Satu - Satunya Tampil Beda, Koran Politik Paling Berani Mengkritik Terpanas dan Perang Terhadap Koruptor, Narkoba, Teroris Musuh Rakyat ~~~~~>>>>> Kami Menerima Artikel, Opini, Berita Kegiatan, Iklan Pariwara dapat mengirimkannya melalui email dutanusantaramerdeka@yahoo.co.id
Tampilkan postingan dengan label Opini. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Opini. Tampilkan semua postingan

Kinerja Terbaik, Kerja 3 Hari Per Minggu

OPINI


Duta Nusantara Merdeka | Bandung
Pada tahun 2016 para peneliti ekonomi di Australia menerbitkan sebuah studi dalam seri Melbourne Institute Worker Paper yang menemukan bahwa bagi pekerja berusia di atas 40 tahun kerja hanya 3 hari per minggu dapat menghasilkan kinerja terbaik pegawainya.

Institut Penelitian Ekonomi dan Sosial Terapan Melbourne di University of Melbourne telah mengundang 3.500 wanita dan 3.000 pria di Australia untuk dianalisis kebiasaan kerja mereka melalui serangkaian tes kognitif, seperti Membaca kata-kata dengan keras, Membaca daftar angka mundur, Mencocokkan huruf dan angka di bawah tekanan waktu.

Setelah memperhitungkan kualitas hidup orang, kesejahteraan ekonomi, struktur keluarga dan pekerjaan, peneliti ekonomi menemukan bahwa individu yang bekerja rata-rata 25 jam per minggu cenderung melakukan yang terbaik. Bahkan, kinerja kognitif secara keseluruhan akan naik sampai mencapai angka 25 jam, di mana nilai tes kognitif mulai menurun karena kelelahan dan stres.

Prof. Colin McKenzie seorang profesor ekonomi dari Universitas Keio yang merupakan anggota Tim dalam penelitian tersebut, mengatakan bahwa bekerja dapat merangsang aktivitas otak, tetapi pada saat yang sama, jam kerja yang panjang dan jenis tugas tertentu dapat menyebabkan kelelahan dan stres yang berpotensi merusak fungsi kognitif. 

Dalam bahasa yang sederhana, apakah kita mampu mengendalikan pekerjaan ataukah kita yang dikendalikan pekerjaan. Kita yang mengatur pekerjaan, atau kita yang diatur oleh pekerjaan. Tidak sedikit orang yang waktunya habis di tempat kerjanya, sampai melupakan waktunya untuk istirahat bersama keluarganya.

Ada beberapa hal penting yang harus diperhatikan jika kita melihat tempat kerja lebih dari keluarga atau teman. Ciri – cirinya sebagai berikut :

- Beralih ke alkohol atau narkoba untuk bersantai
- Bekerja berjam-jam tetapi tidak menunjukkan hasil yang produktif untuk itu
- Kurang tidur dan merasa lelah sepanjang hari
- Perasaan sedih, nasib tidak berubah atau depresi mulai masuk ke dalam hidup
- Selain jam kerja yang panjang, juga rajin bekerja lembur
- Mata dan tubuh terasa sakit
- Hubungan dengan keluarga dan teman berantakan

Di negara Prancis adalah sebuah perbuatan ilegal jika pimpinan mengirim email kepada karyawan setelah jam kerja. Ilmuwan lain juga menyarankan mengubah minggu kerja modern menjadi empat hari saja. Tentu semua orang akan setuju jika ada kesempatan.

Lalu mengapa Anda tidak ? Faktanya angka- Prof. Geraint Johnes seorang Guru Besar Ekonomi di Lancaster University Management School mengatakan bahwa angka orang yang bekerja dengan jam kerja sangat panjang memiliki kemampuan kognitif yang lebih rendah daripada yang jam kerjanya pendek.

Jadi fungsi kognitif meningkat hingga pada titik di mana para pekerja bekerja 25 jam seminggu dan menurun setelahnya. Awal penurunan pelan – pelan terjadi ketika jam kerja naik menjadi 35 jam per minggu. Selanjutnya penurunan kognitif secara tajam terjadi setelah jam kerja melebihi 40 jam per minggu.

Persoalannya tidak semua orang berada dalam posisi untuk memilih. Bukan atas keinginannya sendiri untuk bekerja 40 jam, tetapi karena sistem yang ada menuntut dia bekerja minimal 40 jam. Juga bukan karena keinginnannya sendiri orang harus kerja lembur sampai malam, atau bahkan sabtu dan minggu.

Bukan karena dia tidak ingin bertamasya dengan keluargannya juga, tetapi karena keadaan yang menuntutnya begitu. Bahkan ada juga yang sudah terjebak rutinitas bekerja untuk terus lembur, sehingga pekerjaan yang sebenarnya bisa dilakukan di hari kerja, lalu “diupayakan” untuk dikerjakan hari lembur. Satu saran yang bisa disampaikan, hiasilah hidup kita dengan apa yang paling kita hargai. **
Share:

PRABOWO PARADOKS INDONESIA



Duta Nusantara Merdeka | Jakarta
Membaca buku Prabowo Subianto, dengan judul Indonesia Menang, sungguh mengasyikkan, saya menangkap selain sebagai seorang militer, dia juga seorang motivator yang unggul dan ambisius untuk kemajuan sumberdaya manusia Indonesia.

Keberhasilan anak buah binaannya di KOPASUS dalam menaklukan puncak Mount Everest, membina padepokan pencak silat yang menghasilkan Atlit Dunia berprestasi Emas di berbagai event internasional, demikian juga keberhasilannya di tanah air membina olahraga Kuda dan Polo yang berprestasi di tingkat Asia.

Ketika Membaca Buku Paradoks Indonesia, kita bisa lebih dalam melihat sosok Prabowo dalam visi dan misinya tentang Indonesia. 

Membaca buku ini, sama saja kita membaca beberapa rangkaian buku dalam satu teks bacaan mengenai Indonesia versi Prabowo. Visi berdasarkan fakta yang menggambarkan kondisi rakyat Indonesia saat ini, Negara Kaya Raya tapi kondisi rakyat Indonesia yg umumnya masih Miskin. Bukunya ini menggambarkan secara keseluruhan situasi paradoks yg dialami rakyat Indonesia selama sekian puluh tahun pembangunan nasional di Indonesia.

Kedua buku di atas pada intinya mengajak semua komponen bangsa Menuju Indonesia Menang, Menuju Indonesia Besar, dan Menuju Indonesia Adil Untuk semua. Sungguh mulia dan hebat cita cita penulis kedua buku ini, saudara Prabowo Subianto.

Sebagai Paslon Pilpres, Prabowo telah berhasil menggaet hati rakyat Indonesia, terutama Ulama, Habib dan umat, wabil khusus kaum emak emak yang berlebel BEM, yakni Barisan Emak Emak Militan. Massa 212  pun tumpah mendukung full tanpa reserve. Mereka bergerak histeris atas inisiatif sendiri berkorban diri materiil dan in materil, sambil diiringi doa, zikir dan takbir bertalu talu, baik Prabowo hadir dalam setiap sesi kampanye atau pun tidak. 

Proses pemilu pun berlangsung diiringi militansi pendukung Prabowo yang siap berjihad memenangkan Prabowo, apalagi setelah mendapat dukungan legitimasi IJTIMA ULAMA, sungguh luar biasa dan ini terjadi untuk pertama kalinya justru di era reformasi.

Kampanye Prabowo tercatat yang hadir selalu membludak, di banding petahana Jokowi yang eventnya berlangsung di seluruh. Indonesia.

Intrik pun berlangsung massif dan membelah rakyat Indonesia. Apalagi pelaksanaan pemilu berlangsung dalam proses berat sebelah condong ke petahana sejak mulai penentuan DPT hingga proses kampanye yang melibatkan aparat dan PNS.

Rekayasa dan mobilisasi di sana sini memicu emosi akar rumput yang pro Prabowo kian mengental dengan cap pemilu curang dan jihad. Alhasil hari pencoblosan pun tiba dan entah sihir TSM, atau jampi jampi tingkat Dewa, kecurangan terlihat di depan mata tapi di MK akhirnya memenangkan petahana Jokowi. Kalau pakai logika Rocky Gerung #diMenangkan.

Masalahnya kemudian Prabowo yang selalu tampil berapi api dalam retorika kampanye, telah membawa psikologi massa kepada bara api yg siap meledak sewaktu waktu jika Prabowo kalah. Kalimat "saya sudah membuat surat wasiat", "siap berjuang untuk rakyat sampai titik dara penghabisan", "saya sudah mewakafkan diri", dan banyak lagi kalimat retorika Prabowo telah memancing massa akar rumput bahkan elit politik ikut memanaskan situasi.

Situasi tidak dapat dielakkan, belasan Rakyat mati sia sia kena peluru tajam, dan ratusan pendemo yang protes di depan BAWASLU terhadap Pemilu Curang menjadi tersangka hingga saat ini dalam proses hukum.

Walaupun sebelumnya penangkapan elit elit politik pro Paslon Prabowo terjadi mengiringi panasnya situasi politik yang berkembang. Kivlan Zen, Soenarko, Eggi Sujana, Ahmad Dani, Lius Sungkarisma, dengan tuduhan bervariasi dari Hate speech, hoax, makar dan rencana pembunuhan. Sebelumnya sudah ditandai dengan penangkapan atas kasus yang dramatis terhadap diri Ratna Sarumpaet.

Dalam hal ini patut kita bertanya apakah Prabowo secara moral ikut bertanggung jawab atas situasi ini? Dapat dimengerti Prabowo telah memberi saham terbesarnya terhadap situasi ini, yang dibaca oleh rakyat baik dalam artikulasi politiknya maupun gestur yang  terbaca pada setiap pertemuan dengan para pendukungnya.

