Satu - Satunya Tampil Beda, Koran Politik Paling Berani Mengkritik Terpanas dan Perang Terhadap Koruptor, Narkoba, Teroris Musuh Rakyat ~~~~~>>>>> Kami Menerima Artikel, Opini, Berita Kegiatan, Iklan Pariwara dapat mengirimkannya melalui email dutanusantaramerdeka@yahoo.co.id
Tampilkan postingan dengan label Universitas. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Universitas. Tampilkan semua postingan

Ketum PBNU Gus Yahya Dianugerahi Doktor, Gus Lur: Tahnia Sang Pembaharu


Duta Nusantara Merdeka | Sijunjung 
Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Yahya Cholil Staquf menerima gelar doktor kehormatan (honoris causa). Gelar tersebut diberikan oleh Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga Yogyakarta pada Senin (13/02/2023).

Keputusan penganugerahan gelar doktor honoris causa ini tertuang dalam Surat Keputusan Rektor UIN Sunan Kalijaga Nomor 13.1 Tahun 2023.

Gelar doktor kehormatan juga diberikan UIN Sunan Kalijaga kepada Sudibyo Markus (Dewan Pakar Majelis Pelayanan Sosial Pimpinan Pusat Muhammadiyah) dan Kardinal Miguel Angel Ayuso Guixot (Presiden Badan Kepausan untuk Dialog Lintas Agama Vatikan).

Sejumlah para tokoh di penjuru negeri ini menyampaikan ucapan tahniah dan harapannya atas anugerah gelar doktor kehormatan pada Ketua Umum PBNU LH. Yahya Cholil Staquf. Salah satunya, tokoh muda dari Ranah Minangkabau Fadhlur Rahman Ahsas dengan rasa bangga dan bahagia menyampaikan harapannya bahwa Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf sepantasnya dan selayaknya mendapatkan gelar guru besar, karena kontribusi terhadap negara ini sangat berpengaruh untuk perdamaian hingga peradaban dunia.

"Hal ini, memang sudah seharusnya kampus mengapresiasi kiprah Ketum PBNU. Sudah seharusnya kampus memberikan penghormatan atas jasa-jasa yang beliau ukir," katanya yang juga Sekretaris PCNU Kabupaten Sijunjung Provinsi Sumatera Barat itu kepada media, Senin (13/02023).

Fadhlur yang acap disapa Gus Lur juga menyampaikan bahwa gelar doktor tersebut merupakan dorongan pengabdian yang lebih baik untuk meningkatkan kontribusinya terhadap negara ini. Apalagi Ketum Gus Yahya telah memperlihatkan cita cita besarnya, dan memperlihatkan dampaknya terhadap perdamaian dan kemaslahatan negara masa akan datang.

"Gus Yahya memiliki kontribusi yang tidak hanya bagi warga NU saja, melainkan juga warga dari komunitas organisasi atau agama lainnya. Punya aktivitas agama tidak hanya bagi komunitasnya, tetapi juga bagi luar komunitasnya,” kata Gus Lur yang juga Wakil Ketua PW GP Ansor Sumatera Barat tersebut.

Lebih lanjut, Gus Lur menerjemahkan bahwa Gus Yahya adalah sosok yang pantas dalam perjuangan atas pemikiran Gus Dur, baik tentang kebangsaan, kenegaraan, maupun keagamaan. Semua pemikirannya itu ditujukan untuk rahmat bagi semesta. 

Maka, sambungnya, pasca 1 Abad NU yang dilaksanakan minggu lalu telah memberikan semangat baru terhadap kader-kader NU dan komponen organisasi lainnya, hingga menjadi mercusuar dalam mendigdayakan untuk merawat jagad membangun peradaban.

"Saya hanya bisa berdoa untuk beliau selalu diberikan kesehatan dan kekuatan serta kemudahan dalam membimbing kami para kader kader beliau untuk menuju Abad ke 2 NU yang lebih baik. Secara pribadi saya bangga dan bahagia pada momentum ini beliau dianugerahi gelar doktor untuk meningkatkan pengabdian yang lebih baik bagi beliau di masa yang akan datang, Tahnia Sang Pembaharu," pungkasnya. (Lak/Tha)


Share:

Wapres Tekankan Pentingnya SDM Unggul sebagai Pembawa Estafet Kepemimpinan Bangsa


Duta Nusantara Merdeka | Jakarta
Sumber daya manusia (SDM) unggul menjadi faktor penentu keberhasilan suatu bangsa. Untuk itu, sebagai upaya meneruskan kepemimpinan bangsa Indonesia, pemerintah berkomitmen kuat untuk mewujudkannya. 

“Salah satu prioritas negara saat ini adalah memastikan terwujudnya sumber daya manusia Indonesia unggul, yaitu generasi muda pembawa estafet kepemimpinan bangsa,” tegas Wakil Presiden (Wapres) K. H. Ma’ruf Amin saat menghadiri secara virtual Wisuda Sarjana Angkatan XXVI Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Shalahuddin Al-Ayyubi Jakarta, Minggu pagi (22/01/2023). 

Menurut Wapres, sebuah bangsa wajib memiliki SDM unggul sebagai kunci menciptakan kemakmuran di bumi. 

“Menciptakan sumber daya manusia unggul menjadi kewajiban, karena merupakan kunci untuk memakmurkan bumi,” ungkapnya. 

Lebih lanjut, Wapres menuturkan, pendidikan juga menjadi faktor utama dalam mencetak generasi unggul yang berdaya saing dan memiliki komitmen kebangsaan yang tinggi. 

“Manusia unggul adalah manusia yang sehat, cerdas, produktif, berdaya saing, berakhlak mulia, dan berkomitmen kebangsaan. Untuk itu, kuncinya terletak pada aspek pendidikan,” ujar Wapres. 

Pada kesempatan yang sama, Wapres menyebutkan dua faktor esensial mengenai penciptaan sumber daya manusia unggul, yaitu sumber daya manusa yang memahami ilmu agama serta menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi yang harus berjalan beriringan. 

“Keduanya haruslah berjalan beriringan dan saling melengkapi,” imbaunya. 

Mengakhiri sambutannya, tidak lupa Wapres memberikan ucapan selamat dan berpesan kepada para wisudawan STAI Shalahuddin Al-Ayyubi Jakarta agar segala pengalaman yang dimiliki dapat bermanfaat bagi masyarakat. 

“Saya harapkan segala ilmu, pembelajaran, bekal, serta pengalaman yang telah diserap selama ini dapat optimal diamalkan untuk menebarkan kemaslahatan kepada masyarakat,” 

“Selamat kepada wisudawan-wisudawati Sarjana Angkatan ke-26 Sekolah Tinggi Agama Islam Shalahuddin Al-Ayyubi Jakarta,” tutupnya. (Lak/Tha)

Share:

Kapolda Metro Jaya Berikan Kuliah Umum kepada Mahasiswa Uhamka


Duta Nusantara Merdeka | Jakarta 
Kapolda Metro Jaya, Irjen Pol. Dr. Mohammad Fadil Imran, M. Si memberikan Kuliah Umum kepada sekitar 150-250 orang Mahasiswa S1 Uhamka dan Dosen Uhamka di ruang Aula kampus A Uhamka, Jakarta Selatan, Rabu (18/01/2023).

"Membangun jaringan komunikasi untuk kepemimpinan kolaboratif" menjadi tema materi kuliah umum dari kapolda Metro Jaya. Dalam materi kuliahnya Irjen Fadil mengatakan, saat ini Situasi negara kita mengalami perubahan yang begitu cepat, sehingga negara mengalami Situasi yang penuh dengan ketidakpastian.

“Negara kita Sekarang berada dalam situasi yang penuh dengan ketidakpastian, perubahan terjadi begitu cepat, dan situasi saat ini akan menjadi tantangan bagi kita semua dan harus kita sadari supaya kita lebih waspada menghadapi situasi kedepan,” kata Irjen Fadil.

Irjen Fadil melanjutkan, kepolisian adalah bagian dari masyarakat, baik organisasi bidang layanan jasa, pelayanan publik maupun penegakan hukum dan agar dapat beradaptasi dengan lingkungan maka dalam sebuah organisasi diperlukan perubahan struktur dan kultur dengan cepat.

“Dalam berbagai kesempatan khususnya di kepolisian, saya selalu menyampaikan organisasi ini adalah bagian dari masyarakat, baik organisasi bidang layanan jasa, pelayanan publik maupun penegakan hukum, maka dalam sebuah organisasi perubahan struktur, kultur harus kita lakukan dengan cepat untuk dapat beradaptaasi dengan Lingkungan,” ucapnya.

“Ketika memimpin suatu organisasi kita harus kuasai betul situasi ekternal dan internal, hidup matinya suatu organisasi dipengaruhi oleh bagaimana merespon sebuah perubahan yang menjadi keniscayaan yang harus dilalui,” tambahnya.

Lebih lanjut, Irjen Fadil menjelaskan, untuk menyesuaikan dengan tuntutan lingkungan, maka harus dilakukan modifikasi gaya kepemimpinan yang diantaranya adalah dengan melihat dan belajar dari praktek praktek yg dilakukan oleh kepemimpinan sebelumnya.

“Ada beberapa gaya kepemimpinan antara lain melihat dan belajar dari praktek praktek yang dilakukan oleh kepemimpinan sebelumnya. Dari hal tersebut, maka kita harus melakukan modifikasi Menyesuaikan dengan tuntutan lingkungan dan kendala-kendala yang dialami oleh organisasi saat ini,” ungkapnya.

Menurut dia, ada beberapa unsur kepemimpinan yang harus dimiliki, diantaranya memodelkan perilaku anggota organisasi yang diharapkan, pemimpin harus menginspirasi, menciptakan peluang, mampu  berkolaborasi, menciptakan kepercayaan dan keberlanjutan.

”Anda sekalian lah yang menentukan Indonesia mampu menuju Indonesia emas, lakukan semuanya dengan penuh kasih sayang dan cinta,” pungkasnya. (Lak/Tha)

Share:

Pakar IT SEVIMA: Kampus Harus Digitalisasi jika Tak Ingin Gulung Tikar


Duta Nusantara Merdeka | Jakarta 
Pekan ini, Menteri Pendidikan Nadiem Makarim telah mengumumkan Seleksi Nasional Perguruan Tinggi Berbasis Prestasi (SNBP) dan Berbasis Tes (SNBT) untuk menyeleksi calon mahasiswa di kampus negeri. Berbagai kampus swasta kini juga telah membuka penerimaan mahasiswa baru.

Sayangnya, calon mahasiswa biasa berebut untuk masuk di kampus tertentu saja. Masih banyak kampus yang kekurangan pendaftar bahkan sampai terancam gulung tikar (bangkrut). Hal ini diungkapkan oleh Wahyudi Agustiono Ph.D, pakar IT dari SEVIMA sekaligus Dosen Senior di Universitas Trunojoyo Madura, sebagai pembicara kunci dalam Musyawarah Nasional Asosiasi Perguruan Tinggi Informatika dan Komputer (Aptikom) pada Jum'at (09/12) sore di Prime Plaza Hotel Sanur Bali.

Wahyudi melihat masalah kekurangan pendaftar berakar dari adanya kampus yang enggan melakukan digitalisasi. Mahasiswa saat ini mencari pengalaman belajar yang tidak hanya memberikan mereka ijazah serta ilmu teori, tapi juga digital skill dan mempraktikkan langsung studi kasus di dunia nyata.

"Kalau tidak mau gulung tikar, transformasi digital harus dilakukan! Digitalisasi juga tidak cukup dicatat (dalam forum ini), tapi harus bisa memberikan impact kepada mahasiswa. Karena mahasiswa kita adalah generasi Z dan Alpha yang menginginkan pengalaman belajar digital. Kampus digital bagi mereka bukan lagi kemewahan, tapi kenormalan bahkan kewajiban!," tegas Wahyudi dalam forum yang dihadiri Ratusan Pimpinan Perguruan Tinggi tersebut.

Berdasarkan pengalamannya melakukan digitalisasi di lebih dari 700 kampus di Indonesia yang tergabung dalam Komunitas SEVIMA, Wahyudi kemudian berbagi empat langkah bagi kampus untuk sukses melakukan digitalisasi. Berikut tipsnya:

*1. Kembangkan Infrastruktur yang Kokoh tapi Tetap Terjangkau*

Wahyudi menyadari bahwa digitalisasi kerap ditakutkan karena biayanya yang dianggap mahal. Hal tersebut menurut Wahyudi memang benar jika setiap kampus harus membuat infrastuktur digital sendiri, seperti membeli server hingga membayar teknisi sendiri.

Namun, kampus juga bisa mengambil alternatif berupa menggunakan sistem yang sudah ada. Inilah tips pertama dari Wahyudi. Ia mengajak kampus untuk memanfaatkan aplikasi digital yang sudah banyak bertebaran di internet. Termasuk, sistem akademik berbasis infrastuktur Cloud (komputasi awan) seperti SEVIMA Platform yang sudah biasa digunakan oleh kampus.

"Dengan menggunakan infrastuktur berbasis Cloud, kini lebih dari 700 kampus yang tergabung dalam Komunitas SEVIMA tidak perlu beli server karena telah berbasis cloud. Kampus-kampus ini akhirnya menikmati sistem akademik dengan biaya yang sangat murah atau bahkan gratis! Sistem akademik ini juga dapat dengan mudah diakses lewat HP dan Laptop, seperti kita menggunakan sosial media," ungkap Wahyudi.

