Lip-Bu Tan resmi menjabat sebagai CEO baru Intel dan langsung mengguncang industri dengan keputusan mengejutkan. Dalam strategi restrukturisasi besar-besaran, Intel akan mem-PHK hingga 15 ribu karyawan.
Langkah ini mencakup hampir 30% dari total tenaga kerja global Intel. PHK massal tersebut menjadi bagian dari upaya menyelamatkan keuangan perusahaan yang tengah tertekan akibat persaingan ketat dan proyek yang merugi.
Tak hanya itu, dua pabrik chip Intel di Eropa, masing-masing di Jerman dan Polandia, juga akan ditutup. Produksi dan pengujian chip akan dikonsolidasikan ke fasilitas baru di Vietnam demi efisiensi biaya.
Pabrik Intel di Costa Rica juga terdampak, dengan sejumlah lini produksi akan dialihkan ke Asia Tenggara. Semua proyek yang tidak lagi menjanjikan dinyatakan dihentikan oleh manajemen baru.
Dalam pernyataannya, Lip-Bu Tan menyebut keputusan ini sulit namun diperlukan untuk menjaga kelangsungan Intel.
“Kami memilih bertahan hidup melalui transformasi, daripada terjebak dalam beban finansial yang semakin berat,” ujarnya.
Namun, langkah drastis ini menuai kritik. Ribuan karyawan kehilangan pekerjaan, dan banyak pengamat menilai kebijakan Lip-Bu Tan terlalu ekstrem.
Sejumlah analis mempertanyakan, apakah PHK besar-besaran ini akan menyelamatkan Intel atau justru mempercepat krisis internal.
Di sisi lain, investor disebut merespons positif strategi ini, dengan saham Intel menunjukkan sedikit kenaikan usai pengumuman. Namun, stabilitas jangka panjang masih menjadi tanda tanya besar.
Strategi efisiensi ala Lip-Bu Tan mencerminkan realita keras industri semikonduktor global saat ini: margin ketat, persaingan tinggi, dan tekanan inovasi yang terus meningkat.
Pertanyaannya, apakah langkah ini cukup menyelamatkan raksasa teknologi seperti Intel?
Penulis: Lakalim Adalin
Editor: Arianto
Tidak ada komentar:
Posting Komentar