Sikap Prabowo yang tadinya retorik tidak menerima hasil pemilu dan tidak melanjutkan gugatan nya ke MK, ternyata melenceng. Sikapnya yang tidak mendukung rakyat relawan turun ke jalan protes atas persidangan MK, membuat rakyat semakin ragu atas sikapnya, tapi toh rakyat tetap mbalelo dan tetap turun ke jalan untuk mendukungnya agar Hakim MK punya keberanian pilihan sikap atas ketidak adilan terhadap suara daulat rakyat yang di manipulasi.

Putusan MK pun bisa diduga, dan memenangkan petahana Jokowi. Relawannya pun kecewa berat, tapi sekali lagi Prabowo tampil untuk mengatakan Retorika oposisinya, akan tetap bersama rakyat Timbul Tenggelam.

Para relawan sekalipun kecewa dengan putusan MK mereka tetap semangat akan berjuang bersama Prabowo, sebab yang ada di pikiran mereka saat itu sejalan dengan pikiran oposisi dan anti rekonsiliasi, karena kemenangan petahana Jokowi telah merampas Daulat Rakyat untuk kemenangan Prabowo.

Seperti petir disiang bolong, tiba tiba Prabowo bertemu Jokowie di atas moda tranportasi MRT Lebak Bulus, viral di media main stream dan Medsos, entah inisiatif siapa, atau memang ini sudah dirancang lama oleh kedua belah pihak?
Yang pasti REKONSILIASI yang amat di tunggu tunggu sejak lama oleh petahana Jokowie pun terjadi.

Relawan meradang dari Sabang sampai Merouke, Ulama menjadi terdiam terpaku ada yang bereaksi seperti Habib Novel Bamukmin tidak dapat menerima kenyataan ini. Barisan Emak Emak Militan menangis Histeris tidak percaya dengan Pertanyaan sama. Masa Prabowo tega menghianati kami?

"Masih panas kuburan anak anak kami yang mati sahid itu di depan Bawaslu untuk PS, kok tega menghianati kami?" Teriak salah satu emak2 yg menelpon saya sambil terisak. "Suami saya sampai hari ini masih di tahan di Polda", "..saya selalu ikut turun ke jalan", ".. saya gadai itu mobil, "..saya jual motor", "..ada suami teman saya jual rumah untuk membiayai relawan keliling Indonesia untuk sosialisasi memenangkan PS.." Celetuk Emak Emak di Medsos." Ampuunn membuat saya terhenyak.

Sejenak saya merenung, berpikir dan mendesah panjang. Ada ide dibenak saya nakal bermain, bertanya dan menggelitik lucu dibatin saya. Apakah  kekuatan pikiran paradoks yang menjadi ide tulisan Prabowo, juga ikut bermain mempengaruhi alam bawah sadar Prabowo untuk mengambil sikap paradoks pada moment yang sangat penting bagi para pendukungnya itu? 

Ada beberapa kejadian menarik prabowo yang terekam di benak kita. Pertama, saat kalah Prabowo mengatakan tidak akan ke MK tapi sebaliknya ke MK. Kedua, soal kata wakaf dan timbul tenggelam bersama rakyat, tapi melarang relawannya turun ke jalan untuk membelanya. Ambivalensi sikap makin terasa menemukan paradoks nya saat Prabowo bertemu Jokowi sebagai bentuk REKONSILIASI yang sebelumnya di umbar dalam mimik retorika tetap tegar menempuh jalan perlawanan OPOSISI demi menghormati para pendukungnya. 

Namun nasi telah menjadi bubur, Rekonsiliasi telah terjadi, seperti Tulisan besar yang dimuat di cover depan media Tempo, "Yang Lalu Biarlah Berlalu." Gambar Jokowi membonceng Prabowo dengan tangan melambai, seakan berkata good bye relawan, da daaaa.."

Drama Prabowo Paradoks Indonesia telah menemukan akhir ceritanya, tapi entah sampai kapan cerita kontroversial ini akan berakhir, publik masih menunggu, wait and see.

Seperti ungkapan Rocky Gerung, secara keseluruhan menilai pertemuan itu seperti menggelar karpet merah untuk menutupi banyak sampah di lantai kereta politik. "Terlihat indah di mata, tapi semua tahu apa yang disembunyikan."

#DuniaPolitikPanggungSandiwara.
_________
Penulis :
Muhammad Nur Lapong,
Direktur LBH ForJIS
Share:

Menghentikan Ketergantungan pada Narkoba dengan Spiritual Advanture


Duta Nusantara Merdeka | Bandung
Peredaran narkoba semakin masif di seluruh dunia, termasuk salah satunya di Indonesia. Penduduk yang banyak seringkali dinilai sebagai pasar potensial untuk memasarkan narkoba. Oleh karena itu pengawasan harus semakin ditingkatkan, baik oleh Pemerintah maupun masyarakat agar peredarannya bisa dihentikan atau minimal diminimalisir. Namun demikian tidak sedikit anggota masyarakat yang sudah terjebak dalam lingkaran setan tersebut sehingga memiliki ketergantungan pada narkoba.

Menyikapi hal tersebut, media menghubungi Ketua Komunitas Spiritualis Seluruh Indonesia (Konspirasi 19) Dede Farhan Aulawi di kediamannya pada Jum'at (21/6). Dede menjelaskan bahwa untuk menyembuhkan atau mengurangi tingkat ketergantungan pada narkoba bisa dilakukan dengan beberapa cara, termasuk dimasukkan ke tempat rehabilitasi. Namun jika melihat dari perspektif Spiritualitas bisa dilakukan juga dengan mengikuti program Spiritual Adventure. Kata Dede.

Selanjutnya Dede juga menjelaskan bahwa Spiritual Advanture adalah sebuah cara untuk masuk ke alam bawah sadar masing-masing. Setelah itu memperbaiki masa lalunya ketika pertama kali mengenal atau memakai narkoba. Metode memperbaiki masa lalu oleh dirinya sendiri dengan bimbingan ahli akan memutus mata rantai memori terhadap dorongan pemakaian narkoba.

Dia harus mampu memaafkan kesalahan masa lalunya, lalu bertekad memperbaiki di alam bawah sadar. Setelah itu sistem syaraf akan merespon untuk meninggalkan masa lalu sekaligus menata kehidupan masa depan yang baik. Model studi ini sudah pernah dilakukan pada 11 orang pasien ketergantungan, dan Alhamdulillah 7 orang sudah pulih dengan baik. Ungkap Dede.

" Kita semua hanya  berusaha memperbaiki keadaan dengan membantu mengatasi ketergantungan dengan metode yang sesuai keahlian masing-masing. Soal metode mana yang harus dipilih ? Tentu tergantung pada pilihan masing-masing orang atau keluarganya ", ujarnya.

Metode Memperbaiki Masa Lalu sekaligus Menata Masa Depan melalui instrumen Spiritual Advanture bisa menjadi salah satu pilihan alternatif dalam penyembuhan pasien yang memiliki ketergantungan pada narkoba. Kita manusia hanya berusaha secara maksimal sesuai keahlian masing-masing saja. Semoga bisa membantu masyarakat yang membutuhkan. Pungkas Dede mengakhiri percakapan. **


Penulis : Dede Farhan Aulawi 
(Ketua Konspirasi 19)
Share:

Ki Gendeng Pamungkas Siap Tembak Kepala Koruptor


Duta Nusantara Merdeka | Jakarta
Gonjang - ganjing usai Pemilihan umum 17 April 2019, diumumkan 21 Mei 2019 oleh KPU dengan prosentase kemenangan petahana 54 %. Ujungnya ditandai dengan keputusan Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia, 27 Juni 2019.

Keduanya seakan kompak dipercepat 1 hari lebih awal dari jadwal, yaitu KPU seharusnya 22 Mei menjadi 21 Mei, demikian pula Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia yang seharusnya 28 Juni, dipercepat menjadi 27 Juni 2019.

Percepatan yang dilakukan oleh kedua lembaga tersebut dinilai oleh Presiden Front Pribumi Ki Gendeng Pamungkas seakan demi memuaskan nafsu sesaat saja. Tidak bersabar meski menunggu 1 hari.

"Lupakan kedua paslon kemarin. Bila saya jadi Presiden Republik Indonesia, tentu persoalan korupsi menjadi prioritas untuk saya berantas dalam 100 hari pemerintahan. Tidak ada toleransi  bagi Koruptor, "tegas Ki Gendeng Pamungkas, di Jakarta. 

Dirinya tidak melihat keseriusan membasmi korupsi pada kedua kandidat calon presiden hasil kontestansi Pemilu 2019. Ini yang membuat KGP kecewa.

"Saya sendiri yang eksekusi dengan meledakan kepala Koruptor setelah putusan Pengadilan Negeri di tingkat pertama memutuskan seseorang bersalah. Tidak ada banding bagi Koruptor. Untuk itu syarat rekrutmen terhadap hakim harus benar - benar mendudukan hakim yang bersih dan cakap." Lanjut KGP.

Presiden Front Pribumi Ki Gendeng Pamungkas tidak ingin ada Koruptor di negeri ini. Ia memuji bagaimana Korea Utara memberikan hukuman kepada Koruptor yaitu dengan melempar ke dalam kolam yang berisi buaya lapar. **
Share:

Perlawanan Rakyat Pasca Keputusan Mahkamah Konstitusi


Duta Nusantara Merdeka | Jakarta
Melihat fenomena yang terjadi usai hasil keputusan Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia (MKRI), Presiden Front Pribumi Ki Gendeng Pamungkas sering disingkat KGP-- menjadi tertarik untuk memprediksi Indonesia ke depan.