*2. Buat Roadmap (Peta Jalan) untuk Pengembangan Digitalisasi Kampus*

Digitalisasi kampus adalah perjuangan yang membutuhkan waktu panjang. Oleh karena itu, sebagai tips kedua Wahyudi mengajak kampus untuk membuat rencana pengembangan. Misalnya, apa yang perlu dilakukan kampus dalam dua, lima, sepuluh, bahkan dua puluh tahun.

Wahyudi juga menyampaikan bahwa Pemerintah dan Presiden Joko Widodo saat ini telah memiliki roadmap sumber daya manusia melalui pemberdayaan teknologi. Dengan adanya roadmap, diharapkan digitalisasi dapat terus berlanjut apapun kondisi yang terjadi.

"Saya pinjam istilah dari Pak Jokowi: kita memang saat ini kita hidup di era digital, jadi digitalisasi ini tidak bisa dihindari. Kita sedang ada di sebuah peradaban yang memang digital, dan itu membutuhkan perencanaan matang secara waktu hingga sumber daya manusia (SDM)," kata Wahyudi.

*3. Pastikan Data Terintegrasi dan Sesuai Aturan Pemerintah*

Digitalisasi tak bisa dilepaskan dari pengelolaan data. Saat melakukan digitalisasi, kampus akan mengelola banyak data mulai dari penerimaan mahasiswa baru, pembelajaran, hingga kelulusan.

Wahyudi berpesan bahwa data ini perlu dikelola dengan baik, agar terintegrasi dan sesuai dengan aturan pemerintah. Di Kementerian Pendidikan sendiri, ada aturan untuk melaporkan data ke Pangkalan Data Pendidikan Tinggi (PDDIKTI). Selain itu ada juga banyak kewajiban yang membutuhkan data seperti pengelolaan Akademik, Non Akademik, Akreditasi, Sistem Pengendalian Mutu Internal, hingga Sistem Sumber Daya (SISTER).

Pesan ketiga ini menurut Wahyudi sangt penting, karena akan ada masalah besar jika data yang dimiliki kampus tidak dikelola dengan baik. Resiko seperti kebocoran data, kegagalan meluluskan mahasiswa karena tidak bisa mencetak Penomoran Ijazah Nasional, hingga akreditasi yang buruk, menanti kampus yang datanya bermasalah.

"Rumus kami di SEVIMA Platform yakni sistem di kampus harus terintegrasi dan terkoneksi. Mari kita kembangkan di kampus ekosistem digital, yang memberi impact dan terkoneksi. Karena sebagus apapun aplikasi dan sistem, kalau tidak terkoneksi atau datanya tidak aman maupun tidak sesuai dengan regulasi yang ada, itu akan bahaya!," lanjut Wahyudi mewanti-wanti perguruan tinggi.

*4. Siapkan SDM di Kampus untuk Menghadapi Digitalisasi*

Tips pamungkas, digitalisasi menurut Wahyudi tak hanya menggunakan gadget baru maupun aplikasi baru. Digitalisasi juga akan membawa budaya baru. Oleh karena itu sumber daya manusia (SDM) di kampus perlu disiapkan untuk menghadapi digitalisasi.

Wahyudi memahami bahwa menyiapkan SDM tidaklah mudah. Namun semua civitas kampus harus bergerak dan mencoba, karena hal ini sudah jadi tuntutan zaman. Wahyudi merujuk pada data bahwa kini jumlah gadget yang ada di Indonesia sudah lebih banyak dibandingkan dengan jumlah penduduk. Sebab satu orang bisa saja memiliki lebih dari satu gadget.

"Artinya, semua orang di Indonesia saat ini sudah terekspose digitaliasi. Kampus harus berubah dan mengembangkan kultur digital, jika tidak ingin gulung tikar. SEVIMA sendiri sudah membuktikan, 700 lebih perguruan tinggi mitra kami, itu tersebar di seluruh Indonesia dari Aceh, Kupang (Nusa Tenggara), hingga Papua. Di semua kampus yang telah melakukan digitalisasi tersebut, revolusi pendidikan tidak hanya sukses karena sistem yang canggih, tapi juga karena SDM yang mau berubah jadi lebih baik!," pungkas Wahyudi. (Lak/Tha)

Share:

UNIP Gelar Wisuda Perdana Setelah 29 Tahun Berstatus STIE


Duta Nusantara Merdeka | Jakarta 
Universitas IPWIJA –UNIP akhirnya bisa menggelar Wisuda perdana setelah 29 tahun lamanya berstatus Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi - STIE. Setelah sukses beralih status menjadi Universitas, Rektor UNIP Besar Agung Martono akhirnya mewisuda 400 lebih mahasiswa Program Studi Manajemen Strata Satu (S1) dan Program Studi Strata Dua (S2) tahun akademik 2021/2022 pada Senin, (17/10/2022) di Gedung The Krakatau Grand Ballroom, Green Terrace -Taman Mini Indonesia Indah, Jakarta. 

Perjuangan Besar Agung Martono sejak ditunjuk sebagai Ketua STIE periode 2021-2026 berhasil meningkatkan status STIE IPWIJA menjadi universitas setelah LLDIKTI Wilayah III menyerahkan SK Nomor 627/E/O/2022 tanggal 29 Agustus 2022 menjadi Universitas IPWIJA. ”. Seperti yang dikutip dalam pembicaraan Rektor Agung Martono dengan Penulis sebelum acara wisuda dimulai.

Rektor UNIP Besar Agung Martono, dalam sambutannya pada Rapat Terbuka Senat, mengatakan, keberhasilan dan perjuangan yang telah diraih saat ini bukanlah akhir dari proses belajar dan bukan pula akhir dari perjuangan masa depan. 

“Masih banyak tantangan dan rintangan yang saudara hadapi kedepan. Dengan berbekal ilmu pengetahuan dan pengalaman yang telah saudara miliki, kami yakin Saudara akan dapat memanfaatkan ilmu untuk mengabdikan diri dalam Keluarga, Masyarakat, Nusa Bangsa, dan Agama,” kata Rektor Agung.

“Dengan berbekal status Universitas, Rektor Agung menambahkan, dirinya dan civitas akademik akan mewujudkan visi dan misi Universitas IPWIJA yaitu menyiapkan mahasiswa memiliki kemampuan Manajerial dan Kewirausahaan secara mandiri, beretika, profesional dan berkualitas unggul. 

Selanjutnya, Anggota Pembina Yayasan IPWIJA Juniarto Rojo Prasetyo yang membacakan sambutan Ketua pembina, menyampaikan harapannya agar para lulusan UNIP dapat menjadi pengusaha. Selama mengikuti kuliah wisudawan/ wisudawati telah dididik dan diberi bekal untuk menjadi wirausaha yang memahami aspek-aspek kewirausahaan. 

Oleh karena itu, Yayasan IPWIJA ingin mengajak para wisudawan/ wisudawati untuk menjadi pengusaha.  “Jadilah pengusaha yang menggunakan ilmu dan pengetahuan yang diperoleh dari hasil belajar di Universitas IPWIJA,” imbuhnya.

Puncak sambutan yang ditunggu-tunggu oleh Senat dan para undangan adalah dari Kepala Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDIKTI) Wilyah III, Dr.Ir. Paristiyanti Nurwardani. “Untuk membentuk SDM yang unggul Indonesia bangkit, kepada mahasiswa yang diwisuda hari ini untuk terus mengembangkan soft skill dan hard skill serta memperbanyak literasi teknologi di era digital sekarang ini,” ungkapnya. 

Pesan yang sangat mendalam dari Kepala LLDIKTI  Wilayah III adalah sebuah quote dari Macolm X yaitu Education is the passport to the future, for tomorrow belongs to those who prepare for it today. “Pendidikan adalah paspor untuk masa depan, karena hari esok adalah milik mereka yang mempersiapkannya hari ini,” tuturnya.

Selain itu, Kepala LLDIKTI Wilayah III berharap kepada seluruh civitas akademik UNIP agar lebih cepat bergerak cepat dalam pengembangan sumber daya manusia, terutama mendorong dosen untuk meningkatkan kualifikasi pendidikan dan jenjang akademiknya yang nantinya akan berkontribusi besar bagi peningkatan UNIP.” Yang paling utama dan harus terus menerus diperhatikan dan dijaga adalah Mutu, Mutu dan Mutu,” ujar  Paristiyanti. 

Pada kesempatan ini, Dirjen Dikti Ristek Kemdikbud Ristek Prof. Ir. Nizam, MSc., Ph.D., DIC., IPU., ASEAN Eng. Didaulat memaparkan orasi ilmiah di depan sidang. Point penting yang disampaikannya adalah mengenai Covid 19 yang dapat dijadikan pelajaran sebagai pegangan kedepan yakni : kemampuan beradaptasi dalam menghadapi segala masalah dan kemampuan berinovasi dan berkreasi dalam mencari solusi.

Menyampaikan apresiasi kepada wisudawan dan wisudawati berhasil menyelesaikan studi. “Anda tidak boleh berpuas diri dan harus siap menjadi pembelajar sepanjang hayat dan belajar ilmu baru dan kompoetensi baru, dan terus beradaptasi dengan perubahan yang terjadi untuk mengarungi tantangan masa depan anda sekalian,” saran Nizam kepada mahasiswa yang diwisuda. 

Dia juga mengatakan, pandemi Covid-19 telah memberi pelajaran berharga. “Kemampuan beradaptasi dan berinovasi serta berkreasi dengan memanfaatkan teknologi yang kita pelajari selama pandemi adalah kunci keberhasilan dan kemenangan,” pungkasnya.

Pada acara wisuda ke 42 ini, dinobatkan mahasiswa berprestasi yang terdiri dari 7 mahasiswa Program Magister Manajemen (S2) dan 2 mahasiswa Program Manajemen (S1). Adapun para mahasiswa lulusan Program Magister Manajemen tersebut adalah:   Moch, Chairul Anwar; Meta Lianasari; Hartanto Gautama Utama; Yufifi; Mulyati; Rakhmat Fitrayudha Sandinanto dan Irwan Sitorus. Sedangkan mahasiswa lulusan Program Manajemen adalah: Lina Maretasar dan Tri Rahmini Siswi Utami. 

Salah satu mahasiswa berprestasi yang berhasil meraih IPK Sempurna 4,0 yakni Moch. Chairul Anwar dengan konsentrasi mata kuliah Manajemen Sumber Daya Manusia.

Acara wisuda ditutup dengan hiburan oleh wisudawan/ wisudawati berupa puisi dan lagu-lagu yang dipersembahkan kepada orang tua sebagai tanda bakti dan terima kasih atas keikhlasan dan kesabaran memberikan dorongan selama menuntut ilmu di UNIP. Kesusksesan dan kemeriahan acara wisuda ke 42 UNIP tersebut berkat kerjasama tim wisuda yang solid dibawah pimpinan Subadi, SE.

Penulis: Juniarto Rojo Prasetyo
Salah satu Pendiri LSP Pers Indonesia
Ketua LSP Geospasial

Share:

Tips Anti Jadi Pengangguran Setelah Lulus Sarjana ala Rektor UNU Yogyakarta


Duta Nusantara Merdeka | Yogjakarta 
Gelar sarjana di era digital saat ini tak bisa dijadikan jaminan kesuksesan. Data World Economic Forum menunjukkan bahwa di tahun 2025 saja, akan ada 85 juta lapangan kerja yang terdisrupsi dan berpotensi digantikan oleh mesin. Perusahaan teknologi besar juga sudah banyak yang saat ini tidak mensyaratkan ijazah sebagai syarat seleksi karyawan.

Hal ini diungkapkan Widya Priyahita Pudjibudojo DBA Cand, Rektor Universitas Nahdlatul Ulama Yogyakarta, dalam Webinar SEVIMA di Hari Sarjana Indonesia, Kamis (29/09) siang. Di hadapan ribuan mahasiswa Komunitas SEVIMA, Widya berpesan bahwa sarjana harus terus meningkatkan kemampuan diri jika mau bertahan di tengah era digital.

"Saat ini kita menghadapi triple disruption, bahkan disrupsi empat lapis. Yakni disrupsi revolusi dan bisnis, disrupsi pandemi,  disrupsi anak muda. dan disrupsi perubahan alam. Namun, ada job lost (pekerjaan yang hilang), akan ada juga job gain, pekerjaan yang dulu tidak ada namun sekarang muncul dan berkembang pesat, hal-hal yang terkait digital. Para sarjana perlu segera meningkatkan kemampuan diri," kata Widya yang kini juga menjabat sebagai Staf Khusus Menteri Sekretaris Negara.

Untuk meningkatkan peluang sukses di masa depan, setidaknya ada empat tips survive (bertahan) dan anti menganggur yang disampaikan oleh Widya bagi generasi muda. Berikut tipsnya:

*1. Pahami peluang yang ada*

Kementerian Komunikasi dan Informatika Indonesia, kata Widya, telah merilis informasi bahwa setidaknya ada 9 juta talenta digital yang dibutuhkan di Indonesia. Namun berdasarkan prediksi yang bisa dipenuhi saat ini baru sekitar 2,5 juta talenta saja. Sehingga masih ada kesempatan bagi generasi muda untuk mengasah bakatnya di bidang digital, karena lapangan kerja tersedia luas.

Peluang lainnya di berbagai bidang terkait digital juga tersedia. Misalnya seseorang yang memiliki jiwa seni yang baik, di masa lalu akan berkarya sebagai seorang pelukis saja. Tapi sekarang peluang kerja baru bagi anak seni  terbuka lebar, sebagai desainer grafis maupun pembuat konten. Widya berharap para sarjana jeli dalam memahami peluang, jangan hanya berpikir linear dan menunggu.

