Satu - Satunya Tampil Beda, Koran Politik Paling Berani Mengkritik Terpanas dan Perang Terhadap Koruptor, Narkoba, Teroris Musuh Rakyat ~~~~~>>>>> Kami Menerima Artikel, Opini, Berita Kegiatan, Iklan Pariwara dapat mengirimkannya melalui email dutanusantaramerdeka@yahoo.co.id
Tampilkan postingan dengan label Universitas. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Universitas. Tampilkan semua postingan

BEM PTM Zona III Serukan Masyarakat Jaga Kerukunan dan Persatuan Bangsa


Duta Nusantara Merdeka | Jakarta 
Ketua Umum Pengurus Besar (PB) Persatuan Boling Indonesia (PBI), Agus Muhammad Bahron menyambangi Komite Oliampiade Indonesia (KOI) di Tanah Abang, Jakarta Pusat, Kamis (07/03/2024).

Saat kunjungan tersebut Agus mendapatkan sambutan hangat Ketua KOI, Raja Sapta Oktohari.

Dalam kunjungan tersebut, Agus mengatakan, pihaknya akan langsung bergerak cepat untuk menuntaskan pekerjaan yang belum terselesaikan.

“Kami langsung geber (kerja), jadi kami mengunjungi Menteri Olahraga 2 hari yang lalu dan kami dapat petunjuk banyak dari beliau. Hari ini kami telah melakukan kunjungan ke Ketua KOI,” kata Baron sapaan akrabnya LBY, Ketua Umum yang terpilih melalui Munas PBI pada 27 Januari 2024 lalu.

Setelah mendapatkan arahan dari Menteri Olahraga dan KOI, Baron akan mengembangkan olaraga boling dengan maksimal agar dapat mengembalikan popularitas olaraga boling di Indonesia.

“Kami banyak diberikan penjelasan tentang KOI itu sendiri dan beliau berharap boling nantinya bisa lebih giat lagi dan memperbaiki atlet-atlet untuk bertanding di multi event internasional,” jelasnya.

Lebih lanjut, Baron pun sangat berharap untuk bisa lebih aktif dalam menjalin hubungan kerja sama dengan berbagai pihak dan melahirkan atlet di taraf internasional.

Selain itu, Baron juga akan berjuang untuk kembali membuka Boling Center di berbagai daerah melalui kerja sama bersama pengusaha yang ada di Tanah Air.

“Karena memang dulunya Boling Center ini banyak di Mall Indonesia, tapi sekarang ini banyak berkurang, ini tantangan buat kami karena disitu atlet kita akan bisa berkembang dan kita merekrut dari situ,” ujarnya.

Bahkan tanpa adanya boling center, dia menambahkan, atlet tidak memiliki fasilitas untuk berlatih meningkatkan keahliannya. 

“Tanpa boling center kita kurang latihan dan tidak dapat prestasi yang kita harapkan. Itu arahan dari Ketua KOI,” katanya.

Kendati demikian, Ketua KOI Raja Sapta Oktohari mengatakan, boling bukanlah olahraga yang mudah dan memiliki banyak tantangan.

“Kira-kira tantangan pertama tempat, olahraga ini kan olahraga komersil dan komunitas tapi untuk profesionalnya seperti di Sea games juga cukup sulit. Kedua pelatih, ketiga wasit, keempat event, kelima venue, keenam organisasi,” kata Raja Sapta Oktohari kepada awak media di Jakarta.

Menurut Raja, saat ini banyak orang terbalik dalam mengurusi bidang olahraga. Pasalnya, terlalu sibuk mengurus organisasi dan mulai melupakan aspek lainnya.

“Untuk organisasi sendiri kalau internal saya pikir semua sudah khatam semua, cuman kadang-kadang kita terlalu sibuk sama urusan internal. Masalah dari semua cabang olahraga,” jelasnya.

Dalam dunia boling, kejuaraan tertinggi adalah Piala Dunia Bowling QubicaAMF yang diikuti oleh sejumlah negara yang pertama kali digelar sejak 1965.

Namun Raja pun berpesan kepada PBI untuk turut aktif dalam ajang boling internasional agar dapat mengembangkan sumber daya manusia (SDM).

“Kita ini sekarang dalam olahraga khususnya multi event itu harus menjadi etalase. Jadi etalase keberhasilan kita membangun SDM, ini lagi kita dorong melalui rapat anggota tahunan (KOI) supaya kita punya nasional pride,” ujarnya.

Editor: Arianto


Share:

Kuliah Umum Awali Kerjasama Universitas Kuningan dan PERATIN


Duta Nusantara Merdeka | Kuningan 
Kuliah umum dengan tema “Perkembangan Hukum Teknologi Informasi Peluang dan Tantangan” bagi puluhan mahasiswa Fakultas Hukum (FH) Universitas Kuningan (Uniku) mengawali penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) antara Uniku dan Perkumpulan Advokat Teknologi Informasi Indonesia (PERATIN) di Gedung Student Center (SC) Iman Hidayat Kampus I Uniku, Kuningan, Jawa Barat, Selasa (27/02/2024).

Atas persetujuan Rektor Uniku Dr. H. Dikdik Harjadi, M.Si., Wakil Rektor IV, Dr. Haris Budiman, S.H., M.H. mewakili Uniku dan Kamilov Sagala, S.H., M.H. selaku Ketua Umum mewakili PERATIN menandatangani MoU yang didampingi Ketua Dewan Pengawas PERATIN Jemy Tommy, S.H., S.E., M.M., Ph.D.

Selanjutnya, Dr. Suwari Akhmaddhian, M.H., dan Dikha Anugrah, M.H., dengan Kamilov Sagala, M.H bersama-sama menandatangani MoA (Memorandum of Agreement) serta IA (Implementation Arraengement).

“Tentu kita sangat berharap teman-teman semua bisa memanfaatkan peluang ini dengan baik,” ujar Dekan FH Uniku Dr. Suwari Akhmaddhian, M.H. dalam mengawali sambutannya.

Suwari menjelaskan, kedepan nanti akan ada kegiatan Pendidikan Khusus Profesi Advokat (PKPA) khususnya untuk alumni dan semester 8.

“Alhamdulilah saya sangat bersyukur kepada PERATIN yang berbagi ilmunya kepada pihak kami, sehingga (mahasiswa) kami diberikan kesempatan untuk belajar tentang bagaimana melakukan advokasi,” ujar Suwari mengapresiasi Kuliah Umum dari Ketum PERATIN kepada mahasiswa FH Uniku.

Sementara itu, Wakil Rektor IV, Dr. Haris Budiman, M.H., dalam sambutannya, mengatakan salah satu indikator kinerja utama Perguruan Tinggi yang dicanangkan oleh kementerian adalah menghadirkan praktisi ke kampus dan program studi melakukan kerjasama dengan pihak terkait.

“Jadi dari ke 8 indikator ini, 2 indikator pada hari ini sudah dilakukan oleh Fakultas Hukum, menghadirkan praktisi dan melakukan kerjasama. Tentu saja ini adalah prestasi yang luar biasa,” ujarnya.

Mewakili pimpinan Universitas Kuningan, Ia menyampaikan apresiasi dan penghargaan atas kerjasama yang dilakukan antar PERATIN dan Uniku, sekaligus kepada Kamilov selaku narasumber Kuliah Umum yang berkaitan dengan masalah perkembangan teknologi dan informasi di dunia pendidikan.

“Saya berpesan kepada teman-teman (mahasiswa) untuk bisa mendengarkan, memaknai apa yang disampaikan. Sehingga kita punya gambaran bagaimana sebenarnya perkembangan teknologi dan informasi dengan dunia kita dan dunia hukum,” harapnya. 

Pada kesempatan terpisah, Sekjen PERATIN Ir. Soegiharto Santoso, SH mengapresiasi penandatangan MoU, MoA, dan IA antara Uniku dengan PERATIN. “Saya senang dan mengapresiasi kegiatan tersebut, karena kerjasama dengan kampus merupakan salah satu hal penting bagi PERATIN. Salah satu tujuan PERATIN adalah memberi kontribusi dalam mencetak advokat-advokat IT yang profesional untuk menuju Indonesia yang berdaulat secara digital,” tutur Hoky sapaan akrabnya yang juga menjabat sebagai Ketum DPP APTIKNAS dan Ketum DPP APKOMINDO, di Jakarta, Rabu (28/2/2024). (Arianto)


Share:

UMJ Kritik Presiden Jokowi Terkait Krisis Etika Hukum dan Defisit Demokrasi


Duta Nusantara Merdeka | Jakarta 
Civitas Academica Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ) mengeluarkan pernyataan sikap terkait kondisi politik di Indonesia yang dinilai mengalami krisis etika hukum, defisit demokrasi substansial, dan darurat kenegarawanan. Pernyataan sikap ini disampaikan oleh Guru Besar UMJ, Ibnu Sina Chandranegara, di Plaza Fisip UMJ, Cirendeu, Tangerang Selatan, Senin (5/2).

Ibnu mengatakan, sebagai cendekiawan, ia dan civitas akademika UMJ tidak bisa tinggal diam melihat perkembangan kebangsaan terkini yang mengkhawatirkan. Ia menilai, pemilu yang seharusnya menjadi sarana demokrasi untuk mencapai harapan setiap warga negara yang berdaulat, kini justru diperlihatkan praktik-praktik ketidaknetralan, keberpihakan, dan manipulatif.

"Pemimpin negara yang seharusnya menjadi suri tauladan bagi warga negara justru tidak mampu menjadi contoh. Bahkan, sikap yang tidak netral dilakukan berbagai pembenaran. Kami menilai, hal yang demikian itu akan mendegradasi pemilu sebagai sarana daulat rakyat menjadi sarana pembuat pilu," ujarnya.

Ia juga menyoroti adanya indikasi penyalahgunaan kuasa, sumber daya, dan pengaruh oleh pejabat negara, aparatur sipil negara, aparatur penegak hukum, dan aparatur militer negara. Ia menuntut agar semua pihak dibebaskan dari segala paksaan dan tidak memaksakan kehendaknya untuk mencederai prinsip netralitas.

"Kondisi ini mengguncang batin dan nurani kami sebagai cendekiawan, tidak boleh hanya diam di atas menara gading saja, yang justru berakibat kebenaran menjadi dominasi kekuasaan semata sehingga kehilangan kewarasan akal sehat dan logika berpikir dalam bernegara," lanjutnya.

Berikut adalah maklumat akademika UMJ "Menggugat" yang berisi lima poin tuntutan dan seruan:

1. Menuntut Presiden untuk tetap menjunjung tinggi nilai-nilai moral dan etika demokrasi dan yang menaati asas-asas umum penyelenggaraan negara dan bebas dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme serta perbuatan tercela lainnya.

2. Menuntut segala pejabat negara, aparatur sipil negara, aparatur penegak hukum (Polri, dan Kejaksaan), dan aparatur militer negara (TNI) untuk dibebaskan dari segala paksaan dan tidak memaksakan penyalahgunaan kuasa, sumber daya, dan pengaruh yang ada padanya untuk mencederai prinsip netralitas.

3. Menuntut kepada penyelenggara pemilu (KPU, Bawaslu, dan DKPP) dan Peserta Pemilu khususnya Partai Politik untuk melindungi hak pilih setiap warga negara dari berbagai tekanan yang mencederai prinsip dasar demokrasi.

4. Menyerukan Warga Muhammadiyah dan masyarakat untuk turut serta melakukan pengawasan penyelenggaraan pemilu tahun 2024.

5. Menyerukan seluruh civitas akademika di seluruh Indonesia untuk mampu saling mempromosikan nilai-nilai persatuan yang damai dalam menyampaikan pendapat dan berekspresi.

Reporter: Lakalim Adalin
Editor: Arianto




Share:

Isnan Hari Mardika: Pernyataan Sikap IDM-PTM Terkait Pemilu 2024


Duta Nusantara Merdeka | Jakarta 
Dalam menyikapi persiapan Pemilu 2024, Isnan Hari Mardika, Ketua Ikatan Dosen Muda Perguruan Tinggi Muhammadiyah (IDM-PTM), menegaskan prinsip-prinsip penting yang perlu dipegang teguh oleh perguruan tinggi dan kaum cendekia. Mardika menyoroti:

1. Pluralitas Pikiran di Universitas: Menekankan bahwa universitas adalah tempat tumbuhnya pemikiran plural dan tidak dapat diseragamkan. Menolak ide bahwa sikap tertentu mewakili seluruh institusi.

2. Kehati-hatian Kaum Cendekia dalam Respons Publik: Menyatakan bahwa dalam merespon isu publik, kaum cendekia harus berhati-hati agar tidak menjadi alat politik yang merugikan peran intelektualitas.

3. Peringatan terhadap Mobilisasi Politik Kaum Cendekia: Menyoroti risiko salah tafsir terkait mobilisasi kaum cendekia yang dapat dianggap sebagai upaya pemihakan atau delegitimasi politik.

4. Pemihakan Intelektual pada Nilai dan Prinsip: Menekankan bahwa pemihakan intelektual harus didasarkan pada nilai dan prinsip, bukan pada kelompok atau calon tertentu.

5. Tidak Terlibat dalam Politik Rendahan: Mendorong perguruan tinggi dan kaum cendekia untuk tidak terlibat dalam politik rendahan dan berfokus pada aspirasi publik.

6. Menyesuaikan Suara dengan Aspirasi Publik: Menyarankan agar suara perguruan tinggi dan kaum cendekia sejalan dengan aspirasi masyarakat.

7. Menghindari Politik Sentimen dan Narasi Ketakutan: Mengajak perguruan tinggi untuk mendorong politik yang berkemajuan dan meninggalkan modus politik yang memanfaatkan sentimen dan narasi ketakutan.