Menurut pengakuan KGP, ia merenung dan menbayangkan bagaimana kecewa leluhur bangsa dan para pendiri bangsa yang utama,
seperti Bung Karno, Bung Hatta, Tan Malaka, dan Sjahrir sedih melihat kondisi bangsa ini. Mereka tentu akan menanyakan pada Tuhan Yang Maha Kuasa agar bangsa ini diselamatkan dari kehancuran.

Presiden Front Pribumi Ki Gendeng Pamungkas kali ini merujuk pada Serat yang ditulis Sri Aji Joyoboyo yang disebut memiliki ratusan ramalan soal masa depan Nusantara. Dimana Joyoboyo meramal Nusantara dari masa runtuhnya Kerajaan Kediri hingga sekarang. Di antara ratusan itu, ada delapan ramalan yang relevan dengan peristiwa di Tanah Air saat ini. 

Kedelapan ramalan tersebut adalah Murcaning Noyogenggong Sabdopalon, Semut Ireng Anak-anak Sapi, Kebo Nyabrang Kali, Kejajah Saumur Jagung Karo Wong Cebol, Pitik Tarung Sak Kandang, Kodok Ijo Ongkang-ongkang, Tikus Pithi Anoto Baris dan Reinkarnasi Noyogenggong Sabdo Palon.

Ramalan yang menyebut 'Pithik jago tarung sak kandang' (Ayam jantan berkelahi satu kandang). Isyarat dari ramalan sang pujangga waktu itu agar masyarakat mewaspadai akan adanya ancaman disintegrasi atau perpecahan bangsa.


Bila kemudian ramalan tersebut dihubungkan dengan terjadinya peristiwa Gerakan 30 September 1965 (G 30 S) bisa relevan kan? 

"Saat ini bukan lagi pertarungan antara pendukung 01 melawan pendukung 02." Hal itu dikatakan KGP pada Jumat (28/6) pagi di Malang, Jawa Timur.

"Namun saat ini adalah pertarungan antara nasionalis sejati dan melawan anti nasionalis. Sejarah selalu berulang" Kata KGP.

Yang yang dimaksud sebagai anti nasionalis adalah sikap yang ditunjukkan oleh siapa pun mereka dengan ciri tidak mandiri sebagai bangsa yang merdeka dan lebih suka menjadi kuli bagi bangsa lain alias mau enaknya saja makan rente bank dengan bekerja dikit tapi untung besar alias mental calo. 

Kondisi ke depan akan terjadi kemarahan, perlawanan dan apatisme masyakarat yang meluas di seluruh tanah air. Mereka tidak percaya lagi pada lembaga hukum yang tujuan dasarnya adalah mencari keadilan.

Apatisme itu sulit dicari siapa yang mempeloporinya? Tidak ada provokator yang bisa dituduh sebagai penggerak. Inilah gaya perlawanan rakyat ke depan, setidaknya selama setahun ini.

Mereka yang marah, berang dan apatis bukan hanya rakyat biasa tapi juga akan melingkupi pada para pegawai, tentara, dokter, guru dan Aparatur Sipil Negara lainnya.

"Mereka yang punya dana berlebih akan bergaya hidup sangat hedonistik, makan dan minum dalam kemewahan. Sedangkan yang hidup dalam kesulitan hanya melihat itu semua sebagai tontonan yang menyakitkan.


Yang kaya tidak tahu apakah yang diperbuatnya salah atau tidak, sedangkan yang kurang beruntung hanya memendam kekecewaan dan kemarahan melihat kondisi disparitas yang sangat lebar.
Sebagai umat Islam tentu meyakini adanya Firman Allah 

Ù‚ُÙ„ِ اللّٰÙ‡ُÙ…َّ Ù…ٰÙ„ِÙƒَ الْÙ…ُÙ„ْÙƒِ تُؤْتِÙ‰ الْÙ…ُÙ„ْÙƒَ Ù…َÙ†ْ تَØ´َآØ¡ُ ÙˆَتَÙ†ْزِعُ الْÙ…ُÙ„ْÙƒَ Ù…ِÙ…َّÙ†ْ تَØ´َآØ¡ُ ۖ Ùˆَتُعِزُّ Ù…َÙ†ْ تَØ´َآØ¡ُ ÙˆَتُØ°ِÙ„ُّ Ù…َÙ†ْ تَØ´َآØ¡ُ ۗ بِÙŠَدِÙƒَ الْØ®َÙŠْرُ ۗ اِÙ†َّÙƒَ عَÙ„ٰÙ‰ ÙƒُÙ„ِّ Ø´َÙŠْØ¡ٍ Ù‚َدِÙŠْرٌ

_"Katakanlah (Muhammad), Wahai Tuhan Pemilik kekuasaan, Engkau berikan kekuasaan kepada siapa pun yang Engkau kehendaki, dan Engkau cabut kekuasaan dari siapa pun yang Engkau kehendaki. Engkau muliakan siapa pun yang Engkau kehendaki dan Engkau hinakan siapa pun yang Engkau kehendaki. Di tangan Engkaulah segala kebajikan. Sungguh, Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu." (QS. Ali 'Imran 3: Ayat 26)

Begitulah nasib umat Islam Indonesia yang punya ciri sebagai berikut: Pertama, suka menutup mesjid padahal ada yang ingin itikaf, ingin dhuha, ingin mesjid menjadi sentra pendidikan di luar rumah tangga: baik pra sekolah maupun selagi masa bersekolah.

Mesjid seakan milik pribadi dan mirip museum dengan memberlakukan jam buka dan tutup. 
Kedua, umat Islam sulit dan atau tidak bisa bersatu. Terlihat sesama anggota kelompok komunitas bergesekan sehingga sibuk bersaing demi menonjolkan dan menolak apresiasi di antara sesama kawan. 

Ketiga, mayoritas umat bhakil dalam berbagi, bersedekah dan berwakaf karena sebagian ada yang hanya ingin terlihat sebagai alim individu bukan alim sosial. Kealiman atau kesalehan diri lebih suka ditunjukkan dengan pergi haji berkali-kali ke Mekah padahal tetangga sekitar atau saudara kalian ada yang patut kalian perhatikan.


Keempat, umat Islam lebih toleran pada etnis pembohong bahkan bangga bila jadi babu mereka, padahal kalau saja umat mengamalkan Sila ketiga dari Pancasila maka umat dari kaum pribumi akan jauh lebih maju dari Malaysia, Korsel, Jepang bahkan Cina sekalipun.

Kelima, umat saat ini tidak belajar dari sejarah. Mereka tidak paham kata-kata dari Buya Hamka (soal kerja), Haji Agus Salim (soal tuan rumah), Bung Hatta (soal tenggelam ke dasar laut), Tan Malaka (soal Aksi Massa), Sjahrir (diplomat ulung), dan Bung Karno (soal musuhmu adalah dari Bangsamu sendiri yang koruptif).

Front Pribumi dan KGP sudah sejak 1972 berjuang menyuarakan nasionalisme. Melakukan pencerahan lewat budaya, baik melalui musik, gerakan renovasi surau, dan pemasangan spanduk dan penyebaran kaos yang mengingatkan bahaya penjajahan modern lewat Proxy war. 

Menurut KGP sebagai penutup, musuh bangsa ini sesungguhnya adalah pribumi sampah para jongos cina. "Sebentar lagi kira-kira setahun berjalan bangsa ini akan mendadak nasionalis.

Mereka akan mencari pemimpin yang asli yang bisa membawa ke arah perubahan sesuai pancasila dan UUD 1945. Perlawanan rakyat sebentar lagi. Setahun berjalan, tidak lama lagi. Dan bangsa ini tengah mempersiapkan untuk mendadak kaget agar tidak terlihat dungu!" **
Share:

Potensiana.com Akan Hadir Menjadi Marketplace Indonesia Terbaik


Potensiana.com Akan Hadir Menjadi Marketplace Indonesia Terbaik

Oleh : Dede Farhan Aulawi  (Pemerhati Ekonomi Digital)

Duta Nusantara Merdeka |
Perubahan peradaban yang super cepat merubah banyak tatanan kehidupan, termasuk di dalamnya tatanan bertransaksi sudah banyak bergeser dari sistem konvensional ke sistem digital. Begitupun pasar konvensional yang menjadi tempat bertemunya antara penjual dan pembeli dengan beragam infrastrukturnya, terus bergerak menuju infrastruktur baru yang disebut marketplace.

Pasar tradisional yang sering diilustrasikan tempat yang becek atau kotor, berubah menjadi pasar virtual dimana setiap orang bisa melakukan transaksi dimana saja dengan platform teknologi modern berbasis digitalisasi.

Marketplace sendiri secara sederhana dapat didefinisikan sebagai website atau aplikasi online yang memfasilitasi proses jual beli antara penjual dan pembeli. Dengan bahasa sederhana fasilitas yang mempertemukan penjual dan pembeli secara sangat mudah melalui suatu sistem aplikasi. Misalnya yang akan segera diluncurkan adalah potensiana.com yang diprediksi akan menjadi marketplace terbaik di Indonesia.


Sistemnya sebenarnya mirip sekali seperti pasar biasa. Aplikasi ini hanya menyediakan tempat bagi para penjual untuk berjualan. Jika ada peminat untuk membeli produk yang ditawarkan, maka selanjutnya pembeli membayarnya. Setelah menerima pembayaran, penjual akan mengirim barang ke pembeli.

Dengan demikian sistem aplikasi pasar digital ini memberi banyak kemudahan dan kenyamanan bagi para penggunanya.

