TELKOM Indonesia tengah dirundung masalah berat. Satu per satu kebobrokannya muncul ke permukaan. Setelah kasus investasi bodong TaniHub senilai 400 miliar rupiah, proyek fiktif 431 miliar rupiah yang disidik Kejati Jakarta, kini muncul banyak kasus yang melibatkan petinggi BUMN itu.
Sumber redaksi di Komisi Pemberantasan Korupsi menyebut saat ini setidaknya ada 15 investigasi atas investasi Telkom Group yang sedang ditelaah Satgas Pemberantasan Korupsi. Telkom, melalui cucu perusahaannya --- MDI Ventures --- telah menggelontorkan triliunan investasi di pelbagai perusahaan baru (startup company). "Kesimpulan awal kami 65% investasi yang dilakukan menguap begitu saja," bisik seorang penyidik di komisi antirasuah itu.
Data yang diperoleh dari gedung KPK, menunjukan kerugian Telkom mencapai triliunan rupiah. Ini sebagian diantaranya:
1. Kasus KoinWorks
Pada awal tahun 2022, startup teknologi pembiayaan (fintech lending) KoinWorks meraih pendanaan seri C US$ 108 juta atau sekitar Rp 1,6 triliun. Investasi ini dipimpin oleh anak usaha Telkom Indonesia, MDI Ventures. "Kami bangga dapat bergabung dengan KoinWorks," ujar Donald Wihardja, CEO MDI Ventures ketika itu.
Hasil kajian team Satgas nilai kerugian Telkom mencapai 400 milyar rupiah. Bisik-bisik yang santer terdengar investasi bodong di KoinWorks ini melibatkan banyak petinggi di Grup Telkom.
2. Kasus Alodokter
Pada pertengahan tahun 2021, platform aplikasi kesehatan Alodokter, kembali mendapatkan suntikan investasi dari Telkom Group sebesar ratusan miliar rupiah.
Padahal sebelumnya Telkom Group melalui MDI Ventures telah menggelontorkan dana sebesar US$ 33 juta atau setara 466,5 miliar rupiah. Hasil penyisiran team Satgas Telkom merugi ratusan miliar pada investasi di Alodokter ini. Lagi-lagi beberapa petinggi Telkom terlibat.
3. Kasus CXA
Pada pertengahan tahun 2019, Telkom Group melalui MDI Ventures menyuntikkan dana kepada platform ekosistem kesehatan CXA. Telkom menggelontorkan modal sebesar US$ 25 juta atau senilai Rp 356 miliar dan bercita-cita menjadi lembaga pembiayaan. Sayangnya investasi raksasa itu amburadul, dan Telkom kembali kehilangan dana besar.
Direktur Utama Telkom Ririek Adriansyah kepada wartawan mengaku tak terlibat dalam pelbagai kasus investasi bodong itu. "Saya tak terlibat dalam pengambilan keputusan. Kedepan akan kami pastikan tak terulang lagi," kata Ririek Adriansyah. (Ar)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar