Kuartal-I 2021, Mega Perintis Catat Penjualan sebesar Rp86,22 Miliar
ZINC Targetkan Penjualan Rp1,2 Triliun di Tahun 2021
sebelumnya yang mencapai Rp885,11 Miliar.
"Sementara itu, laba bersih Perseroan juga turun 83,72%
secara tahunan (YoY) menjadi Rp29,12 Miliar dibandingkan dengan laba bersih Rp178,83 Miliar pada tahun 2019," kata Harjanto Widjaja, Direktur Utama ZINC dalam Public Expose di Jakarta. Rabu (09/06)
Disamping itu, kata Harjanto, Perseroan masih optimis pada produksi dan penjualan logam dasar, karena Perseroan menemukan potensi mineral baru yang dapat menambah cadangan dan sumber daya mineral.
"Seiring dengan strategi Perseroan meningkatkan kapasitas penambangan dan produksi, pada tahun ini Perseroan membidik penjualan Rp1,2 Triliun," ungkapnya.
Asal tahu saja, Perseroan menanggarkan belanja modal tahun 2021 sebesar USD 7‐8 juta yang akan digunakan untuk pengembangan infrastruktur terowongan, meningkatkan safety dan menambah jumlah alat berat untuk menunjang peningkatan kapasitas produksi.
Menurut Harjanto, Perseroan tengah mempersiapkan penyelesaian proses pembangunan smelter timbal yang berada di Kotawaringin, Kalimantan Tengah. Smelter tersebut direncanakan akan memasuki tahap commissioning pada Kuartal III-2021, dan menjadi smelter pemurnian timbal pertama di Indonesia dengan hasil produksi mencapai 20.000 metal timbal per tahun.
"Diharapkan dengan langkah tersebut, dapat mendorong peningkatan kapasitas produksi dan kinerja Perseroan ke depan," pungkasnya. (Arianto)
Asuransi Bina Dana Arta Tebar Dividen senilai Rp41,6 Miliar
PGRI Purwakarta gandeng SLI siapkan Pelatih Tatanén di Balé Atikan
Waskita Karya dan CCCC Tandatangani Master Agreement Pembangunan Infrastruktur
Penjualan INOV Meningkat 4,8% di Tahun 2020
Cikarang Listrindo Tebar Dividen sebesar 79%
"Penurunan penjualan listrik tersebut disebabkan berakhirnya kontrak PPA pertama PLN di awal tahun 2020 sebesar 150 MW dan penurunan penjualan listrik kepada pelanggan industri yang dipengaruhi oleh turunnya konsumsi listrik, dikarenakan dampak pandemi COVID-19," kata Bapak Andrew Labbaika, Manajemen PT Cikarang Listrindo Tbk kepada awak media usai Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) 2020 dan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) 2021 di Jakarta. Rabu (02/06)
Meskipun demikian, kata Andrew, Perseroan tetap dapat mempertahankan kinerja keuangan yang baik, yang tercermin dengan marjin laba kotor yang kuat sebesar 41% dan marjin EBITDA yang kuat sebesar 40% pada tahun 2020,"
Asal tahu saja, ujar Andrew, Dalam RUPST telah diputuskan penggunaan laba bersih, menyetujui untuk pembagian dividen tahun buku 2020 sebesar 79% dari laba bersih Perseroan atau sejumlah AS$59.054.307. Angka tersebut termasuk dividen interim yang telah dibagikan kepada para Pemegang Saham sebelumnya pada tanggal 18 Desember 2020 lalu, sejumlah AS$18.439.175.
"Sehingga Deviden tunai yang masih akan dibayarkan kepada para Pemegang Saham adalah sejumlah AS$40.615.132 atau 68.8% dari total dividen yang telah ditetapkan. Hal ini juga kembali menyatakan komitmen Perseroan kepada pemegang saham untuk selalu secara konsisten memberikan dividen setiap tahunnya," ungkapnya.
Selanjutnya juga disampaikan, Dalam RUPSLB juga telah disetujui juga perubahan Anggaran Dasar dalam rangka penyesuaian terhadap Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia (KBLI) 2017 dan Nomor Induk Berusaha (NIB) Perseroan serta Peraturan OtorÃtas Jasa Keuangan (OJK) No. 15/POJK.04/2020 dan Peraturan OJK No. 16/POJK.04/2020.
