Satu - Satunya Tampil Beda, Koran Politik Paling Berani Mengkritik Terpanas dan Perang Terhadap Koruptor, Narkoba, Teroris Musuh Rakyat ~~~~~>>>>> Kami Menerima Artikel, Opini, Berita Kegiatan, Iklan Pariwara dapat mengirimkannya melalui email dutanusantaramerdeka@yahoo.co.id
Tampilkan postingan dengan label Seminar. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Seminar. Tampilkan semua postingan

Tantangan dan Strategi Pengembangan Agro Bio-Input Kedepan


Duta Nusantara Merdeka | Jakarta
Pertumbuhan penduduk dunia setiap tahun mengalami peningkatan.  Tahun 2019, jumlah penduduk dunia mencapai 7,7 miliar dan pada tahun 2050 jumlah ini diprediksi mencapai 9,7 miliar. Jika kita melihat data jumlah penduduk pada tahun 1980-an, jumlah penduduk dunia hanya setengahnya. Peningkatan jumlah penduduk dunia ini tentu harus diiringi pula dengan peningkatan jumlah bahan pangan. Untuk memenuhi kebutuhan pangan tersebut, maka dunia harus meningkatkan produksi pangan minimal 70% atau hampir 2 kali lipat dalam sisa waktu kurang lebih 30 tahun ke depan.

Indonesia saat ini memiliki penduduk sekitar 267 juta jiwa dan pada tahun 2045 jumlah ini akan meningkat menjadi 319 juta jiwa. Tantangan penyediaan bahan pangan pun akan dihadapi oleh Indonesia karena jumlah penduduknya yang sangat banyak. Guna memenuhi kebutuhan makan penduduk Indonesia, maka negara kita harus mampu meningkatkan produksi bahan pangan minimal 6% dari jumlah yang tersedia saat ini.

Prof. DR. Bungaran Saragih, MEc, Guru Besar di Institut Pertanian Bogor (IPB), Keynote Speech pada Seminar Nasional dengan tajuk “Pengendalian Pirit, Wereng Batang Cokelat, dan Layu Fusarium dengan Teknologi Organik dan Hayati” di Jakarta, Rabu (28/8) dalam sambutannya mengatakan, Tingkat pertumbuhan produksi itu masih harus lebih tinggi untuk mengimbangi kenaikan permintaan pangan akibat peningkatan pendapatan dan peningkatan kesejahteraan serta urbanisasi, dan secara bersamaan juga harus mengatasi tekanan perubahan iklim, keterbatasan tenaga kerja pertanian, inovasi dan teknologi, dan penurunan ketersediaan dan kualitas sumberdaya alam lahan, air dan udara. Lalu pertanian juga dihadapkan pada harapan besar sebagai upaya pengentasan kemiskinan dan pemerataan bekerja, berusaha dan kesejahteraan. Kompleksitas dan karakteristik multidimensi dari pembangunan pertanian diatas menjadikan pembangunan pertanian tidak dapat hanya ditempatkan sebagai penyedia pangan tetapi juga harus terintegrasi dan sistematis sebagai pencipta nilai tambah ekonomi, lapangan pekerjaan dan berusaha serta bisnis dalam kesatuan dengan pembangunan agribisnis.

Tantangan dan konteks diatas menegaskan kembali esensi dan urgensi dari konsep dan paradigma keberlanjutan (sustainability) baik dalam pembangunan pertanian, tetapi juga dalam pembangunan agribisnis serta pembangunan ekonomi secara lebih luas. Termasuk dalam aspek keberlanjutan peningkatan produksi dan produktivitas pertanian dan petani. Salah satu esensi dari konsep keberlanjutan adalah adanya pertumbuhan yang terus-menerus secara konsisten dalam rentang antar waktu (time dimension), baik jangka menengah (10-15 tahun) bahkan seharusnya dalam jangka yang lebih panjang (20-25 tahun). Esensi lain dari konsep keberlanjutan adalah kebersahabatan dengan alam dan lingkungan (environmentally friendly). Bahwa dalam setiap aktivitas produksi pangan dan pertanian, harus dilaksanakan dengan cara dan metode yang secara inheren dan terpadu mampu mempertahankan bahkan meningkatkan kapasitas dan kualitas sumberdaya alam dan lingkungannya baik itu lahan, air, udara/klimat, dan lingkungan lainnya. Esensi dan dimensi ini yang mengemuka dan digandrungi secara global di tahun 1990-an. Lalu berkembang suatu kebutuhan dan desakan masyarakat global bahwa konsep dan definisi keberlanjutan harus diperbaharui dan diperkaya dengan keberlanjutan dari sisi sosial, artinya bahwa implementasi keberlanjutan dan berbagai kegiatan dan upaya masyarakat haruslah juga yang mampu memberi keuntungan dan nilai tambah serta menjamin hak sosial masyarakat pelakunya (people). Karena dalam banyak kasus dan negara, upaya implementasi keberlanjutan ini justru hanya meningkatkan biaya baik biaya teknis, ekonomis dan lingkungan serta total biaya keseluruhan yang justru memberatkan masyarakat (people).

Belakangan ini konsep dan definisi keberlanjutan sudah semakin advance dan komprehensif dengan dipertimbangkannya esensi atau aspek keberuntungan (profit) yang justru dari awal menjadi aspek yang dikritisi dan bahkan ditekan habis. Masyarakat dan kalangan social society serta global community justru akhirnya menyadari bahwa tanpa keuntungan (atau profit) justru suatu keberlanjutan tidak akan bertahan lama atau not sustainable. Sehingga dalam memahami konsep dan definisi keberlanjutan, sangat tepat dan komprehensif paradigma manusia-planet-profit (People-Planet-Profit). Konsep dan definisi yang mulai banyak dan massif dipakai dan diacu oleh masyarakat global. Setiap aktivitas manusia dikatakan berkelanjutan apabila secara konsisten bertumbuh berkembang dalam kurun waktu jangka panjang dan memberi serta menjamin adanya kesejahteraan dan keadilan bagi manusia/pelakunya (people), bersahabat dan menjaga kualitas bumi (planet), dan juga bersamaan dengan itu menghasilkan dan memberi suatu keuntungan bagi seluruh pemangku kepentingannya (profit).

Paradigma pembangunan pertanian dan agribisnis dengan demikian juga harus menganut konsep dan paradigma keberlanjutan diatas. Paradigma pembangunan pertanian kedepan adalah pembangunan pertanian mencapai kedaulatan pangan nasional berkelanjutan bersama-sama dengan pembangunan agribisnis mencapai kesejahteraan petani dan keluarganya secara berkelanjutan serta mendukung pembangunan ekonomi nasional berkelanjutan. Pendekatan peningkatan produksi harus dibarengi secara inheren dengan peningkatan pendapatan rill dan kesejahteraan petani bersama anggota keluarganya. People come first after earth (land, water, air, etc) and profit (price, profit, income, etc). Better people will contribute to better planet and higher profit.

Dalam konsep dan paradigma pembangunan pertanian dan agribisnis berkelanjutan diatas maka strategi, kebijakan, dan program peningkatan produksi, produktivitas dan pendapatan petani juga harus selaras dan mendukung pencapaian kedaulatan pangan nasional yang berkelanjutan. Termasuk dalam pengembangan teknologi/inovasi, dan produk agri bio-input (input sarana produksi berbasis produk hayati-non kimia) baik oleh pemerintah maupun oleh pelaku usaha (swasta) serta komunitas masyarakat madani lainnya. Tantangan dan tren sekaligus peluang terkait aspek keberlanjutan ini perlu mendapat perhatian utama dan pertimbangan serius bagi pengembangan baik produk maupun jasa agro bio-input baik yang organik maupun yang hayati kedepan.

Salah satu tantangan dan peluang pasar dalam agro bio-input dalam konteks pertanian berkelanjutan diatas adalah teknologi atau inovasi dalam produk pengendalian organisme pengganggu tanaman (OPT) seperti hama, penyakit dan bakteri atau virus. Dalam konteks pertanian berkelanjutan diatas, maka tidak cukup dalam hal pemupukan saja, sistem usahatani diusahakan menggunakan pupuk organic dan hayati, tetapi juga harus dibarengi dengan sistem pengendalian hama penyakit tanaman yang berkelanjutan juga, melalui pendekatan penggunaan bio-input organik dan hayati.

Memang telah luas disadari bahwa pengembangan pupuk organik termasuk pupuk hayati sangat strategis dan mendesak baik dalam jangka pendek, menengah dan panjang, termasuk juga pendekatan pengendalian hama penyakit tanaman berbasis organik dan hayati. Dengan semakin menguatnya dimensi dan aspek keberlanjutan dalam pembangunan pertanian dan agribsisnis serta pencapaian kedaulatan pangan berkelanjutan kedepan maka posisi dan kontribusi pendekatan penggunaan input sarana produksi organik dan hayati ini semakin strategis dan mendesak. Yang harus didekati dan dilaksanakan secara holistik dan integratif.

Tetapi perlu disampaikan dan dipertegas bahwa arah baik pemupukan organik, hayati dan pembenah tanah maupun penggunaan agri bio-input pada pokoknya adalah upaya mencapai keberlanjutan dalam peningkatan produktifitas dan peningkatan produksi komoditas pertanian yang dapat secara riil dan nyata juga memberi peningkatan pendapatan serta kesejahteraan bagi petani dan keluarganya. Bukan untuk membuat pertanian kita pertanian organik dalam pengertian budidaya tanpa pupuk anorganik. Pertanian organik dan produk organik serta bio-input ada tempatnya dan pasarnya tetapi tantangan dan tugas pemenuhan pangan nasional kita sangat riskan dan kurang bijak bila digantungkan sepenuhnya dan membabi buta pada sistem pertanian seperti ini.

Perlu disampaikan bahwa penjualan dan penyerapan serta aplikasi pupuk organik yang sudah disubsidi dan disalurkan oleh BUMN sebesar PT Pupuk Indonesia (Persero) saja sampai saat ini masih relatif sedikit, lambat pertumbuhannya dan cenderung stagnan. Dari alokasi subsidi pupuk organik yang mencapai 1 juta ton, dalam beberapa tahun terakhir, realisasi penyerapannya masih dibawah, sekitar 600-800 ribu ton per tahun. Sementara diluar subsidi, penjualan pupuk organik dan pupuk hayati serta bio-input organik/hayati lainnya yang sejenis belum mampu meluas, baik itu di komoditas pangan, palawija, hortikultura dan perkebunan. Mungkin fakta dan tren ini dapat menjadi pelajaran dan perhatian kita semua. Kondisi ini berbeda dengan tren dan perkembangan yang meluas dikembangkannya pusat-pusat pertanian organik di berbagai daerah dan tumbuhnya beragam komoditas pertanian organik, yang tampaknya belum tersentuh oleh produk organik. Dan tren penggunaan serta penyerapan pupuk organik di Negara tetangga seperti Malaysia dan Thailand justru lebih besar dan bertumbuh pesat. Walaupun kita juga menyaksikan beberapa perusahaan besar lokal yang mampu bersaing dan bertumbuh dalam penjualan produk pupuk organik dan hayatinya.

Diperkirakan beberapa aspek yang menjadi kendala dalam penetrasi, pertumbuhan dan daya serap pupuk organik dan hayati serta bio-input diatas antara lain persepsi petani yang masih misleading, persoalan kualitas, kandungan nutrisi dan hara, dan harga serta logistik. Perkiraan faktor penyebab ini perlu digali, diidentifikasi, dibahas dan didalami lebih lanjut secara bersama-sama seluruh pemangku kepentingan pemupukan nasional, termasuk Asosiasi Biofertilizer Indonesia (ABI). Perlu dikembangkan suatu promosi dan pengembangan produk agro bio-input yang berbasis riset yang kuat (science-based research) di level uji efektifitas misalnya, lalu uji konsistensi, dan analisis kelayakan ekonomi, social dan kelembagaannya bagi petani/poktan. Dengan riset berbasis sains yang kuat ini, diharapkan keyakinan dan bukti akan dampak penggunaan agro bio-input baik bagi peningkatan produktifitas dan produksi pertanian nasional serta bagi pendapatan/kesejahteraan petani akan semakin menguat dan meluas. Keyakinan dan kesadaran riil akan dampak-dampak ini yang akan mendorong bertumbuhnya permintaan akan produk agro bio-input kedepan.

Lalu strategi, kebijakan dan program pengembangan pupuk organik harus dibarengi dengan pengembangan pupuk hayati (biofertilizer) dan pembenah tanah (soil conditioner) agar ketiga jenis pupuk dan pembenah ini saling menguatkan dan saling melengkapi. Dan kedepan usaha promosi, sosialisasi dan peningkatan pengetahuan serta kesadaran petani akan pentingnya penggunaan pupuk organik, pupuk hayati dan pembenah tanah serta bio-input yang efektif dan berimbang perlu semakin diperkuat. Ini perlu mendapat perhatian dan penanganan prioritas bagi seluruh pemangku kepentingan pupuk organik dan hayati kedepan.

Terakhir, lanjut Bungaran Saragih, belajar dari pengalaman dan capaian pertumbuhan pasar dan penjualan produk bio-input selama ini yang masih relatif lambat, terbatas, dan cenderung stagnan, mungkin diperlukan suatu pendekatan model bisnis baru yang lain dengan pasar sarana produksi yang ada selama ini. Dengan tuntutan pasar yang berbeda, karakteristik konsumen akhir yang juga berbeda, teknologi dan inovasi produk yang relatif advance, dan lingkungan strategis bisnis agro bio-input yang dinamis, diperlukan pendekatan bio-enterpreneur baru juga. Bio-enterpreneur baru ini dapat menjadi dorongan baru (new big push) dalam revolusi kebangkitan pertanian organic dan hayati di Indonesia. Ini merupakan tantangan dan strategi lain yang perlu menjadi perhatian para pemangku kepentingan agro bio-input.