"Bahkan dengan Linkedin dan berbagai aplikasi untuk memamerkan portofolio, asalkan sarjana itu punya karya, bisa membuat produk yang dijual ke seluruh dunia. Cukup internet, dan modal Bahasa Inggris, bisa mendpatkan klien untuk desain dan content maker (pembuat konten) dari luar negeri dengan gaji dollar," ungkap Widya.

"Jangan hanya belajar linier. Anak politik bisa belajar digital, anak kedokteran bisa belajar digital. Belajar apapun pasti ada manfaatnya," tandasnya.
Ia menambahkan disrupsi yang terjadi saat ini membawa fenomena menarik karena ada job lost dan job gain. Dimana ada beberapa pekerjaan yang dulu eksis namun sekarang menghilang dan sudah tidak dibutuhkan lagi. Tapi kemudian ada pekerjaan baru muncul dan berkembang pesat.

*2. Jangan ragu belajar di luar bidangnya*

Menurut Widya saat ini adalah era hybrid (campuran dengan teknologi) bukan lagi linear (ilmu murni). Tak terkecuali dalam pola pikir dan pembelajaran. Semua bidang ilmu bisa dikembangkan dengan memanfaatkan teknologi.

Widya mencontohkan dunia pendidikan, yang jika dilakukan secara linear maka hanya akan berfokus pada pembelajaran di ruang kelas. Saat ini dengan perkembangan teknologi, dunia pendidikan bisa digabungkan dengan aplikasi di handphone, dan memiliki peluang bisnis yang luar biasa. "Mahasiswa masih kuliah, bisa membuat aplikasi pembelajaran bahkan menjadi guru les secara online. Dokter bisa konsultasi melalui online. Ini tidak bisa terjadi kalau sarjana pendidikan dan sarjana kedokteran tidak belajar teknologi," ungkap Widya.

Untuk mulai percaya diri dalam belajar di luar bidang, para sarjana harus percaya bahwa belajar apapun pasti ada manfaatnya. Karena hasil dari belajar bukan sekedar selembar ijazah. "Tapi juga peluang untuk mix and match, mempelajari yang relevan dan dibutuhkan masyarakat, menghubungkan dengan apa yang dibutuhkan masyarakat, sehingga ilmu yang sarjana miliki akan sesuai dan ada lapangan kerjanya," lanjut Widya.

*3. Belajar Caranya Belajar, dan Meninggalkan Sebagian yang Sudah Dipelajari*

Ilmu pengetahuan pasti akan berubah, sesuatu yang dipelajari di masa lalu belum tentu relevan di masa depan. Jadi para sarjana perlu memiliki skill caranya belajar, dan meninggalkan sebagian yang sudah dipelajari untuk digantikan dengan hal yang baru.

Karena bagi Widya, akhirnya sekolah itu adalah tempat belajar untuk bagaimana belajar, sehingga bisa beradaptasi dalam situasi apapun, terlebih perubahan dunia yang demikian cepat dan disruptif. Selain kemampuan untuk belajar, yang dibutuhkan saat ini juga adalah menyaring hal-hal usang yang sudah dipelajari. Sehingga kemampuan untuk menerima hal-hal baru bisa lebih cepat.

"Saya tidak melihat sekolah untuk belajar sesuatu karena sesuatu itu mudah rusak. Misal manajemen, teori yang kita pelajari hari ini pada tiga tahun lagi mungkin usang. Sehingga kita harus memposisikan sebagai gelas. Gelas ketika penuh diisi air terus menerus, air akan tumpah. Nah kita juga harus bisa membuang apa yang kita pelajari yang telah usang, agar hal baru bisa masuk. Karena dunia terus berubah jangan pakai cara pandang lama untuk melihat hal baru," katanya.

*4. Cepat Beradaptasi dan Pasang Target*

Kemampuan adaptasi dan memasang target, menjadi skill yang terakhir namun menurut Widya juga tak kalah penting. Gelar sarjana pastinya menjadi pengalaman baru bagi anak muda menghadapi kerasnya dunia kerja atau bermasyarakat, setelah belasan tahun di lingkungan sekolah.

Kemampuan cepat beradaptasi bisa dipelajari sejak kuliah. Bagi mahasiswa yang berkuliah di era Pandemi, sudah pernah merasakan kuliah berubah drastis secara Online selama dua tahun, sebelum akhirnya menjadi Offline lagi akhir-akhir ini. Mahasiswa juga sudah pernah merasakan merantau ke luar kota bahkan luar pulau, dan semasa kuliah mengenal teman baru baik di kampus, organisasi internal, maupun organisasi eksternal. 

Setelah mengenal lingkungan lebih luas, sarjana maupun calon sarjana diharapkan Widya dapat menentukan target yang jelas. Misalnya ingin menjadi pengusaha, usia 22 sebagai sarjana muda apa yang perlu dilakukan. Lalu bagaimana target skala usahanya, jumlah pegawai, hingga omset pada 10 tahun kedepan. Dengan adanya target, maka adaptasi bisa dilakukan secara terarah.

"Oleh karena itu semasa jadi mahasiswa, belum sarjana, tidak cukup hanya belajar dikelas, belajar bisa dimanapun kita bisa belajar di masyarakat, pesantren, industri, organisasi, semakin banyak ruang belajar yg kita manfaatkan semakin baik. Jadi skill akademik penting, kapasitas akademik penting, tapi juga perlu dilengkapi dengan skill yg lain seperti kepemimpinan, kewirausahaan, sosialisasi, berorganisasi, dan lain-lain. Inilah yang nanti sebagai sarjana, akan membantu untuk beradaptasi dan sukses," pungkas Widya yang saat ini juga berstatus sebagai mahasiswa baru pada jenjang doktoral di Paris School of Business Prancis. (Lak/Tha)

Share:

Universitas IPWIJA Siap Laksanakan Program Rekognisi Pembelajaran Lampau


Duta Nusantara Merdeka | Jakarta 
Rektor Universitas IPWIJA (UNIP) Ir. Besar Agung Martono, MM., DBA, menyatakan pihaknya siap melaksanakan Rekognisi Pembelajaran Lampau (RPL) sebagai salah satu model pembelajaran di Perguruan Tinggi untuk program studi Manajemen dan  Magister Manajemen. Hal itu disampaikan Rektor UNIP Besar Agung Martono saat menyampaikan sambutan dalam Rapat Koordinasi perdana pimpinan UNIP dan jajaran Kepala Program Studi pada (23/9/2022)  di Kampus Universitas IPWIJA. 

Kewenangan pelaksanaan RPL di UNIP ini, kata Rektor Agung, diberikan oleh Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi kepada Ketua Program Studi Manajemen S1 dan Ketua Program Magister Manajemen S2 untuk menyelenggarakan Rekognisi Pembelajaran Lampau Tipe A pada semester Ganjil tahun akademik 2022/2023.

“Ada dua mekanisme dan skema penyelenggaraan RPL Tipe A yaitu terdiri dari Tipe A1 untuk pelaksanaan RPL Pendidikan formal danTipe A2 untuk pelaksaaan RPL Pendidikan non formal, informal dan pengalaman kerja,” terang rektor. 

Dalam kesempatan ini Universitas IPWIJA melaksanakan RPL Tipe A2 dengan tujuan untuk memberikan kesempatan seluas-luasnya bagi setiap individu dalam menempuh pendidikan tinggi melalui fasilitas pembelajaran sepanjang hayat, serta memberikan kesempatan penyetaraan terhadap kualifikasi tertentu. 

“Manfaat utama dari RPL yaitu dengan total mata kuliah yang diperoleh melalui penyetaraan akademik dan pengalaman kerja atau pelatihan bersertifikat, maka pemohon RPL dapat menyelesaikan perkuliahan dengan waktu yang singkat dibandingkan dengan mahasiswa yang menempuh jalur reguler,” ujarnya lagi.

Selanjutnya Rektor Agung menambahkan, RPL merupakan amanat dari Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi, dan Permendikbud Nomor 26 tahun 2016 tentang Rekognisi Pembelajaran Lampau yang kemudian dituangkan dalam Implementasi Teknis RPL sesuai SK Dirjen Belmawa Nomor 123/B/SK/2017 tentang Penyelenggaraan RPL.

Dalam kesempatan yang sama Estuti Fitri Hartini, SE, MM sebagai Kepala Unit RPL Universitas IPWIJA  menjelaskan, tujuan RPL antara lain memberi  pengakuan seseorang terhadap pembelajaran lampau yang telah dijalani dan merupakan strategi untuk meyakinkan bahwa seseorang tidak harus memulai dari awal untuk mendapatkan pengakuan ketrampilan berharga yang sudah dimilikinya. 

“Untuk memberikan pengakuan terhadap pembelajaran lampau maupun ketrampilan yang dimiliki oleh seserorang, Universitas IPWIJA melakukan asesmen dan validasi portofolio serta dokumen pemohon RPL. Selanjutnya Asesor akan menetapkan jumlah Satuan Kredit Semester (SKS) atau jumlah mata kuliah yang dibebaskan dari yang seharusnya  ditempuh oleh pemohon RPL,” urainya.  

Ditambahkan pula, pemohon harus mengikuti pendidikan formal program studi Manajemen di UNIP sampai selesai dan mendapatkan ijasahnya. Hal itu menurutnya, dimaksudkan agar pemohon RPL tetap harus melaui pendidkkan tinggi agar yang bersangkutan dapat memperoleh nilai akademik dan capaian pembelajaran secara utuh.

“Untuk itu RPL wajib diselenggarakan dengan sistem penjaminan mutu yang baik dan berkesinambungan. Seluruh proses dan luaran dari program ini wajib memenuhi Standar Nasional Pendidikan Tinggi,” imbuh Estu dalam mengakhiri paparannya.

Hadir dalam Rakor tersebut antara lain Ketua Yayasan IPWI Jakarta, Dr. Sri Lestari, MA, DBA, Wakil Rektor Bidang Inovasi dan Pengembangan Dr. Heru Mulyanto, SE., MM dan para Kepala Program Studi. 

Penulis: Juniarto Rojo Prasetyo (Pendiri LSP Pers Indonesia)

Share:

Belajar IT Sambil Jaga Warnet, Anak Pedagang Kerupuk Sabet Beasiswa SEMESTA


Duta Nusantara Merdeka | Surabaya 
Islam Nurul Yaqin, remaja asal Tasikmalaya Jawa Barat yang kerap disapa Islam ini, sebelumnya mengaku sudah tak berharap untuk bisa kuliah seperti teman-temannya. Biaya kuliah yang tinggi membuat Islam yakin bahwa ia tak ingin membebani Iyun, sang ayah, yang sehari-hari berprofesi sebagai pedagang kerupuk keliling.

“Saya sudah sempat mendaftar di Kampus Negeri dan diterima. Namun berat untuk mengambilnya karena dagangan ayah juga kian menurun setelah Pandemi COVID-19,” kenang Islam dalam Penganugerahan Beasiswa SEMESTA di Hari Kebangkitan Teknologi Nasional, Rabu (10/08) pagi, yang dihadiri oleh CEO PT. Sentra Vidya Utama Sugianto Halim MMT dan Para Menteri serta Pejabat Tinggi Negara secara virtual.

Namun kegigihannya untuk berkuliah tak pernah memadamkan semangat Islam. Ia mengikuti rangkaian seleksi Beasiswa SEMESTA secara diam-diam tanpa sepengetahuan orang tuanya. Selama proses seleksi, Islam menunjukkan keahliannya dalam membuat aplikasi dan menginstallnya ke server online (docking) hanya dalam waktu semalam. Biasanya, proses menginstall suatu aplikasi online bisa berlangsung hingga berbulan-bulan.

Kemahirannya di bidang IT membuat Islam menjadi salah satu dari 50 pemenang Beasiswa SEMESTA. Beasiswa ini memberi kesempatan untuk berkuliah pada jurusan di Teknik Informatika (IT) di kampus seluruh Indonesia yang telah bekerjasama dengan SEVIMA, senilai total 1 miliar Rupiah. Sambil kuliah, pemenang juga akan mendapatkan kesempatan berkarya dan digaji oleh Education Technology SEVIMA (PT. Sentra Vidya Utama). 

“Saya memilih berkuliah di Sistem Informasi Binus University. Jadi dengan Beasiswa SEMESTA ini, saya sambil kuliah, sambil bantu-bantulah kerja buat keluarga,” ungkap Islam.

*Kenal IT Berawal dari Jaga Warnet Milik Saudara*

Siapa sangka, perkenalan Islam di bidang IT dimulai dari tugas menjaga warung internet (warnet) milik saudara sejak kelas 6 SD. Hal-hal yang dilakukan anak bungsu dari pasangan Bapak Iyun dan Ibu Apong itu ketika di warnet awalnya relatif sederhana: memberi akses bagi pengguna, menjaga internet tetap nyala, hingga menarik karcis sewa komputer.

Rutinitas itu biasa dilakukan Islam selepas pulang sekolah. Namun satu tahun berlalu, Islam bosan dengan aktivitas di warnet yang itu-itu saja. 

Islam akhirnya memanfaatkan waktu di warnet untuk belajar otodidak seputar jaringan komputer. Islam mencoba banyak hal: mulai dari mengotak-atik kabel di Warnet, mengubah sambungan internet, hingga simulasi jaringan yang lebih rumit menggunakan aplikasi Cisco Packet Tracer.

