Satu - Satunya Tampil Beda, Koran Politik Paling Berani Mengkritik Terpanas dan Perang Terhadap Koruptor, Narkoba, Teroris Musuh Rakyat ~~~~~>>>>> Kami Menerima Artikel, Opini, Berita Kegiatan, Iklan Pariwara dapat mengirimkannya melalui email dutanusantaramerdeka@yahoo.co.id
Tampilkan postingan dengan label Opini. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Opini. Tampilkan semua postingan

Peran Strategis Blockchain Inteligence Sebagai Counter Crypto Terorisme


Duta Nusantara Merdeka | 
Seiring dengan terus terjadinya perubahan peradaban di era super digital, dimana salah satunya berkembang penggunaan mata uang digital (cryptocurrency) maka terjadi pergeseran modus dan model kejahatan dari conventional crime ke digital crime.

Tentu tidak berarti conventional crime hilang. Conventional crime kemungkinan besar masih akan tetap ada, akan tetapi jika dilihat dari jumlah kerugian dan resiko, digital crime jauh lebih besar dan sulit untuk dilacak. Tantangan para penyidik atau reserse kepolisian menjadi semakin rumit untuk membuktikan sebuah tindak pidana dengan pendekatan scientific investigation di bidang cryptocurrency ini. Baik menyangkut kesiapan SDM maupun peralatan dan teknologi yang dimiliki.

Data kejahatan di AS akhir – akhir ini menggambarkan pencurian, penipuan, pencucian uang, dan bahkan pendanaan sel-sel teroris ISIS telah menggunakan instrumen cryptocurrency sebagai sarana pembiayaan operasinya.

Para pelaku kejahatan yang terlibat dalam aktivitas terlarang seperti pencucian uang dan pendanaan teroris telah memilih menggunakan cryptocurrency untuk menghindari deteksi aparat penegak hukum atau dinas intelijen. Cointelegraph, sebuah situs web yang dibuat untuk menyajikan data dan informasi cryptocurrency, telah menghitung bahwa kerugian yang terkait dengan kejahatan cryptocurrency dari tahun ke tahun menunjukan trend peningkatan yang sangat signifikan.

Pemerintah Amerika Serikat menggandeng  Blockchain Intelligence Group (BIG) untuk memerangi perusahaan-perusahaan kriminal dan kripto-teroris. BIG inc secara terbuka beroperasi di Kanada CSE : BIGG, dan di Amerika Serikat OTCQB : BBKCF. BIG telah membentuk satu Divisi khusus yang bernama "QLUE" TM sebuah platform teknologi yang dioperasikan untuk menginvestigasi, melacak, dan memantau aktivitas terlarang yang melibatkan cryptocurrency.

Terlebih setelah ditunjuknya Robert Whitaker sebagai Direktur Forensik dan Investigasi BIG Blockchain yang sudah berpengalaman dan merupakan mantan Agen Khusus di Departemen Keamanan Dalam Negeri AS, Penyelidikan Keamanan Dalam Negeri (HSI) - Keuangan Ilegal & Hasil Unit Kejahatan, yang mencakup pengawasan untuk Program Ekonomi Digital Gelap.

Dia memiliki peran dan tanggung jawab pengembangan kebijakan dan strategi di seluruh dunia, termasuk rekrutmen mitra yang sangat profesional. BIG Blockchain Intelligence Group Inc. (“BIG”) telah mengembangkan sebuah mesin pencarian dan analisis agnostik Blockchain yang memungkinkan RegTech, Penegakan Hukum & Instansi Pemerintah untuk melacak dan memantau transaksi mata uang kripto pada tingkat forensik. Produk komersialnya diberi nama BitRank Verified.

Terkait dengan jaringan teroris lokal yang ada di Indonesia saat ini pun tidak menutup kemungkinan adanya model – model pendanaan kegiatan teroris menggunakan instrumen cryptocurrency, mengingat jaringan lokal sudah terhubung dengan jaringan internasional sejak lama. 

Model transfer pembiayaan menggunakan transaksi antar bank dianggap bukan pilihan yang aman karena mudah dilacak dan dideteksi. Jadi untuk mengantisipasi hal ini, Indonesia tidak boleh ketinggalan untuk membentuk satuan khusus yang fokus pada keterampilan Blockchain Inteligence.

Model – model Risk based Thingking atau pemikiran berbasis resiko menjadi salah satu bentuk model pilihan yang relevan dengan keadaan. Artinya setelah mengetahui dalam memprediksi resiko – resiko yang bisa terjadi di masa yang akan datang, maka harus ada langkah – langkah yang dilakukan saat ini agar resiko yang akan terjadi di masa yang akan datang itu menjadi tidak terjadi.

Atau paling tidak bisa diminimalisir sekecil mungkin dengan mengunci ruang gerak dari segala kemungkinan adanya kejahatan berbasis cryptocurrency ini. Termasuk kemungkinan modus – modus tindak pidana pencucian uang lainnya, baik hasil dari penjualan narkoba, korupsi, penjualan senjata ilegal, human trafiicking, illegal fishing dan lain – lain.

Masalah fundamental ini jangan terhenti di kalimat “nice to know” saja, tetapi perlu segera ditindaklanjuti bersama dengan langkah–langkah konkrit untuk mengantisipasinya. Pembentukan tim satuan khusus bisa merupakan gabungan para ahli yang memahami seputar seluk beluk dunia cryptocurrency sebagaimana dilakukan oleh Pemerintah AS.

Bukan soal menjiplak strategi tetapi faktanya memang tidak ada manusia yang sempurna dan serba bisa. Satu sama lain pasti ada plus minusnya, maka dibentuk tim agar satu sama lain bisa saling melengkapi. Mari berfikir bersama untuk memberikan pengabdian yang terindah bagi bangsa dan negara tercinta ini. Jika bukan kita, lalu mau mengandalkan siapa ? Jika bukan sekarang, lalu mau kapan ? **

Penulis : Dede Farhan Aulawi
Share:

OPINI ~ Indonesia Perlu Memiliki Universitas Keamanan


Duta Nusantara Merdeka |

Oleh : Dede Farhan Aulawi

Mensikapi berbagai kompleksitas permasalahan keamanan yang terus berkembang secara dinamis dari waktu ke waktu, maka harus direspon dengan cepat dan sigap oleh Polri. Salah satunya adalah yang berkaitan dengan kualitas SDM-nya, yang tentu akan terkait dengan kawah candra dimukanya insan – insan kepolisian yaitu lembaga pendidikan.

Oleh karena itu secara objektif dipandang perlu agar Polri segera mewujudkan Universitas Keamanan agar bisa menjawab berbagai permasalahan di bidang kemanan.

Ada tiga landasan pemikiran yang melatar belakangi pemikiran ini yaitu (1) Kompleksitas Tantangan tugas Polri, (2) perkembangan teknologi, (3) peningkatan daya cegah dan daya tangkal masyarakat terhadap aneka kejahatan, dan (4) literatur universitas Keamanan di dunia.

Keempat landasan pemikiran yang dimaksud, dapat dijelaskan sebagai berikut bahwa yang pertama Kompleksitas Tantangan tugas Polri dalam menghadapi masalah kejahatanyang saat ini terus berkembang, baik kejahatan konvensional maupun kejahatan non konvensional sehingga tugas Polri ke depan akan semakin berat dan semakin kompleks. 

Bukan saja dipengaruhi masalah domestik, tetapi juga dipengaruhi oleh lingkungan global yang melahirkan kejahatan transnasional, terorisme, pencucian uang, penyelundupan, perdagangan manusia, narkoba, dan lain-lainnya yang satu sama lain seringkali berhubungan dengan dunia internasional.

Sebagai contoh, dulu perpindahan uang antar negara menggunakan instrumen perbankan yang relatif “lebih mudah” untuk dikontrol dan dimonitor. Saat ini dengan lahirnya crypto currency perpindahan uang dari satu ke negara relatif jauh lebih sulit untuk dikontrol dan dimonitor.

Tidak ada satupun otoritas keuangan di dunia yang bisa mengontrolnya, termasuk Pemerintah sekalipun. Bukan hanya di Indonesia, tetapi juga di banyak negara lain, baik itu di AS, China, Eropa dan lain – lain, sehingga melahirkan dimensi persoalan baru yang belum terprediksi sebelumnya.

Kedua memang terkait dengan perkembangan akselerasi teknologi yang tumbuh secara eksponensial. Lompatan – lompatan teknologi sangat dahsyat terutama karena dunia saat ini memasuki apa yang disebut dengan era revolusi industri 4.0 (Revolusi industri generasi keempat), yang berbasis pada internet of things (IoT), artificial intelligence (AI), human-machine interface, teknologi robotic dan sensor sebagai basis sistem otomatisasi, dan lain – lain.

Ketiga perlunya meningkatkan daya cegah dan daya tangkal masyarakat terhadap berbagai modus kejahatan dengan memberi pemahaman ilmu – ilmu yang terkait dengan keamanan ini. Partisipasi masyarakat tentu sangat penting sekali. Mengatasi masalah keamanan harus melibatkan masyarakat melalui berbagai program pencegahan.

Oleh karena itu orientasi universitas kemanan ke depan tidak hanya berorientasi untuk melayani pendidikan internal Polri saja, tetapi juga harus terbuka untuk masyarakat umum agar bisa menimba ilmu di Universitas kemanan ini.

Dan yang terakhir keempat menyangkut bahwa begitu banyak literatur dari belahan dunia lain yang memiliki Universitas Keamanan. Bukan soal ikut – ikutan karena negara lain ada lalu Indonesia juga harus ada, tetapi realitas objektif menunjukan bahwa banyak negara di dunia yang menyadari pentingnya Universitas Keamanan.

Lihat saja di China ada People's Public Security University of China dan National Police University of China. Di AS ada School of Security and Global Studies - American Public University, National Security - University of New Haven, National Security - University of Mount Union. Di australia ada National Security - Australian National University.

Di Korea ada Korean National Police University. Di India ada Sardar Patel University of Police. Di Norwegia ada Norwegian Police University. Di Ukraina ada Kharkiv National University of Internal Affairs, dan di Afrika (Etipia) ada Ethiopian Police University, dan tentu di beberapa negara lainnya.

Dengan demikian merujuk pada 4 landasan berfikir yang rasional dan objektif tersebut, saya sebagai salah seorang Komisioner Kompolnas akan sangat mendukung untuk segera diwujudkannya Universitas Keamanan.

Dimana cikal bakalnya tentunya sudah ada yaitu Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian (PTIK - STIK). Jadi tiggal melakukan transformasi saja dengan pemenuhan segala ketentuan yang dipersyaratkan oleh Pemerintah (Kemenristekdikti). Polri pasti bisa segera mewujudkannya sebagai langkah nyata pengembangan ilmu Kepolisian yang akan dipersembahkan buat nusa dan bangsa. **
Share:

Seni Makrifat di Tengah Modernitas Zaman


Duta Nusantara Merdeka |
Tentu banyak para ahli yang menjelaskan apa itu makrifat, dan biasanya dimulai dengan penjelasan mengenai Syariat, Tariqat, Hakikat dan baru ke Makrifat. Namun pada kesempatan ini saya mencoba langsung membahas makrifatnya. 

Menarik untuk menyimak tulisan Jalal al-Din Rumi mengenai makrifat yang mengatakan, “ First there is knowledge. Then there is asceticism. Then there is knowledge that comes after that asceticism. The ultimate ‘knower’ is worth a hundred thousand ascetics “. Dalam tulisannya ini Rumi menjelaskan bahwa awalnya da pengetahuan. Lalu ada asketisisme. Kemudian ada pengetahuan yang datang setelah asketisisme tersebut “. 

Tentu tidak mudah untuk memahami apa yang disampaikan oleh Rumi sesungguhnya, tentu hanya beliau sendiri yang mmengetahui maksudnya. Tetapi mari kita dekati makna makrifat tersebut secara etimologi maupun terminologi.