"Kiranya konteks, kondisi, dan permasalahan serta tantangan pembangunan pertanian dan agribisnis serta pemupukan/penggunaan bio-input yang disampaikan diatas dapat menginspirasi dan memperkaya pemaparan, diskusi dan urun rembug kita semua dalam acara Seminar ini. Diskusi dan pembahasan seperti ini perlu diteruskan dan diperluas serta dipertajam untuk seluruh pemangku kepentingan pembangunan pertanian dan agribisnis nasional," tutup Bungaran Saragih. (Arianto)



Share:

ABI Gelar Seminar Nasional dan Mini Expo “Pengendalian Pirit, Wereng Batang Cokelat, dan Layu Fusarium dengan Teknologi Organik dan Hayati”


Duta Nusantara Merdeka | Jakarta
Arus utama pembangunan pertanian saat ini dan masa mendatang adalah berkelanjutan (sustainable) yang berarti mampu bertumbuh terus, bersahabat dengan lingkungan, dan bertanggung jawab secara sosial. Karena itulah dalam meningkatkan produksi dan produktivitas pertanian, pemerintah dan pelaku usaha harus memperhatikan dimensi keberlanjutan.

Aplikasi teknologi organik dan hayati merupakan salah satu upaya mewujudkan pertanian yang berkelanjutan. Pertanian yang bukan hanya untuk kepentingan saat ini tetapi juga kepentingan generasi mendatang. Pertanian yang bisa menghasilkan produk-produk bebas residu sesuai standar ekspor.

Untuk mengatasi keterbatasan lahan tanaman pangan, tahun ini pemerintah mempunyai program optimalisasi lahan rawa seluas 500 ribu ha. Salah satu kendala yang dihadapi petani dalam menanam padi di lahan rawa pasang surut adalah adanya mineral pirit (FeS2). Bila mineral ini tersingkap dan bersentuhan dengan oksigen, tanah menjadi semakin masam atau pH-nya bisa anjlok di bawah 3,5. Idealnya, padi tumbuh di lahan dengan kisaran pH 5,5-6,5.

Dalam kondisi tanah yang masam, tanaman padi sulit menyerap hara. Padi kurang subur dan berwarna kekuningan. Biasanya, untuk meningkatkan pH tanah berpirit diperlukan aplikasi sekitar satu ton kapur dolomit. Namun cara ini tidak selalu mudah bagi petani. Kini dengan teknologi organik, hanya diperlukan beberapa kilogram bahan organik sebagai antipirit dan pembenah tanah.


Selain itu, petani padi di sentra produksi juga menghadapi serangan wereng batang cokelat (WBC). Secara langsung, hama ini mengisap cairan tanaman padi. Daun menguning, kering, dan akhirnya mati. Secara tidak langsung, hama ini bisa membawa virus kerdil hampa dan virus kerdil rumput yang juga menyerang padi. Bahkan, pada serangan berat bisa menyebabkan puso atau gagal panen.

Untuk mengendalikan WBC, petani dapat memanfaatkan pestisida bahan kimia sintetis. Tapi kadangkala pengendalian dengan bahan kimia sintetis ini belumlah cukup. Diperlukan biopestisida untuk menekan risiko kerusakan tanaman padi karena serangan WBC. Biopestitida ini antara lain mengandung cendawan Metharizium spp. dan Beauveria bassiana yang efektif sebagai pengendali biologis WBC pada tanaman padi.

Ada lagi Fusarium oxysporum. Cendawan penyebab penyakit (patogen) ini tidak hanya menyerang tanaman pangan, tapi juga hortikultura dan perkebunan. Inang patogen ini antara lain bawang, pisang, kentang, tomat, kubis, semangka, pepaya, anggrek, cabai, ketimun, sawit, kelapa, lada, vanili, dan kapas.

Pengendalian cendawan ini dapat dilakukan dengan bahan kimia sintetis. Tapi dalam aplikasinya, petani sering kurang memperhatikan lima tepat: tepat dosis, waktu, cara, jenis, dan sasaran sehingga menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan dan produk-produk pertanian yang dihasilkan. Pengendalian dengan teknologi hayati seperti menggunakan bakteri antagonis dapat menekan penyakit tersebut. Di sisi lain tetap dapat mendorong pertumbuhan tanaman tersebut.

Terkait dengan hal itu, Asosiasi Bio-Agroinput Indonesia (ABI) menggelar Seminar Nasional dan Mini Expo bertema “Pengendalian Pirit, Wereng Batang Cokelat, dan Layu Fusarium dengan Teknologi Organik dan Hayati.”


Gunawan Sutio, Ketua Umum Asosiasi Bio-Agroinput Indonesia (ABI) mengatakan, Tujuan diadakan seminar ini adalah untuk mengomunikasikan dan menyosialisasikan teknologi organik dan hayati dari produksi dalam negeri dalam pengendalian pirit, wereng batang cokelat, dan layu fusarium. Selain itu juga untuk mendapatkan dukungan pemerintah dan parlemen terhadap pertumbuhan dan perkembangan produksi dan aplikasi teknologi organik dan hayati dari produksi dalam negeri. Kegiatan seminar ini juga dilengkapi dengan mini expo anggota ABI yang bertujuan untuk memperkenalkan produk-produk organik dan hayati produksi dalam negeri.

Seminar menghadirkan tiga kelompok pembicara, kata Gunawan Sutio, yakni akademisi pakar ilmu tanah dan proteksi tanaman dari Fakultas Pertanian IPB Bogor, anggota Komisi IV DPR RI dan pejabat pemerintah terkait, serta petani dan Pengamat Oganisme Pengganggu Tumbuhan (POPT) serta petani yang mempraktikkan cara pengendalian hama penyakit dengan teknologi organik dan hayati.

Menurut Gunawan Sutio, pupuk atau pestisida organik atau hayati sangat dibutuhkan saat ini. Di luar saja kebutuhan akan pupuk/pestisida organik dan hayati setiap harinya mengalami peningkatan. Indonesia pun harus mulai beralih, mengingat kondisi tanahnya sudah rusak. Untuk meningkatkan produksi dan produktivitas pertanian harus memperhatikan dimensi keberlanjutan.

"Dalam pengertian mampu bertumbuh terus, ramah lingkungan, serta dapat dipertanggungjawabkan secara sosial. Melalui aplikasi teknologi organik dan hayati kita dapat mewujudkan pertanian yang berkelanjutan. Pertanian yang bukan hanya untuk kepentingan saat ini tetapi juga kepentingan generasi yang akan datang. Pertanian yang bisa menghasilkan produk-produk yang bebas residu sesuai dengan standar ekspor," ujar Gunawan Sutio pada Seminar Nasional dan Mini Expo “Pengendalian Pirit, Wereng Batang Cokelat, dan Layu Fusarium dengan Teknologi Organik dan Hayati” di Jakarta, Rabu (28/8/2019).

Ibnu Multazam, Angota Komisi IV DPR mengungkapkan perlu dukungan untuk mengakselerasi penggunaan pupuk organik, salah satunya melalui pemberian bantuan combine harvester untuk mengembalikan jerami ke lahan. Pemerintah perlu mereformulasi komposisi pemupukan untuk meningkatkan unsur hara tanah. Pemerintah harus mendorong masyarakat melakukan pemupukan berimbang sehingga dapat meningkatkan produktivitas tanaman. Selain itu, pemerintah dapat memfasilitasi, serta melakukan pendampingan dan pembinaan kepada petani untuk memproduksi pupuk organik yang baik.

"Pelaku bisnis organik dan hayati belum sebanyak kimia, tetapi untuk saat ini beberapa perusahaan pestisida/pupuk sudah mulai memproduksi organik dan hayati. Kalau yang menjadi anggota ABI, sudah ada 11 perusahaan yang memproduksi organik/hayati. Ini tentu kedepannya semakin bertambah, seiringnya perkembangan akan konsep organik dan ramah lingkungan," tutup Gunawan Sutio. (Arianto)





Share:

Kongres Diaspora Indonesia ke-5 Usung Tema “Memperkuat Peran Diaspora Indonesia Dalam Peningkatan Kualitas SDM”


Duta Nusantara Merdeka | Jakarta
Kongres Diaspora Indonesia ke-5 “The Fifth Congress of Indonesian Diaspora” (CID-5) dibuka dengan agenda satu hari konferensi di hari Sabtu pagi, 10 Agustus 2019 di The Kasablanka Hall, Mall Kota Kasablanka, Jakarta.

Tokoh yang menghadiri acara ini yaitu CEO Crown Group Iwan Sunito, yang pada tahun ini dipercayakan menjadi Ketua Penyelenggara CID-5 sekaligus pembicara di sesi “Creating the Cities of the Future” bersama dengan Wali Kota Bogor Bima Arya.

Kemudian Tokoh lainnya yang hadir yakni Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto pada sesi “Diaspora Perspective: Steps for Indonesia To Thrive In The Era of Industrial Revolution 4.0”, gubernur provinsi Jawa Barat yang juga seorang arsitek Ridwan Kamil, mantan artis cilik dan penerima beasiswa LPDP Tasya Kamila, politisi muda Tsamara Amany, artis dan duta anti kekerasan terhadap perempuan & anak Cinta Laura, serta Direktur Konstruksi MRT yang juga merupakan Diaspora Indonesia di Singapura Silvia Halim.

Konferensi ini diharapkan akan menjadi pertemuan terbesar bagi Diaspora Indonesia untuk berkumpul di Tanah Air dengan target perkiraan sebanyak 5.000 partisipan dari dalam maupun luar negeri.

Indonesian Diaspora Network – Global (IDN-Global) menggelar Perhelatan akbar Kongres Diaspora Indonesia ke-5 “The Fifth Congress of Indonesian Diaspora” (CID-5) selama 3 (tiga) hari, yakni dari tanggal 10, 12, dan 13 Agustus 2019 di Jakarta. Dengan mengusung tema "Empowering Indonesia’s Human Capital”.

Kongres ini akan mempertemukan Diaspora Indonesia untuk berdiskusi mengenai isu dan tantangan pembangunan Sumber Daya Manusia dari berbagai sektor, baik itu dari sisi ekonomi, politik, sosial, dan budaya yang dimana tujuan akhir dari konferensi ini akan berfokus pada penguatan peran Diaspora Indonesia dalam peningkatan kualitas SDM.

“Pada perhelatan kali ini kami berusaha menghadirkan semua topik utama dari isu ekonomi,
Sumber Daya Manusia, pekerja migran Indonesia hingga kebudayaan dalam sesi pararel pada tanggal 10 Agustus 2019. Kongres ini adalah salah satu bentuk dukungan kami atas visi 2045 yang digaungkan oleh Presiden Jokowi Widodo yang menyoroti Human Capital Development”, ujar Chairman Board of Trustees IDN-Global (2017-2019) Dr. Dino Patti Djalal kepada awak media di Jakarta. Sabtu siang (10/8)

Iwan Sunito, Ketua Penyelenggara CID-5  menambahkan, “Yang perlu digaris bawahi adalah acara ini terbuka untuk umum. Bukan hanya Diaspora Indonesia di luar negeri, namun masyarakat umum juga diharapkan menghadiri acara ini. Kami berharap bahwa misi yang kami bawa dapat tersampaikan kepada masyarakat Indonesia”.

Usai konferensi, kata Dino,  rangkaian acara kongres dilanjutkan dengan pertemuan internal pada tanggal 12 Agustus 2019 untuk memilih dewan eksekutif dan presiden IDN Global yang baru serta merencanakan kelompok kerja dan tugas diaspora dalam dua tahun kedepan. Sementara pada tanggal 13 Agustus 2019 akan dilaksanakan kegiatan diskusi dan dialog sektoral diaspora dengan sejumlah kementerian dan akan dilanjutkan dengan seminar untuk young diaspora.


Mark Gerald Eman, Presiden IDN Global 2017 – 2019  mengungkapkan, tema “Empowering Indonesia’s Human Capital” kami angkat karena kekayaan diaspora adalah SDM. Kami sungguh mempercayai bahwa pembangunan SDM merupakan kunci keberhasilan Pembangunan Indonesia”.

Sementara itu, Wakil Ketua Umum IDN Global (2017 – 2019) Said Zaidansyah mengungkapkan bahwa tema kali ini juga sejalan dengan arahan Presiden Jokowi perihal pembangunan SDM dan Diaspora. “Bahwa salah satu tujuan utama dari kegiatan diaspora selama ini adalah pembangunan SDM sesuai dengan arahan Presiden Jokowi pada saat pidato kebangsaan di Sentul beberapa waktu yang lalu dimana beliau menyoroti perihal pembangunan SDM sebagai kunci masa depan Indonesia dan dukungan kepada Diaspora Indonesia untuk dapat memberikan kontribusi terhadap percepatan pembangunan Indonesia," imbuh Said Zaidansyah.

Berhubungan dengan tujuan utama tersebut, lanjut Said Zaidansyah, Kongres Diaspora Indonesia pada tahun ini berkolaborasi dengan Indonesia Scholarship Network (ISN), menyelenggarakan Scholarship & Education Expo yang mendatangkan berbagai lembaga pemberi beasiswa, baik dari pemerintah Indonesia, pemerintah asing, Yayasan yang bergerak dalam bidang pendidikan, dan juga dari perusahaan yang mendukung pendidikan di Indonesia.

"Harapannya adalah program-program beasiswa seperti Chevening (beasiswa dari negara Inggris), Erasmus+ (beasiswa dari Uni Eropa), LPDP (beasiswa dari pemerintah Indonesia), dan berbagai program beasiswa lainnya dapat lebih dikenal dan diakses oleh masyarakat Indonesia serta semakin efektif dalam menyerap sumber daya manusia yang potensial," ungkap Said Zaidansyah.