“Karena alat untuk jaringan yang bagus itu tidak murah, jadi bagaimana caranya saya belajar IT dengan murah, ya coba-coba pakai aplikasi simulasi yang ada di internet. Itu saya download dan coba-coba sendiri,” kenang Islam.

Rutinitas menjaga warnet dan belajar secara otodidak, berlanjut hingga Islam belajar IT di SMK Plus YSB Suryalaya. Salah satu SMK terbesar di Tasikmalaya milik Yayasan Pondok Pesantren Suryalaya.

Sambil bersekolah dan jaga warnet, Islam tetap membantu Bapak Iyun, sang ayah, yang berprofesi sebagai pedagang kerupuk keliling. 

Karena dagang kerupuk dilakukan Bapak di Kota Bogor, jauh dari tempat tinggalnya di Tasikmalaya, Islam membantu dengan cara antar jemput sang ayah ke Terminal.

“Bapak biasanya enam minggu kerja di Bogor, satu-dua minggu pulang ke Tasikmalaya. Yang antar jemput ke Terminal Bis Ciawi Tasikmalaya, bahkan pernah malam-malam pun diantar naik sepeda motor, ya Islam dan kakaknya. Tapi Islam belum pernah ikut ke Bogor,” ungkap Ibu Apong.

*Sabet Beasiswa Berkat Tekun Belajar dan Berusaha*

Saat menjadi siswa kelas 3 SMK, Islam punya keinginan untuk berkuliah. Di awal 2022, Islam sempat mengikuti Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) dan diterima di salah satu kampus vokasi terfavorit di Jawa Barat. Sayangnya setelah berdiskusi dengan orang tua, Islam tidak mengambil kesempatan tersebut dan memilih untuk mendaftar sebagai buruh pabrik besar. 

“Pertimbangannya seperti yang tadi saya sampaikan, saya tidak ingin membebani orang tua, dan waktu itu belum dibuka Beasiswa SEMESTA. Jadi saya melepaskan kuliah tersebut, dan coba tekun daftar lowongan di Pabrik dan daftar berbagai beasiswa.  Alhamdulillah awal Juli sudah diterima di Pabrik,“ kenang Islam.

Namun belum lama sejak kelolosannya sebagai buruh pabrik diumumkan, pada Senin (04/07), Beasiswa SEMESTA menyatakan Islam diterima sebagai pemenang. Berita ini sangat mengejutkan keluarga Islam. Karena sebelumnya Islam belum pernah memberitahukan tentang pendaftaran beasiswa ini kepada ayah, ibu, maupun para kakaknya. 

“Islam mah anaknya pendiam gitu, tapi dia tekun belajar dan berusaha. Baru dikasih tahu kita (ayah dan Ibu) ketika lolos beasiswa: Pak, Bu, Islam jadi juara (Beasiswa SEMESTA). Kuliah gratis sambil kerja. Wah nangis itu si bapak,” kenang Ibu Apong.

Kemenangan ini makin mengharukan bagi kedua orang tua Islam, karena menjadi berkah tersendiri di saat keluarganya mengalami kesulitan secara ekonomi. Pandemi COVID-19 membuat penjualan kerupuk keliling yang dilakukan sang ayah menurun drastis. 

“Sudah jual kerupuknya susah karena Pandemi, ditambah lagi harga minyak mahal buat goreng kerupuknya. Jadi ekonomi saya semakin surut, surut, surut. Uang kuliah bukan sedikit, jadi saya cuma bisa berdoa, kalau harta (untuk mengkuliahkan Islam) saya gak punya Pak. Saya orang miskin. Alhamdulillah dikasih jalan sama Allah (melalui Beasiswa SEMESTA),” lanjut Ibu Apong.

*Akan Kuliah dan Kerja di Surabaya*

Islam nantinya akan menjalani kuliah di Surabaya sembari bekerja dan digaji. Atas pencapaian tersebut, orang tuanya hanya berpesan kepada Islam untuk terus berprestasi dan menjaga ibadah serta amal sholeh saat di perantauan. “Semakin maju, semakin soleh, dan semoga menjadi anak yang berbakti serta bertaqwa,” pesan Ibu Apong.

Senada, CEO SEVIMA Sugianto Halim MMT mengungkapkan bahwa SEVIMA menaruh harapan besar kepada Islam dan 50 anak yang memperoleh anugerah Beasiswa SEMESTA. Harapannya, peraih Beasiswa SEMESTA akan lulus kuliah dengan skillset yang lengkap baik secara teori maupun praktek di industri IT. 

Terlebih,  pemenang Beasiswa SEMESTA telah melalui rangkaian seleksi yang cukup panjang dan ketat. Mulai dari Tes Administrasi, CBT (tes berbasis komputer), hingga Hackaton (tes membuat aplikasi). Tes juga dilaksanakan secara transparan, dimana setiap siswa bisa secara langsung melihat nilai tes berbasis komputer setelah tes selesai dilaksanakan.

“Beasiswa tahun ini adalah keempat kalinya Beasiswa SEMESTA dianugerahkan, dan kalian (para pemenang) adalah putra-putri bangsa yang berprestasi. Harapannya lewat beasiswa ini, di masa yang akan datang bisa lahir para generasi tangguh di bidang teknologi,” ungkap Sugianto.

Semua rangkaian seleksi berlangsung sejak Beasiswa SEMESTA diluncurkan pada 1 Maret 2022. Peluncuran dan penganugerahan Beasiswa ini secara virtual dihadiri oleh Ketua MPR Bambang Soesatyo, Ketua DPD La Nyalla Mattalitti, Tujuh Menteri Kabinet Indonesia Maju, serta Puluhan Gubernur, Walikota, Bupati, dan Kepala Lembaga dari Seluruh Indonesia.

Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas dalam sambutannya, juga mengapresiasi terpilihnya Islam serta anak Pondok Pesantren dan Madrasah Aliyah di seluruh Indonesia yang mengikuti dan berkesempatan memenangkan beasiswa ini. Beasiswa SEMESTA, ungkapnya, menjadi program yang sangat mulia bagi Indonesia yang sedang bertumbuh.

“SEVIMA mencari siswa-siswi bertalenta, termasuk bagi siswa-siswi Madrasah, merupakan investasi terbaik masa depan bangsa. Karena dalam kacamata agama, memberikan akses pendidikan adalah amal jariyah atas kebermanfaatan ilmu. Program ini sangat strategis dan relevan dalam mendukung visi pemerintah SDM unggul maju,” pungkas Menteri Agama. (Arianto)



Share:

Kak Seto Goes To Campus Cari Penerus, Momentum Regenerasi...!


Duta Nusantara Merdeka | Jakarta 
Sahabat Anak Indonesia menggandeng Koalisi Anak Madani Indonesia (KAMI) memulai inisiasi regenerasi bagi kaum muda di kalangan kampus agar pada saatnya dapat menggantikan peran Kak Seto sebagai pencinta dan pelindung anak Indonesia

"Indonesia 5 tahun mendatang sampai berusia 100tahun harus punya relawan muda atau penggiat anak dari disiplin ilmu psikologi atau komunikasi agar dalam penanganan kasus tidak salah kaprah," tegas Kak Hoky sebagai Sekjen Koalisi Anak Madani dan juga pengagas SAI-Sahabat Anak Indonesia, Kamis (4/8) di Kampus UPI YAI FPsi Salemba.

Segendang sepenarian, Dr. I Nyoman Suma selaku Dekan FPsi UPI YAI bersama Wadekan 1 Dr.Kuncono Teguh Nyunanto dan Kak Sondang.

Mereka begitu antusias bersama Kak Tio KaBEM FPsi UPI YAI nyanyi bersama Macet Lagi Kak Seto.

Tampak hadir hampir 200an peserta yang terdiri dari dosen, mahasiswa semester 5, 6, 8 dan juga pasca, mereka menikmati dua sesi kehadiran Kak Seto di lingkungan Kampus.

Sesi awal bertajuk dari Gubeng ke Gambir sampai sesi berikutnya dihujani banyak pertanyaan dari yang gabut, santai dan serius.

"Cari penerus di bidang perlindungan anak adalah aksi regenerasi yang saya bersama SAI dan sahabat Koalisi Anak Madani Indonesia akan galakkan bersama 5 Top Kampus di DKI sampai puluhan lainnya di 71 tahun usia saya menginspirasi," ucap Kak Seto dari Guru Kecil sudah jadi Guru Besar dari Universitas Gunadarma.

Kak Seto selalu mengingatkan butuh 1 kampung ataupun sebanyak-banyaknya sebagai penjaga anak Indonesia.

"Saya berterima kasih dengan kegiatan Goes To Campus silahkan sahabat fakultas Psikologi UPI YAI magang atau praktek lapangan di LPAI yang saya pimpin dan masih banyak lagi organisasi perlindungan anak lainnya. Bukankah lebih tepat dan efektif apabila yang memberikan trauma healing atau assesment itu anak psikologi, bukan?....," paparnya lugas sembari bernyanyi dengan nada dasar yang sangat familiar.

Semua antusias sampai-sampai Riri, Najmi, atau Aurelia masih lanjut diskusi dengan Kak Seto walau acara sudah usai.

Menginspirasi dan beri pembekalan seperti ini menjadi event yang menarik dan dinanti-nanti. (Arianto)


Share:

Tips Meraih Akreditasi Unggul ala Prof. Bambang Sudibyo Mantan Menteri Pendidikan


Duta Nusantara Merdeka | Surabaya
Semua mahasiswa pastinya ingin berkuliah di perguruan tinggi dengan akreditasi terbaik. Akreditasi yang baik akan membantu ulusan kampus tersebut untuk mendapatkan pekerjaan, mengikuti seleksi CPNS, maupun meraih kesempatan beasiswa.

Sayangnya, berdasarkan data Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi, baru 27 kampus yang sudah mendapatkan peringkat Unggul untuk Akreditasi Perguruan Tinggi (APT) dari total 4.500 kampus se-Indonesia. Hal ini diungkapkan Prof. Bambang Sudibyo, Mantan Menteri Pendidikan Nasional 2004-2009, dalam Webinar SEVIMA pada Senin (01/08) sore. 

“Bahwa setiap lembaga pendidikan tinggi pasti membutuhkan sebuah akreditasi. Namun, belum setiap lembaga pendidikan tinggi saat ini memiliki akreditasi yang unggul. Untuk mendapatkan akreditasi yang unggul, kampus harus memiliki pondasi yang kuat untuk mewujudkannya,” ungkap Guru Besar Universitas Gadjah Mada tersebut.

Dalam Webinar yang dihadiri 200 Rektor dan lebih dari 10.000 civitas akademika Komunitas SEVIMA, Prof. Bambang Sudibyo dan Para Pimpinan Kampus saling berbagi kiat untuk bersama-sama menyukseskan akreditasi di perguruan tingginya masing-masing. 

Berikut tipsnya:

1) Komitmen Pimpinan dan Lembaga

Komitmen pimpinan sangat berperan penting untuk kampus meningkatkan akreditasi. Karena pimpinan kampuslah yang menentukan bagaimana  kemajuan dan kompetensi kampus diciptakan. Kepemimpinan yang baik juga perlu dilanjutkan, dilembagakan sebagai rencana jangka panjang yang berkelanjutan, dan terus didukung oleh segenap civitas akademika. Termasuk perlu didukung para dosen dan mahasiswa.

“Sebuah perguruan tinggi yang kompetitif dan ambisius akan tercipta jika memiliki pemimpin yang ambisius, dan kepemimpinan itu perlu dilembagakan. Sehingga membutuhkan konsep leadership, yang berkelanjutan dan tidak berakhir hanya karena berganti sosok pemimpin atau masa jabatan,” ungkap Prof. Bambang.

2) Mimpi Setinggi Langit dan Memiliki Visi Internasional

Menurut Prof Bambang, akreditasi yang unggul bisa diciptakan berpangkal pada visi dan misi yang unggul pula. Misalnya dengan cara memiliki visi internasional.

Dengan memiliki visi internasional, maka kualitas pendidikan, pembelajaran, dan pengabdian pada masyarakat di kampus, juga akan mengikuti standar internasional yang unggul dan kompetitif. Kalau kualitasnya sudah ditargetkan pada level internasional, maka predikat akreditasi yang terbaik nantinya akan mengikuti.

 “Visi merupakan sebuah mimpi (cita-cita) perguruan tinggi. Maka dari itu, dibutuhkan mimpi yang setinggi langit agar bisa tercipta suatu pendidikan yang kompetitif, seperti memiliki visi internasional salah satunya,” terangnya. 

3) Perlu Menjamin Mutu Kampus

Penjaminan mutu menurut Prof. Bambang Sudibyo juga sangat penting untuk memantau pembelajaran di kampus. Jika mutu kampus baik, maka baik pula akreditasinya nanti. 

Penjaminan mutu dapat dilakukan secara substantif (meningkatkan kualitas pembelajaran) maupun administratif (meningkatkan kelengkapan dokumen). Syarat administratif untuk akreditasi, usul Prof. Bambang, meliputi beragam dokumen mulai dari yang cukup kompleks seperti administrasi perkuliahan, hingga dokumen sederhana seperti data mahasiswa. 

Seluruh berkas dan dokumen tersebut dilaporkan ke Pangkalan Data Pendidikan Tinggi (PD-DIKTI) secara berkala, dan akan menjadi dasar penilaian akreditasi.

“Untuk memastikan Tri Dharma Perguruan Tinggi bisa dilaksanakan dengan baik, maka perlu dipastikan bahwa kampus menerapkan beberapa kegiatan Tri Dharma di dalamnya. Misalnya, melakukan kegiatan pengabdian masyarakat yang bisa memberdayakan masyarakat berbasis pendidikan dan penelitian. Kegiatan ini sangat berdampak pada meningkatnya mutu kampus, pendidik, dan juga mahasiswa,” ujarnya. 