Amazon dan eBay merupakan dua perusahaan yang merintis sistem marketplace ini sekitar tahun 1995, yang disusul oleh sistem perbankan yang disebut online banking pertama yang dilakukan oleh The Presidential Bank di AS. Disusul oleh kemunculan PayPal sekitar tahun 1998 yang memberi banyak kemudahan dalam melakukan transaksi online. 

Dalam terminologi marketplace dikenal dua istilah, yaitu Horizontal Marketplace dan Vertical Marketplace. Horizontal marketplace yaitu sistem aplikasi yang memfasilitasi penjualan berbagai produk dengan kategori yang berbeda-beda. Sementara Vertical Marketplace lebih bersifat spesialis, artinya menjual produk yang terspesialisasi.


Website indonesia terbaru sebagai calon marketplace terbaik akan segera diluncurkan tanggal 3 juli 2019 adalah Potensiana.com. Di website tersebut fasilitasnya sudah lengkap di playstore android dan appstore Ios apple. Juga sudah menggunakan 2 bahasa yaitu bahasa Indonesia dan bahasa Inggeris.

Artinya calon penjual dan calon pembeli bisa datang dari berbagai belahan dunia, sehingga supply dan demand-nya bersifat unlimited. Hal ini tentu memberi kenyamanan, kebanggaan dan kemudahan bagi semua orang yang ingin bertransaksi karena harga yang ditawarkan bisa sangat kompetitif.

Saat ini upload produk makin bertambah cepat dan terus bertambah menjadi pasar digital terlengkap untuk memasarkan dan/atau menemukan barang. Kita bisa segera untuk mencoba menggunakan potensiana.com untuk perdagangan komoditas daerah, pertambahngan, perkebunan, peternakan, industri, jasa dan lain – lain. Semoga kehadiran potensianan.com ini menjadi sarana jalan bagi kita untuk meningkatkan kemudahan berbisnis sehingga bisnis kita segera berkembang pesat. **
Share:

Mengapa Mahasiswa Melempem Bak Kerupuk Alot?


Duta Nusantara Merdeka | Jakarta
Terlepas dari isu bahwa mahasiswa sudah dikalungi kemewahan materi, disumpal setelah dapat undangan Istana, maka biarlah itu semua sebagai isu semata. Benar tidak bukan prestisius kita untuk menolaknya.

Anggota masyarakat mayoritas bertujuan saat menyekolahkan putra putri nya sejak dari SD, SMP, SMA atau sederajat lalu kuliah sampai ke jenjang tertinggi tentu berharap agar menjadi profesional. 

"Ada yang keliru dari dunia pendidikan sejak dini, karena tidak melatih anak didik untuk peduli dengan lingkungan sekitar. Mestinya, guru - guru TK, SD dan seterusnya menjelaskan dan memberi contoh, bahwa pendidikan guna mengarahkan sikap individu menjadi sikap sosial." Jelas Sekjen Front Pribumi Hans Suta Widhya, di Jakarta. 

Menurut Sekjen Front Pribumi ini, anak didik hanyalah sekedar mengejar selembar kertas yang berkop PTN atau PTS semata-mata. Kemudian bekerja demi mencari uang. Dan bersyukur kalau bisa jadi pejabat tinggi negara dan atau daerah. 

Akibatnya, slogan bahwa pemuda menjadi agen - agen perubahan yang lebih baik, jujur, adil dan benar hanya indah diucapkan tapi sulit dilaksanakan. Sehingga akhirnya kita sulit berharap dari keturunan bangsa ini kedepannya jauh lebih baik dari yang ada selama ini. Minimalis mencontoh generasi dari negara Jepang atau Korea. 

Mayoritas berpikir dan bertindak sangat sempit, dangkal dan takut tersaingi oleh orang lain. Sehingga materi menjadi ukuran kesuksesan seseorang. Itu sebabnya, budaya korupsi, kolusi dan nepotisme ( KKN ) itu sendiri semakin kuat dan menjamur mulai dari tukang sapu sampai ke tingkat presiden sekalipun. 

Karena tidak sanggup bersaing secara fair secara jujur alias tidak memiliki nilai jual yang tinggi. Kejahatan dan kecurangan di segala aspek kehidupan sehari-hari masyarakat atau rakyat semakin kuat dan tumbuh kembang secara subur dan seakan dimaklumi. 

"Sejak 7/5, 9/5,10/5, 21/5,22/5 hingga 14/6 anggota Front Pribumi yang berada dalam IKB-UI Peduli Masyarakat pun turun ke jalan menyatakan penolakan kecurangan dan kejahatan demokrasi yang berproses dalam Pemilu 2019 baru lalu."Tambah Hans Suta. 

"Kami harap sikap dan tindakan kami mampu menggugah para mahasiswa yang melempem bak Kerupuk Alot untuk turun bergabung di lapangan. Andai dilakukan oleh 6.666 orang mahasiswa saja ini hari, niscaya akan berbiak menjadi 10 kali lipat, atau100 kali lipat, bahkan bisa di atas angka itu. Bila mahasiswa aktif turun, rezim pasti tumbang, "Tutup Hans Suta. **

Share:

Rezim Jokowi Melebihi Otoriter di Zaman Orba

Hans Suta, SH

Duta Nusantara Merdeka | Jakarta
Dokter atau para medis lainnya merupakan bagian dari komunitas utama yang dibutuhkan dalam dunia kesehatan sangat mungkin terlibat dalam suasana perang atau konflik sosial. 

Dalam Hukum Humaniter Internasional mengikat tenaga kesehatan untuk memberikan perawatan pada korban dari pihak manapun tanpa pandang bulu. Mereka memberikan bantuan kesehatan kepada penduduk sipil yang terluka dalam konflik tanpa membedakan suku, ras dan agama. 

Dalam Konvensi Jenewa I 1949 dan Protokol Tambahan I 1977 melindungi tenaga kesehatan dari serangan langsung saat perang atau konflik, selama mereka tidak ikut berperang atau konflik secara langsung. 

Namun dalam kenyataanya masih banyak petugas medis yang menjadi korban atau menjadi sasaran perang dengan serangan. Itu terlihat pada demo damai dari Gerakan Nasional Kedaulatan Rakyat (GNRC) di depan Bawaslu, Selasa (21/5) dan Rabu(22/5).

Petugas medis yang termasuk dalam Palang Merah Internasional, Perhimpunan Relawan harus dihormati dan dilindungi. Hal ini terdapat di dalam Konvenis Jenewa I 1949 dalam Pasal 24: Anggota dinas kesehatan yang dipekerjakan khusus untuk mencari atau mengumpulkan, mengangkut atau merawat yang luka dan sakit maupun personil yang dipekerjakan khusus dalam administrasi kesatuan kesehatan harus dihormati dan dilindungi dalam segala keadaan. 

Hal ini juga dipertegas oleh Protokol Tambahan I 1977 dalam Pasal 12 Ayat 1 yang menyatakan : bahwa satuan-satuan kesehatan harus setiap saat selalu dihormati dan dilindungi dan tidak boleh menjadi sasaran serangan.

"Yang terjadi pada para medis yang bertugas di mobil Dompet Dhuafa kami nilai luar biasa kejam dan brutal. Bayangkan saja, bukan saja kaca-kaca yang dihancurkan oleh aparat beseragam hitam - hitam, tapi juga para medis yang bertugas kemanusiaan dihajar secara brutal secara bersama - sama." Kata Suta Widhya SH dari IKB-UI pada Jumat (24/5) siang di Jakarta. 

"Selayaknya petugas keamanan yang diterjunkan dibekali pengetahuan bagaimana perlindungan petugas medis. Petugas medis harus mendapat perlindungan dalam konflik. Perlindungan Petugas Medis dalam Konflik di Afgahnistan, Konvensi Jenewa I - 1949 dan Protokol Tambahan I 1977, " lanjut Suta.

Menurutnya, rezim yang berkuasa saat ini seakan haus darah, sehingga korban tewas dan hilang tidak jelas hari ini berapa sesungguhnya. Zaman Orde Baru (Orba) tidak separah rezim yang ada saat ini.

Suta membandingkan perlakuan aparat saat Rezim Orde Baru, berhenti memukul setelah massa lari. Tapi, saat ini sampai ke kampung - kampung bahkan massa yang sudah masuk ke b dalam mesjid pun diserang petugas. 

Dirinya miris melihat video anak muda yang dianiaya di tanah lapang tanpa berbuat apapun. Tendangan sepatu laras besi, pentungan popor senjata, dan tinju pasukan hitam - hitam viral dimana - mana.

"Ini harus dihentikan. Tidak boleh ada senjata dengan peluru tajam. Untuk itu kami himbau agar Komnas HAM segera membentuk Tim Gabungan Pencari Fakta (TGPF)." Tutur Suta lebih lanjut. 

Saat ini telah terjadi krisis kepercayaan terhadap hasil Pemilu 2019 yang diduga keras terjadi aneka  pelanggaran dan kejahatan politik. Mulai dari pemberian amplop oleh petahana, contekan atau kisi-kisi pertanyaan yang telah dibocorkan KPU kepada petahana, pemberian amplop oleh oknum caleg sebanyak 400.000 amplop, memakai fasilitas negara, menggalang birokrat untuk  mendukung petahana, menggalang kades, pencoblosan awal untuk Pemilu Luar Negeri di Malaysia dan banyak  lainnya.

"Semua itu belum termasuk  permainan dari institusi penegak hukum yang seharusnya netral namun ternyata berpihak pada petahana. Ini semua nyata dan terlihat vulgar di depan mata rakyat. Bagaimana mungkin itu bukan kecurangan bahkan kejahatan Demokrasi?" Heran Suta menutup pembicaraan. ** 

(Rel)
Share:

Banyak Yang Bisa Membeli, Sedikit Yang Bisa Merawat


Duta Nusantara Merdeka |

Oleh : Dede Farhan Aulawi
(Pengamat Sosial)

Saat seseorang belum memiliki sesuatu yang diinginkannya, maka ia menoba membangun mimpi dan berusaha untuk mewujudkan mimpi tersebut agar menjadi kenyataan. Bisa dengan usahanya sendiri atau berusaha meminta ke orang tua atau saudara dan temannya. Namun sayang setelah barang yang diinginkan tersebut dimiliki, ternyata hanya sedikit saja orang yang bisa merawatnya.