8. Fokus pada Edukasi Publik: Menyatakan bahwa perguruan tinggi harus fokus pada penyuluhan dan edukasi publik untuk memilih secara demokratis dan berintegritas.

9. Menahan Diri dari Narasi Ketakutan dan Demonisasi Politik: Mengingatkan agar tidak menyebarkan narasi ketakutan, tuduhan kecurangan pemilu, dan demonisasi politik yang dapat memanasan suhu politik.

Pemilu adalah ajang kontestasi putra-putri terbaik bangsa untuk melanjutkan estafet kepemimpinan. Diantara jutaan anggota timses di masing-masing kubu, adanya oknum nakal adalah niscaya. "Kawal dan awasi prosesnya, laporkan kecurangannya, sanksi oknumnya, tindak secara proporsional sesuai ketentuan yang berlaku. Tak perlu secara berlebihan melabeli kubu tertentu curang," pungkasnya.

Reporter: Lakalim Adalin
Editor: Arianto 

.
Share:

Pengurus Pusat MAHUPIKI Periode 2023-2028 Resmi Dilantik


Duta Nusantara Merdeka | Jakarta 
Struktur kepengurusan pusat organisasi Masyarakat Hukum Pidana dan Kriminologi Indonesia (MAHUPIKI) yang baru untuk periode 2023-2028 resmi dilantik hari ini, Kamis (14/12/23).

Proses pelantikan pengurus baru MAHUPIKI ini berlangsung di ruang Auditorium Gedung M Universitas Tarumanegara, Jl. S Parman No 1 Jakarta Barat.

Sederet figur kenamaan nasional di bidang hukum pidana dan kriminolog terpampang dalam susunan kepengurusan MAHUPIKI untuk lima tahun akan datang.

Dalam sambutannya, Ketua Umum MAHUPIKI, Assoc. Professor Dr. Firman Wijaya menyampaikan bahwa jajaran kepengurusan yang baru saja dilantik adalah orang-orang yang berkompeten khususnya di bidang hukum.

"Tentu orang-orang yang dipercayakan mengisi posisi di struktural ini adalah orang-orang pilihan yang diseleksi berdasarkan kemampuan dan kapasitas masing-masing," kata Firman saat memberikan sambutan.

Ia menyinggung praktik perilaku politik para elite yang cenderung mengarah pada praktik kleptokrasi dan menjalankan budaya birokrasi.

Lebih rinci, Firman menerangkan bahwa praktik kleptokrasi adalah praktik memperkaya diri oleh kelompok tertentu atau diri sendiri. Ciri pemerintahan ini umumnya tidak jauh dari praktik-praktik korupsi dan kriminalisasi. 

"Ia umumnya merujuk pada budaya cari untung dengan praktik yang tidak wajar," ujar Firman.

Selanjutnya, kata dia, persoalan keteladanan dan kejujuran juga nyatanya mendemoralisasi birokrasi saat ini. 

"Kasus penyimpangan prilaku birokrasi yang tidak amanah dan jujur seolah menjadi penanda kleptokrasi sesungguhnya," kata dia.

Fiirman berharap, dengan kepengurusan baru ini, organisasi mampu menjalankan segala tugas dan fungsinya dengan baik demi memberikan manfaat seluas-luasnya bagi masyarakat Indonesia.

"Harapan besar kita, semoga dengan hadirnya pengurus baru ini mampu memberi kontribusi lebih besar untuk bangsa ini ke depan," ujarnya.

Adapun banyak pihak menaruh harapan besar kepada organisasi ini utamanya di bawah kepemimpinan Firman Wijaya untuk lebih mewarnai dunia peradilan dalam memberikan rasa keadilan kepada masyarakat.

Untuk itu, harapan besar MAHUPIKI dapat menempatkan kapasitasnya dalam memastikan keberlangsungan penegakan hukum itu sendiri dan tentunya dapat berfungsi sebagai mitra yang sangat strategis.

Sebelumnya, Firman Wijaya kini resmi menahkodai organisasi tersebut pasca Musyawarah Nasional MAHUPIKI ke-6 di Bali pada 20-23 Juni 2023. 

Selain menggelar acara pelantikan, kegiatan juga dirangkaikan dengan acara Seminar Nasional dengan mengagendakan Menteri Hukum dan HAM Yasonna Laoly sebagai pembicara kunci.

Editor: Arianto 


Share:

Natsir SEVIMA: SEO Jadi Skill Abad-21, Ini Tiga Tips Mahir SEO


Duta Nusantara Merdeka | Malang 
Dunia menghadapi disrupsi yang memunculkan berbagai teknologi baru. Jika ingin bersaing dan memperoleh pekerjaan, generasi muda tak boleh hanya mengandalkan kemampuan teknis dan menghafal seperti di masa lalu. Tapi juga harus melek teknologi dan menguasai kompetensi (skill) abad ke-21.

Salah satu kompetensi abad ke-21 yang paling penting, menurut Natsir Arie selaku Digital Strategist SEVIMA, adalah penguasaan Search Engine Optimization (SEO). SEO merupakan konsep dan cara menulis yang bisa memudahkan mesin pencari untuk menemukan tulisan dan menempatkannya di halaman pertama. Hal ini dikarenakan banyak industri dan pekerjaan yang mensyaratkan mahasiswa untuk mampu menguasai SEO.

"SEO diperlukan semua bidang. Rumah sakit sekarang punya Website berisi konten kesehatan, dan itu memerlukan SEO. Kampus juga kini sudah harus memanfaatkan SEO di Websitenya untuk mengenalkan diri, meningkatkan kredibilitas, dan menjaring mahasiswa baru," ungkap Natsir di hadapan ratusan Pimpinan & Civitas Akademika Universitas Muhammadiyah Malang, Kamis (12/10).

Lalu bagaimana kiat bagi mahasiswa dan kampus untuk mulai belajar dan memanfaatkan SEO? Natsir Arie membagikan pengalamannya belasan tahun mengelola berbagai kanal Website dan Media Sosial SEVIMA hingga sempat menduduki peringkat #967 se-Indonesia versi Alexa, dengan 4,98 juta unique visitor per tahunnya, dalam tiga tips jitu. Berikut tipsnya:

*1. Dukungan dari Manajemen atau Pimpinan Kampus*

Pentingnya dukungan dari manajemen atau pimpinan perguruan tinggi tidak boleh diabaikan. Mengingat SEO adalah strategi yang perlu dilakukan dalam jangka waktu yang panjang dan konsisten.

Selain itu, mempelajari SEO sebagai hal baru juga membutuhkan waktu dan tenaga yang tidak sedikit. Sehingga dengan dukungan manajemen, akan tercipta kondisi kerja dan perkuliahan yang kondusif, dan menambah semangat paratim pembuat konten atau tim pemasaran.

"Yang perlu diingat SEO merupakan strategi yang dijalankan untuk mencapai goal dalam jangka waktu yang panjang dan konsisten, journey belajarnya juga panjang, berbasis eksperimen, trial and error, dan algoritma (rumus pemeringkatan di mesin pencari) yang terus berubah," ucap Natsir.

*2. Terus Memahami Target Audiens & Beradaptasi*

Pemahaman yang baik tentang siapa target audiens atau pasar yang disasar sangat penting. Sehingga kampus dan mahasiswa harus terus belajar dan memahami kondisi pasar.

Proses pembelajaran juga perlu dilakukan secara berkelanjutan, karena apa yang sedang tren saat ini belum tentu menjadi tren di bulan ataupun tahun depan. Dengan pemahaman yang baik, tim pemasaran dapat membuat konten yang lebih relevan dan menarik.

"Jadi ketika mengimplementasikan strategi, Teknik SEO yang baik membuat konten yang lebih bersahabat untuk orang tua maupun calon mahasiswa," ujarnya.

*3. Konsisten Meningkatkan Kualitas dan Kuantitas Konten*

Salah satu faktor yang dinilai oleh mesin pencari (search engine) dalam menilai sebuah website adalah kualitas dan kuantitas kontennya. Oleh karena itu, penting untuk secara konsisten meningkatkan konten yang ada. Ini termasuk memberikan informasi yang relevan, mengupdate konten secara berkala, dan menyediakan konten yang bermanfaat bagi calon mahasiswa.

"Dengan menerapkan strategi SEO yang baik dan mengikuti tips di atas, website dan media sosial perguruan tinggi misalnya dapat meningkatkan visibilitas dan daya tarik mereka di mata calon mahasiswa. Ini dapat membantu meningkatkan partisipasi mahasiswa baru dan meraih kesuksesan dalam dunia pendidikan tinggi. Mahasiswa juga dapat mengaplikasikan skill ini untuk berbagai kebutuhan pekerjaannya di masa yang akan datang," pungkas Natsir.


Share:

Pidato Dies Natalis Ke-60 IPB, Presiden: Manfaatkan Tantangan Krisis Global Sebagai Peluang


Duta Nusantara Merdeka | Surabaya 
Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengajak seluruh pihak untuk tidak merasa khawatir atau takut menghadapi berbagai tantangan global yang tengah dihadapi dunia saat ini. Dalam pidatonya saat Sidang Terbuka Dies Natalis ke-60 Institut Pertanian Bogor (IPB) pada Jumat, 15 September 2023, Presiden Jokowi menggarisbawahi bahwa Indonesia harus mampu mengubah tantangan-tantangan tersebut menjadi peluang melalui inovasi-inovasi besar.

Tantangan yang dihadapi dunia saat ini mencakup krisis energi, pangan, dan ekonomi, disrupsi teknologi, serta tantangan geopolitik yang kompleks. Presiden Jokowi menyebut bahwa daripada melihat tantangan-tantangan ini sebagai beban, Indonesia harus mampu menjadikannya sebagai peluang untuk memajukan diri.

"Dengan tantangan-tantangan yang ada tadi, kita perlu inovasi besar-besaran yang bisa menjadi terobosan, yang bisa menjadi langkah besar kita ke depan itu seperti apa untuk menjadikan permasalahan pangan dunia sebagai peluang Indonesia untuk menjadi lumbung pangan," ujar Presiden Jokowi. 

Presiden juga menggarisbawahi pentingnya inovasi dalam mengatasi masalah pangan, terutama mengingat krisis pangan global yang disebabkan oleh peningkatan populasi, perubahan iklim, serta situasi geopolitik di Ukraina-Rusia.

"Ini semua kenyataan yang harus kita hadapi, harus kita sadari, kita terima, dan yang paling penting kemudian kita antisipasi, apa yang harus kita kerjakan. Nah, ini tugasnya IPB," kata Presiden Jokowi, yang berharap IPB akan memberikan kontribusi besar dalam inovasi bidang pangan.

Lebih lanjut, Presiden Jokowi mendukung konsep agromaritim yang inklusif dan berkelanjutan (sustainable and inclusive agromaritime) yang dikembangkan oleh IPB University. Menurutnya, konsep ini dapat menjadi bagian penting dalam inovasi ekosistem pangan Indonesia.

Namun, Presiden Jokowi juga menekankan bahwa penanganan tantangan ini tidak bisa dilakukan hanya melalui satu disiplin ilmu. Diperlukan pendekatan multidisiplin, bahkan transdisiplin, yang melibatkan berbagai bidang ilmu seperti manajemen, teknologi, kecerdasan buatan (AI), big data, robotik, dan lainnya.

Presiden juga mendorong agar semua pihak tidak takut terhadap teknologi, termasuk kecerdasan buatan (AI). Menurutnya, teknologi ini adalah bagian dari perkembangan global yang harus dihadapi dengan bijak.

Di akhir pidatonya, Presiden Jokowi berharap IPB dapat berperan sebagai tempat untuk menghasilkan sumber daya manusia unggul yang memiliki karakter baik dan cinta tanah air. Ia yakin bahwa IPB mampu memainkan peran penting dalam mencetak generasi muda yang kompeten dan berakhlak baik.

Presiden Jokowi menyimpulkan pidatonya dengan harapan bahwa IPB dapat menjadi lembaga yang melahirkan individu-individu unggul yang juga selalu siap membantu sesama dan memiliki optimisme tinggi terhadap masa depan Indonesia.

Reporter: Lakalim Adalin
Editor: Arianto



Share:

Keterbukaan Informasi dan Tanggung Jawab dalam Jurnalisme Modern


Duta Nusantara Merdeka | Jakarta 
Dalam era yang dipenuhi dengan akses informasi yang melimpah, peran jurnalisme menjadi semakin penting dan kompleks. Diskusi dalam Talk Show Kemerdekaan Pers, Jurnalisme Warga, dan Peran Media Sosial di Universitas Pembangunan Nasional (UPN) “Veteran” Yogyakarta, Senin (21/08/2023), menggarisbawahi pentingnya tanggung jawab dan sikap bijak dalam melaporkan fakta.

Ketua Komisi Pengaduan dan Penegakan Etika Pers, Yadi Hendriana, membahas hubungan antara jurnalisme dan dampak sosial. Ia menekankan bahwa kebebasan pers harus diiringi dengan tanggung jawab. Dalam hal ini, kebijakan "bebas tetapi bertanggung jawab" menjadi kunci. 

"Dalam pengambilan keputusan untuk melaporkan suatu berita, seorang jurnalis harus memiliki "wisdom" atau kearifan dalam menilai apakah berita tersebut pantas diberitakan. Yadi mengingatkan bahwa tanpa kebijaksanaan ini, publik yang akan menjadi korban dari berita yang tidak memadai," ujarnya.

Pada kesempatan ini, Susilastuti, seorang akademisi UPN Veteran Yogyakarta, memaparkan pentingnya kata-kata dalam jurnalisme dan peran mahasiswa dalam proses ini. Ia menekankan bahwa mahasiswa adalah garda terdepan dalam perubahan. Kata-kata memiliki makna besar, dan mahasiswa perlu memahami bagaimana menyampaikan gagasan dan melakukan kritik dengan bijak. Dengan tegas, ia mengingatkan bahwa satu kata yang salah bisa memiliki dampak luar biasa. 