4) Selalu Meningkatkan Kualitas Sumber Daya Manusia

Kampus akan terus berkembang jika punya mutu sumber daya manusia yang berkualitas. Karena pada akhirnya, sistem dan fasilitas yang canggih di kampus, yang menggunakan nantinya adalah manusia. Yaitu para dosen dan mahasiswa.

Oleh karena itu, Prof. Bambang Sudibyo mengajak seluruh pemirsa Webinar SEVIMA untuk turut memperhatikan kualitas sumber daya manusia di kampus. Karena masa depan pendidikan dengan akreditasi yang unggul, ditentukan oleh kemauan civitas akademika di kampus seluruh Indonesia untuk terus meningkatkan diri.

“Kualitas pendidikan tenaga pengajar dan tenaga kependidikan dalam sebuah perguruan tinggi harus diperhatikan. Tak hanya itu, seluruh prasarana yang memadai dan anggaran yang memadai juga sangat dibutuhkan oleh sebuah perguruan tinggi agar bisa bermutu unggul. Pastinya ini akan mempengaruhi kualitas perguruan tinggi,” tambahnya.

Senada, Apriliyani selaku Product Research Manager SEVIMA juga menyatakan bahwa peningkatan kualitas sumber daya manusia dapat dilakukan lewat berbagai media berbasis teknologi. Seperti pelatihan dan seminar online, maupun menyiapkan sistem informasi akademik yang mendukung administrasi dan pelaksanaan akreditasi di perguruan tinggi. 

Karena dengan memanfaatkan teknologi, proses persiapan akreditasi di kampus akan lebih mudah dan praktis. 

“Teknologi dapat menjadi solusi Bapak Ibu di perguruan tinggi karena ada banyak dokumen akreditasi yang perlu disiapkan. Dengan adanya komputer, internet, dan sistem akademik berbasis cloud (Siakadcloud) seperti saat ini, penyiapan dokumen dan kualitas SDM di kampus tersebut tidak perlu dilakukan secara manual. Semuanya jadi lebihTips Meraih Akreditasi Unggul ala Prof. Bambang Sudibyo Mantan Menteri Pendidikan mudah dan praktis!,” pungkas Apriliani. (Lak/Tha)


Share:

Advokasi Hukum HIMAPOL KORWIL III X HIMAJIP UNAS Gelar Diskusi Santai dengan Tema "Ketok Palu IKN, Bagaimana Upaya Kebijakan Pembangunan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta?"


Duta Nusantara Merdeka |  Jakarta
Pemindahan Ibu Kota Negara Baru (IKN) tidak terlepas dari strategi pembangunan untuk merespon kondisi sosial, ekonomi dan lingkungan serta tantangan pembangunan di masa depan. Adapun motivasi utama pemindahan IKN yaitu mencapai target Visi Indonesia 2045, kebutuhan membangun IKN yang berwawasan kebangsaan, keinginan untuk menyeimbangkan pembangunan dari Jawasentris menjadi Indonesiasentris, serta mempercepat pemulihan dan transformasi ekonomi nasional pasca Covid-19.

Terkait hal tersebut, Advokasi Hukum HIMAPOL KORWIL III X HIMAJIP UNAS menggelar Diskusi Santai dengan tema "Ketok Palu IKN, Bagaimana Upaya Kebijakan Pembangunan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta?" di Jakarta, Selasa (17/05).

"Saya secara pribadi mengucapkan terima kasih kepada teman-teman di UNAS, atas terselenggarakan kegiatan yang menurut saya bukan sekadar santai, tetapi Sersan (Serius tetapi santai), menghasilkan wawasan tambahan di luar pembelajaran ilmu politik yang diterima di kelas," kata H. Panji Virgianto Sedyo Setiawan, S.I.Kom.. S.IP., M.IP., Anggota DPRD DKI Jakarta kepada wartawan Surat Kabar Duta Nusantara Merdeka di Jakarta, Selasa (17/05). 

Sehingga diharapkan ke depan regenerasi anggota DPRD juga terjadi cikal bakal dari teman-teman UNAS yang pada hari ini hadir, bisa menambah wawasan bahwa ternyata berpolitik itu tidak alergi lagi apalagi berkenaan dengan IKN. 

"Tidak usah khawatir bahwa sejak ibukota pindah kemudian kita di kota Jakarta itu tidak ada pembangunan, tadi sudah dijabarkan oleh dua narasumber  bukan hanya saya, dua narasumber tadi mengatakan bahwa sejak ditinggalkan ibukota, pembangunan tetap terjadi di Jakarta, prosesnya pun kita dorong secara maksimal. DKI sendiri konsentrasinya adalah bagaimana pengawasan ditingkatkan karena ujung tombak masyarakat itu ada di teman-teman mahasiswa," ungkapnya. 


Selama ini mahasiswa lebih konsentrasi kepada tingkat nasional, DKI image-nya nasional, padahal DKI itu adalah bagian dari provinsi bukan nasional. "Nah ke depan apabila ini sudah tidak menjadi ibu kota. maka pembangunan maupun koreksi bisa dilakukan oleh teman-teman  mahasiswa," ucapnya.

Poin terpentingnya mengenai pindahnya Ibukota, menurut Panji, Secara pemerataan sudah pasti menjadi lebih fokus. DKI jadi lebih fokus, berapa sih jumlah tenaga kerja yang terserap di DKI? Berapa sih pengangguran?  Berapa kesenjangan ekonomi? 

Karena di DPRD sendiri, pengawasannya jadi dua. Contohnya, bagaimana pembangunan jalur air Sungai Ciliwung yang 33.6 kilometer itu bisa terealisasi, itu tidak mudah juga karena itu ada hak pemerintah pusat yang harus diselesaikan. 

"Harapannya, pembangunan IKN terjadi kesinambungan secara ekonomi, pemerataan ekonomi di daerah IKN yang terbaru dengan pembangunan di DKI sama saja. Walaupun saya pribadi berkeyakinan tidak secepat DKI," pungkasnya. 

Sementara itu, F.X. Gian Tue Mali, S.ikom., M.Si, Dosen Ilmu Politik Universitas Kristen Indonesia mengatakan, kalau ibu kota ini kemudian dipindahkan, Saya berharap atensi partisipasi politik masyarakat terhadap kinerja Pemda baik eksekutif, legislatif di Jakarta itu harusnya makin tinggi. "Dengan adanya kegiatan ini teman-teman mahasiswa yang saat ini sedang kuliah, saya yakin mereka akan menjadi generasi penerus ketika nanti ibukota pindah. Mereka yang akan merasakan, mereka akan menjadi pelaku, mereka menjadi aktor, oleh karena itu kegiatan seperti ini harusnya makin digalakkan," ucapnya. 

Secara pribadi saya mendukung pemindahan ibu kota negara, saya sebagai orang daerah yang kerja di Jakarta pemindahan ibu kota keluar Jawa itu sangat mendukung, karena terlalu banyak penduduk di Jawa serta konsentrasi ekonomi terlalu terpusat di Jawa, baik ekonomi, pemerintahan, bisnis dan industri.

"Tentu harapan kami sebenarnya kalau saya bicara sebagai politisi  sebagai orang daerah atau pengamat politik, perpindahan ibukota ke luar Jawa itu harapannya mampu menumbuhkan ekonomi dan terserapnya tenaga kerja," tutupnya. (Arianto)

Share:

Jutaan Mahasiswa Kembali Kuliah Offline di Bulan Ramadhan, Ini Pesan Ketua Lembaga Perguruan Tinggi Nahdlatul Ulama


Duta Nusantara Merdeka | Surabaya
Seiring dengan menurunnya kasus COVID-19, pemerintah mulai melonggarkan berbagai aturan pembatasan kegiatan masyarakat. Tak terkecuali, aktivitas perkuliahan di kampus yang kini mulai berlangsung secara tatap muka maupun hybrid (campuran antara tatap muka dengan online). Kini, para mahasiswa sudah kembali merantau di kota lokasi kampusnya.

Prof. Ainun Naim selaku Ketua Lembaga Perguruan Tinggi Nahdlatul Ulama, memandang fenomena ini sebagai berkah yang patut disyukuri. Terlebih, aktivitas sederhana seperti buka puasa saat ramadhan sudah menjadi tradisi lama yang sangat dirindukan untuk silaturahim.

“Jumlah mahasiswa aktif di Indonesia, menurut data BPS, ada 8,96 Juta Mahasiswa. Setelah dua tahun dipisahkan oleh Pandemi, kini mereka kembali dipertemukan di kampus dan di Bulan Ramadhan yang penuh rahmat ini. Tentu ini kabar gembira, sekaligus tantangan tersendiri karena kita masih berada di tengah Pandemi,” ungkap Prof. Ainun Na’im dalam Webinar Komunitas SEVIMA, Jum’at (08/04) pagi.

Prof. Ainun Na’im kemudian berpesan agar aktivitas di kampus tetap harus mengikuti protokol kesehatan dan berbagai pedoman yang diberikan oleh Satgas dan Pemerintah. Seperti Memakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan.

Selain itu, cara makan dan minum juga perlu diperhatikan. Termasuk melindungi diri jika bersin, batuk, dan berbicara. Karena disamping sebagai protokol kesehatan, bagi umat muslim hal-hal tersebut merupakan adab yang perlu dijaga.

“Tujuannya agar bagaimana supaya aman dan meningkatkan keberkahan,” lanjut Sekretaris Jenderal Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi Periode 2011-2021 ini.

Prof. Ainun juga menuturkan bahwa kesempatan Ramadhan jangan sampai terlewatkan tanpa kegiatan positif. Misalnya berkuliah, mengaji Al Qur’an, saling berbagi pengetahuan, menyelenggarakan kegiatan berbasis komunitas, hingga membantu masyarakat sekitar.

Kegiatan positif ini, lanjut Prof. Ainun Na’im, perlu diatur waktunya secara bijak dalam rangka menjaga produktivitas selama bulan puasa. Jangan sampai mahasiswa justru lemas saat jam kuliah karena larut dalam kegembiraan Bulan Ramadhan.

“Saya bukan ahli nutrisi juga bukan ahli kesehatan, tapi kita bisa jaga energi untuk dapat produktif sepanjang hari dengan menjaga asupan makan yang masuk ke tubuh saat buka puasa dan sahur. Selain itu, atur pencahayaan di kampus, ruang kamar, maupun gadget teman-teman mahasiswa, tidak terlalu terang namun juga tidak terlalu gelap. Pola makan dan pencahayaan yang seimbang ini bisa mendukung mood sekaligus energi kita dalam berpuasa, “ pungkas Ainun. (Arianto)

Share:

Dikukuhkan Sebagai Guru Besar, Fahmi Idris Tawarkan Solusi Atasi Krisis Global Akibat Perilaku Perusahaan


Duta Nusantara Merdeka | Padang
Politisi senior Partai Golkar Fahmi Idris dikukuhkan sebagai Guru Besar Kehormatan Bidang Ilmu Manajemen Sumber Daya Manusia oleh Universitas Negeri Padang (UNP) di Padang, Sabtu (9/4). Dalam pidato pengukuhan guru besar kehormatan yang berjudul “Penguatan Humanistic Management Model dalam Organisasi Bisnis: Meraih Kesuksesan dengan Memanusiakan Manusia” mantan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi serta Mantan Menteri Perindustrian ini menawarkan solusi krisis global yang terjadi di berbagai belahan dunia akibat masih ditemukannya perilaku perusahaan yang tidak memperhatikan nilai-nilai dan kebajikan manusia.

Dalam pidatonya, Fahmi Idris menyebutkan bahwa saat ini, 75 persen masalah sosial dan lingkungan di dunia disebabkan oleh masih ditemukannya perilaku perusahaan yang melanggar HAM. Mulai dari perusakan lingkungan, eksploitasi berlebihan sumber daya alam, ngemplang pajak, penindasan buruh, perampasan tanah rakyat, sampai melakukan tindakan kekerasan terhadap masyarakat sekitar yang mengkritisi aktivitas komersil perusahaan. Persoalan semakin menebal saat masih ditemukan perusahaan yang melakukan berbagai pelanggaran seperti kondisi kerja  yang tidak memenuhi standar, praktik diskriminasi berdasarkan perbedaan ras, gender, kelas, asal negara serta praktek-praktek yang dapat merusak biodiversity dan keberlangsungan lingkungan hidup.

“Krisis yang dihadapi umat manusia pada awal abad ke-21 memiliki kesamaan yaitu sebuah sistem ekonomi yang hanya sedikit memperhatikan nilai-nilai dan kebajikan manusia dan semakin banyak yang mengabaikan norma-norma moral dalam bisnis dan ekonomi. Oleh karena itu, kita perlu mencari kerangka konseptual baru untuk bisnis pada umumnya dan teori perusahaan pada khususnya dan humanistic management dapat menjadi model alternatif yang fokus pada peningkatan martabat manusia termasuk kondisi ekologi,” ujar Fahmi Idris yang sudah menerbitkan enam buku dan 12 jurnal ilmiah ini.