Begitu juga jika ilustrasi ini kita bawa ke dalam sebuah perusahaan misalnya, kadangkala pemilik perusahaan ingin sekali meningkatkan daya saing perusahaan dengan membeli mesin – mesin yang canggih dari berbagai negara, tapi hanya sedikit mesin tersebut yang mampu beroperasi karena sebagian besar karyawannya tidak mampu merawat mesin/ aset yang sudah dimiliki. Inilah yang disebut dengan kemampurawatan (maintainability) yang rendah.

Kemampurawatan itu bisa karena teknik dan ketersediaan suku cadangnya yang sulit, atau bisa juga karena orang yang diberi tanggung jawab untuk merawatnya tidak mengerti atau tidak peduli untuk melakukan perawatan dengan benar, yaitu perawatan dengan cara dan interval sebagaimana sudah dipersyaratkan.

Inilah salah satu problem kemasyarakatan yang perlu mendapat perhatian bersama. Kita ini banyak yang memiliki kemampuan untuk membeli sesuatu, tetapi hanya sedikit yang mampu merawatnya. Lihat saja seorang keluarga yang memaksakan untuk membeli motor buat anaknya, tidak sedikit sang anak yang tidak bisa merawatnya. Motor digunakan untuk kebut – kebutan, asesorinya dipreteli, dan sebagainya. Dia gunakan motor tersebut tidak sesuai dengan keinginan orang tuanya, akhirnya motor tersebut pun cepat rusak.

Begitupun dengan hidup kita ini, banyak yang tidak mampu mengelola hidup dengan baik yaitu tidak menggunakan nikmat dan kesempatan hidup ini sesuai keinginan sang Pencipta, Allah Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang.

Kita siap untuk menerima sebanyak – banyaknya rejeki, tetapi hanya sedikit yang mau berbagi rejeki untuk sesamanya. Artinya “Siap Menerima” tetapi “Tidak Siap untuk Memberi”. Padahal dari sebagian apa yang kita miliki itu ada hak orang lain. Kalau kita tidak mau memberikannya, maka Allah punya cara sendiri untuk mengambil hak orang lain tersebut dengan cara-Nya sendiri.

Semoga kita tergolong orang yang mau dan mampu menunaikan hak orang lain sebagaimana ketentuan yang ditetapkan. Rawatlah rejeki yang kita terima dengan cara sebagaimana diatur dalam ketentuan Allah, maka niscaya rejeki kita akan berkah buat semua. Aamiin YRA. **
Share:

Elit Politik Nasional Jangan Membuat Kegaduhan Politik


Duta Nusantara Merdeka |

Oleh :
Hendrik Yance Udam 
Ketua Umum Gerakan Rakyat Cinta Indonesia

Atmosfir politik tanah air menjelang pegumuman rekaputulasi suara pemenang presiden dan wakil presiden priode 2019 – 2024 akan di umumkan  oleh Komisi Pemilihan Umum ( KPU ) pada tanggal 22 Mei 2019 sesuai dengan jadwal yang telah di tetapkan  oleh  penyelengara pemilu.

Klaim  mengklaim, dukung mendukung masing-masing tim sukses dalam pemilihan presiden dan wakil Presiden Republik Indonesia turut mewarnai dinamika tensi politik menjelang hari penetapan, dimana saling memfitnah dan menuduh dalam percaturan politik pilres masing masing kandidat  timsuksesnya adalah merupakan  hal yang biasa dalam dinamika politik kekinian demokrasi saat ini.

Isu people power  yang di hembuskan oleh kelompok calon presiden nomor urat dua yaitu Jendral TNI Purn Prabowo Subianto dan  Calon Wakil Presiden Sandiaga Sohaludin Uno cukup masif bergerak  sehingga isu tersebut membuat ketakutan ketakutan politik di tengah tengah masyarakat akar rumput serta ketegagan politik di antara para elit elit politik   nasional tanah air, apakah pada saat pengumuman hasil pilres 2019  akan ada kekacawan kekacawan politik atau konflik horisontal sesama anak bangsa yangg sama sama mempertahankan ego politiknya  masing masing.

Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah asset terbesar bangsa Indonesia yang harus dijaga.  Sistem Demokrasi dalam perebutan kekuasaan dan perpolitikan harus tidak merusak persatuan dan kesatuan  sesama anak bangsa Indonesia dan keutuhan NKRI serta tetap dalam koridor konstitusi UUD 1945 dan Pancasila. 

Namun pada perpolitikan sekarang ini  telah banyak berkembang kearah perpecahan dengan membangun sentimen-sentimen SARA (Suku, Agama, Ras dan Antar Golongan). Politik identitas yang dimainkan menjadi bola salju yang siap mengelinding memporak-porandakan NKRI. Jika dibiarkan, tidak mustahil Indonesia bisa chaos.

Gerakan People Power yang dikumandangkan oleh elit politik paska pencoblosan tanggal 17 April kemarin merupakan hal sangat berbahaya. Massa yang terbentuk secara ideologis dan begitu masif, terstruktur dan sistematisnya isu-isu sentimen SARA serta fitnah/hoax pada saat pemilu,  seperti api dalam sekam. Sewaktu-waktu bisa meledak dan membakar NKRI  yang adalah merupakan rumah besar kita bersama.

Virus kebencian dan sentimen SARA yang sudah ditaburkan di tegah tegah  masyarakat  butuh antibiotik  atau sebuah solusi strategis yang mempunyai efek untuk menekan atau menghentikannya. 

Pendekatan tidak bisa sekedar ajakan seruan moral atau kompromis politik di tingkat elit. Pemerintah maupun anak-anak bangsa Indonesia yang masih mencintai  NKRI harus hadir untuk menghentikan dan menetralisir virus politik identitas serta mencegah terjadinya gerakan people power.

Tujuan aksi people power yang di hembuskan oleh calon presiden nomor urat dua yaitu Jendral TNI Purn Prabowo Subianto dan  Calon Wakil Presiden Sandiaga Sohaludin Uno yaitu ingin melakukan protes  di depan kantor KPU RI  dan Bawaslu RI kalau seandainya KPU RI memenangkan pasangan  calon presiden  nomor urut satu yaitu Ir Joko widodo dan Calon wakil Presiden  Prof DR Kyai Maruf amin .

Maka, Isu People power di gerakan untuk melegitismi KPU bhawa telah terjadi kecurangan yang sistimmatis serta masif di lakukan oleh  perangkat penyelengara pemilu dalam hal ini KPU ,  bawah  KPU serta perangkat penyelengara pemilu  di duga berpihak kepada calon presiden petahana   nomor urut satu yaitu Ir Jokowidodo dan Calon wakil Presiden Prof DR  Kyai Maruf Amin serta tidak netral dalam pemilihan umum presiden dan wakil presiden 2019.

Isu people power adalah merupakan isu yang diduga di sebarkan untuk menjatuhkan pemerintahan yang sah, sebab ada kekuatiran kekuatiran masyarakat bawah isu people power sudah di tungangi oleh kelompok kelopok yang anti pancasila atau gerakan gerakan radikal lainya yang bersembunyi di balik isu people power guna membuat kegaduan politik tanah air

Untuk menangapi isu  people power yang lagi hangat di sebut sebut maka , elit - elit poltik nasional yang ada jangan lagi mengeluarkan stetmen stemen yang dapat membuat kegaduan kegaduan politik di tegah tegah masyarakat  namun stetemen yang di keluarkan harus sejuk serta memberikan solusi strategsi dalam menyelesaikan persoalan bangsa.

Dalam menyelesaikan persolan bangsa  jangan kita  menyelesaikanya di medan pertempuran , anak bangsa di adu domba saling bertikai satu sama lain,namun kita harus menyelesaikannya dengan budaya bangsa kita yaitu musyawara dan muwakat atau dengan mengunakan cara cara diplomasi yang elegan serta profesional.

Kita tidak bisa menyelesaikannya degan kekerasan sebab kekerasan kekerasan yang ada tidak dapat menyelesaikan persoalan bangsa namun  akan melahirkan kekerasan baru lagi  dan membuat kehidupan demokrasi kita semakin rumit,dan merusak tantanan pemerintahan dan politik bangsa kita.

Elit - elit politik nasional kita jangan saling ancam mengancam, hujat menghujat  saling berbalas pantun di media, namun harus duduk bersama sama sebagai keluarga besar NKRI  untuk dapat mencari solusi stratgis dalam menyelesaiakan persoalan tersebut.

Kita berikan kepercayaan kepada aparat TNI  dan Polri  untuk mejalankan tugasnya sebagai aparat penegak hukum penjaga NKRI, biarlah hukum akan menyelesaikannya dengan caranya sesuai dengan udang undang yang berlaku, karena negara kita ini adalah merupakan negara hukum, siapapun dia  yang bersalah harus di hukum sesuai dengan perbuatanya.

Jangan buat bangsa ini rusak dan rakyatnya menjadi susah, karena perbedaan perbedaan politik, golongan dan kelompok. dan  janga karena kursi jabatan presiden dan wakil presiden   sehingg membuat NKRI  ini bubar di dalam peta bumi. Di karenakan Elit –Elit poltik tanah air  tidak bersatu dan saling   mengancam untuk demi kepentingan kelompoknya dan golongan yang ada

Elit - elit poltik bangsa ini harus dewasa dan matang dalam bertindak dan bertutur kata sehingga tidak ada kegaduan kegaduan politik yang terjadi dalam bangsa ini , kita sesama anak bangsa harus bersatu menjaga keutuhan NKRI dari perpecahan. 