Merujuk pada kamus ilmu tasawuf, Makrifat berasal dari kata ‘arafa, yu’rifu, ‘irfan, ma’arifah, yang artinya adalah pengetahuan, pegalaman, atau pengetahuan ilahi. Secara terminologis dalam kamus ilmu tasawuf, Makrifat diartikan sebagai ilmu yang tidak menerima keraguan atau pengetahuan. Selain itu, Makrifat dapat pula berarti pengetahuan rahasia hakikat agama, yaitu ilmu yang lebih tinggi daripada ilmu yang didapat oleh orang-orang pada umumnya.

Terminologi makrifat ini, pertama kalinya disampaikan oleh Dzu al-Nun al-Misri. Dimana beliau membuat klasifikasi makrifat ke dalam tiga jenis, yaitu (1) makrifat kalangan orang awam (orang banyak pada umumnya), tauhid melalui syahadat, (2) makrifat kalangan ulama dan para filsuf yang memikirkan dan merenungkan fenomena  alam ini, mereka mengetahui Allah melalui tanda-tanda atau dalil-dalil pemikiran, (3) makrifat kalangan para wali dan orang-orang suci yang mengenal Allah berdasarkan pengalaman kesufian mereka. Inilah makrifat hakiki dan tertinggi dalam tasawuf. 

Menurut para sufi, makrifat ini sangat terkait dengan keterbukaan mata batin, yang memungkinkan melihat Tuhan melalui kebenaran sabda – sabdanya. Keterbukaan mata batin sangat terkait erat dengan kesucian batin itu sendiri, yang dilalui melalui proses yang tidak mudah. 

Pertanyaan berikutnya adalah bagaimana menerapkan seni makrifat ini dalam konteks kekinian yaitu suatu era atau peradaban yang super modern ? Apakah masih dianggap relevan membicarakan makrifat dalam era digital, blockchain atau revolusi industri 4.0 seperti saat ini ?

Justru di sinilah kunci makrifat sesungguhnya, dimana menerapkan tehnologi dan modernitas tanpa diimbangi kesantunan dalam makrifat bisa menimbulkan kegersangan bathiniah. Secara materi mungkin saja banyak yang diperoleh dan dimiliki, tetapi hakikat kebahagiaan dan ketenangan hidupnya semakin jauh.

Lalu jika dikaitkan dalam konteks kinerja pegawai misalnya, orang – orang yang memahami dan mendalami makrifat akan menjauhkan hati dan fikirannya dari rasa iri, dendam, fitnah, cemburu jabatan dan lain – lain yang sering dibahas dalam political office. Hidupnya akan lurus dan tenang, karena memiliki keyakinan apapun yang diusahakan jika Tuhan belum mengijinkan tetap saja tidak akan ia dapatkan. Dan sebaliknya jika Tuhan sudah mengijinkan untuk memberi amanat yang harus diemban maka pangkat dan jabatan itu akan bisa didapatkan. Tapi juga jangan dipersepsikan pasrah tanpa gairah. 

Orang – orang yang makrifat itu kerjanya bagus dan sangat produktif menggunakan waktunya, bahkan seringkali bekerja melebihi panggilan tugas. Semua ia lakukan secara ikhlas, sungguh – sungguh dan penuh rasa tanggung jawab. Dan semua yang ia kerjakan itu tidak semata – mata karena menginginkan penilaian manusia yang dikonversi dalam bentuk pangkat atau jabatan. Semua didedikasikan semata – mata untuk mencari ridlo Allah. Bekerja dengan baik karena ingin memmbawa nafkah buat keluarga tersayang yang jauh dari paparan nafas haram dan subhat.

Keimanan dan ketaqwaannya pada alloh berharap agar hasil keringat kerjanya menjadi rejeki yang halal dan penuh barokah. Ia tidak silau dengan gemerlap dunia yang sering melalaikan manusia dari beribadah pada Allah. Bekerja dengan sungguh – sungguh tapi ia juga tidak melalaikan kewajiban vertikalnya kepada Allah. Inilah sebenarnya sosok – sosok pegawai yang kontekstual dan sesuai dengan segala zaman. Jadi jika ingin pegawai, karyawan, anggota atau staf kita bisa bekerja dengan baik dan produktif, maka perkenalkan konsep makrifat itu kepada seluruh stafnya, maka yakinlah produktivitas pribadi maupun produktivitas organisasi akan meningkat. **


Penulis : Dede Farhan Aulawi
Share:

Perlunya Penegakan Hukum Terhadap Pelanggar Lingkungan Hidup

 

Duta Nusantara Merdeka |

Oleh : Dede Farhan Aulawi
(Pengamat Hukum Lingkungan)

Masih banyaknya tindak pidana yang berkaitan dengan pencemaran lingkungan hidup sejatinya menjadi bahan renungan bagi semua pihak, karena kalau berbicara landasan hukumnya sudah jelas tertuang dalam UU No. 32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.

UU yang merupakan produk politik Pemerintah dan DPR sudah jelas mengatur semuanya, tetapi faktanya masih ada oknum – oknum yang melakukan pelanggaran. Tidak kapok dan tidak takut, atau mungkin dianggap tidak tahu. Padahal upaya mewujudkan supremasi hukum melalui upaya penegakan hukum yang konsisten akan memberikan landasan kuat bagi terselenggaranya pembangunan.

Penegakan Hukum (Law Enforcement) atau dalam bahasa Belanda disebut rechtshandhaving bagi para pelanggar lingkungan hidup ini belum banyak tersentuh. Mungkin karena luasnya ruang lingkup pencemaran lingkungan hidup, maupun jumlah personil penegak hukum di bidang lingkungan hidup yang masih sangat terbatas.

 Jika dirinci lebih detail dalam pendekatan ilmu hukum, terdapat lima faktor yang berkaitan dengan lemahnya penegakan hukum, yaitu (1) faktor hukumnya sendiri (UU), (2) faktor penegak hukum, yaitu pihak-pihak yang membentuk maupun yang menerapkan hukum, (3) faktor sarana atau fasilitas yang mendukung penegakan hukum, (4) f aktor masyarakat, yakni lingkungan tempat hukum tersebut berlaku atau diterapkan, dan yang terakhir (5) faktor budayanya, yakni sebagai hasil karya, cipta, dan rasa yang didasarkan pada karsa manusia di dalam pergaulan hidup.

Ilmu Hukum Lingkungan dalam bidang ilmu hukum sebenarnya sangat strategis karena menyangkut hukum administrasi, hukum pidana, dan hukum perdata. Dengan demikian, hukum lingkungan memiliki aspek yang lebih kompleks. 

Hukum Lingkungan merupakan instrumentarium yuridis bagi pengelolaan lingkungan hidup, dan terkait dengan kaidah-kaidah hukum tata usaha negara atau hukum pemerintahan. Untuk itu dalam pelaksanaannya perlu memperhatikan “Asas-asas Umum Pemerintahan yang Baik” (Algemene Beginselen van Behoorlijk Bestuur/General Principles of Good Administration). 

Adapun ruang lingkup dari penegakan hukum lingkungan, meliputi tindakan untuk menerapkan perangkat hukum melalui upaya pemaksaan sanksi hukum guna menjamin ditaatinya ketentuan-ketentuan yang termuat dalam peraturan perundang-undangan lingkungan hidup, dan penegakan hukum lingkungan bertujuan penaatan  (compliance) terhadap  nilai-nilai perlindungan ekosistem  dan fungsi lingkungan hidup.

Sementara itu, penegakan hukum administrasi lingkungan bersifat preventif (pengawasan) dan represif (sanksi administrasi). Penegakan hukum lingkungan administrasi dapat diterapkan terhadap kegiatan yang melanggar persyaratan perizinan dan peraturan perundang-undangan.

Adapun pedoman penerapan sanksi administrasi di bidang perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup adalah Permen Lingkungan Hidup No. 2 tahun 2013, yang memiliki tujuan (1) melindungi lingkungan hidup dari pencemaran dan/atau perusakan akibat dari suatu usaha dan/ atau kegiatan, (2) menanggulangi pencemaran dan/atau perusakan lingkungan hidup, (3) memulihkan kualitas lingkungan hidup akibat pencemaran dan/atau perusakan lingkungan hidup, (4) memberi efek jera bagi penanggungjawab usaha dan/atau kegiatan yang melanggar peraturan perundang-undangan di bidang perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup dan ketentuan dalam Izin Lingkungan.

Jadi jika melihat pada payung hukumnya sebenarnya sudah ada dan jelas. Semangat penegakan hukum lingkungan ini harus murni karena kepentingan keberlangsungan kelestarian lingkungan, yang natabene juga menyangkut keberlangsungan kehidupan umat manusia. Namun karena ruang lingkup lingkungan ini sangat luas, maka penerapanya perlu dilakukan secara berjenjang.

Misalnya untuk pelanggaran membuang sampah ke sungai – sungai harus mulai diterapkan agar sungai kita tetap terjaga kebersihannya. Jangan terkesan kumuh dan kotor yang menunjukkan peradaban masyarakat yang tidak terdidik, tidak peduli dan apatis terhadap keberlangsungan sumber kehidupan. Apalagi jika pelanggarnya kalangan industri, maka penegakan dan pengawasan harus dilakukan secara reguler. **
Share:

Berfikir Kritis dan Solutif Terkait Masalah Perberasan Nasional


Duta Nusantara Merdeka |
Sebagaimana sering saya sampaikan di berbagai tempat terkait masalah padi atau beras, akar substantifnya terletak pada tingkat konsumsi beras orang Indonesia itu paling tinggi di dunia. Dengan demikian kalau tidak segera mengembangkan kebiasaan pada bahan – bahan alternatif seperti ubi – ubian tentu suatu waktu akan menjadi masalah besar, baik karena harganya yang mahal atau barangnya yang memang tidak ada. 

Selama ini masalah jangka pendeknya hanya diselesaikan melalui mekanisme impor. Persoalannya mau sampai kapan kita bisa bertahan dengan sistem import ini ? Kenapa ? Karena suatu waktu negara – negara yang selama ini mampu mengeksport berasnya ke Indonesia, suatu waktu mereka pun akan mengalami penurunan sehingga kebijakan Pemerintah akan bertumbu untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri negaranya masing – masing. Saat “waktu” ini tiba, apa yang biasa dilakukan oleh Indonesia ?

One day no rice tidak diterjemahkan bahwa ada satu hari dalam satu minggu dicoba tidak makan beras saja. Lebih dari itu one day no rice diterjemahkan bahwa suatu waktu beras benar – benar tidak ada di pasar. Lalu orang – orang yang selama ini memiliki ketergantungan makan pada beras mau apa ? Persoalan dasar di tiap negara itu semuanya sama, bahwa lahan – lahan produktif untuk pertanian lama kelamaan akan menyusut karena berubah fungsi menjadi perumahan, pabrik, jalan, dan lain – lain. 

Sementara buruh tani juga udah mulai jengah, bosan dan malas kerja di lumpur dengan sengatan matahari yang sangat panas, akhirnya mereka beralih kerja di pabrik, supir, dan lain – lain. Jadi lahan pertaniannya semakin sempit dan di saat yang bersamaan jumlah penduduk tambah banyak.

Mereka mau makan apa ? Ingat saat demand naik dan supply turun maka harga pasti akan naik. Jika harga beras perkilo saat ini dikisaran Rp. 12.000 an maka suatu waktu bisa berubah ke angka Rp. 50.000 an. 

Persoalan kemudian apakah masyarakat mampu untuk membeli beras dengan harga semahal itu ? Untuk sebagian masyarakat mungkin tidak jadi masalah, tetapi sebagian besar masyarakat pasti akan merasa berat. Lalu apa yang akan terjadi jika kondisi sudah seperti ini ? Untuk itulah sejak awal saya sering mewanti – wanti agar masalah perpadian atau perberasan nasional ini benar – benar difikirkan sejak dini. Bukan saja solusi jangka pendek, tapi lebih dari itu harus mau berfikir jangka panjang.