Selain itu, kata Said Zaidansyah, dalam penyelenggaraannya IDN-Global juga bekerjasama dengan aplikasi Diaspora Connect, yang nantinya dapat menjadi salah satu wadah pemersatu antar Diaspora Indonesia. Aplikasi ini juga turut mendukung kerjasama antara IDN-Global dan Kementerian Luar Negeri terkait database diaspora dan Kartu Masyarakat Indonesia di Luar Negeri (KMILN), serta rencana penerbitan Diaspora Bonds oleh IDN-Global dengan Kementrian Keuangan.

"CID (Congress of Indonesian Diaspora) merupakan acara yang diselenggarakan oleh IDN Global setiap dua tahun sekali. Jaringan komunitas ini berhasil menghubungkan para Diaspora Indonesia, yang juga semakin terhubung dengan Tanah Air," tegas Said Zaidansyah.

"IDN-Global akan selalu menjadi pintu kolaborasi untuk mendukung kemajuan Indonesia dari berbagai sektor. IDN-Global percaya, melalui visi Connecting The Dots and Expanding The Opportunities, Diaspora akan menjadi aset potensial untuk pembangunan Indonesia, khususnya di bidang Sumber Daya Manusia ZX," tutup Said Zaidansyah. (Arianto)





Share:

Moeldoko: 5 Fenomena Global Bakal Jadi Tantangan Mahasiswa ke Depan


Duta Nusantara Merdeka | Surabaya
Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko menghadiri penutupan Amerta Abiseka 2019 Universitas Airlangga yang digelar di Airlangga Convention Center (ACC). Acara dibuka oleh Rektor Universitas Airlangga, Prof. Dr. Mohammad Nasih serta civitas academica. 
Dihadapan 7.000 mahasiswa baru program sarjana dan vokasi tahun akademi 2019/2020, Moeldoko memaparkan beberapa hal penting dan tantangan yang akan dihadapi para mahasiswa baru dalam membangun Indonesia. Meliputi 5 fenomena yang itu change, speed, risk complexity, dan surprise.

“Presiden sudah menyatakan, masyarakat Indonesia harus mengantisipasi 5 fenomena yaitu dunia saat ini telah beruha dengan cepat, penuh dengan risiko dan kompleks, serta penuh kejutan. Itulah masa depan yang akan kalian hadapi,” kata Moeldoko saat penutupan Amerta Abiseka 2019 di Surabaya. Sabtu (10/8)

Panglima TNI 2013-2015 itu juga menjelaskan, persoalan global di masa depan akan mempengaruhi sistem finansial global pada tahun 2045, serta tantangan dari berbagai aspek seperti tantangan ideologi, politik, ekonomi, sosial bahkan pertahanan dan keamanan. Ia menekankan, agar generasi penerus bangsa bisa memperkuat pemahaman akan ideologi Pancasila, yang merupakan hasil dari nilai-nilai luhur bangsa Indonesia.

“Ideologi negara kita adalah Pancasila yang merupakan ideologi yang terbuka dan dinamis,” ungkapnya. Diskursus mengenai ideologi tidak akan pernah selesai. Untuk bisa menghadapi isme-isme yang berkembang sekarang begitu pesat, maka persoalan ideologi harus diperkuat dengan sebaik-baiknya. Pancasila terdiri dari nilai filosofis, pragmatis, dan instrumentalia yang dimana digunakan sebagai sumber bagi pembuatan undang-undang.


Dari sisi politik, Moeldoko menjelaskan, adanya pergeseran makna dari geopolitik, yaitu budaya ketakutan yang muncul di Amerika, Eropa dan Australia, dan budaya harapan yang dibangun oleh Cina dan India melalui pertumbuhan ekonomi yang luar biasa. Di Indonesia sendiri, budaya harapan dapat terlihat dari keberhasilan Presiden Jokowi dalam membangun jalan tol sepanjang 1250 km dalam jangka waktu 4 setengah tahun.

“Pak Jokowi dalam tempo yang tidak terlalu lama dan sekarang hampir 5 tahun, telah merubah situasi yang cukup signifikan. Pada tahun 1973, Indonesia telah memiliki konsep untuk membangun Tol Jagorawi yang dioperasionalkan pada tahun 1980. Tahun 80-an, yang dilihat oleh negara-negara seperti Cina, Singapore dan Malaysia. 40 tahun kemudian, kita hanya berhasil membangun jalan tol 280 km. Namun, pada kepemimpinan Pak Jokowi, berhasil membangun sepanjang 1250 km,” jelasnya.

Sebagai penutup, Ia menjelaskan, saat ini, Indonesia sedang membangun manajemen talenta nasional yang nantinya, pemerintah akan mendata anak-anak Indonesia yang berprestasi baik dari segi seni budaya, teknologi, sains dan lain-lain. Ia juga menerangkan bahwa nilai kompetitif Indonesia harus meningkat dengan tajam, mengingat sumber daya alam dan manusia yang dimiliki, dengan mementingkan inovasi di tengah-tengah lingkungan yang berubah dengan cepat.

“Negara-negara di dunia saat ini sedang berkompetisi luar biasa, seperti Korea dan Singapore yang memiliki SDM yang hebat. Untuk itu, rumus saya adalah inovasi dengan demokrasi dan kapitalisasi akan menghasilkan kesejahteraan dan keamanan yang juga diadaptasi di negara-negara maju seperti Jepang dan Korea,” tutup Kastaf. (Arianto)



Share:

Diskusi Publik dengan Tajuk "Potret Kaum Marginal Jakarta: Dulu, Kini dan Nanti"


Duta Nusantara Merdeka |Jakarta
Yayasan Baitul Maal (YBM) PLN bekerjasama dengan IMZ menggelar acara diskusi public dengan tema "Potret Kaum Marginal Jakarta: Dulu, Kini dan Nanti" hari Rabu pagi, 6 Agustus 2019 pukul 10.00 - 12.00 wib bertempat di Rumah Makan Bumbu Desa Cikini, Jakarta Pusat. Diskusi publik ini menghadirkan narasumber yaitu Salman Al Farisi selaku Deputi Direktur YBM PLN, M. Chozin Amirullah selaku pegiat sosial Turun Tangan, Bhima Yudhistira selaku peneliti INDEF, Sabeth Abilawa Pengurus Ikatan Ahli Ekonomi Islam (IAEI) Jakarta, serta dari pihak pemerintahan yang diwakili oleh Dr. Mariana, M.Si selaku Sekretaris Dinas Sosial DKI Jakarta.

Dalam acara diskusi ini juga dilakukan launching Buku Peta Kinerja Pemberdayaan Masyarakat di DKI Jakarta - Kiprah Program YBM PLN, yang merupakan salah satu ikhtiar YBM PLN dalam upaya mengukur kinerja dan capaian yang telah dilakukan bagi masyarakat, khususnya di wilayah DKI Jakarta.

Salman Alfarisi selaku Deputi Direktur YBM PLN, menyampaikan bahwa YBM PLN sebagai lembaga pengelola zakat di lingkungan PT PLN Persero telah berkhidmat mengangkat harkat dan martabat sosial kemanusiaan kaum dhuafa di bidang pengentasan kemiskinan, juga turut mengambil peran dalam usaha meningkatkan kualitas hidup manusia di Indonesia melalui program-program ekonomi, kesehatan, pendidikan, sosial dan dakwah. YBM PLN juga telah mengembangkan program-program unggulan dan mengedepankan upaya pemberdayaan dalam implementasinya.

Dalam buku Peta Kinerja Pemberdayaan Masyarakat di DKI Jakarta - Kiprah Program YBM PLN, Salman menjelaskan bahwa pada tahun 2018 YBM PLN telah menyalurkan dana ZISWAF sebesar Rp 17,37 milyar dari para muzakki dan donaturnya dan telah disalurkan kepada 49.534 jiwa penerima manfaat yang terdiri dari 35.705 penerima manfaat program Sosial Kemanusiaan, 5.500 jiwa penerima manfaat program kesehatan, 5.064 jiwa penerima manfaat program pendidikan, 1.654 jiwa penerima manfaat program ekonomi, serta 1.615 jiwa penerima manfaat program
dakwah.

"Adapun berdasarkan data sebaran penerima manfaatnya, wilayah Kota Madya Jakarta Utara menjadi wilayah dengan penerima manfaat terbesar yakni sebanyak 10.541 jiwa. Dimana berdasarkan data Dinas Sosial DKI Jakarta pada bulan Januari 2019, jumlah data sebaran rumah tangga miskin di Jakarta Utara merupakan wilayah dengan jumiah Anggota Rumah Tangga Miskin Terbanyak, yakni 441.305 jiwa. Atau dengan kata lain, sebanyak 2.39% penduduk miskin di Jakarta Utara merupakan penerima manfaat YBM BRI," tandas Salman.

Menurut Salman, Jakarta sebagai ibu kota negara mau tidak mau menjadi jendela untuk melihat sejauh mana bangsa ini mengelola sumber daya yang ada menuju kesejahteraan yang dirasakan oleh rakyatnya. Dengan APBD yang besar dan selalu meningkat dari tahun ke tahun, seharusnya Jakarta sudah terbebas dari kemiskinan kota.

"Anies Baswedan selaku Gubernur DKI Jakarta pun turut mengapresiasi rilisnya buku Peta Kinerja Pemberdayaan Masyarakat di DKI Jakarta tersebut, "YBM PLN melalui buku ini telah memberikan kontribusi yang besar bagi pemerintah dan masyarakat Jakarta. Semoga menjadi langkah nyata membantu mewujudkan kesejahteraan dan kebahagiaan warga Jakarta," tutup Salman. (Arianto)




Share:

Seminar Nasional dengan Tajuk "Prospek Poros Maritim Dunia di Periode Kedua Jokowi"


Duta Nusantara Merdeka | Jakarta
Dalam perjalanan pemerintahan selama lima tahun periode pertama pemerintahan Presiden Joko Widodo, visi poros maritim dunia diwujudkan dalam berbagai kebijakan sebagai langkah dalam usaha untuk meningkatkan ekonomi sekaligus secara langsung memperkuat pertahanan dan keamanan laut Indonesia.

Saat ini Presiden Joko Widodo tengah bersiap untuk mengarungi periode kedua pemerintahan setelah memenangkan pemilihan presiden pada 17 April lalu. Seiring dengan hal itu, muncul berbagai pertanyaan apakah visi poros maritim dunia akan tetap diimplementasikan dalam berbagai kebijakan pemerintah selama lima tahun mendatang?

The Habibie Center menggelar seminar nasional "Prospek Poros Maritim Dunia di Periode Kedua Jokowi" hari Selasa, 06 Agustus 2019 pukul 10.00 - 13.00 wib bertempat di Hotel Le Meridien, Jakarta. Seminar nasional ini menghadirkan sejumlah narasumber kompeten, yaitu R Sjarief Widjaja selaku Kepala Badan Riset dan SDM Kelautan dan Perikanan, Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia sebagai pembicara kunci di seminar nasional ini. Kemudian Jaleswari Pramodhawardani selaku Deputi V Bidang Polhukam dan Hak Asasi Manusia Kantor Staf Kepresidenan Republik Indonesia, Thomas Darmawan, Ketua Komite Perikanan Asosiasi Pengusaha Indonesia), Rokhmin Dahuri, Menteri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia Periode 2001-2004 dan Mohammad Arif, Peneliti The Habibie Center

Seminar nasional ini bertujuan untuk mendiskusikan: (1) Di akhir masa jabatan pertama Presiden Joko Widodo, bagaimana visi poros maritim dunia telah diwujudkan dan (2) Menjelang masa jabatan kedua, apakah selama lima tahun ke depan visi poros maritim dunia akan tetap diimplementasikan dalam berbagai kebijakan pemerintah?

Indonesia memiliki potensi menjadi negara dengan ekonomi kelautan yang menjadi sumber kemakmuran. Sebagai negara kepulauan terbesar, Indonesia memiliki potensi maritim di berbagai bidang. Selain potensi tersebut, Indonesia juga diuntungkan dengan posisi berada di lokasi strategis secara politik maupun ekonomi.

Hal itu memberikan peluang bagi Indonesia sebagai jalur ekonomi global sehingga menempatkan Indonesia sebagai negara dengan keunggulan sekaligus ketergantungan tinggi pada bidang kelautan. Sangat logis jika kemudian muncul pemikiran kemaritiman yang dapat dijadikan tumpuan bagi rancangan pembangunan ekonomi nasional di masa depan melalui visi poros maritim dunia.

Poros maritim dunia menjadi salah satu visi penting diutarakan oleh Presiden Joko Widodo di tahun 2014. Pencanangan Indonesia sebagai poros maritim dunia dilakukan melalui pengembangan ekonomi berbasis maritim sehingga dapat tercipta kesejahteraan. Visi poros maritim dunia juga merupakan usaha untuk meningkatkan konektivitas dan keterjangkauan antarpulau di Indonesia.

Visi tersebut bertumpu pada tujuh pilar utama: (1) Maritim dan sumber daya manusia; (2) Pertahanan laut, keamanan,
penegakan hukum, dan keselamatan di laut; (3) Tata kelola kelautan; (4) Ekonomi dan infrastruktur laut; (5) Pengelolaan tata ruang laut dan perlindungan lingkungan; (6) Budaya maritim dan (7) Diplomasi maritim. (Arianto)




Share:

Moeldoko: Tanpa Kaum Nasionalis, Negara Ini Bisa Ambruk!


Duta Nusantara Merdeka | Jakarta
Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko menegaskan, tanpa peran dan keterlibatan kaum nasionalis, negara Indonesia yang dibangun dengan susah payah bisa ambruk. Demikian dinyatakan Moeldoko dalam Dialog Peradaban Bangsa Nasionalis, Islam, dan TNI yang diselenggarakan oleh Perhimpunan Alumni GMNI di Jakarta, senin (22/7).