Fahmi Idris mengungkapkan humanistic management model sangat relevan untuk mengatasi beberapa krisis global utama yang dihadapi umat manusia. Jika umat manusia benar-benar peduli dengan kesejahteraan mereka dan orang lain, harus ada praktik pengorganisasian yang memungkinkan perumusan solusi untuk masalah seperti perubahan iklim, ketidaksetaraan sosial, dan kemiskinan. Mengutip Laporan Oxfam, dimana separuh kekayaan dunia dikuasai satu persen orang kaya, merupakan ancaman serius ketimpangan sosial global dan sejatinya berdampak buruk bagi bisnis. Ini karena untuk memakmurkan bisnis dunia membutuhkan kedamaian dan kohesi sosial.

Menurut pemilik dua gelar Doktor ini yaitu Doktor Ilmu Manajemen, konsentrasi Manajemen Sumber Daya Manusia, Universitas Negeri Jakarta Doktor Ilmu Filsafat Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya UI ini, humanistic management model dengan penekanannya pada pemulihan, perlindungan dan promosi martabat dapat membantu mengarahkan kembali bagaimana cara bisnis dipahami dan dipraktikkan. Humanistic management model harus dilihat sebagai ajakan inspirasional untuk membayangkan kembali bagaimana sebuah organisasi perusahaan  memiliki keharusan moral untuk diadopsi.

“Bagi sebagian besar penduduk dunia, saat ini bisnis masih dilihat sebagai bagian dari masalah, padahal sejatinya harus menjadi bagian solusi. Ini sebuah tantangan besar. Humanistic management model dapat memberikan wawasan tingkat tinggi ke dalam prinsip-prinsip organisasi perusahaan dan pengambilan keputusan. Para pemimpin perusahaan dapat melakukan pendekatan tugas mereka dengan sangat berbeda dengan menyelaraskan praktik perusahaan mereka dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals),” pungkas Fahmi Idris. (Arianto)
Share:

Pertama di Indonesia, Asrama Mahasiswa Nusantara di Surabaya Ditargetkan Selesai Mei 2022


Duta Nusantara Merdeka | Jakarta 
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) mendapat tugas untuk membangun asrama bagi mahasiswa dari berbagai daerah yang sedang kuliah di kota/kabupaten lain guna sebagai wadah pembinaan untuk mempererat persatuan dan kesatuan bagi generasi muda di tingkat perguruan tinggi. 

Pembangunan asrama yang dikenal dengan Asrama Mahasiswa Nusantara tersebut mengacu pada Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 106 Tahun 2021 yang rencananya dibangun di 6 kota/kabupaten yakni Kota Jakarta Selatan Provinsi DKI Jakarta, Kabupaten Bantul Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, Kota Surabaya dan Kota Malang Provinsi Jawa Timur, Kota Makassar Provinsi Sulawesi Selatan, dan Kabupaten Minahasa Provinsi Sulawesi Utara. 

Salah satu Asrama Mahasiswa Nusantara yang masih dalam tahap konstruksi berada di Surabaya dengan memanfaatkan  lahan milik Pemerintah Provinsi Jawa Timur seluas 9.975 m², tepat di sebelah gedung arsip Pemprov Jatim. Bangunan Asrama Mahasiswa Nusantara di Surabaya berupa hunian vertikal setinggi 5 lantai dengan mengadopsi konsep arsitektur tropis yang mengimplementasikan prinsip-prinsip Bangunan Gedung Hijau. 

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan, Kementerian PUPR diberikan tugas oleh Presiden Joko Widodo untuk memperhatikan infrastruktur pendukung pendidikan seperti hunian santri dan mahasiswa, agar mereka bisa lebih fokus belajar untuk prestasi. 

Pembangunan Asrama Mahasiswa Nusantara di Surabaya mulai dikerjakan sejak 17 September 2021 dan direncanakan selesai pada 14 Mei 2022 dengan progres pembangunan saat ini sudah mencapai 71.83%. Pelaksana pembangunan dikerjakan oleh kontraktor PT Nindya Karya (Persero) Tbk dan PT Parigraha Konsultan selaku Konsultan Manajemen dengan nilai kontrak Rp86,7 miliar. 

Bangunan AMN Surabaya terdiri dari 2 tower setinggi 5 lantai yang dilengkapi selasar penghubung di antara bangunan. Blok satu dihuni mahasiswa perempuan dan blok kedua asrama mahasiswa laki-laki. Secara keseluruhan AMN Surabaya dapat menampung 528 mahasiswa dengan fasilitas pendukung berupa kamar mandi dan toilet komunal, ruang ibadah bersama, klinik, kantor pengelola, ruang makan, dapur, ruang laundry, ruang sekuriti, dan lain-lain. 

“Fasilitas yang dibangun di AMN Surabaya tidak hanya menyediakan hunian tetapi dilengkapi dengan fasilitas pengembangan kompetensi mahasiswa seperti perpustakaan/ruang baca, ruang belajar, ruang seni, laboratorium bahasa, lapangan olahraga, ruang pembinaan enterpreneurship, kebun, serta ruang komunal lainnya” kata Direktur Bina Penataan Bangunan, Ditjen Cipta Karya Boby Ali Azhari.  

Total jumlah kamar sebanyak 196 termasuk 4 kamar bagi penyandang disabilitas serta 8 kamar untuk mentor. Direncanakan setelah proses konstruksi selesai, pengelolaan Asrama Mahasiswa Nusantara nantinya diserahkan kepada Perguruan Tinggi Negeri (PTN) setempat yang mahasiswanya menjadi penghuni AMN. (Arianto)
Share:

Omicron Meluas, Eks Menristekdikti Prof. Nasir: Kuliah Online Harus Dipercepat!


Duta Nusantara Merdeka | Jakarta
Varian Omicron memaksa kampus kembali menggelar kuliah secara online (daring). Walaupun demikian, tak sedikit kampus merasa ragu karena kuliah online tak semudah bayangan.

Dalam Webinar SEVIMA secara online, Selasa (15/02) sore, Prof. Mohamad Nasir selaku Staf Ahli Wakil Presiden Republik Indonesia sekaligus Mantan Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi, mengajak kampus untuk segera menghancurkan tembok penghalang kesulitan pembelajaran daring. Kuliah online tidak bisa ditunda karena pertaruhannya bukan hanya tentang kesehatan, tapi juga perkembangan teknologi.

“Jika kita bisa mempercepat kuliah online dan digitalisasi perguruan tinggi, serta mengintegrasikan seluruh sistem informasi university activities ini, maka kita bisa menyelesaikan masalah besar perguruan tinggi; menghindari penyebaran virus, menghadirkan akses yang inklusif, serta menghadirkan pendidikan yang berkualitas untuk semua. Momentum Pandemi COVID-19 ini menjadi blessing in disguise (berkah tidak terduga) jika kita bisa manfaatkan untuk kemajuan pendidikan,” jelas Prof. Nasir didampingi Rektor Universitas Siber Asia Jang Youn Cho PhD, Direktur SEVIMA Ridho Irawan, dan ribuan peserta Komunitas SEVIMA.

Buat Kuliah Online Yang Terintegrasi

Dua tahun belakangan ini, pandemi memang telah mengharuskan perkuliahan secara online. Sayangnya, kesulitan terus dihadapi kampus karena perkuliahan secara online menganggap kuliah online sebagai Distance Learning (perkuliahan dengan jarak). Sehingga, cara mengajarnya sama persis dengan ketika kuliah dilakukan secara offline, namun medianya saja dipindahkan secara online.

“Cara mengajarnya masih sama seperti menggunakan papan tulis. Mahasiswa datang, dosen datang, di waktu yang sama, mendengarkan materi di jam yang sama, melihat layar berjam-jam sampai ada keluhan matanya terasa pedih. Ini bukan kuliah online, ini hanya memindahkan kuliah dengan media komunikasi!,” ungkap Prof. Nasir mengingatkan.

Percepatan, lanjut Prof Nasir, nantinya perlu dilakukan dengan cara menerapkan kuliah online yang terintegrasi. Atau biasa disebut sistem Learning Management System (LMS). Dengan sistem LMS, dosen bisa berbagi materi, menyelenggarakan kuis dan ujian, serta merekap nilai dan melaporkannya, dalam sekali klik.

Bahkan tidak menjadi soal, jika dosen dan mahasiswa tidak ketemu di waktu yang sama. Dosen cukup merekam penjelasannya dan mengunggah soal kuis, lalu mahasiswa bisa mengakses rekaman dan mengerjakan kuis kapan saja.

“Kuliah online yang terintegrasi ini perlu kita percepat. LMS akan memberikan wadah bagi mahasiswa dan dosen untuk melakukan kegiatan belajar mengajar secara synchronous (langsung) atau asynchronous (komunikasi terjadwal),” ungkap Prof. Nasir. 

Sudah Dilakukan di Beberapa Kampus

Menurut Prof. Nasir, banyak sekali keuntungan yang bisa didapatkan dosen dan mahasiswa ketika menerapkan kuliah online yang terintegrasi. Keuntungan ini bahkan sudah terbukti di beberapa kampus.

University of Agder di Norwegia misalnya, saat dikunjungi Prof. Nasir pada tahun 2018 lalu, menyelenggarakan kuliah online yang terintegrasi dan bisa diikuti puluhan ribu mahasiswa dari penjuru dunia. Kampus ini bahkan mengajarkan bedah saraf dengan metode Artificial Intelligence (kecerdasan buatan), dimana mahasiswa bisa menggunakan alat yang menampilkan seolah-olah mereka sedang melakukan operasi bedah secara nyata. 

Artificial Intelligence dan aplikasinya dalam praktikum dunia kesehatan, berdasarkan Webinar SEVIMA pada Desember 2020 lalu, juga telah diselenggarakan di kampus dalam negeri seperti STIKES Mitra Husada Bekasi dan Politeknik Elektronika Negeri Surabaya (PENS). Kuliah online yang terintegrasi tidak hanya meringankan tugas dosen, namun juga mempercepat kuliah mahasiswa. Karena belajar dan praktek bisa dilakukan kapan saja (anytime), dan dimana saja (anywhere and anyplace).

“Kuliah blok dokter bedah tema ini yang informasinya mencapai 16 minggu, dengan AI bisa satu sampai dua minggu tuntas. Rasio dosen mahasiswa pun tidak jadi soal, karena satu profesor bisa saja seribu mahasiswa karena semua serba otomatis dengan LMS. Alatnya sudah ada, tinggal kita merubah mindset,” lanjut Nasir.

Rektor Universitas Siber Asia yang juga Rektor Asing pertama di Indonesia, Jang Youn Cho PhD, juga mengisahkan bagaimana perkuliahan online sukses ia lakukan di kampus dalam konteks Indonesia. Menggunakan Sistem Akademik berbasis Awan (siAkadcloud), Universitas Siber Asia bermitra dengan puluhan institusi publik maupun swasta di Indonesia hingga mancanegara untuk mengembangkan perkuliahan online yang terintegrasi.

Senada, Direktur SEVIMA Ridho Irawan juga menceritakan bagaimana lebih dari 700 kampus se-Indonesia yang tergabung dalam Komunitas SEVIMA telah menggunakan Sistem Akademik berbasis Awan (siAkadcloud). Tantangan dalam penerapan sistem, ungkap Ridho, pasti sangat beragam seperti yang telah dijelaskan oleh Prof. Nasir.

“Walaupun demikian dengan semangat bersama untuk merevolusi pendidikan tinggi, kuliah online yang terintegrasi bisa dilakukan siapa saja dan di mana saja di seluruh Indonesia. Dengan begitu kualitas pendidikan bisa dilakukan secara merata di seluruh penjuru negeri,” tutup Ridho. (Arianto)
Share:

Akademisi IPB: Anggaran Pertahun Menurun, Produksi Pangan Ke Depan Terancam


Duta Nusantara Merdeka | Bogor
Akademisi Institut Pertanian Bogor (IPB), Prima Gandhi mengkhawatirkan produksi pertanian khususnya komoditas tanaman pangan ke depan terancam akibat alokasi anggaran dari APBN menurun tajam setiap tahunnya. Pasalnya, alokasi anggaran berkaitan langsung dengan volume alokasi bantuan prasarana dan sarana pertanian kepada petani yang dapat menjamin dan meningkatkan produksi dan kesejahteraan petani itu sendiri.

Dilansir dari data APBN, anggaran Kementerian Pertanian (Kementan) yang utamanya ditujukan untuk bantuan ke petani semakin menurun. Anggaran Kementan merosot tajam dimana tahun 2019 sebesar Rp 21 triliun menjadi Rp 14 triliun tahun ini. Khusus terkait produksi pangan pun demikian, anggaran tahun 2019 sebesar Rp 5,7 triliun, kini tahun 2021 Rp 3,6 triliun bahkan tahun 2022 tinggal Rp 2,1 triliun. 

“Ini sangat berbahaya, menurun drastis insentif bantuan benih bagi petani, sedangkan kebutuhan pupuk sudah dibantu dengan subsidi pupuk. Insentif input produksi bagi petani merupakan salah satu faktor utama menjamin dan mendorong produksi, selain di satu sisi kita tetap dorong kemandirian dan kemajuan petani,” demikian dikatakan Prima Gandhi, Senin (13/12/2021).

Dosen Program Studi Manajemen Agribisnis Sekolah Vokasi IPB ini menegaskan pandemi covid 19 saat ini semakin memperpuruk perekonomian, sehingga insentif pemerintah kepada petani harus ditingkatkan. Akibat pandemi, sistem distribusi sarana produksi maupun hasil panen terganggu, bahkan saat ini petani mengeluhkan harga input semakin meningkat sementara harga hasilnya kurang signifikan akibat daya beli yang belum pulih.