Masalah perberasan tidak bisa diserahkan begitu saja menggunakan mekanisme pasar, karena hal ini menyangkut hajat hidup orang banyak yang sangat vital. Sebutir beras saja mengandung makna yang politis yang besar karena beras termasuk komoditas strategis.

Semua elemen bangsa sejak saat ini juga harus berfikir keras secara kolektif untuk mencari jalan keluar dengan menggunakan fikiran yang jernih dan akal sehat disertai nurani sebagai anak bangsa yang peduli buat generasi berikutnya. Jangan berfikir asal bisa makan saat ini saja, melainkan berfikir bagaimana menjaga kesinambungan ketersediaan beras buat anak cucu kita kelak.

Jadi nilai strategis masalah perberasan ini terletak pada (1) bahan pangan pokok yang menyangkut hajat hidup orang banyak, (2) mempengaruhi angka inflasi dan kemiskinan, (3) inti ekonomi rakyat yang mempengaruhi kesejahteraan petani serta usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). 

Dan jika terjadi gejolak pangan yang berkepanjangan bisa mengakibatkan Pemerintahan tidak stabil. Hal ini senafas dengan pokok – pokok fikiran dari UU No. 18 Tahun 2012 tentang Pangan dan UU No. 7 Tahun 2014 tentang Perdagangan serta turunannya. 

Perlu diketahui bahwa saat ini sumber beras nasional hanya dipasok oleh 6 provinsi, yaitu Sumatra Utara, Sumatra Selatan, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur dan Sulawesi Selatan. Meskipun terpusat hanya dari 6 provinsi, ternyata sinkronisasi data masih menjadi masalah sehingga menyulitkan dalam melakukan manajemen stock nasional.

Lalu berkembang juga terhadap logistic cost karena kita tidak memiliki  sentra perberasan nasional. Coba saja kita bayangkan bahwa 67 % beras yang berasal dari 6 provinsi itu semua pengirimannya ke Pasar Induk Beras Cipinang.

Kemudian dari Cipinang didistribusikan kembali ke berbagai provinsi, maka sudah pasti beban biaya transportasi akan dibebankan ke harga beras, belum lagi nilai keuntungan  yang diambil oleh para pedagang. Ingat satu hal, bahwa mahalnya “harga beras” ternyata tidak proporsional dengan laju kesejahteraan petani itu sendiri.

Dengan demikian masalah sinkronisasi data yang terintegrasi ini harus secepatnya diselesaikan., karena dari tahun ke tahun masalahnya itu – itu saja dan tidak pernah selesai, atau sengaja ada “oknum” yang ingin tidak selesai, karena mungkin bisa meneguk keuntungan atas kekacauan data yang ada. Berfikirnya sangat egoistik, tidak berfikir kemanusiaan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat banyak.

Di samping masalah jumlah produksi beras dan sinkronisasi data, masih ada masalah lain yaitu penyerapan Bulog yang belum optimal karena masih rendahnya harga pokok pembelian yang ditetapkan. Belum lagi masalah gagal panen yang terjadi di beberapa wilayah karena masalah banjir, serangan hama, dan sebagainya.

Petani jangan dipandang hanya sebagai produsen atau buruh saja, karena apa yang mereka lakukan lebih dari sekedar panggilan ekonomi yaitu pengabdian pada negeri agar tersedia kebutuhan pangan rakyat dengan harga yang terjangkau. Inilah pahlawan – pahlawan nyata di era pembangunan saat ini.

Merujuk pada berbagai persoalan yang disampaikan di atas, maka solusi yang perlu segera ditempuh adalah (1) Sosialisasi makanan alternatif untuk menurunkan angka konsumsi beras, (2) Efisiensi kegiatan pertanian (tanam, panen dan paska panen) termasuk memperbaiki tata niaga beras yang adil bagi petani, pedagang dan konsumen, (3) Audit dan Sinkronisasi data produksi beras di BPS dan Kementan, (4) Penyederhanaan rantai distribusi untuk menekan harga, (5) Pengembangan Pasar Induk Beras di sentra-sentra produksi beras nasional, (6) Optimaslisasi Peran Bulog dalam operasi pasar melalui peningkatan penyerapan beras petani, (7) Penegakan Hukum terhadap spekulan yang sengaja mempermainkan pasokan dan harga. **

Penulis : Dede Farhan Aulawi
 (Dewan Pakar PERPADI Jawa Barat)

Share:

Kemandirian Industri Hankam, Pilihan Mutlak Strategi Pertahanan


Duta Nusantara Merdeka | 

Perkembangan situasi dunia dan negara saat ini dipengaruhi oleh banyak faktor dan variabel yang sangat dinamik. Oleh karena itu kemampuan untuk mengasah ketajaman intuisi pertahanan menjadi sangat penting dan strategis bagi para pengambil keputusan untuk menentukan langkah – langkah konkrit sebuah strategi pertahanan yang akan diambil. Setelah strategi dibuat maka selanjutnya adalah monitoring apakah pelaksanaan di lapangan sesuai dengan rumusan strategi yang sudah dibuat.

Hakikat suatu pertahanan negara pada dasarnya adalah segala upaya pertahanan yang bersifat semesta dimana dalam penyelenggaraannya didasarkan pada kesadaran atas hak dan kewajiban warga negara serta keyakinan pada kekuatan sendiri. Adapun tujuannya untuk menjamin integritas seluruh wilayah NKRI. 

Ketika membahas strategi pertahanan, setidaknya ada 4 faktor penting yang harus diperhatikan yaitu kualitas SDM, kekuatan ekonomi, kemandirian industri hankam dan penguasaan teknologinya, serta kepiawaian dalam diplomasi pertahanan sebagai bagian integral dari Strategi Pertahanan Negara dalam menghadapi setiap ancaman yang berpotensi mengganggu kedaulatan dan keutuhan negara.

Hal ini tentu juga akan terkait dengan ketangguhan postur pertahanan yang diharmonikan dengan Kebijakan Tata-Kelola Pertahanan negara yang efektif dan profesional. Dimana semua itu akhirnya akan bermuara pada pelaksanaan amanat Pembukaan UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945, yaitu melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia.

Pada kesempatan ini, saya sampaikan salah satu dari strategi pertahanan yang terkait dengan kemandirian industri hankam dan penguasaan teknologinya. Indonesia patut berbangga dan bersyukur karena semakin banyak anak bangsanya yang berdiri tegap penuh keyakinan dan pengabdian untuk mendorong dan mewujudkan kemandirian industri hankam ini, meskipun memang masih ada sebagian anak bangsa yang lain masih nyinyir dan pesimis dengan kemampuan industri hankam dalam negerinya. 

Sebagai contoh, coba kita lihat kehadiran dan ketangguhan dari PT. Nusantara Turbin dan Propulsi (NTP) di Bandung yang merupakan anak perusahaan dari PT. Dirgantara Indonesia. Perusahaan ini merupakan satu – satunya perusahaan dengan kapabilitas terlengkap di Asia Tenggara dalam bidang teknik perawatan dan perbaikan Gas Turbine dan Rotating Equipment.

Teknik pengerjaannya sudah terakreditasi oleh sistem manajemen mutu ISO 9001: 2015 - DNV-GL, tersertifikasi oleh Original Engine Manufacturer (OEM), dan otoritas penerbangan nasional (DKUPPU/ DAAO) maupun otoritas penerbangan internasional, seperti Federal Aviation Administration (FAA) – USA dan European Aviation Safety Agency (EASA) – Eropa, dan tentu juga dari beberapa otoritas penerbangan nasional beberapa negara lain.

Semua sertifikasi ini menunjukan kelas dan kualifikasi sebuah industri yang diakui kualitasnya oleh dunia. Jadi kalau masih ada anak bangsa yang mempertanyakan kualitas pekerjaan dari industri yang sudah tersertifikasi, maka patut dipertanyakan literatur yang dipakainya. 

PT. NTP memiliki kapabilitas untuk melakukan perawatan maupun overhaul berbagai jenis engine pesawat, dimana workscope-nya bisa Overhaul, Hot Section Inspection, Gearbox Inspection atau Repair. Beberapa type dari engine pesawat tersebut adalah Engine General Electric CT7-7 and CT7-9 Series yang digunakan di pesawat CN 235 dan SAAB 340.

Juga perawatan Engine Honeywell TPE331-1/-2/-5/-10/-12 & TPE 331-12 series yang digunakan di pesawat Cassa 212, Skyvan, Jet Commander dan Dornier. Engine Pratt & Whitney PT6A-21, -25, -27, -28 yang dipakai pada pesawat de Havillland Twin Otter, Beech 65-90, 65-A90 etc dan Pilatus PC-7. Engine Pratt & Whitney PT6T-3, -3B, -3E yang dipakai di pesawat Sikorsky S58T, Agusta/Bell 212/412 dan Bell 212/412. Engine Rolls Royce Tay 650-15 yang dipakai di pesawat Fokker 100.

Engine Pratt & Whitney JT8D-9; 9A; 15; 15A; 17; 17A yang dipakai di pesawat DC9, B737-200, B727-200, Caravelle dan Mercure. Engine Rolls Royce Dart 7-525, -526, -528, -529, -530, -532, -533, -534, -535, -536 yang dipakai di pesawat Fokker/Fairchild Friendship (F27), Hawker Siddeley (HS 748), Grumman Gulfstream dan Viscount. Engine Rolls Royce Model 250 C20, C20B, C20F, C20J, C20S, C20W yang dipakai di pesawat Eurocopter Twinstar BO 105, Bell Jet Ranger 206B, Jet Ranger III 206B, Long Ranger 206L, Soloy Conversions Bell 47/47G dan Cessna 206, 207. Engine PW124B, PW127E, PW127F, PW127M yang dipakai di pesawat ATR 42-500 dan ATR 72-500/600.

Seluruh kapabilitas yang luar biasa ini sering digunakan oleh sebagian operator dalam negeri maupun luar negeri. Bahkan tidak sedikit mekanik atau engineer luar negeri yang dikirim ke NTP untuk belajar atau training. Artinya kapabilitasnya sudah benar – benar diakui dunia.

Oleh karena itu pesawat – pesawat hankam ini sebaiknya perawatan engine-nya bisa menggunakan industri dalam negeri, terkecuali untuk jenis engine yang kapabilitasnya tidak punya. Mengoptimalkan kemandirian industri dalam negeri sama dengan langkah nyata menuju strategi pertahanan negara yang sesungguhnya. **



Penulis : Dede Farhan Aulawi
Pengamat Industri Hankam




Share:

Inti Pertahanan Negara Adalah Kualitas SDM


Duta Nusantara Merdeka |
Pengembangan kualitas SDM menjadi kata kunci untuk tetap survive dan leading di era kontemporer saat ini. Semua instansi terkait memiliki tanggung jawab untuk terus melakukan inovasi dan kreatifitas dalam pengembangan SDM. Termasuk melakukan kerjasama dengan setiap lembaga yang concern dalam bidang SDM.

Peristiwa 9/11 di AS menjadi triger dalam membangun kesadaran kolektif bagaimana pentingnya kualitas SDM. Dua gedung kembar WTC yang merupakan simbol kedigjayaan ekonomi negara adidaya tersebut bisa luluh lantak bahkan menewaskan ribuan orang, bukan dengan peluru kendali, senapan serbu, atau jenis senjata canggih lainnya, melainkan hanya oleh sebilah pisau yang ditodongkan sekelompok teroris kepada pilot dan copilotnya.