Hadir sebagai narasumber selain Moeldoko antara lain adalah Ketua Umum Perhimpunan Alumni GMNI Ahmad Basarah, Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto, Sekretaris Jenderal PB Nahdlatul Ulama Helmy Faishal Zaini dan Sekretaris Umum PP Muhammadiyah Abdul Mu’ti.

Mengambil tema “Siapa Melahirkan Republik Harus Berani Mengawalnya”, dalam dialog tersebut mantan Panglima TNI 2013-2015 itu menjelaskan bagaimana peran dan fungsi TNI sejak republik ini menyatakan kemerdekaannya, di mana kekuatan-kekuatan bersenjata yang dahulu tergabung dalam laskar-laskar kemudian diorganisasikan dan dikelola secara profesional.

“Kehadiran tentara melalui proses yang panjang. Tanggal 22 Agustus 1945, lahirlah Badan Keamanan Rakyat. Barulah pada tanggal 5 Oktober 1945 berubah menjadi Tentara Keamanan Rakyat. Pada saat itu sudah menyebut istilah tentara,” ujar Moeldoko. Di kemudian hari, tanggal 5 Oktober dirayakan sebagai Hari TNI.

Perubahan dan sejarah panjang tentara, papar Moeldoko, sudah dimulai sejak merdeka sampai dengan era reformasi, dan terus beradaptasi dengan perkembangan politik dan keamanan. Termasuk dalam geopolitik pada zaman masing-masing.

Moeldoko mengatakan, selain tentara, komponen lain yang juga menopang pendirian republik adalah kalangan nasionalis dan kalangan agamawan, terutama kelompok Islam. Ia menyebutnya sebagai tiga serangkai yang menjadi penjuru sekaligus pendobrak bagi lahirnya bangsa dan negara Indonesia.

Bagaimana dengan posisi kaum nasionalis? Moeldoko menegaskan, “Ini negara kalau nggak ada kaum nasionalis, bisa ambruk. Akan belok ke kanan dan ke kiri. Posisi nasionalis inilah yang membuat bangsa ini tetap bertahan di tengah-tengah.”

Moeldoko meyakini, tiga kekuatan utama, yakni tentara, kaum agamawan terutama Islam, dan kelompok nasionalis masih tetap eksis. Kolaborasi atas tiga komponen itulah yang akan membuat bangsa ini tetap bertahan.

Banyak negara gagal di tengah jalan, ketika sebuah bangsa bergerak dari sistem totaliter ke demokratis. Sebuah negara yang ingin bergeser menegakkan demokrasi atau menuju demokrasi, cenderung abai dalam hal stabilitas. Tapi negara yang masih bertahan dengan kekuatan militer juga bahaya ketika ingin mengubah pendulum ke sebuah negara demokratis.

Indonesia adalah contoh yang baik, ketika ada pergeseran dari sebuah sistem totaliter menuju sistem yang demokratis. “Ketika saya menjadi Panglima TNI, saya menyadari betul, bagaimana harus menjaga antara stabilitas dan tuntutan demokrasi,” katanya. (Arianto)


Share:

Seminar Nasional "Tantangan Investasi di Tengah Kecamuk Perang Dagang"


Duta Nusantara Merdeka | Jakarta
Institute for Development of Economics and Finarnce (INDEF) menggelar Seminar Nasional dengan topik "Tantangan Investasi di Tengah Kecamuk Perang Dagang" hari Selasa,16 Juli 2019, pukul 09.00 - 13.00 wib bertempat di Hotel Grand Sahid Jaya, Jakarta dengan Keynote Speech: Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati serta para pembicara antara lain: Staf Khusus Presiden bidang Ekonomi Ahmad Erani Yustika, Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Rosan P. Roeslani, dan ekonom senior INDEF, Didik J. Rachbini, Aviliani dan Bustanul Arifin serta ekonom Faisal Basri.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menegaskan masalah utama yang dihadapi Indonesia di tengah berkecamuknya perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dengan Republik Rakyat Tiongkok (RRT) serta para mitra dagang utamanya adalah lemahnya daya saing dan produktivitas Indonesia.

"Masalah fundamental Indonesia adalah competitiveness dan productivity, oleh karena itu, Pemerintah terus fokus melakukan kebijakan berupa peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM), pembangunan infrastruktur, mendukung inovasi dan riset serta reformasi birokrasi. Hasil dari kebijakan tersebut akan dirasakan nantinya untuk jangka menengah-panjang," jelas Menteri Keuangan Sri Mulyani.

"Untuk meningkatkan competitiveness dan productivity sangat tergantung dari "kualitas manusianya' maka pendidikan dan pelatihan menjadi penting, tergantung kepada 'kualitas infrastruktur' maka infrastruktur harus dibangun, tergantung kepada 'inovasi dan research' maka kita membuat policy mengenai research dan inovasi menggunakan instrumen fiskal, tergantung 'kualitas birokrasi' maka Presiden me-reform birokrasi, tambahnya.

Untuk jangka pendek, kata Sri Mulyani,  Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) sebagai instrumen fiskal juga didesain untuk merespon kebutuhan yang bersifat situasional jangka pendek melalui 'counter cyclical'. "APBN kita sebagai instrumen fiskal terus-menerus mencoba merespon kebutuhan jangka pendek (fungsi fiskal sebagai stabilisasi) melalui kebijakan counter cyclical.

Namun APBN juga harus mampu menjadi faktor katalitik untuk mempengaruhi hal-hal yang sifatnya fundamental dan struktural tadi, tegas Menteri Keuangan. Selain itu, disaat yang sama Pemerintah juga terus melakukan kebijakan-kebijakan yang berpihak kepada masyarakat marginal seperti pengentasan kemiskinan, penciptaan lapangan kerja dan mengurangi kesenjangan.

Sementara itu, Didik J. Rachbini menambahkan, ada beberapa hal yang menjadi sorotan INDEF dalam melihat tantangan investasi di tengah kecamuk perang dagang. INDEF memandang: Investasi di Indonesia belum efisien. Nilai ICOR (Incremental Capital Output Ratio) Indonesia untuk 2016-2018 masih berada di angka lebih dari 6. Sangat jauh dari nilai ICOR tahun 2008 yang berada di angka 3,7. Akibatnya, realisasi investasi belum mampu mendorong pertumbuhan sektor industri untuk menjadi prime mover ekonomi nasional.

Perang dagang berdampak pada peningkatan PDB Indonesia 0,01 persen, lanjut Didik, Disisi lain, perang dagang merugikan AS dan China dimana PDB masing-masing negara terkoreksi 0,1 dan 0,6 persen. Negara yang paling banyak mendulang keuntungan perang dagang adalah Vietnam dengan pertambahan PDB sebesar 0,52 persen.

"Perang dagang berdampak pada peningkatan investasi (FDI) Indonesia sebesar 1,02 persen. Bagi AS dan China, perang dagang menyusutkan investasi mereka masing-masing 3,91 persen dan 2,67 persen. Vietnam mendapatkan keuntungan terbesar dengan peningkatan investasi sebesar 8,05 persen," ungkap Didik.

"Perang dagang tidak menguntungkan bagi ekspor Indonesia. Perang dagang AS-China juga berdampak pada penurunan ekspor 0,24 persen. Hal yang sama juga terjadi di AS dan China dengan penurunan masing-masing sebesar 8,2 persen dan 7,09 persen. Penurunan ekspor AS utamanya disebabkan karena menyusutnya ekspor ke China, demikian juga sebaliknya," tutup Didik. (Arianto)



Share:

Bincang Bisnis Energi 2 dengan tajuk 'Meningkatkan Potensi Energi Terbarukan Dalam Rangka Ketahanan Energi Nasional'


Duta Nusantara Merdeka | Jakarta
Komunitas Pengusaha Muslim Trisakti (KPMT) yang didukung oleh Bank Syariah Mandiri menggelar  Diskusi/Seminar/Talkshow Bincang Bisnis Energi 2, hari Sabtu, 13 Juli 2019 pukul 10.00 - 17.00 wib bertempat di Ballrom Bank Syariah Mandiri, lantai 11, Jl. MH. Thamrin Jakarta, dengan Keynote Speech: Ir. Arcandra Tahar, M.Sc., Ph.D (WaMen ESDM).


Bincang Bisnis Energi 2 dengan tajuk 'Meningkatkan Potensi Energi Terbarukan Dalam Rangka Ketahanan Energi Nasional' yang bertujuan untuk memberikan gambaran mengenai perkembangan Energi dan Pertambangan di Indonesia.


Pramono Dewo, Ketua Umum Komunitas Pengusaha Muslim Trisakti mengatakan, Bincang Bisnis Energi ini merupakan Acara Seminar Talk Show yang digelar setahun sekali dan menjadi Agenda rutin Trisakti Tekun Sabar, Unit Usaha Inkubasi Komunitas Pengusaha Muslim Trisakti yang bergerak dibidang Energi dan Pertambangan.


"Energi Terbarukan merupakan Sumber Energi mumpuni, baik dari sisi ramah lingkungan (clean) dan sirkulasi (circle) serta diharapkan menjadi alternatif pengganti Energi Fosil yang sudah mulai berkurang cadangannya dan tidak ramah lingkungan (polusi), walaupun dalam proses eksplorasi dan eksploitasinya membutuhkan biaya yang tidak sedikit," ujar Pramono Dewo.


Melalui Bincang Bisnis Energi, lanjut Pramono Dewo, Trisakti Tekun Sabar bermaksud memaksimalkan pemanfaatan potensi Energi Terbarukan dimana sharing, business talk dan diskusi-diskusi rutin dilaksanakan untuk mendapatkan informasi-informasi yang update mengenai Energi Terbarukan mulai dari hulu sampai hilir, sehingga sinergi dapat terlaksana dengan baik.


"Sebagai inkubasi dari Komunitas Pengusaha Muslim Trisakti, Trisakti Tekun Sabar akan konsisten menyelenggarakan pertemuan rutin, diskusi dan sharing demi memaksimalkan penggunaan Energi terbarukan mulai dari sekarang hingga ke masa yang akan datang," tutup Pramono Dewo. (Arianto)




Share:

Ibu Negara Hadiri Ocean, a Precious Resources for Our Lives


Duta Nusantara Merdeka |Osaka
Ibu Negara Iriana Joko Widodo menghadiri acara simposium mengenai lingkungan hidup bertema “Oceans – A Precious Resource for Our Lives”. Acara yang diikuti para pendamping pemimpin negara-negara G20 tersebut digelar di _Assembly Hall, Osaka Prefectural Government Office_, Jepang, pada Sabtu, 29 Juni 2019.

Tiba di lokasi sekitar pukul 10.18 waktu setempat, Ibu Iriana disambut langsung oleh istri Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe, Madame Akie Abe, Gubernur Osaka Hirofumi Yoshimura, dan Ketua DPRD Osaka Katsuhisa Mita. Ibu Iriana tampak mengenakan kebaya berwarna merah lengkap dengan selendang bermotif batik.

Sebelum acara simposium dimulai, Ibu Iriana terlebih dahulu berfoto bersama para pendamping lainnya di tangga lobi Kantor Pemerintah Pcrefektur Osaka. Ibu Iriana berada di baris depan sebelah kanan, diapit oleh istri Presiden Argentina Mauricio Macri, Juliana Awada, dan istri Presiden Afrika Selatan Cyril Ramaphosa, Tshepo Motsepe.


Dalam acara simposium, Ibu Iriana duduk di baris kedua di antara istri PM Vietnam Nguyễn Xuân Phúc, Trần Thị Nguyệt Thu, dan istri PM Singapura Lee Hsien Loong, Ho Ching. Acara dibuka dengan penayangan video singkat tentang lingkungan yang dilanjutkan dengan sambutan pembuka dari Madame Akie Abe.

Simposium ini kemudian diisi dengan diskusi antara para pendamping, pelajar, dan spesialis. Ibu Iriana memberikan tanggapannya setelah istri PM Vietnam. Pada kesempatan tersebut, Ibu Iriana menjelaskan kegiatan penanaman bakau atau mangrove di pantai yang dilakukannya pada saat ia melakukan kunjungan kerja ke Provinsi Banten pada 11 Maret 2019 lalu.

Sebelumnya, istri Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan, Emine Erdogan, istri Presiden Korea Selatan Moon Jae-in, Kim Jung-sook, dan istri PM Spanyol Pedro Sánchez, María Begoña Gómez Fernández juga memberikan tanggapannya.

Selain menyampaikan tanggapan, Ibu Iriana dan juga para istri pemimpin negara G20 menuliskan pesan singkat pada secarik kertas berbentuk ikan. “Mari lestarikan laut kita demi anak cucu”, demikian yang dituliskan oleh Ibu Iriana. Rangkaian acara simposium ini diakhiri dengan jamuan makan siang yang bertempat di Seicho Hall. (Arianto)


Share:

Sequis Gelar Seminar Kesehatan dengan Tajuk Waspada Penyakit Degeneratif


Duta Nusantara Merdeka |  Jakarta
Sequis menggelar seminar kesehatan dengan tajuk Waspada Penyakit Degeneratif sekaligus meluncurkan produk asuransi kesehatan barunya, yaitu Sequis Q Infinite MedCare (SQIMC), hari Selasa, 18 Juni 2019 pukul 11.00 wib bertempat di Sequis Center lt 11, Jl Jend Sudirman No. 71 Jakarta. dihadiri President Director & CEO PT Asuransi Jiwa Sequis Life Tatang Widjaja didampingi Director & Chief Agency Officer Sequis Life Edisjah, Direktur & Chief Operating Officer Sequis Life Yeoh Ah Thoo, Direktur & Chief Financial Officer Lilyan Hidayat serta Brand Ambassador Sequis Donna Agnesia.