Sementara itu, Ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Yogyakarta, Hudono, mengungkapkan keprihatinannya terhadap keadaan informasi saat ini. Ia menyoroti perbedaan antara pers dan media sosial, di mana pers memiliki kewajiban untuk melakukan verifikasi sebelum memberitakan sesuatu. Hudono menegaskan bahwa pers memiliki tanggung jawab yang tinggi dalam menyajikan berita yang akurat dan terverifikasi kepada masyarakat.

Talk Show Kemerdekaan Pers, Jurnalisme Warga, dan Peran Media Sosial merupakan bagian dari upaya Dewan Pers untuk memberikan pemahaman dan refleksi terhadap perkembangan jurnalisme di Indonesia. Selain diskusi, Dewan Pers juga memberi kesempatan kepada mahasiswa untuk mengemukakan pandangan generasi muda terhadap jurnalisme melalui sesi speech panel "Zilenial Memandang Kemerdekaan Pers dan Jurnalisme Indonesia Masa Depan dalam Perspektif Kritis."

Dalam pandangan para mahasiswa, ada keprihatinan tentang tantangan yang dihadapi oleh media dalam menghadapi arus informasi yang begitu cepat di era digital. Mereka menegaskan pentingnya pemahaman terhadap berita dan informasi serta perlunya pers mahasiswa yang berpihak kepada kebenaran dan menjalankan kemerdekaan pers dengan tanggung jawab. Lebih dari sekadar viral, pers mahasiswa harus menekankan kualitas berita dan integritas dalam pelaporan mereka. 

Dalam dunia yang terus berkembang dan berubah, menjaga integritas jurnalisme adalah tugas bersama. Jurnalisme yang bijak, bertanggung jawab, dan berpihak kepada kebenaran akan tetap relevan dalam masyarakat yang haus akan informasi.

Penulis: Lakalim Adalin
Editor: Arianto



Share:

Ketika Jenderal Berkumis itu tak Kuasa Menahan Tangis


Duta Nusantara Merdeka | Jakarta 
Air mata Promovendus Komaruddin Simanjuntak tumpah di Ruang Sidang Gedung Bung Hatta, Kampus A, Program Pasca Sarjana Universitas Negeri Jakarta (UNJ), Rabu (30/8/2023). Ia pun menarik selembar-dua lembar tisu untuk menyeka air mata di pelupuk mata, hingga yang meleleh membasahi kumisnya yang lebat. Saat itu, ia tidak sedang dicecar pertanyaan oleh Dewan Penguji atas disertasi yang dipertahankan.

Pertanyaan penguji lebih kepada memperdalam serta mempertajam disertasi promovendus yang seorang purnawirawan TNI-AD berpangkat mayor jenderal itu. Adapun judul disertasinya: “Pengaruh Kepemimpinan Transformasional, Human Capital dan Perilaku Kerja Inovatif Terhadap Kualitas Sumber Daya Manusia Pegawai Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB)”.

Benar. Untuk meraih jenjang pendidikan tertinggi itu, Komar menjadikan BNPB dan Kepala BNPB (ketika itu) Letjen TNI Doni Monardo, sebagai objek penelitian. Sejumlah kegiatan dengan tekun ia ikuti, mulai dari perkuliahan, praktik laboratorium, seminar, ujian, diskusi, studi mandiri, riset lapangan, dan pengajaran. 

Ia pun sadar, bahwa riset doktor tersebut harus memiliki keunikan sebagai bentuk manifestasi dari area spesialisasi keilmuan yang ditekuninya di bawah bimbingan profesor. Spesialisasi ini dicapai melalui berbagai proses intelektual (intellectual process), seperti kolokium, seminar, dan konferensi. Untuk itu semua, ia mendapat bimbingan dari promotor Prof Dr R Madhakomala, M.Pd dan co promotor Prof Dr Ir Kazan Gunawan.

Komar, dalam penelitiannya berhasil menemukan sesuatu  yang disebut “Model Komazan”. Sebuah akronim dari Komaruddin selaku peneliti, Prof Madha selaku promotor, dan Prof Kazan selaku co promotor. “Model Komazan ini merupakan model strategi peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia,” ujar lelaki kelahiran Pematang Siantar 10 Januari 1960 itu.

*Rakyat dan Doni Monardo*

Doni Monardo diakui sebagai sosok sentral dari pusaran penelitiannya mengenai SDM (Sumber Daya Manusia) BNPB. Berkisah tentang kinerja Doni Monardo itulah yang menyeret Komaruddin ke situasi “luar biasa” di tahun 2019 - 2021, era Doni menjabat.

Alhasil, ketika penguji menanyakan apa yang memotivasi peneliti untuk mengambil objek penelitian di BNPB, ingatan Komar seketika melayang ke Doni Monardo, Kepala BNPB dan Ketua Satgas Covid-19.

Di tengah bencana alam yang bertubi, serta wabah Covid-19 yang “mematikan” (sektor ekonomi maupun nyawa manusia), Komar melihat dari dekat, bagaimana Doni bekerja keras membanting tulang, atas nama keselamatan rakyat. “Kalau sudah bicara Doni Monardo dan rakyat, saya sangat emosional. Mungkin karena itu saya tak kuasa membendung air mata,” tutur Pangdam IX/Udayana (2017) itu.

Ia pun mengisahkan sepenggal kisah sebagai contoh. Dalam sebuah lawatan tugas penanganan bencana, di atas pesawat, Doni mendatangi tempat duduk para staf dan mengumumkan perlunya rapat setiba di kantor BNPB, Jl, Pramuka, Jakarta Pusat. Tiba di kantor, Doni langsung menggelar rapat koordinasi. Usai rapat, ia mendadak keluar meninggalkan kantor karena dipanggil menghadap Presiden Joko Widodo. Esok pagi, harus berjibaku lagi dengan tugas penanganan bencana alam dan non alam.

“Walaupun di belakang kami saling lempar pekik ‘KOMANDO’, tetapi demi mengingat peristiwa saat itu, saya sangat terharu. Beliau berbulan-bulan tidur di kantor, dan diikuti para staf dan orang-orang dekatnya. Covid-19 tidak mengenal libur, maka ia pun tidak meliburkan dirinya untuk sekadar istirahat dan berkumpul keluarga. Sebuah kepemimpinan yang kuat, strong leadership telah ia tunjukkan selama memimpin BNPB,” papar Komar, yang seangkatan Doni di Akademi Militer (angkatan 1985). 

Komar dan Doni kerap berada dalam operasi penugasan yang sama, baik di Timor Timor maupun di Aceh kala itu. Bahkan saat tsunami Aceh 2004, keduanya sedang bertugas di Aceh.

*Pesan para Penguji*

Mengenakan busana promovendus, Komar mengawali sidang dengan presentasinya di hadapan Prof Dr R. Madhakomala, M.Pd (promotor) dan Prof Dr Ir Kazan Gunawan (co promotor). Selain itu, duduk lima orang penguji.

Mereka adalah prof Dr Dedi Purwana, ES, M.Bus (Ketua dan Direktur Pascasarjana UNJ), Prof Dr Hamidah, SE, M.Si (Sekretaris dan Koordinator Program Doktor – Ilmu Manajemen), Prof Dr Cory Yohana, MM (Dewan Penguji), Agung Dharmawan Buchdadi, MM, Ph.D (Dewan Penguji), dan Prof Ir Anoesyirwan Moeins, M.Si, MM selaku penguji luar.

Usai dinyatakan lulus, dan berhak menyandang gelar Doktor di bidang Manajemen SDM, Komar menerima sejumlah kesan-kesan melalui Whatsappnya. 

Di antaranya, “Dr Komar hebat kok presentasinya. Lupa-lupa dikit enggak papa pak… enggak ada yang sempurna. Nilainya juga sangat bagus. OK Semoga sukses semua ya, bapak dan keluarga. Amin”.

Komentar penguji yang lain, “Saya bangga dan maklum, atas kegigihan Pak Komarudin… dan rasa humanisme yang begitu besar ditempa dengan pengalaman membela kemanusiaan yang penuh tantangan … membuat perasaan menjadi sensisitif dan mudah tersentuh… semangat… terus untuk perjuangan meningkatkan kualitas SDM …yang bermartabat.”

Ada lagi komentar, “Alhamdulillah pak dan puji syukur  pak dengan motivasi yang tinggi akhirnya  gelar doktor dapat dicapai. Aamiin. Dan ini berkat dorongan motivasi keluarga dan penguji . Selamat ya pak Doktor Kamaruddin Simanjuntak dan salam buat keluarga.”

Masih ada lagi yang menulis, “Pak Dr Komarudin nanti kalau sudah usia 65 buat buku pak Sejarah bapak dari kecil sampai bisa mencapai doktor di samping tugas di militer. Dan bermanfaat untuk anak cucu. Perjuangan bapaknya dari seorang anak petani bisa jadi jenderal dan juga seorang Doktor ilmu MSDM dan luar biasa pak Dr Kamarudin.”

Prof Cory bahkan menulis komentarnya dalam bentuk pointers. Begini kalimatnya:
1. Bapak doktor ini memang setia kawan ......
2. Bapak penerus yang hebat ...kalau ada ortu bapak pasti beliau banga dg anaknya 
3. Semoga harapan kita tercapai ya pak doktor 
4. Bpk presentasi sdh bagus pak ..karena sdh usaha serius ..Tuhan pasti membantu bapak ..
5. Ya saya juga ikut sedih saat bapak menangis..

Mayjen TNI Purn DR Komaruddin Simanjuntak, S.I.P, M.Si. Begitu penulisan nama lengkap Komar yang juga Sekjen Persatuan Purnawirawan TNI Angkatan Darat (PPAD) itu. Sebagai seorang doktor, di pundaknya kini tersemat tanggung jawab untuk menumbuhkembangkan nilai-nilai utama dari kecendekiawanan, yaitu kebenaran, kejujuran, kebebasan berpendapat, dan otonomi intelektual.

Nilai-nilai yang mutlak tertanam pada setiap mahasiswa dan dosen program doktor. Idealnya, nilai-nilai ini harus menjadi perhatian utama di dalam etika keilmuan dan harus teraplikasikan dalam pengembangan riset, publikasi hasil riset, serta pengabdian kepada masyarakat. 

*Sekilas Doktor Komar*

Mayor Jenderal TNI (Purn) Dr Komaruddin Simanjuntak, S.I.P., M.Si menggenapi jajaran perwira tinggi TNI-AD yang meraih jenjang pendidikan umum tertinggi, S3. Karier militernya terbilang moncer. Jenderal bintang dua ini memungkasi kariernya sebagai Panggdam IX/Udayana. 

Komar merupakan alumni Akademi Militer tahun 1985 dengan kemahiran di bidang infanteri. Ia juga memiliki riwayat penugasan operasi di dalam negeri yakni Operasi Tim Tim tahun 1992, Operasi Rajawali tahun 1995, Operasi Bakti TNI tahun 1996, Operasi Pamrahwan Ambon tahun 2000 dan Operasi Aceh tahun 2005. 

Sedangkan riwayat penugasan di luar negeri adalah Malaysia (1993), Singapura (2007), Australia (2007), Kamboja (2007), Filipina (2007), dan 2008 di Peru, Jerman Barat, Jepang dan Iran. 

Pasca purna tugas, Komar sempat menjadi Tenaga Ahli di Badan Penanggulangan Bencana Nasional (BNPB) 2019 – 2021. Kemudian kembali bertandem dengan teman seangkatannya, Doni Monardo di Persatuan Purnawirawan TNI Angkatan Darat (PPAD). Doni menjabat Ketua Umum, sedangkan Komar menjabat Sekjen.

Selain itu, suami dari Vera Dumonga Silitonga ini juga tercatat aktif di bidang pembinaan olahraga, khususnya pada cabang tinju amatir. Ia memegang jabatan Ketua Umum PP (Pengurus Pusat) Persatuan Tinju Amatir Indonesia (Pertina), periode 2020 – 2024. (Arianto)


Share:

Umbu Rauta Terima SK Mendikbudristek sebagai Guru Besar UKSW Salatiga


Duta Nusantara Merdeka | Salatiga 
Prof. Dr. Umbu Rauta, SH., M.Hum, Pakar Hukum Tata Negara dan Direktur Pusat Studi Hukum & Teori Konstitusi Universitas Kristen Satya Wacana - UKSW Salatiga resmi menerima Surat Keputusan Pengangkatannya sebagai Guru Besar UKSW Salatiga. Surat Keputusan (SK) Mendikbudristek RI Nomor 44738/M/07/2023 tentang Pengangkatan Guru Besar atas nama Prof. Dr. Umbu Rauta, SH., M.Hum diserahan langsung oleh Kepala Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi Wilayah VI Bhimo Widyo Andoko, SH., MH kepada dosen Fakultas Hukum UKSW Salatiga di Graha Kartini, Kampus UKSW, Salatiga, Jumat (01/09/2023). 

Hadir dalam kesempatan ini Ketua Pengurus Yayasan Perguruan Tinggi Kristen Satya Wacana Drs. M. Z. Ichsanudin, MM., Rektor UKSW Prof. Dr. Intiyas Utami, SE., M.Si., Ak., dan sejumlah civitas akademika UKSW Salatiga.
 
Usai menerima tanggung jawab ini, Umbu Rauta mengatakan, Guru Besar adalah karier tertinggi yang merupakan impian setiap dosen yang menjalankan tridharma perguruan tinggi karena usaha menuju ke sana membutuhkan perjuangan, keuletan dan kesabaran diri.