Tapi tentu mereka bukan kelompok amatiran, melainkan kelompok yang sudah teruji dan terlatih  baik secara mental maupun fisik. Begitulah SDM yang berkualitas bisa menjadi senjata yang efektif untuk mengemban misi ”khusus” yang sangat impossible  dan complicated. Peristiwa ini membuat seluruh mata umat manusia di dunia ini terperangah melihat kesadisan para teroris tersebut, sekaligus sadar bahwa SDM yang berkualitas akan menjadi kata kunci dalam memenangkan peperangan di era kontemporer saat ini.

Begitulah perubahan zaman dan peradaban yang ditandai akselerasi perkembangan iptek melahirkan berbagai fenomena yang unpredictable. Sebagaimana di bidang keamanan yang telah menemukan berbagai modus operandi kejahatan baru berbasis iptek dan network, maka di bidang pertahanan pun sesungguhnya akan lahir berbagai potensi ancaman yang membahayakan keutuhan bangsa dan negara.

Bila zaman dulu kunci pertahanan suatu wilayah tergantung pada tebal dan tingginya benteng – benteng pertahanan, namun kini setelah lahirnya teknologi pesawat terbang benteng yang tinggi dan tebal tidak ada maknanya lagi. Benteng pertahanan suatu negara yang sangat riil saat ini, tidak ada kata lain adalah ”Kualitas SDM-nya”.

Oleh karena itu, berbagai terobosan inovatif untuk memenuhi kualitas SDM militer menjadi sangat penting dan urgent. Tanpa harus menunggu mentari yang kan terbit esok hari, harus dilakukan saat ini juga. Sebab boleh jadi kita tidak akan ketemu esok hari jika malam ini musuh datang dan meluluhlantakan negeri tercinta.

Kolaborasi sesama anak bangsa yang memiliki atensi dan dedikasi dalam pengembangan sistem pertahanan adalah sangat penting, dimana mereka mampu memberikan sumbangsih pemikiran dalam kajian – kajian strategis yang berkaitan dengan pertahanan negara.

Sebuah panggilan hati dan curahan karya anak bangsa akan mampu lebih menjaga kerahasiaan sistem pertahanan mandiri, dan memulai untuk terus mengurangi ketergantungan kepada pihak asing yang seringkali bermuatan banyak kepentingan. **

Penulis : Dede Farhan Aulawi
Pengamat Pertahanan
Share:

Masa Indah Berbulan Madu dalam Sistem Demokrasi

Ilustrasi | Sumber : Net

Duta Nusantara Merdeka |

Oleh : Dede Farhan Aulawi
(Pengamat Politik)

Setiap manusia pada umumnya mengalami masa indah dalam hidupnya. Terlebih buat pengantin baru dikenal ada istilah “Masa Bulan Madu”, dimana bulan manawarkan segenap keindahan di malam hari, dan madu mengilustrasikan rasa yang manis dan menyehatkan. Itulah masa – masa indah berbulan madu, seolah – olah setiap malam yang dilalui oleh para pengantin baru selalu berhiaskan keindahan dan kemanisan.

Begitupun dalam realitas politik kehidupan berbangsa dan bernegara. Ada masa – masa seperti berbulan madu, yaitu masa terindah dalam serangkaian proses demokrasi, tepatnya pada masa kampanye. Bagaimana tidak indah dan manis ? Mungkin semua partai dan caleg menawarkan tentang keindahan bagi rakyatnya.

Semua menawarkan janji dan komitmen untuk mensejahterakan rakyatnya. Semua janji dan mimpi indah disampaikan. Tidak sedikit rakyat yang terbangun konstruksi berfikir tentang keindahan, namun realitasnya seringkali menerima tidak seperti apa yang sudah dijanjikan.

Secara teoritis seharusnya rakyat itu senang, bahagia dan sejahtera. Kenapa ? Karena tidak ada satupun partai atau caleg yang menjanjikan kesengsaraan, kemiskinan dan penderitaan. Meskipun realitasnya agak sedikit berbeda, tentu persoalan lain.

Jadi yang menarik untuk direnungi adalah tatkala semua elemen calon pemimpin di berbagai strata berjanji untuk memakmurkan dan mensejahterakan rakyat di lingkungannya, namun faktanya tidak seperti itu, lalu salahnya dimana ? Apakah salah saat memberi janji ? Apakah komitmen kerakyatan yang tidak kuat ? Apakah karena ada situasi lain di luar kuasanya ? Atau karena ada alasan lain yang tidak bisa diuraikan dengan kata – kata ?

Pesantren, kampung – kampung kumuh, tokoh masyarakat, tokoh agama, tokoh budaya, tokoh masyarakat, tokoh organisasi, dan berbagai komunitas yang selama ini jarang tersentuh, mendadak ramai dikunjungi. Silaturahmi yang biasanya sulit karena tidak ada waktu, mendadak semua jadi punya waktu untuk bersilaturahmi dan tentu “meminta untuk direstui”. Perilaku dan ucapannya tiba – tiba banyak yang begitu simpatik dan penuh empati. Itulah masa indah berbulan madu dalam sistem demokrasi.

Bagaimana rakyat tidak senang, mereka yang selama ini sibuk di Ibukota, tiba – tiba banyak turun ke bawah. Menyambangi satu rumah ke rumah lainnya. Berbagai program tiba – tiba bermunculan, mulai dari pengobatan gratis, bedah rumah, renovasi gedung, membuat lapangan olah raga, dan lain – lain.

Seandainya itu semua benar – benar keluar dari lubuk hati yang paling dalam dan dilakukan secara konsisten tentu sangat baik sekali. Namun sayang masyarakat sudah menyadari bahwa tidak sedikit mereka yang datang kepada masyarakat hanya untuk membeli hati saat masa kampanye saja, tetapi setelah masa berbulan madu selesai maka tibalah dalam kehidupan rumah tangga berbangsa yang sesungguhnya. Jangankan mengunjungi atau membela rakyat, rakyatnya pun mungkin sudah terlupakan karena berbagai kesibukan dan sejuta alasan lainnya.

Sungguh menarik untuk menyimak dan mengkaji perilaku politik dalam sistem demokrasi ini. Hanya untuk memperoleh kepercayaan atau amanah, banyak orang rela mengeluarkan uang-nya untuk membeli “Amanah”, tapi setelah amanah ia miliki belum tentu setiap orang tahu bagaimana cara menggunakan amanah itu. 

Bahkan sangat mungkin ada yang “mengkhianati” amanah yang sudah ia miliki. Contoh fakta konkritnya adalah tidak sedikit Pemimpin daerah atau anggota legislatif yang terjerat kasus korupsi. Bukankah ini salah satu contoh riil dari pengkhianatan atas amanah yang telah diberikan oleh rakyatnya sendiri.

Lalu jika suatu amanah ia peroleh dengan mengeluarkan sejumlah uang, apa tidak mungkin ia akan terus mencari pundi – pundi keuangan untuk “mempertahankan amanahnya ?”. Amanah yang sejatinya merupakan kata yang mulia, suci dan berat pertanggungjawabannya, ternyata sering disimplikasi menjadi barang dagangan yang bisa diperjualbelikan.

Kajian ekonominya berhitung untung dan rugi. Berapa modal yang harus dikeluarkan, kapan akan balik modalnya (break event), dan berapa keuntungan – keuntungan yang akan diperoleh. Kajian feasibility study untuk menilai kelayakan amanah yang seharusnya sebuah kata yang “sakral dan sangat berat” karena akan dimintai pertanggungjawaban di akhirat kelak, kini menjadi kalkulasi untung rugi secara ekonomi.

Jika dahulu seorang sahabat Rasul langsung menangis saat menerima amanah, maka kini orang berebut amanah dengan segala macam cara. Barangkali ada yang keliru dengan sudut pandang tentang amanah saat ini. Sungguh berat pertanggujawaban diri kita sendiri di akhirat nanti, apalagi jika harus dibebani lagi dengan gerbong rakyat yang amanahnya sering dikhianati. 

Semoga tulisan singkat dari pemikiran ini bisa memberi manfaat buat semua calon pemegang amanah. Termasuk memberi manfaat bagi semua rakyat yang akan memberikan amanah-nya. 

Pilihlah pemimpin – pemimpin yang benar – benar amanah, yaitu pemimpin yang bisa konsisten untuk menepati janji kampanye-nya dan benar – benar memiliki tekad yang kuat untuk mensejahterakan rakyatnya. Semoga Indonesia yang kita cintai ini, semakin maju dan sejahtera. **
Share:

Perkembangan Ilmu Strategi Kontemporer


Duta Nusantara Merdeka |
Kata atau istilah strategi tentu bukan hal yang baru buat kita. Mungkin lebih dari seribu kali telinga kita mendengar dan mata kita melihat istilah tersebut. Lalu apa sebenarnya yang dimaksud dengan strategi? Strategi sering diartikan sebagai cara untuk mencapai tujuan jangka panjang.

Contohnya dalam strategi bisnis, biasanya menuraikan konsep tentang diversifikasi, akusisi, pengembangan produk, penetrasi pasar, rasionalisasi karyawan, divestasi, likuidasi dan lain – lain. Jadi tergantung penerapan konsep strategi tersebut di bidang apa. 

Keterampilan dalam memformulasikan strategi akan sangat menentukan arah masa depan sebuah organisasi, apakah organisasi tersebut akan bisa tetap hidup dan berkibar, atau justeru tergeletak lemas tak berdaya. Pada kesempatan ini saya akan coba berbagi terkait ilmu – ilmu manajemen strategi kontemporer yang banyak dibaca dan dipelajari serta menjadi bahan rujukan berbagai institusi atau organisasi dalam merumuskan strateginya.

Adapun langkah – langkah dalam merumuskan strategi secara singkat adalah mengidentifikasi lingkungan dan menentukan misi untuk mencapai visi yang dicita-citakan dalam lingkungan tersebut, lalu melakukan analisis lingkungan internal dan eksternal untuk mengukur kekuatan dan kelemahan serta peluang dan ancaman yang akan dihadapi dalam menjalankan misi.

Terus merumuskan faktor-faktor ukuran keberhasilan (key success factors) dari strategi-strategi yang dirancang berdasarkan analisis sebelumnya, kemudian menentukan tujuan dan target terukur, mengevaluasi berbagai alternatif strategi dengan mempertimbangkan sumberdaya yang dimiliki dan kondisi eksternal yang dihadapi, selanjutnya memilih strategi yang paling sesuai untuk mencapai tujuan jangka pendek dan jangka panjang. 

Pertama tentang Competitive Strategy karya Michael Porter. Buku ini seperti kitab sucinya para praktisi marketing. Teori – teorinya tidak sekedar dijadikan rujukan tetapi juga banyak dipraktikan agar organisasinya tetap survive. Inti dari ilmu yang diajarkan oleh Porter ini tentang five competitive forces dan competitive strategy model. Ilmu ini telah mengilhami banyak pakar strategi yang melakukan reformulasi terhadap strategi yang sudah disusun sebelumnya.

Kedua tentang Hypercompetition karya Richard D’aveni, yang menguraikan dinamika kompleksitas strategi bisnis dengan luar biasa. Variabel – variabel dinamis yang saling mempengaruhi satu sama lain harus mampu diuraikan secara detail sehingga menghasilkan rumusan strategi yang pas dengan situasinya.

Ketiga tentang Blue Ocean Strategy karya W. Chan Kim dan Renée Mauborgne, menyajikan sebuah gagasan yang cerdik dan sangat menarik. Analisanya mengenai strategy canvas bisa membantu kita untuk mendeteksi seberapa merah samudera bisnis yang sedang dan akan digeluti. Lalu melahirkan konsep analisa Four Action Framework yang sangat aplikatif dan memudahkan untuk mengidentifikasi blue ocean market yang potensial untuk didalami.

Keempat tentang Strategy Process karya Henry Mintzberg, yang menawarkan sebuah konsep dan premis yang lebih realistis. Konsep ini menyampaikan realita bisnis bahwa strategi bisnis sejatinya tidak berjalan secara linear mengikut pola yang runtut dan baku,  namun benar-benar bersifat random dan tak terduga. 