Seminar dengan tajuk Waspada Penyakit Degeneratif menghadirkan Dokter Spesialis Penyakit Dalam & Konsultan Alergi Imunologi RS Premier, dr. Prasna Pramitha, SpPD, K-Al,FINASIM, MARS yang memberikan edukasi mengenai pola hidup sehat, manfaat medical check up, dan informasi mengenai penyakit autoimun. Disediakan juga medical check up kesehatan secara gratis dari RS Premier kepada para peserta seminar.

Penyakit degeneratif dapat menyerang siapa saja karena kurangnya pengetahuan mengenai penyakit yang mengintai serta kurangnya kesadaran untuk mempraktikkan gaya hidup sehat. Untuk itu, Sequis senantiasa berbagi informasi mengenai bahaya gaya hidup yang buruk karena dapat mengancam kesehatan. Dengan menjalani gaya hidup yang lebih baik maka kondisi jasmani lebih prima sehingga tidak terserang penyakit yang berpotensi menggangu aktivitas dan pekerjaan sehari-hari. Apalagi kesehatan adalah modal awal dan investasi menuju hari esok yang lebih baik.

Waspada Penyakit Degeneratif

Penyakit degeneratif bermula dari gaya hidup yang tidak sehat karena sering terjebak dalam rutinitas, sehingga lupa menjaga kesehatan. Gaya hidup yang buruk tersebut, seperti kurang beristirahat, minum air kurang dari 2 liter sehari, mengonsumsi makanan cepat saji, kurang berolahraga, merokok, dan
mengonsumsi minuman alkohol secara berlebihan. Akibatnya, penyakit-penyakit degenegeratif pun mengintai, seperti hipertensi, diabetes melitus, penyakit jantung koroner, dan stroke semakin meningkat.

"Penyakit degeneratif jangan diabaikan karena dapat berkembang menjadi penyakit kritis jika gaya hidup tidak segera diperbaiki. Misalnya, kurang istirahat dapat menyebabkan darah tinggi. Ini bisa menjadi pencetus terjadinya stroke dan penyumbatan kemudian penyumbatan itu juga berpotensi menyebabkan terjadinya kelumpuhan," ujar dr. Prasna.

Makanan biasanya menjadi pemicu yang sering bagi penyakit degeneratif. "Misalnya saja di tempat kerja, biasanya kita lebih memilih jajan sehingga yang dikonsumsi pastinya makanan yang tidak sehat, seperti gorengan. Padahal alangkah lebih baik bila menyiapkan sendiri bekal dari rumah seperti sandwhich, buah dan jika ingin kudapan kecil pilihlah yang bernutrisi atau rendah kalori," ujarnya. Namun demikian, gaya hidup sehat tidak hanya soal makanan bergizi tetapi juga pola hidup, seperti cukup tidur, rutin berolahraga minimal 30 menit sehari, dan mampu mengelola stres," tambahnya.

Selain soal gaya hidup dan pola makan, dr. Prasna menyarankan agar masyarakat menjaga kebersihan lingkungan kerja dan tempat tinggal. Katanya, sekalipun sudah didukung dengan pola makan yang bernutrisi dan rutin berolahraga tetapi bila lingkungan tidak bersih akan tetap berpotensi menurunnya sistem pertahanan tubuh dan akan mudah terserang penyakit.

Kontrol Kesehatan Secara Medis

Dr. Prasna menyarankan agar masyarakat mulai disiplin untuk hidup sehat dan waspada pada penyakit akibat gaya hidup yang buruk, salah satunya adalah melakukan kontrol kesehatan.

"Jika kita sudah terdeteksi mengidap darah tinggi atau diabetes maka otomatis harus rajin kontrol ke dokter,
mengonsumsi obat yang dianjurkan dokter, dan menjalani gaya hidup sehat. Jangan takut melakukan check-up ke dokter karena khawatir akan hasilnya. Walaupun penyakit seperti darah tinggi dan diabetes tidak bisa disembuhkan tapi bisa dikontrol dengan cara tersebut," ujar dr. Prasna.

Dr. Prasna menganjurkan agar masyarakat rajin mengontrol kesehatan secara medis, yaitu dengan melakukan check-up ke dokter terutama bagi yang sudah berusia 35 tahun ke atas. "Bila sudah berusia 35 tahun ke atas perlu dilakukan medical check-up(MCU) minimal sekali dalam setahun. lika sudah berusia 50 tahun ke atas sebaiknya melakukan check up menjadi 6 bulan sekali dan harus rutin kontrol teratur ke dokter. Pasien juga jangan menunggu hingga obat rutin yang harus dikonsumsi habis baru kontrol ke dokter karena beberapa penyakit penyakit, seperti darah tinggi diharuskan rutin mengonsumsi obat resep dokter," kata dr. Prasna.

Mengenai MCU, dr. Prasna menganjurkan untuk melakukan pemeriksaan darah lengkap, urine, fungsi hati, asam urat, profil lipid, elektrolit, ginjal, dan kadar vitamin D. Vitamin D adalah salah satu kandungan terpenting untuk metabolisme tubuh. Orang yang kekurangan vitamin D akan cenderung mengalami alergi makanan dan lingkungan.

la juga menambahkan soal pentingnya kita mendapatkan vaksin lengkap dan berkelanjutan untuk meningkatkan imunitas tubuh. "Kita mungkin sudah pernah menerima vaksin lengkap ketika balita bukan berarti orang dewasa tidak memerlukan vaksin karena vaksin berfungsi sebagai pelindung terhadap berbagai penyakit. Sekalipun Anda sudah pernah mendapatkan vaksin ketika balita, beberapa vaksin tetap membutuhkan booster yang perlu diulang setiap tahun seperti vaksin influenza yang harus diantisipasi sebelum musim flu datang. Vaksin yang diperlukan orang dewasa, seperti vaksin influenza, pneumonia dan kanker serviks," imbuh dr. Prasna.

Lindungi Diri dan Keluarga Dengan Asuransi Penyakit, kecelakaan, dan kematian adalah hal-hal tidak terduga dan tidak bisa dihindari yang dapat menggerus keuangan keluarga. Belum lagi setiap tahunnya biaya kesehatan semakin mahal maka penting untuk memiliki perlindungan asuransi kesehatan sejak dini.

Oleh sebab itu, Tatang Widjaja selaku President Director & CEO PT Asuransi Jiwa Sequis Life mengatakan, Sequis meluncurkan Sequis Q Infinite MedCare (SQIMC), produk asuransi tambahan yang memberikan perlindungan kesehatan hingga Rp90 miliar/tahun dengan fasiltas perawatan VIP/VIP di Indonesia dan 1 tempat tidur di seluruh dunia tergantung plan) dengan 4 pilihan plan rawat inap di Indonesia atau luar negeri yang bisa disesuaikan dengan kebutuhan nasabah dan memberikan perlindungan kesehatan menyeluruh hingga usia 100 tahun. (Arianto)



Share:

Simposium Kebangsaan FOKAL UI sekaligus Peringatan Hari Lahir Pancasila


Duta Nusantara Merdeka | Jakarta
FOKAL UI (Forum Koordinasi Lintas Fakultas Alumni UI) bekerjasama dengan INADIS telah menggelar Simposium pertama pada tanggal 20 Mei 2019 di Kampus Universitas Indonesia, Salemba yang menghadirkan para guru besar Universitas Indonesia dan para ahli yang secara khusus telah membahas tema-tema yang ada sesuai bidang keilmuan masing-masing.

Sebelumnya, FOKAL UI juga telah mengadakan URUN REMBUG pada tanggal 24 April 2019 di Palalada Restoran-Grand Indonesia dan serangkaian Focus group discussion (FGD) yang dilaksanakan secara marathon antara tanggal 2-7 Mei 2019 bekerjasama dengan SKSG UI bertempat di Kampus UI Salemba.

Lima tema yang sudah dibahas secara mendalam meliputi:
1. Pengembangan SDM, kesetaraan gender, pemberdayaan komunitas.
2. Pembangunan Ekonomi, Ketahanan Pangan dan Pemeliharaan Lingkungan.
3. Pendidikan, Riset & Teknologi, Kesehatan.
4. Tata Kelola Pemerintahan yang Baik, Penegakan Hukum, Kerjasama Global.
5. Pembumian Ideologi Pancasila, identitas dan budaya bangsa.

Simposium Kebangsaan FOKAL UI digelar pada sabtu siang, 1 Juni 2019 pukul 13.00 wib bertempat di Gedung Joeang, Jalan Menteng Raya nomer 31, Menteng-Jakarta Pusat, dengan Panel "Menuju Visi Indonesia 2045: Penguatan Kualitas Manusia, Civil Society dan Kesejahteraan Masyarakat dengan pembicara:
-  Penyaji: Dr. Hanibal Hamidi, Dr. Adinda Tenriangke, Haidar Alwi MT
-  Pembahas: Prof. Dr. Melani Budianta, Nugroho Dewanto
-  Convener: Hesti Tobing

Simposium ini bertujuan untuk melihat persoalan dan aspek empirik kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Serangkaian proses panjang mulai dari diskusi pendek, pengumpulan masukan-masukan tertulis dari para pakar dan guru besar rembug alumni dan simposium akan merupakan masukan untuk pemerintahan yang akan datang, sebagai suatu sumbangsih dari anak bangsa untuk negeri.(Arianto)



Share:

Konferensi “Accelerating the Indonesian Economy Through Gender Equality”


Duta Nusantara Merdeka | Jakarta
Indonesia berpotensi kehilangan US$135 miliar dalam produk domestik bruto (PDB) tahunan jika gagal mengatasi kesetaraan gender dalam enam tahun ke depan, hal ini disampaikan oleh para pemimpin bisnis hari selasa pagi, 30 April 2019 pukul 09.00 - 16.00 wib bertempat di Grand Ballroom  dan Jasmine Room, Hotel Ayana Midplaza, Jakarta. Mereka juga mendesak pemerintah dan sektor swasta untuk memastikan perempuan dan laki-laki memiliki akses dan manfaat yang sama dari peluang ekonomi.

Managing Partner McKinsey Indonesia Phillia Wibowo menuturkan, Gender parity didambakan untuk mencapai PDB, lalu selanjutnya bagaimana kita menuju ke sana. Semua pihak harus berpartisipasi tentu di dalamnya juga ada porsi peran pemerintah, swasta, dan individu.

Phillia juga mengutarakan, terdapat beberapa poin yang perlu dicermati untuk mewujudkan kesetaraan gender dalam dunia kerja di Tanah Air.

"Tidak hanya menciptakan pemerataan kesempatan tetapi juga disertai perlindungan hukum dan jaminan hak partisipasi politik. Seluruh penerapannya harus sinergis dari tingkat daerah hingga pusat," ujar Phillia.

Chief of Staff Tokopedia Inna Chandika yang menjadi salah satu pembicara dalam konferensi menuturkan, untuk mewujudkan kesetaraan gender dalam dunia kerja harus dimulai dari masing-masing individu. Dengan kata lain, secara personal, seorang perempuan harus melawan pola pikir diri sendiri yang mungkin membatasi propsek karirnya.


“Masalah kita adalah soal persepsi, misalnya bahwa industry STEM selalu male centric. Pangkalnya adalah kesadaran dan persepsi dari para perempuan sendiri, mereka mampu untuk masuk dan berkarya di dunia kerja,” ucapnya.

Deputy Managing Director DEKA Marketing Research Yanti Nisro Corbett mengutarakan, kehadiran perempuan secara lebih setara dalam dunia kerja khususnya jajaran manajemen senior mampu membuat perusahaan lebih dinamis dan inovatif. “Engagement dalam perusahaan juga lebih tinggi,” katanya.

Sementara itu, Evan Indrawijaya, Human Resource Director Danone Indonesia mengatakan, selain mendorong perempuan, laki-laki juga harus mengambil peran demi terciptanya kesetaraan gender. Hal itu bisa dimulai dengan berbagi peran di rumah tangga, hingga bagaimana para pemimpin laki-laki di tempat kerja bisa memberikan kesempatan yang sama pada perempuan.

Government Affairs & Policy Director General Electric Indonesia, Donna Priadi juga menyatakan pentingnya panutan, mentor dan sponsor bagi perempuan. Dengan kehadiran support system tersebut juga bisa meningkatkan kepercayaan diri perempuan untuk bisa terus menuju kesuksesan.

Konferensi ini menandai selesainya kampanye kesetaraan gender selama setahun yang dijalankan oleh Katadata Indonesia dengan dukungan dari Investing in Women (IW) - sebuah inisiatif dari Pemerintah Australia yang mempromosikan kesetaraan gender dan pemberdayaan ekonomi perempuan di Indonesia, Filipina, Vietnam dan Myanmar.(Arianto)




Share:

Young On Top National Conference 2019 dengan Tajuk #MenyatukanINDONESIA


Duta Nusantara Merdeka | Jakarta
Young On Top kembali menyelenggarakan event tahunan terbesarnya, yakni Young On Top National Conference yang diselenggarakan tepat pada hari ulang tahunnya yang ke-10. Acara yang diselenggarakan pada Hari Sabtu, 6 April 2019 ini mengundang pembicara-pembicara inspiratif, diantaranya Billy Boen selaku Founder YOT, Wishnutama selaku CEO NET Mediatama, Najwa Shihab selaku Journalist & Founder Narasi.tv, Chelsea Islan selaku Founder Youth of Indonesia, Bani Mulia selaku Managing Director PT. Samudera Indonesia Tbk, Agung Hapsah selaku Content Creator, William & Winston Utomo selaku COO & CEO IDN Media, Rama Raditya selaku Founder & CEO Qlue, Nareend selaku Profesional Photographer, Wulan Tilaar selaku Vice Chairwoman Martha Tilaar Group dan Handayani selaku Director of Consumer Business Bank BRI.

