PT Intra GolfLink Resorts (GOLF) mencatatkan lonjakan kinerja kuartal III-2025, memadukan operasional golf dan pengembangan properti Sequoia Hills yang menguatkan.
Direktur Utama GOLF Dwi Febri Astuti menyatakan capaian pendapatan Rp109,6 miliar dan laba bersih Rp18,9 miliar kuartal III-2025, sebagai bukti konsolidasi.
"Kinerja didongkrak oleh New Kuta Golf, Palm Hill Sentul dan pengakuan penjualan lahan Sequoia Hills melalui KSO," ujar Dwi Febri dalam Public Expose di Jakarta, Rabu (3/12).
Pencapaian ini menunjukkan sinergi antara leisure, pariwisata dan pembangunan properti, membuka lapangan kerja dan peluang UMKM lokal yang menguatkan ekonomi regional.
Dwi Febri menegaskan, "strategi diversifikasi properti dan operasional golf menjaga arus kas dan margin," ujarnya sambil memaparkan rencana pengembangan.
Pendapatan New Kuta Golf melonjak 22,8 persen, sementara pendapatan restoran dan rounds tercatat naik signifikan selama periode 9M25, menyokong marjin.
Margin kotor terjaga pada 57,8 persen; total aset perusahaan tercatat Rp8,69 triliun per 9M25, menunjukkan stabilitas neraca meskipun capex sedang berlanjut.
Proyek Sequoia Hills Sentul berkembang dengan klaster terjual cepat; serah terima awal dimulai sepanjang 2025 sesuai rencana pengembang, menambah arus pendapatan.
Risiko terkait margin properti dan volatilitas pariwisata tetap menjadi perhatian; manajemen menekankan pengelolaan biaya dan diversifikasi geografis sebagai mitigasi utama.
Pertumbuhan wisatawan internasional ke Bali dan partisipasi golf global mendukung prospek jangka menengah bagi segmen golf dan resort perusahaan yang positif.
Perusahaan juga menyalurkan program tanggung jawab sosial lingkungan, termasuk rehabilitasi puskesmas dan pelestarian terumbu karang, melibatkan komunitas lokal sebagai bagian dari strategi.
'Kami fokus menjaga kualitas laba sambil menumbuhkan properti dan golf secara seimbang, tegas Dwi Febri Astuti menutup pemaparan publik dan tanya jawab.
Kinerja kuartal III 2025 menegaskan posisi GOLF sebagai pemain leisure-properti terintegrasi, menuntut pengelolaan risiko yang matang untuk pertumbuhan berkelanjutan.
Reporter: Lakalim Adalin
Editor: Arianto











Tidak ada komentar:
Posting Komentar