Kelima tentang Strategy Maps karya Kaplan dan Norton, yang juga dikenal sebagai penemu konsep Balanced Scorecard ini memberikan arahan yang jelas tentang bagaimana melakukan proses mapping strategy secara efektif dan komprehensif. Isinya sangat aplikatif dan menawarkan banyak contoh riil strategy map yang sangat membantu kita dalam memahami dan mengimplementasikan strategi.

Itulah perkembangan ilmu strategi kontemporer yang bisa disampaikan pada kesempatan ini. Meskipun sangat singkat semoga bisa bermanfaat.

Penulis : Dede Farhan Aulawi
Share:

OPINI ~ How to Influence The People ?


Duta Nusantara Merdeka |
Apa sebenarnya inti dari ilmu Kepemimpinan (leadership) itu ? Apa yang diajarkan di sekolah–sekolah kepemimpinan? Banyak pendidikan kepemimpinan yang dilakukan oleh berbagai kampus ternama, tetapi tetap saja outputnya hanya menghasilkan pemimpin – pemimpin hafalan alias teoritik.

Sebut saja mereka jago tentang  Great Man Theory, Trait Theory, Behavioural Theories, Contingency Theories, Transactional Theories, Transformational Theories dan lain – lain. Saat ujian mungkin nilainya dapat A, tapi apakah iya ilmu kepemimpinan itu terletak dinilai ? Jika nilai yang menjadi patokan, pantas saja banyak orang yang berlomba ingin dapat nilai bagus “bagaimanapun” caranya.


Merujuk teori – teori di atas, selanjutnya orang – orang mendalami lagi teori lain seperti Fiedler's contingency theory, Hersey-Blanchard Situational Leadership Theory, Path-goal theory, Vroom-Yetton-Jago decision-making model of leadership, Cognitive Resource Theory dan Strategic Contingencies Theory. Akhirnya secara teoritik banyak dilahirkan lulusan yang hebat – hebat, namun belum banyak yang lulus saat diuji di lapangan.


Pada kesempatan ini, saya hanya ingin menyampaikan bahwa inti dari ilmu kepemimpinan itu adalah keterampilan atau kemampuan untuk mempengaruhi orang lain (How to Influence The People ?). Lihat saja fakta sejarah bahwa banyak pemimpin – pemimpin hebat di suatu negara atau suatu perusahaan padahal pendidikan formalnya tidak tinggi.

Bahkan mungkin ia belum pernah mengenyam pendidikan di sekolah kepemimpinan, tetapi kualitas kepemimpinannya sangat diakui oleh dunia. Gaya kepemimpinan boleh jadi berbeda, tetapi ada satu kesamaan yaitu mereka memiliki kemampuan untuk mempengaruhi orang lain. Ini kata kuncinya.


Adapun ruang lingkup dari kemampuan untuk mempengaruhi orang lain ini, tentu bisa di-breakdown menjadi beberapa sub kemampuan, seperti kecakapan dalam berkomunikasi, keterampilan dalam menjalin kerjasama team, keahlian membangun jaringan (network), serta kemampuan untuk  mempengaruhi orang lain agar sepakat dengan ide – ide atau gagasan kita. 

Ada beberapa inti pelajaran yang bisa menjadi bahan renungan buat kita, jika ingin memiliki keterampilan agar bisa mempengaruhi orang lain. Pelajaran pertama, adalah “Hindari Sikap Mengkritik dan Memberi Komentar Negatif. Perbanyaklah memberi Apresiasi”. 

Mengkritik kekurangan orang lain tentu mudah, karena yang sulit itu memberi solusi. Siapa orang yang sempurna yang tidak memiliki kekurangan ? pasti tidak ada. Setiap orang hanya mampu berusaha untuk mengurangi kekurangan dengan segenap kemampuannya. Namun demikian di saat ia harus melangkah pasti ada pilihan, sebab langkahnya bisa benar bisa juga salah.

Tapi paling tidak kita bisa menghargai ia, bahwa ia “sudah berani” untuk melangkah. Sebaliknya marilah kita mencoba untuk belajar memberikan apresiasi yang tulus atas apa yang sudah orang lain kerjakan.

Pelajaran kedua adalah “Jadilah Pendengar yang Baik dan Penuh Atensi”. Kita memiliki satu mulut dan dua telinga, pada dasarnya memberi pelajaran agar kita harus berusaha untuk lebih banyak mendengar daripada berbicara.

Sementara dalam praktik empirik seringkali kita temukan bahwa lebih banyak orang yang siap untuk berbicara dan berdebat, daripada orang yang berusaha untuk mau mendengar pendapat orang lain. Hindari mendominasi pembicaraan dalam setiap rapat atau diskusi, sebab orang lain yang diam belum tentu tidak faham apa yang kita ucapkan. 

Dan di saat orang lain bicara, belajarlah untuk mendengar dengan penuh atensi, jangan seperti orang sibuk lalu asyik bermain handphone. Orang yang asyik main handphone saat orang lain bicara, atau ikut berbicara saat orang lain bicara, hakikatnya dia sedang mempertotonkan bhwa dirinya tidak pantas untuk dihargai.

Dan pelajaran terakhir adalah, “ Ajak Bicara tentang Hal yang Menarik dan Penting bagi Lawan Bicara Anda”. Jangan bicara tentang sesuatu yang menarik bagi anda, tetapi coba bahaslah sebuah objek yang menarik untuk dibicarakan dari sisi orang lain.

Dengarlah ide dan gagasan orang lain dengan baik agar orang lainpun mau mendengar ide dan gagasan kita. Esensinya belajar dan belajar untuk selalu menghargai orang lain agar orang lainpun mau menghargai kita. Jangan pernah berkeinginan untuk menunjukan diri bahwa kita serba tahu dan serba bisa, sebab boleh jadi orang lain bukan bersimpati, justeru akan menilai kita menjadi negatif. **

Penulis : Dede Farhan Aulawi
Share:

Menjaga Kelestarian Alam Sesuai Perintah Islam


Oleh :
Dede Farhan Aulawi

Duta Nusantara Merdeka |
Ada banyak hal yang perlu kita tafakuri dalam kehidupan ini. Kelihatannya sederhana dan sering diabaikan padahal memiliki implikasi yang super strategis karena menyangkut hajat hidup orang banyak serta kelestarian alam dan umat manusia itu sendiri.

Berbagai musibah alam dari satu waktu ke waktu lain, dan dari suatu tempat ke tempat lain seharusnya menjadi bahan pemikiran bagi kaum berakal, terutama yang selama ini mengatasnamakan kaum cendekia.

Bentuk dan format untuk memanifestasikan kecintaan kita pada alam tentu bisa bermacam – macam, karena memang banyak sekali yang harus harus dibenahi dan membutuhkan kesadaran kolektif dari seluruh lapisan masyarakat. Selama ini seringkali kita terjebak oleh sesuatu yang sifatnya mengatasi kerusakan setelah kerusakan itu terjadi, tetapi kita jarang untuk melakukan pencegahan di hulu sebelum kerusakan itu terjadi.

Sebagai salah satu contoh konkrit adalah kebutuhan manusia akan oksigen yang berjumlah rata – rata 53 liter per jam. Sementara oksigen dihasilkan oleh fotosintesa dedaunan (tanaman), dimana untuk memproduksi kebutuhan 53 liter oksigen ini bisa dihasilkan oleh minimal 3000 lembar daun atau sekitar 4 tanaman yang masing – masing memiliki minimal 750 helai daun. (Andrew Skipor, Ph.D, 2001)

Sementara saat ini, jumlah umat manusia tambah banyak tetapi malas untuk menanam tanaman maka dampaknya kebutuhan oksigen tidak terpenuhi, jadi kualitas udara semakin buruk. Bukan sekedar malas menanam, tetapi lebih parah dari itu karena tanaman yang sudah ada pun malah ditebangi.

Coba bayangkan bagaimana kualitas kesehatan udara kita ? Demand meningkat, sementara supply semakin menurun. Itulah sebabnya salah satu komponen dalam smart city itu ada yang disebut dengan smart environment yaitu kota yang tetap menjaga keseimbangan dan kelestarian alamnya, dengan indikator sederhana adalah indeks kualitas udara (oksigen) di kota tersebut.

Jadi bicara smart city bukan hanya soal online public services, taman wifi atau konektifitas transportasi saja. Tetapi juga harus konsen dengan menjaga kelestarian dan keseimbangan alam.

Islam banyak mengingatkan masalah ini, seperti dalam Al Qur’an surah An-Nahl ayat 128 : “Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang bertaqwa dan orang-orang yang berbuat kebaikan”. Lalu dalam Alquran surah Al-Qashash ayat 77 : “…. Dan janganlah kamu berbuat kerusakan di bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan “. 

Begitupun dalam Alquran Surah Ar-Rum ayat 41 : “Telah tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan-tangan  manusia, Allah menghendaki agar mereka merasakan sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar)”. Kemudian dalam Surah Al-Maidah ayat 64 : “Dan mereka berusaha menimbulkan kerusakan di bumi. Dan Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan”. 

Begitulah sesungguhnya Allah SWT sudah mengingatkan umat manusia untuk peduli dengan alam. Jaga kelestariannya dan keseimbangan ekosistemnya agar tidak menimbulkan kerusakan di muka bumi yang bisa mengundang murkanya Tuhan.

Mari kita renungkan saat diberi kemarau agak panjang, musibah kekeringan banyak terjadi dimana – mana. Lalu saat mulai memasuki musim hujan, longsor dan banjir juga terjadi dimana – mana. Apa yang salah dengan tata kelola alam kita. Ini harus menjadi pelajaran agar musibah tidak datang terus – terusan. Semoga kita semua dijaga oleh Alloh atas segala marabahaya yang mungkin terjadi di sekitar kita. Aamiin YRA **
Share:

OPINI ~ Membangun Pola Fikir Yang Positif


Duta Nusantara Merdeka |
Berbicara tentang pola fikir atau alur berfikir kelihatannya enteng alias mudah. Terkadang orang tidak menyadari bahkan tersinggung kalau ada orang lain yang memintanya untuk merubah pola fikirnya. Dia tidak menyadari bahwa ketersinggungan adalah bagian dari alur berfikir yang perlu dievaluasi untuk perbaikan.

Pola fikir yang seringkali menempatkan diri kita orang lemah, tidak berdaya, dari keluarga miskin atau dari daerah terbelakang dan sebagainya seringkali tidak memberi dampak positif. Alih – alih semangat yang muncul, malah pesimisme yang berkembang.

Kita semua tentu ingin berkembang untuk maju dan lebih maju lagi. Bukan hanya untuk kita secara pribadi, tapi tentu keluarga dan masyarakat kita pun ingin bisa lebih maju lagi. Persoalannya adalah apa yang bisa diharapkan dari model masyarakat yang alur berfikirnya pesimis ?

Sudah terlalu banyak masyarakat kita yang memiliki alur berfikir negatif, maka tolong jangan tambah lagi dengan pola fikir kita. Mari secara bersama – sama kita kembangkan alur berfikir posit agar energi positif nya terpancar pada orang – orang di sekeliling kita. Mungkin kita belum bisa berbagi pada orang – orang dengan hrta kita, tapi kita bisa berbagi dengan motivasi dan semangat yang positif untuk terus membangun pandangan positif.

Masyarakat Indonesia itu sesungguhnya pintar – pintar, bahkan jauh di atas rata – rata masyarakat dunia kepintarannya. Hanya saja yang sering menjadi masalah adalah soal termotivasi atau tidaknya. Soal kesadaran akan kemampuan dirinya. Ini semua tentu sangat berkaitan erat dengan alur berfikir atau pola fikir dalam memandang sebuah fenomena.

Ingat suatu objek yang sama akan menghasilkan beberapa pandangan yang berbeda, dan semua tergantung pada siapa dan dari sudut mana dia melihatnya. Jika ia berpandangan positif maka apapun kesulitannya bisa disulap menjadi peluang. Tetapi sebaliknya apapun peluangnya bisa dipandang sebagai sebuah kesulitan oleh orang yang memandangnya.