Lebih dari tiga ribu anak muda Indonesia berkumpul di Kartika Expo Center, Balai Kartini Jakarta untuk mendapatkan berbagai inspirasi dari pembicara yang mahir di bidangnya masing-masing. Acara dimulai dengan seremoni perayaan ulang tahun Young On Top ke-10. Sebagai salah satu komunitas anak muda terbesar dan yang paling konsisten menjalankan visinya yaitu: "To create stronger next generations of Indonesia", Young On Top kini tersebar di 24 kota di Indonesia. Young On Top atau yang lebih dikenal dengan YOT, mengambil peran aktif dalam menyatukan Indonesia di antara perbedaan-perbedaan dengan mengusung tema: #MenyatukanINDONESIA.

Agar dapat mencapai visinya, disamping menyelenggarakan berbagai event secara offline, di Young On Top National Conference 2019, YOT meluncurkan SocialConnext, Aplikasinya Generasi Muda Inspiratif Indonesia yang merupakan sebuah mobile app yang akan menyatukan anak-anak muda di Indonesia secara digital sehingga mereka bisa mendapatkan jutaan inspirasi untuk meraih sukses di usia muda kini dalam satu aplikasi dan tersambung satu sama lain, kapanpun dan dimanapun berada. Melalui teknologi digital, kita dapat mengoneksikan seluruh anak muda di Indonesia sesuai dengan tema Young On Top di tahun kesepuluh yaitu: #MenyatukanINDONESIA.


Di dalam mobile app ini, nantinya YOTers dapat berinteraksi langsung dengan sesama YOTers, diskusi secara langsung dengan para mentornya YOT, dan mendapatkan ribuan konten inspiratif secara eksklusif, serta banyak penawaran menarik dari Young On Top dan mitranya. Aplikasi SocialConnext dapat diunduh melalui PlayStore.

"Mau sukses di usia muda? Ayo jadi bagian dari "YOT 2.0. Jangan lagi ada batasan dalam belajar dan berbagi. Sekarang sudah jamannya terkoneksi 24 jam sehari, 7 hari seminggu, dan 365 hari setahun. Dengan mengusung #MenyatukanINDONESIA, harapan saya untuk YOT dan YOTers satu: Mari kita bersatu dan jadikan Indonesia negara maju. Seperti yang disampaikan oleh Presiden Republik Indonesia, "Siapa yang siap untuk menghadapi Revolusi Industri 4.0? Anak-anak muda Indonesia, YOTers!", harap Billy Boen lewat akun Twitternya @billyboen.

Young On Top mengucapkan terima kasih atas kepercayaan yang telah diberikan oleh perusahaan/brand berikut yang telah menyatakan dukunganya untuk seluruh inisiatif dan program Young On Top selama tahun 2019, diantaranya: Bank BRI, Sosro Grup, Allianz, Optik Seis, GDILab, Top Karir, HERE Technologies Indonesia, GK-Plug and Play Indonesia, Astra Honda Motor, dan Twitter Indonesia.(Arianto)

Share:

Fraksi Partai Golkar MPR RI Gelar Seminar Pemilu Damai, Berintegritas dan Menyejahterakan


Duta Nusantara Merdeka | Jakarta
Fraksi Partai Golkar MPR RI menggelar Seminar dan Peluncuran Buku dengan tema: Pemilu Damai, Berintegritas dan Menyejahterakan hari: Senin, 1 April 2019 pukul 09.00-13.00 wib bertempat di Ruang GBHN, Gedung Nusantara V Kompleks MPR, DPR, DPD RI, Senayan, Jakarta. dengan Pembukaan oleh Ketua Umum DPP Partai GOLKAR Ir. H. Airlangga Hartarto, MBA
- Topik 1 Partai Politik Pemilu dan Kesejahteran Sosial
oleh Dr. Alfan M. AIfian selaku Direktur Pascasarjana Ilmu Politik UNAS,
-Topik II Penyelenggaraan Pemilu yang Berintegritas oleh Titi Anggraini selaku Direktur Perludem,
-Topik llI Pemilu Menuju Kesejahteraan Masyarakat oleh Dr. Valina Singka Subekti (Dosen llmu Politik Ul)
-Topik lV Catatan Akhir Pemikiran Senior Partai GOLKAR oleh M. Andi Mattalatta, SH, MH
-Moderator: Andini Efferndi selaku Presenter MetroTV.

Hari-hari ini ialah hari-hari hiruk-pikuk menuju pemungutan suara pemilu serentak (pileg dan Pilpres 2019). Banyak catatan yang terkait dengan tema akhlak berpemilu, terutama terkait dengan konteks cara pemenangan kandidat. Mungkin kandidatnya sendiri tidak menyarankan atau memerintahkan hal-hal yang terkait dengan propaganda atau kampanye hitam.

Tetapi, yang kita rasakan, itu masih terjadi di lapangan, dan jauh lebih hebat lagi di media sosial yang diwarnai aneka hoaks. Dalam pemilu, selalu ada pihak-pihak yang berkepentingan untuk memperkeruh suasana, dan karenanya kita tidak boleh terpancing.

Di sisi lain, etika pemberitaan pemilu oleh media massa kita, seringkali tidak mencerminkan keberimbangan informasi. Berita-berita tumpang tindih dengan kepentingan dukung-mendukung kandidat tertentu. 

Masalah-masalah etis dalam pemilu demikian, kerap tidak terjangkau oleh mekanisme hukum formal kita, sehingga kasus-kasus yang dilaporkan ke Bawaslu yang kemudian ditindaklanjuti ke aparat penegak hukum pun sering tak efektif.
Penegakan hukum memang suatu keharusan dalam kontestasi pemilu. Tetapi, yang paling mendasar lagi, tetapi ada pada sisi akhlak atau etika berpemilu para aktor dan konstituennya.

Saya kira yang perlu diperjuangkan adalah mewujudkan suatu iklim kompetisi pasar sempurna dalam pemilu. Jor-joran yang ada pun diharapkan dalam tingkat yang wajar, dan yang memenangkan pemilu ialah bukan yang uangnya paling banyak, melainkan karena daya pikat visi dan misinya. Orang mendukung karena ada harapan yang ia yakini bisa diwujudkan oleh kandidat, bukan karena faktor lain, apalagi faktor uang. Sehingga dengan demikian, semua pihak sama-sama berkepentingan untuk mewujudkan pemilu yang bersih dan kondusif bagi terpilihnya kandidat-kandidat yang terbaik.

Dalam konteks inilah, politik dimaknai sebagai politik nilai. Bahwa dalam pemilu ada seperangkat nilai yang harus dijunjung tinggi, seperti nilai kesetaraan, kejujuran, keadilan, dan kemajuan. Akhlak berpemilu menjamin cara memilih pemimpin tidak dinodai oleh hal-hal yang merusaknya, sehingga pemilu itu sendiri akan membuahkan hasil yang optimal, para pemimpin yang baik dan fungsional dan rakyat tetap dalam persatuan. Persatuan merupakan prasyarat dasar bagi terwujudnya kesejahteraan sosial yang lebih luas. Adalah rumus baku, dalam pembangunan politik (political development, sebagai lawan dari political decay) bahwa stabilitas politik merupakan landasan penting bagi suatu bangsa. (Arianto)
Share:

Young On Top 10 Tahun dengan Tajuk #Menyatukan INDONESIA


Duta Nusantara Merdeka | Jakarta
Tanggal 6 April 2019 menandai perjalanan Young On Top yang ke 10 tahun. Selama 1 dekade Young On Top telah menginspirasi jutaan generasi Milenial Indonesia. Di tahun kesepuluh ini, Young On Top sebagai salah satu komunitas anak muda terbesar dan yang paling konsisten menjalankan visinya yaitu: "to create stronger generations of lndonesia" kini tersebar di 24 kota di Indonesia. Young On Top atau yang lebih dikenal dengan YOT, mengambil peran aktif dalam menyatukan Indonesia di antara perbedaan-perbedaan dengan mengusung tema: #MenyatukanINDONESIA.

PT. YOT Inspirasi Nusantara menggelar Konferensi Pers Young On Top sebagai salah satu komunitas anak muda serta programnya sepanjang tahun 2019 hari Jumat, 29 Maret 2019 pukul 14.00 - 16.00 wib bertempat di Plug & Play Indonesia, Generali Tower Gran Rubina Business Park, Lt. 20, Jl. H.R. Rasuna Said,RT.2/RW.5, Karet Kuningan, Jakarta, dihadiri narasumber Billy Boen selaku Founder & CEO Young On Top dan Riki Sonjaya selaku Direktur Operasional Young On Top.

Billy Boen sebagai founder Young On Top berpesan. "Di tahun poltik ini. saya berharap seluruh anak muda di Indonesia bersatu dan tidak terpecah belah. Selama 10 tahun. Young On Top sudah membuktikan bahwa perbedaan itu indah dengan meyelenggarakan berbagai event dan program yang menyatukan Indonesia, Organisasi Komunitas Young On Top menghormati dan berbagi tanpa melihat perbedaan suku, ras, agama. status sosíal, jenjang pendidikan, kesuksesan karir dan lainnya."

Billy juga menyampaikan bahwa 10 Tahun bukanlah umur yang pendek untuk sebuah brand dan community organization. Bukan perjalanan yang mudah untuk membuat YOT menjadi sebesar hari ini. Banyak perjuangan berat yang mungkin seringkali tidak disadari oleh YoTers yang harus dilewati oleh tim Young On Top pusat.

Di tahun ke 10 ini, Young On Top akan menyelenggarakan acara dan program yang pastinya akan menginspirasi puluhan ribu anak muda secara offline, bahkan jutaan anak muda secara online. Diantaranya Connext Conference yang akan hadir dan menyebarkan inspirasi ke 10 kota di Indonesia diantaranya Bali. Medan, Palembang, Purwokerto, Bandung, Semarang, Samarinda, Surabaya. Pekanbaru dan Pontianak. 

Selain itu. event tahunan terbesar Young On Top. yakni Young On Top National Conference akan diselenggarakan tepat pada hari ulang tahun Young On Top. Acara yang akan diselenggarakan pada Hari Sabtu. 6 April 2019 ini akan mengundang pembicara-pembicara inspiratif, diantaranya Billy Boen selaku Founder YOT. Wishnutama selaku CEO NET Medi. Najwa Shihab selaku Journaist & Founder Narasi.tv, Chelsea Islan selaku Founder Youth of Indonesia, Bani Mulia selaku Managing Director PT. Samudera Indonesia Tbk. Agung Hapsah selaku Content Creator. William & Winston Utomo selaku COO & CEO IDN Media, Budi Sadikin selaku CEO Inalum, Nareend selaku Profesional Photographe dan Wulan Tilaar selaku vice Chairwoman Martha Tilaar Group. Ungkapnya.


Agar dapat mencapai visinya, lanjut Billy, disamping menyelenggarakan berbagai event tersebut secara offline, memasuki dekade kedua ini. Young On Top akan meluncurkan SocialConnext mobile app dengan tagline "Aplikasinya Generasi Muda Inspiratif Indonesia". yang akan menyatukan seluruh anak-anak muda di Indonesia secara digital sehingga mereka bisa mendapatkan lebih dari 10.000 inspirasi positif dalam bentuk video. podcast, maupun artikel, serta tersambung satu sama lain. kapanpun dan dimanapun mereka berada.

Karena dengan teknologi digital. kita dapat mengoneksikan seluruh anak muda di Indonesia. Sesuai dengan tema Young On Top yang kami usung di tahun kesepuluh yaitu: #MenyatukanINDONESIA. Di dalam mobile app ini, nantinya YoTers dapat berinteraksi (chat) langsung dengan sesama YOTers, diskusi secara langsung dengan para mentor YOT yang dikurasi secara profesional dalam fitur AskMentor dan mendapatkan puluhan ribuan konten inspiratif secara eksklusif, serta banyak penawaran menarik dari Young On Top dan mitra-mitra yang bekerjasama dengan Young On Top. Ujar Billy.

Mau sukses di usia muda? Ayo Jadi bagian dari -YOT 2.0. Jangan lagi ada batasan dalam belajar dan berbagi. Sekarang sudah jamannya terkoneksi 24 jam sehari, 7 hari seminggu, dan 365 hari setahun. Dengan mengusung #MenyatukanINDONESIA. harapan saya untuk YoT dan YOTers satu : Mari Kita bersatu dan Jadikan Indonesia negara maju. Seperti yang disampaikan oleh Presiden Republik Indonesia, Siapa yang siap utuk menghadapi Revolusi Industri 4.0? Anak-anak muda Indonesia, YoTers" harap Billy Boen lewat akun Twitternya @billyboen.

Young On Top mengucapkan terima kasih atas kepercayaan yang telah diberikan oleh perusahaan/brand berikut yang telah menyatakan dukungannya untuk seluruh inisiatif dan program Young On Top selama tahun 2019, diantaranya Sosro Grup, Optik Seis, GDILab, Top Karir, Bank BRI. HERE Technologies Indonesia, GK-Plug and Play Indonesia dan Twitter Indonesia. Tutup Billy.(Arianto)

Share:

Seminar Nasional "Demokratisasi Pengelolaan Sumber Daya Alam" di Jakarta


Duta Nusantara Merdeka | Jakarta
The Habible Center didukung oleh Hanns Seidel Foundation menyelenggarakan seminar nasional "Demokratisasi Pengelolaan Sumber Daya Alam" hari kamis, 28 Maret 2019 pukul 09.00 - 12.00 wib bertempat di Hotel Le Meridien, Jakarta. Seminar ini dibuka oleh Hadi Kuntjara selaku Direktur Eksekutif The Habibie Center dan Daniel Heilmann selaku Chairman Hanns Seidel Foundation Indonesia. dihadiri para narasumber : Laode Muhammad Syarif selaku Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi 2015-2019, Faisal Basri selaku Pengamat Ekonomi Universitas Indonesia, Komaidi Notonegoro selaku Direktur Eksekutif Research Institute for Mining and Energy Economics (ReforMiner), dan Mohammad Hasan Ansori selaku Direktur Program dan Riset The Habibie Center serta dimoderatori oleh Zamroni Salim selaku Peneliti Ekonomi The Habibie Center dan Peneliti Pusat Penelitian Ekonomi LIPI.