"Untuk rencana ekspansi Tahun 2021, Perseroan akan terus mengembangkan inisiatif energi terbarukannya, dimana salah satunya adalah terkait pengembangan PLTS Atap. Perseroan memasang target pemasangan sebesar 10 MWp untuk tahun ini. Selain inisiatif tersebut, Perseroan juga akan secara bertahap mengembangan penggunaan biomassa pada boler CFB milik Perseroan," pungkasnya. (Arianto)
Kuartal I-2021, Laba Bersih WIKA Rp105 Miliar
Penjualan Bijih Besi ZINC Naik 377,30% di Tahun 2020
"Per Desember 2020, Perseroan berhasil mencetak peningkatan penjualan untuk komoditas bijih besi mencapai 377,30% atau sebesar Rp7,41 Miliar, dibandingkan pada tahun 2019 hanya sebesar Rp1,55 Miliar," kata Harjanto Widjaja selaku Direktur Utama ZINC di Jakarta. (29/05)
Sementara itu, kata Harjanto, penjualan komoditas Seng Perseroan tercatat sebesar Rp304,94 Miliar, komoditas Timbal sebesar Rp127,00 Miliar, dan Perak sebesar Rp168,75 Miliar.
Bahkan, lanjut Harjanto, Perseroan masih mampu membukukan penjualan sebesar Rp608,1 Miliar, dengan kontribusi penjualan terbesar berasal dari pasar ekspor yang mencapai Rp600,6 Miliar.
Menurut Harjanto, Perseroan juga mencatatkan laba kotor sebesar Rp161,7 Miliar, sedangkan laba bersih Perseroan tercatat sebesar Rp29,12 Miliar sepanjang tahun 2020.
Diharapkan pada tahun 2021, ungkapnya, produksi konsentrat timbal dapat mencapai 17.500 ton, serta produksi konsentrat seng mencapai 46.000 ton sesuai dengan kuota ekspor yang kami miliki.
"Selain itu, Perseroan juga akan terus meningkatkan produksi bijih besi untuk menangkap peluang positif dari peningkatan permintaan komoditas tersebut. Hal ini sebagai dampak dari perang dagang yang
terjadi antara Australia dan China yang turut mengangkat harga komoditas tersebut," pungkasnya. (Arianto)
Pendapatan Samindo Resources US$173,47 Juta di Tahun 2020
Target Pendapatan Nusa Raya Cipta tahun 2021 sebesar Rp1.8 Triliun
Kuartal-I 2021, Sawit Sumbermas Sarana Bukukan Laba sebesar Rp176 Miliar
Merdeka Copper Gold Mulai Konstruksi Proyek AIM
Wakil Presiden Direktur MDKA, Simon James Milroy mengatakan Perseroan telah menandatangani Perjanjian Usaha Patungan (JVA) untuk proyek AIM dengan Eternal Tsingshan Group Limited ("Tsingshan") dan afiliasinya masing-masing. Selanjutnya, para pihak mendirikan perusahaan patungan berbadan hukum Indonesia yakni PT Merdeka Tsingshan Indonesia (MTI), untuk menjalankan dan mengoperasikan Proyek AIM, dimana 80% dimiliki oleh MDKA dan 20% oleh Tsingshan. Proyek AIM akan memulai konstruksi pada kuartal II-2021 dan ditargetkan untuk memulai produksi pada kuartal IV 2022.
“Kami bersyukur atas pencapaian Proyek AIM. Proyek AIM ini akan menghasilkan nilai ekonomi yang menarik, memiliki nilai bersih sekarang (NPV) sebesar US$407 juta berdasarkan tingkat diskonto 8% dan tingkat pengembalian internal (IRR) sebesar 26%. Perseroan akan terus menjaga pertumbuhan bisnis dengan memaksimalkan potensi bisnis yang prudent di tengah kondisi bisnis yang penuh tantangan saat ini,” kata Simon dalam Paparan Publik usai Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan di Jakarta, Selasa (25/5).
Disisi lain, kata Simon, Perseroan menganggarkan capital expenditure (capex) atau belanja modal sebesar US$290 juta untuk pabrik awal proyek AIM, yang akan menghasilkan pendapatan tahunan sekitar US$170 juta selama lebih dari 20 tahun.
Untuk menjaga kinerja terus bertumbuh, lanjutnya, Perseroan juga akan terus melanjutkan kegiatan pre-feasibility study (studi pra kelayakan) untuk potensi Proyek Tembaga Tujuh Bukit, yang mengandung sumber daya 8,7 juta ton tembaga dan juga 28 juta ounces emas. Lebih lanjut, pendapatan konsolidasi, EBITDA, dan laba pada 2021 diperkirakan meningkat kedepannya, seiring dengan operasi normal di Tambang Emas Tujuh Bukit pasca insiden rekahan heap leach, yang diharapkan kembali normal mulai kuartal III 2021 serta peningkatan produksi tembaga dari Tambang Tembaga Wetar.
