PT Asuransi Jiwa Syariah Jasa Mitra Abadi Tbk (JMAS) atau JMA Syariah mencatatkan laba bersih sebesar Rp1,71 miliar per 30 April 2025. Meski menurun 27,71% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang sebesar Rp2,37 miliar, perusahaan tetap menunjukkan fundamental keuangan yang solid melalui peningkatan aset dan ekuitas.
“Pendapatan turun sebesar 22,08% menjadi Rp19,65 miliar dari sebelumnya Rp25,22 miliar. Namun, total aset tumbuh 21,40% menjadi Rp371,68 miliar dan ekuitas meningkat 1,60% menjadi Rp124,45 miliar,” ujar Presiden Direktur JMA Syariah, Basuki Agus dalam Public Expose di Jakarta, Kamis (12/6/2025).
Penurunan laba komprehensif juga tercatat hanya 2,55% menjadi Rp1,95 miliar. Basuki menyebut, kondisi ini menjadi refleksi dari tantangan ekonomi, namun juga peluang untuk berbenah.
Menurut Basuki, strategi perusahaan ke depan akan difokuskan pada evaluasi produk, perbaikan channel distribusi, serta penguatan kemitraan dengan lembaga keuangan syariah dan komunitas. “Kami percaya bahwa pertumbuhan sehat dimulai dari pemahaman yang benar. Karena itu, literasi asuransi syariah akan terus kami perkuat,” tegasnya.
JMA Syariah menghadapi beberapa tantangan utama, seperti belum optimalnya penjualan produk individu akibat menurunnya daya beli masyarakat, terbatasnya jumlah agen yang berkualitas, serta tingginya rasio klaim pada produk asuransi kesehatan kumpulan.
Untuk menjawab tantangan tersebut, JMA Syariah menyiapkan sejumlah langkah strategis, di antaranya merekrut leader wilayah guna mengembangkan agen melalui pelatihan dan pembinaan, meningkatkan jumlah agen dengan skema tied agency, memperluas kerja sama dengan komunitas, serta kolaborasi branding antara manajemen dan tim pemasaran.
Di sisi lain, perusahaan juga akan memprioritaskan produk asuransi berjangka pendek (term life) sebagai portofolio unggulan. Selain itu, kerja sama dengan fasilitas layanan kesehatan (faskes) juga akan dievaluasi secara berkala agar tetap sesuai standar layanan dan mengontrol rasio klaim.
Basuki optimistis industri asuransi syariah akan tumbuh lebih inklusif dan dipercaya masyarakat. Ia menekankan pentingnya kesinambungan antara kebijakan regulator dan kesiapan industri. “Dengan regulasi yang tepat dan kolaborasi antar pelaku industri, kita bisa mendorong penetrasi asuransi syariah yang masih rendah,” ujarnya.
"Sebagai perusahaan yang tetap mencatatkan kinerja positif di tengah dinamika ekonomi, JMA Syariah yakin bahwa transformasi produk, literasi publik, serta kemitraan strategis akan menjadi kunci menuju pertumbuhan yang adil, sehat, dan berkelanjutan," pungkasnya.
Reporter: Lakalim Adalin
Editor: Arianto
Tidak ada komentar:
Posting Komentar