Direktur Eksekutif The Habibie Center, Hadi Kuntjara menjelaskan, "Penyelenggaraan seminar nasional ini bertujuan untuk melakukan refleksi kritis terhadap isu pengelolaan sumber daya alam di lndonesia serta untuk mengetahui sudah sejauh apa dan bagaimana pengelolaan sumber daya alam dì Indonesia berlangsung secara demokratis."

Tujuan seminar tersebut berangkat darl reformasi Indonesia 1998 yang secara prinsipil ditandai dengan pemberlakuan otonomi daerah dan desentralisasi digulirkan oleh Presiden Bacharuddin Jusuf Habibie. Kehadiran UU No. 22 Tahun 1999 kemudian diperbaharui menjadi UU No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah menjadi landasan hukum bagi kelahiran era otonomi daerah dan desentralisasi di Indonesia. Kebijakan tersebut secara prinsipil berusaha untuk melakukan pendelegasian wewenang dan pemerintah pusat ke pemerintah daerah dan secara implisit terkandung dorongan dernokratisasi pengelolaan sumber daya alam. Desentralisasi dan otonomi daerah dirancang untuk mendekatkan warga negara dan pemerintah. Dengan demikian kebijakan-kebijakan dihasilkan akan representatif. Jelas Hadi Kuntjara.

Akan tetapi, lanjut Hadi Kuntjara, harapan tidak selalu berbanding lurus dengan realitas politik terjadi di lapangan. Melalui pilkada langsung terjadi perpindahan kekuasaan secara dramatis terhadap kontrol atas tanah, tambang, maupun, sumber daya alam lain dari para pemegang kebijakan di Jakarta kepada "raja-raja kecil di daerah.

Untuk itu, persoalan demokratisasi pengelolaan sumber daya alam menjadi penting untuk diangkat dan carakan kembali secara terbuka di ruang publik. Apalagi menjelang kontestasi pemilu legislatif dan pemilihan presiden tanggal 17 April mendatang. persoalan demokratisasi pengelolaan sumber daya alam juga sempat mengemuka di forum debat capres kedua tanggal 17 Februari lalu. Ujar Hadi Kuntjara.

Secara umum, demokratisasi pengelolahan sumber daya alam harus dilihat sebagai cara dan proses masyarakat umum, komunitas, atau publik untuk ikut memiliki kontrol terhadap surmber daya alam Indonesia dan mempergunakan sumber daya alam tersebut untuk memperkuat komunitas dan publik, baik secara ekonomi maupun politik. Tutup Hadi Kuntjara.(Arianto)
Share:

Moeldoko Dorong BEM Nusantara Ciptakan Solusi Ketahanan Pangan Berbasis Teknologi


Duta Nusantara Merdeka | Medan
Kepala Staf Kepresidenan Jenderal TNI (Purn) Dr. Moeldoko SIP mendukung generasi muda untuk menciptakan berbagai solusi berbasis teknologi guna memecahkan akar permasalahan khususnya dalam ketahanan pangan.

Hal di atas mengemuka dalam Temu Nasional XI BEM Nusantara yang bertajuk Memperkokoh Kebangsaan Mempersatukan Gerakan Untuk Bersiap Menghadapi Revolusi Industri 4.0, di Universitas Islam Sumatera Utara, hari Selasa (12/3/2019).

Di hadapan sekitar 400 mahasiswa Kepala Staf Kepresidenan mengharapkan agar peserta  mampu menciptakan inovasi-inovasi teknologi untuk memecahkan permasalahan.  “Kami selaku pemerintah terus mendorong anak-anak muda untuk mampu membuat sebuah perubahan dan inovasi terhadap teknologi guna menyelesaikan berbagai permasalahan yang kita hadapi khususnya dalam pemecahan permasalahan pangan.”  ucapnya.

Ditekankan Moeldoko, ”Walaupun di depan ini kita menghadapi Revolusi Industri 4.0, tetapi persoalan pangan tetap menjadi isu yang paling krusial di negara kita setiap waktunya. Ini sesuai dengan kutipan yang disampaikan oleh Presiden Republik Indonesia pertama Alm. Soekarno,  pangan adalah persoalan hidup dan matinya suatu bangsa.”


Dalam paparannya, Panglima TNI 2013-2015 ini menjelaskan, dalam global hunger index, Indonesia secara konsisten membaik dari tahun 2000 hingga 2018. 

Indonesia juga masih dihadapkan dengan stunting dan wasting yang masih menjadi pesoalan yang harus generasi muda pahami, karena ini menjadi dasar permasalahan jika ingin membangun generasi manusia yang siap menghadapi persaingan global.

Sementara itu Pelaksana Tugas (PLT) Rektor Universitas Islam Sumatera Utara Dr. Lisna Andriani berharap kehadiran Kepala Staf Kepresidenan Republik Indonesia mampu memberi pencerahan bagi peserta acara, “Saya berharap agar mahasiswa-mahasiswi yang hadir bisa tercerahkan dari paparan Kastaf Presiden mengenai pentingnya pembahasan ini, sehingga harapan kita semua bahwa adik-adik kita ini nantinya bisa menjadi Agent of Change,” jelasnya.

Dalam sesi tanya jawab mahasiswi Universitas Islam Riau, Winda Herman bertanya soal sinergi antara pemerintah pusat dan daerah dalam hal ketahanan pangan.
Menurut Moeldoko, pemerintah terus melakukan sinergi dengan semua instansi yang mengurus pangan agar ke depannya semua pemangku kepentingan dapat bersatu padu dalam menghadapi sebuah persoalan, karena kelemahan kita semua saat ini masih seputar lemahnya data yang kita punya.

Dalam persoalan jagung misalnya, pemerintah pusat tidak ingin jika harga naik, konsumen akan kecewa. Begitu juga sebaliknya ketika harga turun tetapi para petani yang menjerit. Hal-hal yang seperti ini yang sangat diperhatikan supply & demand karena kedua sisi ini sangatlah mempengaruhi satu sama lainnya. tutup Moeldoko.(Arianto)
Share:

Seminar Nasional “Tantangan dan Harapan Pembangunan Pendidikan, Kesehatan dan Ketenagakerjaan di Papua”


Duta Nusantara Merdeka | Manokwari
Kesejahteraan untuk warga Papua masih menjadi tantangan besar, karena keunikan wilayah geografisnya, latar belakang masyarakatnya, kondisi alamnya, dan faktor yang saling berkombinasi. Pemerintahan Presiden Jokowi-JK secara jelas menegaskan keberpihakannya kepada masyarakat Papua di dua provinsi –Papua dan Papua Barat— melalui jalan kolaborasi –tidak sekadar partisipasi—dalam upaya peningkatan kesejahteraan di Papua.

Hal itu terungkap dalam seminar nasional dengan tema “Tantangan dan Harapan Pembangunan Pendidikan, Kesehatan, dan Ketenagakerjaan di Papua” yang berlangsung di Auditorium Universitas Papua, Manokwari, Papua Barat, Selasa, 12 Maret 2019.

Hadir menjadi pembicara kunci antara lain adalah Deputi V Kepala Staf Kepresidenan Jaleswari Pramodhawardani, Pangdam XVIII Kasuari Mayjen Joppye Onesimus Wayangkau, Kapolda Papua Barat Brigjen (Pol) Rudolf Albert Rodja, dan Wakil Gubernur Papua Barat Muhammad Lakotani.

Deputi V Kepala Staf Kepresidenan Jaleswari Pramodhawardani mengatakan, “Komitmen Presiden Jokowi terhadap pembangunan di Papua sudah tidak perlu dipertanyakan. Kalau Papua diperlakukan sama, akan makin tertinggal dari wilayah lain.” Secara khusus, Presiden juga menerbitkan Instruksi Presiden Nomor 9 tahun 2017 tentang Percepatan Pembangunan Kesejahteraan di Papua dan Papua Barat.

Apa yang sudah dikerjakan oleh pemerintahan Jokowi menunjukkan tanggung jawab politik mewujudkan keadilan sosial terutama di tanah Papua. Sebagai pemimpin, Presiden Jokowi mengemban tanggung jawab untuk melindungi segenap bangsa Indonesia dan mencerdaskan kehidupan bangsa, termasuk di Papua. 

Tanggung jawab itu ditunjukkannya dalam komitmen yang sangat tinggi terhadap pengembangan dan penyetaraan Papua. Inpres itu menjadi instrumen dan pintu masuk menangani Papua secara bermartabat.
Melalui Inpres tersebut, Jokowi memerintahkan untuk menggunakan pendekatan kolaborasi antara banyak pihak, dan bukan sekadar seremoni atau partisipasi yang biasa. Dengan adanya Inpres tersebut, percepatan pembangunan “dikeroyok” bersama-sama dengan melibatkan 27 kementerian dan lembaga dan 2 pemerintah provinsi.

Dari sisi keterlibatan, Inpres tentang Papua ini merupakan salah satu Inpres yang paling banyak melibatkan kementerian/lembaga untuk bersinergi dan berkolaborasi.
Jaleswari juga menjelaskan bahwa mengelola dan memajukan Papua tidak bisa dilakukan secara terpisah-pisah. “Harus holistik. Harus memperhatikan budaya warga Papua yang juga berbeda-beda, dan menggunakan pendekatan dari bawah ke atas,” ujarnya. Ia menambahkan, mengapa kampus dipilih sebagai tempat mendiskusikan Papua, karena kampus mewakili masyarakat terdidik yang obyektif dan rasional, sehingga kita bisa membicarakan dengan tanpa prasangka dan kepentingan tertentu.


Sementara itu Pangdam XVIII Kasuari Mayjen Joppye bercerita, dalam proses rekrutmen prajurit misalnya, dibutuhkan perlakuan dan prasyarat khusus supaya anak-anak Papua bisa lolos. “Kalau tidak, tidak akan ada yang lulus seleksi,” ujarnya. Makanya, meskipun dirinya bertanggung jawab terhadap masalah keamanan di Papua Barat, ia mengaku bahwa kendala utama untuk membangun dan mempercepat pembangunan kesejahteraan di Papua Barat adalah rendahnya tingkat pendidikan dan rendahnya kualitas kesehatan.

Pada kesempatan yang sama, Kapolda Papua Barat Brigjen (Pol) Rudolf memberikan gambaran umum sangat amannya kondisi kamtibmas di Papua Barat, “Setiap hari gangguan kamtibmas di seluruh wilayah Papua Barat ini rata-rata hanya sekitar 8 kasus per hari. Itu sudah termasuk kecelakaan lalu lintas, kekerasan dalam rumah tangga, kriminalitas, atau narkoba. Bandingkan dengan Polsek Kebayoran Baru di Jakarta, misalnya. Kasus gangguannya dalam satu Polsek bisa puluhan hanya dalam hitungan kurang dari 3 jam. Jadi, dalam hal kamtibmas, Papua Barat ini adem ayem dan kondusif. Sangat aman.”

Rudolf menambahkan, yang juga diperlukan dalam pembangunan di Papua adalah bagaimana pemimpin di level manapun, berani untuk mengajak masyarakat mengubah cara pandang atau mindset mereka. “Saya suka geregetan. Papua Barat punya Raja Ampat, tapi dive masternya belum ada yang berasal Papua. Kita harus mengubah mindset anak-anak muda Papua, bagaimana mereka berani menjadi bos bagi diri sendiri,” ujarnya.

Sedangkan Wakil Gubernur Papua Barat Muhammad Lakotani menjelaskan, sebenarnya masalah anggaran untuk pengembangan kesejahteraan di Papua Barat relatif tidak menjadi soal, karena APBD Provinsi besarnya sekitar Rp 8 triliun dan anggaran lainnya yang totalnya bisa mencapai Rp 20 triliun. “Penduduk di Papua Barat ini jumlahnya 1,3 juta orang saja. Tantangannya adalah bagaimana mengalokasikan anggaran secara tepat,” ujarnya.

Ia mengakui bahwa Indeks Pembangunan Manusia di Papua Barat itu meningkat dari tahun ke tahun. “Tapi itu juga sering menjadi tempat kita bersembunyi dan mencari pembenaran, bahwa indeks pembangunan manusia di Papua Barat sudah naik,” tambahnya.

Terkait dana otonomi khusus, Wakil Rektor II Universitas Papua Dr. Bambang Nugroho M.Sc menilai bahwa pengelolaan dana otonomi khusus memang masih memiliki tantangan, terutama yang berkaitan dengan pengelolaan di bidang pendidikan dan kesehatan. Ia menambahkan, “Membangun NKRI dari pinggiran, posisi Papua Barat ada di pinggiran. Dibutuhkan akselerasi untuk bisa sejajar dengan wilayah Indonesia bagian barat.”