Belajar tentang sejarah kelam politik  bangsa kita yang begitu memilukan hati tersayat sembilu di karenakan perbedaan politik membuat rakyatnya sendiri yang tak berdosa mati di tangan  saudara suadaranya sendiri  sebangsa dan se tanah air,darah mereka tercurah membasi ibu pertiwi, cukup lah sudah cukuplah sudah sejarah kelam bangsa kita yang begitu pedih  dan memilukan hati  jangan ter ulang kembali di jaman sekarang ini  dan jangan pula membuat ibu pertiwi  menagis lagi, bangsa kita berduka cita atas kematian anak bangsa yang tak berdosa  Semoga TUHAN MEMBERKATI  NKRI. **
Share:

Menelanjangi Makna Dari Mencerdaskan Kehidupan Bangsa


Duta Nusantara Merdeka |
Kalimat "mencerdaskan kehidupan bangsa merupakan amanah dari para pendiri bangsa yang di tuangkan kedalam UUD 1945 alinea ke 4.

Konotasi "mencerdaskan kehidupan bangsa" menggambarkan sebuah cita cita serta harapan negara dalam upaya mendistribusikan pendidikan ke seluruh rakyat indonesia agar tercapainya kehidupan berbangsa dan bernegara yg hikmat dalam kecerdasan!! 

Upaya ini di perkuat lagi pada UUD pasal 31 ayat 1&2  bahwa setiap warga negara berHak mendapatkan pendidikan dasar dan negara wajib membiayainya. 

Gagasanya ini cukuplah jelas bahwa negara dan pemerintah menjamin setiap warga negaranya untuk mendapatkan pendidikan. 

Seluruh harapan dan cita cita itu sungguh nikmat di baca terlebih sembari di khayalkan. 

Iyaaa.. Namun Apakah seluruh harapan tersebut hanya akan menjadi khayalan semata? 

Benar..
Harapan itu hanya akan terus menjadi khayalan jika para generasi penerus bangsa ini hanya sibuk dengan chat di Whatssapp nya dan melupa kepada Aksara-aksara di Bukunya. 

Harapan itu akan sia - sia jika kita terus mengembangbiakan penyakit modernisasi yang mellanda para generasi bangsa ini!  

"Pikiran kita di geser menuju pasar & meninggalkan perpustakaan" Sungguh tamparan menyakitkan yang tidak kita sadari! 

Inilah hegemoni, inilah pengendalian pikiran tanpa kita sadari! "globalisasi dan modernisasi membunuh idealismu guna mencapai birahimu"

Dari segala hiruk-pikuk kekacauan ini, kita akan semakin sulit mendeteksi hakikat dari "Mencerdaskan Kehiddupan Bangsa"

Bagaimana tidak!  Kita menggunakan alat & sistem negara lain untuk menata kehidupan negara Kita dalam segala aspek mulai dari hukum hingga pada sistem pendidikan!  Kemudian dari sini bobroknya lagi,  kita mengharap dan meyakini bahwa ini meruapakn cara yang pantas dan suci.

Mimikri dan model adopsitas yang tinggi!  Adalah warisan kolonial. Imbasnya negara ini akan selalu menganggap negara luar selalu superior di mata kita, dan negara kita akan selalu mengekor dan mengikuti negara lain .

Hegemoni lainya dalam sistem pendidikan adalah standarisasi, jika negara kita tak mencapai standarisasi pendidikan golbal maka kita akan di cap sebagai negara yg primitif dalam berPendidikan.

Acapkali problem ini menghantui kita, negara ini menjadi takut lalu membuat negara ini bersembunyi di balik Ketiak negara lain. 

Sungguh menyedihkan sebenarnya.. 
"Standarisasi serta komersialisasi pendidikan meruapakan penjara kebebasan"

Standarisasi,komersialisasi pendidikan menganggap para penempuh pendidikan sebagai ladang bisnis dan pasar baru, 
logika pendidikan di tabrakan dengan logika ekonomi!  Memberikan banyak celah guna mengkomersialisasikan pendidikan! 

Berangkat dari sinilah lahirnya kejahatan berpikir terkait MAHALNYA PENDIDIKAN. 

Penulis : MUHAMMAD FADEL ZEIN HAILI
Direktur FILODEMO Institute
Share:

Trend Evolusi Manusia Masa Depan Berbasis Neurosains


Trend Evolusi Manusia Masa Depan Berbasis Neurosains

Oleh : Dede Farhan Aulawi (Pemerhati Neurosains)

Duta Nusantara Merdeka |
Ketika berbicara tentang teori evolusi manusia, otak kita cenderung langsung melompat kepada teori evolusi yang disampaikan oleh Darwin. Begitulah otak bekerja yang telah merekam milyaran data yang sudah direkamnya melalui input pendengaran dan penglihatan. Sudah sejak dibangku sekolah, teori evolusi darwin dikenalkan oleh para guru melalui buku – buku sejarah atau biologi. Ada sebagian manusia di muka bumi ini yang percaya dengan teori evolusi Darwin, dan banyak juga yang tidak percaya bahkan menentangnya.

Pertanyaan pentingnya adalah apakah tubuh manusia sampai saat ini masih terus mengalami evolusi ? Mungkin banyak yang tidak tahu bahwa dalam 150 tahun terakhir ini, tinggi rata-rata manusia naik 10 centimeter.

Coba perhatikan anak – anak saat ini memiliki kecenderungan lebih tinggi dibanding orang tuanya. Sebagian berpendapat karena faktor gizi makanan yang diterima oleh anak – anak sekarang jauh lebih tinggi daripada orang tuanya dulu.

Mungkin banyak yang belum tahu bahwa saat ini ilmuwan dari University of Oregon sedang dan terus melakukan penelitian tentang mata bionik untuk membantu penglihatan orang –orang yang tunanetra. Termasuk penelitian mata buatan yang bisa bekerja seperti kacamata penglihatan malam (night vision goggle) atau x-ray. Jika ini sudahberhasil, maka ini merupakan penggalan dari sejarah evolusi manusia di era modern ini.

Begitupun dengan perkembangan teknologi pendengaran yang tidak sekedar memfasilitasi agar para tunarungu bisa mendengar saja, tetapi juga berkembang agar telinga kita mampu untuk mendeteksi suara dari jarak jauh dan menyaring suara agar bisa digunakan untuk mendengar hal – hal yang spesifik. 

Menurut Matan Shelomi seorang pakar Organismic dan Evolutionary Biologist, mengatakan bahwa otak manusia yang semakin kecil ukurannya, tidak membuat manusia makin bodoh melainkan makin efisien dalam bekerja.

Ia juga akan semakin resisten terhadap penyakit karena munculnya gen – gen masa depan. Begitupun dengan ukuran mulut manusia yang cenderung semakin mengecil. 35 persen populasi manusia saat ini tidak lagi memiliki gigi bungsu.

Teknologi genetik Clustered Regularly Interspaced Short Palindromic Repeats (CRISPR) memungkinkan manusia untuk mengendalikan gen dan DNA pada titik di mana manusia bisa kebal terhadap penyakit atau menghentikan penuaan. 

Pendiri SpaceX dan Tesla, Elon Musk menawarkan teknologi yang memungkinkan  manusia untuk memindahkan kesadaran mereka ke dalam komputer agar manusia bebas dari belenggu fisik dan mampu hidup di dalam sistem komputer.

Oleh karenanya dia mengembangkan neuralink sebagai alat yang bisa diimplan ke otak manusia, agar manusia bisa bergabung dan menyesuaikan kesadarannya dengan perangkat lunak sebagai usaha pengembangan kecerdasan buatan. Dimana manusia bisa secara langsung menggunakan kesadaran dan otaknya untuk bisa bekerja seperti komputer. Memadukan tubuh biologis dengan teknologi komputer di masa depan. 

Di masa depan, bisa diprediksi bahwa otak manusia akan lebih cepat, lebih pintar, dan lebih efektif dalam berpikir. Begitulah lompatan teknologi yang terus bereksplorasi dengan super cepat akan berdampak pada evolusi manusia yang penuh perubahan.

Mungkinkan manusia – manusia Mutan atau Avenger seperti dalam film – film akan lahir nyata di kemudian hari ? Konon imajinasi fikiran selalu mendahului dan mendorong teknologi untuk mewujudkannya.

Ataukah lompatan penemuan teknologi – teknologi baru itu sendiri yang melahirkan imajinasi tanpa batas akan lahirnya manusia masa depan dengan peradaban baru. Dimanakah kita berdiri saat ini, untuk melihat peradaban evolutif masa depan ?



----------------------------------------------------------













Kami Menerima Tulisan, Artikel, Opini, Berita, Puisi, Cerpen Untuk Dapat Diterbitkan di dutanusantaramerdeka.com Silahkan Kirim melalui Email dutanusantaramerdeka@yahoo.co.id 
Share:

OPINI ~ Berkembangnya Pola Fikir Transaksional


Duta Nusantara Merdeka |
Bekerja dengan niat yang tulus dan dilaksanakan secara ikhlas, nampaknya menjadi barang langka di negeri ini. Tentu bukan tidak ada, tapi banyak yang berfikir pragmatis bahwa ketika seseorang berbuat sesuatu pasti ada yang dimau. Kalau ada orang yang memberi sesuatu, pasti akan meminta sesuatu, maka munculah idiom praktis yang berbunyi, “Tidak ada makan siang yang gratis”. Apakah semua orang selalu berfikir demikian ? Pasti tidak karena saya yakin masih banyak yang berfikir dan bekerja dengan ikhlas.