“Saya menyadari pencapaian jabatan fungsional akademik tertinggi merupakan sukacita bagi keluarga dan UKSW. Namun pencapaian ini berimplikasi pada tanggung jawab untuk tetap menghasilkan karya yang berguna bagi pengembangan pendidikan tinggi serta pelayanan bagi gereja dan bangsa,” ujar Prof. Umbu.

Rasa bangga dan ucapan selamat atas pencapaian Umbu Rauta menjadi Guru Besar UKSW Saatiga ini datang dari berbagai kalangan, salah satunya dari Vincent Suriadinata yang juga merupakan alumni FH UKSW. “Sebagai salah satu alumni yang pernah dididik dan dibimbing langsung oleh Prof. Umbu, saya merasa sangat bangga dan turut berbahagia atas pencapaian beliau. Kiranya Prof. Umbu semakin berperan dalam memberikan warna bagi pengembangan pendidikan tinggi khususnya dalam bidang ilmu hukum,” ujar Vincent, pengacara sukses yang pernah bersama-sama dengan Prof Umbu menjadi kuasa hukum dalam uji materiil Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 tentang Pers di Mahkamah Konstitusi. 

Untuk diketahui, Jabatan Fungsional Dosen (JAFA) adalah kedudukan yang menunjukkan tugas, tanggung jawab, wewenang dan hak seseorang Dosen dalam suatu satuan pendidikan tinggi yang dalam pelaksanaannya didasarkan pada keahlian tertentu serta bersifat mandiri. JAFA merupakan jabatan keahlian dengan jenjang tingkatan dari yang paling rendah sampai dengan yang paling tinggi, terdiri dari Asisten Ahli, Lektor, Lektor Kepala, serta Profesor. 

Untuk mendapatkan JAFA, dosen harus mengajukan penilaian angka kredit dari kegiatan yang dinilai untuk menentukan angka kredit yang terdiri atas unsur utama dan unsur penunjang. Unsur utama terdiri dari kegiatan pendidikan, melaksanakan pendidikan, penelitian, pengabdian pada masyarakat. Dan unsur penunjang terdiri dari kegiatan-kegiatan yang mendukung pelaksanaan tugas pokok dosen. (Arianto)



Share:

Andika Perkasa Dorong Pemuda Indonesia Memanfaatkan Teknologi Informasi


Duta Nusantara Merdeka | Jakarta 
Dalam rangka menyambut HUT Ke-78 RI, Universitas Indonesia (UI) menggelar Kuliah Umum Kebangsaan "Menyongsong Hari Kemerdekaan 17 Agustus". Acara ini diadakan di Kampus UI Salemba Jakarta, Selasa (08/08/2023). Andika Perkasa S.E., M.A., M.Sc., M.Phil., Ph.D., mantan Panglima TNI Indonesia, menjadi pembicara utama dalam acara ini.

Andika Perkasa dalam Kuliah Umum menyatakan bahwa masa depan Indonesia tergantung pada generasi muda yang memiliki akses luas terhadap informasi di era disrupsi teknologi. Menurutnya, pemanfaatan teknologi informasi dapat meningkatkan kemampuan generasi muda. Dalam kesempatan itu, Andika menggambarkan inspirasi dari CEO Microsoft Satya Nadella dan CEO Alphabet Pichai Sundararajan yang dapat memotivasi generasi muda untuk menggapai cita-cita meskipun ada keterbatasan.

"Jadilah anak muda yang open minded, berani mencoba, dan tidak takut gagal," tegas Andika. Ia juga berharap para mahasiswa UI terus belajar dan mempersiapkan diri untuk Indonesia Emas pada tahun 2045. Andika mengapresiasi dukungan pemerintah, khususnya di bawah kepemimpinan Joko Widodo, dalam memberikan peluang besar kepada generasi muda.

Andika Perkasa adalah menantu eks Kepala BIN AM Hendropriyono dan mantan Panglima TNI. Lahir pada 21 Desember 1964 di Bandung, ia lulus dari Akademi Militer pada 1987 dan telah menjalani beragam jabatan dalam militer. Karirnya semakin menanjak setelah menjadi Kepala Staf Angkatan Darat dan akhirnya Panglima TNI pada tahun 2021.

Kuliah Umum Kebangsaan ini memberikan wawasan dan semangat kepada generasi muda UI untuk terus berkembang dan berkontribusi pada masa depan Indonesia yang lebih baik. Dengan hadirnya Andika Perkasa, para mahasiswa dapat menyerap nilai-nilai penting dalam mencapai kesuksesan dan kemajuan bangsa.

Reporter: Lakalim Adalin
Editor: Arianto




Share:

Gistrav Luncurkan Kampus Politeknik Digital Pertama di Jogja


Duta Nusantara Merdeka | Yogyakarta 
Dalam rangka mendukung generasi muda Jogja dan Indonesia agar bisa tetap berkompetisi di era digital, kemudian menjadi alasan Yayasan Gistrav & Mantan Direktur Jenderal Vokasi Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi - Wikan Sakarinto PhD, meluncurkan kampus terbaru sekaligus politeknik digital pertama di Yogyakarta: Politeknik Gistrav.

Hal tersebut diungkapkan Wikan Sakarinto yang juga memimpin langsung Politeknik Gistrav sebagai Direktur, pada Rabu, 26 Juli 2023 di Yogyakarta. Peluncuran kampus dilakukan seiring telah ditetapkannya Keputusan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia Nomor 180/D/OT/2023 tentang Pendirian Politeknik Gistrav.

Kampus ini akan berlokasi di Jalan Palagan Tentara Pelajar Jogja Km. 7, dengan bangunan sembilan lantai yang siap memfasilitasi segala kebutuhan praktikum mahasiswa.

“Politeknik Gistrav hadir sebagai satu-satunya politeknik digital di Yogyakarta, dan didukung dengan ekosistem Gistrav Corp dan Yayasan Gistrav yang telah memiliki berbagai lini bisnis serta sudah dan akan memiliki PAUD, TK, SD, SMP, hingga SMA. Politeknik Gistrav siap mendidik anak-anak bangsa dengan praktik nyata, yang ketika lulus akan siap kerja menjadi talenta digital!,” ungkap Direktur Politeknik Gistrav Wikan Sakarinto, didampingi CEO Education Technology SEVIMA Sugianto Halim.

*Mendidik Talenta Digital dengan Praktek Nyata & Kolaborasi Industri*

Dalam kiprahnya, Politeknik Gistrav akan berkolaborasi erat dengan Gistrav Corp dan Yayasan Gistrav yang telah memiliki beberapa lini bisnis di beragam bidang. Seperti Konstruksi, Pertambangan, Pendidikan Dasar, Pendidikan Tinggi, Tour & Travel Pengiriman Siswa/Mahasiswa ke Luar Negeri, dan berbagai bisnis lainnya di Jogja dan Seluruh Indonesia.

Kolaborasi ini berpadu dalam pendidikan di Politeknik Gistrav dalam bentuk pola pembelajaran ‘Link and Match’, Merdeka Belajar yang berbasis projek (Project-based Learning/PBL), dan program Teaching Factory (TEFA) yang melibatkan pemagangan maupun berbagai project riil di perusahaan.

“Filosofinya adalah bahwa proses belajar harus efektif yang mana mahasiswa harus mengalami (to experience) seperti dalam dunia kerja yang nyata, dalam proses perkuliahan mereka di kampus. Jadi tidak hanya belajar di kelas, tapi belajar langsung di perusahaan, praktek, dan belajar langsung membuat proyek,” ungkap Wikan Sakarinto.

Tiga prodi dibuka Poliktenik Gistrav dan semuanya dengan jenjang Sarjana Terapan (D4). Prodi tersebut antara lain: (1) Bisnis Digital (Digital Business), (2) Pemasaran Digital (Digital Marketing), dan (3) Teknologi Rekayasa Perangkat Lunak (Software Engineering).

Ketiga bidang prodi ini menurut Wikan, sangat relevan dengan era digitalisasi dan globalisasi serta kebutuhan dunia kerja dan dunia entrepreneurship masa kini dan masa depan.

“Untuk kebutuhan praktikum (PBL+TEFA), Politeknik Gistrav telah memiliki MoU dengan banyak industri kreatif, Asosiasi Industri Kreatif Indonesia (ADITIF), Education Technology SEVIMA, berbagai digital start-up, serta industri besar di Indonesia, dan bahkan, sudah berpengalaman mengirimkan mahasiswa/siswa ke berbagai kampus mitra di luar negeri seperti Jepang, Korea Selatan, Singapura, bahkan beberapa negara di Eropa,” lanjut Wikan.

Pemilihan bidang prodi yang dikembangkan Politeknik Gistrav (semuanya Sarjana Terapan/D4), menurut Wikan sangat relevan dengan era digital (teknologi digital). Bahkan kedepan Politeknik Gistrav juga akan mendirikan program S2 atau Magister Terapan di bidang serupa.

“Karena faktanya, 95% industri/perusahaan saat ini menyatakan bahwa SDM/lulusan perguruan tinggi yang ingin direkrut dunia kerja, harus memiliki keterampilan digital (digital skills) yang komprehensif dan relevan dengan kebutuhan nyata di dunia kerja. Jadi Politeknik Gistrav merancang kuliah dengan komposisi praktik 70% dan teori 30%. Agar Softskills, Hardskills, serta Karakter dan Attitude yang kuat. Semuanya aspek harus kuat,” lanjut Wikan.

Mahasiswa kampus ini nantinya juga akan diajar langsung tidak hanya oleh dosen-dosen Politeknik Gistrav, tapi juga praktisi/ahli (expert) dari industri serta kalangan profesional. Digitalisasi kampus juga sudah dilakukan Politeknik Gistrav sejak awal pendiriannya melalui kolaborasi dengan SEVIMA sebagai Startup Education Technology terbesar di Indonesia.

Bagi anak muda yang tertarik untuk menjadi talenta digital, maupun bagi orang tua yang tertarik untuk menyekolahkan putra-putrinya di politeknik digital pertama di Yogyakarta ini, pendaftaran mahasiswa baru dapat dilakukan melalui Website: gitech.gistrav.com. Tersedia Beasiswa GiTech dengan potongan Sumbangan Pengembangan Mutu Akademik hingga 75% bagi mahasiswa baru angkatan 2023.

“Penerimaan Mahasiswa Baru kami buka dua gelombang, yaitu Gelombang 1 : Tanggal 24 juli s/d 25 Agustus 2023, dan Gelombang 2: Tanggal 21 Agustus s/d 16 September 2023, dengan jalur prestasi dan jalur reguler. Segera daftarkan diri anda dan putra-putri anda untuk kuliah di Politeknik Gistrav, dan jadilah talenta digital yang sudah terjun langsung dalam project dan dunia kerja sejak masih berkuliah!,” pungkas Wikan Sakarinto. (Arianto)





Share:

Kolaborasi Ketua APTISI & SEVIMA Pecahkan Kesenjangan Digital di Kampus


Duta Nusantara Merdeka | Surabaya 
Indonesia kini sedang mengalami fenomena Digital Divide. Tak terkecuali di dunia pendidikan tinggi. Ada kampus yang fasilitas digitalnya komplit karena mampu membuat sistem akademik kampusnya sendiri dengan biaya miliaran rupiah. Tapi masih banyak kampus yang hingga kini fasilitas digitalnya terbatas karena tak memiliki uang sebanyak itu.

Kampus-kampus dengan fasilitas digital terbatas ini, akhirnya belajar menggunakan papan tulis kapur, melakukan proses pendaftaran dan pembayaran kuliah harus mengantri panjang di bawah terik matahari, dan masih mengerjakan seluruh proses administrasi dan birokrasi dengan bertumpuk-tumpuk kertas, manual, dan melelahkan.

Lebih parahnya, kondisi ini terjadi tidak hanya di daerah terluar Indonesia. Kondisi ini juga terjadi di Pulau Jawa. Utamanya di kampus swasta dengan jumlah mahasiswa yang sedikit. Hal ini diungkapkan Dr Budi Djatmiko selaku Ketua Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta Indonesia (APTISI), dan Andry Huzain selaku Chief Marketing Officer dari Education Technology SEVIMA, pada kolaborasi yang terlaksana dalam Webinar SEVIMA, Selasa (04/07). Webinar ini gratis dan dihadiri 5.000 rektor dan dosen dari seluruh Indonesia.

"Oleh karenanya fenomena ini disebut sebagai digital divide. Kampus bukan dipisahkan oleh jarak, tapi oleh kemampuan digital. Dampaknya fatal, kampus yang sudah digitalisasi, apalagi kampus negeri, pendaftarnya jutaan. Sedangkan kampus kecil yang tidak melakukan digitalisasi, pasti akan tersisih, akhirnya jumlah pendaftar dan kemampuan keuangannya makin sedikit, dan makin sulit lagi untuk melakukan digitalisasi. Kampus sudah waktunya di-cloud, ada di awan!," ungkap Budi Djatmiko.

Merevolusi paradigma digitalisasi kampus konon harus berbiaya mahal, SEVIMA hadir untuk memecahkan kesenjangan digital dengan menyajikan alternatif terbaru. Digitalisasi kini tak harus dilakukan kampus dengan membuat aplikasi sendiri, tapi cukup menggunakan aplikasi dari SEVIMA yang tidak perlu beli server fisik sama sekali. Semuanya berbasis Cloud dan keamanannya telah tersertifikasi secara internasional.

Secara teknis, aplikasi ini berbasis Software as a Service (SaaS). Dengan disrupsi biaya dan teknologi tersebut, SEVIMA melejit hingga kini telah melayani lebih dari 800 kampus dan 3 juta mahasiswa seluruh Indonesia sebagai penggunanya.