Menurut ahli saraf (neurolog) ada empat level gelombang otak kita, yaitu yang pertama gelombang Beta (14 – 100 Hz). Dalam frekuensi ini kita tengah berada pada kondisi terjaga, sadar penuh dan didominasi oleh logika. Inilah kondisi normal ketika kita bekerja, berkonsentrasi, berbicara, berpikir tentang masalah yang kita hadapi, dan lain – lain dan otak cenderung memantik munculnya rasa cemas, khawatir, stress, dan marah. 

Kedua adalah gelombang Alpha (8 – 13.9 Hz). Ketika otak berada dalam getaran frekuensi ini, kita akan berada pada posisi khusyu’, relaks, meditatif, nyaman dan ikhlas. Dalam frekuensi ini kerja otak mampu menyebabkan kita merasa nyaman, tenang, dan bahagia. 

Ketiga gelombang Theta (4 – 7.9 Hz). Dalam frekuensi yang rendah ini, seseorang akan berada pada kondisi sangat khusyu’, keheningan yang mendalam, deep-meditation, dan “mampu mendengar” nurani bawah sadar. Inilah kondisi yang mungkin diraih oleh para tokoh agama ketika mereka melantunkan do’a ditengah keheningan malam pada Sang Ilahi. 

Keempat gelombang Delta (0,1 – 3,9 Hz). Frekuensi terendah ini terdeteksi ketika orang tengah tertidur pulas tanpa mimpi. Dalam frekuensi ini otak memproduksi human growth hormone yang baik bagi kesehatan kita. Bila seseorang tidur dalam keadaan delta yang stabil, kualitas tidurnya sangat tinggi. Meski tertidur hanya sebentar, ia akan bangun dengan tubuh tetap merasa segar.

Dari hasil beberapa penelitian tentang gelombang otak ini, ternyata bisa ditarik sebuah kesimpulan bahwa proses untuk menumbuhkan keyakinan positif dalam pikiran akan berlangsung dengan optimal jika otak kita tengah berada pada kondisi Alpha atau kondisi Theta. Dalam frekuensi inilah, kita bisa menanamkan nilai – nilai positif tentang kita dan cara pandang kita yang akan berpengaruh pada alam bawah sadar dan perilaku kita.

Dalam momen kontemplatif ketika bersujud dihadapan Sang Ilahi, selalu muncul perasaan keheningan yang menggetarkan, perasaan khusyu’ yang sungguh menghanyutkan. Saat itu kondisi otak kita sedang berada pada gelombang alpha.

Dalam momen itu, dengan mudah bisa memasukkan energi positif dan spirit keyakinan dalam segenap pikiran kita. Ayo rubahlah cara pandang kita. Bangun di tengah keheningan malam, menghadap Tuhan Yang Maha Kuasa dan berbicaralah tentang harapan dan optimisme untuk mendapatkannya.

Penulis : Dede Farhan Aulawi
Share:

Transformasi Politik Menuju Kedewasaan Berdemokrasi



Duta Nusantara Merdeka |
Bagi masyarakat Indonesia yang pernah melihat perpolitikan tanah air menjelang pesta demokrasi sebelum tahun 1998, pasti bisa merasakan perbedaannya dengan saat ini. Pasti banyak parameter kalau kita ingin melihat secara komprehensif seperti dalam Teori Perbandingan Politik baik yang dikemukakan oleh Eugene Miler, David Hume, Henri Saint-Simon, Aguste Comte, dan lain – lain. Tapi pada kesempatan ini mari kita buka fenomena empirik yang mudah dilihat saja.

Sebelum 1998 saat pesta demokrasi memasuki fase kampanye meriahnya luar biasa, konvoi kendaraan bermotor baik roda empat ataupun roda dua sangat menghiasi jalanan hingga menimbulkan kemacetan yang luar biasa di berbagai ruas jalan di kota – kota.

Metode pengumpulan masa di lapang – lapang terbuka dilakukan untuk menunjukan kekuatan, bahkan tidak sedikit artis – artis dihadirkan sebagai vote getter. Untuk semua ini tentu dan pasti membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Fenomena ini melahirkan satu pemikiran, bagaimana agar pesta demokrasi tetap berlangsung sesuai aturan main tetapi dengan biaya yang efisien ? Sebab banyak orang yang meyakini sistem demokrasi berbiaya tinggi inilah yang menimbulkan kecenderungan orang untuk melakukan tindakan koruptif sebagai kompensasi atas besarnya biaya yang harus dikeluarkan saat kampanye.

Seiring dengan waktu dan kedewasaan berpolitik masyarakat, akhirnya mulai terjadi pergeseran paradigma. Kampanye tidak lagi harus dilakukan dengan model konvoi di jalanan dan pengerahan ribuan masa, karena (1) biayanya pasti mahal, (2) yang hadir belum tentu juga milih dia, (3) model seperti itu dinilai sudah tidak simpatik karena mengganggu kepentingan yang lain. Di sini nalar kedewasaan berfikir sudah mulai berkembang, meskipun tentu belum semua lapisan masyarakat bisa berfikir seperti ini.

Transformasi politik mulai bergeser dengan model–model simpatik. Blusukan ke tempat–tempat yang dinilai kotor misalnya, menyuapi nenek–nenek, menggendong anak kecil, dan lain–lain. Kampanye simpatik ini banyak dilakukan dalam menarik simpati warga, dan tentu sah – sah saja. Apalagi kalau hal–hal baik itu bisa dilakukan secara konsisten.

Masyarakat jangan hanya melihat calon saat masa kampanye saja. Lebih dari itu lihatlah perilakunya justeru saat telah terpilih. Apakah ia masih selalu dekat dengan rakyat ? Apakah ia masih mau menyuapi nenek – nenek ? apakah ia masih mau berkunjung ke tempat – tempat yang mungkin dinilai kotor ? Coba perhatikan berbagai spanduk dan poster, banyak sekali gambar – gambar yang sangat simpatik dan menyentuh hati. Sekali lagi mudah – mudahan masih bisa konsisten setelah ia terpilih nanti.

Sebab lebih jauh dari itu sebagai umat beragama pasti menyadari, bahwa jadi pemimpin itu tidak mudah. Jabatan pemimpin itu adalah amanah, dan setiap amanah akan dimintai pertanggungjawabannya di akhirat kelak. 

Di satu sisi kita patut bangga karena betapa banyaknya orang yang ingin memikul amanah yang besar itu. Mungkin ada sebagian kecil yang tidak mau jadi pemimpin. Bukan tidak bisa, tetapi khawatir tidak bisa mempertanggungjawabkan kepemimpinannya di Mahkamah Rabbi nanti. Mempertanggungjawabkan diri sendiri saja tentu tidak mudah, apalagi untuk mempertanggungjawabkan seluruh rakyat yang diwakilinya. Akhirnya kita berharap mudah – mudahan di Indonesia ini lahir para pemimpin dan para wakil rakyat yang amanah terhadap bangsa dan negaranya. **


Penulis : Dede Farhan Aulawi 
(Pengamat Politik)


Share:

OPINI ~ Mengenal “Science of Parapsychology”


Oleh : Dede Farhan Aulawi

Duta Nusantara Merdeka |
Sungguh miris membaca, melihat atau mendengar berbagai kejadian kriminal dengan motif seolah – olah menjadi “orang pintar” atau “paranormal”, dan sebagainya. Di tengah kemajuan zaman yang semakin modern fenomena dan kepercayaan terhadap hal – hal klenik masih banyak dipercaya orang. Melihat fakta masih banyaknya orang yang percaya pada hal – hal yang bersifat irasional, melahirkan berbagai modus kejahatan penipuan dengan berbasis pada sebutan “orang pintar” ini. Di mana ada “demand” maka di sana akan lahir “supply”. Begitu kaidah ekonomi berkata.

Terlebih saat ini biar kelihatan lebih modern, sebagian orang yang mengaku “orang pintar” ini sudah menggunakan istilah *Parapsikologi*. Pada dua istilah ini maknanya sungguh sangat berbeda, baik dari substansi, latar belakang maupun proses. “Orang Pintar” konon biasanya diperoleh dengan olah laku spiritual tertentu, lalu baca mantra – mantra dan sebagainya. Bahkan ada juga yang sekedar mengaku –ngaku “orang pintar” saja.

Sementara Parapsikologi merupakan kajian ilmiah terhadap kejadian – kejadian yang dianggap aneh atau tidak logis. Disiplin ilmu Parapsikologi sudah lama diteliti dan dikembangkan di  Koestler Parapsychology Unit - University of Edinburgh, Psychology of Paranormal Phenomena Research Group -University of Derby, Consciousness and Transpersonal Psychology - Liverpool John Moores University,  Centre for the Study of Anomalous Psychological Processes - University of Northampton, Anomalistic Psychology Research Unit - Goldsmiths, University of London, dan lain – lain. 

Awalnya penelitian ilmiah ini sebenarnya sudah dilakukan sejak tahun 1882 oleh Arthur Balfour, Charles Richet dan William Crookes, dan kawan – kawan yang tergabung di dalam Society for Psychical Research (SPR) di London. 

Parapsikologi yang diteliti oleh lembaga – lembaga riset di atas secara umum meneliti Extra Sensory Perception/ESP atau lebih dikenal dengan sebutan indra keenam. Ada juga penelitian terkait interaksi pikiran dengan suatu objek materi atau biasa dikenal dengan istilah psikokinesis. Ada juga Out of Body Experience (OBE) atau pengalaman keluarnya ruh dari jasad. 

Sebagian ahli parapsikologi menyebutnya Spritual Adventure. Lalu ada Near of Death Experience (NDE) semacam mati suri atau pengalaman menjelang / setelah kematian. Ada juga yang namanya Regression Progresif yaitu perjalanan ke masa lalu, dan berbagai fenomena lainnya.

Di samping itu ada juga penelitian yang tidak kalah menariknya, seperti Mind to Mind Communication atau dikenal dengan istilah Telepati. 3C (Clairvoyance, clairvoyance, Clairaudience) yaitu merasakan, mendengar dan melihat kehadiran “sesuatu” yang tidak terlihat. Semua fenomena irasional itu akan diuji di laboratorium – laboratorium lembaga riset dengan pendekatan metode ilmiah (scientific approach).

Itulah tugas lembaga riset untuk menguak tabir di balik berbagai fenomena rahasia itu. Namun demikian tentu belum tentu semua fenomena bisa diungkap, karena hal – hal yang bersifat gaib akan selalu menjadi rahasia Allah, Tuhan pencipta alam semesta.

Namun demikian masyarakat dihimbau untuk selalu berhati – hati dan waspada terhadap kemungkinan adanya kejahatan berbasis “orang pintar’ dan sebagainya. Orang pintar yang baik biasanya tidak mengiklankan diri, tidak menentukan tarif, ikhlas dalam membantu orang dan dia akan dicari orang. Bukan dia yang mencari – cari orang - orang.
Share:

Desain Ketahanan Pangan Menghadapi One Day No Rice


Duta Nusantara Merdeka |
Jumlah penduduk dari tahun ke tahun pasti bertambah. Sementara luas lahan produktif terus berkurang, khususlah lahan produktif pertanian untuk memenuhi kebutuhan pangan. Hal ini tentu akan menjadi masalah strategis yang sangat serius jika tidak difikirkan bersama.

Jumlah manusia yang bertambah banyak ini artinya tingkat “demand” terhadap produk pertanian khususnya pangan PASTI AKAN MENINGKAT. Sementara luas lahar pertanian semakin menyempit dengan dua alasan utama, yaitu sebagian lahan produktif sudah beralih fungsi menjadi pabrik, perumahan, dan lain – lain. 

