membahas peran swasta dalam memperbarui model bisnis guna mendukung dan mencapai target SDGs.
Staf Ahli Menteri PPN Bidang Sosial dan Penanggulangan Kemiskinan, dan Kepala Sekretariat Nasional SDG, Dr. Vivi Yulaswati, MSc menyatakan, “Ada 17 goal, 169 target, dan berdasarkan edisi terakhir ada 289 indikator, yang harapannya jadi petunjuk untuk mencapai target-target SDGs. Sementara capaian SDGs selama ini, sekitar 70% sudah on track, namun masih ada 30% belum tercapai atau membutuhkan perhatian khusus, karena sebagiannya masih stagnan atau mengalami perburukan.”
Ia menjelaskan bahwa SDGs akan memberikan landasan kokoh menuju Indonesia maju, dengan mimpi bahwa pada tahun 2045 negara dapat keluar dari middle income trap. “Paska pandemi, dibutuhkan pertumbuhan PDB tahunan 6% untuk membawa Indonesia menjadi negara maju dan terlepas dari middle income trap. Tanpa transformasi ekonomi, pendapatan per kapita Indonesia akan ‘disalip’ oleh Filipina pada tahun 2037 dan oleh Vietnam pada tahun 2043,” kata Dr. Vivi di Jakarta. Jum'at (22/10)
Selain SDGs, kata Dr. Vivi, dalam pembangunan nasional terdapat juga kajian lingkungan hidup yang menjadi backbone untuk mendorong pertumbuhan ekonomi lebih hijau, salah satunya melalui pembangunan rendah karbon. Aksi nyata ini disebut sebagai ekonomi sirkular.
Dengan implementasi ekonomi sirkular pada lima sektor prioritas seperti makanan dan minuman, perdagangan grosir dan eceran, tekstil, peralatan elektronik, dan konstruksi, estimasi dampak yang dihasilkan pada tahun 2030 adalah sebagai berikut:
Meningkatnya PDB sebesar Rp593-638 triliun
Terciptanya 4,4 juta lapangan kerja (neto), 75% diantaranya berpotensi untuk perempuan
Meningkatnya tabungan rumah tangga sebesar 9%
Mengurangi timbulan limbah sektoral sebesar 18-52% dibandingkan skenario BaU
Berkurangnya emisi CO2e sebesar 126 juta ton dibandingkan skenario BaU
Berkurangnya penggunaan air sebesar 6,3 miliar m3, dibandingkan skenario BaU
Perusahaan dapat berkontribusi untuk pencapaian SDGs dengan cara berinvestasi pada masyarakat, memasukkan kelompok marginal dalam rantai nilai, membayar harga yang adil dan penerapan standar-standar kepada supplier, memahami dampak bisnis terhadap lingkungan, penghematan energi, serta menerapkan procurement berkelanjutan.
Faktanya, 4 dari 10 perusahaan (40%) dalam kelompok 250 perusahaan terbesar global telah mengadopsi prinsip-prinsip Sustainable Business, seperti dicatat dalam laporan tahunannya. Perhatian terbesar pada isu-isu perubahan iklim, konsumsi yang bertanggung jawab, pekerjaan layak, kesetaraan gender, dan pertumbuhan ekonomi.
Pada kesempatan yang sama, SVP Asia Pacific Energy, Sustainability & Industrial Frost & Sullivan, Ravi Krishnaswamy mengatakan “Data dari UN mengenai status SDGs menunjukkan bahwa wilayah Asia Tenggara sudah menunjukkan kemajuan yang signifikan di beberapa goal SDGs.” Meski begitu, masih ada beberapa kekhawatiran terutama dalam hal kemiskinan akibat pandemi COVID-19. Banyak kegiatan perekonomian tidak bisa berjalan seperti biasa sehingga pendapatan mereka tertekan, bahkan sebagian lainnya kehilangan mata pencaharian. Masih ada jutaan masyarakat juga yang belum terhubung secara digital, sehingga pemerintah perlu melakukan berbagai cara untuk memperkuat infrastruktur, konektivitas yang menghubungkan antara pusat ekonomi dan wilayah penunjang.
