Industri ritel modern di Indonesia kembali menghadapi tantangan besar. Setelah sebelumnya beberapa pusat perbelanjaan tutup, kini giliran dua raksasa ritel asing, GS Supermarket asal Korea Selatan dan LuLu Hypermarket asal Timur Tengah, resmi menghentikan operasionalnya di Tanah Air.
Kabar terbaru menyebutkan bahwa GS Supermarket akan menutup seluruh gerainya di Indonesia pada akhir Mei 2025. Gerai-gerai yang terdampak tersebar di Jakarta, Bogor, Tangerang, dan Bekasi. Salah satu karyawan GS Supermarket cabang Mampang, Jakarta Selatan, mengonfirmasi hal tersebut. “Iya sudah mau tutup semua akhir bulan ini,” ujar Mawar (bukan nama sebenarnya), Senin (5/5).
Ketua Himpunan Peritel dan Penyewa Pusat Perbelanjaan Indonesia (Hippindo), Budihardjo Iduansjah, menyatakan bahwa penutupan ini disebabkan oleh proses akuisisi oleh pihak lain. “GS Supermarket ditutup karena telah di-take over supermarket lain,” jelasnya.
Tidak hanya GS, sebelumnya LuLu Hypermarket juga mengakhiri kiprahnya di Indonesia. Gerai pertama LuLu Hypermarket di Cakung yang diresmikan langsung oleh Presiden Joko Widodo pada 2016, kini menjadi satu-satunya cabang yang tersisa, setelah kabar tutupnya cabang di Bekasi dan Tangerang.
Dalam kunjungan ke cabang Cakung, salah satu pegawai menyebutkan bahwa mereka tengah menerima barang dari cabang lain yang akan ditutup terlebih dahulu. “Karena kabarnya kedua tempat itu yang akan lebih dulu tutup,” ujarnya. Meski sepi pengunjung, LuLu Cakung tetap buka hingga akhir April lalu.
LuLu Group sebelumnya berkomitmen untuk menanamkan investasi sebesar 500 juta dolar AS dan menyerap 5.000 tenaga kerja Indonesia dalam tiga tahun. Sayangnya, persaingan pasar ritel lokal dan perubahan perilaku konsumen tampaknya menjadi hambatan bagi keberlanjutan ekspansi mereka.
Fenomena ini menjadi sinyal kuat bahwa industri ritel modern di Indonesia tengah bertransformasi. Meningkatnya tren belanja online, efisiensi biaya operasional, dan kemampuan beradaptasi terhadap preferensi konsumen lokal menjadi kunci utama bertahan di tengah persaingan.
Pakar ekonomi menyarankan agar pelaku usaha ritel, baik lokal maupun asing, harus mengadopsi pendekatan digital, memperkuat distribusi, dan memahami pola konsumsi masyarakat Indonesia yang makin dinamis.
Dengan tutupnya GS Supermarket dan LuLu Hypermarket, para pelaku ritel lokal diharapkan dapat mengambil momentum untuk tumbuh dan mengisi kekosongan pasar yang ditinggalkan dua pemain besar tersebut.
Penulis: Lakalim Adalin
Editor: Arianto
Tidak ada komentar:
Posting Komentar