Transformasi digital di sektor konstruksi kembali ditekankan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) RI dalam AEC Connect Day 2025 yang digelar pada Jumat, 9 Mei 2025 di Jakarta. Muhammad Iksan, perwakilan Kementerian PU RI, menegaskan bahwa penerapan teknologi Building Information Modeling (BIM) telah menjadi fondasi utama dalam mempercepat, mempermudah, dan memastikan efisiensi proyek infrastruktur nasional.
“Selama ini, transformasi digital kita sudah berjalan. Namun, kita perlu meningkatkan lagi dari pengalaman-pengalaman sebelumnya. Tujuan akhir kita adalah proyek selesai cepat, mutu tepat, anggaran akurat, dan yang terpenting: aman,” ujar Iksan.
Menurutnya, sektor konstruksi Indonesia menghadapi tantangan kompleks, mulai dari metode kerja konvensional, proses proyek yang panjang, hingga pemborosan anggaran. Untuk itu, BIM hadir sebagai solusi integratif, yang mencakup seluruh siklus proyek—dari perencanaan, pelelangan, konstruksi, hingga operasional—dalam bentuk digital.
Sejak 2018, Kementerian PU telah merintis regulasi penerapan BIM melalui Direktorat Cipta Karya, disusul bidang-bidang lain hingga tahun 2024. Ditargetkan pada 2029 seluruh proyek Kementerian PU, terutama yang bernilai di atas Rp100 miliar, wajib menggunakan BIM 3D sebagai standar minimum.
Kunci keberhasilan transformasi ini terletak pada tiga pilar utama: regulasi, teknologi digital, dan pengembangan sumber daya manusia (SDM). Iksan menyebut bahwa integrasi sistem, ketersediaan software standar terbuka, dan pelatihan SDM menjadi tantangan besar yang tengah dihadapi.
“Kalau kita ingin proyek berjalan efisien dan efektif, tidak ada jalan lain selain melakukan transformasi digital menyeluruh,” tegasnya.
Studi global menunjukkan bahwa penerapan BIM bisa menghemat hingga 20-30% biaya proyek dan hanya membutuhkan investasi 0,1-2% dari nilai proyek total. Fakta ini menjadi argumen kuat untuk mempercepat adopsi BIM di Indonesia.
“Kita sudah punya regulasi, software, dan SDM. Sekarang waktunya kolaborasi. Pemerintah, konsultan, kontraktor harus bergerak bersama,” tutup Iksan.
Reporter: Lakalim Adalin
Editor: Arianto
Tidak ada komentar:
Posting Komentar