Duta Nusantara Merdeka | Jakarta 
Sebagai sebuah negara kepulauan yang memiliki beragam suku, budaya,
 dan agama, masyarakat Indonesia menjunjung tinggi kerukunan demi menjaga persatuan dan
 kesatuan. Menteri BUMN, Erick Thohir menekankan pentingnya merajut kebersamaan dalam
 perbedaan dalam sambutannya di acara Perayaan Natal Bersama Kementerian BUMN di Lantai 21
 Gedung Kementerian BUMN, Selasa, (24/1).
Erick mengatakan, perbedaan-perbedaan suku, budaya, agama, dan jumlah kepulauan Indonesia yang
begitu banyak menjadi rajutan mutiara yang menjadikan Indonesia seperti saat ini. Kerukunan dalam
 perbedaan yang dijalani bersama-sama membuat Indonesia terus berkembang.
“Itulah kenapa kerukunan, perbedaan, yang kita sama-sama jalani dalam keseharian ini yang harus
 memang kita jaga, harus terus kita seimbangkan. Karena saya yakin tanpa kerukunan tanpa
 kebersamaan, tidak mungkin negara kita akan terus berkembang. Kita tidak akan punya sejarah
 sepanjang ini kalau tidak dengan modal kerukunan. Dan ini memang sesuatu yang harus kita jaga
 bersama-sama,” ujar Erick.
Erick melanjutkan, sama halnya dengan Indonesia, perusahaan Badan Usaha Milik Negara yang memiliki beragam usaha dan proses bisnis, selalu berupaya untuk bersinergi dan bekerja sama demi
 menjaga keseimbangan perekonomian di Indonesia. Apalagi, BUMN sebagai salah satu kekuatan
 perekonomian di Indonesia merupakan ekulibrium besar dalam menjaga keseimbangan.
Bahkan, Erick menambahkan, dalam core value AKHLAK yang kini diterapkan tidak hanya oleh pegawai Kementerian BUMN, tetapi juga di BUMN terdapat dua kata kunci yang menggambarkan hal
 tersebut, yaitu Harmonis dan Kolaboratif. Kedua kata kunci tersebut menggambarkan kerja sama yang
 baik untuk membentuk kekuatan bersama-sama.
“Kita berusaha merajut seluruh kemampuan menjadi satu visi pemikiran supaya kita bisa menciptakan
 sesuatu yang lebih baik bersama-sama, bukan karena sebuah perbedaan justru terjadi malah ego
 sektoral yang akhirnya menjunjung tinggi perbedaan itu, yang akhirnya tidak jadi apa-apa. Sama
 kenapa kita juga sekarang terus mentransformasi BUMN menjadi klaster-klaster grouping itu, apa di
 situ karena perbedaannya? Ya, tapi banyak persamaan tujuannya, seperti misalnya klaster kesehatan
 apa si tujuannya? ada Bio Farma, Kimia Farma, Indofarma, ada rumah sakit tetapi kan ujungnya sama,
 ketahanan kesehatan,” jelas Erick.
Erick pun berharap terobosan-terobosan yang telah dilakukan bersama-sama, seperti transformasi di
 BUMN dapat terus berjalan dan berkelanjutan. Erick berharap transformasi tersebut kelak dapat
 mewujudkan cita-cita Indonesia untuk menjadi bangsa yang maju dan sejahtera.
Pembangunan SDM
Tak hanya itu, pada kesempatan tersebut, Erick juga mengingatkan akan pentingnya pembangunan
 Sumber Daya Manusia. Pasalnya, kemajuan suatu negara didasarkan pada kapabilitas kemampuan
 berpikir manusia. Itulah sebabnya, pendidikan kini masuk dalam salah satu fokus utama pada program
 Community Sosial Responsibility (CSR) BUMN.
"Ketika pendidikan rata-rata penduduk Indonesia tinggi dan kita bisa menghasilkan program-program
yang inovatif yang produktif, ini tentu menjadi kekuatan pertumbuhan kita ke depan, yang selama ini
 hanya bergantung kepada Sumber Daya Alam dan pasar,” ujar Erick. (Arianto)
 
 






 
 
 
 
 

 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 


Tidak ada komentar:
Posting Komentar