Jika ukurannya adalah tepatnya langkah yang dijalankan oleh sebuah pemerintahan dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat Papua, maka langkah yang diambil oleh Presiden Jokowi menunjukkan arah yang sudah tepat, dan perlu diperkuat untuk menyempurnakan pelaksanaannya di lapangan. Ia menyinkronkan agenda dalam Nawacita membangun dari pinggiran, dengan memberikan instrumen yang tepat melalui Inpres No 9/2017. Dr. Bambang Nugroho M.Sc (Arianto) 
Share:

KIRIM BERITA SILAHKAN KLIK

KIRIM BERITA ANDA KESINI! Merasa Terbantu Dengan Publikasi ? Ayo Traktir Kopi Untuk Admin Dengan Cara Berbagai Donasi. Terimakasih :)



BREAKING NEWS

~||~ KPU Tetapkan Pasangan Prabowo Subianto & Gibran Rakabuming Raka Menjadi Presiden Terpilih ~||~ Kampung Rakyat Indonesia Siap Sukseskan PILKADA Serentak Tahun 2024 ~||~ Hak Angket Kian Redup ~||~ Pasangan Capres & Cawapres Anies Baswedan - Muhaimin Iskandar dan Pasangan Ganjar Pranowo - Mahfud MD Resmi Layangkan Gugatan Hasil Pilpres Ke Mahkamah Konstitusi ~||~ #PEMILUDAMAI ~||~

Kilas Balik Bung Karno

Kilas Balik Bung Karno - Makna Proklamasi

Ir. Soekarno (Sang Proklamator) Setiap Tahun kita Memperingati Hari Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia, Maka kita tidak bisa t...

Like Fanpage

Follow In Twitter

Breaking News

IKUTI KAMI


loading...

NONTON VIDEO DAPAT DUIT

10 Berita Populer

IKLAN

IKLAN
Ingin Pasang Iklan hubungi Kami di 0812 6582 534

Label

(SAS) #2019GantiPresiden Accounting Aceh Aceh Timur Adat Istiadat Advokat AFF Agama Agraria AIDS Air Aisyiyah Aksara Aksi Aksi Sosial Aktivis Aktivitis Al Washliyah Album Amien Rais Anak Anak Yatim Anarkis Angkatan Darat Anies Baswedan Animal Anti Korupsi Arisan Artikel Artis Arus Mudik Asahan Asian Games ASN Asuransi Asusila Atlet Award Bacaleg Bachtiar Ahmad Sibarani Baksos Bakti Sosial Balap Liar Banda Aceh Bandar Lampung Bandara Bandung Banjir BANK Bank Sumut Bansos Banten Bantuan Sosial Bapenas Bappenas Basarnas Batubara Bawang Putih Bawaslu Bayi Bazar BBM Bea Cukai Beasiswa Begal Bekraf Beladiri Belanja Bencana Bencana Alam Beras Berita Bhabinkamtibmas Bhayangkara Bhayangkari Bioskop Bisnis BKPRMI BM PAN BNI BNN BNPT Bobby Nasution Bom Bunuh Diri Boomerang BPBD BPJS BPN BPOM BRI Brimob Buka lapak Bukit Asam Buku Bulog BUMN Bung Karno Bupati Bursa saham Bursasaham Buruh Bus Caleg Capital market CCTV Cerpen Cianjur Cikampek Citilink conference Cosplayer Covid-19 Covid-19 Satgas Covid19 Cuaca Cuci Tangan Curanmor Cyber Daerah Dakwah Dance Debat Presiden Debt Collector Dede Farhan Aulawi Deklarasi Deli Serdang Demonstrasi Densus 88 Desa Dewan Pengawas Dewata Sakti Dharma Pertiwi Dialog Digital Diklat Dinas Perhubungan Dirgahayu HUT RI Disiplin Diskusi Dongeng Donor Darah DPD RI DPR Duka Cita E-Money Effendi Simbolon Ekonom Ekonomi Ekspor Impor Electronics Elektronik Emas Empat Pilar Entertainment Es cream ESDM event Fashion Festival FIFA Film Film Horor Film seri Anak Fintech FISIP Flores Timur Formasi Formula E Forum Furniture Futsal G30S/PKI GAAS Games Ganja Ganjar Ganjil Genap Garut Gebyar Kemerdekaan Gempa Geng Motor Genppari Gereja Gibran Gizi Buruk Go Pay Go-Jek Gojek Golkar Gotong Royong Grab Gubernur Guru Besar Gym Haedar Nasir ham HANI Harbolnas Hari Ibu Hewan Hiburan HIV HMI Hoax Hotel Hp Hukum Humas Humbahas HUT HUT Bhayangkara HUT RI HUT TNI Hutan Ibadah Ibadah Haji Ibu Negara Idul Adha Idul Fitri IKLAN Imlek IMM Indonesia Industri inflasi Informasi Infrastruktur Inspektorat Inspirasi Internasional Internet Intoleran Investor IPK IPM IPPI Islam IWAPI Jakarta Jakarta Barat Jakarta Pusat Jalan Jambore Nasional Jawa Tengah Jawa Timur Jayapura Jokowi Juara Jum'at Barokah Jumanji Jumat Jumat Berkah Jurnalis Kaliber Kampanye Kampung Rakyat Indonesia Kampus Kamtibmas Kapolda Kapoldasu Kapolri Kapolsek Kapolsek Kepolisian Karaoke Karhutla Karya Tulis Kasus KDRT Keadilan Keagamaan Keamanan Kebakaran Kebangsaan Kebersihan Kebudayaan Kebun Kecantikan Kecelakaan Kedokteran Kegiatan Kegiatan seminar Kehutanan Kejahatan Kejaksaan Kejuaraan Kejurnas Kekerasan Kelestarian Alam Keluarga Kemalingan Kemanusiaan Kemenag Kemenaker Kemendag Kemendagri Kemendesa Kemendikbud Kemenhub Kemeninfo Kemenkes Kemenkeu Kemenko Kemenkumham Kemenlu KEMENPAN-RB Kemenparekraf Kemenperin Kemenpora kemenristek Kemensos Kementan Kemiskinan Kendaraan Dinas Kepala Daerah Kepedulian keperdulian Kepolisian Kerajaan Kereta Api kerja Paksa Kerjasama Kesehatan Kesejahteraan Keselamatan Kesenian Ketahanan Pangan Ketenagakerjaan Keuangan Khilafahtul Muslimin Kilas Balik Bung Karno Kivlan Zen KKP KNPI Kohati kompetisi Kompolnas Komputer Komunitas kon Konferensi KONI Konsumen Koperasi Kopermasu Kopi Kopi Pagi Korupsi Kota Medan KPK KPR KPU Kriminal KRYD KSAD Kudeta Kuliner Kunjungan Kerja Kutai Kartanegara Labuhan Batu Lahan Lakalantas Laksi Lalu Lintas Lampung Langka Langkat Lapas Launching Launching Album Launching Aplikasi Launching Buku LAZISMU Lebaran Legislatif Lembaga LGBT Lifestyle Lingkungan Lingkungan Hidup LIPPI Listrik Lock Down Lomba lomba lari London LPPI LPS LSM Lukas Enembe Madina Mahasiswa Mahkamah Agung Mainan anak Majalengka Makanan Jepang Makassar Makkasar Mall Maluku Market Outlook Masjid Masker Mata Uang Maulid Nabi Mayday MDMC Medan Denai Media Media Sosial Megapolitan Menag Mendag Mendagri Menembak Menteri Menteri Perdagangan millenial Minuman Keras Minuman sehat Minyak Goreng Minyak Makan Miras Mobil MOI Motivasi MoU MPR MPR RI Mudik Muhammadiyah Muharram MUI Munas Musibah Musik Musyawarah Musywil Narkoba Narkotika NasDem Nasional Natal Natal & Tahun Baru New Normal NII NKRI NU ODGJ Office Ojek Online Ojol Olah Raga Olahraga Ombusman Omicron Online Operasi Patuh Operasi Yustisi Opini Organisasi Ormas Otomotif P Padang Padangsidimpuan Pagelaran Pahlawan Pajak Pakta Integritas Palestina Pameran PAN Pancasila Papua Parawisata Pariwisata Partai Demokrat Partai Politik Partai UKM Partai Ummat Pasar Pasar modal Pasar Murah Pasar Tradisional Paspampres Patroli PC PDI Perjuangan PDIP Perjuangan pe Pedagang Pegadaian Pelajar Pelajar Islam Indonesia Pelantikan Pelatihan Pelayanan Publik Pelecehan seks Pelukis Peluncuran Pemadam Kebakaran Pemalakan Pembangunan Pembayaran Elektronik Pembunuhan pemerasan Pemerintah Pemerintahan Pemerkosaan Pemilu Pemuda Pemuda Melati Indonesia Pemuda Muhammadiyah Pemuka Agama pen Penandatanganan Pencabulan Pencemaran Nama Baik Penculikan Pencurian Pendataan Pendidikan Penelitian Penembakan Penerbangan Penertiban Pengabdian Pengadilan Pengadilan Negeri Pengajian Pengamanan Pengamat Penganiayaan Pengawasan Pengetahuan Penggelapan Penghargaan Penghijauan Pengusaha Penipuan Penistaan Agama Penulis Penyakit Penyandang Disabilitas Penyuluhan Perampasan Perayaan Perbankan Percut Sei Tuan Perdagangan Perekonomian Perempuan & Anak Peresmian Pergaulan Perhubungan Perikanan Peristiwa Perjanjian Perjudian Perkawinan Perlombaan Permainan Perpajakan Pers Pertamina Pertanahan Pertanian Perusahaan Pesawat Terbang PET Pileg Pilkada PIlkades Pilpres Pin Pinjam meminjam uang Pinjaman Online PKL PKS PMI Polairud Polantas Polisi Cilik Politik POLRI Polwan Pondok Pesantren Ponpes Pornografi Posko Ummat PPKM PPWI Pra Kerja Prabowo Pramuka Praperadilan Prawita Genppari Premanisme Presiden Prestasi Primbon Politik Prokes promo Property Prostitusi Protokol Kesehatan PSI PSSI Public Expose Publik expose Puisi Pungli PUPR Pusat Perbelanjaan Puskesmas PWI Qurban Radikalisme Rafdinal Ragam Rakernas Rakor Ramadhan Reksadana Rektor Relawan Relawan Jokowi Religi Remisi Rentan Renungan resa Restoran Reuni 212 Revolusi Mental Reward RKUHP Robot Ruang Guru Rumah Rumah sakit Rups Rusia RUU Saber Pungli Sabu Sahabat Anak Salon Samosir Samsat Samsung Sanitasi air.Lingkungan hidup Santri SAR Satlantas Satpol PP Satwa Sejarah Sekolah Sembako Seminar Sengketa Seniman Senjata Senjata Api Sepak Bola Separatis Sepeda Sepeda sehat Serdang Bedagai Sertifikat Sertijab sho Sigli Silaturahim Silaturahim. KUYAI Kartanegara Silaturahmi Silaturrahim SIM Simalungun Simpan Pinjam Simulasi Smartphone Soekarno Solar Somasi Sosial Sosialisasi Startup Stasiun STOP PRES...!!! Studi Ilmiah Stunting Suku bunga Sulawesi Selatan Sumatera Barat Sumatera Utara Sumpah Jabatan Sumut Sungai Superstore Suplemen Surabaya Surat Terbuka Suriyono Adi Susanto Suriyono Adi Susanto {SAS) Survei Survey susu Swab Antigen Syafi'i Ma'arif Syariah Syawal Takjil Tali Kasih Talkshow Tanjung Balai Tantama Tapanuli Tengah Tawuran Teknologi Teror Terorisme Tes Urine Tiket Tilang Tips Tjahyo Kumolo TNI TNI AU TNI-Polri Tokoh Tokoh Agama Tokoh Masyarakat Tol Toys Kingdom ToysKingdom Tragedi Transportasi Trend Rambut True Money Uang Uang Palsu UIN Ujaran Kebencian UKM Ukraina Ulama UMJ umkm UMSU Undang-Undang UNIMED UniPin Universitas Unjuk Rasa Upacara Usaha Rakyat UU Cipta Kerja UU ITE UUD 1945 Vaksinasi Vaksinasi booster Valentine Day Verifikasi Viral Virus Corona Walikota Wanita Wapres Wartawan Webinar Wirausaha Wisata WNA Workshop Yogyakarta Zulkifli Hasan

Arsip Berita

IKLAN

IKLAN

IKUTI BERITA VIDEO KAMI DI YOUTUBE

POS PETIR

VIRUS COVID-19

Wabah Virus Corona (Covid-19) Sudah Menyerang Indonesia, Setiap Hari Korban Semakin Bertambah Sampai ada yang Meninggal, Rakyat Semakin Cemas dan Khawatir, Bagai Tersambar Petir Mendengar Virus Corona.

HALLO KRING..!!!

12 PAS

PANCASILA UDAH FINAL

Pembahasan RUU Haluan Ideologi Pancasila Banyak Penolakan Dari Berbagai Kalangan Masyarakat, Memang Seharusnya Tidak Usah Dibahas Dan Lebih Baik Dibatalkan. Pancasila Dasar Negara.
Tendangan 12 PAS Dihentikan

SOS

INDONESIA DARURAT NARKOBA

Sudah dijatuhi hukuman mati bahkan sudah ada yang dieksekusi, tapi masih banyak bandar narkoba semakin merajalela, terbukti banyak yang ditangkap petugas Polisi maupun BNN (Badan Narkotika Nasional) tapi belum kapok juga mereka, justru sipir penjara malah terlibat. Kalau sudah darurat begini, hukuman mati jangan berhenti, jalan terus!.

QUO VADIS

Kunjungan Statistik

Online

IKLAN USAHA ANDA


PRO KONTRA VAKSINASI

~> Program Vaksinasi Yang Diluncurkan Pemerintah Mendapat Sorotan Dari Berbagai Masyarakat, sehingga terjadi pro dan kontra

<~ Memang Sebenarnya Harus Jelas Disampaikan, Maksud dan Tujuan Vaksinasi, Karena dilapangan Ada Perbedaan Orang Yang Akan Divaksin dan Yang Tidak Boleh Divaksin, membuat masyarakat Bingung

Link Terkait

close
Banner iklan disini