Pada kuartal I 2021, ungkap Simon, Perseroan memproduksi 16.585 ounces emas dan 2.489 ton tembaga, peningkatan yang signifikan dibandingkan dengan produksi pada Q4-2020 sebesar 5.355 ounces emas dan 1.017 ton tembaga. Peningkatan produksi terutama dikarenakan perkembangan positif dalam perbaikan pelataran pelindian akibat insiden rekahan di Tambang Emas Tujuh Bukit dan peningkatan produksi di Tambang Tembaga Wetar. Perseroan menargetkan produksi 100.000-120.000 ounces emas dan 14.000-17.000 ton tembaga pada 2021.
Secara kinerja keuangan, Simon mengaku, pada kuartal I 2021, Perseroan mencatat pendapatan US$46,55 juta, aset perusahaan tercatat naik menjadi US$1,16 miliar dari US$929,61 juta pada Maret 2021. Selama tahun 2020, Perseroan mencatatkan pendapatan sebesar US$321,86 juta, lebih rendah 20,14% dibandingkan dengan 2019 sebesar US$402,03 juta.
Simon menambahkan, penurunan pendapatan mayoritas dikarenakan dua hal, yaitu pertama, berjalannya proses strategic review di tambang tembaga Wetar, untuk proses integrasi dengan proyek AIM yang telah selesai di akhir tahun 2020. Kedua, yaitu adanya insiden pergeseran permukaan tanah di heap leach pad di tambang emas Tujuh Bukit pada September 2020, yang berdampak kepada minimnya produksi dan juga penurunan penjualan di kuartal IV 2020.
“Proses remediasi/perbaikan telah berjalan sejak kuartal IV 2020. Alhasil, pada Januari 2021 proses produksi dari kegiatan heap leach telah dimulai meskipun belum beroperasi secara penuh. Proses remediasi/perbaikan sedang berjalan bertahap yang ditargetkan selesai di akhir kuartal II 2021 ini,” pungkasnya. (Arianto)
Merdeka Copper Gold Bakal Buy-back Saham
"Dalam RUPSLB telah menyetujui rencana pembelian kembali (buyback) saham Perseroan. Perseroan berencana melakukan pembelian kembali atas saham Perseroan sebanyak-banyak 1% atau maksimum 229.033.658 lembar saham dengan alokasi dana maksimum sebesar Rp530 miliar. Buyback akan dilakukan secara bertahap dalam waktu paling lama 18 bulan sejak disetujuinya pembelian kembali saham Perseroan oleh RUPSLB," kata Sekretaris Perusahaan MDKA, Adi Adriansyah Sjoekri kepada awak media di Jakarta.
Pertimbangan Perseroan, kata Adi, dalam melakukan buyback ini adalah agar Perseroan dapat memiliki fleksibilitas yang memungkinkan Perseroan memiliki mekanisme untuk menjaga stabilitas harga saham Perseroan jika harga saham Perseroan tidak mencerminkan nilai/kinerja Perseroan yang sebenarnya, dan dalam rangka pelaksanaan program insentif jangka panjang atau Long Term Insentive (LTI) bagi karyawan dan/atau Direksi dan/atau Dewan Komisaris Perseroan dan/atau anak perusahaan Perseroan untuk memacu kinerja dari Perseroan dan/atau anak perusahaan.
Selain itu, lanjut Adi, RUPSLB juga menyetujui perubahan Direksi Perseroan, seiring dengan diterimanya surat pengunduran diri Bapak Tri Boewono dari jabatannya sebagai Presiden Direktur, dan mengangkat Bapak Albert Saputro sebagai Presiden Direktur dan Ibu Titien Supeno sebagai Direktur.
Dengan demikian susunan direksi PT Merdeka Copper Gold Tbk pasca RUPSLB 25 Mei 2021 menjadi:
Presiden Direktur : Albert Saputro
Wakil Presdir : Simon James Milroy
Direktur : Gavin Arnold Caudle
Direktur : David Thomas Fowler
Direktur : Michael W.P. Soeryadjaya
Direktur : Hardi Wijaya Liong
Direktur : Titien Supeno
Direktur Independen : Chrisanthus Supriyo.
"Asal tahu saja, Perseroan mengucapkan terima kasih kepada Bapak Tri Boewono atas dedikasinya kepada Perseroan selama menjabat. Perseroan juga mengucapkan selamat atas bergabungnya Bapak Albert Saputro dan Ibu Titien Supeno sebagai anggota baru Direksi Perseroan," pungkasnya. (Arianto)
Sumber Energi Andalan Rombak Direksi
"Dalam pelaksanaan RUPS Luar Biasa yang dipimpin oleh Bapak Sargato, Komisaris Independen ITMA, terdapat 2 (dua) Mata Acara RUPS Luar Biasa yang telah mendapat persetujuan Pemegang Saham," kata Jerry Hotama, Corporate Secretary ITMA.