"Oleh karena itu, petani membutuhkan perhatian dan insentif agar lebih semangat dalam proses produksi. Selama ini mereka memang sudah mendapat keringanan harga dengan adanya subsidi pupuk. Meskipun jumlah subsidi pupuk terbatas setidaknya sudah membantu petani, di saat harga pupuk komersial saat ini naik dua kali lipat dari kondisi normal sebelum pandemi,” tegasnya.

"Harusnya di saat petani membutuhkan jangan malah mengurangi bantuan pemerintah, ini kan kita maunya produksi terus naik, tapi kalau tidak didukung dananya ya akan percuma,” pinta Prima.

Prima menambahkan anggaran yang turun drastis berakibat pada alokasi bantuan benih yang juga berkurang. Bantuan benih padi di tahun 2021 seluas 1,7 juta hektar, namun untuk tahun depan hanya bisa 842 ribu hektar. Hal yang sama dengan bantuan benih jagung dimana tahun ini teralokasi seluas 1,4 juta hektar namun untuk tahun 2022 hanya bisa menyalurkan 352 ribu hektar. 

"Benih ini input produksi utama yang menentukan produktivitas dan tingkat penggunaan varietas unggul padi saat ini belum maksimal, sehingga masih perlu ditigkatkan. Penyediaan anggaran yang memadai salah satu solusi nyata menyediakan benih berkualitas bagi petani," cetusnya.

Perlu diketahui, mengingat keterbatasan anggaran tersebut, sejak dua tahun ini Kementan menggencarkan KUR bagi petani untuk dapat memperoleh akses pembiayaan dengan bunga ringan. Target KUR pertanian tahun 2021 sejumlah Rp 70 Triliun dan realisasi sejumlah Rp 82,6 Triliun atau sebesar 118% dari target. 

Capaian keberhasilan peningkatan produksi pangan tetap ditunjukkan Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo meskipun ada keterbatasan anggaran. Terbukti, dalam dua tahun terakhir, Kementan tidak memiliki catatan rekomendasi impor beras. "Yang tak kalah penting adalah ketersediaan alokasi pupuk karena pupuk memiliki peran strategis penentu keberhasilan produksi yang ujung untuk mencapai swasembada pangan dan peningkatan kesejahteraan petani," pungkasnya. (Lak/Ant)
Share:

131 Pekerja Migran Indonesia di Singapura Diwisuda


Duta Nusantara Merdeka | Singapura
Sebanyak 131 pekerja migran Indonesia di Singapura diwisuda setelah dinyatakan lulus Program Pendidikan Kesetaraan Paket B dan Paket C pada Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Singapura, Minggu (12/12). Wisuda digelar virtual sehubungan peraturan pembatasan kegiatan yang masih diterapkan di Singapura. 

Para wisudawan, yang hampir semuanya terdiri dari Pekerja Migran Indonesia (PMI) di Singapura, resmi diwisuda di hadapan Duta Besar Luar Biasa Berkuasa Penuh, Suryo Pratomo yang hadir langsung memberikan sambutan dan ucapan selamat. Wisudawan terdiri dari 43 siswa Kejar Paket B dan 91 siswa Kejar Paket C. Acara dibuka oleh Atase Pendidikan dan Kebudayaan KBRI Singapura, Veronica Enda Wulandari, yang juga dihadiri oleh jajaran staf KBRI Singapura, Kepala Sekolah Indonesia Singapura, Guru PKBM, Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata Universitas Negeri Semarang (UNNES) dan tamu undangan lainnya.

Dituturkan Atdikbud Enda, tercatat Muhammad Dzikri Dzulqarnain dengan nilai rata-rata 86,3 dan Sisilia Bili dengan nilai rata-rata 80 dari Program Kejar Paket B serta Felly Sitta Maya Sari dengan nilai rata-rata 87,7 dan Menik Sugiyati dengan nilai rata-rata 83,5 dari Program Kejar Paket C menjadi lulusan terbaik dan mendapatkan sertifikat penghargaan yang diberikan secara virtual oleh Dubes Suryo Pratomo, yang akrab disapa Dubes Tommy. 

Dubes Tommy berpesan agar para wisudawan tetap semangat belajar dan menggantungkan cita-cita setinggi langit.  “Saya bangga kepada para lulusan yang mau meluangkan waktu di sela-sela pekerjaan utama untuk mencari ilmu. Saya kagum dengan motivasi PMI untuk terus belajar sepanjang hayat dan bisa menjadi inspirasi bagi siapa saja untuk tetap semangat belajar meskipun dalam keterbatasan waktu dan fasilitas,” ungkapnya. 

Diakui Dubes Tommy, dirinya sangat kagum dan terkesan atas semangat para siswa PKBM yang dapat mengambil manfaat pengalaman hidup di Singapura yang merupakan negara dengan sistem pendidikan terbaik nomor dua di dunia. “Semua orang didorong untuk terus mengembangkan diri  dan meningkatkan kualitas diri dengan belajar sepanjang hayat yang juga seiring dengan Program Pemerintah Singapura dalam mengantisipasi tantangan masa depan,” ucap Dubes Tommy. 

Dalam sambutan pembukaan, Atdikbud Enda menyampaikan bahwa penyelenggaraan pendidikan kesetaraan Paket B dan Paket C PKBM KBRI Singapura merupakan salah satu program KBRI dalam memberikan perlindungan WNI di Singapura. “KBRI Singapura menyediakan akses pendidikan bagi mereka yang mengalami putus sekolah namun ingin meneruskan pendidikannya,” jelas Enda. 

Wisuda ditutup dengan pidato perwakilan dari salah satu siswa terbaik, Menik Sugiyati, yang memaparkan mengenai perjuangannya dalam mengikuti pembelajaran di PKBM, terutama membagi waktu untuk bekerja dan belajar. “Dukungan dari semua pihak terutama PKBM Singapura memberikan semangat yang saya butuhkan untuk menyelesaikan pembelajaran tepat waktu dengan nilai yang baik,” terang Menik. Dalam kesempatan ini, salah satu wisudawan, Sunarsih, membacakan puisi yang berjudul “Guruku”, karya Abdul Azis, A.

Kepala PKBM Singapura, Muhkam Hudaya, mengungkapkan saat ini terdaftar sebanyak 98 siswa pada lembaganya. “PKBM Singapura telah meluluskan ribuan siswa yang sebagian besar melanjutkan pendidikan di Universitas Terbuka (Kelompok Belajar (Pokjar) Singapura,” pungkas Muhkam. 
     
PKBM KBRI Singapura yang berdiri sejak tahun 2009 dan terdaftar di Kemendikbudristek sejak tahun 2017 telah mendapatkan nilai akreditasi A oleh BAN/PAUD Pendidikan Non Formal (PNF) pada tahun 2019 dan merupakan PKBM di luar negeri yang pertama kali melaksanakan Ujian Nasional Berbasis Komputer pada tahun 2018. Dengan mempertimbangkan hari libur bagi PMI Singapura, maka program belajar dilaksanakan setiap dua minggu sekali di Sekolah Indonesia Singapura, dan selama masa pandemi dilaksanakan secara daring. 

PKBM KBRI Singapura merupakan jalur pendidikan nonformal yang kehadirannya dirasakan sangat penting dan strategis dalam kerangka pemberian layanan pendidikan yang sesuai dengan tuntutan dan kebutuhan belajar PMI di Singapura yang belum sempat menyelesaikan pendidikannya ketika berada Singapura. (Lak/Tha)

Share:

Lazada Forward Scholarship, Upaya Dorong Pemberdayaan Talenta Muda Indonesia


Duta Nusantara Merdeka | Jakarta
Akses kepada edukasi bermutu merupakan dasar dari kompetensi yang kian menjadi kunci pokok dalam berkarir di industri manapun, Tak terkecuali dengan industri eCommerce yang terus berkembang dan membutuhkan talenta yang siap secara akademis, serta memiliki soft skills yang kuat. 

Menyadari kebutuhan ini, Lazada Indonesia (Lazada) memperkenalkan program Lazada Forward Scholarship untuk membuka kesempatan bagi talenta muda Indonesia mengembangkan kemampuan diri dan menjadi generasi muda siap kerja.

Evelyn Yonathan, Chief People Officer, Lazada Indonesia, mengatakan, Kami menyadari adanya kebutuhan mendesak untuk mengembangkan talenta, yang siap kerja, mampu beradaptasi dan berkembang sesuai dengan kebutuhan industri. Setelah ikut serta dalam program Kampus Merdeka yang dicanangkan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Republik Indonesia, sebagai salah satu kelanjutan upaya kami dalam mendukung inisiatif link and match antara dunia pendidikan dengan dunia industri, kami mengembangkan program Lazada Forward Scholarship untuk memberikan kesempatan bagi mahasiswa terpilih untuk bertumbuh bersama Lazada. Tidak hanya melalui beasiswa, eksekutif di Lazada juga siap untuk berbagi ilmunya untuk talenta-talenta muda ini.

"Program ini menawarkan inisiatif pengembangan diri yang ekstensif melalui dukungan finansial dan kesempatan percepatan karir bagi mahasiswa," ujar Evelyn dalam keterangan tertulis. Jum'at (03/12)

Dalam Lazada Forward Scholarship, Lazada menyediakan beasiswa senilai total IDR700 juta untuk 20 mahasiswa terpilih, kesempatan magang di Lazada, serta sesi pendampingan langsung dari para profesional di Lazada.

“Sebagai bagian dari inisiatif Lazada Forward Youth (FOYO) yang merupakan payung program pemberdayaan generasi muda di Lazada, kami memang sejak lama berkomitmen untuk terus mengembangkan berbagai program pengembangan kapasitas dan kapabilitas demi merangkul potensi, baik dari talenta yang sudah bergabung bersama Lazada maupun dari talenta potensial di luar sana,” kata Evelyn. 

“Lazada Forward Scholarship menjadi manifestasi kami di Lazada untuk mendorong mahasiswa Indonesia untuk berkarir secara tangguh, cerdas, dan berdaya di industri manapun. Karena itu, kami mengundang seluruh mahasiswa di Indonesia untuk memanfaatkan kesempatan ini, bergabung bersama kami dan menjadi salah satu peserta Lazada Forward Scholarship.”

Selain itu, Lazada Forward Scholarship membuka kesempatan bagi mahasiswa dari jurusan apapun dan dari universitas manapun untuk bergabung dalam program. Registrasi untuk Lazada Forward Scholarship dibuka mulai tanggal 03 Desember 2021 hingga 07 Januari 2022, dan calon peserta akan diminta untuk mengisi formulir pendaftaran dan memenuhi persyaratan lainnya melalui link www.LazadaForwardScholarship.com. Pengumuman penerima beasiswa akan disampaikan pada akhir Januari 2022.

Asal tahu saja, Salah satu nilai yang dianut Lazada adalah ‘today’s best performance is tomorrow’s baseline’ (kinerja hari ini menjadi dasar untuk kinerja esok hari) dan ini menjadi panduan Lazada untuk terus mengembangkan talenta di perusahaan. 

Dan yang paling penting, lanjut Evelyn, Selain memberikan dukungan finansial yang diharapkan mampu membantu meringankan beban mahasiswa dalam menyelesaikan administrasi perkuliahan, Lazada Forward Scholarship juga menawarkan kesempatan untuk bekerja langsung dengan para profesional terbaik di industri eCommerce yang ada di Lazada. 

"Melalui inisiatif ini, kami berharap lulusan baru dari Lazada Forward Scholarship nantinya bisa dengan cepat beradaptasi dengan dunia kerja, mampu berkarya dengan optimal, dan kelak menjadi profesional andal di industri eCommerce," tutup Evelyn. (Ari//Ant)

Share:

FH Unkris Gelar Tasyukuran Sekaligus Mengesahkan 2 Program Unggulan


Duta Nusantara Merdeka | Jakarta
Fakultas Hukum Universitas Krisnadwiyana (Unkris) menyelenggarakan Acara Pertemuan dan Tasyakur Keberhasilan Penerimaan Mahasiswa Baru Tahun Akademik 2021-2022 di Aula Fakultas Hukum  (FH) Unkris, Sabtu, 06/11/2021.

Acara dibuka oleh Dr. Drs. HR. Muchtar Herman Putra, SH., MH selaku Plt. Dekan Fakultas Hukum Unkris, sekaligus dia juga menyampaikan laporan kinerja Plt. Dekan dihadapan pertemuan dosen. 

Dalam Laporan Kinerja itu disampaikannya, bahwa FH Unkris telah banyak menyelenggarakan Webinar Nasional baik bidang hukum perdata, pidana maupun tata negara dengan menggandeng narasumber-narasumber yang memiliki nama besar.

FH Unkris secara resmi telah mengesahkan kurikulum baru dengan program unggulan yakni konsentrasi hukum kesehatan dan program PKPA, terang Muchtar.

Lebih lanjut, DR. Mucthar memaparkan, nantinya setiap mahasiswa FH Unkris akan mendapatkan setifikat PKPA setelah lulus tanpa perlu mengikuti pelatihan lagi.

Disamping penyampaian laporan kinerja Plt. Dekan, dalam acara tersebut juga dilaksanakan tasyakur atas keberhasilan Pantita Penerimaan Mahasiswa FH Unkris dalam melaksanakan Promosi dan PMB FH Unkris tahun 2021. 

Pencapaian panitia Sipenmaru FH Unkris melampaui target yang diitentukan. Dalam PMB Tahun 2021, FH Unkris berhasil mendapatkan 260 mahasiswa baru.

Terkait hal itu, secara khusus Wisnu Nugraha, SH., MH selaku Ketua Lembaga Promosi dan Informasi Fakultas Hukum Unkris menyampaikan terimakasih dan apresiasi kepada unsur Mahasiswa hingga pegawai promosi yang terlibat secara langsung dalam PMB FH Unkris. 