"Ide awalnya adalah SEVIMA sebagai Education Technology yang berdiri sejak Tahun 2003, mengerjakan proyek sistem akademik untuk kampus besar. Ternyata antar kampus, masalah sekaligus "obat"-nya relatif mirip-mirip. Jadi kenapa tidak satu aplikasi saja, lalu semua kampus bisa menggunakan? Kami buatlah SEVIMA Platform, dengan konsep SaaS dan berbasis Cloud, bahkan bisa gratis dalam aplikasi versi Community," ungkap Andry Huzain, Chief Marketing Officer SEVIMA, yang juga mantan direktur di Detik.com dan MNC.

Kolaborasi untuk Mengatasi Kesenjangan Digital

Sistem Akademik berbasis Software as a Service (SaaS) yang dikembangkan Education Technology SEVIMA, kemudian disebut sebagai “SEVIMA Platform”, merevolusi digitalisasi kampus karena mampu menghadirkan solusi atas berbagai masalah administrasi kampus.

Masalah tersebut seperti proses penerimaan mahasiswa, pembayaran kuliah, pembelajaran online, akreditasi, penerbitan ijazah, hingga pelaporan data kampus kepada pemerintah, yang dulunya harus diinput satu persatu melalui excel, dicetak, ataupun lewat aplikasi yang beragam. Dengan SEVIMA Platform, semua proses tersebut bisa berlangsung dengan serba otomatis dan saling terintegrasi.

Kehadiran SEVIMA juga mampu mendemokratisasi digitalisasi dan integrasi business process pengelolaan kampus, karena akhirnya fasilitas ini dapat diakses oleh masyarakat luas. Aksesnya juga tak harus menggunakan laptop, bisa juga menggunakan handphone.

"Bagian dari ekosistem platform kami -SevimaPay-, juga menjadi payment aggregator di 800 kampus untuk bisa membayar uang kuliah melalui minimarket. Nampaknya sederhana, tapi sangat berarti bagi mahasiswa yang sebelumnya harus bayar manual di kampus dan belum memiliki akses ke perbankan. Inilah cara kita untuk memecahkan kesenjangan digital," ungkap Andry Huzain.

Kebersamaan dan gotong royong, juga menjadi cara SEVIMA mengubah paradigma bahwa digitalisasi bisa menjadi hak semua orang dan kampus tanpa kecuali. Sampai akhirnya hadir Komunitas SEVIMA, yang sifatnya organik dan bottom up, dengan grup Facebook beranggotakan 5.000 lebih operator IT di kampus.

"Komunitas ini saling bertukar pengalaman dan masukan pengembangan, menyebarkan informasi tentang SEVIMA, menyalurkan Beasiswa kuliah S1 gratis bersama para menteri dan pejabat tinggi negara, dan rutin berjejaring dan berkumpul lewat event Seminar dan Webinar berskala nasional. Bahkan hingga saat ini, SEVIMA memegang Rekor MURI sebagai Webinar dengan peserta Rektor terbanyak se-Indonesia," lanjut Andry Huzain.

Perjuangan mendemokratisasi akses digital di kampus tersebut akan terus dilakukan SEVIMA sesuai dengan misi perusahaan, #RevolutionizeEducation. SEVIMA kini beranggotakan 220 orang personil dan berkantor pusat di Surabaya, Jawa Timur.

"Kampus di Indonesia ada 4.500, yang sudah menggunakan SEVIMA ada 800an kampus. Komitmen kami sangat kuat untuk memperluas demokratisasi kampus, bersama-sama merevolusi pendidikan tinggi. Akses digital harus tersedia untuk semua orang dan semua kampus tanpa terkecuali!," pungkas Andry Huzain.


Share:

Prof. Ibnu Sina Guru Besar Hukum Termuda di Indonesia


Duta Nusantara Merdeka | Jakarta 
Usia tak jadi penghalang untuk berprestasi. Hal ini dibuktikan oleh Prof. Dr. Ibnu Sina Chandranegara, SH., MH, Dosen Universitas Muhammadiyah Jakarta, yang baru-baru ini meraih gelar profesor atau Guru Besar di usianya yang masih 33 tahun.

Prestasi ini bisa dibilang melunturkan stereotip bahwa menjadi seorang profesor itu harus berambut putih. Hal tersebut diungkapkan oleh Prof. Ibnu Sina dalam Webinar Komunitas SEVIMA, Selasa (13/6/2023).

"Ada stigmanisasi dan stereotip yang muncul dibalik jabatan akademik profesor atau guru besar. Jadi mengapa tidak, stereotip dan stigma profesor harus berambut putih bisa dilunturkan?," kata Ibnu Sina.

Ibnu Sina secara resmi diangkat dalam jabatan fungsional Guru Besar dalam Bidang Hukum Tata Negara terhitung 1 April 2023. Surat Keputusan akan ia terima secara langsung pada Bulan Juni ini, dan akan dikukuhkan di Universitas Muhammadiyah Jakarta sekitar bulan Juni nanti.

Moderator Webinar Komunitas SEVIMA Ilham Dary mengungkapkan, capaian tersebut sekaligus mengukuhkan Ibnu Sina sebagai guru besar bidang hukum termuda di Indonesia.

Sebelumnya, capaian Profesor Hukum termuda dicatatkan oleh Wakil Menteri Hukum dan HAM Prof. Eddy OS Hiariej di usia ke-37, Rektor Universitas Jenderal Ahmad Yani Prof. Hikmahanto Juwana di usia ke-38, dan Dekan Fakultas Hukum Universitas Jember Prof. Bayu Dwi Anggono di usia ke-39.

Perjalanan Meraih Gelar Guru Besar

Dijelaskan dalam Webinar Komunitas SEVIMA, Sina mulai berkarier sebagai dosen di Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Jakarta sejak tahun 2011. Dengan begitu, Pria kelahiran Jakarta, 11 Oktober 1989 ini telah 12 tahun berkarier sebagai dosen.

Sebelumnya, Ibnu Sina menuntaskan studi sarjana dan magister hukumnya di Universitas Muhammadiyah Jakarta, dan studi doktor hukum di Universitas Gadjah Mada. Ibnu Sina juga aktif sebagai Editor Kepala Jurnal, praktisi, dan konsultan di berbagai firma hukum.

Ibnu Sina juga sempat menjadi kuasa hukum Pengurus Pusat Muhammadiyah, saat mengajukan gugatan terhadap Undang-Undang Sumber Daya Air yang akhirnya dibatalkan oleh Mahkamah Konstitusi. Bersama kolega, Ibnu Sina berhasil menunjukkan praktik privatisasi dan komersialisasi air yang ternyata merugikan rakyat.

"Sejak awal meniti karier sebagai dosen, saya memang berfokus dan mempersiapkan diri di bidang hukum tata negara (HTN). Aktivitas Tridharma Perguruan Tinggi saya (Pendidikan dan Pengajaran, Penelitian, dan Pengabdian Kepada Masyarakat), juga berfokus di bidang HTN," kenang Ibnu SIna.

Capaian menjadi guru besar menurut Ibnu Sina tidak terlepas dari dukungan institusi tempatnya bekerja. Mulai dari karir awal sebagai dosen, dirinya terus dibimbing hingga penyusunan karya ilmiah oleh guru besar di UMJ. Selanjutnya terus dilakukan pendampingan dalam penyusunan strategi hingga mendapatkan pembiayaan secara mandiri oleh perguruan tinggi.

Universitas Muhammadiyah Jakarta juga menurutnya sangat menyederhanakan urusan administrasi dan birokrasi, sehingga ia bersama rekan-rekan dosen bisa fokus meniti karir dan terus meneliti.

"Saya lektor kepala tahun 2018, cukup lama diangkat ke guru besar. Yng penting ada dukungan institusi dan budaya feodalisme di institusinya terkikis dan sudah lumer sehingga stigma profesor di usia muda tidak jadi hambatan secara presepsi akademik!" ucapnya.

Bagi yang ingin mengikuti jejak menjadi guru besar di usia muda, Ibnu Sina membagikan empat tips sukses menjadi guru besar. Yaitu: manajemen karir yang konsisten, perbanyak membuat karya ilmiah, dan selalu produktif menulis jurnal, dan atur rencana strategis secara jangka panjang.

Kombinasi keempat tips tersebut ia contohkan seperti saat menulis jurnal. Jurnal tidak hanya harus ditulis secara baik isi dan gaya penulisannya, tapi juga di waktu-waktu yang tepat dan tidak banyak pesaing seperti saat liburan kuliah maupun akhir tahun.

Begitupula saat menjadi narasumber acara maupun seminar yang menjadi kegiatan rutin dosen. Jangan hanya membuat power-point, tapi rancanglah esai sepanjang 5-7 halaman. Esai tersebut nantinya dapat diolah menjadi jurnal dan penelitian.

"Menjadi guru besar tidak hanya tentang kecerdasan, tetapi juga tentang strategi. Misalnya ketika liburan kuliah, atau akhir tahun saat orang-orang Eropa sedang libur musim dingin, kita manfaatkan untuk menulis jurnal sehingga saingannya berkurang. Begitupula ketika menjadi narasumber acara, jangan buat power-point tapi buat esai 5-7 halaman. Ketika itu konsisten dilakukan, maka mimpi yang kita rancang bisa tercapai!," pungkas Ibnu Sina. (Arianto)


Share:

Ketum PBNU Gus Yahya Dianugerahi Doktor, Gus Lur: Tahnia Sang Pembaharu


Duta Nusantara Merdeka | Sijunjung 
Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Yahya Cholil Staquf menerima gelar doktor kehormatan (honoris causa). Gelar tersebut diberikan oleh Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga Yogyakarta pada Senin (13/02/2023).

Keputusan penganugerahan gelar doktor honoris causa ini tertuang dalam Surat Keputusan Rektor UIN Sunan Kalijaga Nomor 13.1 Tahun 2023.

Gelar doktor kehormatan juga diberikan UIN Sunan Kalijaga kepada Sudibyo Markus (Dewan Pakar Majelis Pelayanan Sosial Pimpinan Pusat Muhammadiyah) dan Kardinal Miguel Angel Ayuso Guixot (Presiden Badan Kepausan untuk Dialog Lintas Agama Vatikan).

Sejumlah para tokoh di penjuru negeri ini menyampaikan ucapan tahniah dan harapannya atas anugerah gelar doktor kehormatan pada Ketua Umum PBNU LH. Yahya Cholil Staquf. Salah satunya, tokoh muda dari Ranah Minangkabau Fadhlur Rahman Ahsas dengan rasa bangga dan bahagia menyampaikan harapannya bahwa Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf sepantasnya dan selayaknya mendapatkan gelar guru besar, karena kontribusi terhadap negara ini sangat berpengaruh untuk perdamaian hingga peradaban dunia.

"Hal ini, memang sudah seharusnya kampus mengapresiasi kiprah Ketum PBNU. Sudah seharusnya kampus memberikan penghormatan atas jasa-jasa yang beliau ukir," katanya yang juga Sekretaris PCNU Kabupaten Sijunjung Provinsi Sumatera Barat itu kepada media, Senin (13/02023).

Fadhlur yang acap disapa Gus Lur juga menyampaikan bahwa gelar doktor tersebut merupakan dorongan pengabdian yang lebih baik untuk meningkatkan kontribusinya terhadap negara ini. Apalagi Ketum Gus Yahya telah memperlihatkan cita cita besarnya, dan memperlihatkan dampaknya terhadap perdamaian dan kemaslahatan negara masa akan datang.

"Gus Yahya memiliki kontribusi yang tidak hanya bagi warga NU saja, melainkan juga warga dari komunitas organisasi atau agama lainnya. Punya aktivitas agama tidak hanya bagi komunitasnya, tetapi juga bagi luar komunitasnya,” kata Gus Lur yang juga Wakil Ketua PW GP Ansor Sumatera Barat tersebut.

Lebih lanjut, Gus Lur menerjemahkan bahwa Gus Yahya adalah sosok yang pantas dalam perjuangan atas pemikiran Gus Dur, baik tentang kebangsaan, kenegaraan, maupun keagamaan. Semua pemikirannya itu ditujukan untuk rahmat bagi semesta. 

Maka, sambungnya, pasca 1 Abad NU yang dilaksanakan minggu lalu telah memberikan semangat baru terhadap kader-kader NU dan komponen organisasi lainnya, hingga menjadi mercusuar dalam mendigdayakan untuk merawat jagad membangun peradaban.

"Saya hanya bisa berdoa untuk beliau selalu diberikan kesehatan dan kekuatan serta kemudahan dalam membimbing kami para kader kader beliau untuk menuju Abad ke 2 NU yang lebih baik. Secara pribadi saya bangga dan bahagia pada momentum ini beliau dianugerahi gelar doktor untuk meningkatkan pengabdian yang lebih baik bagi beliau di masa yang akan datang, Tahnia Sang Pembaharu," pungkasnya. (Lak/Tha)


Share:

Wapres Tekankan Pentingnya SDM Unggul sebagai Pembawa Estafet Kepemimpinan Bangsa


Duta Nusantara Merdeka | Jakarta
Sumber daya manusia (SDM) unggul menjadi faktor penentu keberhasilan suatu bangsa. Untuk itu, sebagai upaya meneruskan kepemimpinan bangsa Indonesia, pemerintah berkomitmen kuat untuk mewujudkannya. 

“Salah satu prioritas negara saat ini adalah memastikan terwujudnya sumber daya manusia Indonesia unggul, yaitu generasi muda pembawa estafet kepemimpinan bangsa,” tegas Wakil Presiden (Wapres) K. H. Ma’ruf Amin saat menghadiri secara virtual Wisuda Sarjana Angkatan XXVI Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Shalahuddin Al-Ayyubi Jakarta, Minggu pagi (22/01/2023). 