Satu atau dua hari menjelang pemilihan legislatif 17 April yang lalu, ada sesuatu yang menggelitik di handphone saya. Lebih dari 30 sms/ whatsapp yang masuk bertanya, “ Pak Dede ikut pemilu ? Dari partai mana dan no berapa ? biar saya dan keluarga saya coblos ? bahkan akan saya kerahkan temen – temen saya untuk mendukung pak Dede”. Begitu kira – kira isinya, meskipun kalimatnya tidak sama persis tetapi maksudnya kurang lebih seperti itu.

Menerima rentetan pertanyaan yang hampir senada tersebut, saya jawab bahwa saya berterima kasih atas kepercayaan dan dukungannya, namun mohon maaf karena saya tidak ikut – ikutan mendaftarkan diri sebagai caleg, karena tidak diperbolehkan oleh aturan. Saya diangkat, dilantik dan disumpah dibawah al Qur’an, dimana intinya akan mengikuti aturan dengan selurus – lurusnya. Oleh karena itu saya hanya berusaha untuk mentaati aturan sebagaimana sumpah yang pernah saya ucapkan.

Lalu saya mencoba untuk bertanya kepada yang bersangkutan, “kenapa bertanya begitu pada saya ?’. dia mengatakan bahwa, “Saya mengetahui bahwa Pak Dede banyak melakukan aktivitas sosial di tengah masyarakat. Berbagai pelatihan diberikan secara gratis, bahkan banyak organisasi yang meminta pembinaan, pengarahan dan pencerahan selalu disanggupi dengan penuh tanggung jawab. Oleh karena itu, mungkin semua dilakukan pak Dede karena mau ikut mencalonkan diri dalam pemilihan legislatif kali ini ?”. 

Sebuah jawaban polos yang terlontar secara spontan dan sangat menhentak nurani saya. Apakah semua orang yang melakukan aktivitas sosial selalu berorientasi pada kedudukan atau jabatan ? Saya tidak menyalahkan orang yang bertanya atau yang punya pendapat, karena semua pendapat itu syah – syah saja tentunya. Namun demikian, yang terbersit dalam fikiran saya adalah seberapa banyak orang yang memiliki fikiran bahwa ketika orang berbuat “baik” pasti ada maunya. Ketika orang lain memberi, pasti ada yang mau ia pinta. Mungkinkah ini salah satu efek negatif dari sistem politik transaksional yang masih marak di tengah masyarakat kita, sehingga segala sesuatu pasti ada nilai transaksinya.

Lebih lanjut penanya memberi penjelasan bahwa ia bertanya begitu, karena menjelang pemilu banyak orang yang mendadak “baik”, “alim” dan “berhati mulia”, katanya. Lihat saja dari cara berpakaian saja banyak yang pura – pura santun dan religius. Simbol – simbol religiusitas digunakan, seperti menggunakan kopiah atau jilbab, padahal sehari – harinya tidak pakai kopiah atau jilbab. Pesantrean dan ulama atau tokoh agama banyak dikunjungi untuk memperoleh dukungan dan restu, padahal sehari – harinya dinilai sangat jauh dari nilai – nilai pesantren. Orang miskin dirangkul, orang tua disuapi, dan berbagai foto kepedulian lainnya pada si miskin. Padahal kalau sudah jadi mana ingat sama mereka. Lihat saja pada saat masyarakat kena musibah banjir misalnya, berapa banyak anggota legislatif yang peduli ? yang datang merangkul ? yang datang menyuapi ? mana kepedulian yang selama kampanye sering mereka tunjukkan ?

Jika dahulu orang yang terpilih dan dipercaya menerma amanat itu menangis, karena takut tidak bisa melaksanakan amanat dengan baik. Tapi kini tidak sedikit orang berebut untuk mendapatkan kepercayaan dan amanah dengan segala cara, bila perlu “membeli amanah” dengan uang yang dimilikinya. Ada yang salah dengan “jual beli amanah” selama ini, sehingga pola fikir transaksional terus berkembang.

Di tengah miskinnya kepedulian terhadap kehidupan sosial, harus ada yang berusaha untuk menjadi penggerak kepedulian dan pelopor tertib sosial di tengah masyarakat. Pengangguran dan kemiskinan tidak bisa diselesaikan dengan seminar – seminar di hotel mewah, tetapi harus ada kegiatan konkrit untuk meningkatkan keterampilan sesuai dengan minat dan bakatnya.

Bagi mereka yang memiliki harta, silakan beramal sosial dengan hartanya. Bagi mereka yang tidak memiliki harta, tetapi memiliki ilmu maka silakan beramal sosial dengan ilmunya. Tetapi jika harta dan ilmu tidak punya, maka setiap orang masih bisa beramal sosial dengan tenaganya. Jadi kalau benar kita mencintai bangsa dan negeri ini, beramal sosiallah dengan apa yang kita miliki. Jangan pernah berfikir untuk menumpuk kekayaan dengan menguras tenaga kaum miskin dan mengeksploitasi sumber daya alam dengan penuh keserakahan.

Ingatlah bahwa dari apapun yang kita miliki, ada sebagian milik orang lain. Berikanlah kepada mereka yang berhak, sebelum Tuhan mengambilnya dengan cara yang Tuhan kehendaki. Semoga kita menjadi bagian dari warga negara yang bisa menunaikan amanah, hak dan kewajiban secara seimbang dan sesuai dengan aturan. **

Penulis : Dede Farhan Aulawi 
Pengamat Sosial

Share:

KIRIM BERITA SILAHKAN KLIK

KIRIM BERITA ANDA KESINI! Merasa Terbantu Dengan Publikasi ? Ayo Traktir Kopi Untuk Admin Dengan Cara Berbagai Donasi. Terimakasih :)



BREAKING NEWS

~||~ KPU Tetapkan Pasangan Prabowo Subianto & Gibran Rakabuming Raka Menjadi Presiden Terpilih ~||~ Kampung Rakyat Indonesia Siap Sukseskan PILKADA Serentak Tahun 2024 ~||~ Hak Angket Kian Redup ~||~ Pasangan Capres & Cawapres Anies Baswedan - Muhaimin Iskandar dan Pasangan Ganjar Pranowo - Mahfud MD Resmi Layangkan Gugatan Hasil Pilpres Ke Mahkamah Konstitusi ~||~ #PEMILUDAMAI ~||~

Kilas Balik Bung Karno

Kilas Balik Bung Karno - Makna Proklamasi

Ir. Soekarno (Sang Proklamator) Setiap Tahun kita Memperingati Hari Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia, Maka kita tidak bisa t...

Like Fanpage

Follow In Twitter

Breaking News

IKUTI KAMI


loading...