Menanggapi hal tersebut, VP Internet of Things Telkomsel, Alfian Manullang memaparkan komitmen perusahaan dalam mendukung transformasi digital di Tanah Air. Ia menjelaskan bahwa pemerintah dan perusahaan telah melakukan berbagai inisiasi mengenai infrastruktur, yakni dengan menggelar program Merah Putih yang bertujuan untuk memberikan akses jaringan di seluruh wilayah terdepan, tertinggal, dan terluar (3T) dan program Universal Service Obligation (USO) dengan target menjangkau lebih dari 11.000 desa tanpa akses internet.
Ia menambahkan bahwa dalam membangun infrastruktur di wilayah tersebut, perusahaan menggunakan teknologi berkelanjutan, seperti solar cell (bertenaga matahari), energi hydropower (tenaga air), dan fuel cell (alat konversi elektrokimia yang menghasilkan listrik dengan gas buang berupa uap air/zero emission). Selain itu, perusahaan juga fokus untuk menghadirkan teknologi 5G, dimana otomatisasi dan robotisasi yang dapat dihadirkan teknologi tersebut akan berperan dalam mengatasi pandemi yang melanda saat ini.
Sementara itu, Country Managing Director, PT. Cisco Systems Indonesia, Marina Kacaribu juga turut menjelaskan komitmen Cisco sebagai perusahaan penyedia teknologi dan solusi digital bagi organisasi publik maupun swasta agar dapat memiliki connected secured automated business yang berkelanjutan seraya mendukung agenda digitalisasi nasional yang dicanangkan pemerintah Indonesia. “Tentunya, kami memiliki tanggung jawab yang besar, ada dua hal yang sangat relevan untuk Cisco, yakni percepatan transformasi digital dan keberlanjutan (sustainability).”
Ada empat hal utama bagaimana Cisco menerapkan keberlanjutan dari sisi produk, operasi, dan supply chain sejak 2008 dalam rangka mencapai net zero dari sisi emisi gas rumah kaca (GRK). Pertama, dari sisi produk, Cisco terus berinovasi untuk meningkatkan efisiensi energi produknya melalui desain produk yang inovatif. Cisco mengintegrasikan best-of-breed ASIC (Application-specific Integrated Circuit) terbaik dalam desain produk-produknya guna mencapai penggunaan energi, ruang dan performa yang teroptimal di kelasnya.
Selain itu, dari sisi operasi, Cisco terus melakukan percepatan penggunaan energi-energi terbarukan di mana saat ini 83% pemakaian listrik untuk operasional Cisco di seluruh dunia dihasilkan dari energi baru dan terbarukan, bahkan di Amerika Serikat 100% fasilitas Cisco ditenagai energi terbarukan. Perusahaan pun mendukung penyesuaian cara bekerja yang paling inklusif. Karyawan diberikan fleksibilitas untuk datang ke kantor ataupun bekerja dari mana saja, secara taktis hal tersebut mengurangi carbon footprint.
Cisco juga memberikan solusi-solusi digital inovatif dan handal untuk semua industri mulai dari perbankan, telekomunikasi, industrial, energi, utilitas, manufaktur, logistik, transportasi, UMKM dan layanan publik, yang dapat membantu organisasi meningkatkan keberlanjutan usaha, sosial dan lingkungannya. Cisco bertujuan memberdayakan masa depan yang inklusif untuk semua melalui prinsip keberlanjutan dan ekonomi sirkular.
Aktivitas ekonomi Indonesia masih menyisakan pekerjaan rumah terutama dalam mewujudkan transformasi digital dan green economy, termasuk di dalamnya ekonomi sirkular. Untuk itu, kolaborasi antar pemangku kepentingan untuk mengintegrasikan SDGs dengan sektor industri perusahaan perlu terus didorong. (Tha/Lak)
DIIGC 2021: Transisi Energi Bukan Solusi Bahkan Harus Dilakukan
Nestlé Dukung Transisi ke Sistem Pangan Regeneratif
Pengumuman ini dilakukan menjelang UN Food Systems Summit di New York, sebagai bagian dari kontribusi Nestlé untuk membantu pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) pada 2030. Hal Ini juga merupakan tanggapan terhadap laporan terbaru United Nations’ Intergovernmental Panel on Climate Change, yang melaporkan semakin memburuknya krisis iklim.
“Kami mengerti bahwa pertanian regeneratif memainkan peran penting dalam meningkatkan kesehatan tanah, memulihkan siklus air dan meningkatkan keanekaragaman hayati untuk jangka panjang,” kata Paul Bulcke, Chairman Nestlé. “Hasil-hasil ini membentuk fondasi produksi pangan berkelanjutan, dan yang terpenting, juga berkontribusi untuk mencapai target ambisius iklim kami.”