Menurut Wapres, sebuah bangsa wajib memiliki SDM unggul sebagai kunci menciptakan kemakmuran di bumi. 

“Menciptakan sumber daya manusia unggul menjadi kewajiban, karena merupakan kunci untuk memakmurkan bumi,” ungkapnya. 

Lebih lanjut, Wapres menuturkan, pendidikan juga menjadi faktor utama dalam mencetak generasi unggul yang berdaya saing dan memiliki komitmen kebangsaan yang tinggi. 

“Manusia unggul adalah manusia yang sehat, cerdas, produktif, berdaya saing, berakhlak mulia, dan berkomitmen kebangsaan. Untuk itu, kuncinya terletak pada aspek pendidikan,” ujar Wapres. 

Pada kesempatan yang sama, Wapres menyebutkan dua faktor esensial mengenai penciptaan sumber daya manusia unggul, yaitu sumber daya manusa yang memahami ilmu agama serta menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi yang harus berjalan beriringan. 

“Keduanya haruslah berjalan beriringan dan saling melengkapi,” imbaunya. 

Mengakhiri sambutannya, tidak lupa Wapres memberikan ucapan selamat dan berpesan kepada para wisudawan STAI Shalahuddin Al-Ayyubi Jakarta agar segala pengalaman yang dimiliki dapat bermanfaat bagi masyarakat. 

“Saya harapkan segala ilmu, pembelajaran, bekal, serta pengalaman yang telah diserap selama ini dapat optimal diamalkan untuk menebarkan kemaslahatan kepada masyarakat,” 

“Selamat kepada wisudawan-wisudawati Sarjana Angkatan ke-26 Sekolah Tinggi Agama Islam Shalahuddin Al-Ayyubi Jakarta,” tutupnya. (Lak/Tha)

Share:

Kapolda Metro Jaya Berikan Kuliah Umum kepada Mahasiswa Uhamka


Duta Nusantara Merdeka | Jakarta 
Kapolda Metro Jaya, Irjen Pol. Dr. Mohammad Fadil Imran, M. Si memberikan Kuliah Umum kepada sekitar 150-250 orang Mahasiswa S1 Uhamka dan Dosen Uhamka di ruang Aula kampus A Uhamka, Jakarta Selatan, Rabu (18/01/2023).

"Membangun jaringan komunikasi untuk kepemimpinan kolaboratif" menjadi tema materi kuliah umum dari kapolda Metro Jaya. Dalam materi kuliahnya Irjen Fadil mengatakan, saat ini Situasi negara kita mengalami perubahan yang begitu cepat, sehingga negara mengalami Situasi yang penuh dengan ketidakpastian.

“Negara kita Sekarang berada dalam situasi yang penuh dengan ketidakpastian, perubahan terjadi begitu cepat, dan situasi saat ini akan menjadi tantangan bagi kita semua dan harus kita sadari supaya kita lebih waspada menghadapi situasi kedepan,” kata Irjen Fadil.

Irjen Fadil melanjutkan, kepolisian adalah bagian dari masyarakat, baik organisasi bidang layanan jasa, pelayanan publik maupun penegakan hukum dan agar dapat beradaptasi dengan lingkungan maka dalam sebuah organisasi diperlukan perubahan struktur dan kultur dengan cepat.

“Dalam berbagai kesempatan khususnya di kepolisian, saya selalu menyampaikan organisasi ini adalah bagian dari masyarakat, baik organisasi bidang layanan jasa, pelayanan publik maupun penegakan hukum, maka dalam sebuah organisasi perubahan struktur, kultur harus kita lakukan dengan cepat untuk dapat beradaptaasi dengan Lingkungan,” ucapnya.

“Ketika memimpin suatu organisasi kita harus kuasai betul situasi ekternal dan internal, hidup matinya suatu organisasi dipengaruhi oleh bagaimana merespon sebuah perubahan yang menjadi keniscayaan yang harus dilalui,” tambahnya.

Lebih lanjut, Irjen Fadil menjelaskan, untuk menyesuaikan dengan tuntutan lingkungan, maka harus dilakukan modifikasi gaya kepemimpinan yang diantaranya adalah dengan melihat dan belajar dari praktek praktek yg dilakukan oleh kepemimpinan sebelumnya.

“Ada beberapa gaya kepemimpinan antara lain melihat dan belajar dari praktek praktek yang dilakukan oleh kepemimpinan sebelumnya. Dari hal tersebut, maka kita harus melakukan modifikasi Menyesuaikan dengan tuntutan lingkungan dan kendala-kendala yang dialami oleh organisasi saat ini,” ungkapnya.

Menurut dia, ada beberapa unsur kepemimpinan yang harus dimiliki, diantaranya memodelkan perilaku anggota organisasi yang diharapkan, pemimpin harus menginspirasi, menciptakan peluang, mampu  berkolaborasi, menciptakan kepercayaan dan keberlanjutan.

”Anda sekalian lah yang menentukan Indonesia mampu menuju Indonesia emas, lakukan semuanya dengan penuh kasih sayang dan cinta,” pungkasnya. (Lak/Tha)

Share:

Pakar IT SEVIMA: Kampus Harus Digitalisasi jika Tak Ingin Gulung Tikar


Duta Nusantara Merdeka | Jakarta 
Pekan ini, Menteri Pendidikan Nadiem Makarim telah mengumumkan Seleksi Nasional Perguruan Tinggi Berbasis Prestasi (SNBP) dan Berbasis Tes (SNBT) untuk menyeleksi calon mahasiswa di kampus negeri. Berbagai kampus swasta kini juga telah membuka penerimaan mahasiswa baru.

Sayangnya, calon mahasiswa biasa berebut untuk masuk di kampus tertentu saja. Masih banyak kampus yang kekurangan pendaftar bahkan sampai terancam gulung tikar (bangkrut). Hal ini diungkapkan oleh Wahyudi Agustiono Ph.D, pakar IT dari SEVIMA sekaligus Dosen Senior di Universitas Trunojoyo Madura, sebagai pembicara kunci dalam Musyawarah Nasional Asosiasi Perguruan Tinggi Informatika dan Komputer (Aptikom) pada Jum'at (09/12) sore di Prime Plaza Hotel Sanur Bali.

Wahyudi melihat masalah kekurangan pendaftar berakar dari adanya kampus yang enggan melakukan digitalisasi. Mahasiswa saat ini mencari pengalaman belajar yang tidak hanya memberikan mereka ijazah serta ilmu teori, tapi juga digital skill dan mempraktikkan langsung studi kasus di dunia nyata.

"Kalau tidak mau gulung tikar, transformasi digital harus dilakukan! Digitalisasi juga tidak cukup dicatat (dalam forum ini), tapi harus bisa memberikan impact kepada mahasiswa. Karena mahasiswa kita adalah generasi Z dan Alpha yang menginginkan pengalaman belajar digital. Kampus digital bagi mereka bukan lagi kemewahan, tapi kenormalan bahkan kewajiban!," tegas Wahyudi dalam forum yang dihadiri Ratusan Pimpinan Perguruan Tinggi tersebut.

Berdasarkan pengalamannya melakukan digitalisasi di lebih dari 700 kampus di Indonesia yang tergabung dalam Komunitas SEVIMA, Wahyudi kemudian berbagi empat langkah bagi kampus untuk sukses melakukan digitalisasi. Berikut tipsnya:

*1. Kembangkan Infrastruktur yang Kokoh tapi Tetap Terjangkau*

Wahyudi menyadari bahwa digitalisasi kerap ditakutkan karena biayanya yang dianggap mahal. Hal tersebut menurut Wahyudi memang benar jika setiap kampus harus membuat infrastuktur digital sendiri, seperti membeli server hingga membayar teknisi sendiri.

Namun, kampus juga bisa mengambil alternatif berupa menggunakan sistem yang sudah ada. Inilah tips pertama dari Wahyudi. Ia mengajak kampus untuk memanfaatkan aplikasi digital yang sudah banyak bertebaran di internet. Termasuk, sistem akademik berbasis infrastuktur Cloud (komputasi awan) seperti SEVIMA Platform yang sudah biasa digunakan oleh kampus.

"Dengan menggunakan infrastuktur berbasis Cloud, kini lebih dari 700 kampus yang tergabung dalam Komunitas SEVIMA tidak perlu beli server karena telah berbasis cloud. Kampus-kampus ini akhirnya menikmati sistem akademik dengan biaya yang sangat murah atau bahkan gratis! Sistem akademik ini juga dapat dengan mudah diakses lewat HP dan Laptop, seperti kita menggunakan sosial media," ungkap Wahyudi.

*2. Buat Roadmap (Peta Jalan) untuk Pengembangan Digitalisasi Kampus*

Digitalisasi kampus adalah perjuangan yang membutuhkan waktu panjang. Oleh karena itu, sebagai tips kedua Wahyudi mengajak kampus untuk membuat rencana pengembangan. Misalnya, apa yang perlu dilakukan kampus dalam dua, lima, sepuluh, bahkan dua puluh tahun.

Wahyudi juga menyampaikan bahwa Pemerintah dan Presiden Joko Widodo saat ini telah memiliki roadmap sumber daya manusia melalui pemberdayaan teknologi. Dengan adanya roadmap, diharapkan digitalisasi dapat terus berlanjut apapun kondisi yang terjadi.

"Saya pinjam istilah dari Pak Jokowi: kita memang saat ini kita hidup di era digital, jadi digitalisasi ini tidak bisa dihindari. Kita sedang ada di sebuah peradaban yang memang digital, dan itu membutuhkan perencanaan matang secara waktu hingga sumber daya manusia (SDM)," kata Wahyudi.

*3. Pastikan Data Terintegrasi dan Sesuai Aturan Pemerintah*

Digitalisasi tak bisa dilepaskan dari pengelolaan data. Saat melakukan digitalisasi, kampus akan mengelola banyak data mulai dari penerimaan mahasiswa baru, pembelajaran, hingga kelulusan.

Wahyudi berpesan bahwa data ini perlu dikelola dengan baik, agar terintegrasi dan sesuai dengan aturan pemerintah. Di Kementerian Pendidikan sendiri, ada aturan untuk melaporkan data ke Pangkalan Data Pendidikan Tinggi (PDDIKTI). Selain itu ada juga banyak kewajiban yang membutuhkan data seperti pengelolaan Akademik, Non Akademik, Akreditasi, Sistem Pengendalian Mutu Internal, hingga Sistem Sumber Daya (SISTER).

Pesan ketiga ini menurut Wahyudi sangt penting, karena akan ada masalah besar jika data yang dimiliki kampus tidak dikelola dengan baik. Resiko seperti kebocoran data, kegagalan meluluskan mahasiswa karena tidak bisa mencetak Penomoran Ijazah Nasional, hingga akreditasi yang buruk, menanti kampus yang datanya bermasalah.

"Rumus kami di SEVIMA Platform yakni sistem di kampus harus terintegrasi dan terkoneksi. Mari kita kembangkan di kampus ekosistem digital, yang memberi impact dan terkoneksi. Karena sebagus apapun aplikasi dan sistem, kalau tidak terkoneksi atau datanya tidak aman maupun tidak sesuai dengan regulasi yang ada, itu akan bahaya!," lanjut Wahyudi mewanti-wanti perguruan tinggi.

*4. Siapkan SDM di Kampus untuk Menghadapi Digitalisasi*

Tips pamungkas, digitalisasi menurut Wahyudi tak hanya menggunakan gadget baru maupun aplikasi baru. Digitalisasi juga akan membawa budaya baru. Oleh karena itu sumber daya manusia (SDM) di kampus perlu disiapkan untuk menghadapi digitalisasi.

Wahyudi memahami bahwa menyiapkan SDM tidaklah mudah. Namun semua civitas kampus harus bergerak dan mencoba, karena hal ini sudah jadi tuntutan zaman. Wahyudi merujuk pada data bahwa kini jumlah gadget yang ada di Indonesia sudah lebih banyak dibandingkan dengan jumlah penduduk. Sebab satu orang bisa saja memiliki lebih dari satu gadget.

"Artinya, semua orang di Indonesia saat ini sudah terekspose digitaliasi. Kampus harus berubah dan mengembangkan kultur digital, jika tidak ingin gulung tikar. SEVIMA sendiri sudah membuktikan, 700 lebih perguruan tinggi mitra kami, itu tersebar di seluruh Indonesia dari Aceh, Kupang (Nusa Tenggara), hingga Papua. Di semua kampus yang telah melakukan digitalisasi tersebut, revolusi pendidikan tidak hanya sukses karena sistem yang canggih, tapi juga karena SDM yang mau berubah jadi lebih baik!," pungkas Wahyudi. (Lak/Tha)

Share:

UNIP Gelar Wisuda Perdana Setelah 29 Tahun Berstatus STIE


Duta Nusantara Merdeka | Jakarta 
Universitas IPWIJA –UNIP akhirnya bisa menggelar Wisuda perdana setelah 29 tahun lamanya berstatus Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi - STIE. Setelah sukses beralih status menjadi Universitas, Rektor UNIP Besar Agung Martono akhirnya mewisuda 400 lebih mahasiswa Program Studi Manajemen Strata Satu (S1) dan Program Studi Strata Dua (S2) tahun akademik 2021/2022 pada Senin, (17/10/2022) di Gedung The Krakatau Grand Ballroom, Green Terrace -Taman Mini Indonesia Indah, Jakarta. 

Perjuangan Besar Agung Martono sejak ditunjuk sebagai Ketua STIE periode 2021-2026 berhasil meningkatkan status STIE IPWIJA menjadi universitas setelah LLDIKTI Wilayah III menyerahkan SK Nomor 627/E/O/2022 tanggal 29 Agustus 2022 menjadi Universitas IPWIJA. ”. Seperti yang dikutip dalam pembicaraan Rektor Agung Martono dengan Penulis sebelum acara wisuda dimulai.