Meskipun sebenarnya ada payung hukum yang menaunginya terkait dengan hal ini, yaitu UU No. 41 tahun 2009 tentang Perlindungan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan yang diharapkan mampu memberi solusi atas masalah alih fungsi lahan produktif pertanian.

Alasannya lainnya sudah sulit mencari buruh tani karena mereka lebih menyukai kerja di pabrik atau toko daripada harus berkubang lumpur di sawah. Dengan demikian maka jumlah produk pangan akan menurun, artinya tingkat “SUPPLY PASTI MENURUN”. 

Jika Demand naik dan supply menurun maka otomatis harga akan naik, dan terus naik. Kenaikan harga jika diimbangi oleh kenaikan daya beli masyarakat tentu tidak menjadi masalah, karena masyarakat masih bisa membeli komoditi tersebut. Pertanyaannya adalah bagaimana jika harga terus naik, sementara daya beli tetap stagnan atau bahkan cenderung turun ? maka kemungkinan akan melahirkan banyaknya permasalahan – permasalahan sosial, dan tidak menutup kemungkinan bisa menimbulkan meningkatnya angka kriminalitas.

Di tahun 2035 diprediksi jumlah penduduk Indonesia sebesar 305 juta orang atau bahkan mungkin bisa lebih dari jumlah tersebut. Data statistik menunjukan bahwa kebutuhan konsumsi beras naik 19,6% dan jagung 20%, dan diikuti komoditas lainnya.

Di tinjau dari sisi domestik, memang Indonesia masih memiliki peluang dalam peningkatan produksi, karena sumber daya lahan yang dimiliki sangat luas. Daratan lebih dari 190 juta hektare, 23% lahan basah dan 77% sisanya (145 juta hektare) adalah lahan kering.

Ini bisa dioptimalisasi dengan sentuhan mekanisasi pertanian. Optimalisasi lahan dan peningkatan produksi pangan bisa dilakukan dengan peningkatan alat mesin pertanian, rehabilitasi irigasi, dan perluasan lahan untuk meningkatkan jumlah benih unggul.

Yang menjadi tantangan saat ini terkait dengan mekanisasi pertanian khususnya masalah jumlah dan kompetensi SDM bidang pertanian ini. Mekanisasi pertanian bukan hanya soal optimalisasi alat saja, tetapi juga pengembangan teknologinya. Seperti diketahui bahwa saat ini industri agro masih didominasi sawit. Dan di saat yang bermasamaan juga dikembangkan bio-industri  berbasis bio-massa dengan fokus pada komoditas Jagung, Sagu, Ubi Kayu dan Pisang.  

Sebenarnya jika merujuk pada Undang Undang No. 7 tahun 1996 tentang Pangan dan Peraturan Pemerintah No. 68 tahun 2002 tentang Ketahanan Pangan menyatakan bahwa Ketahanan Pangan itu merupakan sebuah sistem yang utuh, komprehensif dan holistik, mulai dari ketersediaan, distribusi/pasar dan konsumsi. Artinya perlu melibatkan semua fungsi dan kolektifitas kesadaran masyarakat agar peduli dengan ketahanan pangan.

Partisipasi masyarakat menjadi penting, oleh karena itu hal ini akan menjadi pekerjaan sendiri bagaimana meningkatkan kesadaran dan partisipasi masyarakat untuk memperkuat ketahanan pangan.

Apalagi kalau kita melihat pada anomali iklim yang tejadi saat ini dan belum mampu dikendalikan dengan rekayasa cuaca. Ketidakpastian iklim dan musim jelas akan mempengaruhi produksi pangan dan bisa menyebabkan gagal panen. Jika gagal panen maka komiditi produk akan melambung tinggi.  Terlebih asuransi pertanian pun belum jalan seperti yang diharapkan.

Untuk itulah telah lahir konsep keanekaragaman pangan berbasis sumber daya lokal sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan ketahanan pangan nasional. Kenapa konsep atau ide ini muncul ? karena fakta objektifnya permintaan masyarakat terhadap beras terus meningkat. Kita bisa melihat data konsumsi beras per kapita per tahun di Indonesia masih di angka 139, padahal bangsa lain sudah di bawah angka 100.

Oleh karena itu upaya untuk melakukan pengurangan jumlah konsumsi beras harus segera dilakukan. Dari sisi aturan sebenarnya hal ini pun sudah ada payung hukumnya, yaitu Peraturan Presiden No. 22 tahun 2009 tentang Percepatan Penganekaragaman Pangan Berbasis Sumber Daya Lokal. Isi pokok dari Peraturan Presiden ini mengamanatkan tentang pentingnya diversifikasi pangan yang harus terus dilakukan. 

Masyarakat harus terus disadarkan, diajak dan diingatkan agar mampu mengurangi konsumsi beras, dan bisa menggantinya dengan bahan pangan lain yang memiliki rasa dan kandungan gizi yang sama dengan  beras. Pengembangan teknologi pangan tidak bisa ditunda. Termasuk riset – riset untuk menemukan dan menciptakan bahan pangan non beras. Satu hal yang harus diingatkan adalah "One Day No Rice". Adagium ini akan menggeser model lama tentang "No Day Without Rice". **(Red)

Penulis : Dede Farhan Aulawi
Share:

Menguak Tabir “ The Science of Happiness


Oleh : Dede Farhan Aulawi
(Konsultan Manajemen)

Duta Nusantara Merdeka |
Algoritma berfikir manusia pada umumnya adalah belajar untuk meraih ranking yang bagus, lalu bisa melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi favorit, terus mudah mencari kerja, selanjutnya mendapat posisi dan gaji yang besar, dan akhirnya semua bermuara pada tujuan akhir agar keluarga bahagia. Secara konsepsi tidak ada yang salah dari algoritma pemikiran ini, namun ada sesuatu yang berbahaya jika terbentuk framing bahwa untuk bahagia harus punya posisi dan kaya dulu.

Benarkah untuk bahagia harus punya kedudukan dan banyak uang dulu ???
Inikah yang menyebabkan banyak orang yang sikut – sikut, bahkan tidak sedikit yang fitnah sana fitnah sini untuk mendapat kedudukan dan pangkat yang bagus. Lalu dapat banyak uang dan akhirnya bahagia ? Juga ada sebagian orang yang tidak lagi menggunakan nalar yang sehat hanya sekedar untuk memperoleh jabatan dan uang. Untuk apa ? Tentu jawabannya sederhana agar bisa kaya dan akhirnya bahagia. Inilah nalar yang berbahaya ketika terminologi BAHAGIA mengandung syarat seolah – olah HARUS KAYA dulu.

Jika itu framing yang dipakai, maka seolah – olah hanya orang – orang kayalah yang memiliki hak untuk bahagia. Lalu bagaimana faktanya ? Ternyata banyak orang kaya yang merasa tidak bahagia. Rumah yang besar dan mewah tidak lantas membuat dia ingin segera pulang ke rumah. Jabatan yang tinggi tidak lantas membuat ia bahagia, karena waktu untuk bersama keluarga jauh lebih sedikit. Waktu dan fikirannya terkuras untuk kerja, karir dan harta. Malah ada sebagian yang menyadari kalau dirinya merasa lebih jauh dari amalan dan penghayatan ajaran agama.

Coba lihat sebaliknya, tidak sedikit orang yang secara materi kelihatannya jauh lebih miskin tetapi perasaannya merasa lebih bahagia. Orang yang tidur di emper – emper pertokoan bisa lebih nyenyak daripada mereka yang tidur di hotel bintang lima. Orang yang makan di pinggir jalan merasa lebih nikmat daripada mereka yang makan di restauran – restauran. Tapi juga tidak lantas disimpulkan untuk membuat perencanaan kemiskinan.

Keyword-nya bukan soal kaya atau miskin, melainkan bagaimana cara membangun hati, mental, sikap dan fikiran bahwa untuk bahagia tidak mesti nunggu untuk kaya terlebih dahulu. Dan untuk bahagia TIDAK HARUS NANTI, melainkan bisa kita bangun untuk bahagia SAAT INI juga. Oleh karenanya banyak hasil studi dan penelitian yang membuat kesimpulan bahwa, “manusia yang bisa memelihara rasa bahagia, terbukti lebih kreatif, lebih produktif, lebih memiliki ketangguhan mental, sehingga bisa meraih sukes hidup yang ingin diraihnya.

Selanjutnya mungkin timbul pertanyaan, bagaimana menumbuhkembangkan rasa bahagia agar kita selalu merasa bahagia ? Karena bahagia juga bukan berarti orang yang TIDAK PUNYA masalah, tetapi orang tersebut piawai dalam mengelola masalah. Dalam hal ini banyak landasan teori yang mengulasnya, hanya kalau disimpulkan intinya pada kemampuan kita untuk memiliki rasa kegembiraan (JOY), rasa syukur (Gratitude), rasa damai  (Serenity), minat/ hobi ( Interest), harapan (HOPE), rasa bangga (Pride), suka canda tawa (Amusement), memiliki inspirasi (Inspiration),  rasa takjub (Awesomeness), rasa cinta dan kasih sayang (Love).

Itulah ringkasan dari berbagai literatur terkait hal – hal yang perlu kita miliki dan kita lakukan agar kita senantiasa memiliki rasa bahagia. Rasa bahagia inilah yang akan mampu membuat kita lebih kreatif dan tangguh. Jangan mencari tangisan, tetapi juga siap jika harus menangis. Jangan menginginkan kemiskinan, tetapi juga harus siap mental jika miskin.

Kaya dan sukses tidak boleh membuat kita angkuh dan sombong, tetapi sebaliknya kalau kita belum sukses pun jangan lantas membuat kita lemah dan pasrah. Bangkit, bangun dan tetap semangat selamanya. Tersenyumlah selalu pada orang – orang di sekeliling kita, agar orang lain bisa ikhlas ikhlas memberi sebutir senyum buat kita. Benih – benih inilah yang akan membuat kebun fikiran kita dipenuhi oleh rasa tenang dan kebahagiaan. **(Red-51)
Share:

KIRIM BERITA SILAHKAN KLIK

KIRIM BERITA ANDA KESINI! Merasa Terbantu Dengan Publikasi ? Ayo Traktir Kopi Untuk Admin Dengan Cara Berbagai Donasi. Terimakasih :)



BREAKING NEWS

~||~ KPU Tetapkan Pasangan Prabowo Subianto & Gibran Rakabuming Raka Menjadi Presiden Terpilih ~||~ Kampung Rakyat Indonesia Siap Sukseskan PILKADA Serentak Tahun 2024 ~||~ Hak Angket Kian Redup ~||~ Pasangan Capres & Cawapres Anies Baswedan - Muhaimin Iskandar dan Pasangan Ganjar Pranowo - Mahfud MD Resmi Layangkan Gugatan Hasil Pilpres Ke Mahkamah Konstitusi ~||~ #PEMILUDAMAI ~||~

Kilas Balik Bung Karno

Kilas Balik Bung Karno - Makna Proklamasi

Ir. Soekarno (Sang Proklamator) Setiap Tahun kita Memperingati Hari Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia, Maka kita tidak bisa t...

Like Fanpage

Follow In Twitter

Breaking News

IKUTI KAMI


loading...