Nestlé adalah penandatangan komitmen 'UN Business Ambition for 1.5°C’ dan merupakan salah satu perusahaan pertama yang menyampaikan rencana iklimnya yang terperinci dan terikat waktu pada Desember 2020. Perusahaan sedang melakukan upaya-upaya untuk mengurangi separuh emisinya pada 2030 dan mencapai net-zero emisi karbon pada 2050.
“Melalui kemitraan jangka panjang kami dengan komunitas petani di seluruh dunia, kami ingin meningkatkan dukungan kami untuk praktik- praktik pertanian yang baik bagi lingkungan dan baik bagi manusia,” kata Mark Schneider, CEO Nestlé. Kamis (16/09)
“Dalam semangat melakukan transisi yang adil, sangat penting bagi kami untuk mendukung para petani di seluruh dunia yang mengambil berbagai risiko dan biaya terkait dengan gerakan menuju pertanian regeneratif.”
Nestlé menginvestasikan CHF 1,2 miliar selama lima tahun ke depan untuk mendukung pertanian regeneratif di seluruh rantai pasok perusahaan, menggunakan upaya utama untuk membantu petani mengadopsi praktik regeneratif, seperti penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi pertanian mutakhir dan bantuan untuk proyek percontohan untuk menguji dan mempelajari cara terbaik memajukan pertanian regenerative.
Hari ini, Nestlé menyampaikan praktik-praktik pertanian regeneratif terpenting yang perusahaan ingin promosikan. Di antaranya, peningkatan keanekaragaman hayati, konservasi tanah, regenerasi siklus air dan integrasi ternak. Sektor pertanian menyumbang hampir dua pertiga dari total emisi gas rumah kaca Nestlé, dengan susu dan peternakan menyumbang sekitar setengahnya.
Di peternakan sapi perah misalnya, Nestlé sedang melakukan penilaian sains dan teknologi mutakhir untuk mengurangi emisi pada tingkat peternakan. Perusahaan akan mulai bekerja dengan 30 peternakan sapi perah referensi di 12 negara untuk menguji praktik-praktik pertanian yang berskala, ramah iklim, dan regeneratif yang membantu mencapai emisi net-zero gas rumah kaca. Nestlé juga bekerja sama dengan para petani untuk memilih dan membudidayakan varietas kacang-kacangan yang bergizi dan lezat untuk digunakan sebagai alternatif susu. Informasi lebih lanjut tentang pendekatan Nestlé tersedia secara daring di sini.
Di Indonesia, tim AgriService Nestlé memanfaatkan pengetahuan lokal untuk mengembangkan dua model tumpang sari kopi yang memperkuat penghidupan petani kecil dan meningkatkan kualitas bentang alam kebun kopi di Sumatera. Untuk lima tahun ke depan, Tim AgriService mempromosikan tumpang sari kopi sebagai model praktik pertanian regeneratif untuk mencapai target Net Zero Nestlé.
Mendukung komunitas pertanian melalui pendapatan memadai yang baru dan program kaum muda
Pertanian regeneratif berkontribusi pada sistem pangan regeneratif, yang harus adil dan transparan bagi semua peserta. Nestlé berkomitmen untuk mendukung peningkatan dan diversifikasi pendapatan petani melalui program keberlanjutannya. Lebih jauh, Nestlé akan menerapkan program pendapatan memadai yang baru bagi petani di rantai nilainya untuk membuat pertanian lebih menarik. Akhir tahun ini, Nestlé akan mengumumkan rencana khusus untuk rantai pasok kopi dan kakaonya.
Untuk mendukung kaum muda yang bersemangat bertani, Nestlé meluncurkan platform pelatihan baru pada bulan November untuk menarik dan melatih generasi petani berikutnya. Pelatihan tersebut akan berfokus pada praktik-praktik pertanian regeneratif dan meningkatkan ketahanan pertanian terhadap perubahan iklim bagi lebih dari 40.000 petani yang berpartisipasi dalam salah satu program agripreneurship kami.
Upaya regenerasi Nestlé diluncurkan di bawah payung “Generation Regeneration” yang berfokus pada para petani, kaum muda, konsumen, dan para karyawannya sendiri. (Arianto)