NONTON VIDEO DAPAT DUIT

10 Berita Populer

IKLAN

IKLAN
Ingin Pasang Iklan hubungi Kami di 0812 6582 534

Label

(SAS) #2019GantiPresiden Accounting Aceh Aceh Timur Adat Istiadat Advokat AFF Agama Agraria AIDS Air Aisyiyah Aksara Aksi Aksi Sosial Aktivis Aktivitis Al Washliyah Album Amien Rais Anak Anak Yatim Anarkis Angkatan Darat Anies Baswedan Animal Anti Korupsi Arisan Artikel Artis Arus Mudik Asahan Asian Games ASN Asuransi Asusila Atlet Award Bacaleg Bachtiar Ahmad Sibarani Baksos Bakti Sosial Balap Liar Banda Aceh Bandar Lampung Bandara Bandung Banjir BANK Bank Sumut Bansos Banten Bantuan Sosial Bapenas Bappenas Basarnas Batubara Bawang Putih Bawaslu Bayi Bazar BBM Bea Cukai Beasiswa Begal Bekraf Beladiri Belanja Bencana Bencana Alam Beras Berita Bhabinkamtibmas Bhayangkara Bhayangkari Bioskop Bisnis BKPRMI BM PAN BNI BNN BNPT Bobby Nasution Bom Bunuh Diri Boomerang BPBD BPJS BPN BPOM BRI Brimob Buka lapak Bukit Asam Buku Bulog BUMN Bung Karno Bupati Bursa saham Bursasaham Buruh Bus Caleg Capital market CCTV Cerpen Cianjur Cikampek Citilink conference Cosplayer Covid-19 Covid-19 Satgas Covid19 Cuaca Cuci Tangan Curanmor Cyber Daerah Dakwah Dance Debat Presiden Debt Collector Dede Farhan Aulawi Deklarasi Deli Serdang Demonstrasi Densus 88 Desa Dewan Pengawas Dewata Sakti Dharma Pertiwi Dialog Digital Diklat Dinas Perhubungan Dirgahayu HUT RI Disiplin Diskusi Dongeng Donor Darah DPD RI DPR Duka Cita E-Money Effendi Simbolon Ekonom Ekonomi Ekspor Impor Electronics Elektronik Emas Empat Pilar Entertainment Es cream ESDM event Fashion Festival FIFA Film Film Horor Film seri Anak Fintech FISIP Flores Timur Formasi Formula E Forum Furniture Futsal G30S/PKI GAAS Games Ganja Ganjar Ganjil Genap Garut Gebyar Kemerdekaan Gempa Geng Motor Genppari Gereja Gibran Gizi Buruk Go Pay Go-Jek Gojek Golkar Gotong Royong Grab Gubernur Guru Besar Gym Haedar Nasir ham HANI Harbolnas Hari Ibu Hewan Hiburan HIV HMI Hoax Hotel Hp Hukum Humas Humbahas HUT HUT Bhayangkara HUT RI HUT TNI Hutan Ibadah Ibadah Haji Ibu Negara Idul Adha Idul Fitri IKLAN Imlek IMM Indonesia Industri inflasi Informasi Infrastruktur Inspektorat Inspirasi Internasional Internet Intoleran Investor IPK IPM IPPI Islam IWAPI Jakarta Jakarta Barat Jakarta Pusat Jalan Jambore Nasional Jawa Tengah Jawa Timur Jayapura Jokowi Juara Jum'at Barokah Jumanji Jumat Jumat Berkah Jurnalis Kaliber Kampanye Kampung Rakyat Indonesia Kampus Kamtibmas Kapolda Kapoldasu Kapolri Kapolsek Kapolsek Kepolisian Karaoke Karhutla Karya Tulis Kasus KDRT Keadilan Keagamaan Keamanan Kebakaran Kebangsaan Kebersihan Kebudayaan Kebun Kecantikan Kecelakaan Kedokteran Kegiatan Kegiatan seminar Kehutanan Kejahatan Kejaksaan Kejuaraan Kejurnas Kekerasan Kelestarian Alam Keluarga Kemalingan Kemanusiaan Kemenag Kemenaker Kemendag Kemendagri Kemendesa Kemendikbud Kemenhub Kemeninfo Kemenkes Kemenkeu Kemenko Kemenkumham Kemenlu KEMENPAN-RB Kemenparekraf Kemenperin Kemenpora kemenristek Kemensos Kementan Kemiskinan Kendaraan Dinas Kepala Daerah Kepedulian keperdulian Kepolisian Kerajaan Kereta Api kerja Paksa Kerjasama Kesehatan Kesejahteraan Keselamatan Kesenian Ketahanan Pangan Ketenagakerjaan Keuangan Khilafahtul Muslimin Kilas Balik Bung Karno Kivlan Zen KKP KNPI Kohati kompetisi Kompolnas Komputer Komunitas kon Konferensi KONI Konsumen Koperasi Kopermasu Kopi Kopi Pagi Korupsi Kota Medan KPK KPR KPU Kriminal KRYD KSAD Kudeta Kuliner Kunjungan Kerja Kutai Kartanegara Labuhan Batu Lahan Lakalantas Laksi Lalu Lintas Lampung Langka Langkat Lapas Launching Launching Album Launching Aplikasi Launching Buku LAZISMU Lebaran Legislatif Lembaga LGBT Lifestyle Lingkungan Lingkungan Hidup LIPPI Listrik Lock Down Lomba lomba lari London LPPI LPS LSM Lukas Enembe Madina Mahasiswa Mahkamah Agung Mainan anak Majalengka Makanan Jepang Makassar Makkasar Mall Maluku Market Outlook Masjid Masker Mata Uang Maulid Nabi Mayday MDMC Medan Denai Media Media Sosial Megapolitan Menag Mendag Mendagri Menembak Menteri Menteri Perdagangan millenial Minuman Keras Minuman sehat Minyak Goreng Minyak Makan Miras Mobil MOI Motivasi MoU MPR MPR RI Mudik Muhammadiyah Muharram MUI Munas Musibah Musik Musyawarah Musywil Narkoba Narkotika NasDem Nasional Natal Natal & Tahun Baru New Normal NII NKRI NU ODGJ Office Ojek Online Ojol Olah Raga Olahraga Ombusman Omicron Online Operasi Patuh Operasi Yustisi Opini Organisasi Ormas Otomotif P Padang Padangsidimpuan Pagelaran Pahlawan Pajak Pakta Integritas Palestina Pameran PAN Pancasila Papua Parawisata Pariwisata Partai Demokrat Partai Politik Partai UKM Partai Ummat Pasar Pasar modal Pasar Murah Pasar Tradisional Paspampres Patroli PC PDI Perjuangan PDIP Perjuangan pe Pedagang Pegadaian Pelajar Pelajar Islam Indonesia Pelantikan Pelatihan Pelayanan Publik Pelecehan seks Pelukis Peluncuran Pemadam Kebakaran Pemalakan Pembangunan Pembayaran Elektronik Pembunuhan pemerasan Pemerintah Pemerintahan Pemerkosaan Pemilu Pemuda Pemuda Melati Indonesia Pemuda Muhammadiyah Pemuka Agama pen Penandatanganan Pencabulan Pencemaran Nama Baik Penculikan Pencurian Pendataan Pendidikan Penelitian Penembakan Penerbangan Penertiban Pengabdian Pengadilan Pengadilan Negeri Pengajian Pengamanan Pengamat Penganiayaan Pengawasan Pengetahuan Penggelapan Penghargaan Penghijauan Pengusaha Penipuan Penistaan Agama Penulis Penyakit Penyandang Disabilitas Penyuluhan Perampasan Perayaan Perbankan Percut Sei Tuan Perdagangan Perekonomian Perempuan & Anak Peresmian Pergaulan Perhubungan Perikanan Peristiwa Perjanjian Perjudian Perkawinan Perlombaan Permainan Perpajakan Pers Pertamina Pertanahan Pertanian Perusahaan Pesawat Terbang PET Pileg Pilkada PIlkades Pilpres Pin Pinjam meminjam uang Pinjaman Online PKL PKS PMI Polairud Polantas Polisi Cilik Politik POLRI Polwan Pondok Pesantren Ponpes Pornografi Posko Ummat PPKM PPWI Pra Kerja Prabowo Pramuka Praperadilan Prawita Genppari Premanisme Presiden Prestasi Primbon Politik Prokes promo Property Prostitusi Protokol Kesehatan PSI PSSI Public Expose Publik expose Puisi Pungli PUPR Pusat Perbelanjaan Puskesmas PWI Qurban Radikalisme Rafdinal Ragam Rakernas Rakor Ramadhan Reksadana Rektor Relawan Relawan Jokowi Religi Remisi Rentan Renungan resa Restoran Reuni 212 Revolusi Mental Reward RKUHP Robot Ruang Guru Rumah Rumah sakit Rups Rusia RUU Saber Pungli Sabu Sahabat Anak Salon Samosir Samsat Samsung Sanitasi air.Lingkungan hidup Santri SAR Satlantas Satpol PP Satwa Sejarah Sekolah Sembako Seminar Sengketa Seniman Senjata Senjata Api Sepak Bola Separatis Sepeda Sepeda sehat Serdang Bedagai Sertifikat Sertijab sho Sigli Silaturahim Silaturahim. KUYAI Kartanegara Silaturahmi Silaturrahim SIM Simalungun Simpan Pinjam Simulasi Smartphone Soekarno Solar Somasi Sosial Sosialisasi Startup Stasiun STOP PRES...!!! Studi Ilmiah Stunting Suku bunga Sulawesi Selatan Sumatera Barat Sumatera Utara Sumpah Jabatan Sumut Sungai Superstore Suplemen Surabaya Surat Terbuka Suriyono Adi Susanto Suriyono Adi Susanto {SAS) Survei Survey susu Swab Antigen Syafi'i Ma'arif Syariah Syawal Takjil Tali Kasih Talkshow Tanjung Balai Tantama Tapanuli Tengah Tawuran Teknologi Teror Terorisme Tes Urine Tiket Tilang Tips Tjahyo Kumolo TNI TNI AU TNI-Polri Tokoh Tokoh Agama Tokoh Masyarakat Tol Toys Kingdom ToysKingdom Tragedi Transportasi Trend Rambut True Money Uang Uang Palsu UIN Ujaran Kebencian UKM Ukraina Ulama UMJ umkm UMSU Undang-Undang UNIMED UniPin Universitas Unjuk Rasa Upacara Usaha Rakyat UU Cipta Kerja UU ITE UUD 1945 Vaksinasi Vaksinasi booster Valentine Day Verifikasi Viral Virus Corona Walikota Wanita Wapres Wartawan Webinar Wirausaha Wisata WNA Workshop Yogyakarta Zulkifli Hasan

Arsip Berita

IKLAN

IKLAN

IKUTI BERITA VIDEO KAMI DI YOUTUBE

POS PETIR

VIRUS COVID-19

Wabah Virus Corona (Covid-19) Sudah Menyerang Indonesia, Setiap Hari Korban Semakin Bertambah Sampai ada yang Meninggal, Rakyat Semakin Cemas dan Khawatir, Bagai Tersambar Petir Mendengar Virus Corona.

HALLO KRING..!!!

12 PAS

PANCASILA UDAH FINAL

Pembahasan RUU Haluan Ideologi Pancasila Banyak Penolakan Dari Berbagai Kalangan Masyarakat, Memang Seharusnya Tidak Usah Dibahas Dan Lebih Baik Dibatalkan. Pancasila Dasar Negara.
Tendangan 12 PAS Dihentikan

SOS

INDONESIA DARURAT NARKOBA

Sudah dijatuhi hukuman mati bahkan sudah ada yang dieksekusi, tapi masih banyak bandar narkoba semakin merajalela, terbukti banyak yang ditangkap petugas Polisi maupun BNN (Badan Narkotika Nasional) tapi belum kapok juga mereka, justru sipir penjara malah terlibat. Kalau sudah darurat begini, hukuman mati jangan berhenti, jalan terus!.

QUO VADIS

Kunjungan Statistik

Online

IKLAN USAHA ANDA


PRO KONTRA VAKSINASI

~> Program Vaksinasi Yang Diluncurkan Pemerintah Mendapat Sorotan Dari Berbagai Masyarakat, sehingga terjadi pro dan kontra

<~ Memang Sebenarnya Harus Jelas Disampaikan, Maksud dan Tujuan Vaksinasi, Karena dilapangan Ada Perbedaan Orang Yang Akan Divaksin dan Yang Tidak Boleh Divaksin, membuat masyarakat Bingung

Link Terkait

close
Banner iklan disini