NONTON VIDEO DAPAT DUIT

10 Berita Populer

IKLAN

IKLAN
Ingin Pasang Iklan hubungi Kami di 0812 6582 534

Label

(SAS) #2019GantiPresiden Accounting Aceh Aceh Timur Adat Istiadat Advokat AFF Agama Agraria AIDS Air Aisyiyah Aksara Aksi Aksi Sosial Aktivis Aktivitis Al Washliyah Album Amien Rais Anak Anak Yatim Anarkis Angkatan Darat Anies Baswedan Animal Anti Korupsi Arisan Artikel Artis Arus Mudik Asahan Asian Games ASN Asuransi Asusila Atlet Award Bacaleg Bachtiar Ahmad Sibarani Baksos Bakti Sosial Balap Liar Banda Aceh Bandar Lampung Bandara Bandung Banjir BANK Bank Sumut Bansos Banten Bantuan Sosial Bapenas BAPER Bappenas Basarnas Batu Akik Batubara Bawang Putih Bawaslu Bayi Bazar BBM Bea Cukai Beasiswa Begal Bekraf Beladiri Belanja Bencana Bencana Alam Beras Berita Bhabinkamtibmas Bhayangkara Bhayangkari Bioskop Bisnis BKPRMI BM PAN BNI BNN BNPT Bobby Nasution Bom Bunuh Diri Boomerang BPBD BPJS BPN BPOM BRI Brimob Buka lapak Bukit Asam Buku Bulog BUMN Bung Karno Bupati Bursa saham Bursasaham Buruh Bus Caleg Capital market CCTV Cerpen Cianjur Cikampek Citilink conference Cosplayer Covid-19 Covid-19 Satgas Covid19 Cuaca Cuci Tangan Curanmor Cyber Daerah Dakwah Dance Debat Presiden Debt Collector Dede Farhan Aulawi Deklarasi Deli Serdang Demonstrasi Densus 88 Desa Dewan Pengawas Dewata Sakti Dharma Pertiwi Dialog Digital Diklat Dinas Perhubungan Dirgahayu HUT RI Disiplin Diskusi Dongeng Donor Darah DPD RI DPR Duka Cita E-Money Effendi Simbolon Ekonom Ekonomi Ekspor Impor Electronics Elektronik Emas Empat Pilar Entertainment Es cream ESDM event Fashion Festival FIFA Film Film Horor Film seri Anak Fintech FISIP Flores Timur Formasi Formula E Forum Furniture Futsal G30S/PKI GAAS Games Ganja Ganjar Ganjil Genap Garut Gebyar Kemerdekaan Gempa Geng Motor Genppari Gereja Gibran Gizi Buruk Go Pay Go-Jek Gojek Golkar Gotong Royong Grab Gubernur Guru Besar Gym Haedar Nasir ham HANI Harbolnas Hari Ibu Hewan Hiburan HIV HMI Hoax Hotel Hp Hukum Humas Humbahas HUT HUT Bhayangkara HUT RI HUT TNI Hutan Ibadah Ibadah Haji Ibu Negara Idul Adha Idul Fitri IKLAN Imlek IMM Indonesia Industri inflasi Informasi Infrastruktur Inspektorat Inspirasi Internasional Internet Intoleran Investor IPK IPM IPPI Islam IWAPI Jakarta Jakarta Barat Jakarta Pusat Jalan Jambore Nasional Jawa Tengah Jawa Timur Jayapura Jokowi Juara Jum'at Barokah Jumanji Jumat Jumat Berkah Jurnalis Kaliber Kampanye Kampung Rakyat Indonesia Kampus Kamtibmas Kapolda Kapoldasu Kapolri Kapolsek Kapolsek Kepolisian Karaoke Karhutla Karya Tulis Kasus KDRT Keadilan Keagamaan Keamanan Kebakaran Kebangsaan Kebersihan Kebudayaan Kebun Kecantikan Kecelakaan Kedokteran Kegiatan Kegiatan seminar Kehutanan Kejahatan Kejaksaan Kejuaraan Kejurnas Kekerasan Kelestarian Alam Keluarga Kemalingan Kemanusiaan Kemenag Kemenaker Kemendag Kemendagri Kemendesa Kemendikbud Kemenhub Kemeninfo Kemenkes Kemenkeu Kemenko Kemenkumham Kemenlu KEMENPAN-RB Kemenparekraf Kemenperin Kemenpora kemenristek Kemensos Kementan Kemiskinan Kendaraan Dinas Kepala Daerah Kepedulian keperdulian Kepolisian Kerajaan Kereta Api kerja Paksa Kerjasama Kesehatan Kesejahteraan Keselamatan Kesenian Ketahanan Pangan Ketenagakerjaan Keuangan Khilafahtul Muslimin Kilas Balik Bung Karno Kivlan Zen KKP KNPI Kohati kompetisi Kompolnas Komputer Komunitas kon Konferensi KONI Konsumen Koperasi Kopermasu Kopi Kopi Pagi Korupsi Kota Medan KPK KPR KPU Kriminal KRYD KSAD Kudeta Kuliner Kunjungan Kerja Kutai Kartanegara Labuhan Batu Lahan Lakalantas Laksi Lalu Lintas Lampung Langka Langkat Lapas Launching Launching Album Launching Aplikasi Launching Buku LAZISMU Lebaran Legislatif Lembaga LGBT Lifestyle Lingkungan Lingkungan Hidup LIPPI Listrik Lock Down Lomba lomba lari London LPPI LPS LSM Lukas Enembe Madina Mahasiswa Mahkamah Agung Mainan anak Majalengka Makanan Jepang Makassar Makkasar Mall Maluku Market Outlook Masjid Masker Mata Uang Maulid Nabi Mayday MDMC Medan Denai Media Media Sosial Megapolitan Menag Mendag Mendagri Menembak Menteri Menteri Perdagangan millenial Minuman Keras Minuman sehat Minyak Goreng Minyak Makan Miras Mobil MOI Motivasi MoU MPR MPR RI Mudik Muhammadiyah Muharram MUI Munas Musibah Musik Musyawarah Musywil Narkoba Narkotika NasDem Nasional Natal Natal & Tahun Baru New Normal NII NKRI NU ODGJ Office Ojek Online Ojol Olah Raga Olahraga Ombusman Omicron Online Operasi Patuh Operasi Yustisi Opini Organisasi Ormas Otomotif P Padang Padangsidimpuan Pagelaran Pahlawan Pajak Pakta Integritas Palestina Pameran PAN Pancasila Papua Parawisata Pariwisata Partai Demokrat Partai Politik Partai UKM Partai Ummat Pasar Pasar modal Pasar Murah Pasar Tradisional Paspampres Patroli PC PDI Perjuangan PDIP Perjuangan pe Pedagang Pegadaian Pelajar Pelajar Islam Indonesia Pelantikan Pelatihan Pelayanan Publik Pelecehan seks Pelukis Peluncuran Pemadam Kebakaran Pemalakan Pembangunan Pembayaran Elektronik Pembunuhan pemerasan Pemerintah Pemerintahan Pemerkosaan Pemilu Pemuda Pemuda Melati Indonesia Pemuda Muhammadiyah Pemuka Agama pen Penandatanganan Pencabulan Pencemaran Nama Baik Penculikan Pencurian Pendataan Pendidikan Penelitian Penembakan Penerbangan Penertiban Pengabdian Pengadilan Pengadilan Negeri Pengajian Pengamanan Pengamat Penganiayaan Pengawasan Pengetahuan Penggelapan Penghargaan Penghijauan Pengusaha Penipuan Penistaan Agama Penulis Penyakit Penyandang Disabilitas Penyuluhan Perampasan Perayaan Perbankan Percut Sei Tuan Perdagangan Perekonomian Perempuan & Anak Peresmian Pergaulan Perhubungan Perikanan Peristiwa Perjanjian Perjudian Perkawinan Perlombaan Permainan Perpajakan Pers Pertamina Pertanahan Pertanian Perusahaan Pesawat Terbang PET Pileg Pilkada PIlkades Pilpres Pin Pinjam meminjam uang Pinjaman Online PKL PKS PMI Polairud Polantas Polisi Cilik Politik POLRI Polwan Pondok Pesantren Ponpes Pornografi Posko Ummat PPKM PPWI Pra Kerja Prabowo Pramuka Praperadilan Prawita Genppari Premanisme Presiden Prestasi Primbon Politik Prokes promo Property Prostitusi Protokol Kesehatan PSI PSSI Public Expose Publik expose Puisi Pungli PUPR Pusat Perbelanjaan Puskesmas PWI Qurban Radikalisme Rafdinal Ragam Rakernas Rakor Ramadhan Reksadana Rektor Relawan Relawan Jokowi Religi Remisi Rentan Renungan resa Restoran Reuni 212 Revolusi Mental Reward RKUHP Robot Ruang Guru Rumah Rumah sakit Rups Rusia RUU Saber Pungli Sabu Sahabat Anak Salon Samosir Samsat Samsung Sanitasi air.Lingkungan hidup Santri SAR Satlantas Satpol PP Satwa Sejarah Sekolah Sembako Seminar Sengketa Seniman Senjata Senjata Api Sepak Bola Separatis Sepeda Sepeda sehat Serdang Bedagai Sertifikat Sertijab sho Sigli Silaturahim Silaturahim. KUYAI Kartanegara Silaturahmi Silaturrahim SIM Simalungun Simpan Pinjam Simulasi Smartphone Soekarno Solar Somasi Sosial Sosialisasi Startup Stasiun STOP PRES...!!! Studi Ilmiah Stunting Suku bunga Sulawesi Selatan Sumatera Barat Sumatera Utara Sumpah Jabatan Sumut Sungai Superstore Suplemen Surabaya Surat Terbuka Suriyono Adi Susanto Suriyono Adi Susanto {SAS) Survei Survey susu Swab Antigen Syafi'i Ma'arif Syariah Syawal Takjil Tali Kasih Talkshow Tanjung Balai Tantama Tapanuli Tengah Tawuran Teknologi Teror Terorisme Tes Urine Tiket Tilang Tips Tjahyo Kumolo TNI TNI AU TNI-Polri Tokoh Tokoh Agama Tokoh Masyarakat Tol Toys Kingdom ToysKingdom Tragedi Transportasi Trend Rambut True Money Uang Uang Palsu UIN Ujaran Kebencian UKM Ukraina Ulama UMJ umkm UMSU Undang-Undang UNIMED UniPin Universitas Unjuk Rasa Upacara Usaha Rakyat UU Cipta Kerja UU ITE UUD 1945 Vaksinasi Vaksinasi booster Valentine Day Verifikasi Viral Virus Corona Walikota Wanita Wapres Wartawan Webinar Wirausaha Wisata WNA Workshop Yogyakarta Zulkifli Hasan

Arsip Berita

IKLAN

IKLAN

IKUTI BERITA VIDEO KAMI DI YOUTUBE

POS PETIR

VIRUS COVID-19

Wabah Virus Corona (Covid-19) Sudah Menyerang Indonesia, Setiap Hari Korban Semakin Bertambah Sampai ada yang Meninggal, Rakyat Semakin Cemas dan Khawatir, Bagai Tersambar Petir Mendengar Virus Corona.

HALLO KRING..!!!

12 PAS

PANCASILA UDAH FINAL

Pembahasan RUU Haluan Ideologi Pancasila Banyak Penolakan Dari Berbagai Kalangan Masyarakat, Memang Seharusnya Tidak Usah Dibahas Dan Lebih Baik Dibatalkan. Pancasila Dasar Negara.
Tendangan 12 PAS Dihentikan

SOS

INDONESIA DARURAT NARKOBA

Sudah dijatuhi hukuman mati bahkan sudah ada yang dieksekusi, tapi masih banyak bandar narkoba semakin merajalela, terbukti banyak yang ditangkap petugas Polisi maupun BNN (Badan Narkotika Nasional) tapi belum kapok juga mereka, justru sipir penjara malah terlibat. Kalau sudah darurat begini, hukuman mati jangan berhenti, jalan terus!.

QUO VADIS

Kunjungan Statistik

Online

IKLAN USAHA ANDA


PRO KONTRA VAKSINASI

~> Program Vaksinasi Yang Diluncurkan Pemerintah Mendapat Sorotan Dari Berbagai Masyarakat, sehingga terjadi pro dan kontra

<~ Memang Sebenarnya Harus Jelas Disampaikan, Maksud dan Tujuan Vaksinasi, Karena dilapangan Ada Perbedaan Orang Yang Akan Divaksin dan Yang Tidak Boleh Divaksin, membuat masyarakat Bingung

Link Terkait

close
Banner iklan disini