Asal tahu saja, kata Jerry, Hal ini sejalan dengan kebijakan strategis untuk mencapai kinerja yang efektif dan efisien, khususnya dalam memperkuat jajaran
manajemen di Perseroan.
Adapun, lanjut Jerry, dalam mata acara pertama, (1) telah menyetujui perubahan susunan Direksi Perseroan sebagai berikut:
Dewan Komisaris:
Presiden Komisaris: Bapak Winston Jusuf;
Komisaris: Ny. Shewta Mahtur; dan
Komisaris: Bapak Sargato.
Direksi
Presiden Direktur: Bapak Rocky Oktanso Sugih;
Direktur: Bapak Ferdy Yustianto; dan
Direktur: Bapak Abhishek Singh Yadav.
Selanjutnya, dalam mata acara kedua, (2) menyetujui penetapkan susunan Pemegang Saham Perseroan sebagaimana dimuat dalam surat yang telah dikeluarkan oleh PT EDI INDONESIA selaku Biro Administrasi Efek Perseroan, pada tanggal 5 Mei 2021 nomor 1251/D04-EDII/HM.010/05/2021 perihal Keterangan Kepemilikan Saham PT Sumber Energi Andalan Tbk adalah sebagai berikut:
- PT Astrindo Nusantara Infrastruktur Tbk, sebanyak 418.560.000 (empat ratus delapan belas juta lima ratus enam puluh ribu) saham dan
- MASYARAKAT, sebanyak 452.141.000 (empat ratus lima puluh dua juta seratus empat puluh satu ribu) saham, sehingga seluruhnya berjumlah 870.701.000 (delapan ratus tujuh puluh juta tujuh ratus satu ribu) saham. (Arianto)
Pendapatan Mandala Multifinance Rp1.56 Triliun di Tahun 2020
"Begitu juga, beban mencapai Rp1.32 triliun atau turun 7,8% dari beban Rp1.23 triliun," kata Harryjanto Lasmana Direktur Utama MFIN dalam Public Expose setelah Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan di Jakarta. (21/05)
Bahkan, kata Harryjanto, Laba sebelum pajak tercatat sebesar Rp233.48 miliar atau turun 54,6% dari laba sebelum pajak Rp513.86 miliar.
Tak cuma itu, lanjut Harryjanto, Laba bersih tahun berjalan yang diatribusikan ke pemilik entitas induk diraih sebesar Rp174.39 miliiar atau turun 53,8% dibandingkan dengan laba Rp377.08 miliar di periode yang sama tahun sebelumnya.
Sedangkan total aset perseroan hingga periode 31 Desember 2020 mencapai Rp4.2 triliun atau turun 10,9% dari total aset Rp4.7 triliun hingga periode 31 Desember 2019.
"Pada tahun 2021, Perseroan tetap fokus meningkatkan bisnis pembiayaan motor baru dan bekas. Begitu juga, Perseroan tidak hanya membiayai motor Yamaha saja, namun Perseroan juga membiayai merek-merek lain seperti Honda dan Suzuki," pungkasnya. (Arianto)
Penjualan Bersih Indofarma Melesat 126,22% di Tahun 2020
TRIS Bakal Buyback Saham Tahun Ini
Bank Ganesha Raih Laba Rp64 miliar
Victoria Care Indonesia Bukukan Laba Rp148,37 Miliar
"Sedangkan Beban pokok penjualan tercatat Rp524.76 miliar atau naik 42,5% dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang mencapai Rp368.29 miliar," kata Billy Hartono Salim, Direktur Utama VICI dalam Public Expose di Jakarta. Rabu (19/05)
Selain itu, kata Billy, laba bruto Perseroan tercatat Rp519,42 miliar atau naik 20,9% dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang mencapai Rp429.49 miliar.
Kendati demikian, lanjut Billy, Perseroan mencatatkan laba Rp148,37 miliar atau naik 32,75% dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang mencapai Rp111,76 miliar.
Hingga akhir tahun 2020, tambah Billy, Total aset Perseroan tercatat Rp959,77 miliar atau naik 23,12% dari akhir tahun 2019 sebesar Rp 779,56 miliar.
Tak cuma itu, ungkap Billy, penghargaan Brand Choice Award 2021 yang diperoleh Miranda dan Herborist merupakan sebuah kebanggaan sekaligus jadi bukti bahwa brand-brand di bawah Victoria Care Indonesia sudah diterima dengan baik oleh para konsumen.
"Asal tahu saja, Perseroan di tahun 2021 akan terus berusaha untuk mempertahankan pertumbuhan dua digit dengan memproyeksikan pendapatan naik 20% dari tahun sebelumnya dan target laba bersih sebesar 14%," pungkasnya. (Arianto)