Rektor UNIP Besar Agung Martono, dalam sambutannya pada Rapat Terbuka Senat, mengatakan, keberhasilan dan perjuangan yang telah diraih saat ini bukanlah akhir dari proses belajar dan bukan pula akhir dari perjuangan masa depan. 

“Masih banyak tantangan dan rintangan yang saudara hadapi kedepan. Dengan berbekal ilmu pengetahuan dan pengalaman yang telah saudara miliki, kami yakin Saudara akan dapat memanfaatkan ilmu untuk mengabdikan diri dalam Keluarga, Masyarakat, Nusa Bangsa, dan Agama,” kata Rektor Agung.

“Dengan berbekal status Universitas, Rektor Agung menambahkan, dirinya dan civitas akademik akan mewujudkan visi dan misi Universitas IPWIJA yaitu menyiapkan mahasiswa memiliki kemampuan Manajerial dan Kewirausahaan secara mandiri, beretika, profesional dan berkualitas unggul. 

Selanjutnya, Anggota Pembina Yayasan IPWIJA Juniarto Rojo Prasetyo yang membacakan sambutan Ketua pembina, menyampaikan harapannya agar para lulusan UNIP dapat menjadi pengusaha. Selama mengikuti kuliah wisudawan/ wisudawati telah dididik dan diberi bekal untuk menjadi wirausaha yang memahami aspek-aspek kewirausahaan. 

Oleh karena itu, Yayasan IPWIJA ingin mengajak para wisudawan/ wisudawati untuk menjadi pengusaha.  “Jadilah pengusaha yang menggunakan ilmu dan pengetahuan yang diperoleh dari hasil belajar di Universitas IPWIJA,” imbuhnya.

Puncak sambutan yang ditunggu-tunggu oleh Senat dan para undangan adalah dari Kepala Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDIKTI) Wilyah III, Dr.Ir. Paristiyanti Nurwardani. “Untuk membentuk SDM yang unggul Indonesia bangkit, kepada mahasiswa yang diwisuda hari ini untuk terus mengembangkan soft skill dan hard skill serta memperbanyak literasi teknologi di era digital sekarang ini,” ungkapnya. 

Pesan yang sangat mendalam dari Kepala LLDIKTI  Wilayah III adalah sebuah quote dari Macolm X yaitu Education is the passport to the future, for tomorrow belongs to those who prepare for it today. “Pendidikan adalah paspor untuk masa depan, karena hari esok adalah milik mereka yang mempersiapkannya hari ini,” tuturnya.

Selain itu, Kepala LLDIKTI Wilayah III berharap kepada seluruh civitas akademik UNIP agar lebih cepat bergerak cepat dalam pengembangan sumber daya manusia, terutama mendorong dosen untuk meningkatkan kualifikasi pendidikan dan jenjang akademiknya yang nantinya akan berkontribusi besar bagi peningkatan UNIP.” Yang paling utama dan harus terus menerus diperhatikan dan dijaga adalah Mutu, Mutu dan Mutu,” ujar  Paristiyanti. 

Pada kesempatan ini, Dirjen Dikti Ristek Kemdikbud Ristek Prof. Ir. Nizam, MSc., Ph.D., DIC., IPU., ASEAN Eng. Didaulat memaparkan orasi ilmiah di depan sidang. Point penting yang disampaikannya adalah mengenai Covid 19 yang dapat dijadikan pelajaran sebagai pegangan kedepan yakni : kemampuan beradaptasi dalam menghadapi segala masalah dan kemampuan berinovasi dan berkreasi dalam mencari solusi.

Menyampaikan apresiasi kepada wisudawan dan wisudawati berhasil menyelesaikan studi. “Anda tidak boleh berpuas diri dan harus siap menjadi pembelajar sepanjang hayat dan belajar ilmu baru dan kompoetensi baru, dan terus beradaptasi dengan perubahan yang terjadi untuk mengarungi tantangan masa depan anda sekalian,” saran Nizam kepada mahasiswa yang diwisuda. 

Dia juga mengatakan, pandemi Covid-19 telah memberi pelajaran berharga. “Kemampuan beradaptasi dan berinovasi serta berkreasi dengan memanfaatkan teknologi yang kita pelajari selama pandemi adalah kunci keberhasilan dan kemenangan,” pungkasnya.

Pada acara wisuda ke 42 ini, dinobatkan mahasiswa berprestasi yang terdiri dari 7 mahasiswa Program Magister Manajemen (S2) dan 2 mahasiswa Program Manajemen (S1). Adapun para mahasiswa lulusan Program Magister Manajemen tersebut adalah:   Moch, Chairul Anwar; Meta Lianasari; Hartanto Gautama Utama; Yufifi; Mulyati; Rakhmat Fitrayudha Sandinanto dan Irwan Sitorus. Sedangkan mahasiswa lulusan Program Manajemen adalah: Lina Maretasar dan Tri Rahmini Siswi Utami. 

Salah satu mahasiswa berprestasi yang berhasil meraih IPK Sempurna 4,0 yakni Moch. Chairul Anwar dengan konsentrasi mata kuliah Manajemen Sumber Daya Manusia.

Acara wisuda ditutup dengan hiburan oleh wisudawan/ wisudawati berupa puisi dan lagu-lagu yang dipersembahkan kepada orang tua sebagai tanda bakti dan terima kasih atas keikhlasan dan kesabaran memberikan dorongan selama menuntut ilmu di UNIP. Kesusksesan dan kemeriahan acara wisuda ke 42 UNIP tersebut berkat kerjasama tim wisuda yang solid dibawah pimpinan Subadi, SE.

Penulis: Juniarto Rojo Prasetyo
Salah satu Pendiri LSP Pers Indonesia
Ketua LSP Geospasial

Share:

Tips Anti Jadi Pengangguran Setelah Lulus Sarjana ala Rektor UNU Yogyakarta


Duta Nusantara Merdeka | Yogjakarta 
Gelar sarjana di era digital saat ini tak bisa dijadikan jaminan kesuksesan. Data World Economic Forum menunjukkan bahwa di tahun 2025 saja, akan ada 85 juta lapangan kerja yang terdisrupsi dan berpotensi digantikan oleh mesin. Perusahaan teknologi besar juga sudah banyak yang saat ini tidak mensyaratkan ijazah sebagai syarat seleksi karyawan.

Hal ini diungkapkan Widya Priyahita Pudjibudojo DBA Cand, Rektor Universitas Nahdlatul Ulama Yogyakarta, dalam Webinar SEVIMA di Hari Sarjana Indonesia, Kamis (29/09) siang. Di hadapan ribuan mahasiswa Komunitas SEVIMA, Widya berpesan bahwa sarjana harus terus meningkatkan kemampuan diri jika mau bertahan di tengah era digital.

"Saat ini kita menghadapi triple disruption, bahkan disrupsi empat lapis. Yakni disrupsi revolusi dan bisnis, disrupsi pandemi,  disrupsi anak muda. dan disrupsi perubahan alam. Namun, ada job lost (pekerjaan yang hilang), akan ada juga job gain, pekerjaan yang dulu tidak ada namun sekarang muncul dan berkembang pesat, hal-hal yang terkait digital. Para sarjana perlu segera meningkatkan kemampuan diri," kata Widya yang kini juga menjabat sebagai Staf Khusus Menteri Sekretaris Negara.

Untuk meningkatkan peluang sukses di masa depan, setidaknya ada empat tips survive (bertahan) dan anti menganggur yang disampaikan oleh Widya bagi generasi muda. Berikut tipsnya:

*1. Pahami peluang yang ada*

Kementerian Komunikasi dan Informatika Indonesia, kata Widya, telah merilis informasi bahwa setidaknya ada 9 juta talenta digital yang dibutuhkan di Indonesia. Namun berdasarkan prediksi yang bisa dipenuhi saat ini baru sekitar 2,5 juta talenta saja. Sehingga masih ada kesempatan bagi generasi muda untuk mengasah bakatnya di bidang digital, karena lapangan kerja tersedia luas.

Peluang lainnya di berbagai bidang terkait digital juga tersedia. Misalnya seseorang yang memiliki jiwa seni yang baik, di masa lalu akan berkarya sebagai seorang pelukis saja. Tapi sekarang peluang kerja baru bagi anak seni  terbuka lebar, sebagai desainer grafis maupun pembuat konten. Widya berharap para sarjana jeli dalam memahami peluang, jangan hanya berpikir linear dan menunggu.

"Bahkan dengan Linkedin dan berbagai aplikasi untuk memamerkan portofolio, asalkan sarjana itu punya karya, bisa membuat produk yang dijual ke seluruh dunia. Cukup internet, dan modal Bahasa Inggris, bisa mendpatkan klien untuk desain dan content maker (pembuat konten) dari luar negeri dengan gaji dollar," ungkap Widya.

"Jangan hanya belajar linier. Anak politik bisa belajar digital, anak kedokteran bisa belajar digital. Belajar apapun pasti ada manfaatnya," tandasnya.
Ia menambahkan disrupsi yang terjadi saat ini membawa fenomena menarik karena ada job lost dan job gain. Dimana ada beberapa pekerjaan yang dulu eksis namun sekarang menghilang dan sudah tidak dibutuhkan lagi. Tapi kemudian ada pekerjaan baru muncul dan berkembang pesat.

*2. Jangan ragu belajar di luar bidangnya*

Menurut Widya saat ini adalah era hybrid (campuran dengan teknologi) bukan lagi linear (ilmu murni). Tak terkecuali dalam pola pikir dan pembelajaran. Semua bidang ilmu bisa dikembangkan dengan memanfaatkan teknologi.

Widya mencontohkan dunia pendidikan, yang jika dilakukan secara linear maka hanya akan berfokus pada pembelajaran di ruang kelas. Saat ini dengan perkembangan teknologi, dunia pendidikan bisa digabungkan dengan aplikasi di handphone, dan memiliki peluang bisnis yang luar biasa. "Mahasiswa masih kuliah, bisa membuat aplikasi pembelajaran bahkan menjadi guru les secara online. Dokter bisa konsultasi melalui online. Ini tidak bisa terjadi kalau sarjana pendidikan dan sarjana kedokteran tidak belajar teknologi," ungkap Widya.

Untuk mulai percaya diri dalam belajar di luar bidang, para sarjana harus percaya bahwa belajar apapun pasti ada manfaatnya. Karena hasil dari belajar bukan sekedar selembar ijazah. "Tapi juga peluang untuk mix and match, mempelajari yang relevan dan dibutuhkan masyarakat, menghubungkan dengan apa yang dibutuhkan masyarakat, sehingga ilmu yang sarjana miliki akan sesuai dan ada lapangan kerjanya," lanjut Widya.

*3. Belajar Caranya Belajar, dan Meninggalkan Sebagian yang Sudah Dipelajari*

Ilmu pengetahuan pasti akan berubah, sesuatu yang dipelajari di masa lalu belum tentu relevan di masa depan. Jadi para sarjana perlu memiliki skill caranya belajar, dan meninggalkan sebagian yang sudah dipelajari untuk digantikan dengan hal yang baru.

Karena bagi Widya, akhirnya sekolah itu adalah tempat belajar untuk bagaimana belajar, sehingga bisa beradaptasi dalam situasi apapun, terlebih perubahan dunia yang demikian cepat dan disruptif. Selain kemampuan untuk belajar, yang dibutuhkan saat ini juga adalah menyaring hal-hal usang yang sudah dipelajari. Sehingga kemampuan untuk menerima hal-hal baru bisa lebih cepat.

"Saya tidak melihat sekolah untuk belajar sesuatu karena sesuatu itu mudah rusak. Misal manajemen, teori yang kita pelajari hari ini pada tiga tahun lagi mungkin usang. Sehingga kita harus memposisikan sebagai gelas. Gelas ketika penuh diisi air terus menerus, air akan tumpah. Nah kita juga harus bisa membuang apa yang kita pelajari yang telah usang, agar hal baru bisa masuk. Karena dunia terus berubah jangan pakai cara pandang lama untuk melihat hal baru," katanya.

*4. Cepat Beradaptasi dan Pasang Target*

Kemampuan adaptasi dan memasang target, menjadi skill yang terakhir namun menurut Widya juga tak kalah penting. Gelar sarjana pastinya menjadi pengalaman baru bagi anak muda menghadapi kerasnya dunia kerja atau bermasyarakat, setelah belasan tahun di lingkungan sekolah.

Kemampuan cepat beradaptasi bisa dipelajari sejak kuliah. Bagi mahasiswa yang berkuliah di era Pandemi, sudah pernah merasakan kuliah berubah drastis secara Online selama dua tahun, sebelum akhirnya menjadi Offline lagi akhir-akhir ini. Mahasiswa juga sudah pernah merasakan merantau ke luar kota bahkan luar pulau, dan semasa kuliah mengenal teman baru baik di kampus, organisasi internal, maupun organisasi eksternal. 

Setelah mengenal lingkungan lebih luas, sarjana maupun calon sarjana diharapkan Widya dapat menentukan target yang jelas. Misalnya ingin menjadi pengusaha, usia 22 sebagai sarjana muda apa yang perlu dilakukan. Lalu bagaimana target skala usahanya, jumlah pegawai, hingga omset pada 10 tahun kedepan. Dengan adanya target, maka adaptasi bisa dilakukan secara terarah.

