Polda Metro Jaya mengungkap temuan baru terkait ledakan SMAN 72 Jakarta, menyebut ABH sebagai pelaku mengalami kesepian mendalam dan tidak memiliki tempat berbagi perasaan.
Polda Metro Jaya menjelaskan ABH berinisial MNFH alias F, terduga pelaku ledakan SMAN 72, tinggal hanya bersama ayahnya, sementara ibunya bekerja sebagai tenaga migran luar negeri.
"Penyidik menelusuri kondisi keluarga, termasuk minimnya interaksi sosial F yang lebih banyak menghabiskan waktu menggunakan gawai di dalam kamar," kata Kabid Humas Kombes Budi Hermanto di Jakarta, Rabu (12/11).
Keterangan warga menyebut F jarang berbaur, menggambarkan keterasingan sosial yang semakin menegaskan dugaan kesepian mendalam hingga memengaruhi stabilitas emosionalnya sebelum ledakan terjadi.
Penyidik memeriksa dua puluh saksi, termasuk guru, keluarga, dan teman sekolah, menemukan F merasa tidak memiliki teman, dukungan emosional, ataupun ruang aman mencurahkan beban pribadi.
Direktur Reskrimum Kombes Iman Imanuddin mengungkap F menyimpan dendam akibat perlakuan lingkungan, serta menelusuri konten kekerasan daring sejak awal tahun dan mengagumi aksi brutal tertentu.
Polda Metro Jaya mendalami kemungkinan perundungan di sekolah, sembari menunggu kondisi F pulih di RS Polri Kramatjati untuk menggali motif lanjutan dan sumber bahan peledak secara detail.
Kasus ini menjadi pengingat pentingnya dukungan emosional bagi remaja, menunjukkan bagaimana kesepian dan tekanan sosial dapat memicu tindakan destruktif berisiko tinggi.
Penulis: Lakalim Adalin
Editor: Arianto




























