Anak muda Indonesia menghadapi tekanan perubahan serentak, mulai ketidakstabilan ekonomi, kesehatan kompleks, hingga teknologi melaju cepat melampaui kemampuan masyarakat memahami dampaknya secara utuh.
Kondisi tersebut mendorong Indonesian Youth Council for Tactical Changes (IYCTC) menggelar Future Dialogue 2025: Cakrawala Masa Depan di Jakarta, Jumat (5/12/2025), sebagai ruang membaca ulang arah peradaban Indonesia.
Acara ini mempertemukan inisiatif lintas sektor melalui Future's Exhibit yang menampilkan gerakan pendidikan, kesehatan publik, advokasi rokok, dan inovasi sosial yang dipimpin generasi muda.
Direktur Eksekutif IYCTC, Manik Marganamahendra, menegaskan masa depan bukan janji, tetapi pekerjaan nyata yang harus dibangun bersama melalui gagasan, riset, dan kolaborasi lintas generasi.
la menyoroti meningkatnya perokok anak di Indonesia serta dampak ekologi seperti banjir Sumatera yang disebut sebagai bencana ekonomis yang harus dihadapi bersama.
Manik juga menyinggung sulitnya akses rumah layak bagi anak muda, ketimpangan ekonomi, kualitas udara Jakarta, hingga perlunya percepatan kebijakan kawasan tanpa rokok demi kesehatan masyarakat.
Menurutnya, masalah kesehatan tidak bisa diselesaikan tenaga medis saja, melainkan membutuhkan peran pelaku bisnis, komunitas, akademisi, dan organisasi sosial secara saling berkaitan.
Manik menyampaikan bahwa partisipasi anak muda harus ditingkatkan menjadi peran layak, bukan sekadar simbolik, karena generasi muda kini terdampak langsung berbagai krisis nasional.
Dalam sesi keynote, Ardiansyah mewakili Gubernur DKI Jakarta menyebut Future Dialogue sebagai ruang strategis yang menghubungkan gagasan pemuda dengan kebijakan publik menuju Indonesia 2045.
la menyampaikan tantangan Jakarta berupa literasi digital bermuara pada ekonomi kreatif, perluasan kerja layak pemuda, serta partisipasi publik dalam desain kebijakan daerah yang lebih inklusif.
Pemerintah DKI menegaskan pembangunan kepemudaan harus terintegrasi lintas sektor melalui pelatihan kreatif, dukungan modal, inkubasi wirausaha, serta perluasan ekosistem inovasi sosial yang dikelola kolaboratif.
Jakarta juga mendorong subsektor ekonomi kreatif seperti fesyen, animasi, gim, desain, dan media digital agar menjadi motor pertumbuhan sekaligus memperluas ruang kerja generasi muda.
Penyampaian ini menegaskan pentingnya memusatkan keberpihakan pada pemuda karena mereka memikul beban masa depan yang tidak lagi bisa ditunda dan harus dirumuskan bersama.
Future Dialogue 2025 diharapkan menjadi momentum bagi anak muda Indonesia untuk merebut kembali narasi masa depan dan membangun arah perubahan yang lebih inklusif serta berkelanjutan.
Reporter: Lakalim Adalin
Editor: Arianto