"Oleh karena itu semasa jadi mahasiswa, belum sarjana, tidak cukup hanya belajar dikelas, belajar bisa dimanapun kita bisa belajar di masyarakat, pesantren, industri, organisasi, semakin banyak ruang belajar yg kita manfaatkan semakin baik. Jadi skill akademik penting, kapasitas akademik penting, tapi juga perlu dilengkapi dengan skill yg lain seperti kepemimpinan, kewirausahaan, sosialisasi, berorganisasi, dan lain-lain. Inilah yang nanti sebagai sarjana, akan membantu untuk beradaptasi dan sukses," pungkas Widya yang saat ini juga berstatus sebagai mahasiswa baru pada jenjang doktoral di Paris School of Business Prancis. (Lak/Tha)

Share:

KIRIM BERITA SILAHKAN KLIK

KIRIM BERITA ANDA KESINI! Merasa Terbantu Dengan Publikasi ? Ayo Traktir Kopi Untuk Admin Dengan Cara Berbagai Donasi. Terimakasih :)



BREAKING NEWS

~||~ KPU Tetapkan 3 Pasang Calon Presiden dan Wakil Presiden 2024 - 2029 ~||~ Kampung Rakyat Indonesia Siap Sukseskan Pemilu 2024 ~||~ #PEMILUDAMAI ~||~

Kilas Balik Bung Karno

Kilas Balik Bung Karno - Makna Proklamasi

Ir. Soekarno (Sang Proklamator) Setiap Tahun kita Memperingati Hari Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia, Maka kita tidak bisa t...

Like Fanpage

Follow In Twitter

Breaking News

IKUTI KAMI


loading...

NONTON VIDEO DAPAT DUIT

10 Berita Populer

IKLAN

IKLAN
Ingin Pasang Iklan hubungi Kami di 0812 6582 534

Label

(SAS) #2019GantiPresiden Accounting Aceh Aceh Timur Adat Istiadat Advokat AFF Agama Agraria AIDS Air Aisyiyah Aksara Aksi Aksi Sosial Aktivis Aktivitis Al Washliyah Album Amien Rais Anak Anak Yatim Anarkis Angkatan Darat Anies Baswedan Animal Anti Korupsi Arisan Artikel Artis Arus Mudik Asahan Asian Games ASN Asuransi Asusila Atlet Award Bacaleg Bachtiar Ahmad Sibarani Baksos Bakti Sosial Balap Liar Banda Aceh Bandar Lampung Bandara Bandung Banjir BANK Bank Sumut Bansos Banten Bantuan Sosial Bapenas Bappenas Basarnas Batubara Bawang Putih Bawaslu Bayi Bazar BBM Bea Cukai Beasiswa Begal Bekraf Beladiri Belanja Bencana Bencana Alam Beras Berita Bhabinkamtibmas Bhayangkara Bhayangkari Bioskop Bisnis BKPRMI BM PAN BNI BNN BNPT Bobby Nasution Bom Bunuh Diri Boomerang BPBD BPJS BPN BPOM BRI Brimob Buka lapak Bukit Asam Buku Bulog BUMN Bung Karno Bupati Bursa saham Bursasaham Buruh Bus Caleg Capital market CCTV Cerpen Cianjur Cikampek Citilink conference Cosplayer Covid-19 Covid-19 Satgas Covid19 Cuaca Cuci Tangan Curanmor Cyber Daerah Dakwah Dance Debat Presiden Debt Collector Dede Farhan Aulawi Deklarasi Deli Serdang Demonstrasi Densus 88 Desa Dewan Pengawas Dewata Sakti Dharma Pertiwi Dialog Digital Diklat Dinas Perhubungan Dirgahayu HUT RI Disiplin Diskusi Dongeng Donor Darah DPD RI DPR Duka Cita E-Money Effendi Simbolon Ekonom Ekonomi Ekspor Impor Electronics Elektronik Emas Empat Pilar Entertainment Es cream ESDM event Fashion Festival FIFA Film Film Horor Film seri Anak Fintech FISIP Flores Timur Formasi Formula E Forum Furniture Futsal G30S/PKI GAAS Games Ganja Ganjar Ganjil Genap Garut Gebyar Kemerdekaan Gempa Geng Motor Genppari Gereja Gibran Gizi Buruk Go Pay Go-Jek Gojek Golkar Gotong Royong Grab Gubernur Guru Besar Gym Haedar Nasir ham HANI Harbolnas Hari Ibu Hewan Hiburan HIV HMI Hoax Hotel Hp Hukum Humas Humbahas HUT HUT Bhayangkara HUT RI HUT TNI Hutan Ibadah Ibadah Haji Ibu Negara Idul Adha Idul Fitri IKLAN Imlek IMM Indonesia Industri inflasi Informasi Infrastruktur Inspektorat Inspirasi Internasional Internet Intoleran Investor IPK IPM IPPI Islam IWAPI Jakarta Jakarta Barat Jakarta Pusat Jalan Jambore Nasional Jawa Tengah Jawa Timur Jayapura Jokowi Juara Jum'at Barokah Jumanji Jumat Jumat Berkah Jurnalis Kaliber Kampanye Kampung Rakyat Indonesia Kampus Kamtibmas Kapolda Kapoldasu Kapolri Kapolsek Kapolsek Kepolisian Karaoke Karhutla Karya Tulis Kasus KDRT Keadilan Keagamaan Keamanan Kebakaran Kebangsaan Kebersihan Kebudayaan Kebun Kecantikan Kecelakaan Kedokteran Kegiatan Kegiatan seminar Kehutanan Kejahatan Kejaksaan Kejuaraan Kejurnas Kekerasan Kelestarian Alam Keluarga Kemalingan Kemanusiaan Kemenag Kemenaker Kemendag Kemendagri Kemendesa Kemendikbud Kemenhub Kemeninfo Kemenkes Kemenkeu Kemenko Kemenkumham Kemenlu KEMENPAN-RB Kemenparekraf Kemenperin Kemenpora kemenristek Kemensos Kementan Kemiskinan Kendaraan Dinas Kepala Daerah Kepedulian keperdulian Kepolisian Kerajaan Kereta Api kerja Paksa Kerjasama Kesehatan Kesejahteraan Keselamatan Kesenian Ketahanan Pangan Ketenagakerjaan Keuangan Khilafahtul Muslimin Kilas Balik Bung Karno Kivlan Zen KKP KNPI Kohati kompetisi Kompolnas Komputer Komunitas kon Konferensi KONI Konsumen Koperasi Kopermasu Kopi Kopi Pagi Korupsi Kota Medan KPK KPR KPU Kriminal KRYD KSAD Kudeta Kuliner Kunjungan Kerja Kutai Kartanegara Labuhan Batu Lahan Lakalantas Laksi Lalu Lintas Lampung Langka Langkat Lapas Launching Launching Album Launching Aplikasi Launching Buku LAZISMU Lebaran Legislatif Lembaga LGBT Lifestyle Lingkungan Lingkungan Hidup LIPPI Listrik Lock Down Lomba lomba lari London LPPI LPS LSM Lukas Enembe Madina Mahasiswa Mahkamah Agung Mainan anak Majalengka Makanan Jepang Makassar Makkasar Mall Maluku Market Outlook Masjid Masker Mata Uang Maulid Nabi Mayday MDMC Medan Denai Media Media Sosial Megapolitan Menag Mendag Mendagri Menembak Menteri Menteri Perdagangan millenial Minuman Keras Minuman sehat Minyak Goreng Minyak Makan Miras Mobil MOI Motivasi MoU MPR MPR RI Mudik Muhammadiyah Muharram MUI Munas Musibah Musik Musyawarah Musywil Narkoba Narkotika NasDem Nasional Natal Natal & Tahun Baru New Normal NII NKRI NU ODGJ Office Ojek Online Ojol Olah Raga Olahraga Ombusman Omicron Online Operasi Patuh Operasi Yustisi Opini Organisasi Ormas Otomotif P Padang Padangsidimpuan Pagelaran Pahlawan Pajak Pakta Integritas Palestina Pameran PAN Pancasila Papua Parawisata Pariwisata Partai Demokrat Partai Politik Partai UKM Partai Ummat Pasar Pasar modal Pasar Murah Pasar Tradisional Paspampres Patroli PC PDI Perjuangan PDIP Perjuangan pe Pedagang Pegadaian Pelajar Pelajar Islam Indonesia Pelantikan Pelatihan Pelayanan Publik Pelecehan seks Pelukis Peluncuran Pemadam Kebakaran Pemalakan Pembangunan Pembayaran Elektronik Pembunuhan pemerasan Pemerintah Pemerintahan Pemerkosaan Pemilu Pemuda Pemuda Melati Indonesia Pemuda Muhammadiyah Pemuka Agama pen Penandatanganan Pencabulan Pencemaran Nama Baik Penculikan Pencurian Pendataan Pendidikan Penelitian Penembakan Penerbangan Penertiban Pengabdian Pengadilan Pengadilan Negeri Pengajian Pengamanan Pengamat Penganiayaan Pengawasan Pengetahuan Penggelapan Penghargaan Penghijauan Pengusaha Penipuan Penistaan Agama Penulis Penyakit Penyandang Disabilitas Penyuluhan Perampasan Perayaan Perbankan Percut Sei Tuan Perdagangan Perekonomian Perempuan & Anak Peresmian Pergaulan Perhubungan Perikanan Peristiwa Perjanjian Perjudian Perkawinan Perlombaan Permainan Perpajakan Pers Pertamina Pertanahan Pertanian Perusahaan Pesawat Terbang PET Pileg Pilkada PIlkades Pilpres Pin Pinjam meminjam uang Pinjaman Online PKL PKS PMI Polairud Polantas Polisi Cilik Politik POLRI Polwan Pondok Pesantren Ponpes Pornografi Posko Ummat PPKM PPWI Pra Kerja Prabowo Pramuka Praperadilan Prawita Genppari Premanisme Presiden Prestasi Primbon Politik Prokes promo Property Prostitusi Protokol Kesehatan PSI PSSI Public Expose Publik expose Puisi Pungli PUPR Pusat Perbelanjaan Puskesmas PWI Qurban Radikalisme Rafdinal Ragam Rakernas Rakor Ramadhan Reksadana Rektor Relawan Relawan Jokowi Religi Remisi Rentan Renungan resa Restoran Reuni 212 Revolusi Mental Reward RKUHP Robot Ruang Guru Rumah Rumah sakit Rups Rusia RUU Saber Pungli Sabu Sahabat Anak Salon Samosir Samsat Samsung Sanitasi air.Lingkungan hidup Santri SAR Satlantas Satpol PP Satwa Sejarah Sekolah Sembako Seminar Sengketa Seniman Senjata Senjata Api Sepak Bola Separatis Sepeda Sepeda sehat Serdang Bedagai Sertifikat Sertijab sho Sigli Silaturahim Silaturahim. KUYAI Kartanegara Silaturahmi Silaturrahim SIM Simalungun Simpan Pinjam Simulasi Smartphone Soekarno Solar Somasi Sosial Sosialisasi Startup Stasiun STOP PRES...!!! Studi Ilmiah Stunting Suku bunga Sulawesi Selatan Sumatera Barat Sumatera Utara Sumpah Jabatan Sumut Sungai Superstore Suplemen Surabaya Surat Terbuka Suriyono Adi Susanto Suriyono Adi Susanto {SAS) Survei Survey susu Swab Antigen Syafi'i Ma'arif Syariah Syawal Takjil Tali Kasih Talkshow Tanjung Balai Tantama Tapanuli Tengah Tawuran Teknologi Teror Terorisme Tes Urine Tiket Tilang Tips Tjahyo Kumolo TNI TNI AU TNI-Polri Tokoh Tokoh Agama Tokoh Masyarakat Tol Toys Kingdom ToysKingdom Tragedi Transportasi Trend Rambut True Money Uang Uang Palsu UIN Ujaran Kebencian UKM Ukraina Ulama UMJ umkm UMSU Undang-Undang UNIMED UniPin Universitas Unjuk Rasa Upacara Usaha Rakyat UU Cipta Kerja UU ITE UUD 1945 Vaksinasi Vaksinasi booster Valentine Day Verifikasi Viral Virus Corona Walikota Wanita Wapres Wartawan Webinar Wirausaha Wisata WNA Workshop Yogyakarta Zulkifli Hasan

Arsip Berita

IKUTI BERITA VIDEO KAMI DI YOUTUBE

POS PETIR

VIRUS COVID-19

Wabah Virus Corona (Covid-19) Sudah Menyerang Indonesia, Setiap Hari Korban Semakin Bertambah Sampai ada yang Meninggal, Rakyat Semakin Cemas dan Khawatir, Bagai Tersambar Petir Mendengar Virus Corona.

HALLO KRING..!!!

12 PAS

PANCASILA UDAH FINAL

Pembahasan RUU Haluan Ideologi Pancasila Banyak Penolakan Dari Berbagai Kalangan Masyarakat, Memang Seharusnya Tidak Usah Dibahas Dan Lebih Baik Dibatalkan. Pancasila Dasar Negara.
Tendangan 12 PAS Dihentikan

SOS

INDONESIA DARURAT NARKOBA

Sudah dijatuhi hukuman mati bahkan sudah ada yang dieksekusi, tapi masih banyak bandar narkoba semakin merajalela, terbukti banyak yang ditangkap petugas Polisi maupun BNN (Badan Narkotika Nasional) tapi belum kapok juga mereka, justru sipir penjara malah terlibat. Kalau sudah darurat begini, hukuman mati jangan berhenti, jalan terus!.

QUO VADIS

Kunjungan Statistik

Online

IKLAN USAHA ANDA


PRO KONTRA VAKSINASI

~> Program Vaksinasi Yang Diluncurkan Pemerintah Mendapat Sorotan Dari Berbagai Masyarakat, sehingga terjadi pro dan kontra

<~ Memang Sebenarnya Harus Jelas Disampaikan, Maksud dan Tujuan Vaksinasi, Karena dilapangan Ada Perbedaan Orang Yang Akan Divaksin dan Yang Tidak Boleh Divaksin, membuat masyarakat Bingung

Link Terkait

close
Banner iklan disini