Acara pertemuan dan taysakur ditutup dengan ramah tamah seluruh civitas akademika Fakultas Hukum Unkris. (Tha/Lak)

Share:

IKLAN

IKLAN

KIRIM BERITA SILAHKAN KLIK

KIRIM BERITA ANDA KESINI! Merasa Terbantu Dengan Publikasi ? Ayo Traktir Kopi Untuk Admin Dengan Cara Berbagai Donasi. Terimakasih :)



BREAKING NEWS

~||~ Wabah Virus Corona (Covid-19) Semakin Meningkat, Warga Diharapkan Untuk Tetap Di Rumah ~||~ Aktifitas Di Luar Rumah Wajib Gunakan Masker Dan Patuhi Protokol Kesehatan ~||~ #DIRUMAHSAJA ~||~

Kilas Balik Bung Karno

Kilas Balik Bung Karno - Makna Proklamasi

Ir. Soekarno (Sang Proklamator) Setiap Tahun kita Memperingati Hari Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia, Maka kita tidak bisa t...

Like Fanpage

Follow In Twitter

Breaking News

IKUTI KAMI


loading...

NONTON VIDEO DAPAT DUIT

10 Berita Populer

IKLAN

IKLAN
Ingin Pasang Iklan hubungi Kami di 0812 6582 534

Label

(SAS) #2019GantiPresiden Accounting Aceh Aceh Timur Adat Istiadat Advokat AFF Agama Agraria AIDS Air Aisyiyah Aksara Aksi Aksi Sosial Aktivis Aktivitis Al Washliyah Album Amien Rais Anak Anak Yatim Anarkis Angkatan Darat Anies Baswedan Animal Anti Korupsi Arisan Artikel Artis Arus Mudik Asahan Asian Games ASN Asuransi Asusila Atlet Award Bacaleg Bachtiar Ahmad Sibarani Baksos Bakti Sosial Balap Liar Banda Aceh Bandar Lampung Bandara Bandung Banjir BANK Bank Sumut Bansos Banten Bantuan Sosial Bapenas Bappenas Basarnas Batubara Bawang Putih Bawaslu Bayi Bazar BBM Bea Cukai Beasiswa Begal Bekraf Beladiri Belanja Bencana Bencana Alam Beras Berita Bhabinkamtibmas Bhayangkara Bhayangkari Bioskop Bisnis BKPRMI BM PAN BNI BNN BNPT Bobby Nasution Bom Bunuh Diri Boomerang BPJS BPN BRI Brimob Buka lapak Bukit Asam Buku Bulog BUMN Bung Karno Bupati Bursa saham Bursasaham Buruh Bus Capital market CCTV Cerpen Cianjur Cikampek Citilink conference Cosplayer Covid-19 Covid-19 Satgas Covid19 Cuaca Cuci Tangan Curanmor Cyber Daerah Dakwah Dance Debat Presiden Debt Collector Dede Farhan Aulawi Deklarasi Deli Serdang Demonstrasi Densus 88 Desa Dewan Pengawas Dewata Sakti Dharma Pertiwi Dialog Digital Dinas Perhubungan Dirgahayu HUT RI Disiplin Diskusi Dongeng Donor Darah DPD RI DPR Duka Cita E-Money Effendi Simbolon Ekonom Ekonomi Ekspor Impor Electronics Elektronik Emas Empat Pilar Entertainment Es cream ESDM event Fashion Festival FIFA Film Film Horor Film seri Anak Fintech FISIP Flores Timur Formasi Formula E Forum Furniture Futsal G30S/PKI GAAS Games Ganja Ganjil Genap Garut Gebyar Kemerdekaan Gempa Geng Motor Genppari Gereja Gizi Buruk Go Pay Go-Jek Gojek Golkar Gotong Royong Grab Gubernur Guru Besar Gym Haedar Nasir ham HANI Harbolnas Hari Ibu Hewan Hiburan HIV HMI Hoax Hotel Hp Hukum Humas Humbahas HUT HUT Bhayangkara HUT RI HUT TNI Hutan Ibadah Ibadah Haji Ibu Negara Idul Adha Idul Fitri IKLAN Imlek IMM Indonesia Industri inflasi Informasi Infrastruktur Inspektorat Inspirasi Internasional Internet Intoleran Investor IPK IPM IPPI Islam IWAPI Jakarta Jakarta Barat Jakarta Pusat Jalan Jambore Nasional Jawa Tengah Jawa Timur Jayapura Jokowi Juara Jum'at Barokah Jumanji Jumat Jumat Berkah Jurnalis Kaliber Kampanye Kampung Rakyat Indonesia Kampus Kamtibmas Kapolda Kapoldasu Kapolri Kapolsek Kapolsek Kepolisian Karaoke Karhutla Karya Tulis Kasus KDRT Keadilan Keagamaan Keamanan Kebakaran Kebangsaan Kebersihan Kebudayaan Kebun Kecantikan Kecelakaan Kedokteran Kegiatan Kegiatan seminar Kehutanan Kejahatan Kejaksaan Kejuaraan Kejurnas Kekerasan Kelestarian Alam Keluarga Kemalingan Kemanusiaan Kemenag Kemendag Kemendagri Kemendesa Kemendikbud Kemenhub Kemenkes Kemenkumham Kemenlu KEMENPAN-RB Kemenparekraf Kemenperin kemenristek Kemensos Kementan Kemiskinan Kendaraan Dinas Kepala Daerah Kepedulian keperdulian Kepolisian Kerajaan Kereta Api kerja Paksa Kerjasama Kesehatan Kesejahteraan Keselamatan Kesenian Ketahanan Pangan Ketenagakerjaan Keuangan Khilafahtul Muslimin Kilas Balik Bung Karno Kivlan Zen KKP KNPI Kohati kompetisi Kompolnas Komputer Komunitas kon Konferensi KONI Konsumen Koperasi Kopermasu Kopi Korupsi Kota Medan KPK KPR KPU Kriminal KRYD KSAD Kudeta Kuliner Kunjungan Kerja Kutai Kartanegara Labuhan Batu Lahan Lakalantas Laksi Lalu Lintas Lampung Langka Langkat Lapas Launching Launching Album Launching Aplikasi Launching Buku LAZISMU Lebaran Legislatif Lembaga LGBT Lifestyle Lingkungan Lingkungan Hidup LIPPI Listrik Lock Down Lomba lomba lari London LPPI LPS LSM Lukas Enembe Madina Mahasiswa Mahkamah Agung Mainan anak Majalengka Makanan Jepang Makassar Makkasar Mall Maluku Market Outlook Masjid Masker Mata Uang Maulid Nabi Mayday MDMC Media Media Sosial Megapolitan Menag Mendag Mendagri Menembak Menteri Menteri Perdagangan millenial Minuman Keras Minuman sehat Minyak Goreng Minyak Makan Miras Mobil MOI Motivasi MoU MPR MPR RI Mudik Muhammadiyah Muharram MUI Munas Musibah Musik Musyawarah Narkoba Narkotika NasDem Nasional Natal Natal & Tahun Baru New Normal NII NKRI NU ODGJ Office Ojek Online Ojol Olah Raga Olahraga Ombusman Omicron Online Operasi Patuh Operasi Yustisi Opini Organisasi Ormas Otomotif P Padang Pagelaran Pahlawan Pajak Pakta Integritas Palestina Pameran PAN Pancasila Papua Parawisata Pariwisata Partai Demokrat Partai Politik Partai UKM Partai Ummat Pasar Pasar modal Pasar Murah Pasar Tradisional Patroli PC PDI Perjuangan PDIP Perjuangan pe Pedagang Pegadaian Pelajar Islam Indonesia Pelantikan Pelatihan Pelayanan Publik Pelecehan seks Pelukis Peluncuran Pemadam Kebakaran Pemalakan Pembangunan Pembayaran Elektronik Pembunuhan pemerasan Pemerintah Pemerintahan Pemerkosaan Pemilu Pemuda Pemuda Melati Indonesia Pemuda Muhammadiyah Pemuka Agama pen Penandatanganan Pencabulan Pencemaran Nama Baik Penculikan Pencurian Pendataan Pendidikan Penelitian Penembakan Penerbangan Penertiban Pengabdian Pengadilan Pengadilan Negeri Pengajian Pengamanan Pengamat Penganiayaan Pengawasan Pengetahuan Penggelapan Penghargaan Penghijauan Pengusaha Penipuan Penistaan Agama Penulis Penyakit Penyandang Disabilitas Penyuluhan Perampasan Perayaan Perbankan Percut Sei Tuan Perdagangan Perekonomian Perempuan & Anak Peresmian Pergaulan Perhubungan Perikanan Peristiwa Perjanjian Perjudian Perkawinan Perlombaan Permainan Perpajakan Pers Pertamina Pertanahan Pertanian Perusahaan Pesawat Terbang PET Pileg Pilkada PIlkades Pilpres Pin Pinjam meminjam uang Pinjaman Online PKL PKS PMI Polairud Polantas Polisi Cilik Politik POLRI Polwan Pondok Pesantren Ponpes Pornografi Posko Ummat PPKM PPWI Pra Kerja Pramuka Praperadilan Prawita Genppari Premanisme Presiden Prestasi Primbon Politik Prokes promo Property Prostitusi Protokol Kesehatan PSSI Public Expose Publik expose Puisi Pungli PUPR Pusat Perbelanjaan Puskesmas PWI Qurban Radikalisme Rafdinal Ragam Rakernas Rakor Ramadhan Reksadana Rektor Relawan Relawan Jokowi Religi Remisi Rentan Renungan resa Restoran Reuni 212 Revolusi Mental Reward RKUHP Robot Ruang Guru Rumah Rumah sakit Rups Rusia RUU Saber Pungli Sabu Sahabat Anak Salon Samosir Samsat Samsung Sanitasi air.Lingkungan hidup Santri SAR Satlantas Satpol PP Satwa Sejarah Sekolah Sembako Seminar Sengketa Seniman Senjata Senjata Api Sepak Bola Separatis Sepeda Sepeda sehat Serdang Bedagai Sertifikat Sertijab sho Sigli Silaturahim Silaturahim. KUYAI Kartanegara Silaturahmi Silaturrahim SIM Simpan Pinjam Simulasi Smartphone Soekarno Solar Somasi Sosial Sosialisasi Startup Stasiun STOP PRES...!!! Studi Ilmiah Stunting Suku bunga Sulawesi Selatan Sumatera Barat Sumatera Utara Sumpah Jabatan Sumut Sungai Superstore Suplemen Surabaya Surat Terbuka Suriyono Adi Susanto Suriyono Adi Susanto {SAS) Survei Survey susu Swab Antigen Syafi'i Ma'arif Syariah Syawal Takjil Tali Kasih Talkshow Tanjung Balai Tantama Tapanuli Tengah Tawuran Teknologi Teror Terorisme Tes Urine Tiket Tilang Tips Tjahyo Kumolo TNI TNI AU TNI-Polri Tokoh Tokoh Agama Tokoh Masyarakat Tol Toys Kingdom ToysKingdom Tragedi Transportasi Trend Rambut True Money Uang Uang Palsu Ujaran Kebencian UKM Ukraina Ulama umkm UMSU Undang-Undang UNIMED UniPin Universitas Unjuk Rasa Upacara Usaha Rakyat UU Cipta Kerja UU ITE UUD 1945 Vaksinasi Vaksinasi booster Valentine Day Verifikasi Viral Virus Corona Walikota Wanita Wapres Wartawan Webinar Wirausaha Wisata WNA Workshop Yogyakarta Zulkifli Hasan

Arsip Berita

IKUTI BERITA VIDEO KAMI DI YOUTUBE

POS PETIR

VIRUS COVID-19

Wabah Virus Corona (Covid-19) Sudah Menyerang Indonesia, Setiap Hari Korban Semakin Bertambah Sampai ada yang Meninggal, Rakyat Semakin Cemas dan Khawatir, Bagai Tersambar Petir Mendengar Virus Corona.

HALLO KRING..!!!

12 PAS

PANCASILA UDAH FINAL

Pembahasan RUU Haluan Ideologi Pancasila Banyak Penolakan Dari Berbagai Kalangan Masyarakat, Memang Seharusnya Tidak Usah Dibahas Dan Lebih Baik Dibatalkan. Pancasila Dasar Negara.
Tendangan 12 PAS Dihentikan

SOS

INDONESIA DARURAT NARKOBA

Sudah dijatuhi hukuman mati bahkan sudah ada yang dieksekusi, tapi masih banyak bandar narkoba semakin merajalela, terbukti banyak yang ditangkap petugas Polisi maupun BNN (Badan Narkotika Nasional) tapi belum kapok juga mereka, justru sipir penjara malah terlibat. Kalau sudah darurat begini, hukuman mati jangan berhenti, jalan terus!.

QUO VADIS

Kunjungan Statistik

Online

IKLAN USAHA ANDA


PRO KONTRA VAKSINASI

~> Program Vaksinasi Yang Diluncurkan Pemerintah Mendapat Sorotan Dari Berbagai Masyarakat, sehingga terjadi pro dan kontra

<~ Memang Sebenarnya Harus Jelas Disampaikan, Maksud dan Tujuan Vaksinasi, Karena dilapangan Ada Perbedaan Orang Yang Akan Divaksin dan Yang Tidak Boleh Divaksin, membuat masyarakat Bingung

Link Terkait

close
Banner iklan disini